Vous êtes sur la page 1sur 60

c

a

a

.
.
.

a

D
l

D
l

i
i
i
!

c

c

a

G
I

:
1
-
~

~
:
.

c

c

a

G
I

i
I

D
.
D
.

~

<
;

-
+

%

B

<
:

.
.
.
.

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RJ
Indonesia. Kementerian Kesehatan R!. Di rektorat
Jenderal Pengendalian Penyakil dan
Penyehalan Lingkungan
Petunjuk Teknis pemeriksaan kesehatan bagi
pengemudi angkutan umum pada situasi
khusus. Jakarta : Kementerian Kesehalan R!. 2012
ISBN 978-602-125-121-4
1. Judul I. AUTOMOBILE DRIVER
EXAMINATION PREVENTION AND CONTROL
II TRANSPORTATION III. ACCIDENT PREVENTION
IV AUTOMOBILE DRIVING V. ACCIDENT TRAFFIC
VI MOTOR VENICLES
~

c

>

(
/
)

- ~

>

f
J
)

- '
"

J
:

C

f
J
)

C

f
J
)

~

L
"
L

"
L

~

- L
"
L

"
L

~
-
V
'
-
~

KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat dan karunia-Nya kita bisa menyelesaikan buku
petunjuk teknis pemeriksaan kesehatan faktor risiko kecelakaan
lalu lintas pada pengemudi angkutan umum pad a situasi khusus.
Pemeriksaan ini merupakan wujud dari kerjasama lintas sektor
terkait antara Kementerian Kesehatan , Kementerian
Perhubungan, Polisi dan sektorterkait dalam pengendalian faktor
fisiko kecelakaan dan cedera.
Untuk standarisasi operasional dalam pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan faktor risiko dibuatlah buku "Petunjuk Teknis
Pemeriksaan Kesehatan Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas
8agi Pengemudi Angkutan Umum" sebagai pedoman dalam
menjalankan pemeriksaan. Kiranya petunjuk ini dapat digunakan
sebagai acuan dan dapat dikembangkan baik peralatan maupun
teknik operasionalnya sesuai dengan kondisi lokal masing-
masing daerah.
Sejalan dengan kegiaten Oekade Aksi Keselamatan di Jalan
2010 - 2020 maka upaya pencegahan merupakan, bag ian dari
amanat untuk menurunkan fatalitas korban kecelakaan lalu lintas.
Kegiatan pemeriksaan ini sesuai semangat Dekade Aksi yang
melibatkan lintas sektor terkait diam upaya nenurunkan angka
morbiditas dan mortalitas korban kecelakaan lalu lintas.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang sudah
memberikan kontribusinya dalam penyusunan buku ini. Kami
telah berupaya maksimal, namun sebagai langkah awal, pasti
rcmer/k,oon KrM}",loTl Fokror Risi!o KLL Bagi AlIgiruolI Urn"", I
Pada SilJllui Kh,u,u
masih banyak kekurangan, kelemahan dan kesalahan. Untuk itu
kami mohon masukan dan saran, demi penyempurnaan petunjuk
pemeriksaan deteksi dini faktor risiko kecelakaan pad a
pengemudi angkutan umum.
II
Jakarta, Juli 2012
Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular
'

Dr. Ekowati Rahajeng SKM. M.Kes

{'enoeriu",m F"k/or Ri,;ko KLL Bog; {'enge"",di Angkll/(m Umurn
{""I" Si/l" .. i Kh",u,
I
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT
DAN PENYEHATAN lINGKUNGAN
Assa/amualaikum Wr. Wb.
Pertama marilah kita bersama-sama mengucapkan syukur
Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya,
sehingga "Petunjuk Teknis Pemeriksaan Kesehatan bagi
Pengemudi Angkutan Umum pada Situasi Khusus" ini akhirnya
dapat terselesaikan.
Kecelakaan lalu lintas mendominasi di antara jenis cedera yang
lain. Angka kejadian kecelakaan lalu lintas cenderung meningkat
dalam jumlah maupun jenisnya. Perkiraan angka kematian dari
5,1 juta pada tahun 1990 meningkat menjadi 8,4 juta pada tahun
2020 atau meningkat sebanyak 65%. Data Riskesdas
menyebutkan bahwa prevalensi kecelakaan transportasi darat
mencapai 25,9% dan seluruh penyebab cedera lainnya. Tahun
2010, jumlah kematian akibat kecelakaan telah mencapai 31.234
jiwa, berarti setiap 1 jam terdapat sekitar 3-4 orang meninggal
akibat kecelakaan lalu lintas (Rancangan Umum Nasional
Keselamatan Jalan, 2011).
Memperhatikan situasi dan kondisi tersebut, maka perlu
dilakukan upaya pencegahan yang dimulai dari hulu dengan
berpokok pada kondisi kesehatan manusia melalui pengendalian
faldor risiko. Untuk itu diperfukan keterpaduan kegiatan yang baik
dalam rangka pengendalian faktor risiko kecelakaan dan cedera
baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu diperlukan adanya
penanganan yang sinergis dari berbagai sektor terkait
(Kementerian Kesehatan, POLRI , Kementerian Perhubungan,
Kementerian Komunikasi dan Informasi , Kementerian Pekerjaan
Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG), Pemerintah Oaerah, Dinas
f'n .. mboan K<'Mhm"" Fub Ru/ko) KU Bag. PM,., ....... AII,!lI;ul"" v_ I i''
p<tdiJ Si/UtU1 KhMnu
Pemadam Kebakaran, Organda, Asuransi Jasa Raharja, dll).
Kerja sarna lintas sektor yang terpadu dimaksudkan untuk
mengurangi angka kecelakaan, kesakitan, kecacatan dan
kematian akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Melalui buku ini diharapkan dapat menjadi petunjuk atau acuan
dalam rangka upaya pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi
angkutan umum pada situasi khusus, guna mengendalikan faktor
risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Hasil dari kegiatan ini
dapat menjadi bahan untuk perencanaan kebijakan program
pengendalian faktor risiko kecelakaan dan tindak kekerasan
sejalan dengan DekadeAksi Keselamatan Jalan 2011-2020.
Sesar harapan saya agar petunjuk teknis ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, sehingga apa yang kita cita-citakan dapat segera
terwujud.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juli 2012
ktllt Jenderal PP & Pl
~
rot. dr. Tjandra Yoga Aditama.
Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE
NIP 195509031980121001
.-.
IV
Peme,iI!IlWI KU('M''''' FllIao, Ruitu KI.L Bug! Pengl'IItul/!AngtwOll U"",,,,
P",1a SI_' KhlUlU
DAFTAR 151
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................ .
KATA 5AMBUTAN ............................................................... iii
DAFTAR 151 .......................................................................... v
BAB I Pendahuluan .. .......... ............................................ 1
A. Latar Belakang .... ' ...... ". ...... ... ... ............ .... ...... 1
B. Dasar Hukum .................................................. 3
C. Tujuan ........................................................ ..... 4
D. Sasaran ........................................................... 5
E. Defini si Operasional ..... ...... .... ........ .......... ....... 5
BAS II Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas ............... 9
A. Faktor Ri siko Kecelakaan Lalu Lintas ............. 9
B. Upaya Pengendalian Faktor Ri siko
Kecelakaan Lalu Lintas ................. ". ........ ....... 12
BAS III Mekanisme Pelaksanaan & Jejaring Kerja ....... 15
A. Persia pan ....... .. ... ............................................ 15
B. Pelaksanaan ........... ......................................... 16
BAB IV Pemeriksaan Kesehatan Faktor Rlalko
Kecelakaan Lalu Lintas ............................... 21
A. Batasan .. ............. ......... ......... ............. ........ ..... 21
8. Prosedur Pemeriksaan ... ......... ........................ 2 1
C. Standar Pemeriksaan ...................................... 22
D. Standar Pemeriksa ............. ... ....... .. ................. 23
E. Standar Fasilitas ................. .. ... ........................ 23
F. Standar Kelaikan Kesehatan ........................... 23
BAB V Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi ................. 27
Pntttnb_ Kr.<tloat"" filkJor Rosiw K.LL BlIffI Pnlp .. udJA""",,,,, [,'- I v
Puda S;IIloJ.Ji "ilIUm
A. Pencatatan ..... . ... ....................................... ...... 27
B. Pelaporan ........................................................ 27
C. Evaluasi .............. ...... ...... ....... .. .. ...................... 28
BAB VI Penutup ................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ...... ... ......................... ..... ... ................... 30
LAMPI RAN
Lampiran 1 Formulir Pemeriksaan kesehatan Faktor
Risiko Kecelakaan Lalu Lintas bagi Pengemudi
angkutan umum pada situasi khusus .. .......................... 33
Lampiran 2 Petunjuk Pengisian Formulir Faktor
Risiko Kecelakaan Kecelakaan Lalu Lintas ......... .... ...... 35
Lampiran 3 Alur Pencatatan dan Pelaporan ............ ... .... 38
Lampiran 4 Formulir Rekapan Pemeriksaan Kesehatan
Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas bagi Pengemudi
Angkutan Umum pada situasi khusus ......... .................... 39
Lampiran 5 Formulir Rujukan Tindak Lanjut Oini
Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas ............................. .40
Lampiran 6 Surat Rekomendasi ...................................... 41
Lampiran 7 Pengukuran Faktor Risiko Kecelakaan
VI
Lalu Lintas ..................................................................... 42

