Vous êtes sur la page 1sur 24

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT MAHASISWA MENGIKUTI PENDIDIKAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR

CIMAHI Ijun Rijwan S.,SKM., M.Kes; Emy Salmiyah, S.Pd, S.Kep, Ners ABSTRAK Minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan di suatu perguruan tinggi didasarkan berbagai pertimbangan, diantaranya adalah pengelola atau penyelenggara pendidikan, biaya pendidikan yang relatif terjangkau, fasilitas pendidikan yang memadai, tenaga pengajarnya yang berkualitas, jarak tempat tinggal mahasiswa dan peluang kerja setelah lulus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dimana penyajiannya secara deskriptif, yaitu untuk mendapatkan gambaran mengenai karakteristik mahasiswa dan orang tua/wali mahasiswa, tanggapan mahasiswa mengenai penyelenggara pendidikan, biaya, fasillitas pendidikan, dosen, peluang kerja lulusan, sumber informasi dan jarak tempat tinggal sebagai determinan yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang aktif di STIKes Budi Luhur Tahun Akademik 2007/2008 yang berasal dari 3 (tiga) program studi meliputi Program Studi D-3 Kebidanan, S-1 Keperawatan dan D-3 Keperawatan yaitu sebanyak 496 orang. Dari penelitian ini didapat bahwa faktor yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi adalah faktor internal institusi, faktor pendukung, karakteristik orang tua / wali, faktor pendorong dan faktor penguat. Kata kunci : cross sectional, minat mahasiswa, STIKes Budi Luhur Kepustakaan : 11 pustaka, dari tahun 1998-2005

PENDAHULUAN Sekolah tinggi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional dan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi/kesenian tertentu (PP RI No 60 tahun 1999). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi menetapkan bahwa pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah. Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian, sedangkan perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi.

Perguruan tinggi diharapkan menjadi pusat penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan tinggi serta pemeliharaan, pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian sebagai suatu masyarakat ilmiah yang penuh cita cita luhur, masyarakat pendidikan yang gemar belajar dan mengabdi kepada masyarakat serta melaksanakan penelitian yang menghasilkan manfaat yang meningkatkan mutu kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Persyaratan pendirian suatu perguruan tinggi adalah harus adanya Rencana Induk Pengembangan, kurikulum, tenaga kependidikan, calon mahasiswa, statute, kode etik civitas akademika, sumber pembiayaan, sarana dan prasarana yang memadai, dan penyelenggara perguruan tinggi (Kepmenkes RI, 2000). Sesuai dengan amanah konstitusi (Permen Nomor 15 tahun 2005), Direktorat Akademik sebagai salah satu Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memiliki tugas-tugas seperti penyiapan bahan perumusan kebijakan, pembinaan, pengembangan, pemberian bimbingan teknis, supervisi dan evaluasi bidang akademik. Berbagai program telah dilakukan seperti pengembangan Quality Assurance (QA), Pengembangan Perpustakaan, Standar Minimal laboratorium, program Wawasan dan Kemampuan Akademik Mahasiswa, Program Evaluasi Akademik. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menggelar Rembuk Nasional Pendidikan (RNP) 2008 pada 4 s.d. 6 Februari 2008. Bertempat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai Depdiknas, Sawangan, Depok, kegiatan tahunan ini membahas pemantapan sembilan terobosan kebijakan di bidang pendidikan. Melalui RNP 2008 diharapkan dapat mengevaluasi program dan target kinerja pembangunan pendidikan selama tahun 2005 sampai dengan 2009 pada tiap-tiap unit utama di Depdiknas. Selain itu, makin mantapnya pelaksanaan sembilan terobosan kebijakan pendidikan. Terobosan kebijakan pendidikan tersebut meliputi pendanaan pendidikan, peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi guru dan dosen, penetapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk e-pembelajaran dan e-administrasi, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Selanjutnya, rehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan, reformasi perbukuan, peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan secara komprehensif, penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan secara komprehensif, serta pendidikan nonformal dan informal untuk menggapai yang tak terjangkau (reaching the unreached). Sekolah tinggi terdiri atas satu program studi atau lebih yang menyelenggarakan Program Diploma Satu (DI), Program Diploma Dua (DII), Program Diploma Tiga (DIII) dan atau Program Diploma Empat (DIV), dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S1, Program S2 dan Program S3 (KepMenKes RI, 2000). Salah satu sekolah tinggi yang berada di Propinsi Jawa Barat adalah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur, yang berdiri pada tanggal 12 Desember 2006 dengan ijin SK Dikti Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 102/D/O/2006 dan SK. Rek. BPSDM dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.2.4.1.01870. Tahun Akademik 2007/2008 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur mempunyai 3 Program Studi yaitu Program studi S-1 Keperawatan, D-3 Kebidanan dan Program Studi D-3 Keperawatan, dengan jumlah mahasiswa sebanyak 496 orang, mahasiswa yang aktif sebanyak 496 orang, dan mahasiswa yang tidak aktif sebanyak 3 orang.

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa program studi D3 kebidanan mengalami penurunan jumlah mahasiswanya dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2006 sejumlah 115 orang kemudian menurun pada tahun 2007 sejumlah 94 orang, sedangkan program studi D3 keperawatan mengalami peningkatan dari 40 orang tahun 2006 menjadi 42 orang pada tahun 2007, penurunan juga terjadi pada program studi S1 keperawatan dimana pada tahun 2006 sejumlah 24 orang kemudian menurun menjadi 8 orang pada tahun 2007. Minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan muncul apabila terdapat keyakinan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tersebut, pilihan tersebut dianggap penting dan akan memperoleh imbalan yang memadai. Dengan demikian mahasiswa termotivasi untuk mereduksi rangsangan yang menimbulkan eksitasi (excitation), baik yang disebabkan oleh individu itu sendiri maupun yang berasal dari luar. Dalam arti lain minat mahasiswa akan timbul apabila dalam dirinya terdapat komitmen. Menurut Feldman (1996), komitmen adalah kecenderungan melibatkan diri ke dalam apa yang dikerjakan dengan keyakinan bahwa kegiatan yang dikerjakan penting dan berarti (Sutjipto,2002) Minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan di suatu perguruan tinggi didasarkan berbagai pertimbangan, diantaranya adalah pengelola atau penyelenggara pendidikan, biaya pendidikan yang relatif terjangkau, fasilitas pendidikan yang memadai, tenaga pengajarnya yang berkualitas, jarak tempat tinggal mahasiswa dan peluang kerja setelah lulus.

