Vous êtes sur la page 1sur 18

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG DIARE DENGAN TERJADINYA DIARE PADA ANAK BALITA (1-4 TAHUN)

DI RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT KOTA CIMAHI Dedeh Sri Rahayu, S.Pd, S.Kep, Ners ABSTRAK Diare merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada anak balita karena 80% komposisi tubuhnya adalah air, sehingga bila terjadi diare sangat mudah sekali terkena dehidrasi yang mengantar kepada kematian. Dan terjadinya diare pada balita condong lebih besar dibanding anak lebih tua, karena kebanyakan penyakit anak bersifat akut dan perjalanan cepat, juga pertahanan tubuh balita belum kuat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan terjadinya diare pada anak balita (1-4 Tahun). Jenis penelitian ini adalah deskripsi korelasional dengan pendekatan Cross Sectional study. Penelitian ini menggunakan sampel seluruh ibu yang mempunyai anak (1-4 Tahun) yang dirawat di ruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 67 ibu dengan penentuan sampel dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Data pengetahuan dan sikap ibu diperoleh dengan menggunakan angket. Data-data dianalisis secara statistika menggunakan uji Chi Square dengan taraf signifikansi alpha = 0.05. Hasil penelitian menggambarkan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 44 orang (65,7%), kurang baik 23 orang (34,3%). Ibu yang bersikap negatif sebanyak 30 orang (44,8%). Adapun jumlah terjadinya diare pada anak balita (1-4 Tahun) pada bulan minggu ke 2-4 bulan April 2007 sebanyak 33 anak (49,3%) dan yang tidak mengalami diare 34 anak (50,7%). Dari hasil uji statistik didapat bahwa pengetahuan ibu tentang diare (p = 0,930), sikap ibu terhadap diare (p = 0,181) tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan terjadinya diare pada anak balita (1-4 Tahun). Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pendidikan dan penyuluhan serta memberikan demonstrasi cara membuat larutan gula garam, cara membuat air tajin dan pengobatan diare secara tradisional dengan daun jambu batu. Dapat juga dijadikan dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan faktor-faktor yang berhubungan terhadap terjadinya diare.

Kata kunci : Cross sectional, Pengetahuan, Sikap, Diare Kepustakaan : 22, 1995-2005

PENDAHULUAN

Visi Indonesia dalam bidang kesehatan adalah Indonesia sehat 2010 yang merupakan gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup sehat dan bermutu serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di wilayah Republik Indonesia. Indonesia sehat 2010 tidak hanya petugas kesehatan yang selalu aktif, tetapi individu atau keluarga juga harus bersikap pro aktif dalam meningkatkan dan mempertahankan kelangsungan hidup. Maka dari itu kita dituntut untuk bisa membangun masyarakat yang sehat dan menurunkan angka kesakitan yang semakin tinggi dan angka kematian yang disebabkan oleh gaya hidup manusia, dan lingkungan di sekitar penduduk yang tidak terawat yang dapat menimbulkan penyakit sistem pencernaan salah satunya adalah diare. Penyakit diare lebih banyak menelan korban balita, hal ini disebabkan balita mempunyai komposisi air kurang lebih 80% di dalam tubuhnya sehingga bila terkena diare sangat mudah terkena dehidrasi. (Utomo N, 2006). Menurut Ebrhim (1995) : Terjadi ulang diare pada balita cenderung lebih besar dibanding anak lebih tua, karena kebanyakan perjalanan penyakit anak bersifat akut dan cepa selain pertahanan tubuh anak balita belum sekuat orang dewasa. Semakin muda usia balita semakin kuat permulaannya dan semakin kuat perjalanan penyakitnya. Sehingga pada permulaan timbulnya gejala kita harus mengambil langkah-langkah untuk segera memulai pengobatan. Menurut Soegijanto (2002): berbagai factor dapat mempengaruhi terjadinya diare diantaranya adalah faktor lingkungan, gizi , kependudukan, pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyarakat. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah kebersihan lingkungan dan perorangan seperti kebersihan puting susu, kebersihan botol susu dan dot susu, maupun kebersihan air yang digunakan untuk mengolah susu dan makanan. Faktor gizi misalnya tidak diberikannya makanan tambahan meskipun anak telah berumur 4-6 bulan. Faktor pendidikan yang utama adalah pengetahuan ibu tentang masalah kesehatan. Faktor kependudukan menunjukkan bahwa insiden diare lebih tinggi pada penduduk perkotaan yang padat dan miskin atau kumuh, sedangkan faktor perilaku orang tua dan masyarakat misalnya adalah kebiasaan ibu yang tidak mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air atau membuang tinja anak. Melihat gambaran dan data tersebut hal ini erat hubungannya dengan kemampuan keluarga dalam memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang mengalami diare di rumah, kemampuan keluarga tersebut perlu didukung oleh pengetahuan yang memadai tentang diare dan sikap orang tua terhadap pencegahannya. Peran keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar, karena keluarga merupakan pusat pelayanan secara total dan keluarga merupakan sistem dasar dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan dan diamankan. Keluarga memberikan perawatan yang bersifat preventif dan secara bersamasama merawat anggota keluarga yang sakit. Oleh karena itu jika salah satu anggota keluarga sakit, maka semua anggota keluarga menjadi ikut terpengaruh. Dalam hal ini keluarga, orang yang memiliki tanggung jawab dalam perawatan kesehatan adalah ibu (Friedman, 1998).