fiJillJr R"Jko ALL BI<gi Pmgrmllt/, ,f"g."/,,,, Um,ml
(,,,,/i,S/IUIIS/ Khw,u
ABI
PEN IHULUAN
A. Latar Belakang
Kejadian kecelakaan lalu lintas mendominasi di antara jenis
kecelakaan yang lain dengan proporsi sekitar 25% (WHO, 2004).
Kejadian kecelakaan latu lintas cenderung meningkat dalam
jumlah maupun jenisnya dengan perkiraan angka kematian dari
5,1 juta pada tahun 1990 menjadi 8,4 juta pada tahun 2020 atau
meningkat sebanyak 65%. Data yang ada menyebutkan kejadian
kecelakaan lalu lintas berkisar antara 750.000 sampai 1.183.492
setiap tahunnya. Data WHO pada tahun 2002 memperkirakan
hampir 1,2 juta orang di dunia meninggal karena kecelakaan lalu
!intas. Pada tahun 2004 ditemukan bahwa cedera karena akibat
KLL merupakan penyebab kematian utama yang konsisten
berada di posisi ke-3 pada kel..Jmpok umur usia antara 5-44 tahun.
Faktor usia penyebab kematian oleh karena KLL dengan urutan
tertinggi diusia 15-29 tahun, ke-2 usia 5-14 tahun, ke-3 usia 30-44
tahun, ke-4 usia 45-69 tahun, ke-5 usia 0-4 tahun, ke-6 usia 70+
tahun (sumber: WHO 2008, Global Burden of disease: 2004
update). Pada iahun 2004 kacelakaan menjadi penyebab
kematian urutan ke 9 dl dunia, tetapi pada tahun 2030
diperkirakan akan menlngkat menjadi urutan ke 5. Kematian dari
akibat KLL lebih banyak tetladi pada laki-Iaki dibandingkan
perempuan diperkirakan perbandingannya sebesar 2
kalinya(WHO,2004).
Data Riskesdas (2007) menyebutkan bahwa prevalensi
kecelakaan transportasi da .,t mencapai 25,9A, dan seluruh
penyebab cedera lainnya.
Berdasarkan data kapolisian RI didapat pelaku yang terlibat
kecelakaan lalu lintas tertinggi di usia 16 - 25 tahun sebanyak
Krulta'iJlJ FatIM Rislkn KLL 8''81 .. gU,,,,, Umm.. I
Pudd S,JU<JIII;IwsU3
'f-
23.283 jiwa (2008) dan meningka menjadi 24.364 jiwa (2009).
Tahun 2010 jumlah kematian akibat kecelakaan telah
mencapai 31.234 jiwa, berarti setillp 1 jam terdapat sekitar 3 - 4
orang meninggal akibat kecelakaa" !alu lintas jalan (Rancangan
Umum Nasional Keselamatan Jalan, 2011).
Diperkirakan kerugian ekonomi nasianal yang akan timbul karena
KLL mencapai 1-2% dan total pendapatan per kapita negara di
seluruh dunia (WHO, 2004). sedangkan di Indonesia kerugian
ekonomi karena KLL mencapai 2,91 % (2002). Pada tahun 2010,
secara nasianal diperkirakan kerugian akibat kecelakaan Islu
lintas jalan diperkirakan mencapai 2,9-3,1% dari total poe
Indonesia (Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan 2011
2035).
Pada saat situasi khusus dimana banyak berpindahnya massa
dari kota ke daerah asal, misalnya saat mudik lebaran, liburan
natal, liburan tahun baru dan siluasi khusus lainnya dan sebagian
besar mereka menggunakan alat transportasi darat salah satunya
adalah bus umum.
Kondisi situasi khusus merupakan saal yang rawan kejadian KLL,
sedangkan kejadian KLL yang cenderung meningkat setiap
tahunnya.
Pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi angkutan umum
merupakan salah satu bag ian dari upaya pencegahan
Kecelakaan Lalu lintas (KLL) melalui pengendalian faktor risiko
kesehatan yang dapat menyebabkan KLL. Faldor risiko yang
dominan pad a kejadian kecelakaan adalah faktor manusia
(human error).
Pemeriksaan kesehatan diberlakukan pada pengemudi yang
memiliki jarak tempuh cukup lama setidaknya lebih dari 6 jam.
Pengemudi bis sntar kota antar provinsi (AKAP) berperan penting
pada siluas; arus mudik lebaran in; , karena seringkali para
pengemudi ini berkendara lebih dari 6 jam atau mempunyai rute
2
I
K".uha,,,,, FtMmr R/Soh> KU. BI" An!!"",u, Umum
Plldu S;" "I$/ XI ,,,.,..
yang padat dan sering. Pemeriksaan kesehatan diberlakukan
juga bagi pengemudi pengganti dalam satu armada tersebut.
Kegiatan deteksi dini faktor risiko KLL yang dilakukan berupa
pemeriksaan pemeriksaan tekanan darah, alkohol pernafasan,
kadar amphetamine di urine dan kadar gula darah sewaktu.
Kementenan Kesehatan, dalam hal ini Direktorat Jenderal PP dan
PL (Direktorat PPTM) sebagai fokal point dalam kegiatan
Dekade Aksi Keselamatan Jalan dengan target global (2020)
menurunkan 50 % fatalitas korban dengan cedera berat,
melakukan kegiatan deteksi dini pada pengemudi angkutan
umum sebagai upaya promo" f dan promotif dalam menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas dari kecelakaan lalu lintas.
Memperhatikan situasi dan kondisi tersebut, maka keterpaduan
pengendalian faktor risiko kecelakaan dan cedera baik di tingkat
pusat maupun daerah sangatlah dibutuhkan. Untuk itu perlu
adanya penanganan yang sinergis dan berbagai sektor lerkait
(Kementerian Kesehatan, POLRI , Kementerian Perhubungan,
Pemerintah Daerah, Organda, Asuransi Jasa Raharja, dll.). Kerja
sarna lintas sektor yang terpadu dimaksudkan untuk mengurangi
angka kecelakaan, kesakitan. kecacatan dan kematian akibat
kecelakaan lalu lintas.
Untuk mencapai tujuan yang sinergis antara pusat dan daerah
dalam pengendalian faktor risiko kecelakaan lalu lintas perlu
dilakukan bersama !intas sekter terkait, sehingga diperlukan
suatu panduan yang tertuang dalam bentuk petunjuk teknis yang
dapat menjadi acuan bagi petugas pelaksana di lapangan.
B. Oasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 lentang Praktik
Kedokteran (Lembaran N. lara RepubUk Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan I "baran NegaTa Republik Indonesia
Nomar 4431);
Ito KLL Bugl Pe"s,'fflllltil AII):""I"" U"'''''' I
Padu SIIJlaJI KJr_
3
2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Oaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah beberapa kali diu bah terakhir dengan
Undang-Undang Nomer 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nemor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomer 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor4844):
3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentaog Lalu Linlas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor5022):
4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo(5063):
5) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153.
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo(5072);
6) Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004 tenlang
Koordinasi Penyelenggaraan Angkulan Lebaran Terpadu.
7) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 lentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637);
8) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKESf
PERNIII/2010 tentang Organlsasl dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan.
C. Tujuan