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dimana penyajiannya secara deskriptif, yaitu untuk mendapatkan gambaran mengenai karakteristik mahasiswa dan orang tua / wali mahasiswa, tanggapan mahasiswa mengenai penyelenggara pendidikan, biaya, fasillitas pendidikan, dosen, peluang kerja lulusan, sumber informasi dan jarak tempat tinggal sebagai determinan yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur. Rancangan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi potong lintang (cross sectional), yaitu rancangan penelitian yang mengukur atau mengobservasi variabel-variabelnya secara serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu saat atau periode tertentu dan tidak diikuti secara terus-menerus (Bisma Murti, 1998). Pengambilan data dilaksanakan secara serentak ke semua program studi yang ada di STIKes Budi Luhur dengan menggunakan angket yang dibagikan kesemua mahasiswa yang telah dipilih sebagai sampel dalam penelitian.

Tabel 1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Alat Ukur Angket Skala Ukur Nominal

1. Karakteristik Mahasiswa a. Jenis Kelamin Status jender mahasiswa yang diketahui dari penampilan fisik yang diamati b. Asal Sekolah Asal kota tempat mahasiswa menyelesaikan pendidikan sebelumnya

1. Laki-laki 2. Perempuan

1. Kota Cimahi 2. Kota Bandung 3. Kabupaten Bandung 4. Jawa Barat 5. Luar Jawa Barat 6. Luar Pulau Jawa

Angket

Nomial

2. Karakteristik Orang Tua / Wali Mahasiswa a. Umur Lama hidup orang tua/wali mahasiswa dari lahir sampai ulang tahun yang terakhir dinyatakan dalam tahun Definisi Operasional Pekerjaan orang tua/wali mahasiswa pada saat dilakukan penelitian 1. < 40 tahun 2. 40-50 tahun 3. > 50 tahun Angket Ordinal

Variabel b. Pekerjaan

Hasil Ukur 1. PNS 2. ABRI/POLRI 3. Wiraswasta 4. Pedagang 5. Petani 6. Lain-lain, 1. Doktor (S3) 2. Magister (S2) 3. Sarjana (S1) 4. Diploma (D3) 5. SLTA 6. SLTP 7. SD 1. Tinggi 1.500.000 2. Rendah < 1.500.000

Alat Ukur Angket

Skala Ukur Nominal

c. Pendidikan

Sekolah formal tertinggi yang ditamatkan orang tua/wali mahasiswa pada saat dilakukan penelitian

Angket

Ordinal

d. Penghasilan

Jumlah pendapatan perbulan orang tua/wali mahasiswa yang dinyatakan dalam rupiah Lembaga yang menyelenggarakan pendidikan di STIKes Budi Luhur

Angket

Ordinal

3.Institusi Penyelengara Pendidikan

1. Sangat Terpercaya 2. Terpercaya 3. Kurang Terpercaya 4. Tidak Terpercaya 5. Sangat Tidak Terpercaya 1. Sangat Terjangkau

Angket

Ordinal

4.Biaya Pendidikan

Jumlah rupiah yang

Angket

Ordinal

harus dibayarkan selama mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur 5.Sarana Laboratorium Ketersediaan sarana dan prasarana laboratorium penunjang dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar Ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran penunjang dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar Seorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara perguruan tinggi dengan tugas utama mengajar di STIKes Budi Luhur Definisi Operasional Kesempatan lulusan STIKes Budi Luhur mendapatkan pekerjaan di pelayanan kesehatan

2. Terjangkau 3. Kurang Terjangkau 4. Tidak Terjangkau 5. Sangat Tidak Terjangkau 1. Sangat Memadai 2. Memadai 3. Kurang Memadai 4. Tidak Memadai 5. Sangat Tidak Memadai 1. Sangat Memadai 2. Memadai 3. Kurang Memadai 4. Tidak Memadai 5. Sangat Tidak Memadai 1. Sangat Berkualitas 2. Berkualitas 3. Kurang Berkualitas 4. Tidak Berkualitas 5. Sangat Tidak Berkualitas Angket Ordinal

6.Media Pembelajaran

Angket

Ordinal

7. Dosen

Angket

Ordinal

Variabel 8.Peluang Kerja Lulusan

Hasil Ukur 1. Sangat Mudah 2. Mudah 3. Kadang-kadang susah 4. Susah 5. Sangat susah

Alat Ukur Angket

Skala Ukur Ordinal

9. Sumber Informasi

Media komunikasi yang menunjukkan tentang keberadaan STIKes Budi Luhur

1.Internet 2.Media masa (Majalah, Koran, Radio) 3.Leaflet/Poster 4.Spanduk 5.Teman/kerabat 6.Pihak Sekolah (guru) 1. < 1 Km 2. 1-5 Km 3. > 5 Km

Angket

Nominal

10.Jarak Tempat Tinggal

Jangkuan tempat tinggal mahasiswa dengan kampus STIKes Budi Luhur

Angket

Ordinal

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang aktif di STIKes Budi Luhur Tahun Akademik 2007/2008 yang bersal dari 3 (tiga) Program Studi meliputi Program Studi D3 Kebidanan, S-1 Keperawatan dan D-3 Keperawatan yaitu sebanyak 496 orang. Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2003), sebagai berikut: n=

