Vous êtes sur la page 1sur 39

Anjing Kudisan (Jakob Sumardjo) Akhirnya rahasia perselingkuhanku terbongkar oleh keluarga.

Topeng kemunafikan yang selama ini kupakai, menguakkan bopeng-bopeng di wajahku. Seluruh keluarga sakit hati akibat perselingkuhanku dengan anak gadis adik temanku sendiri. Terutama istriku, dia amat terluka. Berkali-kali ia mencoba bunuh diri. Tiba-tiba aku menjadi manusia yang bobrok dan busuk di tengah-tengah keluarga, terpuruk di lembah kekacau-balauan. Ternyata, untuk berselingkuh, memerlukan kiat-kiat dan staregi yang profesional. Diperlukan juga semacam ketegaran dan ketegasan dalam hal ilmu dusta, dan aku kurang terlatih dalam perkara ini. Sebagai manusia yang jiwanya terjangkit kusta, maka aku menjadi manusia terbuang. Aku ditolak memasuki rumah sendiri. Kalaupun berhasil masuk, Istri dan keempat anakku langsung masuk kamar mereka dan menguncinya dari dalam. Atau mereka membiarkan aku dengan cara membisu satu sama lain, sehingga rumah menjadi seperti neraka bagi kami semua. Menyadari sebagai manusi najis, maka sepulanh dari kantor, aku selalu pulang malam dan lansung menuju rumah kosong di kompleks perumahan kami. Rumah itu sudah lebih dari sepuluh tahun tidak dihuni oleh pembelinya. Dua daun pintunya telah rusak, tetapi di dalam masih ada sebuah kamar yang cukup hangat. Rasa dosa terhadap keluarga yang menjadikan diriku begitu kotor dan hina telah mempermudah untuk hidup dirumah kosong yang bobrok itu. Hidupku menjadi terbiasa dengan segala yang hina dan rendah. Segala yang kotor dan menjijikan. Semua itu dapat aku terima sebagai hukuman yang sepadan dengan segala perbuatanku selama ini. Aku merasa lebih rendah dari sekor anjing kudisan yang dibuang majikannya. Dan memang, ke dalam rumah itu, sering datang seekor anjing untuk tidur di situ. Mula-mula ia agak takut kepadaku, tapi karena aku bersikap ramah terhadapnya, maka ia menjadi jinak dan akhirnya kami menjadi semacam sahabat yang sama-sama hina, najis dan terbuang. Kalau aku terlelap tidur, kadang anjing itu kudapatkan tidur melingkar di arah kakiku. Karen aku jarang mandi, dan memang sudah tidak berhasrat lagi untuk merawat diri lagi, akibat perasaan hina seolah tak tertebuskan itu, yang telah menyebabkan seluruh keluargaku sakit hati oleh kelakuanku, maka bau badan dan bajuku tak jauh beberda dengan anjing. Prengus. Pada suatu malam aku pulang ke rumah yang bobrok yang terpencil itu, dengan kepala yang pusing yang sudah beberapa hari ini menyerangku. Seluruh badan terasa panas. Demam. Menggigil. Udara dingin dalam kamar kosong yang berantakan itu tak kuasa meringankan panas badanku. Seluruh tubuh sampai jeroanku terasa panas membakar. Mungkin inilah saat-saat ajalku. Teteapi aku belum mau mati, karena rasa hina belum juga hilang dari jiwaku. Sebentar-sebentar mataku berkunang-kunang. Bau anjing amat kuat memenuhi ruangan. Tembok kamar yang gelap itu seperti miring mau menghimpitku. Lampu-lampu rumah tetangga yang agak jauh terlihat menari-nari. Terdengar salak anjing di kejauhan. Kamar gelap itu tiba-tiba terasa berputar. Akirnya, aku menyerah dan pasrah pada keadaan. Apapun yang terjadi, terjadilah. Juga mati sekalipun. Hal ini jiwaku sedikit