UMUM
Terdeteksinya dan terlaksananya tindak lanjut dini faktor fisiko
kecelakaan lalu lintas pad a pengemudi dan kru angkutan umum
pada situasi khusus.
4
I
Ku,-/w"UI' rabIN" RMw KlJ. Bug,' /'cng,I1/,,,II,-1.,,,b.r,Ir' UI1/I/JI!
P,,,1a SIIIIUS' KhNlI'S
KHUSUS
1) Terdeteksinya tekanan darah pada pengemudi dan kru
angkutan umum
2) Terdeteksinya kadar alkohol dalam pernafasan pad a
pengemudi dan kru angkutan umum
3) Terdeteksinya kadar amphetamin dalam urin pada
pengemudi dan kru angkutan umum
4) Terdeteksinya kadar gula darah sewaktu pada pengemudi
dan kru angkutan umum
5) Terlaksananya tindak lanjut dini bagi pengemudi dan kru
angkutan umum yang berisiko.
D. Sasaran
1) Sasaran pelaksana :
Tenaga kesehatan, petugas kesehatan di Puskesmas, UPT
(B/BTKL-PP dan KKP). Dinas Kesehatan Propinsi dan Kotal
Kabupaten dan lintas sektorterkait.
2) Sasaran pemeriksaan :
Sopirdan kru angkutan umum
E. DellnlslOperaslonal :
1) Cedera adalah kerusakan fisik yang disebabkan oleh
rudapaksa dan trauma oleh akibat KLL.
2) Lalu Untas adalah kegiatan perpindahan dan satu tempat ke
tempat lainnya yang melibatkan orang, alat pengangkutan
serta sarana dan prasaranajalan.
3) Keselamatan adalah komponen atau penlaku yang aman,
tidak membahayakan atau mencederai pengguna dan orang
di sekitamya.
f','mai/<saull "",,,hal,,,, fiJ:I(1f' Ri."/,,, KLf. S,,!:i .. 111):*,,/,," L'm,,,,,
PuJ.JSiI .... ,i "h ... ....
5
4) Situasi khusus adalah kondisi berpindahnya massa dari kota
ke daerah asal , misalnya saat mudik lebaran, liburan natal ,
liburan tahun baru dan situasi khusus lainnya
5) Faktor risiko adalah suatu kondisi yang secara potensial
berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit pada
seseorang atau kelempok tertentu
6) Pengendalian merupakan nama lain dari Pencegahan dan
Penanggulangan
7) Pemeriksaan adalah proses, cara memeriksa
8) Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sesial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
9) Pemeriksaan kesehatan adalah adalah proses atau cara
untuk memeriksa keadaan seseorang apakah sehat, baik
secara fisik, mental , spiritual maupun sesial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
10) Kru adalah mi1ra pengemudi (supir pengganti)
11) Pengemudi adalah orang yang mengemudikan Kendaraan
Bermotordi jalan yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi .
12) Kecelakaan Lalu Linta. (KLL) adalah adalah suatu peristiwa
di Jalan yang tidak terduga dan tidak disengaja melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang
rnengakibatkan kerban manusia danlatau kerugian harta
benda.
13) Kendaraan adalah suatu sarana angkut di Jalan yang terdiri
atas Kendaraan Bermoter dan Kendaraan Tidak Bermotor.
14) Pengguna jalan adalah orang yang menggunakan jalan
untuk berlalu lintas.
6
K ..... d,m"" Rullw K1.l. B'lJ:i P""grmu'/I "/"Jlblun U",um
p",,, Khu.11U
15) Dekade Aksi Keselamatan Jalan (Decade of Action for Road
DOA adalah kegiatan menyeluruh/komprehensif
lintas program dan lintas sektor dalam upaya menurunkan
angka fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas baik secara
nasional, regional maupun global.
16) Bentuk kegiatan pencanangan DOA merupakan aksi
seremonial disertai kegiatan berupa peluncuran legislasi
baru, kampanye untuk promosi pengendalian faktor risiko
kecelakaan
17) Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara
sistematis & terus menerus terhadap penyakit atau masalah-
masalah kesehatan & kondisi yang mempengaruhinya agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif &
efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi .
18) Hipertensi adalah keadaan seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal, yaitu tekanan
darah sistolik ;;;.. 120 mmHg dan atau tekanan darah diastolik
80 mmHg (Joint National Committe on Prevention
Detection, Evaluation, and Treatment of High Pressure VII,
2003)
19) Hip9Qllkemi adaiah keadaan hasil pengukuran kadar
glukose darah kurang darl70 rngIdl.
20) Hipergllkemia rnerupakan k.adaan peningkatan glukosa
darah .. 200 mg/dl
21) Glukometer: alat untuk melakukan pengukuran Quia darah
22) Tensimeter Digital merupakan alat kesehatan yang berfungsi
mengukurtekanan darah secara otomatis.
23) Amfetamin adaiah kelompok obat psikoaktif sint.tis yang
secara dramatis mempengaruhi sistem sarafpusat (SSP)
/'r ... nt,uan AfWhul .. HI'aM"" Rww, ML 8.n:, ... ""Ji . .... ('_
raJa .\# ..... J Khu",,,
7
,
24) Alkohol sering dipakai untuk menyebul elanol , yang juga
disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang
mengandung alkohol. Alkohol merupakan istilah untuk
senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-
OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat
pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
8

Pe"u-r//;s'lOn Kruhn/llll F"k/Qr RUUQ KLL H,.gi PtIIgtllludi A"glml,m Umum
Pudn $i,,,, ... 1 Kh ........
BAB 11
FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LlNTAS DAN UPAYA
PENGENDALIAN
A. Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas
Faktor risiko adalah suatu kondisi yang secara potensial
berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit pada
seseorang atau kelompok tertentu. Berkaitan dengan kecelakaan
lalu lintas ada ti9a faktor risiko utama yang dapat
menyebabkannya yaitu manusia (manusia), kendaraan
(kendaraan), dan environment (Iingkungan fi sik & 505ial
ekonomi).
LlNGI(UNGAN
Jalanan Llcin
VEKTOR
Kendarll8n Bermotor
I-IOSTfTUAN RUMAH
PengeooaraIPengemudl
AGEN
KeJ.dlen Tabrakan
(Kekualan atau
-,
Faktor risiko KLL yang paling dominan adalah faktor manusia
(human error). Berikut merupakan modifikasi dari ketiga faktor
risiko diatas dalam bentuk Haddon's Matriks sebagai berikut:
KQrilul(m F,J,,/ol' RuiJw KLL Bugl Umum
PadD 51,_; Kn...us
9
".,,..,
........

risiko

"""" ....
Faktor risiko rnanusia yang telah dijabarkan pada matriks di atas
diantaranya adalah perilaku dan kondisi kesehatan 5uatu individu
yang dapat menyebabkan kejadian kecelakaan. Kondisi fisik
individu yang berkorelasi dengan kewaspadaan saat mengemudi
merupakan fokus pemeriksaan kesehatan sebagai upaya
pengendalian faktor risiko KLL.
Konsumsi alkohol dan amphetamine dapat mempengaruhi saat
kewaspadaan saat mengemudi. Efek yang ditimbulkan setelah
mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu
beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung
dari jumlah I kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang
keeil, alkohol menimbulkan perasaan relax, dan pengguna akan
lebih mudah mengekspresikan emosi, seperu rasa senang, rasa
sedih dan kemarahan. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam
darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya
orang terse but menjadi depresi. Bila dikonsumsi berlebihan, akan
muncul efek sebagai berikut: merasa lebih bebas lagi
mengekspresikan diri , tanpa ada perasaan terhambat menjadi
lebih emoslonal (sedih, senang, marah secara berlebihan)
muncul akibat ke fungsi fisik - motorik, yaltu bicara tidak jelas,
pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik
dan bisa sampai tidak sadarkan diri. kemampuan mental
10
F"J;tor Risiko KU Bilg; Angku,on U ... UItl
p..,1t. Smuts; Khus ....
mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan
perhatian dan daya ingat terganggu.Pengguna biasanya merasa
dapat mengendalikan din dan mengontrol tingkahlakunya. Pada
kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri seperti
yang mereka sangka mereka bisa. Oleh sebab itu banyak
ditemukan KLL yang disebabkan karena mengendarai mobil
dalam keadaan mabuk.
Pada dosis keeil semua jenis amfetamin akan meningkatkan
tekanan darah, mempereepat denyut nadi , melebarkan bronkus,
meningkatkan kewaspadaan , menimbulkan euforia,
menghilangkan kantuk, mudah terpaeu, menghilangkan rasa
lelah dan rasa lapar, meningkatkan aktivitas motorik, ban yak
bieara, dan merasa kuat. Sedangkan dosis sedang amfetamin
(20-50 mg) akan menstimulasi pernafasan, menimbulkan tremor
ringan, gelisah, meningkatkan aktivitas motonk, insomnia, agitasi ,
meneegah lelah, menekan nafsu makan, menghilangkan kantuk,
dan mengurangi tidur. Kondisi di atas memperlihatkan bahwa
kadar kedua zat terse but dapat mempengaruhi performa individu
saat mengemudi.
Gejala penyerta pada hipoglikemia dan hiperglikemia adalah
lelah, fungsi mental yang menurun, perasaan gemetar,
berkenngat, perih pada mulut , pusing, perasaan linglung dan
jantung berdetak keras hingga kehilangan kesadaran. Kondisi ini
dapat membahayakan pada seat mengemudi.
Selain ketiga hal diatas. tekanan darah juga berpengaruh dalam
mengemudi. Hal ini terjadi karena pada hipertensi dan hipotensi
seringkali timbul gejala penyerta berupa nyeri kepala, mata
berkunang-kunang, pandangan kabur dan pada kondisi ekstrim,
pengemudi dapat mengalami penurunan kesadaran.
Penluikfliotl F,Ji/or Risilw KLL Bug; Anllku/dn Umum 11
Podol SUlkUllI.hruUJ
I
B. UPAYA PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO KECELAKAAN
LALULINTAS
Upaya-upaya pengendalian faktor risiko kecelakaan lalu lintas
jalan pada :
1. FaktorManusia
12
Peningkatan berperilaku sahal di jalan melalui advokasi.
sosialisasi. edukasi. deleksi dini dan kampanye yang meliputi :
8. Kampanye berperilaku sehal dan aman di jalan melalui media
massa (elektronik dan cetak)
b. Memberikan rekomendasi penundaan keberangkatan bagi
pengemudi yang terdeteksi mengalami hipertensi beral,
mengalami hiperglikemi alau hipoglikemi. mengkonsumsi
alkohol dan amphetamin.
c. Menginformasikan pengaturan jam kerja dan lama
mengemudikan kendaraan terutama untuk pengemudi alat
transportasi massal :
Waktu kerja paling lama 8 jam sehari
Setelah mengemudi selama 4 jam berturuHurut wajib
berislirahat paling singkat selengah jam
Dalam hal tertentu pengemudi dapat dipekerjakan paling
lama 12 jam sehari termasuk waktu istirahat 1 jam
d. Melengkapi dan menggunakan sabuk keselamatan dan kursi
khusus untuk bayi dan anak-anak.
e. Penggunaan helm sebagal alai peUndung diri saat
mengendarai sepeda motor.
f. Menganjurkan unluk tidak berkendara kelika dalam kondisi
yang tidak prima. Misalnya, mengidap hipertensi berat,
diabetes mellitus yang tidak terkontrol , serangan asma akul,
epilepsi, alau kondisi kesehatan lain yang menyebabkan
berkurangnya kewaspadaan dalam berl<endara.
K"$"}'''''''' fuktor RlsikQ KLL Hug, Pel'i""""Jt Jllgku/"" Vm,,,,'
f<Ji"'SmulSl KhtlSt<l