N 1 N .d 2

Keterangan : n = Besar Sampel d = Tingkat kemaknaan (0,05) N = Jumlah populasi n= n=

496 1 496 (0,05 ) 2

496 2,24

n = 221 untuk menghindari bias dibulatkan menjadi 225 Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 225 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan sampling bertingkat atau Stratified Random Sampling. Data yang digunakan dalam penelitian meliputi data primer yaitu data yang diperoleh dari jawaban mahasiswa dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan ke mahasiswa di semua program studi yang ada di STIKes Budi Luhur. Analisis Data dilakukan menggunakan analisis univariat dan analisis faktor. Analisis univariat dilakukan untuk mencari distribusi frekuensi dari masing-masing variabel. Sedangkan analisis faktor dilakukan untuk mengetahui variabel yang dianggap layak untuk menjadi determinan yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur. Prinsip utama analisis faktor adalah adanya korelasi, besar korelasi antar variabel independent harus cukup kuat yaitu diatas 0,5, sedangkan pengujian korelasi antar variabel diukur dengan Measure Sampling Adequacy (MSA) yang berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kriteria: 1) MSA = 1 variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain. 2) MSA > 0,05 variabel masih dapat diprediksi dan bias dianalisis lebih lanjut. 3) MSA < 0,05 variabel tidak bias diprediksi dan tidak bias dianalisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya. Variabel independen yang diuji meliputi Karakteristik Mahasiswa (Jenis Kelamin dan asal sekolah), Kareakteristik Orang Tua/Wali Mahasiswa (Umur orang tua, pekerjaan, pendidikan dan penghasilan), Institusi Penyelenggara Pendidikan, Biaya Pendidikan, Fasilitas Pendidikan (Fasilitas laboratorium dan media pembelajaran), Dosen, Peluang Kerja Lulusan, Sumbar Informasi dan Jarak Tempat Tinggal.

Setelah didapatkan variabel yang layak untuk dianalisis, kemudian dilakukan ekstrasi terhadap variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Rotasi, untuk mengetahui variabel menurut kelompok b. Faktor, untuk mengetahui besarnya korelasi dalam pengelompokan faktor. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi selama 5 bulan mulai September 2008 sampai Januari 2009 . HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Mahasiswa a. Jenis Kelamin Mahasiswa
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Mahasiswa di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah 37 188 225 Persentase (%) 16,4 83,6 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa STIKes Budi Luhur Cimahi sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 83,6% sedangkan mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki hanya 16,4% b. Asal Sekolah
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Asal Sekolah Mahasiswa di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Asal Sekolah Cimahi Kota Bandung Kabupaten Bandung Jawa Barat Luar Jawa Barat Luar Jawa Jumlah Jumlah 59 18 61 62 13 12 225 Persentase (%) 26,2 8,0 27,1 27,6 5,8 5,3 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar mahasiswa STIKes Budi Luhur paling banyak berasal dari Propinsi Jawa Barat yaitu sebesar 27,8%, sedangkan yang berasal dari luar Luar Jawa hanya 5,3%

2. Karakteristik Orang Tua / Wali Mahasiswa a. Umur Orang Tua / Wali


Tabel 4 Distribusi Frekuensi Umur Orang Tua/Wali Mahasiswa di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Umur Orang Tua/Wali < 40 tahun 40-50 tahun > 50 tahun Jumlah Jumlah 25 147 53 225 Persentase (%) 11,1 65,3 23,6 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, umur orang tua / wali mahasiswa STIKes Budi Luhur Cimahi sebagian besar berumur 40 sampai 50 tahun yaitu sebesar 65,3% sedangkan mahasiswa yang berumur kurang dari 40 tahun ada 11,1% b. Pekerjaan Orang Tua/Wali
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orang Tua/Wali Mahasiswa di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Pekerjaan Orang Tua/Wali PNS ABRI/POLRI Wiraswasta Swasta Pedagang Petani Lain-lain Jumlah Jumlah 90 14 72 18 10 13 8 225 Persentase (%) 40,0 6,2 32,0 8,0 4,4 5,8 3,6 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, pekerjaan orang tua/wali mahasiswa STIKes Budi Luhur Cimahi sebagian besar adalah pegawai negeri yaitu sebesar 40%, sedangkan pekerjaan orang tua/wali mahasiswa yang tidak termasuk dalam kategori diatas sebesar 3,6%

c. Pendidikan Orang Tua/Wali


Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua/Wali Mahasiswa di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Pendidikan Orang Tua/Wali S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD Jumlah Jumlah 3 2 55 24 80 31 30 225 Persentase (%) 1,3 0,9 24,4 10,7 35,6 13,8 13,3 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, pendidikan orang tua / wali mahasiswa STIKes Budi Luhur Cimahi paling banyak adalah lulusan SLTA yaitu sebesar 35,6%, sedangkan yang lulus SD sebesar 13,3 %

d. Penghasilan Orang Tua/ Wali


Tabel 7 Distribusi Frekuensi Penghasilan Orang Tua/Wali Mahasiswa di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Penghasilan Orang Tua/Wali 1,5 juta < 1,5 juta Jumlah Jumlah 152 73 225 Persentase (%) 67,6 32,4 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, penghasilan orang tua / wali mahasiswa STIKes Budi Luhur Cimahi paling sebagian besar berpenghasilan lebih dari 1,5 juta perbulan yaitu sebesar 67,6%, sedangkan yang berpenghasilan kurang dari 1,5 juta sebesar 32,4 %

