Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR: 403/KPTS/M/2002 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH, Menimbang : a. bahwa rumah adalah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia, maka perlu diciptakan kondisi yang dapat mendorong pembangunan perumahan untuk menjaga kelangsungan penyediaan perumahan bagi seluruh lapisan masyarakat b. bahwa kemampuan masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah masih terbatas untuk membeli rumah yang layak, sehat, aman, serasi, dan teratur, maka perlu pembangunan rumah yang dapat dilakukan secara bertahap. c. bahwa beragamnya potensi bahan bangunan dan budaya d Indonesia i menuntut suatu penanganan perumahan yang berbeda-beda pada setiap daerah sesuai dengan potensi lokal, agar biaya pembangunan rumah dapat dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah d. bahwa di samping pedoman teknik pembangunan perumahan sederhana tidak bersusun, pedoman teknik pembangunan kapling siap bangun dan pedoman teknik pembangunan perumahan sangat sederhana, maka untuk meningkatkan penyediaan perumahan yang mengakomodasi potensi bahan bangunan, budaya dan aspirasi lokal perlu dilengkapi dengan menyempurnakan pedoman teknik yang sudah ada e. bahwa untuk maksud tersebut huruf a, b, c, dan d perlu pengaturan dan penetapan pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat berbasis pada potensi lokal yang perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah 1. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469) 2. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri (Lembaran Negara Tahun 1999 Nom or 171, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3892).
Mengingat :
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Kabinet Gotong Royong 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen 7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/KPTS/1986 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun 8. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/KPTS/1989 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Kapling Siap Bangun 9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 54/PRT/1991 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sangat Sederhana 10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRAS ARANA WILAYAH TENTANG PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) PERTAMA : Menetapkan Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) sebagaimana tercantum pada : Lampiran I Lampiran II : Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat : Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat RumahTembok
Lampiran III : Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat Rumah Tembok Lampiran IV Lampiran V : Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat Rumah Kayu Tidak Panggung : Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat Rumah Kayu Panggung
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini KEDUA : Pedoman sebagaimana dimaksud pada diktum PERTAMA merupakan pedoman yang melengkapi pedoman teknik pembangunan perumahan yang sudah ada dan digunakan sebagai acuan bagi para pengembang, masyarakat, penanggung jawab pembangunan perumahan di Propinsi, Kabupaten dan Kota serta Kawasan Perkotaan : Semua ketentuan tentang pembangunan perumahan yang sudah ada, sepanjang tidak bertentangan dengan Keputusan Menteri ini tetap berlaku sampai dengan ditetapkannya ketentuan yang baru
KETIGA
KEEMPAT
: Pembinaan atas pelaksanaan pedoman teknis ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah bersama dinas terkait Pemerintah Propinsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku : Pengendalian dan petunjuk teknis operasional serta hal hal lain yang belum diatur di dalam Keputusan Menteri ini, akan diatur lebih lanjut oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku : Keputusan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
KELIMA
KEENAM
Tembusan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada yang terhormat: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian 2. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 3. Menteri Keuangan 4. Menteri Dalam Negeri 5. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi 6. Menteri Kelautan dan Perikanan 7. Menteri Kehutanan 8. Menteri Perindustrian dan Perdagangan 9. Menteri Pertanian 10. Menteri Kesehatan 11. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas 12. Menteri Negara Lingkungan Hidup 13. Kepala Badan Pertanahan Nasional 14. Para Pejabat Eselon I di Lingkungan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah 15. Para Gubernur seluruh Indonesia 16. Para Bupati/ Walikota seluruh Indonesia
SOENARNO
Dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat Indonesia melalui penyediaan perumahan secara merata, khususnya bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah, sangat rendah dan kelompok berpenghasilan informal, maka diperlukan upaya penyediaan perumahan murah yang layak dan terjangkau akan tetapi tetap memenuhi persyaratan kesehatan, keamanan, dan. kenyamanan Dalam upaya memenuhi ketiga persyaratan dasar tersebut diatas serta memenuhi tujuan dari penyediaan perumahan bagi kelompok masyarakat tersebut maka perlu disediakan suatu rancangan yang memenuhi standar minimal. Pendekatan penyediaan rumah selama ini lebih diseragamkan, sehingga terdapat beberapa kendala di lapangan diantaranya kesenjangan harga yang sangat menyolok diantara beberapa daerah. Selain itu terlalu dipaksakan satu standar nasional untuk seluruh daerah. Bentuk rancangan tidak mengakomodasi potensi setempat sehingga menjadi mahal. Pada kenyataannya Rumah Sederhana/Rumah Sangat Sederhana setelah 2 3 tahun pasca huni, mengalami perubahan yang dilakukan oleh pemiliknya, sebagian besar perubahan tersebut hanya menyisakan satu ruangan. Perubahan ini didorong oleh adanya sifat manusia, yang pada kodratnya selalu ingin dan berupaya mengungkap jati dirinya. Prototype standar tersebut seringkali tidak dapat diterapkan di daerah, misalnya atap genteng yang tidak tersedia di lokasi karena tidak biasa digunakan. Biaya tinggi pada saat perbaikan atau renovasi inilah yang menjadikan konsumen berspekulasi membeli karena nilai tanahnya, sehingga kelompok sasarannya sudah bergeser ke segmen yang lebih mampu. Harga rumah sederhana di beberapa daerah meningkat sangat tinggi, disebabkan beberapa material dasar yang harus didatangkan dari daerah lain, karena di daerah tersebut ketersediaannya sangat terbatas. Akibatnya harga material bangunan sampai di tempat menjadi sangat tinggi, bahkan menjadi dua kali lipat harga dasarnya. Akhirnya kelompok sasaran yang direncanakan justru tidak dapat menjangkau fasilitas ini. Sehingga dengan kelemahan-kelemahan tersebut, fasilitas ini dimanfaatkan oleh masyarakat yang memiliki prospek ekonomi atau yang memiliki kemampuan lebih pada saat itu dan menjadikannya sebagai komoditi yang spekulatif. Nilai masa depan rumah dan tanah inilah yang menjadi lebih menarik bagi mereka yang mempunyai kemampuan lebih.
Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat
II.
Maksud dari petunjuk teknis ini adalah untuk menjawab pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau akan tetapi memenuhi persyaratan kenyamanan, kemanan dan kesehatan dalam lingkup heteroginitas potensi-potensi daerah, khususnya Potensi bahan bangunan, budaya, serta karakteristik fisik kawasan. Dalam mewujudkan maksud tersebut maka selain Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) dirumuskan juga empat Pedoman Teknis, meliputi: Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat), Rumah Tembok Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat), Rumah Tembok Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat), Rumah Kayu tidak Panggung Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat), Rumah Kayu Panggung Keempat pedoman teknis tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik daerah, yang dibagi berdasarkan empat Zonasi Rumah Sederhana Sehat, skala zonasi tersebut merupakan skala makro yang masih harus dirumuskan dalam skala mikro pada tingkat propinsi dan pada tingkat kota/kabupaten. Tujuan dari Pedoman Teknis tersebut adalah tercapainya penyediaan Rumah yang layak dan terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah, sangat rendah dan kelompok informal, baik yang dilakukan secara masal maupun melalui swadaya masyarakat.
III.
Pemilihan Prototip
Dasar pemilihan salah satu prototip Rumah Sederhana Sehat tersebut didasarkan pada kajian Mikrozonasi dari bahan bangunan, geologis serta arsitektur, pada tingkat propinsi dan atau kabupaten/kota, dengan merujuk pada zonasi Rumah Sederhana Sehat Nasional, pada tabel 1 berikut:
Propinsi
4 Bali NTB NTT DKI Jabar Banten Jateng Jatim Yogyakarta Nangroe Aceh Darussalam Sumbar Jambi Bengkulu Sumsel Bangka Belitung Lampung Sulsel Sulsera Sumut
Tembok (conblock)
Setengah tembok Tembok (bata merah) Kayu panggung Kayu tidak panggung
Pasangan = tegakan, Tanah basah, Pasir Pasangan = tegakan, Tanah kering, Tanah liat
Maluku Maluku Utara Riau Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Sulteng Sulut Gorontalo Papua
Setengah tembok Tembok (conblock) Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah tembok Tembok (bata merah) Kayu tidak panggung Kayu panggung
Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah tembok Tembok (bata merah)
*) - Pemilihan alternatif jenis rumah disesuaikan dengan perkembangan terakhir potensi bahan bangunan lokal yang tersedia - Pemilihan alternatif bentuk rumah panggung atau non panggung disesuaikan dengan budaya/arsitektur lokal. Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat
Rumah Tembok (Conblock) Rumah Tembok (Bata Merah) Rumah Tembok (Conblock) Rumah Tembok (Bata Merah) Rumah Kayu Panggung Rumah Kayu tidak Panggung Peta 1. Peta Zonasi Rumah Sederhana Sehat
IV. 1.
Ketentuan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) Kebutuhan Minimal Masa (penampilan) dan Ruang (luar-dalam) Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia di dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak lainnya. Dari hasil kajian, kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit-langit adalah 2.80 m. Rumah sederhana sehat memungkinkan penghuni untuk dapat hidup sehat, dan menjalankan kegiatan hidup sehari-hari secara layak. Kebutuhan minimum ruangan pada rumah sederhana sehat perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut: kebutuhan luas per jiwa kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK) kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK) kebutuhan luas lahan per unit bangunan
2.
Kebutuhan Kesehatan dan Kenyamanan Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek, yaitu pencahayaan, penghawaan, serta suhu udara dan kelembaban dalam ruangan. Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat dan nyaman. a) Pencahayaan Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan alami pada siang hari. Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang langit, dengan ketentuan sebagai berikut: cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan, ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya, ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata.
Tabel 2. Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahan untuk Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat)
Luas (m2) untuk 3 Jiwa Unit Rumah Lahan (L) Minimal 60,0 Efefktif 72 - 90 Ideal 200 Unit Rumah
Luas (m2) Untuk 4 jiwa Lahan (L) Minimal 60,0 Efefktif 72 - 90 Ideal 200
21,6
28,8
27,0 36,0
60,0 60,0
72 - 90 ---
200 ---
36,0 48,0
60,0 60,0
72 - 90 ---
200 ---
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh: kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata), lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata), tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan, lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan, sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu) jam setiap hari, cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan jam 16.00.
Tabel 3. Kebutuhan pencahayaan alami Rumah Sederhana Sehat Jenis fl min. TUU fl min. TUS Keterangan Ruang Keluarga 0,35d = 0,70 0,16d = 0,32 fl = faktor langit Kerja 0,35d = 0,70 0,16d = 0,32 TUU = Titik Ukur Utama TUS = Titik Ukur Sisi Tidur 0,18d = 0,36 0,05d = 0,10 d = jarak titik ukur terhadap Dapur 0,20d = 0,40 0,20d = 0,40 bidang bukaan
Nilai faktor langit tersebut akan sangat ditentukan oleh kedudukan lubang cahaya dan luas lubang cahaya pada bidang atau dinding ruangan. Semakin lebar bidang cahaya (L), maka akan semakin besar nilai faktor langitnya. Tinggi ambang bawah bidang bukaan (jendela) efektif antara 70 80 cm dari permukaan lantai ruangan. Nilai faktor langit minimum dalam ruangan pada siang hari tanpa bantuan penerangan buatan, akan sangat dipengaruhi oleh: tata letak perabotan rumah tangga, seperti lemari, meja tulis atau meja makan, bidang pembatas ruangan, seperti partisi, tirai masif. b) Penghawaan Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang hidupnya. Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada bangunan rumah. Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan terciptanya rumah yang sehat, apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara kontinyu melalui ruanganruangan, serta lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atau partisi sebagai ventilasi.
Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut: Lubang penghawaan m inimal 5% (lima persen) dari luas lantai ruangan. Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar ruangan. Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandi/WC. Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC, yang memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan disekitarnya. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan kerja. c) Suhu udara dan kelembaban Rumah dinyatakan sehat dan nyaman, apabila suhu udara dan kelembaban udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal. Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan dan pencahayaan. Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam ruangan. Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan penghuni dalam melakukan kegiatannya, perlu memperhatikan: keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar. pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak. menghindari perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan.
3. Kebutuhan Minimal Keamanan dan Keselamatan Pada dasarnya bagian-bagian struktur pokok untuk bangunan rumah tinggal sederhana adalah: pondasi, dinding (dan kerangka bangunan),
Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat
atap serta lantai. Sedangkan bagian-bagian lain seperti langit-langit, talang dan sebagainya merupakan estetika struktur bangunan saja. a. Pondasi Secara umum sistem pondasi yang memikul beban kurang dari dua ton (beban kecil), yang biasa digunakan untuk rumah sederhana dapat dikelompokan kedalam tiga sistem pondasi, yaitu: pondasi langsung; pondasi setempat; dan pondasi tidak langsung. Sistem pondasi yang digunakan pada Rumah Inti Tumbuh (RIT) dan pengembangannya dalam hal ini Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) ini adalah sistem pondasi setempat dari bahan pasangan batu kali atau pasangan beton tanpa tulangan dan sistem pondasi tidak langsung dari bahan kayu ulin atau galam. b. Dinding Bahan dinding yang digunakan untuk RIT dan pertumbuhannya adalah conblock, papan, setengah conblock dan setengah papan atau bahan lain seperti bambu tergantung pada potensi bahan yang dominan pada daerah dimana rumah ini akan dibangun. Ukuran conblock yang digunakan harus memenuhi SNI PKKI NI-05 Untuk dinding papan harus dipasang pada kerangka yang kokoh, untuk kerangka d inding digunakan kayu berukuran 5/7 dengan jarak maksimum 100 cm. Kayu yang digunakan baik untuk papan dan balok adalah kayu kelas kuat dan awet II. Apabila untuk kerangka digunakan kayu balok berukuran 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Jarak tiang rangka kurang lebih 150 cm. Papan yang digunakan dengan ketebalan minimal 2 cm setelah diserut dan sambungan dibuat alur lidah atau sambungan lainnya yang menjamin kerapatan. Ring-balok dan kolom dari kayu balok berukuran 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Hubungan antara kolom dengan ringbalok dilengkapi dengan sekur-sekur dari kayu 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Panjang sekur maksimum 50 cm.
10
c. Kerangka bangunan Rangka dinding untuk rumah tembok dibuat dari struktur beton bertulang. Untuk rumah setengah tembok menggunakan setengah rangka dari beton bertulang dan setengah dari rangka kayu. Untuk rumah kayu tidak panggung rangka dinding menggunakan kayu. Untuk sloof disarankan menggunakan beton bertulang. Sedangkan rumah kayu panggung seluruhnya menggunakan kayu, baik untuk rangka bangunan maupun untuk dinding dan pondasinya. d. Kuda-kuda Rumah sederhana sehat ini menggunakan atap pelana dengan kudakuda kerangka kayu dengan kelas kuat dan awet II berukuran 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Disamping sistem sambungan kuda-kuda tradisional yang selama ini sudah digunakan dan dikemb angkan oleh masyarakat setempat. Dalam rangka mempercepat pelaksanaan pemasangan kerangka kuda-kuda disarankan menggunakan sistem kuda-kuda papan paku, yaitu pada setiap titik simpul menggunakan klam dari papan 2/10 dari kayu dengan kelas yang sama dengan rangka kuda-kudanya. Khusus untuk rumah tembok dengan konstruksi pasangan, dapat menggunakan kuda-kuda dengan memanfaatkan ampig tembok yang disekelilingnya dilengkapi dengan ring-balok konstruksi beton bertulang. Kemiringan sudut atap harus mengikuti ketentuan sudut berdasarkan jenis penutup atap yang digunakan, sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik atau minimal 200 untuk pertimbangan kenyamanan ruang didalamnya. V. Konsepsi Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) yaitu rumah yang dibangun dengan menggunakan bahan bangunan dan konstruksi sederhana akan tetapi masih memenuhi standar kebutuhan minimal dari aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan, dengan mempertimbangkan dan memanfaatkan potensi lokal meliputi potensi fisik seperti bahan bangunan, geologis, dan iklim setempat serta potensi sosial budaya seperti arsitektur lokal, dan cara hidup.
Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat
11
Sasaran penyediaan Rumah Sederhana Sehat yaitu bagi kelompok masyarakat yang berpenghas ilan rendah. Dalam pelaksanaannya pemenuhan penyediaan Rumah Sederhana Sehat masih menghadapi kendala, berupa rendahnya tingkat kemampuan masyarakat, mengingat harga Rumah Sederhana Sehat masih belum memenuhi keterjangkauan secara menyeluruh. Untuk itu perlu disediakan disain rumah antara yang pertumbuhannya diarahkan menjadi Rs Sehat. Rumah antara yang dimaksud adalah Rumah Inti Tumbuh (RIT), yaitu rumah yang hanya memenuhi standar kebutuhan minimal rumah, dengan kriteria sebagi berikut: RIT memiliki ruang paling sederhana yaitu sebuah ruang tertutup dan sebuah ruang terbuka beratap dan fasilitas MCK. RIT memiliki bentuk atap dengan mengantisipasi adanya perubahan yang bakal dilakukan yaitu dengan memberi atap pada ruang terbuka yang berfungsi sebagai ruang serba guna. Bentuk generik atap pada RIT selain pelana, dapat berbentuk lain (limasan, kerucut, dll) sesuai dengan tuntutan daerah bila itu ada. Penghawaan dan pencahayaan alami pada RIT menggunakan bukaan yang memungkinkan sirkulasi silang udara dan masuknya sinar matahari.
Dalam proses pengembangan RIT menjadi Rs Sehat memberi peluang peran calon penghuni/penghuni dalam mengekspresikan kebutuhan pengungkapan jati diri. Sehingga akan mengurangi peluang terhadap pembongkaran bagian-bagian bangunan secara besar-besaran. 1. Tipologi Rumah Sederhana Sehat
Rumah Sederhana adalah tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang. Luas kapling ideal, dalam arti memenuhi kebutuhan luas lahan untuk bangunan sederhana sehat baik sebelum maupun setelah dikembangkan. Secara garis besar perhitungan luas bangunan tempat tinggal dan luas kapling ideal yang memenuhi persyaratan kesehatan, keamanan dan kenyamanan bangunan seperti berikut; Kebutuhan ruang minimal menurut perhitungan dengan ukuran Standar Minimal adalah 9 m2, atau standar ambang dengan angka 7,2 m2 per orang. Sebagai konsepsi dasar kedua perhitungan tersebut masih digunakan dengan tetap mempertimbangkan bentuk akhir rumah pasca pengembangan. Sehingga dari hasil perhitungan diatas didapat luas bangunan awal (RIT)
Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat
12
adalah 21 m2 dengan pertimbangan dapat dikembangkan menjadi 36 m2 bahkan pada kondisi tertentu dimungkinkan memenuhi standar ruang Internasional LUAS RUMAH 48,0 60 36,0 45 27,0 36 21,6 45 54 67,5 72 80 90 112,5
90
30
40
50
60
70
80
90
LUAS LAHAN
= Rumah Inti Tumbuh RIT-1 = Rumah Sederhana Sehat Lebar 6,00 m = Rumah Sederhana Sehat Lebar 7,50 m = Luas lahan efektif
Tabel 4. luas bangunan rumah sederhana sehat dan luas lahan efektif, diperhitungkan terhadap kebutuhan ruang minimal dan koordinasi modular sehingga dicapai luas lahan efektif antara 72 m2 sampai dengan 90 m2 dengan variasi lebar muka lahan yang berbeda, pertimbangan modular digunakan untuk memudahkan pola pengembangan pada tahapan berikutnya.
2.
Kendala keterjangkauan masyarakat terhadap Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat), telah diupayakan menyiasati kondisi tersebut melalui satu rancangan rumah antara yaitu RIT sebagai rumah cikal baka l Rumah Sederhana Sehat. Rancangan RIT memenuhi tuntutan kebutuhan paling
Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat
13
mendasar dari penghuni untuk mengembangkan rumahnya, dalam upaya peningkatan kualitas kenyamanan, dan kesehatan penghuni dalam melakukan kegiatan hidup sehari-hari, dengan ruang-ruang yang perlu disediakan sekurang-kurangnya terdiri dari: 1 ruang tidur yang memeuhi persyaratan keamanan dengan bagianbagiannya tertutup oleh dinding dan atap serta memiliki pencahayaan yang cukup berdasarkan perhitungan serta ventilasi cukup dan terlindung dari cuaca. Bagian ini merupakan ruang yang utuh sesuai dengan fungsi utamannya. 1 ruang serbaguna merupakan ruang kelengkapan rumah dimana didalamnya dilakukan interaksi antara keluarga dan dapat melakukan aktivitas-aktivitas lainnya. Ruang ini terbentuk dari kolom, lantai dan atap, tanpa dinding sehingga merupakan ruang terbuka namun masih memenuhi persyaratan minimal untuk menjalankan fungsi awal dalam sebuah rumah sebelum dikembangkan. 1 kamar mandi/kakus/cuci marupakan bagian dari ruang servis yang sangat menentukan apakah rumah tersebut dapat berfungsi atau tidak, khususnya untuk kegiatan mandi cuci dan kakus.
Ketiga ruang tersebut diatas merupakan ruang-ruang minimal yang harus dipenuhi sebagai standar minimal dalam pemenuhan kebutuhan dasar, selain itu sebagai cikal bakal rumah sederhana sehat. Konsepsi cikal bakal dalam hal ini diwujudkan sebagai suatu Rumah Inti yang dapat tumbuh menjadi rumah sempurna yang memenuhi standar kenyamanan, kemanan, serta kesehatan penghuni, sehingga menjadi rumah sederhana sehat. VI. Pola Pertumbuhan Rumah Inti Tumbuh (RIT) menjadi Rumah sederhana Sehat (Rs Sehat)
Konsep rancangan Rumah Inti Tumbuh (RIT) adalah sebagai berikut: RIT adalah embrio dari rumah jadi yang diharapkan pertumbuhannya menjadi rumah sehat. Diasumsikan sebagai cikal bakal rumah sehat yang memiliki wujud belum sempurna akan tetapi me miliki komponen sistem yang utuh, namun belum berfungsi 100% serta pada pertumbuhannya akan menjadi suatu rumah yang sempurna dengan fungsi penuh.
14
RIT merupakan suatu rancang yang hanya menyediakan wadah untuk kebutuhan ruang-ruang kegiatan paling mendasar. Rumah ini nantinya akan dikembangkan oleh pemiliknya secara bertahap mulai dari RIT-1 menjadi RIT-2, dari RIT-2 menjadi Rs Sehat-1, selanjutnya dari Rs Sehat-1 menjadi Rs Sehat-2. Pengembangan tipe-tipe rumah ini tergantung tuntutan, kebutuhan dan kema mpuan pemiliknya. Ukuran pembagian ruang dalam rumah tersebut berdasarkan pada satuan ukuran modular dan standar internasional untuk ruang gerak/kegiatan manusia. Sehingga diperoleh ukuran ruang-ruang dalam RIT-1 adalah sebagai berikut: o o o Ruang Tidur Serbaguna : 3,00 m x 3,00 m : 3,00 m x 3,00 m
Dalam proses pengembangan rumahnya dari RIT-1 menjadi RIT-2, Rs Sehat-1 maupun Rs -Sehat-2, tetap mengikuti ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah perencanaan rumah sehat dan ukuran modul yang sudah ditetapkan.
Dibawah ini dijelaskan studi modul untuk RIT serta pertumbuhannya menjadi Rs Sehat-2, yang didasarkan modul-modul 3 M dengan kombinasi luasan lahan dan bangunan, secara skematis dapat dilihat pada gambaran dibawah ini:
15
RIT-1
RIT-2
3,00 m
3,00 m
3,00 m
3,00 m
RsS-1
RsS-2
3,00 m
3,00 m
3,00 m
3,00 m
3,00 m
3,00 m
3,00 m
3,00 m
Gambar 1 . Pola pertumbuhan RIT menuju Rs Sehat-2 pada kondisi lahan dengan harga tinggi, yang membentuk aturan rumah deret dengan ukuranm lebar minimal lahan 6.00 m dengan luas lahan efektif 72 m2 dan luas lahan ideal 200 m2.
16
RIT-1
RIT-2
3,00 m
3,00 m
3,00 m
3,00 m
RsS-1
RsS-2
3,00 m
3,00 m
3,00 m
3,00 m
1,50
3,00 m
3,00 m
1,50
3,00 m
3,00 m
Gambar 2 . Pola pengembangan RIT menuju Rs Sehat-2 pada kondisi harga lahan relatif rendah dengan lebar muka minimal 7,20 m serta luas lahan efektif 90 m2 dan luas lahan ideal 200 m2.
17
Transformasi perubahan RIT-1 menjadi RIT-2, Rs Sehat-1, Rs Sehat-2 dan analisisnya dapat dilihat pada gambar-2 Transformasi perubahan RIT. Perubahan/transformasi bentuk atap terlihat keberlanjutan bentuk, bukan hanya menguntungkan dari segi pelaksanaan tetapi juga penghematan dari segi bahan bangunan. Pada penambahan ruang juga terlihat sederhana dan mengikuti kaidah perencanaan rumah sehat yaitu adanya penghawaan dan pencahayaan alami serta adanya sirkulasi silang udara. Bentuk atap pada RIT sudah mengantisipasi adanya perubahan yang bakal dilakukan yaitu dengan memberi atap pada ruang terbuka yang berfungsi sebagai ruang pelayanan. Penghawaan dan pencahayaan alami pada RIT dapat terpenuhi dengan adanya bukaan yang memungkinkan sirkulasi silang udara dan masuknya sinar matahari. Penambahan ruang pada RIT-1 menjadi RIT-2 tidak mengakibatkan perubahan pada bentuk atap karena bentuk atap pada RIT sudah mengantisipasi perubahan ke tipe ini. Pertumbuhan denah menjadi Rs Sehat 2 dengan luas bangunan 36 dan luas lahan efektif antara 72 200 m2 , tetap menjaga kaidah-kaidah rumah sehat, yaitu dengan tetap mempertimbangkan adanya pencahayaan dan penghawaan alami sermaksimal mungkin.
VII. Lingkungan Perumahan Sederhana Sehat. Ketentuan tentang persyaratan lingkungan perumahan sederhana sehat sepanjang tidak bertentangan dengan pedoman teknis ini, tetap menggunakan ketentuan yang diatur di dalam Keputusan Menteri PU No.20/KPTS/86 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun dan Peraturan Menteri PU No.54/PRT/1991 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Perumahan Sangat Sederhana.
1 Ruang lingkup 1) Pedoman teknis ini meliputi ketentuan-ketentuan umum, ketentuanketentuan teknis dan teknis pengerjaan untuk pembangunan rumah tinggal sederhana dari bahan baku lokal, 2) Pedoman teknis ini merupakan bagian dari paket pengembangan rumah sederhana sehat: Tabel 1. Paket pengembangan rumah sederhana sehat
Tipe rumah RIT -1 RIT -2 RsS-1 Rs Sehat RsS-2 Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah Tembok Tembok n RIT Ket.
3) Pedoman Teknis ini memberikan arahan pengembangan dari Rumah Inti Tumbuh (RIT) menjadi Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) secara bertahap. 4) Pelaksanaan pembangunan rumah tipe ini dapat dilakukan untuk lokasi dengan potensi bahan baku lokal yang didominasi oleh pasir dan untuk daerah dengan lapisan tanah kering, serta memiliki tegangan tanah tn 0,5 kg/cm2 , 5) Pemilihan tipe rumah ini dilakukan atas dasar potensi bahan bangunan terbanyak dengan harga paling rendah disuatu daerah dimana rumah tersebut akan didirikan, 6) Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis rumah yang dapat diterapkan di satu propinsi, dibuat Zonasi Rumah Sederhana Sehat yang merupakan penggambungan dari berbagai potensi, diantaranya potensi bahan bangunan lokal, potensi budaya serta kondisi geologis di setiap propinsi, seperti terlihat pada Tabel 2. 7) Untuk propinsi yang memiliki lebih dari satu pilihan jenis rumah, urutan pertama merupakan pilihan yang utama, pilihan jenis rumah lainnya ditentukan berdasarkan Mikro Zonasi yang dibuat untuk tingkat daerah.