2. Faktor Kendaraan dan Lingkungan Fisik
a. Desain sislem Jatu Jinlas jalan untuk keamanan dan pemakaian
yang berketanjulan.
b. Mengetola pajanan faklor risiko melalui kebijakan pemakaian
lahan dan transportasi serta penyediaan teknotogi komunikasi
dalam rangka langgap darura! dengan cara :
1) Mempersiapkan akses yang efisien dalam hal jarak
lempuh, kecepalan dan keamanan.
2) Mendorong masyarakat untuk memilih alat transportasi
yang sesuai dengan standar keselamatan.
3) Memberlakukan peraturan terhadap pengendara,
kendaraan dan infrastruktur jalan.
3. Faktor Sosial
Peningkatan kesadaran masyarakal untuk berperilaku sehal di
jalan sebagai pengguna jalan melalui advokasi , sosialisasi,
edukasi, deteksi dini dan kampanye meliputi:
a. Pendidikan berlalu lintas dengan baiksejak dini.
b. Perlindungan pemakai jalan yang termasuk dalam kelompok
rentan
c. Pemahaman tenlang disiplin berlalu lintas.
d. Pentingnya pemahaman batasan kecepatan kendaraan
barmotor sesuai janis jalan.
e. Perilaku aman bagi pajalan kaki
1. Tidak mlnum minuman beralkohol dan obat yang
menyebabkan ngantuk pada saat mengendarai kendaraan.
Dengan lerkendalinya (aklor risiko kecelakaan lalu lintas dlatas
maka dampak yang lebih luas menyangkut keluarga dan
masyarakat dapat juga dikendalikan. Oampak yang timbul anlara
lain :
a. Penurunan produktifitas baik jika korban adalah kepala
keluarga maupun salah satu anggota keluarga.
b. Kehilangan pekerjaan permanen, diaklbatkan korban
menglaml kecacatan yang menetap.
rOOM KUIJugf Atrgb" .... u_ 13
Pada s""",; Klltu/U
14
c. Kerugian material.
d. Berkurangnya kualitas hidup (pendidikan, kasih sayang,
kesehatan, perhatian dan sebagainya) bagi korban dan
keluarganya.

Knd",wn F<I1wr RIJ'to KLL Bug; Anll*"''''' U .... ""
P",/" S""asi KJr",UJ
BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN DAN JEJARING KERJA
A. PERSIAPAN
Dalam rangka persiapan pelaksaan pemeriksaan kesehatan bagi
pengemudi angkutan umum pada si tuasi khusus maka perru
dilakukan:
1. Pertemuan koordinasi dengan lintas program dan lintas
sektor terkait di tingkat pusat dan tingkat daerah.
a. Tingkat Pusat
Koordinasi tingkat Pusat perlu dilakukan untuk
mendapatkan dukungan (dana, tenaga, teknis
pelaksanaan dan tindak lanjut dini) pengendalian faktar
risiko kecelakaan lalu lintas dari berbagai sektor terkait.
Lintas program dan lintas sektor yang terlibat dalam
pemeriksaan deteksi dini faktar risiko kecelakaan lalu
[intas adalah Kementerian Kesehatan, Kementerian
Perhubungan, Polisi , asuransijasa raharja dll.
Petugas dan masing-masing instansi di tingkat pusat
(Kementerian Perhubungan, Kementerian kesehatan,
Kepollsian) mensosialisasikan hasil kesepakatan di
tingkat pusat kepada jajarannya di daerah (Dinas
perhubunganiLLAJ, Dinas Kesehatan, Polda). Pelugas
dad dlnas terkait dl daerah selanjutnya mengadakan
koordinasi untuk persia pan pelaksanaan sesuai dengan
kesepakatan yang telah dicapai di tingkat pusat.
b. Tlngkat Doerah
Kesepakatan yang telah ditentukan bersama dijadikan
bahan acuan untuk ditindak lanjuti di tingkat daerah guna
menentukan lokasi , waktu, logistik dan tenaga yang
terlibatdalam pelaksanaan.
PnNrib_ KeHiIaIan Fak_ R/si.oKLL Bagi PMgmuKfi.41t(h/<f u",,,iIt I 15
p,,,,,, s", .... , Kltusus
Petugas pelaksana dari masingmasing instansi di
daerah (Dinas Kesehalan, BIBTKL-PP, KKP, Dinas
Perhubungan/LLAJ, Polisi , Jasa Raharja, UPT Dinas
Perhubungan (terminal), PMI, media massa, Unit
pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas) yang telah
ditentukan melakukan koordinasi antar petugas
sehingga diperoleh hasil kegiatan yang optimal.
Koordinator kegiatan ini adalah dinas kesehatan.
2. Persia pan logistik
Dalam persia pan kegiatan harus diperhatikan kebutuhan
logistik untuk pelaksanaan kegiatan, yang meliputi :
a. Kesiapan jenis alat yang diperlukan
b. Jumlah alat yang diperlukan
c. Alokasi sarana dan prasarana yang tersedia,
disesuaikan dengan jumlah sasaran yang ditentukan
d. Jadwal pelaksanaan kegiatan
e. Jumlah tenaga pelaksana yang bertugas.
B. PELAKSANAAN
Sebelum menjalankan tugas, pengemudi dan kru angkutan
umum diperiksa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan
kecelakaan selama di perjalanan, Pemeriksaan ini meliputi antara
lain: tekanan darah, gula darah
l
alkohol dalam udara pemafasan
dan kadar amfetamin dalam urin. Hasil pemeriksaan berupa
rekomendasi : layak, layak dengan catatan, tidak layak untuk
mengemudi dan akan diserahkan kepada kepala
terminal/pelabuhan/bandara untuk kelayakan menjalankan
tugas.
1, Waktu Pelaksanaan
16
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dilakukan pada situasi
I
Prt>U'rllcs""" F(lk/a" KI.I. g"gi Prtlgfllllt,/i A"ghlm' UnlJJ/H
p<JIkJ SII_; KI'JilIlS
khusus misalnya saat mudik lebaran atau natai, tahun baru
dan harihari besar iainnya, sesuai dengan kebutuhan dan
program.
Waktu pelaksanaan diusahakan tidak mengganggu aktifitas
kegiatan pengemudi maupun penumpang. Oapat
dilaksanakan saat menunggu jadwal keberangkatan
maupun saat istirahat sebelum melanjutkan
berikutnya. Untuk menghindari penumpukan pengemudi
menunggu antMan sebaiknya diatur menyesuaikan jadwal
keberangkatan armada.
2. Tempat pelaksanaan
Pemeriksaan deteksi dini faktor risiko kecelakan pada
pengemudi dan kru dilaksanakan secara langsung di
terminal! PO terkait, dan tempattempat lain yang disepakati
dalam rapat persiapan.
Tempat pelaksanaan sebaiknya terbuka, bersih, rnudah
dijangkau, dekat dengan toilet (untuk keperluan
pengambilan sampel urin) serta tersedia meja dan kursi.
3. Petugas Pelaksana
8erdasarkan hasil rapat kaardinasi persiapanarus mudik
lebaran tahun 2009 telah disepakati tugas dan fungs; sektar
terkait pada pelaksanaan deteksi dini faktor risiko
kecelakaan pacta pengemudi angkutan umum. Pemeriksaan
dilakukan secara terintegrasi antara Kementerlan
Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Kepalisian dan
lintas sektar terkait. Petugas kesehatan melakukan
pemeriksaan faktar risiko kecelakaan lalu lintas terhadap
pengemudi. Petugas perhubungan memeriksa kelaikan
kelengkapan kendaraan dan Polisi memeriksa kelengkapan
suratsurat kendaraan. Sektor lain melakukan tugas sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Blla
Keu<iNu ... FuliMl' Risiko KLL &rgi A'Wn.1lln u_ I 17
/'oJu $tIIMJlI UWIIS
,
18
didapatkan faktor risiko kecelakaan lalu lintas pad a
pemeriksaan deteksi dini maka diambil tindakan sesuai
dengan faktor risiko yang didapat dengan kesepakatan
bersama antar lintas sektor kecuali bila faktor risiko tersebut
spesifik berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi lintas
sektortertentu.
a. Kementerian Kesehatan
Petugas kesehatan setempat dari dinas kesehatan,
B/BTKL-PP maupun KKP melakukan anamnesi s, dan
pemeriksaan faktor risiko antara lain pemeriksaan
tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan
kadar alkohol dalam udara pernafasan dan kadar
amfetamin dalam urin pengemudi secara simultan.
Metode pemeriksaan : Pengemudi yang mendapat
giliran pemeriksaan dilakukan anamnesis oleh petugas
kesehatan dan dilakukan pemeriksaan tekanan darah
maupun kadar alkohol , amfetamin dan kadar gula darah
oleh petugas yang lain. Pembagian tugas dalam
pemeriksaan ini disesuaikan dengan jumlah tenaga
kesehatan yang ada di lapangan.
b. Polisi
Pemeriksaan administrasi oIeh Polisi pada kegiatan ini
tidak memberikan sangsi hukum bagi pengemudi tetapi
hanya pendekatan edukatif.
Metode pemeriksaan :
Selama dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan,
petugas dari kepolisian memeriksa kelengkapan
administrasi kendaraan seperti SIM, STNK. dll . Setelah
selesai pemeriksaan diserahkan kembali pad a
pengemudi .
Kesd'''lfNI FakslN RifU,o xu Bug; Angilllla" U",,,m
Poda 511_, K/tlnln
c. Kementerian Perhubungan
Petugas dari Kementerian Perhubungan dibantu
petugas dari dinas perhubungan setempat memeriksa
kelengkapan sarana pengaman kendaraan dan
kelayakan mesin angkutan umum. Pemeriksaan
meliputi:
a. Palu/martil pemecah kaca,
b. sistim rem,
c. lampu-Iampu sign dan lampu penerangan,
d. jendela dan pintu daruratdll.
e. Kondisi kelayakan mesin kendaraan lainnya
d. Pemda (Dina. Terkait)
Petugas operasional wilayah setempat (terminal )
mengidentifikasi dan mengatur jalannya pemeriksaan
sarna dengan petugas kesehatan (dinas
kesehatan. B/BTKL, KKP)
8agi propinsi atau kabupetan/kota yang telah memiliki
kendaraan khusus pengendalian penyakit tidak menular
(Ransus PPTM) dapat menggunakan fasilitas yang ada
di kendaraan untuk melakukan deteksi dini.