2. Pendapat Mahasiswa Mengenai Institusi Penyelenggara Pendidikan


Tabel 8 Distribusi Frekuensi Pendapat Mahasiswa Mengenai Institusi Penyelenggara Pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Institusi Penyelenggara Pendidikan Sangat Terpercaya Terpercaya Kurang Terpercaya Sangat Tidak Terpercaya Jumlah Jumlah 15 163 46 1 225 Persentase (%) 6,7 72,4 20,4 0,4 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa institusi penyelenggara pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi terpercaya yaitu sebesar 72,4%, sedangkan yang menyatakan sangat tidak terpercaya hanya 0,4 % 4. Pendapat Mahasiswa Mengenai Biaya Pendidikan
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Pendapat Mahasiswa Mengenai Biaya Pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Biaya Pendidikan Terjangkau Kurang Terjangkau Tidak Terjangkau Sangat Tidak Terjangkau Jumlah Jumlah 110 93 20 2 225 Persentase (%) 48,9 41,3 8,9 0,9 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa biaya pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi terjangkau yaitu sebesar 48,9%, sedangkan yang menyatakan sangat tidak terjangkau hanya 0,9 %

5. Pendapat Mahasiswa Mengenai Fasilitas Laboratorium


Tabel 10 Distribusi Frekuensi Pendapat Mahasiswa Mengenai Fasilitas Laboratorium di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Fasilitas Laboratorium Sangat Memadai Memadai Kurang Memadai Tidak Memadai Sangat Tidak Memadai Jumlah Jumlah 2 28 177 14 4 225 Persentase (%) 0,9 12,4 78,7 6,2 1,8 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa fasilitas laboratorium di STIKes Budi Luhur Cimahi kurang memadai yaitu sebesar 78,7%, sedangkan yang menyatakan sudah memadai sebesar 12,4 % 6. Pendapat Mahasiswa Mengenai Media Pembelajaran
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Pendapat Mahasiswa Mengenai Media Pembelajaran di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Media Pembelajaran Sangat Memadai Memadai Kurang Memadai Tidak Memadai Sangat Tidak Memadai Jumlah Jumlah 7 84 120 11 3 225 Persentase (%) 3,1 37,3 53,3 4,9 1,3 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa media pembelajaran di STIKes Budi Luhur Cimahi kurang memadai yaitu sebesar 53,3%, sedangkan yang menyatakan sudah memadai sebesar 37,3 %

7. Pendapat Mahasiswa Mengenai Kualitas Dosen


Tabel 12 Distribusi Frekuensi Pendapat Mahasiswa Mengenai Kualitas Dosen di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Kualitas Dosen Sangat Berkualitas Berkualitas Kurang Berkualitas Tidak Berkualitas Jumlah Jumlah 2 134 88 1 225 Persentase (%) 0,9 59,6 39,1 0,4 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa kuAlitas dosen di STIKes Budi Luhur Cimahi berkualitas yaitu sebesar 59,6%, sedangkan yang menyatakan tidak berkualitas hanya 0,4 % 8. Pendapat Mahasiswa Mengenai Sarana Transportasi
Tabel 13 Distribusi Frekuensi Pendapat Mahasiswa Mengenai Sarana Transportasi di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Sarana Transportasi Sangat Mudah Mudah Kadang-kadang susah Susah Sangat Susah Jumlah Jumlah 15 91 105 11 3 225 Persentase (%) 6,7 40,4 46,7 4,9 1,3 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa sarana transportasi di STIKes Budi Luhur Cimahi kadang-kadang susah yaitu sebesar 46,7%, sedangkan yang menyatakan sangat susah hanya 1,3%

9. Pendapat Mahasiswa Mengenai Peluang Kerja Lulusan


Tabel 14 Distribusi Frekuensi Pendapat Mahasiswa Mengenai Peluang Kerja Lulusan di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Peluang Kerja Lulusan Sangat Mudah Mudah Kadang-kadang susah Susah Sangat Susah Jumlah Jumlah 15 90 106 13 1 225 Persentase (%) 6,7 40,0 47,1 5,8 0,4 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa peluang kerja lulusan di STIKes Budi Luhur Cimahi kadang-kadang susah yaitu sebesar 47,1%, sedangkan yang menyatakan sangat susah hanya 0,4% 10. Pendapat Mahasiswa Mengenai Informasi STIKes Budi Luhur
Tabel 15 Distribusi Frekuensi Pendapat Mahasiswa Mengenai Informasi STIKes Budi Luhur di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Informasi Stikes Budi Luhur Media Massa Leaflet/Poster Spanduk Teman Saudara/kerabat Pihak Sekolah Jumlah Jumlah 5 29 14 50 121 6 225 Persentase (%) 2,2 12,9 6,2 22,2 53,8 2,7 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat sebagian besar mahasiswa mendapatkan informasi mengenai keberadaan STIKes Budi Luhur Cimahi dari saudara / kerabat yaitu sebesar 53,8%, sedangkan yang berasal dari media massa hanya 2,2%

11. Pendapat Mahasiswa Mengenai Rekomendasi Mengikuti Pendidikan di STIKes Budi Luhur
Tabel 16 Distribusi Frekuensi Pendapat Mahasiswa Mengenai Rekomendasi di Stikes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Rekomendasi Orang tua Teman Saudara/kerabat Mahasiswa Budi Luhur Pihak Sekolah Sendiri Jumlah Jumlah 52 4 17 7 1 144 225 Persentase (%) 23,1 1,8 7,6 3,1 0,4 64,0 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa mereka mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi atas kemauan sendiri sebesar 64%, sedangkan yang disuruh oleh orang tua sebesar 23,1% dan dapat rekomendasi dari pihak sekolah hanya 0,4%.

12. Pendapat Mahasiswa Mengenai Jarak Tempat Tinggal dengan Kampus Stikes Budi Luhur
Tabel 17 Distribusi Frekuensi Pendapat Mahasiswa Mengenai Jarak Tempat Tinggal di STIKes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Jarak Tempat Tinggal < 1 Km 1-5 Km > 5 Km Jumlah Jumlah 72 70 83 225 Persentase (%) 32,0 31,1 36,9 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa jarak tempat tinggal mahasiswa dengan kampus STIKes Budi Luhur Cimahi lebih dari lima kilometer yaitu sebesar 36,9% .