tenang, tetapi panas badan dan pusing yang amat sangat masih terasa. Kepala semakin berat. Memberat. Akhirnya hanya kegelapan dan semacam ketidak sadaran menenggelamkan diriku. Kira-kira tengah malam aku hendak terbangun, antara sadar dan tidak sadar. Aku sekilas tahu bahwa aku berada di kamar sebuah rumah kosong. Tetapi tiba-tiba aku tenggelam lagi dalam dunia yang kukenal dan tak aku kenal. Tubuhku terasa sulit digerakan. Aku berhasil memicingkan mata, dan kulihat anjing itu melingkar tidur disampingku. Aku berusaha menggerakan badanku untuk membangunkan anjing itu, tetapi tak bisa. Berkali-kali kucoba, tak pernah berhasil. Rasa putus asa menyebabkan aku menyerah kepada keadaan. Aku tenggelam. Kegelapan. Demam. Berputar. Membisu menyerah. Tulang-tulang seperti terasa remuk. Angin pagi terasa lembut menyentuh badanku. Aku menggeliat bangun. Pusing dan demam

telah hilang sama sekali. Badan juga terasa ringan. Seolah drah segar telah dipompakan memasuki urat-urat nadiku. Kugerakan tanganku, menyentuh tembok dan suara garukan ringan terdengar. Lho, tangan yang tadinya kaku, masih terasa agak kaku, tetapi betapa kecil tangan ini dan berbulu hitam. Aku berdiri mendadak, dan lho, tidak bisa berdiri keatas. Kaki dan tanganku dipaksa memijak lantai. Kulihat sekeliling kamar yang kemarinkemarin juga. Dalam kekagetan dan rasa cemas aku berusaha berbicara sendiri, yang hanya dengus anjing dari hidungku yang telah berubah menjadi anjing. Dan benar saja, anjing teman tidurku itu, telah juga terbangun. Ia mengibaskan ekornya. Kemudian menciumi mulutku. Bau anjing. Aku baru sadar bahwa anjing yang selama ini menemaniku tidur adalah anjing perempuan. Naluri kelaki-lakianku menggerakan hormon-hormon di sekitar alat kelaminku, persis sewaktu aku berpuluh-puluh kali menghadapi gadis tema selingkuhku. Heran, perasaan hina dan najis, rendah dan tak berarti rasa berdosa tak ada lagi. Semuanya itu boleh jadi seperti apa yang aku butuhkan. Syukurlah aku telah menjadi anjing. Tidak apa-apa, salkan tetap anjing laki-laki. Anjing perempuan it trlihat manis juga. Malah menggairahkan. Selama ini aku hanya melihatnya sebagai seekor anjing, tetapi sekarang kulihat perbedaanya secara nyata. Ia benar-benar seksi. Perutnya masih langsing mengikuti gerak parabola ke arah pahanya yang kukuh. Naluri lelakiku megatakan bahwa dia masih perawan. Putting-putting yang banyak itu nampak membengkak. Dan, aduh-aduh, yang itu bengkak mekar. Naluri keanjinganku selama in hidup kembali dengan gairah menyala-nyala. Aku memang sudah anjing, dan sekarang anjing beneran. Tunggu apa lagi, aku mendekatinya dan menjilatinya Kami berbaring lemas berdampingan di kamar kosong itu. Betapa dahsyat menjadi anjing. Belum pernah aku menggauli perempuan dapat begitu lamanya. Dunia manusia memang berbeda dengan dunia anjing. Juga dalam kehidupan perkelaminannya. Tidak ada manusi yang mampu berbuat seperti anjing dalam perkara yang satu ini. Benar-benar menguras tenaga. Dan itulah pengalaman pertamaku sebagai anjing. Sebenarnya bukan pengalaman pertama juga, sebab ketika menjabat sebagai manusia, tabiat seperti itu sudah sering aku lakukan berkali-kali pula. Hanya intensitasnya yang berbeda. Batas antara