.-oJ
KQriuJl"" Ftlkl(}, Risiw KU Bgi i4ng*mtl" 19
Pudo Siluos; Kltusus
,
'"
o
r
Armada
SKEMAALUR PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO

"1\",: -:::
Pengemudi
8. Pendaftaran
b. Wawancara
C. Pemeriksaan
d.
e. Pencatatan
1
&.;:.I!Pos Kesehatan terdekat
Rekomendasi:
, . Layak
2. Layak dengan
catatan
3. Tldak layak
BABIV
PEMERIKSAAN KESEHATAN FAKTOR RISIKO
KECELAKAAN LALU LlNTAS
A. BATASAN
Pemeriksaan kesehatan faktor risiko kecelakaan lalu lintas pad a
pengemudi angkutan umum pad a situasi khusus adalah adalah
proses atau cara untuk memeriksa kondisi kesehatan pengemudi
angkutan umurn apakah layak, layak dengan catatan atau tidak
layak untuk mengemudi. Pemeriksaan Kesehatan ini dilakukan
sebagai upaya deteksi dini faktor risiko kecelakaan lalu lintas.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan tekanan darah, alkohal
pernapasan, amphetamin urin dan Quia darah sewaktu.
B. PROSEDUR PEMERIKSAAN
Prosedur pemeriksaan adalah tata cara pelaksanaan
pemeriksaan kesehatan faktor risiko kecelakaan lalu lintas bagi
pengemudi angkutan umum pada situasi khusus.
a. Koordinasi petugas kesehatan dengan Kepala Terminal
keberangkatan/kedatangan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan pengemudi secara terintegrasi dengan
Kepolisian Daerah dan Dinas Perhubungan
b. Seluruh pengemudi angkutan umum diinformasikan untuk
datang ke lokasi pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh
Kepala Terminal atau lokasi PO terkait.
c. Urutan Pemeriksaan kesehatan :
1) Pendaftaran
2) Wawancara
3) Pemeriksaan Faktor Risiko KLL
4) Rekomendasi
5) Pencatatan dan Pelaporan
Kes<'hulm' Fakl(Jr Ris,k(J KLL n<lgi Pellgemudi Angktll'''' Um,,,,,
Pada Si"Jasi Kh",,"s
21
I
d. Hasil pemeriksaan dan kesimpulan/rekemendasi hasil
pemeriksaan dicatat pada formulir (lampiran 1 & 6).
e. HasH pemeriksaan kesehatan menjadi dasar rekomendasi
kelaikan pengemudi angkutan umum untuk layak
mengemudi , layak mengemudi dengan catatan atau tidak
layak mengemudL
f. Hasil pemeriksaan yang memerlukan tindak lanjut dini di
rujuk ke Pes Kesehatan terdekat dengan menyertakan surat
rujukan (Iampiran 5).
g. Hasil dari pemeriksaan kesehatan dicatat dan dilaporkan
dilakukan secara berjenjang menurut alur pencatatan dan
pelaporan (Iampiran 3).
C. STAN DAR PEMERIKsAAN
Standar pemeriksaan adalah spesifikasi minimal yang harus
dipenuhi dalam pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
1 )
22
Wawancara
Sebelum dilakukan pemeriksaan, dilakukan wawancara
mengenai identitas pengemudi yang terdiri dari :
a) Nomoridentita5 (KTPISIM)
b) Nama responden
c) Tanggal Lahirl Umur
d)
e)
f)
Jenis kelamin
Pekerjaan (pengemudi
cadangan)
Tempattuga51 PO
g) Tempat wawancara
h) Tanggal wawancara
i) Berat badan (BB)
j) l1nggl Badan (TB)
uta rna / penge m udi
Ku;:hul<m Fa/or KU Bug; P''''f''''/",/i ""gI .. ,an UIIIU'"
PaJa Sill ..... ; UWild
2) Pemeriksaan Faktor Risiko KLL
a) Pemeriksaan tekanan darah
b) Pemeriksaan alkohol pernapasan
c) Pemeriksaan amphetamin urin
d) Pemeriksaan Gula Oarah Sewaktu (GOS)
D. STAN DAR PEMERIKsA
Standar Pemeriksa yang diperlukan meliputi :
Dokter umum.
Perawat.
Analis kesehatan.
Petugasadministrasi.
E. STAN DAR FAslLiTAs
Standarfasiiitas minimal yang harus tersedia meliputi:
Memiliki tempatterbuka yang bersih
Mudah dijangkau
Dekat dengan toilet (untuk keperl uan pengambilan
sampel urin)
Tersedia meja dan kursi
F. STAN DAR KELAIKAN KESEHATAN
Hasil dari pemeriksaan faktor risiko keceiakaan lalu lintas
tersebut berupa rekomendasi kesehatan, dengan kategori
seperti dalam tabel di bawah ini :
Prme,ib,,,,,, KcJeh""m Rioiko KLL Bag/ illlgJIlI/tln Umum 23
Pud" Sit,,,,,; Kh .... ml
RekDrTlflnda'l Tekanan Oarah Alkohol Amphetamln Glila Oarah
Pamapasan Urio Sew.klll
Layak Normal I Negatif NegaUf
Hlpertensl
Ringan
Layak Hipertensl Neg.til Negatil Hlperglikemia
dengan Sedang (:>200 mg/dl)
Catatan tanpa gejala
penyerta lalnnya
Tldak layak Hlpertensl Berat Positif Positif Hlperglikemia
(:>200 mg/dl)
dangan gaJals
penyerta,
Keterangan:
Kondisi Hiperglikemia dengan gejala penyerta lainnya adalah
kondisi kesehatan yang membahayakan saat mengemudi,
misalnya: pusing, berkunang-kunang, mual , muntah, dU.
Hasil Rekomendasi Kesehatan:
1. Layak dengan catatan, pengemudi dirujuk ke Pas Kesehatan
untuk mendapatkan pengobatan. Pengemudi dapat
berkendara jika dapat menunjukkan rekomendasi bahwa
telah mendapatkan pengobatan.
2. Tidak Layak mengemudi, pengemudi untuk berkendara
segera dirujuk ke Pas kesehatan. Dan harus diganti oleh
pengemudi cadangan.
Nilal Rujukan Pembacaan Hasil :
Tekanan Darah:
Normal
Hipertensi Ringan
Hipertensi Sedang
Hipertensi Berat
: 110-130/70-80mmHg
: 130-140/90mmHg
:
:> 160/>90mmHg
24
Knt"hmun Fabor Ru;Ao KU 8,%; ... udjA"g*""", U",II ...
Patio $illHu, KhusllS
Alkohol:
Negati! : 0.00 mg/l
Positi! : >0.00 mg/l
Amphetamin:
Negatif : dua strip
Positif : satu strip
Gula Darah Sewaktu :
Hipoglikemia Normal Hiperglikemia
Kadar gula darah
sewaktu
" 70
71-199
> 200
I (darah kapiler dim mg/dll
,

