Vous êtes sur la page 1sur 4

Tema : Kesehatan Tokoh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Andrionaldy (4 sekawan) Angga dwiguna (4 sekawan) Dwi yulianto (murid unggulan yang akhirnya bergabung dengan 4 sekawan) M. iqbal (4 sekawan) Ni made widya wideri (narator) Praditha ririhera (dokter) Sarifudin afriansyah (murid unggulan) Sonia luice andreta (orangtua dwi) Wahyu dwi prasetyo (4 sekawan)

Diceritakan ada 4 sekawan bernama Andri, Angga, Iqbal dan Wahyu. Mereka berada di kelas pembuangan, yaitu kelas orang-orang yang tidak minat belajar. Selain tidak minat belajar, di kelas tersebut dikenal oleh kenakalan dan pergaulannya yang sangat bebas.

Pada suatu hari, akan dilaksanakan ulangan matematika. Karena 4 sekawan tesebut semuanya tidak belajar jadilah mereka mendapat nilai rendah. Andri : Aku yakin nanti malam kalian akan diceramahi Angga : Aku sudah terbiasa, lebih baik main gitar , Ibuku juga nanti diam. Iqbal: Apapun yang Ibuku katakan, aku akan menurutinya sebagai ganti nilai buruk ini Wahyu : Ah, kalian ini, gitu saja diambil pusing. Santai bro!

Tidak lama kemudian, Dwi dan Udin, murid kelas unggulan datang dengan sombongnya. Dwi : Hey, apa yang kalian perbincangkan? Andri : Hanya masalah hasil ulangan matematika kami. Udin : Memangnya berapa nilai kalian? Wahyu : 52 Angga : 45 Iqbal : 32

Andri : 62 Dwi : Cih. cuma segitu? Ckckck Udin : Dasar cemen ! Jelek sekali nilai kalian, cocoklah sama muka. Hahaha Iqbal : Apa maksud kalian berdua, hah?! Wahyu : Minta dihajar dia! Andri : jangan, kitas sudah 3x dapat surat peringatan, 1x kali lagi buat masalah kita akan dikeluarkan dari sekolah Angga : betul kata Andri, lebih baik kita pikirkan cara lain untuk balas dendam dengan mereka Pada malam harinya Iqbal dkk yang sedang asyik minum dan merokok sambil memikirkan bagaimana cara balas dendam dengan Dwi dan Udin Iqbal : Heh, bro! Aku gak terima dihina sama 2 cecunguk itu. Wahyu : kita harus balas dendam? Andri : Caranya ? Iqbal : hemh besok kalian ikut aku ? Angga : ngapain ? Iqbal : bakar sate, pake nanya ya balas dendam lah Angga : oh iya iya Iqbal memang ingin membalas dendam kepada Dwi dan Udin yang sudah meremehkan mereka. Iqbal pun menyuruh Wahyu untuk memberitahu Dwi dan Udin untuk bertemu di Sebuah Caf dangan alasan ingin belajar matemaika dengan mereka.

Dwi dan Udin pun diajak ketempat yang telah dijanjikan oleh Iqbal. Disana sudah berkumpul andri, angga, dan wahyu.

Saat Udin kekamar kecil ide licik dimulai, Iqbal menyuruh andri untuk memberikan permen yang berisi kandungan narkoba untuk menjeremuskan mereka ke kumpulan berandal. Dwi pun tanpa rasa curiga langsung memakan permen tersebut. Sedangkan Udin yang merasa bingung ketika ia datang dari kamar kecil dan melihat sebungkus permen yang mencurigakan.

Tiba-tiba Dwi ditelpon oleh Ibunya untuk segera pulang.Tersisa lah Udin disitu, karena merasa belum akrab ia pun izin pulang dengan membawa permen yang diberikan andri.

Saat dalam perjalanan pulang, Udin bertemu dengan seorang perempuan di halte. Ternyata itu adalah salah satu tetangganya yang bekerja di RS. Kebetulan. Akhirnya Udin pun menjelaskan asal usul dan kecurigaannya tentang permen tersebut.

Beberapa hari kemudian. Setelah diteliti lebih jauh ternyata betul di dalam permen tersebut terkandung narkoba yang menyebabkan ketagihan pada orang yang memakannya dan akan mengganggu kesehatan fisiknya. Tapi terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Dwi sudah terlanjur memakan permen tersebut dan merasa ketagihan hingga ia terjerat bersama kumpulan 4 sekawan. Dan suatu hari mereka ber 5 mengobat menggunakan suntikan secara bergantian. tanpa menyadari bahaya yang akan terjadi Iqbal : ngga ambilkan obat suntik kita di loker Angga : habis Iqbal : cepat kau beli sana dengan wahyu di apotik Dwi : biar aku saja yang belikan obatnya. Mana uangnya ? Iqbal : hahh tidak usah, biar mereka ber 2 saja yang beli Tiba-tiba datanglah andri membawakan obat suntik untuk mereka Andri : ini aku bawakan lagi obat suntik Angga : baru kami mau beli, untung kau datang cepat Iqbal : dari mana kau tahu obat sunti kita habis ? Andri : kan kita pakai sampai habis waktu ingin balas dendam Iqbal : oh iya, maklum udah lupa Mereka pun menggunakan obat suntik yang dibawa Andri tanpa mengganti jarum injeksi 1 minggu kemudian tiba-tiba dwi jatuh sakit, dan ibunya pun membawanya kedokter Setelah diperiksa darah ternyata dwi mengidap virus HIV AIDS

Dokter : anak ibu terserang virus HIV AIDS Ibu dwi yang merasa tidak percaya pun langsung meneteskan air mata Tidak lama kemudian udin yang dulu adalah sahabat dwi menceritakan mengapa dwi bisa terserang virus HIV AIDS Udin : awalnya adalah mereka dari kelas-kelas nakal mengajak kami untuk ke cafe dengan alasan ingin belajar matemaika dan saat saya balik dari kamar kecil saya meliha ada sebungkus permen yg tidak pernah saya lihat sebelumnya. Dari situlah saya perhatikan sikap dwi mulai berubah dari hari ke hari Ibu : (sambil menangis) mau berbuat apalagi lah nak semua sudah terlanjur terjadi, nasi sudah menjadi bubur

Vous aimerez peut-être aussi