13. Analisis Faktor (Menilai Variabel yang Layak) Pengolahan data menggunakan analisis faktor terhadap minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi. Semua variabel dimasukkan dalam analisis faktor, apabila nilai korelasinya kurang dari 0,5 maka variabel tersebut tidak bisa diprediksi dan dianalisis lebih lanjut sehingga harus dikeluarkan dari variabel lainnya dalam pengujian. Hasil analisis faktor masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 18 Hasl Analisis Faktor (Variabel yang Layak) Untuk Analisis Lebih Lanjut No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Variabel Jenis Kelamin Umur Orang Tua Pekerjaan Orang Tua Pendidikan Orang Tua Penghasilan Orang Tua Institusi Penyelenggara Pendidikan Biaya Pendidikan Fasilitas Laboratorium Media Pembelajaran Kualitas Dosen Saran Transportasi Peluang Kerja Lulusan Rekomendasi Jarak Tempat Tinggal Korelasi 0,547 0,521 0,564 0,547 0,620 0,771 0,673 0,702 0,671 0,735 0,675 0,766 0,666 0,528

Dari analisis diatas, didapatkan hasil bahwa faktor yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi adalah variabel: a. Variabel Institusi penyelenggara pendidikan dengan korelasi sebesar 0,771 b. Variabel peluang kerja lulusan dengan korelasi sebesar 0,766 c. Variabel kualitas dosen dengan korelasi sebesar 0,735 d. Variabel fasilitas laboratorium dengan korelasi sebesar 0,702 e. Variabel sarana transportasi dengan korelasi sebesar 0,675 f. Variabel biaya pendidikan dengan korelasi sebesar 0,673 g. Variabel media pembelajaran dengan korelasi sebesar 0,671 h. Variabel rekomendasi dengan korelasi sebesar 0,666 i. Variabel penghasilan orang tua dengan korelasi sebesar 0,620 j. Variabel pekerjaan orang tua dengan korelasi sebesar 0,564 k. Variabel pendidikan orang tua dengan korelasi sebesar 0,547 l. Variabel jenis kelamin dengan korelasi sebesar 0,547 m. Variabel jarak tempat tinggal dengan korelasi sebesar 0,528 n. Variabel umur orang tua dengan korelasi sebesar 0,521

14. Uji Faktor (Faktoring dan Rotasi) Semua variabel yang dinilai layak sebagai faktor yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi, kemudian dimasukkan dalam uji faktor (faktoring dan rotasi) sehingga terbentuk faktor: Hasil uji faktor (faktoring dan rotasi) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 19 Hasil Uji Faktor (Faktoring dan Rotasi) No 1 Faktor Internal Institusi Viariabel Yayasan Biaya Pendidikan Fasilitas Laboratorium Media Pembelajaran Kualitas Dosen Jenis Kelamin Mahasiswa Penghasilan Orang Tua Jarak Tepat Tinggal Pekerjaan Orang Tua Pendidikan Orang Tua Sarana Transportasi Peluang Kerja Umur Orang Tua Rekomendasi

Pendorong

3 4 5

Karakteristik Orang Tua Pendukung Pengguat

a. b. c. d. e. a. b. c. a. b. a. b. a. b.

Dari uji faktor (faktoring dan rotasi) diatas, didapatkan hasil bahwa dari semua variabel yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi dapat dikelompokkan menjadi 5 faktor, yaitu faktor internal institusi, faktor pendorong, faktor karakteristik orang tua, faktor pendukung dan faktor penguat.

PEMBAHASAN 1. Karakteristik Mahasiswa Minat untuk mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan pada hakekatnya dapat ditemukan pada seseorang apabila dalam dirinya ada upaya dan komitmen untuk mengikutinya. Komitmen yang dimiliki seseorang dapat berupa rangsangan, dorongan yang menimbulkan suatu kemampuan untuk mewujudkan sesuatu yang melebihi orang lain, dengan keyakinan bahwa kegiatan yang dikerjakan penting dan berarti. Dalam hal ini diartikan bahwa minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur terjadi apabila terdapat keyakinan yang kuat untuk mengikuti pendidikan dan hal tersebut dianggap penting bagi dirinya dan berharap akan memperoleh imbalan yang memadai yaitu setelah lulus akan mendapat kemudahan mencari pekerjaan atau bisa menciptakan pekerjaan sendiri dengan membuka pratek pelayanan kesehatan. Minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi karena adanya motivasi instrinsik yaitu keinginan yang sangat kuat dari diri sendiri untuk mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur dan adanya motivasi ekstrinsik yaitu dorongan dan keinginan orang tua yang mengharapkan anaknya dapat mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi. Sebagian besar mahasiswa STIKes Budi Luhur Cimahi berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 83,6%. Kondisi ini sesuai karena mahasiswa Program Stusi D3 Kebidanan yang merupakan mahasiswa dengan jumlah paling banyak, semuanya berjenis kelamin perempuan, sedangkan pada Program Stusi D-3 Keperawatan dan S1 Keperawatan sebagian besar berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar mahasiswa STIKes Budi Luhur belum bekerja, sedangkan asal sekolah pada pendidikan sebelumnya yaitu dari SMU/sederajat untuk mehasiswa program A (reguler), mahasiswa STIKes Budi Luhur paling banyak berasal dari wilayah Propinsi Jawa Barat yaitu sebesar 27,6%, sedangkan yang berasal dari luar pulau Jawa sebesar 5,3%. Dari analisis faktor, karakteristik mahasiswa yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur adalah jenis kelamin mahasiswa dengan korelasi sebesar 0,547. 2. Karakteristik Orang Tua / Wali Mahasiswa Orang tua / wali mahasiswa STIKes Budi Luhur sebagian besar berumur 40 sampai 50 tahun yaitu sebesar 65,3% dengan dengan pendidikan terakhir sebagian besar SLTA sebesar 35,6%. Hal ini sejalan dengan penelitian Zamris (2003) bahwa orang tua/wali pelajar SMU dan mahasiswa sebagian besar adalah lulusan SLTA (35,22%). Sebagian besar orang tua/wali mahasiswa bekerja sebagai pegawai negeri yaitu sebesar 40% dengan penghasilan perbulan sebagian besar lebih dari 1,5 juta yaitu sebanyak 67,6%. Pekerjaan akan berpengaruh terhadap sosial ekonomi seseorang, sedangkan status sosial ekonomi akan berpengaruh pada pendidikan. Pada keluarga miskin, umumnya tidak mempunyai kemampuan untuk membiayai anggota keluarganya pada