P l ' ~ KUl'lmllltl filbOT RisiJ;o KLL Bag; Ptllgtm..ul Antbtl<lll U",um 25
P",,1u S,1l><U1 KlrwlJ$
-
BABV
PENCATATAN, PElAPORAN DAN EVAlUASI
A. PENCATATAN
Seluruh proses kegiatan pemeriksaan faktor risiko kecelakaan
lalu lintas bagi pengemudi angkutan umum dilakukan pencatatan
dalam formulir (Iampiran 1).
Hasil Pencatatan dilakukan Rekapitulasi Pemeriksaan
Kesehatan Faktor Risiko Kecelakaan lalu lintas (Iampiran 4).
B. PElAPORAN
1. Mekanisme Pelaporan
Mekanisme pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu dari
pelaksana lapangan di lokasi terkait (Puskesmas. Pas
Kesehatan lokasi setempat -terminal atau PO, dsb) ke Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten, selanjutnya Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi
dan selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi melapor ke Ditjen
PP dan PL Kementerian Kesehatan sesuai dengan alur
pencatatan dan pelaparan (Iampiran 3).
Pada pelaksanaan aleh tenaga medis dari lintas program
dan lintas seldar lain, seperti Kepolisian dan Jasa Raharja,
pencatatan dan pelaporan tetap berkaardinasi dengan dinas
kesehatan setempat.
Penyampaian laparan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut
dini, disampaikan secara berjenjang melalui Dinas
Kesehatan.
Pe"",rihaan Kuell<llan F""k,a, Bulko KLL 8"gi Pengemwli Angkuliln Um,m, 27
Pad" Sit""'; Kh, .. ,1S
,
2. Materi Laporan
laporan yang disampaikan meliputi :
a. Jumlah pengemudi yang diperiksa
b. Jumlah pengemudi yang memiliki faktor risiko
c. Hasil pemeriksaan faktor risiko kecelakaan bagi
pengemudi dan rekomendasi hasil pemeriksaan.
C. EVALUASI
Evaluasi dilakukan setelah kegiatan selesai untuk mengetahui
tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan untuk rencana tindak
lanjut program berikutnya.
28

Pt_,ibamr Kudoal"" f<War Ruw, KLL 8cw, Pr'lg't'",..oi tlng"",m U",,,,,,
Pad" SlIltMi k!n..rrd
BABVI
PENUTUP
Petunjuk teknis pemeriksaan kesehatan faktor risiko kecelakaan
lalu lintas bagi pengemudi angkutan umum pada situasi khusus ini
dipergunakan sebagai acuan standar penyelenggaraan
pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi secara dini faktor
risiko KLLpada pengemudi angkutan umum.
Adapun pengawasan dan pembinaan pelaksanaan selanjutnya
dikoordinasikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang
bersangkutan.
Segenap ketentuan dalam petunjuk teknis ini agar dilaksanakan
sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggungjawab.

Pl'IIItribuan fubor IC/Jito KU Bag! l'engt",,,,1i Umlilfl 29
Puth Srlo.aJl KJoo14
,
DAFTAR PUSTAKA
Browson Re, Chronic Disease Epidemiology And Control,
American Public Health Association, Port City Press,
Baltimore, 1993
Oepkes RI, Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Bina
Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI ,
Jakarta, 1996
FKUI, IImu Penyakit Dalam Jilid II, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, 1997
WHO, Injury Surveillance Guidelines, WHO, 2001
WHO, Ringkasan Surveilans Faktor Risiko Penyakit Tidak
Menular, Pendekatan WHO STEPwise, Non Communicable
Diseases and Mental Health, Geneva, 2001
Nurhasan, Standar Pelayanan Medik, Pengurus Sesar Ikatan
Oakter Indonesia, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, 2002
Oepkes RI, Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan
Penanggulangan PTM, Departemen Kesehatan RI , Jakarta,
2003
Depkes RI , Panduan Praktis Surveilans Epidemiologi Penyakit
(PEP). Ditjen PPM dan PL, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta, Edisi I, 2003
Pusat Promosi Kesehatan, Jejaring Nasional Pencegahan dan
Penanggulangan PenyaKit lidak Menular, Oepartemen
Kesehatan RI, 2005
Oepkes RI, Pedoman Teknis Surveilans Gangguan Akibat
Kecelakaan dan Cedera Lalu Lintas Darat , Oepartamen
Kesehatan RI , Jakarta, 2008
Oepkes RI , Petunjuk Teknis Penemuan dan Tatalaksana
Penderita Kecelakaan Lalu Lintas, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta, 2008
30
I
Fubor Rulh1 KLL Rag! Angbtllln U",,,,,,
PudD $1/00.<1 Klrruus
lampiran-lampiran
lampiran 1
FORMULIR PEMERIKSAAN KESEHATAN
FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LlNTAS BAGI
PENGEMUDI ANGKUTAN UMUM PADA SITUASI KHUSUS
No Identitas KTP/SIM : ..................... .. .1 ...... ................
Nama responden
Tanggallahir/Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Tempat tugasl PO
Tempat wawaneara
Tanggal wawaneara
BB
TB
A. Wawaneara:
: Pengemudi utama/pengganti
(cadangan)"
: ........................... .1 .............. ........ ........
: ............................................... kg
: ............................................... em
1. Berapa lama Sdr. mengemudi dalam 1 hari ? ............... .. .. .
2. Berapa lama waktu istirahat ? ............................................. .
3. Apakah ada sopir cadangan ? ........................................ .... .
4. Apakah Anda minum obal dalam 24 jam lerakhir? .......... ' ... ,
5. Jika Va, Obat apa yang diminum? ...................................... .
PrlllC"U(1ilQ li.ut/ruIlUl f'u41or RlSao ALL Bag; Prngrmw./i A,,/:,kwun Umwn 33
paJa S"uaJi KJo ......
I
B. Hasil Pemeriksaan Fisik :
No Paramlter Hasll

1 Tekanan Darah
2 Respirasi alkohol
3 Amphelamln (urin)
4 Gula Darah Sewaktu
c. Rekomendasi }
1. Layak
2. Layak dengan catatan
3. Tidak Layak
.) Caret yang tidak perlu
U) Lingkari