anjing dan manusia, dalam hal ini, kukira, tak jauh berbeda. Perut terasa kosong. Anjing perempuanku itu mengajaku keluar untuk acr makan. Tetapi aku menolaknya. Akiu baru mau keluar kalau hari sudah gelap. Sebagai anjing baru, aku masih cukup kuat rasa malunya. Perasaan berdosa memang sudah tak ada padaku, tetapi malu terlihat sebagai anjing masih ada. Rupanya perasaan bersalah itu pula yang menyebabkan aku bermetamorfose menjadi anjing sungguhann. Maka aku izinkan anjing perempuanku keluar mencari makanannya sendiri. Aku mmlih tidur di pojok kamar. Ketika hari sudah gelap, aku terbangun. Anjing perempuanku belum juga pulang. Aku beranikan diri keluar rumah. Badan kugerakan kuat-kuat, kepala kukibas-kibaskan, terasa enakan. Udara dingin telah menjalari seluruh kompleks perumahan. Aku berlari-lari anjing menuju jalan besar. Jalanan sepi. Kulihat beberapa ekor anjing sesamaku berlari-lari menuju ke arah bawah perumahan. Memang, di sana ada tempat pembuangan sampah, aku berlari mengikuti mereka. E, anjing-anjing itu bukannya menari makan di tempat sampah. Mereka mengerubuti anjing perempuanku. Rupanya ini memang musim kawin anjing. Melihat aku datang, anjing lelaki itu menggeram padaku. Kaget dan kehilangan nyali pula aku, pada awal mulanya. Segera aku sdar bahwa aku anjing mantan manusia. Pendidikan S1. dan aku bekas murid persilatan gaya Cikalong. Anjing-anjing tak berpendidikan itu tentu bukan apa-apa bagiku. Benar saja, begitu aku mendekati mereka, dua ekor anjing berlari menyerangku. Ilmu silatku kugunakan. Aku mengelak untuk membanting anjing-anjing itu, mereka terjerembab oleh kekuatnya sendiri yang penuh nafsu mereka kerahkan. Begitu terjerembab, aku gigit tengkuk mereka. Anjing-anjing itu berlarian menjauh. Begitu pula dengan anjing-anjing yang lain. Anjing perempuanku melirik padaku sembari menyantap

sisa mie Jawa di tempat sampah. Rupanya diam-diam ia membanggakan diriku sebagai pelindungnya yang sejati. Ia mendengus menciumi hidungku. Selesai menghabiskan makanan, ia aku suruh pulang duluan. Anjing-anjing lekai itu tentu tak akan berani menggagunya lagi. Tempat sampah memang gudang makanan. Di situ kudapatkan sisa sate dan gulai yang menjadi makanan kegemaranku ketika masih menjabat sebagai manusia. Memang da kios roda sate dan gulai di perempatan perumahan. Setelah kenyang makan enak, aku sengaja lewat di depan rumahku dahulu. Terharu juga melhat rumah itu. Di dalam ada istri dan anak-anakku yang selama itu mempercai dan menghormatiku, sampai saat terbongkarnya penyelewenganku. Rumah itu tampak tenang dan damai. Rupanya mereka telah merelakan kehilangan suami dan ayah yang bejat seperti diriku. Aku buang kenangan itu. Aku kembali menyadri bahwa aku kini anjing. Sambil berlari-lari kecil aku melewati rumah Pak Beni. Tiba-tiba aku mencium aroma anjing perempuan yang sedang berahi. Aku ingat, Pak Beni memang beberapa bulan yang lalu membeli anjing ras. Semakin dekat rumah Pak Beni, semakin keras aroma itu merangsang naluri kelakilakianku, dan benar saja, anjing perempuan itu berada di halaman belakang. Ketika aku mencari jalan menerobos masuk ke halaman belakang itu, tiba-tiba segerombol anjing lelaki menerobos keluar melaluiosela-sela