Propinsi
Bali NTB NTT DKI Jabar Banten Jateng Jatim Yogyakarta Nangro Aceh Darussalam Sumbar Jambi Bengkulu Sumsel Bangka Belitung Lampung Sulsel Sulsera
Tembok (conblock)
Setengah tembok Tembok (bata merah) Kayu panggung Kayu tidak panggung
Sumut
Pasangan = tegakan, Tanah basah, Pasir Pasangan = tegakan, Tanah kering, Tanah liat
Maluku Maluku Utara Riau Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Sulteng Sulut Gorontalo
Setengah tembok Tembok (conblock) Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah tembok Tembok (bata merah) Kayu tidak panggung Kayu panggung
Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah tembok Tembok (bata merah)
Papua
2 Acuan normatif Undang-undang No. 4 Tahun 1992, Perumahan SNI 03-1733-1989, Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota SNI 03-3434-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk bangunan dan gedung SNI 03-2837-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tembok dan plesteran untuk bangunan sederhana SNI 03-2435-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup langit-langit untuk bangunan dan gedung SNI 03-2836-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi batu belah untuk bangunan sederhana SNI 03-2835-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan persiapan dan pekerjaan tanah untuk bangunan sederhana SNI 03-3436-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan atap untuk bangunan dan gedung SNI 03-2840-1992, Tata cara pengerjaan lembaran asbes semen untuk penutup atap pada bangunan rumah dan gedung SNI 03-3436-1992, Tata cara perhitungan satuan pekerjaan atap untuk bangunan dan gedung SNI 05-1994-F, Tata cara perancangan penerangan alami siang hari untuk rumah dan gedung PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia Keputusan Menteri PU No. 20/KPTS/1986, Peraturan tekneek pembangunan perumahan sederhana tidak bersusun Keputusan Menkes No. 829/MENKES/SK/VII/1999, Persyaratan kesehatan perumahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 54/PRT/1991 tentang Pedoman Tekneek Pembangunan Perumahan Sangat Sederhana
3 Istilah dan definisi 3.1 rumah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga 3.2 kesehatan keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
3.3 rumah sehat rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi ketetapan atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah dari bahaya atau gangguan kesehatan, sehingga memungkinkan penghuni memperoleh derajat kesehatan yang optimal 3.5 rumah sederhana tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang. 3.6 rumah sederhana sehat tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang, berupa bangunan yang luas lantai dan luas kavelingnya memadai dengan jumlah penghuni serta memenuhi persyaratan kesehatan rumah tinggal 3.7 inti isi yang paling pokok atau penting, bagian yang penting perananya di dalam suatu proses 3.7 rumah inti rumah yang terdiri atas ruangan inti rumah seperti ruang yang terpenting atau hanya atap dan lantai, sedangkan pengembangan selanjutnya diserahkan kepada penghuni
3.8 rumah inti tumbuh tempat kediaman awal untuk memulai bertempat tinggal dengan standar minimal yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat 2 berpenghasilan rendah berupa bangunan dengan luas lantai 21 m dan luas 2 lahan efektif antara 72-90 m yang berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga serta mendorong penghuni untuk tumbuh, baik aspek fisik bangunan rumah sederhana sehat maupun aspek sosial budaya
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
3.9 utilitas bangunan sarana penunjang untuk pelayanan bangunan, berupa jaringan air bersih, pembuangan sampah, jaringan listrik, jaringan telepon dan jaringan gas 3.10 perumahan kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan diperuntukkan bagi masyarakat penghuninya. 3.11 aspek geologi aspek yang berkaitan dengan struktur tanah, yang diperlukan antara lain untuk menentukan jenis pondasi, sistem pembuangan air limbah dan semua pekerjaan yang berhubungan dengan kondisi fisik tanah 3.12 aspek geografi aspek yang berkaitan dengan letak atau posisi lingkungan perumahan terhadap Iingkungan di sekitarnya 3.13 aspek topografi aspek yang berkaitan dengan phisik permukaan tanah seperti bentuk, karakter, tumbuhan, aliran sungai dan kontur tanah 3.14 persyaratan teknis ketentuan-ketentuan teknis yang harus dipenuhi menyangkut pengaturan keamanan, kenyamanan, serta kesehatan 3.15 persyaratan ekologis persyaratan yang berkaitan dengan keserasian dan keseimbangan, baik antara lingkungan buatan dengan lingkungan alam maupun dengan lingkungan sosial budaya, termasuk nilai-nilai budaya bangsa yang perlu dilestarikan
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
3.16 bahan pasangan bahan bangunan berupa bahan baku anorganik yang diperoleh dari alam, untuk memasang atau menggunakannya sebagai bahan bangunan diperlukan perekat berupa semen hidrolis 3.17 bahan tegakan bahan bangunan berupa kayu bangunan hasil olahan kayu yang diperoleh dengan cara mngkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain yang sesuai dengan tujuan penggunaannya 3.18 persyaratan administratif persyaratan yang berkaitan dengan pemberian ijin usaha, ijin lokasi dan ijin mendirikan bangunan serta pemberian hak atas tanah 4 Dasar perancangan 4.1 Persyaratan kesehatan rumah tinggal kondisi fisik, kimia dan biologik di dalam rumah yang memenuhi Kepmen Kesehatan No.829/MENKES/SK/VII/1999, menyangkut persyaratan bahan bangunan, komponen dan penataan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular penyakit, air, sarana penyimpan makanan yang aman, limbah dan kepadatan hunian ruang tidur. 4.2 Pemilihan lokasi Tersedianya tanah yang cukup bagi pembangunan rumah, pada satu lingkungan yang memiliki kelengkapan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial. Apabila pembangunan perumahan dilakukan melalui industri perumahan di Lisiba atau Kasiba maka minimal 1000 unit untuk Lisiba dan 3000 unit untuk Kasiba. 4.3 Peraturan daerah Beberapa peraturan daerah yang perlu dipenuhi menyangkut: 1) luas kaveling, 2) lebar muka kaveling,
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
3) 4) 5)
panjang deret kaveling, KDB KLB luas lahan efektif minimal antara 72 m2 sampai dengan 90 m2 khususnya dipersyaratkan dikawasan perkotaan bukan pusat kota lebar muka kaveling minimal 6 m atau 7.5 m, untuk mengantisipasi kebakaran panjang deretan kaveling maksimum 75 m, kurang lebih 10 kapling dengan ukuran lebar kapling 7,5 meter dan atau 12 kapling untuk lebar muka kapling dengan ukuran 6 meter bagian kaveling yang tertutup bangunan rumah maksimum 60% dan luas kaveling atau sesuai Peraturan Daerah setempat, koefisien lantai bangunan 1,2.
4) 5)
4.4 Kebutuhan dasar minimal suatu rumah 1) 2) 3) 4) 5) 6) Atap yang rapat dan tidak bocor Lantai yang kering dan mudah dibersihkan Penyediaan air bersih yang cukup Pembuangan air kotor yang baik dan memenuhi persyaratan kesehatan Pencahayaan alami yang cukup Udara bersih yang cukup melalui pengaturan sirkulasi udara sesuai dengan kebutuhan
4.5 Susunan keluarga calon penghuni dianggap terdiri dari 3 atau 4 orang
No 1 2 3 4 Komposisi Penghuni Ayah Ibu Anak Balita Anak Dewasa RIT -1 1 1 RIT -2 1 1 1 RsS-1 1 1 1 1 RsS-2 1 1 1 1
4.6 Dasar penetapan prototype rumah inti tumbuh Dalam menyusun program rencana pembangunan perumahan secara besarbesaran, pendekatannya dilakukan dari segi: 1) Kebutuhan rumah yang sangat mendesak 2) Aktivitas penghuni yang relatif rendah 3) Keamanan 4) Kesehatan Dari segi aktivitas penghuni dan kesehatan, dipergunakan norma :
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
1) 2) 3) 4) 5)
Kebutuhan udara bersih didalam rumah + 9 m /orang Kebutuhan pergantian udara + 0,80 m3 /menit/orang Kebutuhan penerangan alam didalam kamar minimum 50 lux. Kebutuhan penerangan buatan untuk seluruh rumah minimum 100 VA Kebutuhan air bersih + 100 liter/hari/orang
Untuk pembuangan air kotor dipergunakan cara-cara yang memenuhi syaratsyarat kesehatan, antara lain tangki septik, sumuran (beerput), saluran pembuangan air kotor (riool). Yang disediakan melalui program perbaikan sarana dan prasarana lingkungan dari Pemerintah Daerah. 4.7 Rancangan proses pengembangan Rs Sehat Bangunan dan bagian-bagiannya Bangunan Rumah Inti Tumbuh (RIT-1) berukuran 21 m2 dengan ruangan-ruangan : - Ruang inti berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang serba guna (tanpa dinding) berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Kamar mandi + WC (tanpa atap) berukuran 1,50 x 1,20 m2 Pertumbuhan menjadi Rumah Sederhana Sehat (RsS-1) berukuran 28.8 m2 dengan ruangan: - Dua Ruang tidur berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang Servis/pertumbuhan berukuran 2,50 x 3,00 m2 - Kamar mandi + WC berukuran 1,50 x 1,20 m2 Pertumbuhan menjadi Rumah Sederhana Sehat (RsS-2) berukuran 36 m2 dengan ruangan : - Dua Ruang tidur berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang tidur anak berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang tamu berukuran 2.50 x 3.00 m2 - Ruang berukuran 3.00 x 3.00 m2 - Kamar mandi + WC berukuran 1,50 x 1,20 m2 Konstruksi bangunan rumah : - Pondasi konstruksi - Lantai konstruksi - Dinding konstruksi - Kusen pintu/jendela konstruksi - Atap konstruksi - Penutup konstruksi
batu kali rabat beton pasangan conblock kayu rangka kuda-kuda kayu Asbes/seng gelombang kecil
10
Sanitair minimal untuk RIT-1 sampai dengan RsS-2 minimal memiliki: - Closet jongkok kakus beserta leher angsanya 1 unit - Bak air mandi fibre/plastik 1 unit - Disiapkan instalasi diluar sumber sumur pompa tangan 1 unit
Gambar rancangan a. Rumah inti tumbuh Tipe -1 (RIT1) lihat gambar 1 RIT-1, gambar 2 RIT-2, gambar 3 RsS-1 dan gambar 4 RsS-2 .
KETERA NGAN
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
6
KM / WC
5 4
SERVIS
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
B
TERAS RUANG INTI
3
KUDA-KUDA KAYU 5/10 SENG GELOMBANG GORDING 5/7 KUDA-KUDA KAYU 5/10 GORDING 5/7 IKATAN ANGIN 5/7
+ 4.10
2 A
HALAMAN 25
+ 2.40
+ 2.40
+ 2.40 +2.40
GAMBAR :
1 A B
DENAH
SKALA 1 : 100
0.00
RUANG INTI Pasir Urug Pond. BT. Kali Setempat
SERVIS
2
SKALA 1 : 100
B
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
POTONGAN A - A
A-01
13
KETERA NGAN
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
6
KM / WC
5 4
A
SERVIS
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
B
TERAS RUANG INTI
3
KUDA-KUDA KAYU 5/10 SENG GELOMBANG GORDING 5/7 KUDA-KUDA KAYU 5/10 GORDING 5/7 IKATAN ANGIN 5/7
+ 4.10
+ 4.10
2 A
HALAMAN
25
+ 2.40
+ 2.40
+ 2.40 +2.40
GAMBAR :
0.00
0.00
SERVIS
1 A B
DENAH
SKALA 1 : 100
RUANG INTI SLOOF BETON 10/20 Pasir Urug Pond. BT. Kali Setempat
2
SKALA 1 : 100
B
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
POTONGAN A - A
A-02
14
KETERA NGAN
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
1.50
1.20
4.80
6
1.50
KM / WC
3.00
5 4
RUANG INTI
3.00
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
B
RUANG INTI
3.00
3 B
KUDA-KUDA KAYU 5/10 SENG GELOMBANG GORDING 5/7 KUDA-KUDA KAYU 5/10 GORDING 5/7 IKATAN ANGIN 5/7
+ 4.10
TERAS
2
25
3.00
A
HALAMAN
+ 2.40
+ 2.40
+ 2.40 +2.40
GAMBAR :
1
1.50 3.00 7.50 3.00
0.00
RUANG INTI
B
DENAH
SKALA 1 : 100
3.00
3.00
2
SKALA 1 : 100
3
POTONGAN A - A
B
SKALA 1 : 100
POTONGAN B - B
1 : 100
A-03
15
KETERA NGAN
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
1.50
1.20
4.80
6
1.50
KM / WC
3.00
5 4
RUANG INTI
3.00
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
B
RUANG INTI
3.00
3 B
+ 4.10
+ 4.10
RS SEHAT T - 36 ( Tembok)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM B A D A N L I T B A N G PU
A
HALAMAN
TERAS
2
3.00
25
+ 2.40
+ 2.40
+ 2.40 +2.40
0.00
1
1.50 3.00 7.50 3.00
RUANG INTI
3.00
B
DENAH
SKALA 1 : 100
B
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
POTONGAN A - A
SKALA 1 : 100
1 : 100
A-04
4. Spesifikasi teknis dan kebutuhan bahan 5.1. Pekerjaan Persiapan 1) Gambar-gambar : a) Rencana
40 cm 60 cm 60 cm 60 cm 60 cm 60 cm
6 5 4
60 cm 60 cm
1 A B C
6 5 4
1 A B C
17
1 A B C D A B C D
1 A B C D A B C D
18
b) Detail
Mistar penyiku
Kaso 5/7 cm
19
b.
kebutuhan bahan:
Rumah tipe
No 1 2 3
Bahan
Vol
RIT-1
RIT-2
btg lbr kg
6 8 0.5
6 8 0.5
RsS-1 8 10 0.5
RsS-2 8 10 0.5
3) Proses pelaksanaan : (1) Pekerjaan tanah Lapisan tanah humus yang terdapat pada permukaan tanah bangunan harus dikeruk dan disingkirkan. Galian lobang pondasi harus sampai ke lapisan tanah yang cukup kuat. BiIa tanah bangunan buruk sekali, maka harus dilakukan perbaikan tanah seperlunya. Tanah bekas galian harus diatur dengan rata di halaman. (2) Penentuan tempat dan titik duga nol Tempat bangunan harus ditentukan dengan alat-alat pengukur pada papan-papan bangunan (bouwplank ) dari kayu yang diketam. Untuk piket-piket dilarang menggunakan bambu. Titik duga ditetapkan sekurang-kurangnya 25 cm diatas permukaan tanah bangunan (maalveid) yang tertinggi. Gunakan segitiga siku-siku untuk memastikan bowplank saling menyiku satu dengan lainnya.
20
1 A B C D A B C D
1 A B C D
1 A B C D
21
b) detail
Pasir urug
TAMPAK ATAS
SEKALA 1 : 20
POTONGAN - B
SEKALA 1 : 20
22
Panjang penyaluran ( 60 cm) dari sloof ke arah rencana pertumbuhan bangunan. Overstack besi dari sloof yang dibungkus dengan adukan 1 Pc : 10 Psr dengan dimensi sama dengan dimensi sloof.
Kayu reng dipasang setiap 30 cm 30 cm 30 cm Papan bekisting 2/20 Besi beton menerus dari sloof untuk panjang penyaluran ke arah pertumbuhan
bekisting pondasi
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
23
M3
volume pekerjaan
Rumah tipe Pekerjaan Sloof beton bertulang 15/20 Vol RIT-1 0.75 RIT-2 0.75 RsS-1 1.02 RsS-2 1.38
M3
24
(3) Lantai beton dari beton tumbuk campuran 1 Pc : 3 Psr , t = 5 cm a. volume pekerjaan
Rumah tipe No 1 Pekerjaan Lantai beton tumbuk camp 1Pc:3Psr, t: 5 cm Vol RIT-1 21 RIT-2 21 RsS-1 28.8 RsS-2 36
M2
25
b.
No 1 2 3
3)
Proses pelaksanaan : Lantai dicor campuran 1 PC : 3 pasir ditumbuk padat dengan permukaan dihaluskan. Tebal lantai m inimum 5 cm, dengan didahului oleh lapisan urugan tanah tebal padat 10 cm dan urugan pasir tebal padat 5 cm. Podasi yang digunakan pondasi setempat dari pasangan batu kali dengan campuran adukan 1 Pc : 5 pasir. Ukuran dimensi penampang bawah pondasi 70 x 70 cm dan ukuran dimensi penampang atas 20 x 20 cm serta tinggi pondasi 60 cm. Pada dasar pondasi harus diberi lapisan pasir urug tebal padat 10 cm. Permukaan lantai dan bagian-bagian luar pondasi yang tampak diratakan dengan adukan 1 PC : 3 pasir setebal minimum 5 mm dan diatasnya diberi saus semen sebagai penghalus. Untuk dinding kamar mandi harus diplester dengan adukan campuran 1 Pc : 2 pasir, setinggi 1,5 m dari muka lantai. Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah mutu beton K-125 atau dengan campuran nominal 1 Pc : 2 Pasir : 3 Kerikil (dalam perbandingan isi). Slump pada saat pengerjaan masimum 7,5 cm dan minimum 2,5 cm. untuk beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Pada arah pertumbuhan, besi beton sloof disediakan panjang penyaluran sepanjang 60 cm dan dibungkus dengan adukan dari campuran 1 Pc : 10 Psr dengan dimensi yang sama dengan dimensi sloof. Persyaratan bahan beton seperti air, pasir dan kerikil harus mengikuti PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
26
5.3. Pekerjaan badan bangunan 5.3.1. Rangka pokok bangunan dan dinding
b) Detail
D.12 mm - 15 cm Sengkang D.8 mm - 15 cm
D.12 mm - 20 cm
Sengkang D.8 mm - 20 cm
27
D.12 mm - 20 cm
Sengkang D.8 mm - 20 cm
Sloof 15/20
Angker D.12 mm Jarak 300 cm Angker D.12 mm Jarak 100 cm Angker D.12 mm Jarak 300 cm Pasangan BT. Kali
Sloof 15/20
Pasir urug
28
DETAIL - A
SEKALA 1 : 50
29
M3 M3
b.
kebutuhan bahan:
Rumah tipe
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bahan besi 12 mm @ 11 m besi 8 mm @ 11 m kawat baja Semen portland Pasir beton split Papan bekisting 2/20 Pasir urug Kayu reng @ 4 m Paku 7 cm
15 1.5
15 1.5
17 2.0
19 2.5
30
35.52
b.
No 1 2 3
kebutuhan bahan
Rumah tipe Bahan conblock 40 x 20 x 10 Vol bh zak M3 RIT-1 530 10 1.5 RIT-2 800 15 2.26 RsS-1 1170 22 3.3 RsS-2 1380 26 3.9
3) Proses pelaksanaan : Kerangka bangunan dibuat dari beton bertulang berukuran 15 x 15 cm untuk kolom dan 15 x 20 cm untuk baloknya. Pembuatan kerangka ini dilakukan bersamaan dengan pemasangan dinding dari pasangan conblock. Conblock yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah batu cetak beton berlubang yang dibuat dari campuran semen Portland dan agregat halus. Mutu conblock yang disyaratkan untuk bangunan ini adalah conblock yang memiliki kuat tekan rata-rata 70 kg/cm2 dengan kadar air 40 % pada saat pemasangan. Dinding bangunan dibuat dari tembok sesuai dengan gambar. Permukaan luar/dalam dinding harus dihaluskan Antara pasangan conblock dengan kolom beton bertulang harus dipasang angker dari besi beton 8 mm dan dipasang pada setiap 60 cm atau setiap 3 lapis pasangan conblock. Dinding kamar mandi menggunakan dinding pasangan yang di haluskan pada bagian natnya.
31
Semua bagian kayu yang menempel pada pasangan tembok harus diperkuat dengn anker ukuran 3/8. Semua pekerjaan kayu harus rata dan siku, bahannya dan kayu klas II yang tua dan kering. Semua pekerjaan kayu bila memungkinkan diawetkan terlebih dahulu dengan bahan pengawet secara pelaburan. Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah mutu beton K-125 atau dengan campuran nominal 1 Pc: 2 Pasir : 3 Kerikil (dalam perbandingan isi). Slump pada saat pengerjaan masimum 7,5 cm dan minimum 2,5 cm. Pada arah pertumbuhan, besi beton ring balok disediakan panjang penyaluran sepanjang 60 cm dan diamankan sedemikian rupa dengan cara ditekuk sehingga rapat dan sejajar dengan ring balok. Persyaratan bahan beton seperti air, pasir dan kerikil harus mengikuti PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
32
6
1.50
6
1.50
P-2
3.00
5 4
P-2
3.00
5 4
J-2
3.00
3.00
P-1
3.00
P-3 P-1
3.00
2
J-1
3.00
2
J-1
3.00
1
3.00 3.00 3.00 3.00
1 A B C D
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
1.20
4.80
1.20
4.80
6
1.50
6
1.50
P-2 J-2
3.00
5 4
P-2
J-1
PJ-2
3.00
5 4
3.00
3.00
P-3
3
P-1
3.00
P-1
P-1
3.00
PJ-1 J-1
3.00
J-1
1
PJ-1
3.00
1
3.00 3.00
3.00
3.00
RENCANA PINTU-JENDELA
SKALA 1 : 100
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
33
b) Detail:
A
0.12 0.15 1.24 0.92 0.15
0.12 0.15
0.92
0.15
1.66
2.40 2.00
1.20
0.80 0.12
0.80
0.06
0.06
0.08
0.12
0.12
0.15
2.64
0.15
0.12
0.72
2.00
0.80
0.80
G
0.80 0.06 0.06 0.06 0.06 0.12 0.08
0.60 0.12
34
1 1 -
b. kebutuhan bahan
Rumah tipe No 1 2 3 4 Bahan Kayu balok 6/12 Angkur besi 8 mm 25 mm Paku 10 cm Kca 3 mm Vol M3 bh kg M2 RIT-1 0.142 8 0.1 0.48 RIT-2 0.240 20 0.2 2.4 RsS-1 0.2583 28 0.25 3.6 RsS-2 0.2583 28 0.25 3.6
3) Proses pelaksanaan : Kayu untuk kusen pakai kelas II, untuk bingkai dan panil pintu/ jendela dari kayu kelas II. Kayu yang dipergunakan harus tua dan kering. Antara kusen dan dinding pasangan dipasang angker dari besi beton berdiameter 8 mm, angker ini dipasang pada setiap jarak 60 cm dengan kedalaman 20 cm. Semua kusen pintu danjendela hatur dilabur dengan cat meni, cacat kayu ditutup dengan dempul dan dihaluskan.
35
Antara lantai dengan kusen diberi sepatu dari pasangan beton tanpa tulangan setinggi kurang lebih 10 cm.
6
1.50
6
1.50
P-2
3.00
5 4
P-2
3.00
5 4
J-2
3.00
3.00
P-3 P-1
3
3.00
P-1
3.00
2
J-1
3.00
2
J-1
3.00
1
3.00 3.00 3.00 3.00
1 A B C
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
4.80
1.20
1.20
4.80
6
1.50
6
1.50
P-2 J-2
3.00
5 4
P-2
J-1
PJ-2
3.00
5 4
3.00
3.00
P-3
3
P-1
3.00
P-1
P-1
3.00
PJ-1 J-1
3.00
J-1
1
3.00 3.00 3.00
PJ-1
3.00
1
3.00
RENCANA PINTU-JENDELA
SKALA 1 : 100
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
b) Detail:
0.12 0.04 KACA t=3mm 0.06
KUSEN 6/12
KACA t=3mm
0.12 0.02
0.02
0.01
PAPAN 3.5/10
0.08
0.04
0.04 0.10 PAPAN 3.5/10 KUSEN 6/12 SENG 0.12 0.10 0.05 0.06
0.04
0.10 0.05
0.12
0.06
0.12
KUSEN 6/12 KUSEN 6/12 0.06 KACA t=3mm 0.04 0.10 0.10 0.03 PAPAN 3/10 PAPAN 3/10 0.15 0.10 0.12 0.12 KAKI KUSEN KACA t=3mm TRIPLEK KUSEN 6/12 TRIPLEK t=3mm PAPAN 3/10 0.06 PAPAN 3/10 KUSEN 6/12
1 1
b.
No 1 2 3 4 5 6
kebutuhan bahan
Rumah tipe Bahan Kayu balok 5/10 Tripleks 6 mm Tripleks 3 mm Seng plat bjls 36 Paku kaca Kaca 3 mm Vol M3 lbr lbr M2 kg M2 RIT-1 0.088 1 1.2 0.025 0.65 RIT-2 0.144 1 1 1.2 0.04 1.3 RsS-1 0.276 2 1 1.2 0.06 3.25 RsS-2 0.276 2 1 1.2 0.06 3.25
3) Proses pelaksanaan : Daun-daun pintu panil dibuat dengan.bingkai 3 x 7.5 cm 3 x 10 cm, sedangkan panilnya dibuat tripleks 3 mm luar dalam. Daun-daun jendela kaca dibuat dengan bingkai 3 x 7.5 cm, pengisinya dengan kaca bening tebal 2 mm. Tiap daun pintu dilengkapi dengan 2 buah engsel dan 1 kunci tanam. Tiap daun jendela yang dibuka dilengkapi dengan 2 buah engsel, 1 gerendel.
38
6
1.50 3.00 KUDA-KUDAKAYU KUDA-KUDAKAYU 1.50
6
3.00 KUDA-KUDAKAYU KUDA-KUDA KAYU
5 4
5 4
3.00
3.00
3
3.00 3.00
2
3.00 3.00
1
1.50 3.00 7.50 3.00 1.50 3.00 7.50 3.00
1 A B C D
1.50
1.20
4.80
1.50
1.20
4.80
6
1.50 3.00 1.50
6
3.00 KUDA-KUDA KAYU
5
KUDA-KUDA KAYU
5 4
KUDA-KUDA KAYU
KUDA-KUDAKAYU
4
3.00 3.00
3
3.00 3.00
2
1/2 KUDA-KUDA 3.00 KUDA-KUDAKAYU 3.00
1
1.50 3.00 7.50 3.00 1.50 3.00 7.50 3.00
1 A B C D
39
6 5 4 6 5 4
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6 5 4
6 5 4
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
DENAH PENUTUP ATAP T-36 SKALA 1 : 100
40
b) detail:
PAPAN GAPIT 2x 2/10 GORDING 5/10 KUDA-KUDA 5/10
1
5/10 5/10
5/10
DETAIL ISOMETRI - 1
SEKALA 1 : 10
b)
Min 30 cm
Batang 5/10
tarik
41
2 cm
2 cm
30 cm
30 cm
M3 M2
0.17 2.65
0.24 4.5
42
b.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
kebutuhan bahan
Rumah tipe Bahan Vol btg btg kg kg btg btg kg zak M3 M3 lbr M3 btg kg bh
besi 12 mm @ 11 m besi 8 mm @ 11 m kawat baja Semen portland Pasir beton split Papan bekisting 2/20 Pasir urug Kayu reng @ 4 m Paku 7 cm Conblock 40x20x10 cm
3) Proses pelaksanaan : Kuda-kuda menggunakan konstruksi balok kayu dari kayu yang tua dan kering dengan ukuran 5 x 10 cm dan dipasang dengan jarak 3.00 m Semua kayu kuda-kuda di labur dengan bahan pengawet Panjang paku sedikitnya 2 x tebal kayu pada sambungan rangkap 2 dan 3 1/3 x tebal kayu pada sambungan rangkap 3
43
Sambungan pada balok tarik dari kuda-kuda dibuat ditengah-tengah bentang dengan menggunakan tipe sambungan gigi dan diikat denga plat eser, panjang overlap dari sambungan tersebut kurang lebih 60 cm. Klam yang digunakan untuk sambungan batang rangka kuda-kuda adalah papan dari kayu klas II berukuran 10 x 25 cm dan tebal 2 cm, dengan jumlah paku pada masing-masing sisi sambungan berjumlah 20 buah paku yang panjangnya 7 cm, sehingga jumlah paku 7 cm yang digunakan pada setiap satu unit kuda-kuda adalah 220 buah. Untuk pertemuan permukaan ujung setiap batang dari rangka kudakuda dipasang 2 buah paku yang berukuran 10 cm, sehingga untuk satu unit kuda-kuda diperlukan 22 buah paku 10 cm.
44
5.6.2.
1 A B C A B C D
6 5 4
6 5 4
1 A B C D A B C D
45
b) detail
2.0 cm
12,5 cm
12,5 cm
20 cm
100 cm
36.8
36.8
46
b.
No 1 2 3 4 5
Bahan kayu 5/10 paku 10 cm asbes gelombang 0.8 x 2.4 m Wuwung Asbes @ 1.0 m Paku seng/asbes
RIT-1 12 1.5
RIT-2 17 2.0 28 10 5
RsS-1 20 2.25 36 10 7
RsS-2 20 2.25 36 10 7
24
5 4
3) Proses pelaksanaan : Kuda-kuda harus diletakkan tepat diatas kolom kerangka bangunan. Pentup atap digunakan asbes gelombang berukuran 80 x 2.40 cm. Tipe lembaran asbes semen bergelombang adalah Tipe-B (gelombang sedang ) dengan tinggi gelombang 30 45 mm. Kerangka pentup atap hanya berupa gording dari kayu Kayu yang dipakai ialah kayu kelas II berbentuk balok berukuran 5 x 10 cm, dan dipasang dengan jarak 1.00 cm. Sisi yang berukuran 5 cm menempel pada kuda-kuda, agar gording dapat berdiri saling tegak lurus dengan kaki kuda-kuda maka dipasang klos yang ukuranya disesuaikan dengan ukuran gording. Sambungan pada gording diatur sedemikian rupa, sehingga sambungan tersebut berada tepat diatas kaki kuda-kuda. Penempatan sambungan pada kuda-kuda harus dibuat bersilangan seperti diperlihatkan pada gambar. Tipe sambungan yang digunakan adalah tipe sambungan gigi dengan panjang sambungan total 60 cm (lihat gambar detil) Jarak antara gording 1.0 m, sehingga panjang overlap atap asbes maksimum 40 cm.