"-

Standar Nonnal
Normal 110 130/70-80mmHg
Hipertensi
Ringan : 130-140/90mmHg
Sedang :
Berat :> 1601>90mmHg
Negatll: 0.00 mgI1
Posltll : >0.00 mgI1
Negatlf : 2 strip
Positi! : 1 strip
Hipoglikemi
" 70 mgldl
Normal 71 - 199 mgldl
Hiperglikemi :> 200 mg/dl
- Rujuk ke Pas Kesehatan
- Rujuk ke Pas Kesehatan
34
... eriA.<,I(I" Kuel"'1"" Fok/()T Risilro KI.L 80g; P,nS"I1I,,,/1 AngAlfw" Un"""
P"'" SitU<lS; Khww
Lampiran 2
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LlNTAS
1. No. Identitas
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama
Tanggallahirl Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Tempat tugas
Tempat wawancara
di isi no. Idetitas yang dimiliki
(KTP/SIM)
jelas.
jelas
jelas.
pengemudi utama I pengemudi
pengganti (cadangan).
diisi nama Perusahaan Otobis (PO)
tempat bekerja dan trayek angkutan.
diisi tempat dilakukannya wawancara
dan pemeriksaan kesehatan.
Misalnya : Terminal. ........ , Pool
PO ......... , Pos Kesehatan Arus
Mudik, Poliklinik, ruang kedatangan
dan sebagainya.
8. Tanggalwawancara : diisi tanggal dilakukannya
wawancara dan pemeriksaan
kesehatan.
9. BB dils; BB dalam satuan kilogram (kg)
menurutpengukuran.
10. TB
A. WAWANCARA
1. Lama mengemudi
diisi TB dalam satuan centimeter
(cm) menurut pengukuran.
diisi total jam kerja/mengemudi
setelah dikurangi waktu istirahat
dalam 1 hari (dalam satuan jam).
P ...... ,iksuun X'H'MI,UI FuLtot' RUil.iJ K.LL B<Jgi PngtJltudi 1IIIgbl ... u_ 35
p,,,.. S,IU<lSI Xlrusus
2. Waktu istirahat : diisi total waktu istirahat dalam 1 hari
(dalam satuan jam).
3. Pengemudi pengganti l cadangan : diisi ada/tidak.
4. Obat yang diminum dalam 24 jam : diisi yaltidak.
5. Nama obat yang diminum dalam 24 jam : diisi nama obat-
obatan yang diminum dalam 24 jam
terakhir.
B. HASILPEMERIKSAAN FISIK
1. Tekanan Oarah diisi hasil pengukuran tekanan darah
dalam satuan mmHg.
2. Respirasi alkohol
3. Amphetamin
diisi hasH pengukuran kadar alkohol
dalam satuan %BAC.
diisi hasil interpretasi alat ukur positif
(+) alau negalil (-).
4. Gula Darah Sewaktu: diisi hasil pengukuran gula darah
dalam satuan mg/dl.
c. REKOMENOASI
1. Layak Mengemudi
2.
36
a. Bila pad a pemeriksaan diperoleh:
b. Tekanan darah : normal atau hipertensi ringan
c. Pemeriksaan alkohol : negatif
d. Pemeriksaan amfetamin : negatif
e. Guladarahsewaktu : kadarguladarahnormal
Layak Mengemudi dengan catatan
a. Bila pada pemeriksaan diperoleh:
b. Tekanan darah : hipertensi sedang
c. Pemeriksaan alkohol : negatif
d. Pemeriksaan amfetamin : negatif
e. Gula Darah Sewaklu : hiperglikemia ( ;;. 200 mgfdl)
tanpa gejala penyerta.
I
Prmc,'ie,,,,,, KNtmw, Fub.". RlliMi 1i.L1. Bag; PClfgn1Iudi "'IgAm,lI' /J"",m
l'aJuSU'I(U' KIlIUIU
3. Tidak Layak Mengemudi
a. Bila pada pemeriksaan diperoleh :
b. Tekanan darah
c. Pemeriksaan alkohol
: hipertensi be rat, dan atau
: positif dan atau
d. Pemeriksaan amfetamin : positif
e. Gula Darah Sewaktu : hipoglikemia ( .. 70 mgldl)
atau hiperglikemia ( ;;;.. 200
mg/ dl) dengan gejala
penyerta
Kondisi hiperglikemia dengan gejala penyerta lainnya adalah
kondisi kesehatan yang membahayakan sa at mengemudi,
misalnya: pusing, berkunang-kunang, mual, muntah, dll.
Hasil Rekomendasi :
1. Layak dengan catatan, pengemudi dirujuk ke Pos Kesehatan
untuk mendapatkan pengobatan. Pengemudi dapat
berkendara jika dapat menunjukkan rekomendasi bahwa
telah mendapatkan pengobatan.
2. Tidak Layak mengemudi, pengemudi segera dirujuk ke Pes
kesehatan lalu lintas. Dan harus diganti oleh pengemudi
cadangan.


Pcmmkaan KtJCikllllll FukJur Ri.JiAo KLL Bag; Pengeltludl A n ~ ~ I I I ; m VmWtl 37
Pad .. Sm,.; Khouw
I
Lampiran 3
ALUR PENCATAN DAN PELAPORAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
OITJEN PP DAN Pl
OIREKTORAT PPTM
Cq. 5ubdit Pengendalian Ganuuan Akibat
Kecelakaan dan Tindak Kekerasan
(subditgakti@yahoo.co.idj
1
DINKES PROVINSI (B!BTKl-PP, KKPj
1
DINKES KABUPATEN! KOlA
,
-
1
PUSKESMAS!
7
pos KESEHATAN TERMINAL
Keterangan :
: Arus Pelaporan
L .................. + : Umpan Balik
38
,. ........ .. J1"" FaA,,,.. /tui"" "'-'It; P,'"gcmuJi A'lJ.,,t,uI<m L'm",,,
1',uk,S;"",,'; /" / ... " ... ,
lamplran 4
TANGGAL :
T E ~ T :
p ~ :
-

-
-
-
- --
-
_.
~
-
-
FORM REKAPITULASI
PEMEII.IKaAAN KESEHATAN FAKTOII.II.ISIKO KECELAKAAN lAlU LlNTAS
&toOl PENGEMUOIANGKUTAN UNUM PAOA SJTUASI KHUSUS
- --
-
- - -
- . ~
-
. ~ . ~
-
.-
-
-
... ...
--
~ - ~ -
.:=. .-
~
~ -
~
-
-
- ~
~
-
-_ .
--
CJ.ll11,.flI>,O;(.II!U:
Lampiran 5
FORMULIR RUJUKAN
TIN OAK LANJUT DIN I FAKTOR RISIKO KLL
Yth,
Oi Tempat
Bersama ini kami kirimkan :
Nama
Umur
Alamat
Dengan kondisi masalah kesehatan :
Mohon penatalaksanaan dan tindak lanjut.
Terima kasih.
. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ,
, ,
Yang merujuk,

( Nama' ttd)
- .
40
P(""",ri/i.."",,, Knr/wu", RNM' &')!i Pr,,rmruli AlIgil!l<lll Vml/l11
PuJ.J SU'/illi M,"', ... ,
lampiran 6
W
SURAT REKOMENDASI
.... I,
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :
Nama
Umur
Pekerjaan
Tanggal TugasiPO
Alamat
Dalam kondisi :
,. Layak
2. Layak dengan catatan
3. Tidak layak
Untuk mengemudikan kendaraan
Agar yang berkepentingan makium adanya
..... .............................. , f f
Yang menyatakan,
......................................... .

Pemmboon KarlIatun F(Jb()l' RislkiJ KU Bagi Al>j:b,a" U"",,,, 41
Puda 51,_1 KhUSld
,
lampiran7
PENGUKURAN FAKTOR RISIKO
KECELAKAAN LALU LlNTAS
1) Pemeriksaan Tekanan Darah
Alat dan Bahan:
Tensimeterdigital
Manset besar
BatereAA
Cara Pemeriksaan :
1. Prosedursebelum pengukuran:
a) Pemasangan baterai
1) Balikkan alat , hingga bagian bawah menghadap
keatas.
2) Buka tutup balerai sesuai tanda panah.
3) Masukkan 4 buah balerai Alkaline ~ A A ~ sesuai
dengan arah yg benar
b) Penggantian baterai
1) Matikan alat sebelum mengganti baterai.
2) Keluarkan baterai jika an tldak akan digunakan
selama lebih dan 3 bulan.
3) Jika baterai dikeluarkan >30 detik, maka
tanggal/waktu perlu diset kembali.
4) Buang baterai yang sudah tidak terpakai pada
tempat yang sesuai.
L-.. J 5) Jika tanda balerai bersilang muncul , segera
42
ganti baterai dengan yang baru.
6) Walaupun tanda baterai bergaris muncul, saat
masih dapat di gunakan untuk mengukur
PrIMrik$aan KtHltal_ Fob.". RuibJ KLL Bag' Pntgnn..dl A..giu,<D'I U",,,,..
P{J(/t, $lIuasi Kh,I$W
sebentar, akan tetapi baterai harus segera
diganti.
2. Prosedur Pengukuran
a) Tekan tombol "START/STOP" untuk mengaktifkan
alat.
b) Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah,
responden sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas
fisik seperti olah raga, merokok, dan makan, minimal
30 menit sebelum pengukuran. Dan juga duduk
beristirahat setidaknya 5- 15 menit sebelum
pengukuran.
c) Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres.
Pengukuran sebaiknya dilakukan dalam ruangan
yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi
duduk.
d) Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak
menyitang tetapi kedua telapak kaki datar
menyentuh lantaL Letakkan lengan kanan
responden di atas meja sehinga maneet yang sudah
terpasang sejajardengan jantung responden.
e) Singsingkan lengan baju pada lengan bag ian kanan
responden dan memintanya untuk tetap dud uk tanpa
banyak gerak, dan tidak berbieara pada saat
pengukuran. Apabila responden menggunakan baju
ber1engan panjang, singsingkan lengan baju ke stas
tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat
sehingga tidak menghambat atiran darah di lengan.
t) Biarkan lengan dalam posisi tidak tega09 dengao
telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan tidak ada
lekukan pada pipa maneet
g) IkuU posisi lubuh, lihat gambardibawah.
KlS<'iwllJlI fOlJor RtJilo Kll. BagI Prllgotrwl/ UmJml 43
Pad.l S,NoJfIIJw ...
,
,a1
h) Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis
kernbali & hasil pengukuran akan muneul. Alal akan
menyimpan hasil pengukuran secara etematis.
i) Tekan "START/STOP" utk mematikan ala\. Jika lupa,
maka alatakan mati dg sendirinya dim 5 menit.


