Vous êtes sur la page 1sur 2

Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan

lingkungannya. Contoh autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya. b. Sinekologi, yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya.

Hukum Toleransi Shelford Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis, yang merupakan batas bawahdan batas atas dari kisaran toleransi organisme itu terhadap kondisi faktor lingkungan Apabila organisme terdedah pada suatu kondisi faktor lingkungan yang mendekati batas kisarantolrensinya, maka organisme tersebut akan mengalami cekaman (stress). Fisiologis. Organisme beradadalam kondisi kritis. Contohnya, hewan yang didedahkan pada suhu ekstrim rendah akan menunjukkankondisi kritis Hipotermia dan pada suhu ekstirm tinggi akan mengakibatkan gejala Hipertemia. Apabilakondisi lingkungan suhu yang demikian tidak segera berubah maka hewan akan mati.Dalam menentukan batas-batas kisaran toleransi suatu hewan tidaklah mudah. Setiap organismeterdedah sekaligus pada sejumlah faktor lingkungan, oleh adanya suatu interaksi faktor maka suatufaktor lingkungan dapat mengubah efek faktor lingkungan lainnya. Misalnya suatu individu hewan akanmerusak efek suhu tinggi yang lebih kerasapabila kelembaban udara yang relative rendah. Dengandemikian hewan akan lebih tahan terhadap suhu tinggi apabila udara kering disbanding dengan padakondisi udara yang lembab.Dalam laboratorium juga sangat sulit untuk menentukan batas-batas kisaran toleransi hewan terhadapsesuatu faktor lingkungan. Penyebabnya ialah sulit untuk menentukan secara tepat kapan hewantersebut akan mati. Cara yang biasa dilakukan ialah dengan memperhitungkan adanya variasi individualbatas-batas kisaran toleransi itu ditentukan atas dasar terjadinya kematian pada 50% dari jumlahindividu setelah dideadahkan pada suatu kondisi faktor lingkungan selama rentang waktu tertentu.Untuk kondisi suhu, misalnya ditentukan LT50 24 jam atau LT50 48 jam (LT= Lethal Temperatur).Untuk konsentrasi suatu zat dalam lingkungan biasanya ditentukan dengan LC 50 X jam ( LC= LethalConcentration; X dapat 24, 48, 72 atau 96 jam) dan untuk sesuatu dosis ditentukan LD50 X Jam.Kisaran toleransi terhadap suatu faktor lingkungan tertentu pada berbagai jenis hewan berbeda-beda.Ada hewan yang kisarannya lebar (euri) dan ada hewan yang sempit (steno). Kisaran toleransiditentukan secara herediter, namun demikian dapat mengalami perubahan oleh terjadinya prosesaklimatisasi (di alam) atau aklimasi (di lab).Aklimatisasi adalah usaha manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi faktor lingkungan dihabitat buatan yang baru.

Aklimasi adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menyesuaikan hewanterhadap kondisi suatu faktor lingkungan tertentu dalam laboratorium.Konsep kisaran toleransi, faktor pembatas maupun preferendum diterapkan di bidang-bidang pertanian,peternakan, kesehatan, konservasi dan lain-lain. Hal ini dilakukan dengan harapan kinerja biologi hewan,pertumbuhan dan reproduksi dapat maksimum dan untuk kondisi hewan yang merugikan kondisilingkungan biasanya dibuat yang sebaliknya.Setiap hewan memiliki kisaran toleransi yang bervariasi, maka kehadiran di suatu habitat sangatditentukan oleh kondisi dari faktor lingkungan di tempat tersebut. Kehadiran dan kinerja populasi hewan

Vous aimerez peut-être aussi