47
6
1.50 BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7 BALOK ANAK 5/7 0.78 1.20 TRIPLEK t=3mm 3.00 1.50
6
BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7 BALOK ANAK 5/7 TRIPLEK t=3mm 1.20 3.00 3.00
5
0.48
5 4
0.48 0.60
4
3.00 0.78
0.60
3
3.00 3.00
2
3.00 3.00
1
1.50 3.00 3.00 1.50 3.00 3.00
1 A B
SKALA 1 : 100
B
SKALA 1 : 100
1.20
4.80
1.20
4.80
6
1.50 3.00 0.48 0.60 1.50
6
3.00 0.48 BALOK 5/7 BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7
5 4
0.60
5 4
3.00
0.78 1.20
TRIPLEK t=3mm3.00
BALOK 5/7 BALOK 5/7 BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7 BALOK ANAK 5/7 0.60 BALOK INDUK 5/10 0.53
0.79
1.20
2
3.00
0.79
1.20
2
3.00
TRIPLEKt=3mm
TRIPLEK t=3mm
1
1.50 3.00 3.00 1.50 3.00 3.00
1 A B
RENCANA PLAFON T-36
SKALA 1 : 100
B
SKALA 1 : 100
48
b) Detail:
5/10
5/10 5/7
5/7
RENC. PLAFOND
SEKALA 1 : 50
Dinding Rangka Plafond 5/10 Rangka Plafond 5/7 Rangka Plafond 5/10 Rangka Plafond 5/7
Klos 3/4
DETAIL POT. 1
SEKALA 1 : 20
DETAIL POT. 2
SEKALA 1 : 20
49
Volume pekerjaan :
Rumah tipe Pekerjaan Luas bidang penutup atap Vol M2 RIT-1 9 RIT-2 18 RsS-1 23 RsS-2 32
b.
No 1 2 3
Kebutuhan bahan:
Rumah tipe Bahan kayu 5/10 - 4 m kaso 5/7 cm - 4 m Vol btg bh lbr RIT-1
5 6 10
RIT-2 10 12 20
RsS-1 15 18 30
RsS-2 20 24 40
4 5
kg kg
0.75 0.5
1.5 1.0
2.25 1.5
3.0 2.0
Paku 7 cm
3) Proses pelaksanaan : Kayu penggantung langit-langit dipergunakan kayu kelas II dengan ukuran 5 x 10 cm dan 5 x 7 cm, dan permukaan bawahnya harus diratakan. Kayu 5/10 digunakan untuk balok utama dan kayu 5/7 digunakan untuk balok antara. Jarak antara balok utama dan balok antara harus dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk kotak berukuran 50 x 100 cm atau setidaktidaknya harus seminimal mungkin menimbulkan limbah dari bahan penutup langit-langit. Bahan langit-langit digunakan asbes plat berukuran 100 x 100 cm. Celah antara langit-langit satu dengan lainnya ditutup dengan dempul.
50
KM / WC - 0.1
3) Proses pelaksanaan :
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
51
Bak air mandi dibuat dari beton yang dilapisi terazo Pelat jongkok juga dibuat dari beton dilapisi terazo 5.9. Instalasi air bersih 1)Gambar-gambar : a) Rencana:
6
KM / WC
6
KM / WC
5 4
5 4
SERVIS
SERVIS
3
TERAS RUANG INTI RUANG INTI TERAS
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6
KM / WC KM / WC
6 5 4
RUANG INTI
5 4
RUANG INTI
3
RUANG INTI RUANG INTI
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
52
2)
No 1
Kebutuhan bahan:
Rumah tipe Bahan Sumur pompa tangan kedalaman minimal 12 m lengkap dengan pompa pompa tangan Pipa pvc Pipa galvanis 1 Knee Sambungan 1 Sambungan T Keran lem selotip Vol unit RIT-1 1 RIT-2 1 RsS-1 1 RsS-2 1
2 3 3 4 5 5 6 7
Lt Lt bh bh bh bh bh bh
1 2 4 1 1 1 1 1
1 2 4 1 1 1 1 1
1 2 4 1 1 2 1 1
1 2 4 1 1 2 1 1
3)
Proses pelaksanaan: Kedalaman bor untuk sumur pompa tangan minimal 12 meter atau sampai dengan keluar air bersih yang layak untuk diminum. Pipa untuk sumur pompa tangan ini digunakan pipa galvanis berukuran 1 dan ditonjolkan setinggi kurang lebih satu meter dari permukaan tanah dan diberi dudukan dari pasangan conblock dengan adukan 1Pc : 5 pasir. Jumlah titik kran disesuaikan dengan gambar. Pipa air untuk distribusi digunakan ukuran , terbuat dari pvc kualitas baik. Pada setiap sambungan harus menggunakan lem dan solatip
53
6
KM / WC KM / WC
6 5 4
SERVIS
5 4
SERVIS
3
TERAS RUANG INTI RUANG INTI TERAS
2
SEPTIK TANG SEPTIK TANG
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6
KM / WC KM / WC
6 5 4
RUANG INTI
5 4
RUANG INTI
3
RUANG INTI RUANG INTI
2
SEPTIK TANG SEPTIK TANG
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
54
b) Detail :
1.0 m 0.3 m
0,5 m
1.0 m
1,2 m 1,0 m
15 cm pvc
0.5 m
D 1.0 m
2) No 1 2 3
Kebutuhan bahan: Rumah tipe Bahan Buis beton 1 m 0,5 m Buis beton 1 m 1.0 m Plat beton bertulang 1 m, t =8 cm Lantai beton tumbuk t= 10 cm Bak kontrol Pipa pvc 4 Vol bh bh unit
RIT-1 RIT-2 RsS-1 RsS-2
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
3 4 5
unit unit Lt
1 1 4
1 1 4
1 1 4
1 1 4
55
6 7 8 9 10 11 12 13 11 3)
Pipa pvc 3 Sambungan T 4 Sambungan T 3 Sambungan Knee 4 Sambungan Knee 3 Sambungan lurus 4 Sambungan lurus 3 Lem pvc isolasi Proses pelaksanaan:
3 2 4 2 2 3 1 1
3 2 4 2 2 3 1 1
3 2 4 2 2 3 1 1
3 2 4 2 2 3 1 1
3 2 4 2 2 3 1 1
Air kotor asal dari cucian dan kamar mandi disalurkan melalui saluran tertutup dari pvc 3 untuk selanjutnya dialirkan ke saluran umum Air kotor dari kakus disalurkan melalui pipa pvc 4 yang selanjutnya dimasukkan ke tangki septik. Bahan tangki septic digunakan buis beton diamter 1.0 m dengan ketinggian 1,5 m. Disarankan menggunakan 2 buah buis beton, satu buah panjang 1 m dan lainnya 0,5 m. Penutup tangki septik dibuat dari pelat beton bertulang tebal sekurangkurangnya 8 cm dengan kualitas beton K-125. Untuk tulangan digunakan besi beton 8 mm jarak 15 cm. Pipa pembuangan gas digunakan pipa galvanis 1,5 . Semua pipa dari pvc yang tertanam didalam tanah harus menggunakan pipa yang tebal sehingga tidak mudah pecah.
56
6 5 4
SERVIS KM / WC
6 5 4
3
TERAS RUANG INTI
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6
KM / WC
6
KM / WC
5 4
5 4
3
RUANG INTI RUANG INTI
1 A B
SKALA 1 : 100
1 B
SKALA 1 : 100
57
b) Detail: 2) Kebutuhan bahan : Rumah tipe No 1 2 3 4 5 Bahan Titik lampu Stop kontak Saklar Kabel Panel kontrol Vol bh bh bh m unit
RIT-1 RIT-2 RsS-1 RsS-2
3 2 1 10 1
3 2 1 10 1
4 3 3 15 1
5 4 3 25 1
3) Proses pelaksanaan : Instalasi listrik harus memenuhi syarat yang ditetapkan dalam peraturan PLN setempat Jumlah gantungan, stopkontak, sakelar sesuai dengan gambar
58
6.
No 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
23 0.142 0.088 29 0.025 5 3.5 4 1.62 26.5 2.18 2.67 1.15 2.04 530 37 27 8 30.5 1.13
23 0.240 0.144 39 0.04 5.5 4.7 5 1.62 31.5 2.84 2.67 1.15 2.04 800 37 27 20 30.5 3.7
31 0.2583 0.276 47 0.06 7.25 5.75 7 2.16 45 4.1 3.74 1.61 2.74 1210 53 38 28 63.5 6.85
36 0.2583 0.276 52 0.06 8.5 6.5 7 2.34 54 4.74 4.5 2.10 3.27 1448 66 47 28 92 6.85
59 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Tripleks 6 mm Tripleks 3 mm Seng plat bjls 36 asbes gelombang 0.8 x 2.4 m Wuwung Asbes @ 1.0 m Enternit asbes 100 x 100 cm, t : 0.5 cm Bak mandi Kloset jongkok Floor drain Sumur pompa tangan kedalaman minimal 12 m lengkap dengan pompa pompa tangan Pipa pvc Pipa galvanis 1 Knee Sambungan 1 Sambungan T Keran lem selotip Buis beton 1 m 0,5 m Buis beton 1 m 1.0 m Plat beton bertulang 1 m, t =8 cm Lantai beton tumbuk t= 10 cm Bak kontrol Pipa pvc 4 Pipa pvc 3 lbr lbr M2 lbr lbr lbr bh bh bh unit 1 1.2 24 5 10 1 1 1 1 1 1 1.2 28 10 20 1 1 1 1 2 1 1.2 36 10 30 1 1 1 1 2 1 1.2 36 10 40 1 1 1 1
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3
1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3
1 2 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3
1 2 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3
60 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 Sambungan T 4 Sambungan T 3 Sambungan Knee 4 Sambungan Knee 3 Sambungan lurus 4 Sambungan lurus 3 Lem pvc isolasi Titik lampu Stop kontak Saklar Kabel Panel kontrol 2 4 2 2 3 1 1 bh bh bh m unit 2 4 2 2 3 1 1 3 2 1 10 1 2 4 2 2 3 1 1 3 2 1 10 1 2 4 2 2 3 1 1 4 3 3 15 1 2 4 2 2 3 1 1 5 4 3 25 1
61
Untuk mempermudah dalam pembangunannya, struktur bangunan rumah ini dibagi kedalam 12 kelompok pekerjaan, yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. pengukuran dan pembuatan bowplank; penggalian pondasi; pembuatan sloof dan lantai beton tumbuk; pembuatan kusen pintu dan jendela; Pembuatan kuda-kuda. pengerjaan pembesian untuk kerangka bangunan dari beton beretulang pemasangan kusen pintu rangka besi beton; Pengerjaan dinding dari pasangan conblock dan pengecoran kolom serta ring balok; pemasangan kuda-kuda serta gording dari kayu 5/10; pemasangan atap dari asebes gelombang beserta bubungan dan lis plang; pemasangan daun pin dan daun jendela serta kunci-kunci; pembersihan lapangan.
Dengan memperhatikan kelompok pekerjaan diatas, maka urutan pekerjaan pendirian bangunan dapat dilakukan sebagai berikut: (1) Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan dalam hal ini adalah pembersihan lokasi dimana bangunan akan didirikan yang meliputi pembersihan alang-alang dan tanah humus serta perataan lahan. (2) Pekerjaan pengukuran dan pembuatan bowplank
Pondasi yang digunakan pada struktur rumah tinggal ini adalah pondasi setemnpat dari pasangan batu kali, untuk itu harus diperhatikan dengan seksama dalam pemasangan bow plank dan dapat dilakukan seperti pada gambar dan langkah berikut ini: o Ambil as jalan sebagai referensi tampak bangunan. o Tancapkan dua tiang kaso 5/7 sejajar dengan as jalan o Hubungkan dua tiangkaso ini dengan papan 2/20 cm.
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
62
Pasang paku 7 cm pada bagian atas papan, kemudian tarik benag yang saling membentuk sudut 90o dengan papan yang sejajar dengan as jalan. Gunakan segi tiga siku sama kaki dengan panjang kaki 100 cm ( dari kayu 2/10 cm ) untuk mendapat kan sudut yang tepat. Lalu tancapkan beberapa tiang kaso 5/7 berhimpitan dengan benang tersebut dan pasang papan bowplank. Lakukan cara yang sama untuk sisi sisi yang lainnya, sehingga diperoleh pola bentuk bangunan sisi-sisi yang saling membentuk sudut tepat 90o Buatlah pola untuk menentukan titik galian pondasi melaluji papan bowplank seperti diperlihatkan pada gambar.
Mistar penyiku
Lubang pondasi 60 x 60 x 60 cm
Papan 2/20 cm
Kaso 5/7 cm
( 3 ) Pembuatan pondasi, sloof dan lantai secara berturut turut dapat dikerjakan setelah pekerjaan butir 1) dan 2) diatas selesai dikerjakan. Untuk menghubungkan kolom dengan sloof, maka perlu diberikan stek besi beton berdiameter 12 mm setinggi 60 cm
63
( 4 ) Bersamaan dengan pekerjaan pondasi dan lantai dapat dilakukan pekerjaan pembuatan kuda-kuda. Konstruksi kuda-kuda ini sangat sederhana, yaitu menggunakan sistem kosntruksi kuda-kuda papan paku, dimana sistem ini hanya menggunakan sambungan klam, langhkah pekerjaan pembuatan kuda kuda ini adalahn sebagai berikut: o Cari tempat yang rata o Buat pola sesuai dengan ukuran dan bentuk kuda-kuda yang akan dibuat dengan menggunakan benang dan paku 10 cm. o Sejajar dengan benang dipancangkan kayu reng cm setinggi 15 cm dari bidang rata. o Tempatkan balok balok kayu 5/10 dan rapat kan pada kayu reng yang dipancangkan tadi sehingga tampak membentuk kuda-kuda. o Potonglah bagian yang perlu dipotong sesuai dengan prinsip sambungan gedug dan klam. o Maka akan didapat sebuah kuda kuda yang cukup kokoh
Patok-patok kayu reng disusun sedemikian rupa sehingga membentuk pola kuda-kuda yang sesuai dengan rencana
Kuda-kuda
( 5 ) pasang rangka tulangan bangunan tepat pada pondasi yang telah disediakan besi beton penyambungnya, lakukan pengukuran agar rangka beton ini berdiri dengan tegak lurus dan ditahan sementara dengan menggunakan kaso 5/7, bersamaan dengan ini lakukan pekerjaan pasangan conblock.
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
64
65
( 6 ) pasang kuda-kuda yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan cara sebagai berikut; o angkat kuda-kuda keatas rangka yang telah berdiri, tempelkan terlebih dulu balopk tarik dari kuda-kuda tersebut pada bagian atas gawang dari rangka pokok (agar kuda-kuda tidak patah pada saat pengangkatan maka sebaiknya dilakukan oleh tiga prang). o Dorong batang kaki kuda-kuda kearah atas sampai kuda-kuda tersebut dapat berdiri tegak lurus dan dalam posisi yang tepat. o Tahan sementara menggunakan kaso.
66
( 7 ) pasang balok-balok pengaku antar satu kuda-kuda dengan kudakuda lainya dengan menggunakan kaso 5/7. lalu pasang gording dari balok kayu 5/10.
( 8 ) pasang penutup atap asbes gelombang beserta wuwungnya, dengan demikian telah mendapat tempat yang teduh dengan lantai yang telah diperkeras denga beton tumbuk dan dapat melakukan pekerjaan laiinya.
67
(9) pekerjaan finishing, pemasangan daun pintu dan jendela lengkap dengan penguncinya, dan pembersihan lapangan kerja
( 10 ) Untuk pembangunan ruang-ruang pertumbuhan dari RIT ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Gali tanah hingga over-stek yang disediakan pada sloof nampak terlihat. Bongkar adukan pelindungnya hingga stek tulangang dari sloof terlihat dan bersih dari adukan. Lakukan pengukuran dan pemasangan bowplank yang berpedoman pada sloof yang telah terpasang. Sambungkan tulangan sloof yang baru dengan besi stek yang dari sloof tadi, dimana posisi stek ini harus berada didalam susunan tulangan yang baru. Untuk pengembangan pada ring balok; luruskan stek yang telah disediakan pada ring balok kemudian lakukan penyambungan tulangan lama dan baru seperti yang dilakukan pada balok sloof.
68
Dengan mengacu kepada urutan pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan diatas, maka dapat dilakukan perhitungan waktu yang diperlukan untuk membangun satu unit rumah inti dengan spesifikasi yang tercantum dalam buku ini. Perhitungan waktu pelaksanaan ini hanya untuk RIT 1.
Hari kerja ke: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3
Galian pondasi & pengkuran Pondasi batu kali Pek.pembesian Sloof beton bertulang 15/20 Pemadatan tanah di bwh lantai dan pasangan lantai Pasanga dinding conblock dan rangka bangunan beton bertulang 12/12 cm Kuda-kuda dari kayu 5/10 Memasang kuda-kuda (2 bh) Pasang ikatan angin dan gording Pasang penutup atap Pasang daun pintu dan daun jendela Finising Pembersihan lokasi rumah
70
1 Ruang lingkup 1) Pedoman teknis ini meliputi ketentuan-ketentuan umum, ketentuanketentuan teknis dan teknis pengerjaan untuk pembangunan rumah tinggal sederhana dari bahan baku lokal, 2) Pedoman teknis ini merupakan bagian dari paket pengembangan rumah sederhana sehat:
Tipe rumah RIT -1 RIT -2 RsS-1 Rs Sehat RsS-2 Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah Tembok n RIT Tembok Ket.
3) Pedoman Teknis ini memberikan arahan pengembangan dari Rumah Inti Tumbuh (RIT) menjadi Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) secara bertahap. 4) Pelaksanaan pembangunan rumah tipe ini dapat dilakukan untuk lokasi dengan potensi bahan baku lokal yang didominasi oleh kayu dan pasir serta untuk daerah dengan lapisan tanah kering, dan memiliki tegangan tanah tn 0,5 kg/cm2 , 5) Pemilihan tipe rumah ini dilakukan atas dasar potensi bahan bangunan terbanyak dengan harga paling rendah disuatu daerah dimana rumah tersebut akan didirikan, 6) Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis rumah yang dapat diterapkan di satu propinsi, dibuat Zonasi Rumah Sederhana Sehat yang merupakan penggabungan dari berbagai potensi, diantaranya potensi bahan bangunan lokal, potensi budaya serta kondisi geologis di setiap propinsi, seperti terlihat pada Tabel 2. 7) Untuk propinsi yang memiliki lebih dari satu pilihan jenis rumah, urutan pertama merupakan pilihan yang utama, pilihan jenis rumah lainnya ditentukan berdasarkan Mikro Zonasi yang dibuat untuk tingkat daerah.
Propinsi
Bali NTB NTT DKI Jabar Banten Jateng Jatim Yogyakarta Nangro Aceh Darussalam Sumbar Jambi Bengkulu Sumsel Bangka Belitung Lampung Sulsel Sulsera
Tembok (conblock)
Setengah tembok Tembok ( bata merah) Kayu panggung Kayu tidak panggung
Sumut
Pasangan = tegakan, Tanah basah, Pasir Pasangan = tegakan, Tanah kering, Tanah liat
Maluku Maluku Utara Riau Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Sulteng Sulut Gorontalo
Setengah tembok Tembok (conblock) Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah tembok Tembok (bata merah) Kayu tidak panggung Kayu panggung
Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah tembok Tembok (bata merah)
Papua
2 Acuan normatif Undang-undang No. 4 Tahun 1992, Perumahan SNI 03-1733-1989, Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota SNI 03-3434-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk bangunan dan gedung SNI 03-2837-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tembok dan plesteran untuk bangunan sederhana SNI 03-2435-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup langit-langit untuk bangunan dan gedung SNI 03-2836-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi batu belah untuk bangunan sederhana SNI 03-2835-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan persiapan dan pekerjaan tanah untuk bangunan sederhana SNI 03-3436-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan atap untuk bangunan dan gedung SNI 03-2840-1992, Tata cara pengerjaan lembaran asbes semen untuk penutup atap pada bangunan rumah dan gedung SNI 03-3436-1992, Tata cara perhitungan satuan pekerjaan atap untuk bangunan dan gedung SNI 05-1994-F, Tata cara perancangan penerangan alami siang hari untuk rumah dan gedung PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia Keputusan Menteri PU No. 20/KPTS/1986, Peraturan tekneek pembangunan perumahan sederhana tidak bersusun Keputusan Menkes No. 829/MENKES/SK/VII/1999, Persyaratan kesehatan perumahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 54/PRT/1991 tentang Pedoman Tekneek Pembangunan Perumahan Sangat Sederhana
3 Istilah dan definisi 3.1 rumah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga
5 3.2 kesehatan keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi 3.3 rumah sehat rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi ketetapan atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah dari bahaya atau gangguan kesehatan, sehingga memungkinkan penghuni memperoleh derajat kesehatan yang optimal 3.4 rumah sederhana tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang. 3.5 rumah sederhana sehat tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang, berupa bangunan yang luas lantai dan luas kavelingnya memadai dengan jumlah penghuni serta memenuhi persyaratan kesehatan rumah tinggal 3.6 inti isi yang paling pokok atau penting, bagian yang penting perananya di dalam suatu proses 3.7 rumah inti rumah yang terdiri atas ruangan inti rumah seperti ruang yang terpenting atau hanya atap dan lantai, sedangkan pengembangan selanjutnya diserahkan kepada penghuni
6 3.8 rumah inti tumbuh tempat kediaman awal untuk memulai bertempat tinggal dengan standar minimal yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat 2 berpenghasilan rendah berupa bangunan dengan luas lantai 21 m dan luas 2 lahan efektif antara 72-90 m yang berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga serta mendorong penghuni untuk tumbuh, baik aspek fisik bangunan rumah sederhana sehat maupun aspek sosial budaya 3.9 utilitas bangunan sarana penunjang untuk pelayanan bangunan, berupa jaringan air bersih, pembuangan sampah, jaringan listrik, jaringan telepon dan jaringan gas 3.10 perumahan kelompok rumah yang berfungsi sebagai l ngkungan tempat tinggal atau i lingkungan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan diperuntukkan bagi masyarakat penghuninya. 3.11 aspek geologi aspek yang berkaitan dengan struktur tanah, yang diperlukan antara lain untuk menentukan jenis pondasi, sistem pembuangan air limbah dan semua pekerjaan yang berhubungan dengan kondisi fisik tanah 3.12 aspek geografi aspek yang berkaitan dengan letak atau posisi lingkungan perumahan terhadap Iingkungan di sekitarnya 3.13 aspek topografi aspek yang berkaitan dengan phisik permukaan tanah seperti bentuk, karakter, tumbuhan, aliran sungai dan kontur tanah
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
7 3.14 persyaratan teknis ketentuan-ketentuan teknis yang harus dipenuhi menyangkut pengaturan keamanan, kenyamanan, serta kesehatan 3.15 persyaratan ekologis persyaratan yang berkaitan dengan keserasian dan keseimbangan, baik antara lingkungan buatan dengan lingkungan alam maupun dengan lingkungan sosial budaya, termasuk nilai-nilai budaya bangsa yang perlu dilestarikan 3.16 bahan pasangan bahan bangunan berupa bahan baku anorganik yang diperoleh dari alam, untuk memasang atau menggunakannya sebagai bahan bangunan diperlukan perekat berupa semen hidrolis 3.17 bahan tegakan bahan bangunan berupa kayu bangunan hasil olahan kayu yang diperoleh dengan cara mngkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain yang sesuai dengan tujuan penggunaannya 3.18 persyaratan administratif persyaratan yang berkaitan dengan pemberian ijin usaha, ijin lokasi dan ijin mendirikan bangunan serta pemberian hak atas tanah
kondisi fisik, kimia dan biologik di dalam rumah yang memenuhi Kepmen Kesehatan No.829/MENKES/SK/VII/1999, menyangkut persyaratan bahan bangunan, komponen dan penataan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular penyakit, air, sarana penyimpan makanan yang aman, limbah dan kepadatan hunian ruang tidur. 4.2 Pemilihan lokasi Tersedianya tanah yang cukup bagi pembangunan rumah, pada satu lingkungan yang memiliki kelengkapan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial. Apabila pembangunan perumahan dilakukan melalui industri perumahan di Lisiba atau Kasiba maka minimal 1000 unit untuk Lisiba dan 3000 unit untuk Kasiba. 4.3 Peraturan daerah Beberapa peraturan daerah yang perlu dipenuhi menyangkut: 1) luas kaveling, 2) lebar muka kaveling, 3) panjang deret kaveling, 4) KDB 5) KLB atau mengikuti ketentuan sebagai berikut : 1) 2) 3) luas lahan efektif minimal antara 72 m2 sampai dengan 90 m2 khususnya dipersyaratkan dikawasan perkotaan bukan pusat kota lebar muka kaveling minimal 6 m atau 7.5 m, untuk mengantisipasi kebakaran panjang deretan kaveling maksimum 75 m, kurang lebih 10 kapling dengan ukuran lebar kapling 7,5 meter dan atau 12 kapling untuk lebar muka kapling dengan ukuran 6 meter bagian kaveling yang tertutup bangunan rumah maksimum 60% dan luas kaveling atau sesuai Peraturan Daerah setempat, koefisien lantai bangunan 1,2.
4) 5)
9 4.4 Kebutuhan dasar minimal suatu rumah 1) 2) 3) 4) 5) 6) Atap yang rapat dan tidak bocor Lantai yang kering dan mudah dibersihkan Penyediaan air bersih yang cukup Pembuangan air kotor yang baik dan memenuhi persyaratan kesehatan Pencahayaan alami yang cukup Udara bersih yang cukup melalui pengaturan sirkulasi udara sesuai dengan kebutuhan
4.5 Susunan keluarga calon penghuni dianggap terdiri dari 3 atau 4 orang
No 1 2 3 4 Komposisi Penghuni Ayah Ibu Anak Balita Anak Dewasa RIT -1 1 1 RIT -2 1 1 1 RsS-1 1 1 1 1 RsS-2 1 1 1 1
4.6 Dasar penetapan prototype rumah inti tumbuh Dalam menyusun program rencana pembangunan perumahan secara besarbesaran, pendekatannya dilakukan dari segi: 1) Kebutuhan rumah yang sangat mendesak 2) Aktivitas penghuni yang relatif rendah 3) Keamanan 4) Kesehatan Dari segi aktivitas penghuni dan kesehatan, dipergunakan norma : 1) Kebutuhan udara bersih didalam rumah + 9 m3 /orang 2) Kebutuhan pergantian udara + 0,80 m3 /menit/orang 3) Kebutuhan penerangan alam didalam kamar minimum 50 lux. 4) Kebutuhan penerangan buatan untuk seluruh rumah minimum 100 VA 5) Kebutuhan air bersih + 100 liter/hari/orang Untuk pembuangan air kotor dipergunakan cara-cara yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain tangki septik, sumuran (beerput), saluran pembuangan air kotor ( iool). Yang disediakan melalui program r perbaikan sarana dan prasarana lingkungan dari Pemerintah Daerah.
10 4.7 Rancangan proses pengembangan Rs Sehat Bangunan dan bagian-bagiannya : Bangunan Rumah Inti Tumbuh (RIT) berukuran 21 m2 dengan ruangan-ruangan : - Ruang inti berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang serba guna (tanpa dinding) berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Kamar mandi + WC (tanpa atap) berukuran 1,50 x 1,20 m2 Pertumbuhan menjadi Rumah Sederhana Sehat (RSS-1) berukuran 28.8 m2 dengan ruangan: - Dua Ruang tidur berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang Servis/pertumbuhan berukuran 2,50 x 3,00 m2 - Kamar mandi + WC berukuran 1,50 x 1,20 m2 Pertumbuhan menjadi Rumah Sederhana Sehat (RSS-2) berukuran 36 m2 dengan ruangan : - Dua Ruang tidur berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang tidur anak berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang tamu berukuran 2.50 x 3.00 m2 - Ruang berukuran 3.00 x 3.00 m2 - Kamar mandi + WC berukuran 1,50 x 1,20 m2 Konstruksi bangunan rumah : - Pondasi konstruksi batu kali - Lantai konstruksi rabat beton - Dinding konstruksi pasangan conblock - Kusen pintu/jendela konstruksi kayu - Atap konstruksi rangka kuda-kuda kayu - Penutup konstruksi Asbes gelombang kecil Sanitair minimal untuk RIT-1 sampai dengan Rs Sehat minimal memiliki: - Closet jongkok kakus beserta leher angsanya 1 unit - Bak air mandi fibre/plastik 1 unit - Disiapkan instalasi diluar sumber sumur ponpa tangan 1 unit Gambar rancangan a. Rumah inti tumbuh RIT1 Lihat gambar 1 RIT-1, gambar 2 RIT-2, gamb ar 3 RSS-1 dan gambar 4 RS- II
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
KETERA NGAN
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
6
KM / WC
5 4
A
SERVIS
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
B
TERAS RUANG INTI
+ 4.10
+ 4.10
2 A
HALAMAN
25
+ 2.40
+ 2.40
+ 2.40 +2.40
0.00
0.00
SERVIS
1 A B
DENAH
SKALA 1 : 100
B
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
POTONGAN A - A
SKALA 1 : 100
1 : 100
A-01
KETERA NGAN
13
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
6
KM / WC
5 4
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
RUANG INTI
B
TERAS RUANG INTI
3
KUDA-KUDA KAYU 5/10 SENG GELOMBANG GORDING 5/7
+ 4.10
+ 4.10
2 A
HALAMAN
25
+ 2.40
+ 2.40
+ 2.40 +2.40
0.00
0.00
RUANG INTI
1 A B
DENAH
SKALA : 100 Pedoman teknis1pembangunan rumah sederhana sehat
RUANG INTI SLOOF BETON 10/20 Pasir Urug Pond. BT. Kali Setempat
B
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
POTONGAN A - A
SKALA 1 : 100
1 : 100
A-02
KETERA NGAN
14
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
1.50
1.20
4.80
6
1.50
KM / WC
3.00
5 4
RUANG INTI
3.00
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
B
RUANG INTI
3.00
3 B
+ 4.10
+ 4.10
TERAS
2
3.00
25
A
HALAMAN
+ 2.40
+ 2.40
+ 2.40 +2.40
0.00
1
1.50 3.00 7.50 3.00
RUANG INTI
3.00
B
DENAH
SKALA 1 : 100
B
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
POTONGAN A - A
1 : 100
1 : 100
A-03
KETERA NGAN
15
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
1.50
1.20
4.80
6
1.50
KM / WC
3.00
5 4
RUANG INTI
3.00
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
B
RUANG INTI
3.00
3 B
+ 4.10
+ 4.10
TERAS
2
3.00
25
A
HALAMAN
+ 2.40
+ 2.40
+ 2.40 +2.40
0.00
1
1.50 3.00 7.50 3.00
RUANG INTI
3.00
B
DENAH
2
SKALA 1 : 100
B
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
POTONGAN A - A
A-04
4. Spesifikasi teknis dan kebutuhan bahan 5.1. Pekerjaan Persiapan 1) Gambar -gambar : a) Rencana
6 5
60cm 60cm
40 cm 60 cm 60 cm 60 cm
60cm 60cm
1 A B C
6 5 4
1 A B C D
17
1 A B C D A B C D
1 A B C D A B C D
18
b)
Detail
Kaso 5/7 cm
19
b.
kebutuhan bahan:
Rumah tipe
No 1 2 3
Bahan
Vol
RIT-1
RIT-1
btg lbr kg
6 8 0.5
6 8 0.5
RSS-1 8 10 0.5
RSS-2 8 10 0.5
3) Proses pelaksanaan : (1) Pekerjaan tanah Lapisan tanah humus yang terdapat pada permukaan tanah bangunan harus dikeruk dan disingkirkan. Galian lobang pondasi harus sampai ke lapisan tanah yang cukup kuat. BiIa tanah bangunan buruk sekali, maka harus dilakukan perbaikan tanah seperlunya. Tanah bekas galian harus diatur dengan rata di halaman. (2) Penentuan tempat dan titik duga (pell) nol Tempat bangunan harus ditentukan dengan alat-alat pengukur pada papan-papan bangunan ( bouwplank ) dari kayu yang diketam. Untuk piket-piket dilarang menggunakan bambu. Titik duga ditetapkan sekurang-kurangnya 25 cm diatas permukaan tanah bangunan (maalveid) yang tertinggi. Gunakan segitiga siku-siku untuk memastikan bouplang saling menyiku satu dengan lainnya.