.X " X
X



...-'1
,
'1 .11
0
,
,
J ...........
=
_.
Hal - hal yang harus diperhatikan pad a sa at melakukan
pemeriksaan dengan tensimeter digital , yaitu :
Jangan berbieara saat dilakukan pengukuran
Jangan banyak bergerak saat dilakukan
pengukuran
Jangan memegang manset saat dilakukan
pengukuran
3. Prosedurpenggunaan manset
a) Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.
I b) Perhatikan arah masuknya perekat manset.
e) Pakai manset, perhatikan arah setang.
44
d) Perhatikan jarak manset dengan garis siku lengan
1-2em.
e) Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan
pasisi lengan terbuka keatas.
o Jika manset sudah terpasang dengan benar,
rekatkan manset
f'C1JtfflbPtlIl FalJor Ruilo KLL Bog, Umtun
Pad" Sil", ... 1 KAu.",
g) Pastikan cara menggunakan manset dengan baik
dan benar, sehingga menghasilkan pengukuran
yang akurat.
h) Catat angka sistolik, diastolik dan denyut nadi
hasil pengukuran tersebut pad a formulir hasil
pengukuran dan pemeriksaan.
i} Pengukuran dilakukan dua kali , jarak antara dua
pengukuran sebaiknya antara 2 menit dengan
melepaskan mancet pada lengan.
j) Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat
selisih > 10 mmHg, ulangi pengukuran ketiga
setelah istirahat selama 10 men it dengan
melepaskan mancet pada lengan.

--
--
-
_ ...


17'
--
--
-

-.. - Id .. .... ......
I ...... 1-1.-


-
--:=. .........
'Ill
.......... ...
. ..
--
2) PemeriksaanAmfetamin
Alat dan Bahan:
Amphetamin strip
Pot urin
PrlMrw- KtlrM'un Ful,or RJsw, K11. Bagi u_ 45
padt" $"",.<1 KhUfUf
Sarung tangan
Plastik sampah
Cara Pemeriksaan :
Pengemudi diberi pot penampung urin untuk mengambil
sample urin.
Pastikan strip pemeriksaan dalam keadaan baik dan
belum kadaluwarsa.
Buka strip dan letakkan di atas meja.
Ambil urin dari pengemudi yang telah tersedia dengan
pipet yang disertakan dalam kemasan reagen.
Teteskan urin ke dalam tempat urin di bagian strip.
Tunggu beberapa saat sampai garis indikator
pemeriksaan terbaca.
Baca hasH pemeriksaan berdasar garis indikator yang
muncul.
Hasil pemeriksaan :
a Negatif : dua strip
a Positif: satu strip
Buang strip dan sisa sampel urin ke tempat yang tersedia.
3) Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu
46
Alatdan Bahan:







Alat pemeriksa glukosa darah : Glukometer kapiler
Test strip (carik ujl)
lanceU Autoclix
Alkohol70%
Kapas
Sarung tangan steri[
Plastik sampah
I
Prmtrl/.JU(1n F"h,,,. RiI/4u KLL Bugl Um"m
Pudu SilWIJi Alrmm
Cara Pengambilan Darah :
Bersihkan salah satu ujung jari pasien Gari manis, jari
tengah, jari telunjuk) dengan kapas yang telah diberi
alkohoI70%, keringkan
Tusukkan lancet! autoclix pada ujung jari secara tegak
lurus, cepat dan tidak terlalu dalam
Usap dengan kapas steril kering setelah darah kelua r dari
ujungjari
Tekan ujungjari ke arah luar
Balikkan tangan dan biarkan darah keluar setetes/ dua
tetes
Sentuhkan setetes/ dua tetes darah pada strip test
Lakukan prosedur pemeriksaan sesuai dengan instruksi
alat periksa.
Cara Menggunakan Glukometer
(disesuaikan dengan jenis glukometer) :
1. Masukkan tes strip bila gambar strip les muncul
Bersihkan ujung jari Gari manisl jari tengahl jari
lelunjuk) dengan kapas yang telah diberi alkohol
70%, keringkan

Femeribll/III f llkwr RisiktJ KLL PCligemudi AnJ;kllJIIIJ Umum 47
P,odu SiJ"llSi Kh'lSItS
3. Tusukkan lancet! autoclix pada ujung jari secara
tegak lurus, cepal dan lidak terlalu dalam
4. Usap dengan kapas sieril kering selelah darah
keluar dari ujung jari. Tekan ujung jari ke arah
luar
",,'.\
. . .
',\. --"
. '-
1. Senluhkan salul dua teles darah sampai
memenuhi tengah medan test
1. Baca hasil glukosa darah yang muncul
4) Pemeriksaan Alkohol
a). Mode Aktif:
48
Digunakan dengan menggunakan mouth piece pada
alat.


Tekan dan tahan tombol power untuk menghidupkan
unit.
Pada layar display akan tampak "FSR" dan "nor"
berganti-ganti.
Kl'uloman Fa/c/Of' RIlIIw KU. 8dgi AI!giuI_ u .. _
pudtJ Si'UQSJ Kinutu
Lepaskan tombol power saat muncul pengh itung
atau tanda "nor" pada display, akan terlihat tulisan
"nor" pad a display, menunjukkan mode aktif.
Akan muncul hitungan mundur dari "234" ke "0"
menunjukkan alat dalam persia pan.
Setelah terdengar suara beep dua kali , alat siap
digunakan.
Pastikan mouth piece bersih terpasang. Pasang alat
dengan mouth piece menempel pada bibir.
Tiup dengan kuat dan cepat ke dalam alat kurang
lebih 5 detik.
Setelah terdengar suara beep dua kali , alat telah
cukup memperoleh sample udara nafas.
Tampak angka "0" bergerak ke kiri - kanan
menunjukkan alat sedang manganalisa sa mple
udara.
Setelah analisa selesai , akan tampak konsentrasi
alkohol pada display.
Hasil ditampilkan dalam 15 detik, setelah itu alat
otomatis akan mati ..
Bila tidak cukup sampel, display muncul "out" dan
alat otomatis mati.
Hasil pemeriksaan :
a Negatil : 0,00 mgn
a Positif : > 0,00 mg/l
Untuk jumlah peralatan yang terbatas dan dapat
digunakan lagi (mis : Mouth piece pada pemeriksaan
kadar alkohol) maka dilakukan sterilisasi dengan cara
merendam daJam larutan chlorin.
/'cmcriuoun Kurlml"n Falror Risiw KLL flagi l'e"gemm/1 AIIgkulan Umlm, 49
P",/n SIIUd.<i Kilwd.<
,
I
50
b). Mode Pas if
Digunakan tanpa menggunakan mouth piece.
Pemeriksaan lebih cepat tetapi tidak menunjukkan kadar
alkohol.
Tekan dan tahan tombol power untuk menghidupkan
unit.
Pad a layar display akan tampak dan
berganti-ganti.
Lepaskan tombol power saat muncul "FSR" pada
display, akan terlihat tulisan "FSW pada display,
menunjukkan mode pasif digunakan.
Akan muncul hitungan mundur dari "234" ke "0"
menunjukkan alat dalam persia pan.
Setelah terdengar suara beep dua kali, alat siap
digunakan.
Tiup dengan kuat dan cepat ke datam alat kurang
lebih 5 detik.
Setelah terdengar suara beep dua kati, alat tetah
cukup memperoleh sample udara nafas.
Tampak angka "0" bergerak ke kiri - kanan
menunjukkan alat sedang manganalisa sample
udara.
Setelah analisa selesai, akan tampak konsentrasi
alkohol pada display.
Pada mode pasif, dapat segera digunakan untuk
pemeriksaan berikutnya setelah muncul "FSR" pad a
display.
Hasil pemeriksaan :
o Negatif : 0
o Positif : Lo atau Hi
l'emerik.man Kesehal"" Fakwr H";M KLI. Bag; Pc"gcmut/; ""gku/(", Unw'"
1'",/" S'/IIOS; Kh,m ..
TIM PENYUSUN
EDITOR:
Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes
Sumarsinah, SKM, M.Epid
KONTRIBUTOR :
Dr. Farina Andayani , M.Sc
Dr. Esti Widiastuti , M.Sc.PH
Dr. Budi Rahardjo, M.Epid
Dr. Fristika Mildya
Dr. Novi Indriastuti
Nur Idayanli , SKM
Resti Dwi Hasriani, SKM
SEKRETARIAT :
Sukro Basuki , S.Sos
Yolmisatri , SKM

Pemrriksmm Fak/()t KLL Bag; Pongc",,,diA"gk,,l<m U",um 51
p,Jdo SillOasi Kh"sus
I

Vous aimerez peut-être aussi