pagar. Rupanya, mereka adalah anjing-anjing di tempat sampah itu. Dengan lenggang gagah aku dekati anjing perempuan jenis Rottweiler yang berhidung pesek itu. Meskipun hidungya pesek, tapi anjing perempuan itu nampak sehat dan kuat. Kamipun segera terlibat permainan kelamin. Heran juga, begitu kuat aku sebagai anjing jantan. Dalam sehari telah dua anjing kugauli. Dan tak ada rasa berdosa sama sekali. Semua berjalan wajar-wajar saja. Malah membanggakan. Di kalangan bangsa anjing, rupanya tak ada kamus selingkuh. Selingkuh itu hanya ada pada dunia manusia. Itu karena manusia menjunjung tinggi apa yang mereka sebut nilai-nilai. Antara lain nilai perkawinan. Selingkuh itu erat hubungannya dengan nilai perkawinan. Perjanjian suci perkawinan antara manusialah yang menyebabkan timbulnya rasa bersalah pada perselingkuhan. Manusia bujagan tidak pernah dinilai selingkuh meskipun di aberkali-kali mengauli banyak perempuan seperti yang dilakukan bangsa anjing. Dengan langkah-langkah gontai aku pulang ke rumah. Lemas tapi puas. Kutemui anjing perempuanku sedang tiduran. Mendengar kedatanganku, dia terjaga sebentar dan membaui apa yang telah aku lakukan barusan. Dia cuek-cuek saja. Itu sudah tabiat anjing lelaki, mungkin begitu pikirnya. Aku mendesakan diriku pada anjing perempuan itu, dan tidur berdampingan. Inilah kebahagian menjadi anjing. Hari-hari berikutnya, tak ada yang harus dikerjakan bangsa anjing. Anjing tak perlu bekerja. Kerjanya hanya mencari makan dan perempuan. Hampir semua anjing perempuan di kompleks itu telah kugauli, baik yang pernah punya anak maupun yang perawan. Semuanya aku lakukan pada malam hari. Memang pernah juga siang hari, akibatnya kami ketahuan dan kepergok anak-anak. mereka melempari kami dengan batu. Beberapa bagian badanku dan kepala memar dan luka-luka. Luka-luka itulah yang kemudian membuatku mengalami demam tinggi dan pusing lagi. Seperti kemarin dulu ketikak aku metamorfosa menjadi anjing, begitu pula kini kurasakan. Seluruh badanku ngilu. Mata penuh kunang-kunang lagi. Perut terasa mual yang amat sangat. Lampu tetangga bergoyang-goyang. Berputar. Tembok doyong mau roboh. Gelap, pekat. Putaran semakin deras. Menyerah kalah. Gelap. Gelap. Sunyi. Sulit bergerak. Seluruh tulang seperti kaku. Terasa aku punya tangan dan kaki lagi yang dapat berdiri, tetapi sulit sekali tangan dan kaki ini digerakan. Aku memicingkan dalam kesekan nafasku. Sekilas kulihat anjing perempuanku merintih menangisi diriku. Seperti takut aku

tinggalkan. Aku menyadari, bahwa kala saja aku dapat berteriak dan sekuat tenaga menggerakan kaki atau tanganku, maka aku sebagai manusia kembali. Tetapi mengapa belum aku lakukan juga? Posted by Angin Peuting at 3:21 AM No comments:

BUNGA RUMAH MAKAN