Ibu adalah orang yang paling dekat dengan anak dan memiliki tanggung jawab dalam merawat anaknya. Dengan demikian pengetahuan ibu tentang diare serta penanganannya berkontribusi secara tidak langsung dalam menurunkan angka terjadinya diare. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Notoatmodjo (2003). Meningkatnya pengetahuan juga dapat membentuk kepercayaan seseorang. Selain itu pengetahuan dapat memperteguh atau mengubah sikap terhadap sesuatu hal. Sikap adalah penilaian seseorang terhadap stimulus atau objek, dimana sikap merupakan proses kelanjutan setelah seseorang mengetahui, dan selanjutnya akan diwujudkan dalam bentuk tindakan (Notoatmodjo, 2003). Pengertian diare menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikutip dari Galanturi (2002) adalah buang air besar encer atau cair, lebih daripada tiga kali sehari. Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak-anak di berbagai negara yang sedang berkembang. Setiap tahun diperkirakan lebih dari 1 milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya (Soegijanto, 2002). Data dari Unicef setiap 30 detik balita meninggal dunia akibat diare. Berdasarkan data rumah tangga yang diambil sampai pulau Jawa dan tiga provinsi di Sumatra menyebutkan, kematian disebabkan diare sekitar 28 persen. (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2004). Menurut Sensus Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) wilayah Jawa Barat tahun 2001 menyebutkan bahwa diare merupakan urutan kedua dari 6 (enam) besar penyakit terbanyak pada balita di Jawa Barat dan dapat menyebabkan kematian, setelah infeksi pernapasan akut pada tahun 2000 - 2001. Angka kesakitan balita tahun 2001 adalah 13 % (Survey Kesehatan Nasional/Surkesnas, 2001). Menurut laporan Dinas Kesehatan Kota Cimahi tahun 2006 jumlah penderita diare pada balita (1-4 tahun) adalah berjumlah 655 (enam ratus lima puluh lima) orang, lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penderita bayi umur kurang dari 1 (satu) tahun yaitu berjumlah 394 ( tiga ratus sembilan puluh empat) orang. Salah satu rumah sakit yang banyak merawat anak penderita diare adalah Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi, karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan pertama di kota Cimahi setelah Puskesmas. Berdasarkan laporan bulanan di ruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi, angka kesakitan pada anak balita yang menderita diare dari bulan Juli-Desember 2006 yaitu 123 (seratus dua puluh tiga) orang.

Sepuluh besar penyakit pada anak di ruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi, diare menduduki urutan nomor satu periode Juli-Desember 2006. Jumlahnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1 Penyakit 10 (sepuluh) Besar Pada Anak pada Periode Bulan Juli-Desember 2006 di Ruang C 6 Rumah Sakit Cibabat Kota Cimahi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penyakit Pada Anak Gastroenteritis Akut/GEA Dengue Hemmorrargi Fever /DHF Morbili Febris Convulsi/FC Dengue Syok Sindrom/ DSS Bronkho Pneumonia/BP Demam Typoid Icteric Infeksi Pernapasan Akut/ ISPA Vomitus Jumlah Jumlah 588 118 58 58 39 72 78 46 65 15 987