20
1 A B C D A B C D
1 A B C D
1 A B C D
21
b) detail
Pasir urug
TAMPAK ATAS
SEKALA 1 : 20
POTONGAN - B
SEKALA 1 : 20
22 Panjang penyaluran ( 60 cm) dari sloof ke arah rencana pertumbuhan bangunan. Overstack besi dari sloof yang dibungkus dengan adukan 1 Pc : 10 Psr dengan dimensi sama dengan dimensi sloof.
Kayu reng dipasang setiap 30 cm 30 cm 30 cm Papan bekisting 2/20 Besi beton menerus dari sloof untuk panjang penyaluran ke arah pertumbuhan
bekisting pondasi
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
23
2) Kebutuhan bahan dan volume pekerjaan: (1) Pondasi batu kali : a. volume pekerjaan : Rumah tipe No 1 Pekerjaan Pondasi batu kali camp: 1 Pc : 5 pasir Vol RIT-1 1.35 RIT-2 1.35 RsS-1 1.80 RsS-2 1.95
M3
b. Kebutuhan bahan Rumah tipe No 1 2 3 Bahan batu kali Semen portland pasir pasang Vol M3 zak M3 RIT-1 1.62 3.65 0.58 RIT-2 1.62 3.65 0.58 RsS-1 2.16 4.86 0.77 RsS-2 2.34 5.26 0.84
(2) Slooff beton bertulang 15/20 a. volume pekerjaan Rumah tipe No 1 Pekerjaan Sloof beton bertulang 15/20 Vol RIT-1 0.75 RIT-2 0.75 RsS-1 1.02 RsS-2 1.20
M3
24
b. Kebutuhan bahan camp. 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl Rumah tipe No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bahan besi 12 mm @ 11 m besi 8 mm @ 11 m kawat baja Semen portland Pasir beton split Papan bekisting 2/20 Pasir urug Kayu reng @ 4m Paku 7 cm Vol btg btg kg zak M3 M3 lbr M3 btg kg RIT-1 12 10 6.5 3.2 0.42 0.79 13 0.50 8 0.5 RIT-2 12 10 6.5 3.2 0.42 0.79 13 0.50 8 0.5 RsS-1 17 15 9.5 4.4 0.57 0.95 19 0.75 10 1.0 RsS-2 22 20 13 5.1 0.67 1.12 25 1.0 12 1.25
(3) Lantai beton dari beton tumbuk campuran 1 Pc : 3 Psr , t = 5 cm a. volume pekerjaan Rumah tipe No 1 Pekerjaan Lantai beton tumbuk camp 1Pc:3Psr, t: 5 cm Vol RIT-1 RIT-2 21 21 RsS-1 28.8 RsS-2 36
M2
25
b.
No 1 2 3 3)
Vol zak M3 M3
Proses pelaksanaan : Lantai dicor campuran 1 PC : 3 pasir ditumbuk padat dengan permukaan dihaluskan. Tebal lantai minimum 5 cm, dengan didahului oleh lapisan urugan tanah tebal padat 10 cm dan urugan pasir tebal padat 5 cm. Podasi yang digunakan pondasi setempat dari pasangan batu kali dengan campuran adukan 1 Pc : 5 pasir. Ukuran dimensi penampang bawah pondasi 70 x 70 cm dan ukuran dimensi penampang atas 20 x 20 cm serta tinggi pondasi 60 cm. Pada dasar pondasi harus diberi lapisan pasir urug tebal padat 10 cm. Permukaan lantai dan bagian-bagian luar pondasi yang tampak diratakan dengan adukan 1 PC : 3 pasir setebal minimum 5 mm dan diatasnya diberi saus semen sebagai penghalus. Untuk dinding kamar mandi harus diplester dengan adukan campuran 1 Pc : 2 pasir, setinggi 1,5 m dari muka lantai. Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah mutu beton K-125 atau dengan campuran nominal 1 Pc : 2 Pasir : 3 Kerikil (dalam perbandingan isi). Slump pada saat pengerjaan masimum 7,5 cm dan minimum 2,5 cm. Pada arah pertumbuhan, besi beton sloof disediakan panjang penyaluran sepanjang 60 cm dan dibungkus dengan adukan dari campuran 1 Pc : 10 Psr dengan dimensi yang sama dengan dimensi sloof. Persyaratan bahan beton seperti air, pasir dan kerikil harus mengikuti PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
26
5.3. Pekerjaan badan bangunan 5.3.1. Rangka pokok bangunan dan dinding 1) Gambar -gambar : a) Rencana
b) Detail
3,20 m 5 cm
50 cm
m
1,40 m 5 cm 3,0 m
27
Sengkang D.8 mm - 20 cm D.12 mm - 20 cm
Sloof 15/20
Angker D.12 mm Jarak 300 cm Angker D.12 mm Jarak 100 cm Angker D.12 mm Jarak 300 cm Pasangan BT. Kali
Sloof 15/20
Pasir urug
RANGKA DINDING KAYU 5/10 RANGKA DINDING KAYU 5/10 PAS. DINDING PAPAN 2/20
PAS. DINDING PAPAN 2/20 RANGKA DINDING KAYU 5/7 RANGKA DINDING KAYU 5/10
DETAIL POT. B
SEKALA 1 : 50
28
DETAIL - A
SEKALA 1 : 50
Rangka dinding kaso 5/7
Dinding pasangan
Detail pengaku horizontal dan vertikal rangka kayu 2) Kebutuhan bahan : (1) Kerangka dari beton bertulang : a. No 1 2 volume pekerjaan: Rumah tipe Pekerjaan Kolom 15/15 beton bertulang Rangka kayu b. No 1 2 3 Vol RIT-1 0,29 0,47 RIT-2 0,29 0.52 RsS-1 0.39 0.64 RsS-2 0.45 0.76
M3 M3
kebutuhan bahan: Rumah tipe Bahan Vol btg btg kg RIT-1 4 3.5 7 RIT-2 4 3.5 7 RsS-1 6 5 9 RsS-2 7 6 9
30
4 5 6 7 8 9 10 11 12
Semen portland Pasir beton Split 2/3 Papan bekisting 2/20 Paku 7 cm Kayu 5/10 Kayu 5/7 Paku 10 cm Pelat angkur 40x5 cm,t=3 mm
(2) Dinding dari pasangan conblock 40 x 20x 10 cm dan papan: a. volume pekerjaan :
Rumah tipe No 1 2 Pekerjaan Dinding pasangan Dinding papan Vol M2 M2 RIT-1 16.5 23,1 RIT-2 24,5 34,3 RsS-1 31 43.4 RsS-2 36 50,4
b.
kebutuhan bahan
Rumah tipe
No 1 2 3 4 5
3) Proses pelaksanaan :
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
31
Kerangka bangunan dibuat dari beton bertulang sampai dengan ketinggian 1,0 m. dari muka lantai. Dimensi kolom 15 x 15 cm dan sloof 15 x 20 cm . Diatas kolom disediakan pelat penyambung untuk sambungan antara kolom beton dengan kolom kayu (lihat gambar) Pembuatan kerangka ini dilakukan bersamaan dengan pemasangan dinding dari pasangan conblock. Conblock yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah batu cetak beton pejal yang dibuat dari campuran semen portland dan agregat halus. Mutu conblock yang disyaratkan untuk bangunan ini adalah conblock yang memiliki kuat tekan rata-rata 70 kg/cm2 dengan kadar air 40 % pada saat pemasangan. Permukaan luar/dalam dinding conblock harus dihaluskan Antara pasangan conblock dengan kolom beton bertulang harus dipasang angker dari besi beton 8 mm dan dipasang pada setiap 60 cm atau setiap 3 lapis pasangan conblock. Dinding kamar mandi menggunakan dinding pasangan yang di haluskan pada bagian natnya. Semua bagian kayu yang menempel pada pasangan tembok harus diperkuat dengn anker ukuran 3/8. Semua pekerjaan kayu harus rata dan siku, bahannya dan kayu klas II yang tua dan kering. Semua pekerjaan kayu bila memungkinkan diawetkan terlebih dahulu dengan bahan pengawet secara pelaburan. Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah mutu beton K125 atau dengan campuran nominal 1 Pc: 2 Pasir : 3 Kerikil (dalam perbandingan isi). Slump pada saat pengerjaan masimum 7,5 cm dan minimum 2,5 cm. Persyaratan bahan beton seperti air, pasir dan kerikil harus mengikuti PUBI-1982.
32
6
1.50
6
1.50
P-2
3.00
5 4
P-2
3.00
5 4
J-2
3.00
3.00
P-1
3.00
P-3 P-1
3.00
2
J-1
3.00
2
J-1
3.00
1
3.00 3.00 3.00 3.00
1 A B C D
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
1.20
4.80
1.20
4.80
6
1.50
6
1.50
P-2 J-2
3.00
5 4
P-2
J-1
PJ-2
3.00
5 4
3.00
3.00
P-3
3
P-1
3.00
P-1
P-1
3.00
PJ-1 J-1
3.00
J-1
1
PJ-1
3.00
1
3.00 3.00
3.00
3.00
RENCANA PINTU-JENDELA
SKALA 1 : 100
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
33
b) detail
A
0.12
0.12 0.15 0.92 0.15
0.15
1.24 0.92
0.15
1.66 1.20
2.40 2.00
0.80 0.12
0.08
0.06
0.06
0.12
0.12
0.15
2.64
0.15
0.12
0.72
2.00
0.80
0.80
G
0.80 0.06 0.06 0.06 0.06 0.12 0.08
0.60 0.12
34
2) Volume pekerjaan dan Kebutuhan bahan : a. Volume pekerjaan : Rumah tipe No 1 2 3 4 5 Pekerjaan Kusen pintu KP1 Kusen pintu KP2 Kusen jendela KJ1 Kusen pintu dan jendela KG1 Kusen pintu dan jendela KG2 b. kebutuhan bahan Rumah tipe N o 1 2 3 4 Bahan Kayu balok 6/12 Angkur besi 8 mm 25 mm Paku 10 cm Kca 3 mm Vol M3 bh kg M2 RIT-1 0.142 8 0.1 0.48 RIT-2 2.40 20 0.2 2.4 RsS-1 2.583 28 0.25 3.6 RsS-2 2.583 28 0.25 3.6 Vol unit unit Uni t unit unit RIT-1 1 1 1 RIT-2 2 1 2 RsS-1 2 1 2 1 1 RsS-2 2 1 2 1 1
3) Proses pelaksanaan : Kayu untuk kusen pakai kelas II, untuk bingkai dan panil pintu/ jendela dari kayu kelas II. Kayu yang dipergunakan harus tua dan kering. Antara kusen dan dinding pasangan dipasang angker dari besi beton berdiameter 8 mm, angker ini dipasang pada setiap jarak 60 cm. Panjang angker yang tertanam pada kayu 5.0 cm dan yang tertanam pada pasangan 20 cm
35
Semua kusen pintu dan jendela harus dilabur dengan cat meni, cacat kayu ditutup dengan dempul dan dihaluskan. Antara lantai dengan kusen diberi sepatu dari pasangan beton tanpa tulangan setinggi kurang lebih 10 cm.
6
1.50 3.00
6
P-2
3.00
P-2
5 4
5 4
J-2
3.00
3.00
P-3 P-1
3
3.00
P-1
3.00
2
J-1
3.00
2
J-1
3.00
1
3.00 3.00 3.00 3.00
1 A B C
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
4.80
1.20
1.20
4.80
6
1.50
6
1.50
P-2 J-2
3.00
5 4
P-2
J-1
PJ-2
3.00
5 4
3.00
3.00
P-3
3
P-1
3.00
P-1
P-1
3.00
PJ-1 J-1
3.00
J-1
1
3.00 3.00 3.00
PJ-1
3.00
1
3.00
RENCANA PINTU-JENDELA
SKALA 1 : 100
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
0.12
KUSEN 6/12
KACA t=3mm
0.12 0.02
0.12 0.04 KACA t=3mm 0.06 KUSEN 6/12 0.01 0.01 0.11 PAPAN 3.5/10 0.06
0.02
0.01
PAPAN 3.5/10
0.08
0.04
0.04 0.10 PAPAN 3.5/10 KUSEN 6/12 SENG 0.12 0.10 0.05 0.06
0.04
0.10 0.05
0.12
0.06
0.12
KUSEN 6/12 KUSEN 6/12 0.06 KACA t=3mm 0.04 0.10 0.10 0.03 PAPAN 3/10 PAPAN 3/10 0.15 0.10 0.12 0.12 KAKI KUSEN KACA t=3mm TRIPLEK KUSEN 6/12 TRIPLEK t=3mm PAPAN 3/10 0.06 PAPAN 3/10 KUSEN 6/12
2) volume pekerjaan dan kebutuhan bahan : a. volume pekerjaan Rumah tipe No 1 2 3 Pekerjaan Daun pintu DP1 Daun pintu Dp2 Daun DJ1 jendela Vol unit unit Uni t RIT-1 1 1 1 RIT-2 2 1 2 RsS-1 4 1 5 RsS-2 4 1 5
b.
No 1 2 3 4 5 6
Bahan Kayu balok 5/10 Tripleks 6 mm Tripleks 3 mm Seng plat 36 Paku kaca Kaca 3 mm bjls
3) Proses pelaksanaan : Daun-daun pintu panil dibuat dengan.bingkai 3 x 7.5 cm 3 x 10 cm, sedangkan panilnya dibuat tripleks 3 mm luar dalam. Daun-daun jendela kaca dibuat dengan bingkai 3 x 7.5 cm, pengisinya dengan kaca bening tebal 2 mm. Tiap daun pintu dilengkapi dengan 2 buah engsel dan 1 kunci tanam. Tiap daun jendela yang dibuka dilengkapi dengan 2 buah engsel, 1 gerendel.
38
6
1.50 3.00 KUDA-KUDAKAYU KUDA-KUDAKAYU 1.50
6
3.00 KUDA-KUDAKAYU KUDA-KUDA KAYU
5 4
5 4
3.00
3.00
3
3.00 3.00
2
3.00 3.00
1
1.50 3.00 7.50 3.00 1.50 3.00 7.50 3.00
1 A B C D
1.50
1.20
4.80
1.50
1.20
4.80
6
1.50 3.00 1.50
6
3.00 KUDA-KUDA KAYU
5
KUDA-KUDA KAYU
5 4
KUDA-KUDA KAYU
KUDA-KUDAKAYU
4
3.00 3.00
3
3.00 3.00
2
1/2 KUDA-KUDA 3.00 KUDA-KUDAKAYU 3.00
1
1.50 3.00 7.50 3.00 1.50 3.00 7.50 3.00
1 A B C D
39
6 5 4 6 5 4
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6 5 4
6 5 4
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
DENAH PENUTUP ATAP T-36 SKALA 1 : 100
40
b) Detail:
PAPAN GAPIT 2x 2/10 GORDING 5/10 KUDA-KUDA 5/10
1
5/10 5/10
5/10
DETAIL ISOMETRI - 1
SEKALA 1 : 10
Min 30 cm
Batang 5/10
tarik
41
2 cm
2 cm
12,5 cm
12,5 cm
Sekur 5/10 Dipasang berdiri Kolom /rangka pokok bangunan 5/10 Sekur 5/10 Dipasang tidur
42
M3 M2
0.17 2.65
0.24 4.5
b.
No 1 2 3 4
kebutuhan bahan
Rumah tipe Bahan kayu 5/10 paku 10 cm paku 7 cm papan klam 2/10 ( 44 lbr @ 40 x 10 x 2 cm ) besi 12 mm @ 11 m besi 8 mm @ 11 m kawat baja Semen portland Pasir beton split Papan bekisting 2/20 Pasir urug Kayu reng @ 4 m Paku 7 cm Conblock 40x20x10 cm Vol btg btg kg kg RIT-1 12 1.0 2.0 0.036 RIT-2 12 1.0 2.0 0.036 RsS-1 12 1.0 2.0 0.036 RsS-2 12 1.0 2.0 0.036
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
43
3) Proses pelaksanaan : Kuda-kuda menggunakan konstruksi balok kayu dari kayu kelas II yang tua dan kering dengan ukuran 5 x 10 cm dan dipasang dengan jarak antar kuda-kuda maksimum 3.00 m Semua kayu kuda-kuda di labur dengan bahan pengawet Panjang paku sedikitnya 2 x tebal kayu pada sambungan rangkap 2 dan 3 1/3 x tebal kayu pada sambungan rangkap 3 Sambungan pada balok tarik dari kuda-kuda dibuat ditengah-tengah bentang dengan menggunakan tipe sambungan gigi dan diikat denga pelat baja, panjang overlap dari sambungan niminum 5 kali tebal kayu yang disambung atau 25 cm. Klam yang digunakan untuk sambungan batang rangka kuda-kuda adalah papan dari kayu klas II berukuran 10 x 25 cm dan tebal 2 cm, dengan jumlah paku pada setiap titik simpul berjumlah 20 buah. Ukuran paku yang digunakan adalah paku 7 cm, sehingga jumlah paku ini yang digunakan pada setiap satu unit kuda-kuda sekurang-kurangnyya berjumlah 220 buah. Untuk pertemuan permukaan ujung setiap batang dari rangka kuda-kuda dipasang 2 buah paku 10 cm, sehingga untuk satu unit kuda-kuda digunakan sekurang-kurangnya 22 buah paku 10 cm.
44
5.6.2.
1 A B C A B C D
6 5 4
6 5 4
1 A B C D A B C D
45
b) detail:
2.0 cm
12,5 cm
12,5 cm
20 cm
100 cm
Kuda-kuda
2) Volume pekerjaan dan Kebutuhan bahan : a. Volume pekerjaan : Rumah tipe No 1 Pekerjaan Luas atap bidang Vol M3 RIT-1 36.8 RIT-2 36.8 RsS-1 47.8 RsS-2 54.4
46
b.
Kebutuhan bahan rangka penutup atap untuk satu unit bangunan Rumah tipe
No 1 2 3 4 5
Bahan kayu 5/10 paku 10 cm asbes gelombang 0.8 x 2.4 m Wuwung Asbes @ 1.0 m Paku seng/asbes
RIT-1 12 1.5 24 5 4
RIT-2 17 2.0 28 10 5
RsS-1 20 2.25 36 10 7
RsS-2 20 2.25 36 10 7
3) Proses pelaksanaan : Kuda-kuda harus diletakkan tepat diatas kolom kerangka bangunan. Penutup atap digunakan asbes gelombang berukuran 80 x 2.40 cm, atau seng gelombang dari ukuran yang sama. Tipe lembaran asbes semen bergelombang adalah Tipe-B (gelombang sedang ) dengan tinggi gelombang 30 45 mm. Kerangka penutup atap hanya berupa gording dari kayu, Kayu yang dipakai ialah kayu kelas II berbentuk balok berukuran 5 x 10 cm, dan dipasang dengan jarak 1.00 cm. Sisi yang berukuran 5 cm menempel pada kuda-kuda. Agar gording dapat berdiri saling tegak lurus dengan kaki kuda-kuda maka dipasang klos yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran gording. Sambungan pada gording diatur sedemikian rupa, sehingga sambungan tersebut berada tepat diatas kaki kuda-kuda. Penempatan sambungan gording pada kuda-kuda harus dibuat bersilangan seperti diperlihatkan pada gambar. Tipe sambungan yang digunakan adalah tipe sambungan gigi dengan panjang over-lap 25 cm (lihat gambar detil) panjang overlap asbes maksimum 10 cm. Setiap lembar asbes yang terpasang dikekang oleh paku seng sekurangkurangnya satu baris di kedua ujung asbes dan satu baris ditengah. Masing-masing baris terdiri dari 3 buah paku.
47
6
1.50 BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7 BALOK ANAK 5/7 0.78 1.20 TRIPLEK t=3mm 3.00 1.50
6
BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7 BALOK ANAK 5/7 TRIPLEK t=3mm 1.20 3.00 3.00
5
0.48
5 4
0.48 0.60
4
3.00 0.78
0.60
3
3.00 3.00
2
3.00 3.00
1
1.50 3.00 3.00 1.50 3.00 3.00
1 A B
SKALA 1 : 100
B
SKALA 1 : 100
1.20
4.80
1.20
4.80
6
1.50 3.00 0.48 0.60 1.50
6
3.00 0.48 BALOK 5/7 BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7
5 4
0.60
5 4
3.00
0.78 1.20
TRIPLEK t=3mm3.00
BALOK 5/7 BALOK 5/7 BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7 BALOK ANAK 5/7 0.60 BALOK INDUK 5/10 0.53
0.79
1.20
2
3.00
0.79
1.20
2
3.00
TRIPLEKt=3mm
TRIPLEK t=3mm
1
1.50 3.00 3.00 1.50 3.00 3.00
1 A B
RENCANA PLAFON T-36
SKALA 1 : 100
B
SKALA 1 : 100
48
b) Detail:
5/10
5/10 5/7
5/7
RENC. PLAFOND
SEKALA 1 : 50
Dinding Rangka Plafond 5/10 Rangka Plafond 5/7 Rangka Plafond 5/10 Rangka Plafond 5/7
Klos 3/4
DETAIL POT. 1
SEKALA 1 : 20
DETAIL POT. 2
SEKALA 1 : 20
49
2) Volume pekerjaan dan kebutuhan bahan : a.Volume pekerjaan : Rumah tipe No 1 Pekerjaan Luas bidang penutup b.Kebutuhan bahan: Rumah tipe No 1 2 3 Bahan kayu 5/10 - 4 m kaso 5/7 cm-4 m Enternit asbes 100 x 100 cm, t : 0.5 cm Paku 10 cm Paku 7 cm Vol btg bh lbr RIT-1 5 6 10 RIT-2 10 12 20 RSS-1 15 18 30 RSS-2 20 24 40 Vol M2 RIT-1 9 RIT-2 18 RsS-1 23 RsS-2 32
4 5 3)
kg kg
0.75 0.5
1.5 1.0
2.25 1.5
3.0 2.0
Proses pelaksanaan : Kayu penggantung langit-langit dipergunakan kayu kelas II dengan ukuran 5 x 10 cm dan 5 x 7 cm, dan permukaan bawahnya harus diratakan. Kayu 5/10 digunakan untuk balok utama dan kayu 5/7 digunakan untuk balok antara. Jarak antara balok utama dan balok antara harus dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk kotak berukuran 50 x 100 cm atau setidaktidaknya harus seminimal mungkin menimbulkan limbah dari bahan penutup langit-langit. Bahan langit-langit digunakan asbes plat berukuran 100 x 100 cm. Celah antara langit-langit satu dengan lainnya ditutup dengan dempul.
50
KM / WC - 0.1
DENAH KAMAR MANDI DAN WC b) Detail: 2) Kebutuhan bahan : Rumah tipe No 1 2 3 Bahan Bak mandi Kloset jongkok Floor drain Vol bh bh bh RIT-1 1 1 1 RIT-2 1 1 1 RsS-1 1 1 1 RsS-2 1 1 1
3) Proses pelaksanaan : Bak air mandi dibuat dari beton yang dilapisi terazo Pelat jongkok juga dibuat dari beton dilapisi terazo
51
6
KM / WC
5 4
5 4
SERVIS
SERVIS
3
TERAS RUANG INTI RUANG INTI TERAS
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6
KM / WC KM / WC
6 5 4
RUANG INTI
5 4
RUANG INTI
3
RUANG INTI RUANG INTI
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
52
b) Detail : 3) Kebutuhan bahan: Rumah tipe No 1 Bahan Sumur ponpa tangan kedalaman minimal 12 m lengkap dengan pompa ponpa tangan Pipa PVC Pipa galvanis 1 Knee Sambungan 1 Sambungan T Keran lem isolasi Vol unit RIT-1 1 RIT-2 1 RsS-1 1 RsS-2 1
2 3 3 4 5 5 6 7
Lt Lt bh bh bh bh bh bh
1 2 4 1 1 1 1 1
1 2 4 1 1 1 1 1
1 2 4 1 1 2 1 1
1 2 4 1 1 2 1 1
4)
Proses pelaksanaan: Kedalaman sumur ponpa tangan minimal 12 meter atau sampai dengan keluar air bersih yang layak untuk diminum. Pipa untuk sumur ponpa tangan digunakan pipa galvanis berukuran 1 dan ditonjolkan setinggi kurang lebih satu meter dari permukaan tanah diberi dudukan dari pasangan conblock dengan adukan 1Pc : 5 pasir. Jumlah titik kran disesuaikan dengan gambar. Pipa air untuk distribusi digunakan ukuran , terbuat dari PVC kualitas baik. Pada setiap sambungan harus menggunakan lem dan isolasi
53
6
KM / WC KM / WC
6 5 4
SERVIS
5 4
SERVIS
3
TERAS RUANG INTI RUANG INTI TERAS
2
SEPTIK TANG SEPTIK TANG
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6
KM / WC KM / WC
6 5 4
RUANG INTI
5 4
RUANG INTI
3
RUANG INTI RUANG INTI
2
SEPTIK TANG SEPTIK TANG
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
54
b) Detail :
1.0 m 0.3 m
0,5 m
1.0 m
1,2 m 1,0 m
15 cm PVC
0.5 m
D 1.0 m
2)
No 1 2 3
Bahan Buis beton 1 m 0,5 m Buis beton 1 m 1.0 m Plat beton bertulang 1 m, t =8 cm Lantai beton tumbuk t= 10 cm Bak kontrol Pipa PVC 4
Vol bh bh unit
RIT-1 1 1 1
RIT-2 1 1 1
RsS-1 1 1 1
RsS-2 1 1 1
3 4 5
unit unit Lt
1 1 4
1 1 4
1 1 4
1 1 4
55
6 7 8 9 10 11 12 13 11 3)
Pipa PVC 3 Sambungan T 4 Sambungan T 3 Sambungan Knee 4 Sambungan Knee 3 Sambungan lurus 4 Sambungan lurus 3 Lem PVC selotif Proses pelaksanaan:
3 2 4 2 2 3 1 1
3 2 4 2 2 3 1 1
3 2 4 2 2 3 1 1
3 2 4 2 2 3 1 1
3 2 4 2 2 3 1 1
Air kotor asal dari cucian dan kamar mandi disalurkan melalui saluran tertutup dari PVC 3 untuk selanjutnya dialirkan ke saluran umum Air kotor dari kakus disalurkan melalui pipa PVC 4 yang selanjutnya dimasukkan ke tangki septik. Bahan tangki septic digunakan buis beton diameter 1.0 m dengan ketinggian 1,5 m. Disarankan menggunakan 2 buah buis beton, satu buah panjang 1 m dan lainnya 0,5 m. Penutup tangki septik dibuat dari pelat beton bertulang tebal sekurangkurangnya 8 cm dengan kualitas beton K-125. Untuk tulangan digunakan besi beton 8 mm jarak 15 cm. Pipa pembuangan gas digunakan pipa galvanis 1,5 . Semua pipa dari PVC yang tertanam didalam tanah harus menggunakan pipa yang tebal sehingga tidak mudah pecah.