BUNGA RUMAH MAKAN Karya : UTUY T. SONTANI Pertunjukan Watak Dalam Satu babak Diketik ulang dari Naskah Terbitan Perpustakaan Perguruan Kementrian P.P. DAN K. Jakarta 1954 PARA PELAKU 1. Ani, gadis pelayan rumah makan Sambara 2. Iskandar, pemuda pelancong 3. Sudarma, yang punya rumah makan Sambara 4. Karnaen, pemuda anak Sudarma 5. Usman, kyai kawan Sudarma 6. Polisi 7. Suherman, pemuda kapten tentara 8. Rukayah, kawan Ani 9. Perempuan yang belanja 10. Pengemis 11. Dua pemuda pegawai kantoran Panggung merupakan ruangan rumah makan, dialati oleh tiga stel kursi untuk tamu, lemari tempat minuman, rak kaca tempat kue-kue, meja tulis beserta telepon, radio dan lemari es. Pintu ke dalam ada di belakang dan pintu keluar ada di depan sebelah kiri. ADEGAN 1 KARNAEN : (duduk menghadap meja tulis, asyik menulis). ISKANDAR : (masuk dengan rambut kusut dan langkah gontai, memandang ke arah pintu ke belakang). KARNAEN : (berhenti menulis). Ada keperluan apa, saudara? ISKANDAR : Tidak! (pergi keluar). KARNAEN : (heran memandang, kemudian melanjutkan menulis). ADEGAN 2 KARNAEN : (berdiri). An! Ani! ANI : (dari dalam). Ya, mas! KARNAEN : Sudah selesai berpakaian? ANI : (tampil). Sudah lama selesai, mas. KARNAEN : Tapi mengapa diam saja di belakang? ANI : Saya membantu pekerjaan koki. KARNAEN : Who, engkau turut masak? ANI : Tidak mas, hanya memasak air. Timbangan diam tidak ada kerja, supaya tidak merasa kesal. KARNAEN : Tapi akupun suka melihat engkau masak, An. Apalagi karena dengan begitu, engkau akan kian jelas kelihatan sebagai wanita yang akan jadi ratu rumah tangga. ANI : (pergi mengambil lap di atas gantungan). Ah, mas, bila mendengar perkataan ..rumah tangga saya suka gemetar. Saya masih suka bekerja seperti sekarang ini. (mengelap radio). KARNAEN : Sampai kapan engkau berpendirian demikian, An? ANI : (tetap mengelap radio, membelakangi Karnaen). Saya bukan Tuhan mas, tak dapat menetapkan waktu. (melihat kearah Karnaen). Kita setel radionya, ya mas?

KARNAEN : Ah, di pagi hari begini tidak ada yang aneh. (melangkah mendekati Ani). Dan daripada mendengar radio aku lebih suka mendengar engkau menceritakan pendirianmu. Engkau lebih senang jadi pelayan daripada mengurus rumah tangga, An? ANI : (berdiam perlahan-lahan menjauhi Karnaen). Saya tidak mengatakan, bahwa saya lebih senang jadi pelayan daripada mengurus rumah tangga, mas. Tapi saya belum hendak memikirkan berumah tangga, sebab sayamasih senang bekerja. KARNAEN : Tapi, An, ketika engkau dulu kubawa kesini keinginanku bukan hanya melihat engkau jadi pelayan di sini saja. Aku ingin melihat engkau menjadi wanita yang sungguh-sungguh wanita. Dan wanita yang kumaksudkan itu, ialah wanita yang cakapmengurus rumah tangga. ANI : (terkulai menundukkan kepala). Mas, saya tiada mempunyai perkataan untuk menyatakan terima kasih atas kebaikan budi mas, sudah membawa saya kesini. Tapi, ketika saya datang disini dulu, saya tiada ingin lebih dari jadi pelayan, jadi pegawai sebagaimana kesanggupannya orang miskin didalam mencari sesuap nasi. KARNAEN : (terdiam memalingkan muka). TELPON (berbunyi) ANI : (memandang kearah telpon). KARNAEN : Tentu dari kapten Suherman, untukmu, An. ANI : (melangkah menuju meja tulis, tapi baru dua langkah berhenti lagi). Barangkali untukmu, mas. KARNAEN : (memandang Ani, kemudian segan menuju meja tulis, mengangkat telpon). Ya, di sini rumah makan Sambara. Tuan Sudarma belum datang. Saya anaknya. Ya. (telepon diletakkan, terus bermenung lalai. ANI : (membelakangi Karnaen, mengelap rak) ADEGAN 3 PEREMPUAN YANG BELANJA (masuk membawa kantong besar diisi barang belanjaan). ANI : O, nyonya! Silakan masuk. (menghampiri, lalu