jenjang pendidikan tinggi sehingga anggota keluarga miskin akan berpendidikan rendah. Sedangkan pada keluarga yang tingkat sosial ekonominya tinggi dapat dengan mudah membiayai anggota keluarganya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu ke perguruan tinggi. Dari hasil analisis faktor, karakteristik orang tua/wali mahasiswa yang behubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi adalah variabel penghasilan orang tua dengan korelasi sebesar 0,620, variabel pekerjaan orang tua dengan korelasi sebesar 0,564, variabel pendidikan orang tua dengan korelasi sebesar 0,547 dan vaiabel umur orang tua dengan korelasi sebesar 0,521 3. Institusi Penyelenggara Pendidikan Dari hasil penelitian, mahasiswa menyatakan bahwa Institusi penyelenggara pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi merupakan institusi yang terpercaya yaitu sebesar 72,4%. Dari hasil analisis faktor, institusi penyelenggara pendidikan berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi dengan korelasi 0,771. Untuk masuk kesebuah lembaga pendidikan mahasiswa akan mempertimbangkan beberapa hal diantaranya adalah lembaga mana yang menyelenggarakan pendidikan dan siapakah yang mengelola pendidikan tinggi tersebut. Institusi penyelenggara STIKes Budi Luhur Cimahi adalah Yayasan Pambudhi Luhur, karena yayasan tersebut terpercaya, kuat dan berkualitas, maka masyarakat yang akan merekomendasikan anak, saudara atau kerabatnya untuk mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur tidak akan merasa khawatir. Menurut Cries (1969) minat seseorang akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebut, dalam hal ini minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi akan muncul apabila mahasiswa yang bersangkutan mempunyai rasa senang dan percaya terhadap institusi penyelenggara pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi. 4. Biaya Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 48,9% mehasiswa menyatakan bahwa biaya pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi terjangkau. Dari hasil analisis faktor, biaya pendidikan berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur dengan korelasi 0,673. Perguruan tinggi yang satu akan bersaing dengan perguruan tinggi lainnya dalam kemajuan ilmu dan dari hasil riset yang telah dilakukan perguruan tinggi tersebut. Mengingat biaya penelitian tidak murah, maka untuk dapat mengikuti kuliah di perguruan tinggi dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dengan biaya kuliah yang tinggi, perguruan tinggi diharapkan akan menghasilkan riset dan ilmu yang sepadan (Nakoela Soenarta, 2005). Biaya pendidikan merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan masyarakat untuk mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, dengan tingginya biaya pendidikan pada saat ini, maka masyarakat akan memilih perguruan tinggi dengan biaya

yang cukup terjangkau dengan tidak mengesampingkan kualitas perguruan tinggi tersebut. 5. Fasiltas Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 78,7% mahasiswa menyatakan bahwa fasilitas laboratorium di STIKes Budi Luhur masih kurang memadai, dari hasil analisis faktor, fasilitas laboratorium berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi dengan korelasi sebesar 0,702. Sebanyak 53,3% mahasiswa menyatakan bahwa media pembelajaran di STIKes Budi Luhur Cimahi masih kurang memadai, media pembelajaran berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur dengan korelasi sebesar 0,671. Tersedianya sarana dan prasarana pembelajaran suatu lembaga pendidikan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk masuk ke lembaga pendidikan tersebut. Sarana dan prasarana yang ada di STIKes Budi Luhur Cimahi diantaranya adalah tersedianya ruang kuliah dengan media pembelajaran yang lengkap yaitu tersedianya Over Head Projector (OHP), LCD Projector, ruang perpustakaan dengan buku pustaka, ruang Laboratorium yang meliputi laboratorium Kebutuhan Dasar Manusia, Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak, Laboratorium Kebidanan dan Laboratorium Bahasa dan Komputer yang terakses internet tanya biaya bagi mahasiswa. 6. Kualitas Dosen Berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa menyatakan bahwa dosen yang mengajar di STIKes Budi Luhur berkualitas yaitu sebesar 59,6%. Dari hasil analisis faktor, dosen yang berkualitas berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi dengan korelasi sebesar 0,735. Dosen merupakan salah satu faktor yang akan dipertimbangkan masyarakat dalam memilih perguruan tinggi, masyarakat akan memilih perguruan tinggi yang menggunakan tenaga pendidik yang berkualitas dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar (PBM). Untuk menjadi seorang dosen yang berkualitas harus memenuhi persyaratan yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, memiliki kualitas sebagai tenaga pengajar, mempunyai moral dan integritas yang tinggi dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. 7. Peluang Kerja Berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa sebagian besar menyatakan bahwa peluang kerja setelah lulus dari STIKes Budi kadang-kadang susah yaitu sebesar 47,1%, sedangkan yang menyatakan mudah hampir sebanding yaitu 40%. Dari hasil analisis faktor, peluang kerja berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi dengan korelasi sebesar 0,766.