56
6 5 4
SERVIS KM / WC
6 5 4
3
TERAS RUANG INTI
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6
KM / WC
6
KM / WC
5 4
5 4
3
RUANG INTI RUANG INTI
1 A B
SKALA 1 : 100
1 B
SKALA 1 : 100
57
3) Proses pelaksanaan :
Instalasi listrik harus memenuhi syarat yang ditetapkan dalam peraturan PLN setempat Jumlah gantungan, stopkontak, sakelar sesuai dengan gambar
6.
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Bahan Kaso 5/7- 4 m Kayu 5/10 Kayu balok 5/10 ( Daun pintu ) Kayu balok 6/12 (kusen ) Kayu reng @ 4 m Papan bekisting 2/20 Tripleks 6 mm Tripleks 3 mm
58
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Seng plat bjls 36 Ppn 2/20- 4 m papan klam 2/10 ( 44 lbr @ 40 x 10 x 2 cm ) Paku 10 cm paku 7 cm Paku seng/asbes Paku kaca Pelat angkur 40x5 cm,t=3 mm Angkur besi 8 mm 25 mm Kca 3 mm batu kali conblock 40 x 20 x 10 split Semen portland Pasir beton pasir pasang Pasir urug besi 12 mm @ 11 m besi 8 mm @ 11 m kawat baja asbes gelombang 0.8 x 2.4 m Wuwung Asbes @ 1.0 m Enternit asbes 100 x 100 cm, t : 0.5 cm Bak mandi
1.2 37 0.036 5.35 7 4 0.025 20 8 1.13 1.62 275 1.06 17.55 2.08 1.28 1.15 16 13.5 13.5 24 5 10 1
1.2 51 0.036 7.7 9 5 0.04 20 20 3.7 1.62 400 1.06 19,75 2.08 1.58 1.15 16 13.5 13.5 28 10 20 1
1.2 65 0.036 9.75 12 7 0.06 28 28 6.85 2.16 540 1.5 26.42 2.96 2.07 1.61 26 23 23.5 36 10 30 1
1.2 73 0.036 8.5 14.5 7 0.06 32 28 6.85 2.34 668 1.8 31 3.6 2.34 2.10 33 30 29.5 36 10 40 1
59
33 34
Kloset jongkok Floor drain Sumur ponpa tangan kedalaman minimal 12 m lengkap dengan pompa ponpa tangan Pipa PVC Pipa galvanis 1 Knee Sambungan 1 Sambungan T Keran lem isolasi Buis beton 1 m 0,5 m Buis beton 1 m 1.0 m Plat beton bertulang 1 m, t =8 cm Lantai beton tumbuk t= 10 cm Bak kontrol Pipa PVC 4 Pipa PVC 3 Sambungan T 4 Sambungan T 3 Sambungan Knee 4 Sambungan Knee 3 Sambungan lurus
bh bh
1 1
1 1
1 1
1 1
35
unit
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 2 2
1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 2 2
1 2 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 2 2
1 2 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 2 2
60
4 56 57 58 59 60 61 62 63 Sambungan lurus 3 Lem PVC selotif Titik lampu Stop kontak Saklar Kabel Panel kontrol 3 1 1 bh bh bh m unit 3 1 1 4 2 1 10 1 3 1 1 4 2 2 10 1 3 1 1 5 2 2 15 1 3 1 1 6 3 2 20 1
Untuk mempermudah pembangunannya, struktur bangunan rumah dibagi kedalam 12 kelompok pekerjaan, yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. pengukuran dan pembuatan bouplang, penggalian pondasi, pembuatan sloof dan lantai beton tumbuk, pembuatan kusen pintu dan jendela, Pembuatan kuda-kuda, Pengerjaan pembesian untuk kerangka bangunan dari beton bertulang; Pembuatan rangka pokok bangunan dari kayu pemasangan kusen pintu rangka besi beton, Pengerjaan dinding dari pasangan conblock dan pengecoran kolom serta ring balok, Pemasangan dan penyetelan rangka pokok bangunan dari kayu dan rangka dinding papan dan dinding papan; pemasangan kuda-kuda serta gording dari kaso 5/7, ikatan angin dan gording; pemasangan atap dari asbes gelombang beserta bubungan dan lisplang; pemasangan daun pintu dan daun jendela serta kunci-kunci, finishing dan pembersihan lapangan.
Dengan memperhatikan kelompok pekerjaan diatas, maka urutan pekerjaan pendirian bangunan dapat dilakukan sebagai berikut:
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
61
(1) Pekerjaan persiapan Pekerjaan persiapan dalam hal ini adalah pembersihan lokasi tempat bangunan akan didirikan yang meliputi pembersihan alang-alang dan tanah humus serta perataan lahan. ( 2 ) Pekerjaan pengukuran dan pembuatan bowplank Pondasi yang digunakan pada struktur rumah tinggal adalah pondasi setempat dari pasangan batu kali, untuk itu harus diperhatikan dengan seksama pemasangan bouplang dan dapat dilakukan seperti pada gambar dan langkah berikut ini: o Ambil as jalan sebagai referensi tampak bangunan. o Tancapkan dua tiang kaso 5/7 sejajar dengan as jalan o Hubungkan dua tiang kaso ini dengan papan 2/20 cm. o Pasang paku 7 cm pada bagian atas papan, kemudian tarik benang yang saling membentuk sudut 90o dengan papan yang sejajar dengan as jalan. Gunakan segi tiga siku sama kaki dengan panjang kaki 100 cm ( dari kayu 2/10 cm ) untuk mendapat kan sudut yang tepat. Lalu tancapkan beberapa tiang kaso 5/7 berhimpitan dengan benang tersebut dan pasang papan bowplank. o Lakukan cara yang sama untuk sisi sisi yang lainnya, sehingga diperoleh pola bentuk bangunan sisi-sisi yang saling membentuk sudut tepat 90o o Buatlah pola untuk menentukan titik galian pondasi melalui papan bowplank seperti diperlihatkan pada gambar.
Mistar penyiku
Lubang pondasi 60 x 60 x 60 cm
Papan 2/20 cm
Kaso 5/7 cm
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
62
( 3 ) Pembuatan pondasi, sloof dan lantai secara berturut turut dapat dikerjakan setelah pekerjaan butir 1) dan 2) diatas selesai dikerjakan. Untuk menghubungkan kolom dengan sloof, perlu diberikan stek besi beton berdiameter 12 mm sama dengan yang digunakan untuk kolom setinggi 60 cm
( 4 ) Bersamaan dengan pekerjaan pondasi dan lantai dapat dilakukan pembuatan kuda-kuda. Konstruksi kuda-kuda ini sangat sederhana, yaitu menggunakan sistem konstruksi kuda-kuda papan paku, sistem ini hanya menggunakan sambungan klam, langkah pekerjaan pembuatan kuda-kuda ini adalah sebagai berikut: o Cari tempat yang rata o Buat pola sesuai ukuran dan bentuk kuda-kuda yang akan dibuat dengan menggunakan benang dan paku 10 cm. o Sejajar dengan benang dipancangkan kayu reng cm setinggi 15 cm dari bidang rata. o Tempatkan balok balok kayu 5/10 dan rapatkan pada kayu reng yang dipancangkan tadi sehingga tampak membentuk kuda-kuda. o Potonglah bagian yang perlu dipotong sesuai dengan prinsip sambungan gedug dan klam. o Maka didapat sebuah kuda kuda yang cukup kokoh
63
Patok patok kayu reng disusun sedemikian rupa sehingga membentuk pola kuda- kuda yang sesuai dengan rencana
Kuda-kuda
Yang perlu diperhatikan pada pembuatan kuda-kuda ini adalah bentang dari kuda-kuda. Bentang 3 m ini adalah jarak dari masing-masing as ring balok, agar ujung batang tarik dari kuda-kuda tersebut berada tepat di sisi luar dari ring balok maka bentang tiga meter ini harus ditambah 15 cm sesuai dengan lebar ring balok, dengan demikian total bentang kuda-kuda menjadi 3,15 m. ( 5 ) pasang rangka tulangan kolom tepat pada besi stek yang telah disediakan pada sloof. Besi stek harus berada di dalam rangka tulangan kolom. Lakukan pengukuran agar rangka beton ini berdiri dengan tegak lurus dan ditahan sementara dengan menggunakan kaso 5/7, bersamaan dengan ini lakukan pekerjaan pasangan conblock.
64
Dengan ukuran kolom 15 x 15 cm dan lebar pasangan conblock 10 cm, agar kolom dapat dibentuk dengan baik, bekisting kolom harus dibuat seperti gambar beikut. Untuk kolom tengah, bekisting dibuat dengan bentuk 2 buah huruf U yang digabungkan ditempat kolom dimana beton segar akan dicurahkan. Untuk kolom sudut, bekisting dibuat dengan bentuk huruf G dan huruf F
15 cm Kolom beton 15/15 5,5 cm Pas. Conblock 10 cm
(6) Lakukan pekerjaan pasangan conblock hingga ketinggian satu meter. Selanjutnya, pasang bekisting dan lakukan pengecoran. Agar bekisting tidak mudah ber-ubah pada saat dilakukannya pengecoran, sekeliling bekisting tersebut diikat dengan menggunakan 2 lembar kawat beton. Ikatan kawat ini dibuat pada setiap dua lapis pasangan conblock, dan dilakukan pada saat adukan spesi dari pasangan conblock masih basah. Setelah selesai pengecoran kemudian diperoleh hasil seperti pada gambar berikut.
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
65
Agar diperoleh hasil adukan yang baik dengan kandungan air yang tidak berubah, perlu diperhatikan pembuatan adukan baik untuk beton maupun untuk spesi pasangan. Pengerjaan adukan harus dilakukan dengan menggunakan alas dari papan yang dilapisi pelat seng, alas adukan ini dibuat dengan ukuran tidak kurang dari 1 x 1 m. (7) Bersamaan dengan pembuatan rangka kuda-kuda atau tepat setelah pembuatan kuda-kuda, dapat dilakukan pembuatan rangka pokok bangunan.. Semua bagian rangka ini dibuat dari kayu 5/10 yang terdiri dari 2 ( dua ) kolom dengan masing-masing panjang 1,40 m dan 1 ( satu ) balok gawang yang panjang seluruhnya 3,20 m serta 2 ( dua ) sekur dengan panjang 0,50 m sebagai pengaku. Kayu-kayu ini dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah gawang seperti diperlihatkan pada gambar dibawah. Agar rangka ini tidak ber-ubah bentuk pada saat transportasi dalam pemasangan, maka dipasang penguat sementara dari kayu reng atau bambu.
66
( 8 ) Angkat dan posisikan gawang-gawang tersebut tepat diatas kolom beton bertulang. Pastikan bahwa setiap kolom dari gawang kayu ini berada diantara pelat angker yang sudah disediakan pada setiap kolom. Gunakan water pass untuk mengukur gawang benar-benar berdiri tegak lurus dan kemudian tahan untuk sementara dengan menggunakan kayu kaso 5/7.
( 9 ) Pasang ring balok dari kayu 5/10 dalam posisi tertidur, dan hubungkan dengan balok-balok gawang dengan menggunakan 2 buah paku 10 cm pada setiap titik temu antara ring balok dengan balok gawang.
67
( 10 ) Pasang pengaku rangka bangunan baik pada arah vertikal maupun arah horizontal. Selanjutnya pasang kusen pintu dan kusen jendela bersamasama dengan kerangka dinding untuk dinding papan.
( 11 ) Pasang papan-papan sebagai penutup dinding. Kedua permukaan papan harus diserut halus dan gunakan sambungan alur lidah untuk sambungan pada papan.
68
( 12 ) pasang kuda-kuda yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan cara sebagai berikut; o angkat kuda-kuda keatas rangka yang telah berdiri, tempelkan terlebih dulu balok tarik dari kuda-kuda tersebut pada bagian atas gawang dari rangka pokok (agar kuda-kuda tidak patah pada saat pengangkatan maka sebaiknya dilakukan oleh tiga orang). o Dorong batang kaki kuda-kuda kearah atas sampai kuda-kuda tersebut dapat berdiri tegak lurus dan dalam posisi yang tepat. o Tahan sementara menggunakan kaso.
69
( 13 ) pasang balok-balok pengaku antar satu kuda-kuda dengan kudakuda lainya dengan menggunakan kaso 5/7, lalu pasang gording dari balok kayu 5/10.
( 14 ) pasang penutup atap asbes gelombang beserta wuwungnya. dengan demikian telah mendapat tempat yang teduh dengan lantai yang telah diperkeras denga beton tumbuk dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.
70
( 15 ) pekerjaan finishing, pemasangan daun pintu dan jendela lengkap dengan penguncinya, dan pembersihan lapangan kerja
( 16 ) Untuk pembangunan ruang-ruang pertumbuhan dari RIT ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Gali tanah hingga overstack yang disediakan pada sloof nampak terlihat. Bongkar adukan pelindungnya hingga stack tulangan dari sloof terlihat dan bersih dari adukan. Lakukan pengukuran dan pemasangan bouplang yang berpedoman pada sloof yang telah terpasang. Sambungkan tulangan sloof yang baru dengan besi stack yang dari sloof tadi, dimana posisi stack ini harus berada didalam susunan tulangan yang baru.
71
Dengan mengacu kepada urutan pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan diatas, maka dapat dilakukan perhitungan waktu yang diperlukan untuk membangun satu unit rumah inti dengan spesifikasi yang tercantum dalam buku ini. Perhitungan waktu pelaksanaan ini hanya untuk RIT1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 8 9 10 11 12 13 14 Pekerjaan 1 Galian pondasi Pondasi batu kali Pek.pembesian Sloof beton bertulang 15/20 Pemadatan tanah di bawah lantai dan pasangan lantai 1pc:5psr Pasanga dinding conblock dan rangka bangunan beton bertulang 15/15 cm Pembuatan rangka kayu (3 unit) Kuda-kuda dari kayu 5/10 Pemasangan rangka bangunan Memasang kuda-kuda (2 bh) Pasang ikatan angin dan gording Pasang penutup atap Pasang dinding papan 2/20 Pasang daun pintu dan daun jendela Finishing Pembersihan lokasi rumah 72 2 3 4 5 6 7 8 9 Hari kerja ke: 1 1 1 1 1 0 1 2 3 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 2 2 0 1 2 2 3
73
3)
4)
5)
6)
7)
Pedoman Teknik ini memberikan arahan pengembangan dari Rumah Inti Tumbuh (RIT) menjadi Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) secara bertahap. Pelaksanaan pembangunan rumah tipe ini dapat dilakukan untuk lokasi dengan potensi bahan baku lokal yang didominasi oleh kayu serta untuk daerah dengan lapisan tanah kering, dan memiliki tegangan tanah tn 0,5 kg/cm2 , Pemilihan tipe rumah ini dilakukan atas dasar potensi bahan bangunan terbanyak dengan harga paling rendah disuatu daerah dimana rumah tersebut akan didirikan, Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis rumah yang dapat diterapkan di satu propinsi, dibuat Zonasi Rumah Sederhana Sehat yang merupakan penggabungan dari berbagai potensi, diantaranya potensi bahan bangunan lokal, potensi budaya serta kondisi geologis di setiap propinsi, seperti terlihat pada Tabel 2. Untuk propinsi yang memiliki lebih dari satu pilihan jenis rumah, urutan pertama merupakan pilihan yang utama, pilihan jenis rumah lainnya ditentukan berdasarkan Mikro Zonasi yang dibuat untuk tingkat daerah.
Tembok (conblock)
Setengah tembok Tembok (bata merah) Kayu panggung Kayu tidak panggung
Pasangan = tegakan, Tanah basah, Pasir Pasangan = tegakan, Tanah kering, Tanah liat
Maluku Maluku Utara Riau Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Sulteng Sulut Gorontalo Papua
Setengah tembok Tembok (conblock) Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah tembok Tembok (bata merah) Kayu tidak panggung Kayu panggung
Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah tembok Tembok (bata merah)
2. Acuan normatif Undang-undang No. 4 Tahun 1992, Perumahan SNI 03-1733-1989, Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota SNI 03-3434-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk bangunan dan gedung SNI 03-2837-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tembok dan plesteran untuk bangunan sederhana SNI 03-2435-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pek erjaan penutup langit-langit untuk bangunan dan gedung SNI 03-2836-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi batu belah untuk bangunan sederhana SNI 03-2835-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan persiapan dan pekerjaan tanah untuk bangunan sederhana SNI 03-3436-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan atap untuk bangunan dan gedung SNI 03-2840-1992, Tata cara pengerjaan lembaran asbes semen untuk penutup atap pada bangunan rumah dan gedung SNI 03-3436-1992, Tata cara perhitungan satuan pekerjaan atap untuk bangunan dan gedung SNI 05-1994-F, Tata cara perancangan penerangan alami siang hari untuk rumah dan gedung PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia Keputusan Menteri PU No. 20/KPTS/1986, Peraturan teKneek pembangunan perumahan sederhana tidak bersusun Keputusan Menkes No. 829/MENKES/SK/VII/1999, Persyaratan kesehatan perumahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 54/PRT/1991 tentang Pedoman TeKneek Pembangunan Perumahan Sangat Sederhana 3. Istilah dan definisi 3.1 rumah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga 3.2 kesehatan keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi
3.3 rumah sehat rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi ketetapan atau ketentuan Teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah dari bahaya atau gangguan kesehatan, sehingga memungkinkan penghuni memperoleh derajat kesehatan yang optimal 3.5 rumah sederhana tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang. 3.6 rumah sederhana sehat tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang, berupa bangunan yang luas lantai dan luas kavelingnya memadai dengan jumlah penghuni serta memenuhi persyaratan kesehatan rumah tinggal 3.7 inti isi yang paling pokok atau penting, bagian yang penting peranannya di dalam suatu proses 3.7 rumah inti rumah yang terdiri atas ruangan inti rumah seperti ruang yang terpenting atau hanya atap dan lantai, sedangkan pengembangan selanjutnya diserahkan kepada penghuni
3.8 rumah inti tumbuh tempat kediaman awal untuk memulai bertempat tinggal dengan standar minimal yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat 2 berpenghasilan rendah berupa bangunan dengan luas lantai 21 m dan luas 2 lahan efektif antara 72-90 m yang berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga serta mendorong penghuni untuk tumbuh, baik aspek fisik bangunan rumah sederhana sehat maupun aspek sosial budaya
3.9 utilitas bangunan sarana penunjang untuk pelayanan bangunan, berupa jaringan air bersih, pembuangan sampah, jaringan listrik, jaringan telepon dan jaringan gas 3.10 perumahan kelo mpok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan diperuntukkan bagi masyarakat penghuninya. 3.11 aspek geologi aspek yang berkaitan dengan struktur tanah, yang diperlukan a ntara lain untuk menentukan jenis pondasi, sistem pembuangan air limbah dan semua pekerjaan yang berhubungan dengan kondisi fisik tanah 3.12 aspek geografi aspek yang berkaitan dengan letak atau posisi lingkungan perumahan terhadap Iingkungan di sekitarnya 3.13 aspek topografi aspek yang berkaitan dengan fisik permukaan tanah seperti bentuk, karakter, tumbuhan, aliran sungai dan kontur tanah 3.14 persyaratan Teknis ketentuan-ketentuan Teknis yang harus dipenuhi menyangkut pengaturan keamanan, kenyamanan serta kesehatan 3.15 persyaratan ekologis persyaratan yang berkaitan dengan keserasian dan keseimbangan, baik antara lingkungan buatan dengan lingkungan alam maupun dengan lingkungan sosial budaya, termasuk nilai-nilai budaya bangsa yang perlu dilestarikan
3.16 bahan pasangan bahan bangunan berupa bahan baku anorganik yang diperoleh dari alam, untuk memasang atau menggunakannya sebagai bahan bangunan diperlukan perekat berupa semen hidrolis 3.17 bahan tegakan bahan bangunan berupa kayu bangunan hasil olahan kayu yang diperoleh dengan cara mngkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain yang sesuai dengan tujuan penggunaannya 3.18 persyaratan administratif persyaratan yang berkaitan dengan pemberian ijin usaha, ijin lokasi dan ijin mendirikan bangunan serta pemberian hak atas tanah 4. Dasar Perancangan 4.1. Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal Persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah kondisi fisik, kimia dan biologis di dalam rumah yang memenuhi Kepmen Kesehatan No.829/MENKES/SK/VII/1999, menyangkut persyaratan bahan bangunan, komponen dan penataan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular penyakit, air, sarana penyimpan makanan yang aman, limbah dan kepadatan hunian ruang tidur. 4.2. Pemilihan Lokasi Lokasi yang dipilih untuk pembangunan rumah harus memiliki luasan tanah yang cukup bagi pembangunan rumah serta berada pada lingkungan yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial. Apabila pembangunan perumahan dilakukan melalui industri perumahan seperti Lisiba atau Kasiba maka minimal 1000 unit untuk Lisiba dan 3000 unit untuk Kasiba. 4.3. Peraturan Daerah Beberapa peraturan daerah yang perlu dipenuhi menyangkut:
1) 2) 3) 4) 5)
Luas Kaveling, Lebar Muka Kaveling, Panjang Deret Kaveling, KDB KLB luas lahan efektif minimal antara 72 m2 sampai dengan 90 m2 khususnya dipersyaratkan dikawasan perkotaan bukan pusat kota lebar muka kaveling minimal 6 m atau 7.5 m, untuk mengantisipasi kebakaran, panjang deretan kaveling maksimum 75 m, kurang lebih 10 kapling dengan ukuran lebar kapling 7,5 meter dan atau 12 kapling untuk lebar muka kapling dengan ukuran 6 meter bagian kaveling yang tertutup bangunan rumah maksimum 60% dan luas kaveling atau sesuai Peraturan Daerah setempat koefisien lantai bangunan 1,2.
4) 5)
4.4. Kebutuhan Dasar Minimal Suatu Rumah 1) 2) 3) 4) 5) 6) Atap yang rapat dan tidak bocor Lantai yang kering dan mudah dibersihkan Penyediaan air bersih yang cukup Pembuangan air kotor yang baik dan memenuhi persyaratan kesehatan Pencahayaan alami yang cukup Udara bersih yang cukup melalui pengaturan sirkulasi udara sesuai dengan kebutuhan
4.5. Susunan Keluarga Calon Penghuni Dianggap Terdiri dari 3 atau 4 Orang
No 1 2 3 4 Komposisi Penghuni Ayah Ibu Anak Balita Anak Dewasa RIT -1 1 1 RIT -2 1 1 1 RsS-1 1 1 1 1 RsS-2 1 1 1 1
4.6. Dasar Penetapan Prototype Rumah Inti Tumbuh Dalam menyusun program rencana pembangunan perumahan secara besarbesaran, dilakukan pendekatan dari segi: 1) Kebutuhan rumah yang sangat mendesak 2) Aktivitas penghuni yang relatif rendah 3) Keamanan 4) Kesehatan
4.7. Rancangan Proses Pengembangan Rs Sehat Dalam proses pengembangan Rumah Inti Tumbuh menjadi Rumah Sederhana Sehat, dari segi aktivitas penghuni dan kesehatan menggunakan norma sebagai berikut: 1) Kebutuhan udara bersih didalam rumah + 9 m3 /orang 2) Kebutuhan pergantian udara + 0,80 m3 /menit/orang 3) Kebutuhan penerangan alam didalam kamar minimum 50 lux. 4) Kebutuhan penerangan buatan untuk seluruh rumah minimum 100 VA 5) Kebutuhan air bersih + 100 liter/hari/orang Untuk pembuangan air kotor dipergunakan cara-cara yang memenuhi syaratsyarat kesehatan, antara lain tangki septik, sumuran (beerput), saluran pembuangan air kotor ( riool) yang disediakan melalui program perbaikan sarana dan prasarana lingkungan dari Pemerintah Daerah. 4.8. Rancangan Rumah Inti Bangunan dan bagian-bagiannya Bangunan Rumah Inti Tumbuh (RIT-1) berukuran 21 m2 dengan ruangan-ruangan: - Ruang inti berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang serba guna (tanpa dinding) berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Kamar mandi + WC berukuran 1,50 x 1,20 m2 Pertumbuhan menjadi Rumah Sederhana Sehat (RsS-1) berukuran 28.8 m2 dengan ruangan: - Dua ruang tidur berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang servis/pertumbuhan berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Kamar mandi + WC berukuran 1,50 x 1,20 m2 Pertumbuhan menjadi Rumah Sederhana Sehat (RsS-2) berukuran 36 m2 dengan ruangan: - Dua ruang tidur berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang tidur anak berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang tamu berukuran 3.00 x 2.50 m2 - Ruang keluarga berukuran 3.00 x 3.00 m2 - Kamar mandi + WC berukuran 1,50 x 1,20 m2 Konstruksi bangunan rumah: - Pondasi konstruksi - Lantai konstruksi
10
rangka kayu dan papan kayu rangka kuda-kuda kayu asbes gelombang kecil
Sanitair minimal untuk RIT-1 sampai dengan RsS-2 minimal memiliki: - Closet jongkok kakus beserta leher angsanya 1 unit - Bak air mandi fibre/plastik 1 unit - Disiapkan instalasi diluar sumber sumur pantek 1 unit
Gambar Rancangan A. Rumah Inti Tumbuh RIT-1 Lihat gambar 1: RIT-1, gambar 2: RIT-2, gambar 3: RsS-1 dan gambar 4: RsS-2.
KETERA NGAN
25
SERVIS
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
5
KM / WC - 0.1
A
SERVIS
4
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
B
TERAS R. TIDUR 0.00
3
SENG GELOMBANG GORDING 5/7 KUDA-KUDA 5/10 GORDING 5/7 IKATAN ANGIN 5/7
+ 4.10
A
HALAMAN -0.20
2
25
+ 2.40
+ 2.40
GAMBAR :
RUANG INTI
1 A B C D 2
POTONGAN A - A
SKALA 1 : 100
Pasir Urug Pond. BT. Kali Setempat
Pasir Urug
DENAH
SKALA 1 : 100
B
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
A-01
KETERA NGAN
13
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
5
KM / WC - 0.1
4
TAMPAK BELAKANG
R. TIDUR
SKALA 1 : 100
B
TERAS R. TIDUR 0.00
3
SENG GELOMBANG GORDING 5/7 KUDA-KUDA 5/10 GORDING 5/7 IKATAN ANGIN 5/7
+ 4.10
A
HALAMAN -0.20
2
25
+ 2.40
+ 2.40
GAMBAR :
R. TIDUR
R. TIDUR
R. TIDUR
1 A B C D 2
SKALA 1 : 100
DENAH
SKALA 1 : 100
B
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
SEKALA 1 : 100
A-02
KETERA NGAN
14
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
5
KM / WC - 0.1 25
+ 4.10
+ 2.40
4
R. TIDUR
R. TIDUR
R. TIDUR
TAMPAK BELAKANG
0.00 - 0.20 - 0.80 SKALA 1 : 100
3 B
TERAS R. TIDUR 0.00
B 2
2
POTONGAN A - A
SKALA 1 : 100
+ 4.10
A
HALAMAN -0.20
+ 2.40
R. TAMU/ SERBA GUNA
R. TIDUR
1 A B
DENAH
SKALA 1 : 100
DIGAMBAR
: WRJ / ADE : ARS / CB / BOB / BUD : PTS / AI TANGGAL JULY, 2002 NO. GAMBAR
D
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
A-03
KETERA NGAN
15
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
5
KM / WC - 0.1 25
+ 4.10
+ 2.40
4
R. TIDUR
R. TIDUR
R. TIDUR
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
3 B
TERAS R. TIDUR 0.00
B 2
2
POTONGAN A - A
SKALA 1 : 100
+ 4.10
+ 2.40
A
HALAMAN -0.20
0.00 - 0.20
1 A B
SKALA 1 : 100
- 0.80
D
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
: WRJ / ADE : ARS / CB / BOB / BUD : PTS / AI TANGGAL JULY, 2002 NO. GAMBAR
A-04
4. Spesifikasi Teknis dan Kebutuhan Bahan 5.1. Pekerjaan Persiapan 1) Gambar -gambar: a) Rencana
40 cm 60 cm 60 cm 60 cm 60cm 60cm
6 5 4
60cm 60cm
1 A B C
6 5 4
1 A B C
17
1 A B C D A B C D
1 A B C D A B C D
18
b) Detail
Mistar penyiku
Kaso 5/7 cm
19
b.
No 1 2 3
Kebutuhan Bahan
Tipe Rumah Bahan Vol RIT-1 RIT-2
btg lbr kg
6 8 0.5
6 8 0.5
RsS-1 8 10 0.5
RsS-2 8 10 0.5
3) Proses Pelaksanaan: (1) Pekerjaan tanah: Lapisan tanah humus yang terdapat pada permukaan tanah bangunan harus dikeruk dan disingkirkan, Galian lubang pondasi harus sampai lapisan tanah yang cukup kuat, BiIa tanah bangunan buruk sekali, maka harus dilakukan perbaikan tanah seperlunya, Tanah bekas galian harus diatur dengan rata di halaman. (2) Penentuan tempat dan titik duga (pell) nol: Tempat bangunan harus ditentukan dengan alat-alat pengukur pada papan-papan bangunan (bouwplank ) dari kayu yang diketam. Untuk piket-piket dilarang menggunakan bambu, Titik duga ditetapkan sekurang-kurangnya 25 cm diatas permukaan tanah bangunan (maalveid) yang tertinggi, Gunakan segitiga siku-siku untuk memastikan bouwplank saling menyiku satu dengan lainnya.