meraba-raba kantong). Rupanya baru pulang dari pasar, ya? Oh! Nyonya membeli sandal juga. Berapa harga sandal begitu, nyonya? PEREMPUAN : Tiga rupiah. Mahal , nona. Saya beli karena saya butuh saja. (mengeluarkan sandal dari kantong, memperlihatkan sandal kepada Ani). ANI : Tapi kuat dan bagus nyonya. Berani saya membeli tiga rupiah. (memberikan lagi sandal). PEREMPUAN : Saya pilih yang begini, sebab saya sudah tua. Untuk kaki nona tentu saj mesti lebih bagus dari ini. Dan saya lihat tadi di sana memang ada yang cocok sekali dengan kecantikan nona. ANI : (setelah terdiam sejenak). Eh, kopi susu atau susu coklat yang mesti saya sajikan untuk nyonya? PEREMPUAN : Saya hendak membeli manisan belimbing. Masih ada? ANI : O, ada, nyonya. Berapa puluh? PEREMPUAN : Dua puluh saja, lebih dari dua puluh, uangnya tidak cukup. ANI : (pergi ke tempat kue-kue, mengambil, menghitung dan membungkus manisan belimbing). KARNAEN : (berjalan kea rah pintu keluar). ANI : Hendak kemana, mas? KARNAEN : Ada perlu dulu sebentar. (terus keluar). ANI : (memberikan bungkusan kepada perempuan). Hanya ini saja nyonya? PEREMPUAN : (memberikan uang). Ya, ini saja. Betul satu rupiah? ANI : Betul nyonya. (menerima uang). Terima kasih. PEREMPUAN : Terima kasih kembali. ANI : Mau terus pulang saja nyonya? PEREMPUAN : Betul. Maklum di rumah banyak kerja. (tiba-tiba memandang Ani, terus menghela nafas). Ah, sayang anak saya yang laki-laki sudah meninggal dunia. ANI : Mengapa nyonya? PEREMPUAN : Kalau dia masih hidup, ya kalau dia masih hidup, mau saja memungut

nona sebagai menantu. ANI : Ah! PEREMPUAN : Sudah, ya. Permisi. (berjalan keluar). ANI : Selamat bekerja di rumah, nyonya.(mengantar sampai ke pintu). ADEGAN 4 ANI : (pergi ke belakang sambil bernyanyi-nyanyi). PENGEMIS : (masuk perlahan-lahan dengan kaki pincang, melihat kekiri kekanan, ke rak tempat kue-kue, kemudian menuju rak itu dengan langkah biasa, tangannya membuka tutup toples hendak mengambil kue). ANI : (tampil dari belakang). Hei! Engkau mau mencuri ya! PENGEMIS : (cepat menarik tangan, menundukkan kepala) ANI : Hampir, tiap engkau datang disini, engkau kuberi uang. Tak nyana, kalau sekarang engkau berani berani datang di sini dengan maksud mencuri. PENGEMIS : Ampun, nona, ampun. ANI : Ya, kalau sudah ketahuan, minta ampun. PENGEMIS : Saya tak akan mencuri, kalau saya punya uang. ANI : Bohong! PENGEMIS : Betul, nona, sejak kemarin saya belum makan. ANI : Mau bersumpah, bahwa engkau tak hendak mencuri lagi? PENGEMIS : Demi Allah, saya tak akan mencuri lagi, nona. Asal ANI : Tidak. Aku tidak akan memberi lagi uang padamu. PENGEMIS : (sedih). Ah, nona, kasihanilah saya.. ANI : Tapi, mengapa tadi kau mau mencuri? PENGEMIS : Tidak, nona, saya tidak akan sekali lagi. Kan saya sudah bersumpah. Ya, saya sudah bersumpah. ANI : (mengambil uang dari laci meja). Awas, kalau sekali lagi kamu mencuri! ADEGAN 5 SUDARMA : (masuk menjinjing tas, melihat kepada pengemis). Mengapa kau ada di sini? Ayo keluar!