Masyarakat banyak memilih pendidikan yang mempunyai peluang kerja lebih mudah setelah mereka lulus. Hal ini dapat dilihat dari alasan mahasiswa dalam memilih program studi, mereka menyatakan bahwa setelah lulus dari STIKes Budi Luhur diharapkan cepat dan mudah mencari pekerjaan, karena tenaga kesehatan masih banyak dibutuhkan baik di dalam maupun diluar negeri. Sebagian besar mahasiswa setelah lulus dari STIKes Budi Luhur berminat bekerja sebagai pegawai negeri, penelitian ini sejalan dengan penelitian Soetjipto (2002) bahwa menjadi pegawai negeri dan pegawai kantoran merupakan pilihan yang dikemukakan oleh sebagian besar responden. Dalam hal ini mahasiswa berpendapat bahwa kehidupan sosok pegawai negeri masih dianggap oleh sebagian besar mahasiswa merupakan suatu profesi, paling tidak yang dianggap menjanjikan. Padahal banyak kalangan, ahli pemerhati dalam berbagai media dan kesempatan selalu mengemukakan bahwa lapangan kerja untuk sektor pegawai negeri sulit didapatkan (Soetjipto, 2002). Dalam arti lain, temuan ini menggambarkan bahwa kegiatan wiraswasta marupakan sektor yang masih sangat diabaikan, dan sedikit sekali mahasiswa yang berminat bekerja sebagai wiraswasta. 8. Informasi Mengenai Stikes Budi Luhur Cimahi. Berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa mendapatkan informasi mengenai keberadaan STIKes Budi Luhur berasal dari saudara/kerabat yaitu sebesar 53,8% dan berasal dari teman sebesar 22,2% dan berasal dari media massa hanya 2,2%. Dari analisis faktor, informasi mengenai STIKes Budi Luhur tidak berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur. Saluran komunikasi yang paling baik untuk menjaga kredibilitas pesan-pesan adalah saluran interpersonal yang menyediakan informasi yang komplek yang membutuhkan komunikasi dua arah antara individu dengan seseorang sebagai sumber informasi yang terpercaya. Saluran interpersonal dapat berupa informasi yang berasal dari saudara/kerabat dan dari teman. Informasi mengenai STIKes Budi Luhur yang paling efektif adalah dari saudara/kerabat yang sudah mengetahui bagaimana lembaga pendidikan STIKes Budi Luhur dalam menyelenggarakan sistem pendidikannya. Informasi efektif yang kedua adalah informasi yang berasal dari teman yang sudah mengikuti pendidikan STIKes Budi Luhur, karena mereka telah mengalaminya sendiri dan sudah mengetahui bagaimana instiusi penyelenggara pendidikannya, biaya pendidikan, kualitas dosen, fasilitas pendidikan yang meliputi sarana dan prasarana perkuliahan, media pembelajaran dan fasilitas laboratorium di STIKes Budi Luhur Cimahi. 9. Jarak Tempat Tinggal dengan Kampus STIKes Budi Luhur Berdasarkan hasil penelitian, jarak tepat tinggal mahasiswa dengan kampus STIKes Budi Luhur adalah lebih dari lima kilometer (36,9%). Dari hasil analisis faktor, jarak tempat tinggal berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur dengan korelasi sebesar 0,528. Mahasiswa STIKes Budi Luhur sebagian besar berasal dari Wilayah Propinsi Jawa Barat, yaitu sebanyak 27,6%, hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi

mahasiswa, karena mahasiswa sebagian besar bertempat tinggal (kost) di daerah yang cukup jauh dari kampus, hal ini terjadi karena kampus STIKes Budi Luhur belum menyediakan asrama bagi mahasiswa, kemudian masih kurangnya tempat kost yang berada di dekat kampus. 10. Faktor Internal Institusi STIKes Budi Luhur Dari Uji Faktor (faktoring dan rotasi) didapatkan bahwa variabel institusi penyelenggara pendidikan, biaya pendidikan, fasilitas laboratorium, media pembelajaran dan kualitas dosen dapat dikelompokkan menjadi satu faktor yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur yaitu faktor internal institusi. Dalam memilih dan mengikuti pendidikan di suatu perguruan tinggi, masyarakat akan mempertimbangkan faktor-faktor yang menjadi daya tarik dan keunggulan perguruan tinggi tersebut dibanding dengan perguruan tinggi lainnya, yaitu siapakah yang menyelenggarakan pendidikan tinggi tersebut, bagaimana dengan biaya masuknya, bagaimana kualitas dosennya, bagaimana fasilitas kampus tersebut. 11. Faktor Pendorong Dari Uji Faktor (faktoring dan rotasi) didapatkan bahwa variabel jenis kelamin mahasiswa, penghasilan orang tua dan jarak tepat tinggal dapat dikelompokkan menjadi satu faktor berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur yaitu faktor pendorong. Jenis kelamin mahasiswa merupakan faktor pendorong mahasiswa memilih STIKes Budi Luhur karena di STIKes Budi Luhur program studi yang dibuka adalah keperawatan dan kebidanan, sehingga mayoritas mahasiswa yang mendaftar adalah berjenis kelamin perempuan. Kemudian penghasilan orang tua merupakan faktor yang sangat penting yang menjadi pertimbangan mahasiswa untuk masuk ke STIKes Budi Luhur, karena setelah dilakukan penelitian biaya di STIKes Budi Luhur masih tergolong lebih rendah dibandingkan dengan STIKes lain di Wilayah Bandung. Jarak tempat tinggal merupakan hal yang dipertimbangkan oleh mahasiswa dalam memilih lembaga pendidikan, oleh karena itu kemudahan mencari tempat tinggal yang nyaman dan aman merukan keinginan mahasiswa. 12. Faktor Karakteristik Orang Tua/Wali Dari Uji Faktor (faktoring dan rotasi) didapatkan bahwa variabel pekerjaan orang tua dan pendidikan orang tua dapat dikelompokkan menjadi satu faktor yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur, yaitu faktor karakteristik oang tua/wali. Faktor pekerjaan dan pendidikan orang tua/wali merupakan faktor yang penting dalam memilih perguruan tinggi, karena hal ini berkaitan dengan penghasilan orang tua yang akhirnya orang tua akan memutuskan apakah orang tua mampu atau tidak bila anaknya meneruskan keperguruan tinggi yang akan dipilih.