Sumber: Medical Record Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi Tahun 2006

Tabel 2 Jumlah Angka Kesakitan Diare Pada Anak Balita (1-4 Tahun) Bulan Juli- Desember 2006 Di Ruang C6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi No 1 2 3 4 5 6 Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember Anak Balita Yang Dirawat 39 52 28 28 22 29 Anak Balita Yang Mengalami Diare 24 32 15 17 14 21 Presentase 61.54% 61,54% 53,57% 60,71% 63,64% 72,41%

Jumlah

198

123

62,12%

Sumber: Medical Record Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi Tahun 2006

Penderita diare balita (1-4 tahun) dibandingkan dengan anak yang dirawat di ruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi yaitu 62,12% atau 123 (seratus dua puluh tiga) orang, dari 198 (seratus sembilan puluh delapan) orang anak yang dirawat. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis terhadap 5 orang ibu yang anaknya mengalami diare (anak balita) yang sedang dirawat di ruang C 6 Rumah sakit Umum Cibabat Kota Cimahi. Ternyata anaknya menderita diare kemungkinan disebabkan oleh kekurangtahuan ibu dalam tubuh kembang anak balita yang sering memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya dengan tangan kotor dan kemungkinan disebabkan oleh kekurangtahuan ibu terhadap penyebab diare serta penanganan diare pada balita saat menderita penyakit diare. Dari 5 orang ibu tersebut 2 orang ibu pernah mendapat informasi tentang diare dan penyebab diare pada anak balita.

METODOLOGI PENELITIAN Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang diare dengan terjadinya diare pada anak balita usia 1 4 tahun di ruang perawatan C 6 Rumah Sakit Cibabat Kota Cimahi. Oleh karena itu , metode penelitian yang di gunakan adalah metode deskriptif korelasional. Arikunto (2002) menjelaskan bahwa metode deskriptif kolerasional adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan. Jenis penelitian ini berupa kolerasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor penyebab dan efek, dimana pengumpulan data dilakukan secara sekaligus dalam suatu saat (point time approach).

Hipotesa yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah : a. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan terjadinya diare pada anak balita (1-4tahun) di Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi. b. Terdapat hubungan antara sikap ibu dengan terjadinya diare pada anak balita (14tahun) di Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi. Untuk menghindari kesalahan penafsiran dari judul penelitian, berikut akan di jelaskan pengertiaan operasional dari variabel-variabel penelitian beserta cara pengukurannya.
Tabel 3 Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Variabel Definisi Operasional Cara pengukuran Angket Hasil pengukuran 0 : tidak diare 1 : diare Skala

Variabel Terikat: Terjadinya diare Pada anak balita usia 1-4 tahun Variabel bebas: 1. pengetahuan tentang diare C1,C2,C3

Seluruh anak balita usia 1-4 tahun dengan diare yang dirawat diruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi Tingkat pengetahuan ibu tentang diare (C1,C2,dan C3) meliput definisi, jenis-jenis diare, etiologi, menifestasi klinis,epidemiologi (penyebaran kuman; faktor pejamu; faktor lingkungan dan prilaku yang menyebabkan diare ) dan penanganan diare. Penilaian sikap ibu dengan 3 tingkataan: menerima, merespon dan menghargai

Nominal

Angket pertanyaan pilhan tunggal sebanyak 25 buah pertanyaan

0 : kurang baik (<18) 1 : baik ( 18)

Ordinal

Angket pertanyaan berjumlah 15 buah

0 : negatif ( < 55 ) 1 : positif ( 55)

Ordinal

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak usia 1-4 tahun yang dirawat pada bulan Juli-Desember 2007, yang berjumlah 198 orang di ruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi. Besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling yaitu suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 1999). Kriteria sampel (inklusi): a. Ibu mempunyai balita usia 1-4 tahun b. Ibu yang bisa baca tulis

c. Ibu balita yang bersedia jadi responden d. Penelitian hanya berlangsung 2 minggu e. Ibu yang mempunyai balita yang sedang dirawat