20
1 A B D A B
DENAH PONDASI RIT-2
SKALA 1 : 100
1 C D
1 A B C D A B C D
21
b) Detail
Pasir urug
TAMPAK ATAS
SEKALA 1 : 20
POTONGAN - B
SEKALA 1 : 20
22
Panjang penyaluran ( 60 cm) dari sloof ke arah rencana pertumbuhan bangunan. Overstack besi dari sloof yang dibungkus dengan adukan 1 Pc: 10 Psr dengan dimensi sama dengan dimensi sloof.
Kayu reng dipasang setiap 30 cm 30 cm 30 cm Papan bekisting 2/20 Besi beton menerus dari sloof untuk panjang penyaluran ke arah pertumbuhan
Bekisting Pondasi
Pedoman teKnees pembangunan rumah sederhana sehat
23
2) Kebutuhan Bahan: (1) Pondasi Batu Kali: a. Volume Pekerjaan: Tipe Rumah No 1 Pekerjaan Pondasi batu kali camp: 1 Pc: 5 pasir Vol M3 RIT-1 1.35 RIT-2 1.35 RsS-1 1.80 RsS-2 1.95
b. Kebutuhan Bahan Tipe Rumah No 1 2 3 Bahan Batu Kali Semen Portland Pasir Pasang Vol M3 zak M
3
(2) Sloof beton bertulang 15/20 a. Volume Pekerjaan Tipe Rumah No 1 Pekerjaan Sloof beton bertulang 15/20 Vol RIT-1 0.75 RIT-2 0.75 RsS-1 1.02 RsS-2 1.20
M3
24
b.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bahan besi 12 mm @ 11 m besi 8 mm @ 11 m kawat baja Semen portland Pasir beton split Papan bekisting 2/20 Pasir urug Kayu reng @ 4m Paku 7 cm
(3) Lantai Beton dari Beton Tumbuk Campuran 1 Pc: 3 Psr , t = 5 cm a. Volume Pekerjaan Tipe Rumah No 1 Pekerjaan Lantai beton tumbuk camp 1Pc:3Psr, t: 5 cm Vol RIT-1 21 RIT-2 21 RsS-1 28.8 RsS-2 36
M2
25
b. Kebutuhan Bahan untuk Satu Unit Bangunan Tipe Rumah No 1 2 3 3) Bahan Semen Portland Pasir Beton Pasir Urug Proses Pelaksanaan: Lantai dicor campuran 1 PC: 3 pasir ditumbuk padat dengan permukaan dihaluskan, Tebal lantai minimum 5 cm, dengan didahului oleh lapisan urugan tanah tebal padat 10 cm dan urugan pasir tebal padat 5 cm, Pondasi yang digunakan pondasi setempat dari pasangan batu kali dengan campuran adukan 1 Pc: 5 pasir. Ukuran dimensi penampang bawah pondasi 50 x 50 cm dan ukuran dimensi penampang atas 20 x 20 cm serta tinggi pondasi 60 cm, Pada dasar pondasi harus diberi lapisan pasir urug tebal padat 10 cm, Permukaan lantai dan bagian-bagian luar pondasi yang tampak diratakan dengan adukan 1 PC: 3 pasir setebal minimum 5 mm dan diatasnya diberi saus semen sebagai penghalus, Untuk dinding kamar mandi harus diplester dengan adukan campuran 1 Pc: 2 pasir, setinggi 1,5 m dari muka lantai, Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah mutu beton K-125 dengan slump pada saat pengerjaan maksimum 7,5 cm dan minimum 2,5 cm, Campuran nominal untuk beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah 1 Pc: 2 Pasir: 3 Kerikil (dalam perbandingan isi), Pada arah pertumbuhan, besi beton sloof disediakan over-steck sepanjang 60 cm dan dibungkus dengan adukan dari campuran 1 Pc: 10 Psr dengan dimensi yang sama dengan dimensi sloof, Persyaratan bahan beton seperti air, pasir dan kerikil harus mengikuti PUBI-1982. Vol zak M3 M3 RIT-1 4.2 1.5 0.65 RIT-2 4.2 1.5 0.65 RsS-1 5.76 2.02 0.86 RsS-2 7.2 2.52 1.10
26
5.3. Pekerjaan Badan Bangunan 5.3.1. Rangka Pokok Bangunan dan Dinding 1) Gambar -gambar: a) Rencana
b. Detail
3,20 m 5 cm
50 cm
m
2,40 m 5 cm 3,0 m
27
RANGKA DINDING KAYU 5/10 RANGKA DINDING KAYU 5/10 PAS. DINDING PAPAN 2/20
PAS. DINDING PAPAN 2/20 RANGKA DINDING KAYU 5/7 RANGKA DINDING KAYU 5/10
DETAIL POT. C
SEKALA 1 : 50
Kolom utama kayu 5/10 cm Pelat besi angker 40 cm x 5, t=3 Balok ring kayu 5/10 Sloof beton bertulang 15/20 cm
Detail pengaku horizontal dan vertikal rangka kayu 2) Kebutuhan Bahan: (1) Kerangka: a. Volume Pekerjaan: Tipe Rumah No 1 Pekerjaan Rangka kayu b. Vol M
3
RIT-1 0,47
RIT-2 0.52
RsS-1 0.64
RsS-2 0.76
No 1 2 3 4 5
Bahan Kayu 5/10 Kayu 5/7 Paku 7 cm Paku 10 cm Pelat angkur 40x5 cm,t=3 mm
RIT-1 18 4 0.5 2 20
RIT-2 20 6 0.5 3 20
RsS-1 26 7 0.75 4 28
RsS-2 33 8 1.0 5 32
29
Volume Pekerjaan:
Tipe Rumah Pekerjaan Vol M2 RIT-1 39,6 RIT-2 58,8
RsS-1
74,4
RsS-2
86,4
Dinding papan
b. Kebutuhan Bahan
No 1 2 Bahan Papan 2/20 Paku 7 cm Vol Lbr kg RIT-1 50 6 Tipe Rumah RIT-2 RsS-1 74 93 8 11
RsS-2
108 14
3) Proses pelaksanaan: Sambungan papan yang digunakan pada dinding adalah sambungan alur lidah dengan kedua permukaan yang dihaluskan, Semua bagian k ayu yang menempel pada pasangan tembok harus diperkuat dengn anker ukuran 3/8, Semua pekerjaan kayu harus rata dan siku, bahannya dan kayu klas II yang tua dan kering, Semua pekerjaan kayu bila memungkinkan diawetkan terlebih dahulu dengan bahan pengawet secara pelaburan, Mutu beton yang digunakan untuk sloof dalam pekerjaan ini disyaratkan memiliki kekuatan tekan minimum 125 kg/cm2 (K-125) dalam umur 28 hari atau dengan campuran nominal 1 Pc: 2 Pasir: 3 Kerikil (dalam perbandingan isi). Slump pada saat pengerjaan maksimum 7,5 cm dan minimum 2,5 cm, Persyaratan bahan beton seperti air, pasir dan kerikil harus mengikuti PUBI-1982.
30
6
1.50
6
1.50
P-2
3.00
5 4
P-2
3.00
5 4
J-2
3.00
3.00
P-3 P-1
P-1
3.00
3
3.00
2
J-1
3.00
2
J-1
3.00
1
3.00 3.00 3.00 3.00
1 A B C
1.20
4.80
1.20
4.80
6
1.50
6
1.50
P-2 J-2
3.00
5 4
P-2
J-1
PJ-2
3.00
5 4
3.00
3.00
P-3
3
P-1
3.00
P-1
P-1
3.00
PJ-1 J-1
3.00
J-1
1
3.00 3.00 3.00
PJ-1
3.00
1
3.00
31
b) Detail:
A
0.92 0.12 0.12 0.92
C
0.12 0.72
0.80 0.12
0.80
0.06
0.12
0.12
0.15
2.64
0.80
0.80
G
0.06 0.06 0.80 0.06 0.06
0.12
0.12 0.15
1.78
0.15
0.80
0.80
0.80
32
2) Volume Pekerjaan dan Kebutuhan Bahan: a. Volume Pekerjaan: Tipe Rumah No 1 2 3 4 5 Pekerjaan Kusen pintu KP1 Kusen pintu KP2 Kusen jendela KJ1 Kusen pintu dan jendela KG1 Kusen pintu dan jendela KG2 Vol unit unit unit unit unit RIT-1 1 1 1 RIT-2 2 1 2 RsS-1 2 1 2 1 1 RsS-2 2 1 2 1 1
b. Kebutuhan Bahan Tipe Rumah No 1 2 3 4 Bahan Kayu balok 6/12 Angkur besi 8 mm 25 mm Paku 10 cm Kca 3 mm Vol M3 bh kg M
2
2) Proses Pelaksanaan: Kayu untuk kusen pakai kelas II, untuk bingkai dan panil pintu/ jendela dari kayu kelas II. Kayu yang dipergunakan harus tua dan kering, Antara kusen dan rangka dinding dihubungkan dengan paku 10 cm pada setiap jarak 60 cm, Semua kusen pintu dan jendela hatur dilabur dengan cat meni, cacat kayu ditutup dengan dempul dan dihaluskan,
33
6
1.50
6
1.50
P-2
3.00
5 4
J-2
P-2
3.00
5 4
3.00
3.00
3
P-1
3.00
P-3
3
3.00
P-1
2
J-1
3.00
J-1
2
3.00
1
1.20 3.00 7.20 3.00 1.20 3.00 7.20 3.00
1 A B C D
1.20
1.20
4.80
1.20
1.20
4.80
6
1.50
6
1.50
P-2
3.00
5 4
P-2
3.00
5 4
J-1 PJ-2
J-2
3.00
3.00
P-3
3
3.00
P-1
3
3.00
P-1
P-1
PJ-1 J-1
PJ-1
2
J-1
3.00 3.00
1
1.20 3.00 7.20 3.00 1.20 3.00 7.20 3.00
1 A B C D
Detail:
0.12 0.04 KACA t=3mm 0.06
KUSEN 6/12
KACA t=3mm
0.12 0.02
0.02
0.01
PAPAN 3.5/10
0.08
0.04
0.04 0.10 PAPAN 3.5/10 KUSEN 6/12 SENG 0.12 0.10 0.05 0.06
0.04
0.10 0.05
0.12
0.06
0.12
KUSEN 6/12 KUSEN 6/12 0.06 KACA t=3mm 0.04 0.10 0.10 0.03 PAPAN 3/10 PAPAN 3/10 0.15 0.10 0.12 0.12 KAKI KUSEN KACA t=3mm TRIPLEK KUSEN 6/12 TRIPLEK t=3mm PAPAN 3/10 0.06 PAPAN 3/10 KUSEN 6/12
2) Volume Pekerjaan dan Kebutuhan Bahan: a. Volume Pekerjaan Tipe Rumah No 1 2 3 Pekerjaan Daun pintu Dp1 Daun pintu Dp2 Daun jendela DJ1 b. Vol unit unit unit RIT1 1 1 1 RIT-2 2 1 2 RsS-1 4 1 5 RsS-2 4 1 5
No 1 2 3 4 5 6
Bahan Kayu balok 5/10 Tripleks 6 mm Tripleks 3 mm Seng plat bjls 36 Paku kaca Kaca 3 mm
kg M
2
3) Proses Pelaksanaan: Daun pintu panil dibuat dengan bingkai 3 x 7.5 cm 3 x 10 cm, sedangkan panilnya dibuat tripleks 3 mm luar dalam, Daun jendela kaca dibuat dengan bingkai 3 x 7.5 cm, pengisinya dengan kaca bening tebal 2 mm, Tiap daun pintu dilengkapi dengan 2 buah engsel dan 1 kunci tanam, Tiap daun jendela yang dibuka dilengkapi dengan 2 buah engsel, 1 gerendel.
6
1.50 3.00 KUDA-KUDAKAYU KUDA-KUDAKAYU 1.50
6
3.00 KUDA-KUDAKAYU KUDA-KUDA KAYU
5 4
5 4
3.00
3.00
3
3.00 3.00
2
3.00 3.00
1
1.50 3.00 7.50 3.00 1.50 3.00 7.50 3.00
1 A B C D
1.50
1.20
4.80
1.50
1.20
4.80
6
1.50 3.00 1.50
6
3.00 KUDA-KUDA KAYU
5
KUDA-KUDA KAYU
5 4
KUDA-KUDA KAYU
KUDA-KUDAKAYU
4
3.00 3.00
3
3.00 3.00
2
1/2 KUDA-KUDA 3.00 KUDA-KUDAKAYU 3.00
1
1.50 3.00 7.50 3.00 1.50 3.00 7.50 3.00
1 A B C D
36
6 5 4
6 5 4
1 A B C D A B C D
6 5 4
6 5 4
1 A B C A B C D
37
b) Detail:
PAPAN GAPIT 2x 2/10 GORDING 5/10 KUDA-KUDA 5/10
1
5/10 5/10
5/10
c)
DETAIL ISOMETRI - 1
SEKALA 1 : 10
2 cm
2 cm
12,5 cm
12,5 cm
38
Min 30 cm
Batang 5/10
tarik
Sekur 5/10 dipasang berdiri Kolom /rangka pokok bangunan 5/10 Sekur 5/10 dipasang tidur
39
RsS-1
0.155
RsS-2
0.155
0.17 2.65
0.24 4.5
b.
No 1 2 3 4
Kebutuhan Bahan
Tipe Rumah Bahan kayu 5/10 paku 10 cm paku 7 cm papan klem 2/10 ( 44 lbr @ 40 x 10 x 2 cm ) besi 12 mm @ 11 m besi 8 mm @ 11 m kawat baja Semen portland Pasir beton split Papan bekisting 2/20 Pasir urug Kayu reng @4m Paku 7 cm Conblock 40x20x10 cm Vol btg btg kg kg RIT-1 12 1.0 2.0 0.036 RIT-2 12 1.0 2.0 0.036
RsS-1
12 1.0 2.0 0.036
RsS-2
12 1.0 2.0 0.036
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
lbr M3 btg kg bh
40
3) Proses pelaksanaan: Kuda-kuda menggunakan konstruksi balok kayu dari kayu yang tua dan kering dengan ukuran 5 x 10 cm dan dipasang dengan jarak 3.00 m Semua kayu kuda-kuda di labur dengan bahan pengawet Panjang paku sedikitnya 2 x tebal kayu pada sambungan rangkap 2 dan 3 1/3 x tebal kayu pada sambungan rangkap 3 Sambungan pada balok tarik dari kuda-kuda dibuat ditengah-tengah bentang dengan menggunakan tipe sambungan gigi dan diikat dengan plat eser, panjang overlap dari sambungan tersebut kurang lebih 25 cm. Klem yang digunakan untuk sambungan batang rangka kuda-kuda adalah papan dari kayu klas II berukuran 10 x 25 cm dan tebal 2 cm, dengan jumlah paku pada setiap titik simpul berjumlah 20 buah paku 7 cm, sehingga jumlah paku ini yang digunakan pada setiap satu unit kuda-kuda sekurang-kurangnya berjumlah 220 buah. Untuk pertemuan permukaan ujung setiap batang dari rangka kudakuda dipasang 2 buah paku 10 cm.
41
5.6.2.
1 A B C A B C D
6 5 4
6 5 4
1 A B C A B C
42
b) Detail:
2.0 cm
12,5 cm
12,5 cm
20 cm
100 cm
Kuda-kuda
2) Volume Pekerjaan dan Kebutuhan Bahan: a. Volume Pekerjaan: Tipe Rumah No 1 Pekerjaan Luas atap bidang Vol M3 RIT-1 36.8 RIT-2 36.8 RsS-1 47.8 RsS-2 54.4
43
b.
No 1 2 3 4 5
Kebutuhan bahan rangka penutup atap untuk satu unit bangunan Tipe Rumah Bahan Vol RIT-1 RIT-2 RsS-1 RsS-2 kayu 5/10 btg 12 17 20 20 paku 10 cm asbes gelombang 0.8 x 2.4 m Wuwung Asbes @ 1.0 m Paku seng/asbes bh lbr lbr kg 1.5 24 5 4 2.0 28 10 5 2.25 36 10 7 2.25 36 10 7
3) Proses Pelaksanaan: Kuda-kuda harus diletakkan tepat diatas kolom kerangka bangunan. Penutup atap digunakan asbes gelombang berukuran 80 x 2.40 cm, atau seng gelombang dengan ukuran yang sama. Tipe lembaran asbes semen bergelombang adalah Tipe-B (gelombang sedang ) dengan tinggi gelombang 30 45 mm. Kerangka penutup atap hanya berupa gording dari kayu. Kayu yang dipakai ialah kayu kelas II berbentuk balok berukuran 5 x 10 cm, dan dipasang dengan jarak 1.00 cm. Sisi yang berukuran 5 cm menempel pada kuda-kuda, agar gording dapat berdiri saling tegak lurus dengan kaki kuda-kuda maka dipasang klos yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran gording. Sambungan pada gording diatur sedemikian rupa, sehingga sambungan tersebut berada tepat diatas kaki kuda-kuda. Penempatan sambungan gording pada kuda-kuda harus dibuat bersilangan seperti diperlihatkan pada gambar. Tipe sambungan yang digunakan adalah tipe sambungan gigi dengan panjang over-lap 25 cm (lihat gambar detail) Panjang overlap asbes maksimum 10 cm. Setiap lembar asbes yang terpasang dikekang oleh paku seng sekurang-kurangnya satu baris di kedua ujung asbes dan satu baris ditengah. Masing-masing baris terdiri dari 3 buah paku.
44
6
1.50 BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7 BALOK ANAK 5/7 3.00 1.50
6
BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7 BALOK ANAK 5/7 3.00
5
0.48
5 4
0.48 0.60
4
3.00 0.78 1.20
0.60
0.78 1.20
TRIPLEKt=3mm
TRIPLEKt=3mm 3.00
3
3.00 3.00
2
3.00 3.00
1
1.50 3.00 7.50 3.00 1.50 3.00 7.50 3.00
1 A B C
1.50
1.20
4.80
1.50
1.20
4.80
6
1.50 3.00 0.48 0.60 1.50
6
3.00 BALOK 5/7 0.48 0.60 BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7
5 4
0.78
5 4
1.20
BALOK 5/7 BALOK 5/7 BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7 BALOK ANAK 5/7 0.60 BALOK INDUK 5/10 0.53
3.00 TRIPLEKt=3mm
0.79
1.20
2
3.00
0.79
1.20
2
3.00
TRIPLEKt=3mm
TRIPLEK t=3mm
1
1.50 3.00 7.50 3.00 1.50 3.00 7.50 3.00
1 A B C
45
b) Detail:
5/10
5/10 5/7
5/7
RENC. PLAFOND
SEKALA 1 : 50
Dinding Rangka Plafond 5/10 Rangka Plafond 5/7 Rangka Plafond 5/10 Rangka Plafond 5/7
Klos 3/4
DETAIL POT. 1
SEKALA 1 : 20
DETAIL POT. 2
SEKALA 1 : 20
46
2) Volume Pekerjaan dan Kebutuhan Bahan: a. Volume Pekerjaan: Tipe Rumah No 1 Pekerjaan Luas bidang penutup b. Vol M2 RIT-1 9 RIT-2 18 RsS-1 23 RsS-2 32
No 1 2 3
Bahan kayu 5/10 - 4 m kaso 5/7 cm - 4 m Eternit asbes 100 x 100 cm, t: 0.5 cm Paku 10 cm Paku 7 cm
RIT-1 5 6 10
RIT-2 10 12 20
RsS-1 15 18 30
RsS-2 20 24 40
4 5 3)
kg kg
0.75 0.5
1.5 1.0
2.25 1.5
3.0 2.0
Proses pelaksanaan: Kayu penggantung langit-langit dipergunakan kayu kelas II dengan ukuran 5 x 10 cm dan 5 x 7 cm, dan permukaan bawahnya harus diratakan. Kayu 5/10 digunakan untuk balok utama dan kayu 5/7 digunakan untuk balok antara. Jarak antara balok utama dan balok antara harus dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk kotak berukuran 50 x 100 cm atau setidaktidaknya harus seminimal mungkin menimbulkan limbah dari bahan penutup langit-langit. Bahan langit-langit digunakan asbes plat berukuran 100 x 100 cm. Celah antara langit-langit satu dengan lainnya ditutup dengan dempul.
47
KM / WC - 0.1
DENAH KAMAR MANDI DAN WC b) Detail: 2) Kebutuhan Bahan: Tipe Rumah No 1 2 3 Bahan Bak mandi Kloset jongkok Floor drain Vol bh bh bh RIT-1 1 1 1 RIT-2 1 1 1 RsS-1 1 1 1 RsS-2 1 1 1
3) Proses pelaksanaan: Bak air mandi dibuat dari beton yang dilapisi terazo Pelat jongkok juga dibuat dari beton dilapisi terazo
48
6 5 4
R. TIDUR
5 4
SERVIS
3
TERAS R. TIDUR 0.00 R. TIDUR 0.00 TERAS
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6
KM / WC - 0.1
6
KM / WC - 0.1
5 4
5 4
R. TIDUR
R. TIDUR
3
TERAS R. TIDUR 0.00 TERAS R.TIDUR 0.00
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
49
b. Detail: 2) Kebutuhan Bahan Volume Pekerjaan Tipe Rumah No 1 Bahan Sumur pantek kedalaman minimal 12 m lengkap dengan pompa tangan Pipa PVC Pipa galvanis 1 Knee Sambungan 1 Sambungan T Kran lem Isolasi pipa air Vol unit RIT-1 1 RIT-2 1 RsS-1 1 RsS-2 1
2 3 3 4 5 5 6 7
Lt Lt bh bh bh bh bh bh
1 2 4 1 1 1 1 1
1 2 4 1 1 1 1 1
1 2 4 1 1 2 1 1
1 2 4 1 1 2 1 1
3) Proses Pelaksanaan: Kedalaman bor untuk sumur pantek minimal 12 meter atau sampai dengan keluar air bersih yang layak untuk diminum. Pipa untuk sumur pantek ini menggunakan pipa galvanis berukuran 1 dan ditonjolkan setinggi kurang lebih satu meter dari permukaan tanah serta diberi dudukan dari pasangan conblock dengan adukan 1Pc: 5 pasir. Jumlah titik kran disesuaikan dengan gambar. Pipa air untuk distribusi menggunakan pipa ukuran , terbuat dari PVC berkualitas baik. Pada setiap sambungan harus menggunakan lem dan isolasi
50
6
KM / WC - 0.1
5 4
5 4
R. TIDUR
R. TIDUR
3
TERAS R. TIDUR 0.00 TERAS R. TIDUR 0.00
2
SEPTIK TANG SEPTIK TANG
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6
KM / WC - 0.1
6
KM / WC - 0.1
5 4
5 4
SERVIS
R. TIDUR
3
TERAS R. TIDUR 0.00 R. TIDUR 0.00 TERAS
2
SEPTIK TANG SEPTIK TANG
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
51
b) Detail:
1.0 m 0.3 m
0,5 m
1.0 m
1,2 m 1,0 m
15 cm PVC
0.5 m
D 1.0 m
2) No 1 2 3
Kebutuhan bahan: Tipe Rumah Bahan Buis beton 1 m 0,5 m Buis beton 1 m 1.0 m Plat beton bertulang 1 m, t =8 cm Lantai beton tumbuk t= 10 cm Bak kontrol Pipa PVC 4 Pipa PVC 3 Vol bh bh unit RIT-1 1 1 1 RIT-2 1 1 1 RsS-1 1 1 1 RsS-2 1 1 1
4 5 6 7
unit unit Lt 3
52
1 1 4 3
1 1 4 3
1 1 4 3
1 1 4 3
8 9 10 11 12 13 14 15 3)
Sambungan T 4 Sambungan T 3 Sambungan Knee 4 Sambungan Knee 3 Sambungan lurus 4 Sambungan lurus 3 Lem PVC Isolasi Proses pelaksanaan:
2 4 2 2 3 1 1
2 4 2 2 3 1 1
2 4 2 2 3 1 1
2 4 2 2 3 1 1
2 4 2 2 3 1 1
Air kotor yang berasal dari mencuci dan kamar mandi disalurkan melalui saluran tertutup dari PVC 3 untuk selanjutnya dialirkan ke saluran umum Air kotor yang berasal dari kakus disalurkan melalui pipa PVC 4 ke tangki septik. Bahan tangki septic digunakan buis beton 1.0 m dengan ketinggian 1,5 m. Disarankan menggunakan 2 buah buis beton yang panjangnya berbeda yaitu 1 m dan 0,5 m. Penutup tangki septik dibuat dari plat beton bertulang memiliki ketebalan sekurang-kurangnya 8 cm dengan kualitas beton K -175. Untuk tulangan digunakan besi beton 8 mm jarak 15 cm. Pipa pembuangan gas menggunakan pipa galvanis 1,5 . Semua pipa dari PVC yang tertanam didalam tanah harus menggunakan pipa yang tebal sehingga tidak mudah pecah.