13. Faktor Pendukung Dari Uji Faktor (faktoring dan rotasi) didapatkan bahwa variabel sarana transportasi dan peluang kerja dapat dikelompokkan menjadi satu faktor yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi, yaitu faktor pendukung. Sarana transportasi menuju kampus sangat mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih perguruan tinggi, hal ini karena sebagian besar mahasiswa yang berasal dari luar daerah Cimahi akan hidup kost dan memerlukan trasnportasi seperti angkutan umum yang mudah, sedangkan peluang kerja merupakan faktor yang menjadi pertimbangan bagi masyarakat dalam memilih program studi, karena masyarakat sebagian besar menginginkan anaknya setelah selesai kuliah bisa langsung dapat bekerja dengan mudah dan terjamin. 14. Faktor Penguat Dari Uji Faktor (faktoring dan rotasi) didapatkan bahwa variabel umur orang tua dan rekomendasi dapat dikelompokkan menjadi satu faktor yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi, yaitu faktor penguat. Umur orang tua merupakan pertimbangan dalam menentukan anaknya melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, hal ini dapat dipahami bahwa waktu yang ditempuh dalam perkuliahan tidak sebenar dan memerlukan biaya yang banyak, sehingga bila orang tua sudah tidak produktif akan ragu apakah bisa membiayai anaknya sampai lulus. Sedangkan rekomendasi menjadi hal yang penting dalam mendorong mahasiswa memilih perguruan tinggi, bila mahasiswa aktif dalam mencari informasi tentang perguruan tinggi, maka rekomendasi dari orang lain tidak begitu penting, tetapi dimasyarakat mash banyak penentuan pemelihan pendidikan masih ditentukan oleh orang tua

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Karakteristik mahasiswa yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur adalah variabel jenis kelamin dengan korelasi sebesar 0,547 . 2. Karakteristik orang tua/wali mahasiswa yang berhubunngan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur adalah variabel penghasilan orang tua dengan korelasi sebesar 0,620, variabel pekerjaan orang tua dengan korelasi sebesar 0,564 dan variabel pendidikan orang tua dengan korelasi sebesar 0,547 3. Institusi penyelenggaraan pendidikan berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur korelasi sebesar 0,771 4. Biaya pendidikan berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur dengan korelasi sebesar 0,673

5. Fasilitas pendidikan yang berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur adalah variabel media pembelajaran dengan korelasi sebesar 0,671 dan variabel fasilitas laboratorium dengan korelasi sebesar 0,702 6. Kualitas dosen berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur dengan korelasi sebesar 0,735 7. Sarana transportasi berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur dengan korelasi sebesar 0,675 8. Peluang kerja lulusan berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur dengan korelasi sebesar 0,766 9. Sumber informasi tidak berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur 10. Rekomendasi siswa berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur dengan korelasi sebesar 0,666 11. Jarak tempat tinggal berhubungan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur dengan korelasi sebesar 0,528. 12. Faktor yang berhubungan dengan dengan minat mahasiswa mengikuti pendidikan di STIKes Budi Luhur Cimahi adalah factor internal institusi, factor pendukung, karakteristik orang tua / wali, factor pendorong dan factor penguat.

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di STIKes Budi Luhur Cimahi peneliti ingin memberikan saran untuk perbaikan dalam penyelenggaraan pendidikan: 1. Adanya penambahan sarana dan prasarana pendidikan yang menunjang dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar (PBM), sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan akan menumbuhkan kepercayaan mahasiswa terhadap STIKes Budi Luhur. 2. Melibatkan mahasiswa dalam promosi mengenai keberadaan STIKes Budi Luhur, karena informasi yang paling efektif adalah dari saudara/kerabat dan teman yang telah mengetahui tentang STIKes Budi Luhur Cimahi. 3. Adanya perbaikan dalam strategi promosi dalam penerimaan mahasiswa baru 4. Dosen pengajar di STIKes Budi Luhur yang berkualitas hendaknya diperbanyak, sehingga kualitas lulusan akan bagus dan terpercaya oleh pengguna lulusan (Stake Holder)

DAFTAR PUSTAKA Ariawan I, (1998) Besar dan Metode Sampe pada Penelitian Kesehatan. FKMUI, Jakarta Kepmendiknas RI Nomor 234/U/2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. Murti Bisma, Metodologi Riset epidemiologi, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Nakoela Sunarta, Serba-serbi Biaya Pendidikan di Indonesia Tersedia, http:/waspada.co.id. Seba-sebi Biaya Pendidikan di Indonesia.html (08 Agustus 2005) Nakoela Sunarta, Serab-serbi Biaya Pendidikan di Indonesia Tersedia, http://Waspada.co.id serba serbi Biaya Pendidikan di Indonesia .html (08 Agustus 2005) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, PP 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi. Robert J.Songgok, 2005, Teori Motivasi Tersedia, http:/www.geocities.com.usrafidi/motivasi.html (12 Juli 2005). Santoso S, (2005) Menggunakan SPSS untuk Statistik Multivariat. Elex Media Komputindo, Jakarta Sutjipto, 2002. Minat Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMEA) terhadap Kewirausahaan. Tersedia, http:// Jounal Minat Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMEA) terhadap Kewirausahaan.html (12 juli 2005) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Zamris Habib, dk, 2003. Minat Pelajat SMU dan Mahasiswa terhadap Pendidikan Demokrasi Melalui Siaran Televisi. Tersedia,http://Journal MInat Pelajar SMU dan Mahasiswa terhadap Pendidikan demokrasi Melalui Siaran Televisi.html (12 Juli 2005)

Vous aimerez peut-être aussi