Kriteria sampel (ekslusi): a. Ibu yang mempunyai anak lebih dari 4 tahun b. Ibu yang tidak bisa baca tulis c. Ibu balita yang tidak bersedia jadi responden d. Penelitian tidak melebihi 2 minggu e. Ibu yang mempunyai balita yang tidak dirawat Data tentang terjadinya diare didaptkan dengan melihat dokumentasi laporan bulanan diruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi, sedangkan untuk memperoleh data tentang pengetahuan dan sikap ibu yaitu dengan cara memberi angket kepada ibu (responden) yang mempunyai anak diare usia 1-4 tahun yang dirawat di ruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi. Angket digunakan untuk mengukur pengetahuan ibu tentang diare, yaitu berupa angket berstruktur dengan skala ordinal. Adapun jenis pernyataan tertutup yang berbentuk pilihan ganda (multiple choice), dimana responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan yang diketahuinya, jika jawaban benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban yang salah atau tidak siisi diberi nilai 0 (nol). Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap ibu terhadap diare. Skala sikap yang dipakai yaitu skala likert dengan skala ordinal. Kriteria memberikan skor dari skala likert adalah : untuk pernyataan positif ( favorable): 5 untuk jawaban sangat setuju (SS), 4 untuk jawaban setuju (S), 3 untuk jawaban ragu-ragu (R), 2 untuk jawaban tidak setuju (TS) dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS). Sementara untuk pernyataan negatif (unfavorable), kriteria memberikan skor adalah kebalikannya, yaitu: 1 untuk jawaban sangat setuju (SS), 2 untuk jawaban setuju (S), 3 untuk jawaban ragu-ragu ( R ), 4 untuk jawaban tidak setuju (TS) dan 5 untuk jawaban sangat tidak setuju(STS). Analisis Univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara mengidentifikasi pengetahuan dengan terjadinya diare,mengidentifikasi sikap dengan terjadinya diare dan mengidentifikasi terjadinya diare pada Balita (1 4 tahun). Analisis Bivariat digunakan untuk mebuktikan adanya hubungan yang bermakna antara variabel bebas dan variabel terikat. Dilakukan Uji statistik dengan metode chi-square (x2). Bila p- value < = 0,05, maka hubungan

tersebut bermakna. Dan sebaliknya bila p- value > = 0,05, maka hubungan tersebut tidak signifikan atau tidak ada hubungan yang bermakna. Pada kesempatan ini, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (pengetahuan dengan variabel terikat (terjadinya diare pada anak balita usia 1 4 tahun). dengan tujuan dan sikap ibu)

Lokasi penelitian dilakukan di ruang C 6 Rumah Sakit Cibabat Kota Cimahi. Waktu penelitian dilaksanakan selama dua minggu, yaitu pada minggu ke -2 bulan April 2007 sampai dengan minggu ke 4 bulan April 2007.

HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian tentang karakteristik responden yang dilihat berdasarkan umur , tingkat pendidikan, dan jumlah anak disajikan pada Tabel 4,5, dan 6 berikut ini. a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Berdasarkan umur dibedakan atas ibu yang ber umur 20 30 tahun dan lebih dari 30 tahun.
Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan umur Jumlah 32 35 67

Umur Ibu (Tahun) 20 30 > 30 Total

Persentase 47,8% 52,2% 100 %

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa hampir sebagian besar umur Ibu adalah lebih dari 30 tahun yaitu sebanyak 35 ibu (52,2 %) dan umur 20 30 tahun sebanyak 32 ibu (47,8%). b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Ibu Jumlah Persentase SD 27 40,3% SLTP 31 46,3% SLTA 8 11,9% PT 1 1,5% Total 67 100%

Ditinjau dari tingkat pendidikan responden , tabel 5 menunjukkan bahwa hampir sebagian besar berpendidikan SLTP, yaitu sebanyak 31 ibu (46,3%), ibu yang berpendidikan SD sebanyak 27 ibu (40,3%), sebanyak 8 ibu berpendidikan SLTA (11,9%), dan seorang ibu berpendidikan Perguruan tinggi (1,5%).

c.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Berdasarkan jumlah anak di bedakan atas ibu yang mempunyai satu anak, ibu yang mempunyai dua tiga anak, dan ibu yang mempunyai lebih dari tiga anak.
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Jumlah Anak Jumlah 1 (satu) 27 2 (dua) 3 (tiga) 28 >3(tiga) 12 Total 67