53
6
KM / WC - 0.1
5 4
5 4
SERVIS
R. TIDUR
3
TERAS TERAS R. TIDUR 0.00
R. TIDUR 0.00
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6
KM / WC - 0.1
6
KM / WC - 0.1
5 4
5 4
R. TIDUR
R. TIDUR
3
TERAS R. TIDUR 0.00
R. TIDUR 0.00
2
SEPTIK TANG
1 A B C A B
SKALA 1 :1:100 Skala 100
C
RsS-2
DENAH INST. LISTRIK T-28,8 DENAH ISTL. LISTRIK RsS -1 R SKALA : 100 Skala 11:100
54
b) Detail: 2) Kebutuhan Bahan: Tipe Rumah No 1 2 3 4 5 Bahan Titik lampu Stop kontak Saklar Kabel Panel kontrol Vol bh bh bh m unit RIT-1 4 2 1 10 1 RIT-2 4 2 2 10 1 RsS-1 5 2 2 15 1 RsS-2 6 3 2 20 1
3) Proses Pelaksanaan: Instalasi listrik harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan PLN Jumlah gantungan, stop kontak, sakelar sesuai dengan gambar 6.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
55
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Paku 10 cm Paku 7 cm Paku seng/asbes Paku kaca Pelat angkur 40x5 cm,t=3 mm Angkur besi 8 mm 25 mm Kaca 3 mm Batu kali Conblock 40 x 20 x 10 Split Semen portland Pasir beton Pasir pasang Pasir urug Besi 12 mm @ 11 m Besi 8 mm @ 11 m Kawat baja Asbes gelombang 0.8 x 2.4 m Wuwung Asbes @ 1.0 m Eternit asbes 100 x 100 cm, t: 0.5 cm Bak mandi Kloset jongkok Floor drain Sumur pantek kedalaman minimal 12 m lengkap dengan pompa tangan
5.35 7 4 0.025 20 8 1.13 1.62 1.06 17.55 2.08 1.28 1.15 16 13.5 13.5 24 5 10 1 1 1
7.7 9 5 0.04 20 20 3.7 1.62 1.06 19,75 2.08 1.58 1.15 16 13.5 13.5 28 10 20 1 1 1
9.75 12 7 0.06 28 28 6.85 2.16 1.5 26.42 2.96 2.07 1.61 26 23 23.5 36 10 30 1 1 1
8.5 14.5 7 0.06 32 28 6.85 2.34 1.8 31 3.6 2.34 2.10 33 30 29.5 36 10 40 1 1 1
35
unit
56
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
Pipa PVC Pipa galvanis 1 Knee Sambungan 1 Sambungan T Kran Lem Isolasi Buis beton 1 m 0,5 m Buis beton 1 m 1.0 m Plat beton bertulang 1 m, t =8 cm Lantai beton tumbuk t= 10 cm Bak kontrol Pipa PVC 4 Pipa PVC 3 Sambungan T 4 Sambungan T 3 Sambungan Knee 4 Sambungan Knee 3 Sambungan lurus 4 Sambungan lurus 3 Lem PVC Isolasi Titik lampu Stop kontak Saklar Kabel Panel kontrol
1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 2 2 3 1 1 4 2 1 10 1
1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 2 2 3 1 1 4 2 2 10 1
1 2 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 2 2 3 1 1 5 2 2 15 1
1 2 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 2 2 3 1 1 6 3 2 20 1
57
Untuk mempermudah dalam pembangunannya struktur bangunan rumah dibagi kedalam 12 kelompok pekerjaan, yaitu: a. Pengukuran dan pembuatan bowplang; b. Penggalian pondasi; c. Pembuatan sloof dan lantai beton tumbuk; d. Pembuatan kusen pintu dan jendela; e. Pembuatan kuda-kuda; f. Pembuatan rangka pokok bangunan dari kayu; g. Pemasangan dan penyetelan rangka pokok bangunan; h. Pemasangan rangka dinding, pemasangan kusen pintu kayu dan dinding papan; i. Pemasangan kuda-kuda serta gording dari kaso 5/7; j. Pemasangan atap dari asbes gelombang beserta bubungan dan lisplang; k. Pemasangan daun pintu dan daun jendela beserta kuncinya; l. Pembersihan lapangan. Dengan memperhatikan kelompok pekerjaan diatas, maka urutan pekerjaan pendirian bangunan dapat dilakukan sebagai berikut: (1) Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan adalah pembersihan lokasi tempat bangunan akan didirikan, meliputi pembersihan alang-alang, tanah humus dan perataan lahan. (2) Pekerjaan Pengukuran dan Pembuatan Bouwplank Pondasi yang digunakan pada struktur rumah tinggal ini adalah pondasi setempat dari pasangan batu kali, untuk itu harus diperhatikan dengan seksama dalam pemasangan bouwplank dan dapat dilakukan seperti pada gambar dan langkah berikut ini: o Gunakan as/sumbu jalan sebagai referensi tampak bangunan. o Tancapkan dua tiang kaso 5/7 sejajar dengan as jalan o Hubungkan dua tiang kaso tersebut dengan papan 2/20 cm. o Pasang paku 7 cm pada bagian atas papan, kemudian tarik benang sehingga membentuk sudut 90o dengan papan yang sejajar dengan as jalan. Gunakan segi tiga siku sama kaki dengan panjang kaki 100 cm
58
(dari kayu 2/10 cm) untuk mendapatkan sudut yang tepat kemudian tancapkan beberapa tiang kaso 5/7 berhimpitan dengan benang tersebut dan pasang papan bouwplank. Lakukan cara yang sama untuk sisisisi lainnya, sehingga diperoleh pola bentuk bangunan, yang masing-masing sisinya membentuk sudut tepat 90o Buatlah pola untuk menentukan titik galian pondasi melalui papan bouwplank seperti pada gambar berikut:
Mistar penyiku
Lubang pondasi 60 x 60 x 60 cm
Papan 2/20 cm
Kaso 5/7 cm
(3) Pembuatan pondasi, sloof dan lantai secara berturut-turut dapat dikerjakan setelah pekerjaan butir 1) dan 2) diatas selesai. Untuk menghubungkan kolom dengan sloof, perlu diberi stek besi beton berdiameter 12 mm sama dengan yang digunakan untuk kolom setinggi 60 cm
59
(4) Bersamaan dengan pekerjaan pondasi dan lantai dapat dilakukan pekerjaan pembuatan kuda-kuda. Konstruksi kuda-kuda ini sangat sederhana, yaitu menggunakan sistem kosntruksi kuda-kuda papan paku, dimana sistem ini hanya menggunakan sambungan klem, langkah pekerjaan pembuatan kudakuda ini adalah sebagai berikut: Pilih tempat yang datar Buat pola sesuai dengan ukuran dan bentuk kuda-kuda yang akan dibuat dengan menggunakan benang dan paku 10 cm. Sejajar dengan benang dipancangkan kayu reng cm setinggi 15 cm dari bidang datar. Tempatkan balokbalok kayu 5/10 dan rapatkan pada kayu reng yang telah dipancangkan sebelumnya sehingga tampak membentuk kuda-kuda. Potonglah bagian yang perlu dipotong sesuai dengan prinsip sambungan klem. Maka akan didapat sebuah kudakuda yang cukup kokoh
Patok patok kayu reng disusun sedemikian rupa sehingga membentuk pola kuda- kuda yang sesuai dengan rencana
Kuda-kuda
(5) Dalam pembuatan kuda-kuda yang perlu diperhatikan adalah bentang dari kuda-kuda tersebut. Bentang 3 m adalah jarak dari masingmasing as/sumbu ring balok, agar ujung batang tarik dari kuda-kuda tersebut berada tepat di sisi luar dari ring balok maka bentang tiga meter ini harus ditambah 15 cm sesuai dengan lebar ring balok, dengan demikian total bentang kuda-kuda menjadi 3,15 m. (6) Bersamaan atau tepat setelah pembuatan rangka kuda-kuda, dilakukan pembuatan rangka pokok bangunan. Semua bagian rangka ini dibuat
60
dari kayu 5/10 yang terdiri dari 2 (dua) kolom dengan masing-masing panjang 1,40 m dan 1 (satu) balok gawang yang panjang seluruhnya 3,20 m serta 2 (dua) sekur dengan panjang 0,50 m agar menjadi kaku. Kayu-kayu ini dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah gawang, agar rangka ini tidak berubah bentuk pada saat pemindahan dan pemasangan, perlu dipasang penguat sementara dari kayu reng atau bambu, seperti pada gambar berikut.
(8) Angkat dan posisikan gawang-gawang tersebut tepat diatas kolom beton bertulang. Pastikan bahwa setiap kolom dari gawang kayu ini berada diantara plat angker yang sudah disediakan pada setiap kolom. Gunakan water pass untuk mengukur gawang agar berdiri tegak lurus dan diberi penahan sementara dengan menggunakan kayu kaso 5/7.
61
(9) Pasang ring balok dari kayu 5/10 dalam posisi tidur, dan hubungkan dengan balok-balok gawang, menggunakan 2 buah paku 10 cm pada setiap titik temu antara ring balok dengan balok gawang.
(10)
Untuk dinding papan pasang pengaku rangka bangunan baik pada arah vertikal maupun arah horizontal, selanjutnya pasang kusen pintu dan kusen jendela bersama -sama dengan kerangka dinding.
(11)
Pasang papan sebagai penutup dinding. Pada kedua permukaan papan tersebut harus diserut halus. Gunakan sambungan alur lidah pada sambungan papan.
62
(12) Pasang kuda-kuda yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan cara sebagai berikut; Angkat kuda-kuda keatas rangka yang telah berdiri, dengan cara menempelkan terlebih dulu balok tarik dari kuda-kuda tersebut pada bagian atas gawang dari rangka pokok ( untuk mencegah agar kuda-kuda tidak patah pada saat pengangkatan, maka sebaiknya dilakukan oleh tiga orang). Dorong batang kaki kuda-kuda kearah atas sampai kuda-kuda tersebut dapat berdiri tegak lurus dan dalam posisi yang tepat. Tahan kuda-kuda sementara dengan menggunakan kaso.
63
(13) Pasang balok pengaku antar satu kuda-kuda dengan kuda-kuda lainya dengan menggunakan kaso 5/7, lalu pasang gording dari balok kayu 5/10.
64
(15) Finishing, pemasangan daun pintu dan jendela lengkap dengan penguncinya serta pembersihan lapangan kerja
(16) Untuk pembangunan pertumbuhan RIT dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Gali tanah hingga over-steck yang disediakan pada sloof terlihat. Bongkar adukan pelindungnya hingga steck tulangan sloof terlihat dan bersih dari adukan. Lakukan pengukuran dan pemasangan bouwplank yang berpedoman pada sloof yang telah terpasang. Sambungkan tulangan sloof yang baru dengan besi stek sloof, dimana posisi stek ini harus berada didalam susunan tulangan yang baru.
65
66
Dengan mengacu kepada urutan pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan diatas, maka dapat dilakukan perhitungan waktu yang diperlukan untuk membangun satu unit rumah inti dengan spesifikasi seperti tercantum dalam buku ini. Perhitungan waktu pelaksanaan ini hanya untuk RIT1
Hari kerja ke: No
1 2 3 4
Pekerjaan
Galian pondasi Pondasi batu kali Pek.pembesian sloof beton Pengerjaan Sloof beton bertulang 15/20 Pemadatan tanah di bawah lantai dan pasangan lantai 1 pc: 5 psr Pembuatan rangka pokok bangunan dari kayu Pembuatan Kuda -kuda kayu 5/10 Pemasangan dan penyetelan rangka pokok bangunan dan rangka dinding Pemasangan dinding papan Memasang kuda-kuda (2 bh) Pasang ikatan angin dan gording Pasang penutup atap asbes Pasang daun pintu dan daun jendela Finising Pembersihan lokasi rumah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
6 7
9 10 11 12 13 14 15
68
3) Pedoman teknis ini memberikan arahan pengembangan dari Rumah Inti Tumbuh (RIT) menjadi Rumah Sederhana Sehat (RsS) secara bertahap. 4) Pelaksanaan pembangunan Tipe rumah ini dapat dilakukan untuk lokasi dengan potensi bahan baku lokal yang didominasi oleh kayu serta untuk daerah dengan lapisan tanah lunak yang memiliki tegangan tanah tn = 0,5 kg/cm2 , 5) Pemilihan tipe rumah ini dilakukan atas dasar potensi bahan bangunan terbanyak dengan harga paling rendah disuatu daerah dimana rumah tersebut akan didirikan, 6) Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis rumah yang dapat diterapkan di satu propinsi, dibuat Zonasi Rumah Sederhana Sehat yang merupakan penggambungan dari berbagai potensi, diantaranya potensi bahan bangunan lokal, potensi budaya serta kondisi geologis di setiap propinsi, seperti terlihat pada Tabel 2. 7) Untuk propinsi yang memiliki lebih dari satu pilihan jenis rumah, urutan pertama merupakan pilihan yang utama, pilihan jenis rumah lainnya ditentukan berdasarkan Mikro Zonasi yang dibuat untuk tingkat daerah.
Propinsi
Bali NTB NTT DKI Jabar Banten Jateng Jatim Yogyakarta Nangro Aceh Darussalam Sumbar Jambi Bengkulu Sumsel Bangka Belitung Lampung Sulsel Sulsera
Tembok (conblock)
Setengah (tembok) Tembok (bata merah) Kayu panggung Kayu tidak panggung
Sumut
Pasangan = tegakan, Tanah basah, Pasir Pasangan = tegakan, Tanah kering, Tanah liat
Maluku Maluku Utara Riau Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Sulteng Sulut Gorontalo
Setengah (tembok) Tembok (conblock) Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah tembok Tembok (bata merah) Kayu tidak panggung Kayu panggung
Kayu panggung Kayu tidak panggung Setengah tembok Tembok (bata merah)
Papua
2 Acuan normatif Undang-undang No. 4 Tahun 1992, Perumahan SNI 03-1733-1989, Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota SNI 03-3434-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk bangunan dan gedung SNI 03-2837-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tembok dan plesteran untuk bangunan sederhana SNI 03-2435-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup langit-langit untuk bangunan dan gedung SNI 03-2836-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi batu belah untuk bangunan sederhana SNI 03-2835-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan persiapan dan pekerjaan tanah untuk bangunan sederhana SNI 03-3436-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan atap untuk bangunan dan gedung SNI 03-2840-1992, Tata cara pengerjaan lembaran asbes semen untuk penutup atap pada bangunan rumah dan gedung SNI 03-3436-1992, Tata cara perhitungan satuan pekerjaan atap untuk bangunan dan gedung SNI 05-1994-F, Tata cara perancangan penerangan alami siang hari untuk rumah dan gedung PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia Keputusan Menteri PU No. 20/KPTS/1986, Peraturan Teknis pembangunan perumahan sederhana tidak bersusun Keputusan Menkes No. 829/MENKES/SK/VII/1999, Persyaratan kesehatan perumahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 54/PRT/1991 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Perumahan Sangat Sederhana
3 Istilah dan definisi 3.1 rumah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga
3.2 kesehatan keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi 3.3 rumah sehat rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi ketetapan atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah dari bahaya atau gangguan kesehatan, sehingga memungkinkan penghuni memperoleh derajat kesehatan yang optimal 3.5 rumah sederhana tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang. 3.6 rumah sederhana sehat tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang, berupa bangunan yang luas lantai dan luas kavelingnya memadai dengan jumlah penghuni serta memenuhi persyaratan kesehatan rumah tinggal 3.7 inti isi yang paling pokok atau penting, bagian yang penting perananya di dalam suatu proses 3.7 rumah inti rumah yang terdiri atas ruangan inti rumah seperti ruang yang terpenting atau hanya atap dan lantai, sedangkan pengembangan selanjutnya diserahkan kepada penghuni
3.8 rumah inti tumbuh tempat kediaman awal untuk memulai bertempat tinggal dengan standar minimal yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah berupa bangunan dengan luas lantai 21 m2 dan luas lahan efektif antara 72-90 m2 yang berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga serta mendorong penghuni untuk tumbuh, baik aspek fisik bangunan rumah sederhana sehat maupun aspek sosial budaya 3.9 utilitas bangunan sarana penunjang untuk pelayanan bangunan, berupa jaringan air bersih, pembuangan sampah, jaringan listrik, jaringan telepon dan jaringan gas 3.10 perumahan kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan yang dilengkapi dengan p rasarana dan sarana lingkungan diperuntukkan bagi masyarakat penghuninya. 3.11 aspek geologi aspek yang berkaitan dengan struktur tanah, yang diperlukan antara lain untuk menentukan jenis pondasi, sistem pembuangan air limbah dan semua pekerjaan yang berhubungan dengan kondisi fisik tanah 3.12 aspek geografi aspek yang berkaitan dengan letak atau posisi lingkungan perumahan terhadap Iingkungan di sekitarnya 3.13 aspek topografi aspek yang berkaitan dengan fisik permukaan tanah seperti bentuk, karakter, tumbuhan, aliran sungai dan kontur tanah
3.14 persyaratan teknis ketentuan-ketentuan teknis yang harus dipenuhi menyangkut pengaturan keamanan, kenyamanan, serta kesehatan 3.15 persyaratan ekologis persyaratan yang berkaitan dengan keserasian dan keseimbangan, baik antara lingkungan buatan dengan lingkungan alam maupun dengan lingkungan sosial budaya, termasuk nilai-nilai budaya bangsa yang perlu dilestarikan 3.16 bahan pasangan bahan bangunan berupa bahan baku anorganik yang diperoleh dari alam, untuk memasang atau menggunakannya sebagai bahan bangunan diperlukan perekat berupa semen hidrolis 3.17 bahan tegakan bahan bangunan berupa kayu bangunan hasil olahan kayu yang diperoleh dengan cara mngkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain yang sesuai dengan tujuan penggunaannya 3.18 persyaratan administratif persyaratan yang berkaitan dengan pemberian ijin usaha, ijin lokasi dan ijin mendirikan bangunan serta pemberian hak atas tanah
4 Dasar perancangan 4.1 Persyaratan kesehatan rumah tinggal kondisi fisik, kimia dan biologik di dalam rumah yang memenuhi Kepmen Kesehatan No.829/MENKES/SK/VII/1999, menyangkut persyaratan bahan bangunan, komponen dan penataan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular penyakit, air, sarana penyimpan makanan yang aman, limbah dan kepadatan hunian ruang tidur. 4.2 Pemilihan lokasi Tersedianya tanah yang cukup bagi pembangunan rumah, pada satu lingkungan yang memiliki kelengkapan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial. Apabila pembangunan perumahan dilakukan melalui industri perumahan di Lisiba atau Kasiba maka minimal 1000 unit untuk Lisiba dan 3000 unit untuk Kasiba. 4.3 Peraturan daerah Beberapa peraturan daerah yang perlu dipenuhi menyangkut: 1) luas kaveling, 2) lebar muka kaveling, 3) panjang deret kaveling, 4) KDB 5) KLB atau mengikuti ketentuan sebagai berikut : 1) 2) 3) luas lahan efektif minimal antara 72 m2 sampai dengan 90 m2 khususnya dipersyaratkan dikawasan perkotaan bukan pusat kota lebar muka kaveling minimal 6 m atau 7.5 m, untuk mengantisipasi kebakaran panjang deretan kaveling maksimum 75 m, kurang lebih 10 kapling dengan ukuran lebar kapling 7,5 meter dan atau 12 kapling untuk lebar muka kapling dengan ukuran 6 meter bagian kaveling yang tertutup bangunan rumah maksimum 60% dan luas kaveling atau sesuai Peraturan Daerah setempat, koefisien lantai bangunan 1,2.
4) 5)
4.4 Kebutuhan dasar minimal suatu rumah 1) 2) 3) 4) 5) 6) Atap yang rapat dan tidak bocor Lantai yang kering dan mudah dibersihkan Penyediaan air bersih yang cukup Pembuangan air kotor yang baik dan memenuhi persyaratan kesehatan Pencahayaan alami yang cukup Udara bersih yang cukup melalui pengaturan sirkulasi udara sesuai dengan kebutuhan
4.5 Susunan keluarga calon penghuni dianggap terdiri dari 3 atau 4 orang
No 1 2 3 4 Komposisi Penghuni Ayah Ibu Anak Balita Anak Dewasa RIT -1 1 1 RIT -2 1 1 1 RS-I 1 1 1 1 RS-II 1 1 1 1
4.6 Dasar penetapan prototype rumah inti tumbuh Dalam menyusun program rencana pembangunan perumahan secara besarbesaran, pendekatannya dilakukan dari segi: 1) Kebutuhan rumah yang sangat mendesak 2) Aktivitas penghuni yang relatif rendah 3) Keamanan 4) Kesehatan Dari segi aktivitas penghuni dan kesehatan, dipergunakan norma : 1) Kebutuhan udara bersih didalam rumah + 9 m3 /orang 2) Kebutuhan pergantian udara + 0,80 m3 /menit/orang 3) Kebutuhan penerangan alam didalam kamar minimum 50 lux. 4) Kebutuhan penerangan buatan untuk seluruh rumah minimum 100 VA 5) Kebutuhan air bersih + 100 liter/hari/orang Untuk pembuangan air kotor dipergunakan cara-cara yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain tangki septik, sumuran (beerput), saluran pembuangan air kotor ( riool). Yang disediakan melalui program perbaikan sarana dan prasarana lingkungan dari Pemerintah Daerah
10
4.7 Rancangan proses pengembangan Rs Sehat Bangunan dan bagian-bagiannya Bangunan Rumah Inti Tumbuh (RIT) berukuran 21 m2 dengan ruangan-ruangan : - Ruang inti berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang serba guna (tanpa dinding) berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Kamar mandi + WC (tanpa atap) berukuran 1,50 x 1,20 m2 Pertumbuhan menjadi Rumah Tumbuh berukuran 21 m2 dengan ruang-ruang: - Ruang tidur berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang servis/pertumbuhan berukuran 3,00 x 3,00 m2 (tertutup) - Kamar mandi + WC berukuran 1,50 x 1,20 m2 Pertumbuhan menjadi Rumah Sederhana Sehat (RsS-1) berukuran 28.8 m2 dengan ruangan: - Dua ruang tidur berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang servis/pertumbuhan berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Kamar mandi + WC berukuran 1,50 x 1,20 m2 Pertumbuhan menjadi Rumah Sederhana Sehat (RsS-2) berukuran 36 m2 dengan ruangan : - Dua ruang tidur berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang tidur anak berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang tamu berukuran 3.00 x 2.50 m2 - Ruang keluarga berukuran 3.00 x 3.00 m2 - Kamar mandi + WC berukuran 1,50 x 1,20 m2 Konstruksi bangunan rumah : - Pondasi konstruksi - Lantai konstruksi - Dinding konstruksi - Kusen pintu/jendela konstruksi - Atap konstruksi
batu kali setampat atau kayu papan rangka kayu dan papan kayu rangka kuda-kuda kayu
11
- Penutup
konstruksi
Sanitair minimal untuk RIT-1 sampai dengan RsS minimal memiliki: - Closet jongkok kakus beserta leher angsanya 1 unit - Bak air mandi fibre/plastik 1 unit - Disiapkan instalasi diluar sumber sumur pantek 1 unit
Gambar rancangan a. Rumah inti tumbuh RIT I lihat gambar 1 RIT-1, gambar 2 RIT-2, gambar 3 RsS-1 dan gambar 4 RsS-2
KETERA NGAN
SERVIS
SERVIS
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
5
KM / WC - 0.1
A
SERVIS
B
TERAS R. TIDUR 0.00
3
SENG GELOMBANG GORDING 5/7
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
KUDA-KUDA 5/10 GORDING 5/7 IKATAN ANGIN 5/7
+ 4.10
A
HALAMAN -0.20
2
25
+ 2.40
+ 2.40
GAMBAR :
+ 2.40
RUANG INTI RUANG INTI SERVIS
1 A B
DENAH
SKALA 1 : 100
0.00
D 2
POTONGAN A - A
SKALA 1 : 100
B
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
SEKALA 1 : 100
A-01
KETERA NGAN
13
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
A 5
KM / WC - 0.1 SENG GELOMBANG GORDING 5/7
+ 4.10
4
R. TIDUR
25
+ 2.40
R. TIDUR
R. TIDUR
3 B
TERAS R. TIDUR 0.00
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
KUDA-KUDA 5/10 GORDING 5/7 IKATAN ANGIN 5/7
B 2 2
+ 4.10
A
HALAMAN -0.20
POTONGAN A - A
SKALA 1 : 100 + 2.40
1 A B
DENAH
SKALA 1 : 100
R. TIDUR
0.00 - 0.20
D D
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
- 0.80
SEKALA 1 : 100
A-03
KETERA NGAN
14
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
5
KM / WC - 0.1
4
R. TIDUR
B
TERAS R. TIDUR 0.00
TAMPAK BELAKANG
3
SENG GELOMBANG GORDING 5/7
SKALA 1 : 100
KUDA-KUDA 5/10 GORDING 5/7 IKATAN ANGIN 5/7
+ 4.10
2 A
HALAMAN -0.20 25
+ 2.40
+ 2.40
GAMBAR :
R. TIDUR
R. TIDUR
R. TIDUR
1 A B C D 2
SKALA 1 : 100
DENAH
SKALA 1 : 100
B
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
SEKALA 1 : 100
A-02
KETERA NGAN
15
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100
A 5
KM / WC - 0.1 25 SENG GELOMBANG GORDING 5/7
+ 4.10
+ 2.40
4
R. TIDUR R. TIDUR R. TIDUR
0.00 - 0.20
3
TAMPAK SAMPING KIRI
- 0.80
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
KUDA-KUDA 5/10 GORDING 5/7 IKATAN ANGIN 5/7
2
POTONGAN A - A
2 A
HALAMAN -0.20
1 A B
DENAH
SKALA 1 : 100
R. TIDUR
0.00 - 0.20
D D
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100
- 0.80
SEKALA 1 : 100
A-04
5.
40 cm 60 cm 60 cm 60 cm 60 cm 60 cm
6 5 4
60 cm 60 cm
1 A B
6 5 4
1 A B C D
17
5 5
1 A B C D A B C D
1 A B C D A B C D
18 b) Detail
Mistar penyiku
19 b.
No 1 2 3
kebutuhan bahan
Tipe rumah Bahan Vol RIT-1 RIT-2
btg lbr kg
6 8 0.5
6 8 0.5
RsS-1 8 10 0.5
RsS-2 8 10 0.5
3) Proses pelaksanaan : (1) Pekerjaan tanah Lapisan tanah humus yang terdapat pada permukaan tanah bangunan harus dikeruk dan disingkirkan. Galian lobang pondasi harus sampai ke lapisan tanah yang cukup kuat. BiIa tanah bangunan buruk sekali, maka harus dilakukan perbaikan tanah seperlunya. Tanah bekas galian harus diatur dengan rata di halaman. (2) Penentuan tempat dan titik duga (pell) nol Tempat bangunan harus ditentukan dengan alat-alat pengukur pada papan-papan bangunan (bouwplank ) dari kayu yang diketam. Untuk piket-piket dilarang menggunakan bambu. Titik duga ditetapkan sekurang-kurangnya 25 cm diatas permukaan tanah bangunan (maalveid) yang tertinggi. Gunakan segitiga siku-siku untuk memastikan bouwplank saling menyiku satu dengan lainnya.
1 A B C D A B C D
1 A B C D
1 A B C D
21 b) Detail
Fundasi tiang kayu ulin 10/10 cm. Tinggi dari muka tanah asli 100 cm. Kedalaman yang dipancangkan 100 cm dan jarak antar tiang 1.75 m.
1.00 m 1.50 m
2.50 m
22 2) Kebutuhan bahan : (1) Pondasi tiang kayu ulin 10/10 : a. volume pekerjaan : Tipe rumah No 1 Pekerjaan Pondasi tiang kayu ulin 10/10 cm Vol
RIT-1 RIT-2 RsS-1 RsS-2
titk
24
24
33
42
b. Kebutuhan bahan Tipe rumah No 1 Bahan Kayu ulin 10/10 panjang 2,5 m Kaca puri galam 10 cm 3 m Sunduk kayu ulin 3 /8 cm pjg 40 cm Balok silang pondasi 5/10 4m Paku 10 cm Vol btg 24 btg 26 24 26 33 38 42 50
RIT-1 RIT-2 RsS-1 RsS-2
2 3
btg
24
24
33
42
btg kg
22 6
22 6
34 9
46 12
23 (2) Balok induk 6/12 a. volume pekerjaan Tipe rumah No 1 Pekerjaan Balok induk Vol M3
RIT-1 RIT-2 RsS-1 RsS-2
0,13
0,13
0.184
0.25
6 4
6 4
10 6
14 8
(3) Lantai papan 2/20 a. volume pekerjaan Tipe rumah No 1 Pekerjaan Lantai papan Vol M2 RIT1 26 RIT2 26 RsS-1 31.8 RsS-2 39
c. kebutuhan bahan untuk satu unit bangunan Tipe rumah No 1 2 Bahan Papan 2/20 4m Paku 7 cm Vol lbr kg RIT-1 33 5 RIT-2 33 5 RsS-1 40 7 RsS-2 49 9
24 3) Proses pelaksanaan : Sambungan papan yang digunakan pada dinding adalah sambungan alur lidah dengan kedua permukaan yang dihaluskan. Semua bagian kayu yang menempel pada pasangan tembok harus diperkuat dengn anker ukuran 3/8. Semua pekerjaan kayu harus rata dan siku, bahan dari kayu klas II yang tua dan kering. Semua pekerjaan kayu bila memungkinkan diawetkan terlebih dahulu dengan bahan pengawet secara pelaburan. Pada setiap sambungan antar komponen/elemen digunakan pengetat sambungan sekurang-kurang dengan 2 buah paku dengan ukuran paku yang sesuai dengan ketebalan dari kayu yang disambung (perhatikan gambar kerja)
25 5.3. Pekerjaan badan bangunan 5.3.1. Rangka pokok bangunan dan dinding 1) Gambar -gambar : a) Rencana
b) Detail
3, 20 m 5 cm
50 2,,40 m 5 cm 3,0 m
26
RANGKA DINDING KAYU 5/10 RANGKA DINDING KAYU 5/10 PAS. DINDING PAPAN 2/20
PAS. DINDING PAPAN 2/20 RANGKA DINDING KAYU 5/7 RANGKA DINDING KAYU 5/10
DETAIL POT. C
SEKALA 1 : 50
Kolom utama 5/10, kayu kelas II Balok loteng 5/10 , kayu kelas II
Balok induk 6/12 , kayu kelas II Balok krangka utama bangunan 5/10, kayu kelas II
27
Balok induk 6/12 , kayu klas II Papan lantai 2/20 cm dari kayu klas II Balok loteng 5/10 , kayu kelas II, dipasang setiap jarak 30 cm Klam dari papan ulin 1/10cm 30 cm Pondasi tiang kayu ulin 10/10 cm
1.00 m
1,50 m
28
29 2) Kebutuhan bahan : (1) Kerangka : a. volume pekerjaan: Tipe rumah No 1 Pekerjaan Rangka kayu b. Vol M3 RIT-1 0,47 RIT-2 0.52 RsS-1 0.64 RsS-2 0.76
No 1 2 3 4 5
Bahan Kayu 5/10 Kayu 5/7 Paku 7 cm Paku 10 cm Pelat angkur 40x5 cm,t=3 mm
RIT-1 18 4 0.5 2 20
RIT-2 20 6 0.5 3 20
RsS-1 26 7 0.75 4 28
RsS-2 33 8 1.0 5 32
b. kebutuhan bahan
No 1 2 Bahan Papan 2/20 Paku 7 cm Vol lbr kg RIT-1 50 6 Tipe rumah RIT-2 RsS-1 74 93 8 11 RsS-2 108 14
30 3) Proses pelaksanaan : Sambungan papan yang digunakan pada dinding adalah sambungan alur lidah dengan kedua permukaan yang dihaluskan. Semua bagian kayu yang menempel pada pasangan tembok harus diperkuat dengn anker ukuran 3/8. Semua pekerjaan kayu harus rata dan siku, bahan dari kayu klas II yang tua dan kering. Semua pekerjaan kayu bila memungkinkan diawetkan terlebih dahulu dengan bahan pengawet secara pelaburan. Pada setiap sambungan antar komponen/elemen digunakan pengetat sambungan sekurang-kurang dengan 2 buah paku dengan ukuran paku yang sesuai dengan ketebalan dari kayu yang disambung (perhatikan gambar kerja)
6
1.50
6
1.50
P-2
3.00
5 4
P-2
3.00
5 4
J-2
3.00
3.00
P-1
3.00
P-3 P-1
3.00
2
J-1
3.00
2
J-1
3.00
1
3.00 3.00 3.00 3.00
1 A B C D
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
1.20
4.80
1.20
4.80
6
1.50
6
1.50
P-2 J-2
3.00
5 4
P-2
J-1
PJ-2
3.00
5 4
3.00
3.00
P-3
3
P-1
3.00
P-1
P-1
3.00
PJ-1 J-1
3.00
J-1
1
PJ-1
3.00
1
3.00 3.00
3.00
3.00
RENCANA PINTU-JENDELA
SKALA 1 : 100
RENCANA PITU-JENDELA
SKALA 1 : 100
32 b) Detail:
A
0.12 0.92 0.12 0.92
C
0.12 0.72
0.80 0.12
0.80
0.06
0.12
0.12
0.12
0.15
2.64
0.80
0.80
G
0.06 0.06 0.80 0.06 0.06
0.12
0.12 0.15
1.78
0.15
0.80
0.80
0.80
0.12
KUSEN 6/12
0.06
KUSEN 6/12
KACA t=3mm
0.12 0.02
0.12 0.04 KACA t=3mm 0.06 KUSEN 6/12 0.01 0.01 0.11 PAPAN 3.5/10 0.08 0.06 PAPAN 3.5/10
0.02
0.01
0.04
0.04 0.10 PAPAN 3.5/10 KUSEN 6/12 SENG 0.12 0.10 0.05 0.06
0.04
0.10 0.05
0.12
0.06
0.12
KUSEN 6/12 KUSEN 6/12 0.06 KACA t=3mm 0.04 0.10 0.10 0.03 PAPAN 3/10 PAPAN 3/10 0.15 0.10 0.12 0.12 KAKI KUSEN KACA t=3mm TRIPLEK KUSEN 6/12 TRIPLEK t=3mm KUSEN 6/12 0.06 PAPAN 3/10
PAPAN 3/10
Volume pekerjaan dan Kebutuhan bahan : a. Volume pekerjaan : Tipe rumah No 1 2 3 4 Pekerjaan Kusen pintu KP1 Kusen pintu KP2 Kusen jendela KJ1 Kusen pintu dan jendela KG1 Kusen pintu dan jendela KG2 Vol unit unit unit unit RIT-1 1 1 1 RIT-2 2 1 2 RsS-1 2 1 2 1 RsS-2 2 1 2 1
unit
b. kebutuhan bahan Tipe rumah No 1 2 Bahan Kayu balok 6/12 Angkur besi 8 mm 25 mm Paku 10 cm Kca 3 mm Vol M3 bh RIT-1 0.142 8 RIT-2 0.240 20 RsS-1 0.2583 28 RsS-2 0.2583 28
3 4
kg M2
0.1 0.48
0.2 2.4
0.25 3.6
0.25 3.6
2) Proses pelaksanaan : Kayu untuk kusen pakai kelas II, untuk bingkai dan panil pintu/ jendela dari kayu kelas II. Kayu yang dipergunakan harus tua dan kering.
