Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Akromegali terjadi paling sering pada usia pertengahan, rata-rata 40 tahun pada laki-laki dan 45 tahun pada perempuan saat terdiagnosis. b. Keluhan utama Pasien yang mengalami akromegali pada umumnya akan mengeluh dan memperlihatkan pembesaran tangan dan kaki. c. Riwayat penyakit sekarang Sejak kapan keluhan dirasakan. Pasien mengeluhkan tulang mengalami kelainan bentuk, bukan memanjang, gambaran tulang wajah kasar, tangan dan kakinya membengkak. Klien mengatakan memerlukan cincin, sarung tangan, sepatu dan topi dengan ukuran yang lebih besar. d. Riwayat penyakit dahulu Pasien pernah menderita tumor hipofisis jinak atau adanya disfungsi hypothalamus. e. Riwayat penyakit keluarga Akromegali tidak diturunkan dari riwayat keluarga yang memiliki penyakit akromegali. Pemeriksaan Fisik 1. B1 (Breath) Apabila tumornya kecil biasanya tidak terjadi perubahan pola napas. Namun apabila tumor hipofisis membesar akan terjadi gangguan pola napas. 2. B2 (Blood) Jantung membesar dan biasanya fungsi jantung terganggu sehingga akan timbul gagal jantung. Penyakit kardiovaskuler mencakup hipertensi, LVH dan kardiomiopati. Kardiomiopati ditandai oleh disfungsi diastolik dan aritmia. 3. B3 (Brain)
Pada tumor hipofisis yang mengakibatkan akromegali biasanya terjadi nyeri kepala bitemporal, gangguan penglihatan disertai hemi-anopsia bitemporal akibat penyebaran supraselar tumor dan penekanan kiasma optikum 4. B4 (Bladder) Penurunan libido, Impoten pada pasien akromegali laki-laki, apabila tumor menggeser sel penyekresi gonadotropin di hipofisis anterior, oligomenorea, infertilitas, nyeri senggama pada wanita, batu ginjal. 5. B5 (Bowel) 6. B6 (Bone) Pembesaran pada kaki dan tangan perubahan bentuk raut wajah, sinus frontalis dan sinus paranasalis membesar. Deformitas tulang belakang karena pertumbuhan tulang yang berlebihan, mengakibatkan timbulnya nyeri punggung dan perubahan fisiologis tulang belakang. Terdapat nyeri sendi pada bahu, tulang, dan lutut.Tulang rusuk menjadi lebih tebal, menunjukkan adanya barrel chest. Analisis Data Data Data Subjektif: Dispnea, nafas pendek Data Objektif: Perubahan dada, kapasitas cuping ortopnea, gerakan penurunan vital, nafas hidung, penggunaan Ketidakefektifan pola napas Diabetes Hipofisis Pemecahan cadangan lemak meningkat Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh Obstruksi jalan napas Penekanan massa tumor di paru Etiologi Pertumbuhan jaringan abnormal di paru Masalah Keperawatan Ketidakefektifan pola napas : tidak ditemukan masalah keperawatan
otot bantu pernapasan Data Subjektif: Klien meskipun makan. mengeluhkan banyak tubuhnya tetap kurus
Data Objektif: Berat badan klien di bawah BB ideal, terlihat kurus, adanya steatore karena pemecahan lemak yang berlebih Data Subjektif: Klien tentang
Berat badan menurun Ketidakseimbanga nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh Pertumbuhan kaki, kartilago Gangguan citra tubuh hidung,
mengeluhkan tangan,
abnormal pada tangan, wajah kaki, gigi geligi, dan kepala. Data Objektif: Nampak proporsional di adanya area Gangguan citra tubuh pembesaran yang tidak yang disebutkan klien Diagnosis dan Intervensi 1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas Tujuan Kriteria Hasil a. b. : Pola napas efektif : Menunjukkan pola napas yang efektif Pembesaran kaki, tangan, dagu, rahang, dan tulang wajah yang tidak proporsional
Status pernapasan dan ventilasi tidak terganggu Rasionalisasi Mengetahui dan memantau pola napas Memantau pola napas, status pernapasan dan ventilasi Melebarkan jalan napas sehingga pola napas pasien dapat efektif
Intervensi dan Rasionalisasi Intervensi Pantau kecepatan, irama, kedalaman, usaha respirasi. Pantau pola pernapasan;bradipnea;takipnea Kolaborasikan dengan tenaga medis untuk pemberian oksigen dan bronkodilator
1.