Persentase 40,5% 41,8% 17,9% 100%

Pada tabel 6 menunjukkan bahwa hampir sebagian besar ibu memiliki dua tiga anak, yaitu sebanyak 28 ibu (41,8%), yang memiliki satu anak sebanyak 27 ibu (40,3%) dan yang memiliki lebih dari tiga anak adalah 12 ibu (17,9%). 1. Pengetahuan Ibu Tentang Diare Berdasarkan Pengetahuan ibu tentang diare,dibedakan atas ibu yang berpengetahuan kurang baik dan ibu yang berpengetahuan baik. Hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu tentang diare, dapat dilihat Pada tabel 7 berikut.
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Diare Pengetahuan ibu tentang diare Jumlah Persentase Kurang baik 23 34,3% Baik 44 65,7% Total 67 100,00%

Pada tabel 7 , menggambarkan bahwa hampir sebagian besar ibu memiliki pengetahuan tentang diare dengan kategori baik yaitu sebanyak 44 ibu (65,7%), dan ibu yang memiliki pengetahuan tentang diare dengan kategori kurang baik sebanyak 23 ibu (34,3%).

2. Sikap Ibu Terhadap Diare Hasil penelitian mengenai sikap ibu terhadap diare,dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut.
Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap diare Sikap Ibu Terhadap diare Positif Negatif Total Jumlah 37 30 67 Prosentase 55,2% 44,8% 100%

Pada tabel 8 ,menggambarkan bahwa jumlah ibu yang mempunyai sikap positif terhadap diare sebanyak 37 ibu (55,2%) dan yang mempunyai sikap negatif sebanyak 30 ibu (44,8%).

3. Terjadinya Diare Pada Anak Usia 1 4 Tahun Jumlah kasus anak usia 1 4 tahun yang sedang dirawat dan mengalami diare di ruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi adalah sebanyak 33 Anak ( 49,3%), dan yang tidak mengalami diare sebanyak 34 anak ( 50,7% ).
Tabel 9 Terjadinya Diare Pada Anak Usia 1- 4 tahun di Ruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi Bulan April 2007 Kasus Diare Diare Tidak Diare Total Jumlah 33 34 67 prosentase 49,3% 50,7% 100%

4. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Terjadinya Diare Pada Anak Balita 1- 4 tahun
Tabel 10 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Tentang Diare dan Terjadinya Diare Anak Balita Usia 1 4 Tahun Pengetahuan Ibu Terjadinya Diare tentang diare Pada Anak Balita OR Usia 1 4 Tahun jumlah p-value (95% CI) Diare 12 (52,2%) 21 (47,7%) 33 (50,7%) Tidak diare 11 (47,8%) 23 (52,3%) 34 (49,3%)

Kurang baik Baik Jumlah

23 44 67 0,119 0,930 0,305-2,297

Hasil penelitian seperti yang terlihat pada tabel 10 memperlihatkan bahwa sebanyak 12 anak ( 52,2%) mengalami diare dari 23 ibu yang mempunyai pengetahuan kurang baik tentang diare . Sementara itu , sebanyak 21 (47,7%) anak mengalami diare dari 44 ibu yang mempunyai pengetahuan baik tentang diare. Hasil uji statistik pada tabel 4.7 menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang diare dengan terjadinya diare pada anak balita usia 4 tahun , karena nilai p-value=0,930 > =0,05. 5. Hubungan Sikap Ibu Terhadap Diare Dengan Terjadinya Diare Pada Anak Balita 1 4 tahun.
Tabel 11 Distribusi Responden Menurut Sikap Terhadap Diare dan Terjadinya Diare Anak Balita Usia 1 4 tahun Sikap Ibu Terjadinya Diare Terhadap Diare Pada anak Balita OR Usia 1 4 tahun Jumlah p-value (95% CI) Diare Tidak diare Negatif 18 12 30 (60,0%) (40,0%) Positif 15 22 37 0,170 1,213 (40,5%) (59,5%) 2,510 0,181 Jumlah 33 (49,3%) 34 (50,7%) 67

Dari hasil penelitian seperti yang terlihat pada tabel 11 Memperlihatkan bahwa sebanyak 18 anak (60,0%) dari ibu yang bersikap negatif mengalami diare. Sementara itu , sebanyak 15 (40,5%) anak dari ibu yang bersikap positif mengalami diare.

Hasil analisis bivariat dengan uji chi square menunjukan tidak adanya hubungan yang bermakna antara sikap ibu terhadap diare dengan terjadinya diare pada anak balita usia 1 4 tahun ,karena nilai p- value = 0,181 > = 0,05.