35 Semua kusen dan rangka dinding dihubungkan dengan paku 10 cm dengan jarak antar paku 60 cm. Semua kusen pintu dan jendela harus dilabur dengan cat meni, cacat kayu ditutup dengan dempul dan dihaluskan.
1) Volume pekerjaan dan kebutuhan bahan : a. volume pekerjaan Tipe rumah No 1 2 3 Pekerjaan Daun pintu DP1 Daun pintu Dp2 Daun DJ1 b. jendela Vol unit unit Unit RIT-1 1 1 1 RIT-2 2 1 2 RsS-1 4 1 5 RsS-2 4 1 5
No 1 2 3 4 5 6
Bahan Kayu balok 5/10 Tripleks 6 mm Tripleks 3 mm Seng plat bjls 36 Paku kaca Kaca 3 mm
2) Proses pelaksanaan : Daun-daun pintu panil dibuat dengan.bingkai 3 x 7.5 cm 3 x 10 cm, sedangkan panilnya dibuat tripleks 3 mm luar dalam. Daun-daun jendela kaca dibuat dengan bingkai 3 x 7.5 cm, pengisinya dengan kaca bening tebal 2 mm.
36 Tiap daun pintu dilengkapi dengan 2 buah engsel dan 1 kunci tanam. Tiap daun jendela yang dibuka dilengkapi dengan 2 buah engsel, 1 gerendel.
6
1.50 3.00 KUDA-KUDA KAYU KUDA-KUDA KAYU 1.50
6
3.00 KUDA-KUDA KAYU KUDA-KUDA KAYU
5 4
5 4
3.00
3.00
3
3.00 3.00
2
3.00 3.00
1
1.50 3.00 3.00 1.50 3.00 3.00
1 A B
SKALA 1 : 100
B
SKALA 1 : 100
1.20
4.80
1.20
4.80
6
1.50 3.00 1.50
6
3.00 KUDA-KUDA KAYU KUDA-KUDA KAYU
5 4
5 4
KUDA-KUDAKAYU
KUDA-KUDAKAYU
3.00
3.00
3
3.00 3.00
2
1/2 KUDA-KUDA 3.00 KUDA-KUDA KAYU 3.00
1
1.50 3.00 3.00 1.50 3.00 3.00
1 A B
SKALA 1 : 100
B
SKALA 1 : 100
37
6 5 4
6 5 4
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6 5 4
6 5 4
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
DENAH PENUTUP ATAP T-36 SKALA 1 : 100
38 b) Detail:
PAPAN GAPIT 2x 2/10 GORDING 5/10 KUDA-KUDA 5/10
1
5/10 5/10
5/10
c)
DETAIL ISOMETRI - 1
SEKALA 1 : 10
2 cm
2 cm
12,5 cm
12,5 cm
39
Min 30 cm
Batang 5/10
tarik
Sekur 5/10 Dipasang berdiri Kolom pokok 5/10 Sekur 5/10 Dipasang tidur /rangka bangunan
40 Detail hubungan kuda-kuda dengan rangka pokok bangunan 2) Kebutuhan bahan : a. volume pekerjaan :
Tipe rumah No 1 Pekerjaan Kuda-kuda rangka kayu 5/10 Vol M3 RIT-1 0.155 RIT-2 0.155 RsS-1 0,39 RsS-2 0,47
b.
No 1 2 3 4
Kebutuhan bahan
Tipe rumah Bahan Kayu 5/10 Paku 10 cm Paku 7 cm Papan klem 2/10 ( 44 lbr @ 40 x 10 x 2 cm ) Vol btg btg kg kg RIT-1 12 1.0 2.0 0.036 RIT-2 12 1.0 2.0 0.036 RsS-1 12 1.0 2.0 0.036 RsS-2 12 1.0 2.0 0.036
3) Proses pelaksanaan : Kuda-kuda menggunakan konstruksi balok kayu dari kayu yang tua dan kering dengan ukuran 5 x 10 cm dan dipasang dengan jarak 3.00 m Semua kayu kuda-kuda di labur dengan bahan pengawet Panjang paku sedikitnya 2 x tebal kayu pada sambungan rangkap 2 dan 3 1/3 x tebal kayu pada sambungan rangkap 3 Sambungan pada balok tarik dari kuda-kuda dibuat ditengah-tengah bentang dengan menggunakan tipe sambungan gigi dan diikat denga pelat eser, panjang overlap dari sambungan tersebut kurang lebih 5 kali tebal kayu yang disambung atau 25 cm. Klem yang digunakan untuk sambungan batang rangka kuda-kuda adalah papan dari kayu klas II berukuran 10 x 25 cm dan tebal 2 cm, dengan jumlah paku pada setiap titik simpul berjumlah 20 buah paku 7 cm, sehingga jumlah paku ini yang digunakan pada setiap satu unit kuda-kuda sekurang-kurangnya berjumlah 220 buah paku 7 cm..
41 Untuk pertemuan permukaan ujung setiap batang dari rangka kudakuda dipasang 2 buah paku 10 cm. Rangka atap dan penutup atap
5.5.2.
1 A B C A B C D
6 5 4
6 5 4
1 A B C D A B C D
42 b) detail:
2.0 cm
12,5 cm
12,5 cm
20 cm
100 cm
Kuda-kuda
2) Volume pekerjaan dan kebutuhan bahan : a. Volume pekerjaan : Tipe rumah No 1 Pekerjaan Luas atap bidang Vol M3 RIT-1 36.8 RIT-2 36.8 RsS-1 47.8 RsS-2 54.4
43 b. Kebutuhan bahan rangka penutup atap untuk satu unit bangunan Tipe rumah Bahan Vol RIT-1 RIT-2 RsS-1 RsS-2 Kayu 5/10 btg 12 17 20 20 Paku 10 cm Asbes gelombang 0.8 x 2.4 m Bubung Asbes 1.0 m Paku seng/asbes bh lbr 1.5 24 2.0 28 2.25 36 2.25 36
No 1 2 3
4 5
lbr kg
5 4
10 5
10 7
10 7
3) Proses pelaksanaan : Kuda-kuda harus diletakkan tepat diatas kolom kerangka bangunan. Penutup atap digunakan asbes gelombang berukuran 80 x 2.40 cm, atau seng gelombang dengan ukuran yang sama. Tipe lembaran asbes semen gelombang adalah Tipe-B (gelombang sedang ) dengan tinggi gelombang 30 45 mm. Kerangka penutup atap hanya berupa gording dari kayu, Kayu yang dipakai ialah kayu kelas II berbentuk balok berukuran 5 x 10 cm, dan dipasang dengan jarak 1.00 cm. Sisi yang berukuran 5 cm menempel pada kuda-kuda, agar gording dapat berdiri saling tegak lurus dengan kaki kuda-kuda maka dipasang klos yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran gording. Sambungan pada gording diatur sedemikian rupa, sehingga sambungan tersebut tepat berada diatas kaki kuda-kuda. Penempatan sambungan gording pada kuda-kuda harus dibuat bersilangan seperti diperlihatkan pada gambar. Tipe sambungan yang digunakan adalah tipe sambungan gigi dengan panjang over-lap 25 cm (lihat gambar detil) panjang overlap asbes maksimum 10 cm. Setiap lembar asbes yang terpasang dikekang oleh paku seng sekurang-kurangnya satu baris di kedua ujung asbes dan satu baris ditengah. Masing-masing baris terdiri dari 3 buah paku.
6
1.50 BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7 BALOK ANAK 5/7 0.78 1.20 TRIPLEK t=3mm 3.00 1.50
6
BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7 BALOK ANAK 5/7 TRIPLEK t=3mm 1.20 3.00 3.00
5
0.48
5 4
0.48 0.60
4
3.00 0.78
0.60
3
3.00 3.00
2
3.00 3.00
1
1.50 3.00 3.00 1.50 3.00 3.00
1 A B
SKALA 1 : 100
B
SKALA 1 : 100
1.20
4.80
1.20
4.80
6
1.50 3.00 0.48 0.60 1.50
6
3.00 0.48 BALOK 5/7 BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7
5 4
0.60
5 4
3.00
0.78 1.20
TRIPLEK t=3mm3.00
BALOK 5/7 BALOK 5/7 BALOK INDUK 5/10 BALOK ANAK 5/7 BALOK ANAK 5/7 0.60 BALOK INDUK 5/10 0.53
0.79
1.20
2
3.00
0.79
1.20
2
3.00
TRIPLEKt=3mm
TRIPLEK t=3mm
1
1.50 3.00 3.00 1.50 3.00 3.00
1 A B
RENCANA PLAFON T-36
SKALA 1 : 100
B
SKALA 1 : 100
45
Dinding Rangka Plafond 5/10 Rangka Plafond 5/7 Rangka Plafond 5/10 Rangka Plafond 5/7
Klos 3/4
DETAIL POT. 1
SEKALA 1 : 20
DETAIL POT. 2
SEKALA 1 : 20
b. Detail:
5/10
5/10 5/7
5/7
RENC. PLAFOND
SEKALA 1 : 50
46 2) Volume pekerjaan dan kebutuhan bahan : a.Volume pekerjaan : Tipe rumah No 1 Pekerjaan Luas bidang penutup atap b. No 1 2 3 Vol M2 RIT-1 9 RIT-2 18 RsS-1 23 RsS-2 32
Kebutuhan bahan: Tipe rumah Bahan kayu 5/10 4m kaso 5/7 cm 4m Enternit asbes 100 x 100 cm, t : 0.5 cm Paku 10 cm Paku 7 cm Vol btg bh lbr RIT-1 5 6 10 RIT-2 10 12 20 RsS-1 15 18 30 RsS-2 20 24 40
4 5 3)
kg kg
0.75 0.5
1.5 1.0
2.25 1.5
3.0 2.0
Proses pelaksanaan : Kayu penggantung langit-langit dipergunakan kayu kelas II dengan ukuran 5 x 10 cm dan 5 x 7 cm, dan permukaan bawahnya harus diratakan. Kayu 5/10 digunakan untuk balok utama dan kayu 5/7 digunakan untuk balok antara. Jarak antara balok utama dan balok antara harus dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk kotak berukuran 50 x 100 cm atau setidaktidaknya harus seminimal mungkin menimbulkan limbah dari bahan penutup langit-langit. Bahan langit-langit digunakan asbes plat berukuran 100 x 100 cm. Celah antara langit-langit satu dengan lainnya ditutup dengan dempul.
KM / WC - 0.1
b) Detail: 2) Kebutuhan bahan : Ti pe rumah No 1 2 3 Bahan Bak mandi Kloset jongkok Floor drain Vol bh bh bh RIT-1 1 1 1 RIT-2 1 1 1 RsS-1 1 1 1 RsS-2 1 1 1
3) Proses pelaksanaan : Bak air mandi dibuat dari beton yang dilapisi terazo Pelat jongkok juga dibuat dari beton dilapisi terazo
6 5 4
R. TIDUR
5 4
SERVIS
3
TERAS R. TIDUR 0.00 R. TIDUR 0.00 TERAS
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6
KM / WC - 0.1
6
KM / WC - 0.1
5 4
5 4
R. TIDUR
R. TIDUR
3
TERAS R. TIDUR 0.00 TERAS R. TIDUR 0.00
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
49 b) Detail : 2) Kebutuhan bahan dan volume pekerjaan Tipe rumah No 1 Bahan Sumur pantek kedalaman minimal 12 m lengkap dengan pompa pantek Pipa PVC Pipa galvanis 1 Knee Sambungan 1 Sambungan T Kran lem isolasi Vol unit RIT1 1 RIT-2 1 RsS-1 1 RsS-2 1
2 3 3 4 5 5 6 7
Lt Lt bh bh bh bh bh bh
1 2 4 1 1 1 1 1
1 2 4 1 1 1 1 1
1 2 4 1 1 2 1 1
1 2 4 1 1 2 1 1
3)
Proses pelaksanaan: Kedalaman bor untuk sumur pantek minimal 12 meter atau sampai dengan keluar air bersih yang layak untuk diminum. Pipa untuk sumur pantek ini digunakan pipa galvanis berukuran 1 dan ditonjolkan setinggi kurang lebih satu meter dari permukaan tanah dan diberi dudukan dari pasangan conblock dengan adukan 1Pc : 5 pasir. Jumlah titik kran disesuaikan dengan gambar. Pipa air untuk distribusi digunakan ukuran , terbuat dari PVC kualitas baik. Pada setiap sambungan harus menggunakan lem dan isolasi
6
KM / WC - 0.1
5 4
5 4
SERVIS
R. TIDUR
3
TERAS R. TIDUR 0.00 R. TIDUR 0.00 TERAS
2
SEPTIK TANG SEPTIK TANG
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6
KM / WC - 0.1
6
KM / WC - 0.1
5 4
5 4
R.TIDUR
R. TIDUR
3
TERAS TERAS R. TIDUR 0.00 R. TIDUR 0.00
2
SEPTIK TANG SEPTIK TANG
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
5/10
PAPAN 2/20
5/10
TANAH DIPADATKAN CAMPURAN SEMEN=1 TANAH =10 PAPAN 2/20 KAYU 5/10
MUKA AIR
50
15 150
15
GORDING 5/7
5/10
PAPAN 2/20
PVC 1,5
BAK KONTROL
TANAH URUG PASIRURUG
PAPAN 2/20
+0.20
10
MUKA AIR
50
80
120
2)
No 1 2 3
Bahan Buis beton 1 m 0,5 m Buis beton 1 m 1.0 m Plat beton bertulang 1 m, t =8 cm Lantai beton tumbuk t= 10 cm Bak kontrol
Vol bh bh unit
RIT-1 1 1 1
RIT-2 1 1 1
RsS-1 1 1 1
RsS-2 1 1 1
unit
unit
53 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 3) Pipa PVC 4 Pipa PVC 3 Sambungan T 4 Sambungan T 3 Sambungan Knee 4 Sambungan Knee 3 Sambungan lurus 4 Sambungan lurus 3 Lem PVC selotif Proses pelaksanaan: Air kotor dari tempat mencuci dan kamar mandi disalurkan melalui saluran tertutup dari PVC 3 untuk selanjutnya dialirkan ke saluran umum Air kotor dari kakus disalurkan melalui pipa PVC 4 yang selanjutnya dimasukkan ke tangki septik. Bahan tangki septic digunakan buis beton d iameter 1.0 m dengan ketinggian 1,5 m. Disarankan menggunakan 2 buah buis beton, satu buah panjang 1 m dan lainnya 0,5 m. Penutup tangki septik dibuat dari pelat beton bertulang tebal sekurang-kurangnya 8 cm dengan kualitas beton K-125. Untuk tulangan digunakan besi beton 8 mm jarak 15 cm. Pipa pembuangan gas digunakan pipa galvanis 1,5 . Semua pipa dari PVC yang tertanam didalam tanah harus menggunakan pipa yang tebal sehingga tidak mudah pecah. Lt 3 2 4 2 2 3 1 1 4 3 2 4 2 2 3 1 1 4 3 2 4 2 2 3 1 1 4 3 2 4 2 2 3 1 1 4 3 2 4 2 2 3 1 1
6
KM / WC - 0.1
5 4
5 4
SERVIS
R. TIDUR
3
TERAS TERAS R. TIDUR 0.00
R. TIDUR 0.00
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
6
KM / WC - 0.1
6
KM / WC - 0.1
5 4
5 4
R. TIDUR
R. TIDUR
3
TERAS R. TIDUR 0.00
R. TIDUR 0.00
2
SEPTIK TANG
1 A B
SKALA 1 : 100
1 A B
SKALA 1 : 100
55 b) Detail: 2) Kebutuhan bahan : Tipe rumah No 1 2 3 4 5 Bahan Titik lampu Stop kontak Saklar Kabel Panel kontrol Vol bh bh bh m unit RIT-1 3 2 1 10 1 RIT-2 3 2 1 10 1 RsS-1 4 3 3 15 1 RsS-2 5 4 3 25 1
3) Proses pelaksanaan : Instalasi listrik harus memenuhi syarat yang ditetapkan dalam peraturan PLN Jumlah gantungan, stopkontak, saklar sesuai dengan gambar
6.
No 1 2 1 4
2 3 4
btg btg
24 73
24 88
33 121
42 145
56
2 1 4 Kayu 5/7 Papan 2/20 4 m papan klam 2/10 ( 44 lbr @ 40 x 10 x 2 cm ) Paku 10 cm Paku 7 cm Paku seng/asbes Paku kaca Pelat angkur 40x5 cm, t=3 mm Angkur besi 8 mm 25 mm Kaca 3 mm Seng plat bjls 36 Tripleks 6 mm Tripleks 3 mm Kaca 3 mm Asbes gelombang 0.8 x 2.4 m Bubung Asbes @ 1.0 m Enternit asbes 100 x 100 cm, t : 0.5 cm Bak mandi Kloset jongkok Floor drain Sumur pantek kedalaman minimal 12 m lengkap dengan pompa tangan Pipa PVC Pipa galvanis 1 Knee Sambungan 1 btg lbr kg 10 83 0.036 18 107 0.036 25 133 0.036 32 157 0.036
5 3 5 5 5 2 4 4 2 3 6 3 4 3 1 2 3 1
2 3 3 4
Lt Lt bh bh
1 2 4 1
1 2 4 1
1 2 4 1
1 2 4 1
57
5 5 6 7 1 2 3 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 11 1 2 3 4 5 Sambungan T Kran Lem Isolasi Buis beton 1 m 0,5 m Buis beton 1 m 1.0 m Plat beton bertulang 1 m, t =8 cm Lantai beton tumbuk t= 10 cm Bak kontrol Pipa PVC 4 Pipa PVC 3 Sambungan T 4 Sambungan T 3 Sambungan Knee 4 Sambungan Knee 3 Sambungan lurus 4 Sambungan lurus 3 Lem PVC Isolasi Titik lampu Stop kontak Saklar Kabel Panel kontrol bh bh bh bh bh bh unit unit unit Lt 3 2 4 2 2 3 1 1 bh bh bh m unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 2 2 3 1 1 3 2 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 2 2 3 1 1 3 2 1 10 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 2 2 3 1 1 4 3 3 15 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 4 2 2 3 1 1 5 4 3 25 1
58
Untuk mempermudah dalam pembangunannya, struktur bangunan rumah ini dibagi kedalam 12 kelompok pekerjaan, yaitu: a. pengukuran dan pembuatan bouwplank; b. penggalian pondasi; c. pembuatan sloof dan lantai beton tumbuk; d. pembuatan kusen pintu dan jendela; e. Pembuatan kuda-kuda. f. pengerjaan pembesian untuk krangka bangunan dari beton bertulang g. pemasangan kusen pintu rangka besi beton; h. Pengerjaan dinding dari pasangan conblock dan pengecoran kolom serta ring balok; i. pemasangan kuda-kuda serta gording dari kaso 5/7; j. pemasangan atap dari asbes gelombang beserta bubungan dan lisplang; k. pemasangan daun pintu dan daun jendela serta kunci-kunci; l. pembersihan lapangan. Dengan memperhatikan kelompok pekerjaan diatas, maka urutan pekerjaan pendirian bangunan dapat dilakukan sebagai berikut: (1) Pekerjaan persiapan Pekerjaan persiapan dalam hal ini adalah pembersihan lokasi tempat bangunan akan didirikan, meliputi pembersihan alang-alang dan tanah humus serta perataan lahan. (2) Pekerjaan pengukuran dan pembuatan bowplank Pondasi yang digunakan pada struktur rumah tinggal ini adalah pondasi setemnpat dari pasangan batu kali, untuk itu harus diperhatikan dengan seksama dalam pemasangan bouwplank dan dapat dilakukan seperti pada gambar dan langkah berikut ini: o Ambil as jalan sebagai referensi tampak bangunan. o Tancapkan dua tiang kaso 5/7 sejajar dengan as jalan o Hubungkan dua tiang kaso ini dengan papan 2/20 cm. o Pasang paku 7 cm pada bagian atas papan, kemudian tarik benag yang saling membentuk sudut 90o dengan papan yang sejajar dengan as jalan. Gunakan segi tiga siku sama kaki dengan panjang kaki 100 cm ( dari kayu 2/10 cm ) untuk mendapat kan sudut yang tepat. Lalu
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
59 tancapkan beberapa tiang kaso 5/7 berhimpitan dengan benang tersebut dan pasang papan bouwplank. Lakukan cara yang sama untuk sisi sisi yang lainnya, sehingga diperoleh pola bentuk bangunan sisi-sisi yang saling membentuk sudut tepat 90o Buatlah pola untuk menentukan titik galian pondasi melalui papan bouwplank seperti diperlihatkan pada gambar.
Mistar penyiku
(3) Pembuatan pondasi, balok induk dan balok lantai secara berturut turut dapat dikerjakan setelah pekerjaan butir 1) dan 2) diatas selesai dikerjakan. Untuk menghubungkan kolom dengan balok induk dilakukan dengan cara membuat takikan setengah pada tiang kolomnya, untuk penguat digunakan 4 buah paku 10 cm, lihat gambar
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
60
Fundasi tiang kayu ulin 10/10 cm. Tinggi dari muka tanah asli 100 cm. Kedalaman yang dipancangkan 100 cm dan jarak antar tiang 1.75 m.
(4) Bersamaan dengan pekerjaan pondasi diatas, dapat dilakukan pekerjaan pembuatan kuda-kuda. Konstruksi kuda-kuda ini sangat sederhana, yaitu menggunakan sistem kosntruksi kuda-kuda papan paku, dimana sistem ini hanya menggunakan sambungan klam, langkah pekerjaan pembuatan kuda kuda ini adalah sebagai berikut: o Cari tempat yang rata o Buat pola sesuai dengan ukuran dan bentuk kuda-kuda yang akan dibuat dengan menggunakan benang dan paku 10 cm. o Sejajar dengan benang dipancangkan kayu reng cm setinggi 15 cm dari bidang rata. o Tempatkan balok balok kayu 5/10 dan rapat kan pada kayu reng yang dipancangkan tadi sehingga tampak membentuk kuda-kuda. o Potonglah bagian yang perlu dipotong sesuai dengan prinsip sambungan gedug dan klam. o Maka akan didapat sebuah kuda kuda yang cukup kokoh
61
Patok patok kayu reng disusun sedemikian rupa sehingga membentuk pola kuda- kuda yang sesuai dengan rencana
Kuda-kuda
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kuda-kuda ini adalah bentang dari kuda-kuda. Bentang 3 m yang ada ini adalah jarak dari masing-masing as ring balok, agar ujung batang tarik dari kuda-kuda tersebut berada tepat di sisi luar dari ring balok maka bentang tiga meter ini harus ditambah 15 cm sesuai dengan lebar ring balok, dengan demikian total bentang kudakuda menjadi 3,15 m. (6) Bersamaan dengan pembuatan rangka kuda-kuda atau tepat setelah pembuatan kuda-kuda, dapat dilakukan pembuatan rangka pokok bangunan.. Semua bagian rangka ini dibuat dari kayu 5/10 yang terdiri dari 2 ( dua ) kolom dengan masing-masing panjang 1,40 m dan 1 ( satu ) balok gawang yang panjang seluruhnya 3,20 m serta 2 ( dua ) sekur dengan panjang 0,50 m sebagai pengaku. Kayu-kayu ini dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah gawang seperti diperlihatkan pada gambar dibawah. Agar rangka ini tidak berubah bentuk pada saat dipindahkan dalam pemasangan, maka dipasang penguat sementara dari kayu reng atau bambu.
62
(8) Angkat dan posisikan gawang-gawang tersebut tepat diatas pondasi kolom. Pastikan bahwa setiap sisi luar kolom dari gawang ini berada sejajar dengan sisi luar pondasi kolom. Gunakan waterpass untuk mengukur gawang benar-benar berdiri tegak lurus dan kemudian tahan untuk sementara dengan menggunakan kayu kaso 5/7.
(9) Pasang ring balok dari kayu 5/10 dalam posisi tidur, dan hubungkan dengan balok-balok gawang dengan menggunakan 2 buah paku 10 cm pada setiap titik temu antara ring balok dengan balok gawang.
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
63
(10) Pasang pengaku rangka bangunan baik pada arah vertikal maupun arah horizontal. Selanjutnya pasang kusen pintu dan kusen jendela bersama-sama dengan krangka dinding untuk dinding papan.
( 11 ) Pasang balok-balok lantai dari kayu 5/10 dan jarak 35 cm dari as-as dan selanjutnya pasang lantai papan. K edua permukaan papan harus diserut halus dan gunakan sambungan alur lidah untuk sambungan pada papan.
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
64
Balok induk 6/12 kayu klas II Klam dari papan ulin 1/10cm 30 cm
Papan lantai 2/20 cm dari i kayu klas II Balok loteng 5/10 kayu kelas II, dipasang setiap jarak 30 cm
( 12 ) pasang kuda-kuda yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan cara sebagai berikut; o angkat kuda-kuda keatas rangka yang telah berdiri, tempelkan terlebih dulu balok tarik dari kuda-kuda tersebut pada bagian atas gawang dari
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
65 rangka pokok (agar kuda-kuda tidak patah pada saat pengangkatan maka sebaiknya dilakukan oleh tiga orang). o Dorong batang kaki kuda-kuda kearah atas sampai kuda-kuda tersebut dapat berdiri tegak lurus dan dalam posisi yang tepat. o Tahan sementara menggunakan kaso.
( 13 ) pasang balok-balok pengaku antar satu kuda-kuda dengan kudakuda lainya dengan menggunakan kaso 5/7, lalu pasang gording dari balok kayu 5/10.
Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat
66
Sekur 5/10 Dipasang berdiri Kolom/rangka pokok bangunan 5/10 Sekur 5/10 Dipasang tidur
67 ( 14 ) pasang penutup atap asbes gelombang beserta bubungannya. Dengan demikian telah mendapat tempat yang teduh dengan lantai yang telah diperkeras dengan beton tumbuk dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.
( 15 ) pekerjaan finishing, pemasangan daun pintu dan jendela lengkap dengan penguncinya, dan pembersihan lapangan kerja
Dengan mengacu kepada urutan pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan diatas, maka dapat dilakukan perhitungan waktu yang diperlukan untuk membangun satu unit rumah inti dengan spesifikasi yang tercantum dalam buku ini. Perhitungan waktu pelaksanaan ini hanya untuk RIT 1.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 8 9 10 11 12 13 Pekerjaan 1 Galian pondasi & pengukuran Pondasi tiang kayu ulin 10/10 Pemasangan kacapuri galam Pemancangan pondasi tiang 10/10 Pembuatan rangka pokok bangunan ( 3 rangka) Pembuatan kuda-kuda dari kayu 5/10 (2 kuda-kuda) Pemasangan dan penyetelan Rangka bangunan Pemasangan rangka dinding dan dinding papan 2/20 Memasang kuda-kuda (2 bh) Pasang ikatan angin dan gording Pasang penutup atap Pasang daun pintu dan daun jendela beserta penguncinya Finishing Pembersihan lokasi rumah 2 3 4 5 6 7 8 9 Hari kerja ke: 1 1 1 1 0 1 2 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
2 2 2 0 1 2
2 3