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan metabolism Tujuan Kriteria Hasil a. b. : Nutrisi klien seimbang : Nafsu makan dan pola diet klien terjaga dengan baik Rasionalisasi kesukaan Memberi nutrisi sesuai dengan makanan nafsu makan, sehingga tidak ditemukan kemampuan klien adanya anoreksia. kebutuhan Klien tidak mengalami penurunan berat badan yang signifikan
Intervensi dan Rasionalisasi Intervensi 1. Ketahui makanan makanan. 2. Tentukan untuk nutrisi. 3. Pantau kamdungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan. 4. Timbang klien pada interval yang tepat. Berikan informasi yang tepat tentang Memberi kebutuhan nutrisi dan memenuhinya. pendidikan kepada klien memenuhi
bagaimana maupun keluarganya mengenai nutrisi yang tepat membuat klien mandiri dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi dan
mengatasi anoreksia Tawarkan kudapan, misalnya minuman Buah-buahan segar dapat meningkatkan dan buah-buahan segar atau jus bila nafsu makan karena rasanya yang manis memungkinkan dan segar sehingga membuat klien tidak merasakan mual. Kolaborasi dengan ahli gizi: tentukan Agar makanan yang masuk dalam tubuh jumlah kalori dan jenis zat gizi yang klien nutrisi tidak sembarangan karena dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan memiliki kandungan gizi yang adekuat sesuai dengan kebutuhannya.
a. Mempersiapkan lingkungan yang aman b. Menghindari cedera fisik c. Mengenali risiko dan pemantauan risiko cedera Intervensi dan Rasionalisasi Identifikasi licin, karpet Intervensi faktor yang yang berlubang, Rasionalisasi dapat Mengantisipasi adanya risiko cedera dan
menyebabkan cedera, seperti lantai yang sebagainya Mendekatkan klien Bantu klien ambulasi sesuai kebutuhan
barang-barang
kebutuhan Agar mudah dijangkau dan menurunkan risiko cedera akibat diplopia yang diderita klien Memudahkan klien dalam beraktivitas dan
mengurangi risiko cedera. Kolaborasikan dengan tenaga medis untuk Untuk mengatasi penyebab akromegali mempertimbangkan eksisi tumor pada dan komplikasinya. kelenjar hipofisis 3. Gangguan Citra Tubuh Tujuan Kriteria Hasil a. b. tubuhnya Klien mengalami perspektif ynag positif terhadap bentuk tubuhnya Rasionalisasi Klien lebih mudah mengungkapkan perasaannya dan lebih mudah bersosialisasi Meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga tidak merasa minder dengan Intervensi dan Rasionalisasi Intervensi Pertahankan lingkungan yang kondusif untuk membicarakan perubahan citra tubuh Bantu klien dalam mengembangkan mekanisme koping untuk mengatasi : Gangguan citra tubuh berkurang : Klien akan menggambarkan perubahan aktual pada penampilan
Terapi medikamentosa (agonis dopamin, ( menghambat sekresi GH, menurunkan analog somatostatin dan antagonis reseptor kadar GH) hormon pertumbuhan) Daftar Pustaka Heather T.Herdman,PhD,RN. 2012. Nursing Diagnosis Nanda International definition and classification 2012-1014.Malaysia.Wiley-blackwell Sue Moorhead,Marion Johnson, Meridean L. Mans.2008. Nursing Outcome Classification.United Kingdom . Mosby Elsevier. Gloria M. Bulechek Howard, K. butcher Joanne Mccloskey.2008. Nursing Intervention Classification. United Kingdom. Mosby Elsevier