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data , berikut akan di bahas mengenai hasil hasil yang didapat tentang hubungan pengetahuan dan sikap Ibu tentang diare dengan terjadinya diare pada anak balita usia 1 4 tahun di Ruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi. 1. Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dari penelitian mengenai pengetahuan ibu tentang diare yang digambarkan pada tabel 7 didapat bahwa hampir sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang diare , yaitu sebanyak 65,7%. Pengetahuan ibu tentang diare terdiri dari indikator definisi diare, etiologi diare, manifestasi klinik, jenis jenis diare, epidemiologi dan penanganan diare di rumah. Indikator definisi dan etiologi diare sebagian besar ibu menjawab benar. Indikator tersebut merupakan hal yang mendasari keseluruhan pengetahuan tentang diare. Hal ini sesuai dengan pendapat Ari kunto (2002) bahwa seseorang akan mulai mengenal lebih jauh tentang sesuatu hal,dimulai dari pengertian tentang hal tersebut. Selanjutnya Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa aspek pengertian dan etiologi merupakan hal yang mendasari seseorang untuk melakukan usaha dan tindakan terhadap terjadinya diare. Sebagian kecil yang menjawab benar adalah pada soal penanganan diare di rumah (cara membuat larutan gula garam, cara membuat air tajin, pengobatan diare secara tradisional dengan daun jambu batu, jumlah cairan oralit dan penggunaannya). Penanganan diare atau tindakan dalam menangani diare adalah tingkat pengetahuan tinggi setelah orang mengetahui, memahami dan selanjutnya dapat melakukan tindakan terhadap terjadinya diare seperti di ungkap oleh Bloom dalam Notoatmodjo (2003). 2. Sikap Ibu terhadap Diare Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Berdasarkan hasil penelitian pada 8 menunjukkan bahwa dari 67 ibu yang menjadi responden didapatkan hasil yaitu sebanyak 37 Ibu (55,2%) memiliki sikap positif terhadap diare dan sebanyak 30 ibu (44,8) memiliki sikap negatif terhadap diare. Sikap ibu yang positif tercermin dari sikap terhadap epidemiologi (penyebaran kuman yang menyebabkan diare). Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar ibu sudah mengenal ,memiliki keyakinan, pemikiran dan emosi terhadap penyebaran kuman yang menyebabkan diare. Komponen- komponen sikap tersebut secara bersama sama membentuk sikap yang utuh. Sikap positif terhadap ibu dalam mengurus anaknya mungkin dapat diprediksikan dari data yang menunjukkan bahwa sebagian besar jumlah anak adalah satu . didukung oleh usia ibu berdasarkan data adalah sebagian besar lebih dari 30 tahun. Pada usia dewasa seseorang sudah berpengalaman dengan baik dalam mengurus anaknya .

Hasil penelitian ini didukung pula oleh pendapat Notoatmodjo (2003), yang mengungkapkan bahwa dalam penentuan sikap yang utuh, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Dengan kata lain, setelah ibu mengetahui tentang diare, mayoritas ibu memiliki pemikiran dan berusaha supaya anaknya tidak terkena diare. Sikap ibu yang negatif tercermin dari sikap terhadap penanganan diare di rumah. Hal ini kemungkinan disebabkan kerena pengaruh lingkungan sekitar ibu yang masih beranggapan bahwa diare merupakan penyakit yang biasa dan tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan anaknya. Hasil ini sesuai dengan pendapat Azwar (2005) bahwa sikap adalah teraturan tertentu dalam hal perasaan, pemikiran, predisposisi tindakan seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. 3. Terjadinya Diare pada Anak Balita Usia 1 4 Tahun Dari hasil penelitian seperti yang tercantum pada tabel 9 sebanyak 33 (49,3%) anak mengalami diare, sementara sebanyak 34 (50,7%) anak tidak mengalami diare. Sebagian besar anak yang mengalami diare terjadi pada anak dari ibu yang memiliki pengetahuan yang baik. Sementara anak yang mengalami diare terjadi pada ibu yang memiliki sikap positif lebih sedikit dibanding sikap negatif. Berdasarkan data tersebut,bahwa terjadinya diare dan tidak diare pada anak balita usia 1 4 tahun masing masing hampir 50%. Angka ini Menunjukkan bahwa terjadinya diare pada anak balita usia 1 4 tahun setiap bulannya berbeda. Di Amerika Serikat, 20-35 juta kejadian diare terjadi setiap tahun. Pada 16,5 juta anak sebelum usia 5 tahun ,menghasilkan 2,1-3,7 juta kunjungan dokter ,220.000 menginap di rumah sakit ,924.000 hari rumah Sakit ,dan 400-500 kematian .(Behram,2000). Data kependudukan penderita diare pada anak yang dirawat di Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi rata- rata tinggal di perkotaan. Menurut Behram,2004 bahwa insiden diare lebih tinggi pada penduduk perkotaan yang padat dan miskin.

4. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare dengan Terjadinya Diare Pada Anak Balita Usia 1 4 Tahun Dari hasil analisis bivariat seperti yang tercantum pada tabel 10, didapatkan bahwa pengetahuan ibu tentang diare memiliki hubungan yang tidak bermakna dengan terjadinya diare pada anak balita usia 1-4 Tahun , p value = 0,930 > = 0,05.Hasil ini kemungkinan dapat disebabkan oleh jumlah sampel yang kurang dan karakterisitik sampel yang bervariasi. Diare lebih banyak terjadi pada ibu yang berpendidikan baik. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan oleh adanya anggapan bahwa diare adalah penyakit biasa yang terjadi pada anak-anak. Begitu juga adanya mitos Suku Sunda bahwa anak yang akan pintar ditandai oleh indah atau diare.

Merujuk pada pendapat yang di ungkapkan oleh Lawrence dalam Zein dan Suryani (2005) bahwa faktor predisposisi sikap dan pengetahuan seseorang atau masyarakat dapat mempermudah terhadap apa yang akan dilakukan. Dengan demikian terjadinya diare bukan saja ditentukan oleh pengetahuan tetapi juga oleh sikap. Data hasil penelitian pada tabel 10 mencatat bahwa sebanyak 12 (52,2%) anak mengalami diare dari 23 ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang diare. Sementara dari 44 ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang diare,sebanyak 21 anak (47,7%) mengalami diare. Persentasi terjadinya diare pada anak yang ibunya berpengetahuan baik lebih kecil dari ibu berpengetahuan kurang.

5. Hubungan Sikap Ibu Tentang Diare dengan Terjadinya Diare Pada Anak Balita Usia 1-4 Tahun Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 10 didapatkan bahwa sikap ibu terhadap diare tidak memiliki hubungan bermakna dengan terjadinya diare pada anak balita usia 1 4 tahun. Data hasil penelitian mencatat bahwa dari 30 ibu yang mempunyai sikap negatif terhadap diare,sebanyak 18 (60,0%) anak mengalami diare . Sementara itu, dari 37 ibu yang mempunyai sikap positif terhadap diare,sebanyak 15 anak (40,5%) mengalami diare. Tetapi presentasi terjadinya diare dengan sikap yang positif yaitu 40% lebih sedikit daripada sikap yang negatif yaitu 60,0%. Sikap positif ibu menurut Azwar (2005) dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman pribadi,kebudayaan,orang lain yang dianggap penting, media massa, insitusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu. Keterangan lanjut adalah sebagai berikut: a. Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi sebelumnya ,seorang ibu yang baik dalam mengurus anak diare dengan diikuti cinta kasih,maka akan menciptakan harapan ibu pada keberhasilan selanjutnya dalam merawat anak diare. b. Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting Orang yang bisa dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain-lain. Apabila orang-orang yang dianggap penting itu mengeluarkan pengaruhnya, seperti penanganan diare sebelum dibawa ke rumah sakit adalah dengan memberikan rebusan daun jambu batu, maka sebagian besar orang akan melaksanakan tips tersebut.

c. Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Misalnya Kebudayaan Sunda yang menganggap anak yang akan beranjak menjadi besar dan menjadi pintar biasanya mengalami masa diare atau di namakan indah. d. Media Massa Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Contohnya iklan oralit. e. Lembaga Pendidikan Dan Lembaga Agama Lembaga pendidikan serta lembaga agama mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. f. Pengaruh Faktor Emosional Merawat anak diare yang diikuti cinta kasih akan mempercepat penyembuhan dan menciptakan kepuasan orang tua atas keberhasilannya. Pada penelitian ini terdapat kasus terjadinya diare tidak hanya terjadi pada anak dari ibu yang memiliki sikap negatif terhadap diare,namun terjadinya diare juga terjadi pada sebagian anak balita usia 1 4 tahun dari ibu yang memiliki sikap kategori positif. Hal ini kemungkinan terjadi karena sikap ibu tersebut tidak diimplementasikan dalam bentuk tindakan dalam menangani diare. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan memerlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan dukungan dari pihak lain. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian terdapat keterbatasan dari variabel independent pengetahuan: yaitu hasil pengetahuan responden sebagian besar baik pada indikator pertanyaan pengertian dan etiologi diare,tetapi sebagian kecil menjawab benar pada indikator pertanyaan penanganan diare dirumah. Variabel independent sikap sebagian besar menjawab benar/positif pada indikator pertanyaan epidemiologi,tetapi sebagian kecil menjawab benar/negatif pada indikator pertanyaan penanganan diare di rumah. Keterbatasan waktu penelitian yang sudah ditentukan selama dua minggu,dengan jumlah responden yang sudah ditentukan berjumlah 67 orang . Keterbatasan tempat penelitian di ruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 67 ibu, hasil analisis data dan pembahasan mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang diare dengan terjadinya diare pada anak balita (1-4 tahun) di ruang C 6 Rumah Sakit Umum Cibabat kota Cimahi, maka pada bagian akhir penelitian ini, penulis menarik simpulan sebagai berikut. 1. Pengetahuan ibu tentang diare hampir sebagian besar adalah baik, yaitu sebanyak 44 orang ibu (65,7%). Dan sikap ibu sebagian besar positif yaitu sebanyak 37 orang ibu (55,8%). 2. Terjadinya diare adalah sebanyak 33 (49,3%) anak balita (1-4) tahun yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi. 3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang diare dengan terjadian diare pada anak balita 1-4 tahun (p-value= 0,930). 4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu terhadap diare dengan terjadinya diare (p-value= 0,181).

B. Saran 1. Secara Praktik Petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan dan penyuluhan serta memberikan demonstrasi cara membuat larutan gula garam, cara membuat air tajin dan pengobatan diare secara tradisional dengan daun jambu batu. Dengan cara membuat program kerja yang terencana dan terpadu.

Rumah sakit hendaknya membuat ruang rawat inap khusus untuk merawat penderita diare, sehingga dapat menghindari penyebaran infeksi nosokomial. Ruang tersebut dilengkapi alat-alat untuk mencuci dan merebus botol.

2. Secara Teoritik Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan faktor-faktor yang berhubungan terhadap kejadian diare.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar S. (2005). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. (1997). Kamus Istilah Kependudukan Keluarga Berencana Keluarga sejahtera. Jakarta: kantor Mentri Negara Kependudukan. Behman, (2004), Nelson Texbook of Pediatrics, Philadelphia. Budiarto E. (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: EGC. Departemen Kesehatan R.I (1995). Kecakapan khusus Saka Bakti Husada, Krida Bina Obat, Jakarta. _______________________ (1995). Asuhan Ksehatan Anak dalam Kontek Keluarga. Jakarta. _______________________ (2001). Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta. Ebrahim (1995). Perawatan Anak. Yogyakarta: Yayasan Essential Medica. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (2003). Gastroenterologi Anak Praktis. Jakarta: Gaya Baru. Friedman M. (1998). Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktek. Jakarta: EGC. Gsianturi. (2002). Prebiotik dan Biotik Untuk Kesehatan. http://www.Gizi. Net.htm. diperoleh 9 April 2007. Notoatmodjo, S. (2002). Proses Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.

_____________ (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. _____________ (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanto, H. (1999). Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta: EGC. Soegijanto (2002). Ilmu Penyakit Anak &Diagnosa dan Pelaksanaan. Jakarta: Salemba Raya. Sugiono. (1999). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suardi & Yuliana Rita. (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto. Utomo N. (2006). Setiap Tahun Diare Merenggut Nyawa 100 Ribu Balita. http://www. BKKBNRublik.htm. diperoleh tanggal 20 maret 2007. Wong dan Whaley. (1999). Nursing Care of Infant and Children. St. Louis. Mosby Year Book inc. Zein Asmara Y. & Suryani Eko. (2005). Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitra

Vous aimerez peut-être aussi