(kepada Ani). Mengapa dia dibiarkan masuk, An? ANI : Hendak saya beri uang. SUDARMA : Tak perlu. Pemalas biar mati kelaparan. Toh dia datang hanya mengotorkan tempat saja. ANI : (melempar uang kepada pengemis). Nih! Lekas pergi. PENGEMIS : Terima kasih nona, moga-moga nona panjang umur. SUDARMA : Ayo pergi. Jangan kau mendongeng pula. Lekas dan jangan datang lagi disini! PENGEMIS : (pergi keluar dengan kaki pincang). SUDARMA : Lain kali orang begitu usir saja, An. Jangan rumah makan kita dikotorinya (dengan suara lain). Tak ada yang menanyakan aku? ANI : Ada, tapi entah dai mana. Karnaenlah yang menerima telponnya tadi. SUDARMA : Anakku sudah biasa lalai. Barusan dia ketemu di jalan, tapi tidak mengatakan apa-apa. (mengangkat telpon). Sembilan delapan tiga. ANI : (mengelap kursi). SUDARMA : (kepada Ani). Meja ini masih kotor, An. ANI : (mengelap meja). SUDARMA : (dengan telpon). Tuan kepala ada?-Baik-baik, (menunggu). Waaah, kalau sudah banyak uangnya lama tidak kedengaran suaranya, ya? -Ini Sudarma, bung. -Ha ha ha, betul! Biasa saja, menghilang sebentar untuk kembali berganti bulu. (tertawa). -Tapi bung, bagaimana dengan benang kanteh yang dijanjikan itu? -Ya, ya, benang kanteh. -Ah, ya! -Bagus, bagus. Lebih cepat, lebih nikmat.-Ya, ya, sebentar ini juga saya datang. Baik, baik. (telpon diletakkan, kepada Ani). Aku hendak pergi ke kantor pertemuan. Kalau ada yang menanyakan, baik perantaraan telpon atau datang, tanyakan keperluannya lalu kau catat, ya An? (melangkah). ANI : Ya.

SUDARMA : Eh, jika nanti Usman datang disini, suruh dia menyusul aku ke kantor pertemuan. Dan engkau jangan bepergian. ANI : Baik. Sudarma : (pergi keluar). ADEGAN 6 ANI : (menyetel radio, membuka majalah melihat-lihat isinya). USMAN : (masuk). Mana tuan Sudarma, An? ANI : (mengendurkan radio). Barusan pergi ke kantor pertemuan, paman. USMAN : Who, katanya dia akan menunggu aku disini. ANI : Ada juga pesannya kepada saya, supaya paman menyusulnyake kantor pertemuan. USMAN : Dia itu, lepas sebentar saja dari mata, sudah sukar dikejar. ANI : Sejak dari mana paman mengejar dia? USMAN : Mulai dari rumahnya kami bejalan bersam-sama. Tapi ditengah jalan, dia meninggalkan. Katanya mau menunggu aku di sini. Begitulah mertuamu, An! ANI : (berdiri). Mertua saya? USMAN : Akan jadi mertuamu maksudku. ANI : Tapi, paman, dari mana datangnya anggapan itu? USMAN : Tidak dari mana-mana, hanya menurut kepantasan saja dan kebiasaan dalam pergaulan hidup. Menurut kepantasan, siapa berani berani mengatakan tidak pantas engkau jadi istri Karnaen. Menurut kebiasaan, engkau dan Karnaen itu sudah bergaul rapat sekali, bukan? ANI : (menutup siaran radio). Tapi, paman USMAN : Ah, pendapat orang tua tak usah kau bantah. Tapi betul tadi tuan Sudarma menyuruh aku menyusul? ANI : Ya. USMAN : Ke kantor pertemuan katamu? ANI : Betul. USMAN : Biar hendak kususul kesana. (berjalan keluar). ADEGAN 7 ANI : (menghela nafas, melangkah menuju pintu keluar seraya meninju-ninjukan kepalan tangan kanan kepada tangan kiri, di pintu, berdiri, melihat keluar; setelah menghela nafas, berjalan lagi menuju meja tulis;duduk di atas kursi, sebentar kemudian sudah berdiri lagi, terus merenung; cepat memandang ke arah telpon, tangannya diulurkan kesana, tapi cepat ditarik lagi, terus merenung menggigit-gigit bibir; lama dulu baru mengulurkan lagi tangan ke arah telpon dan sekali ini terus mengangkatnya). -Minta disambung dengan tiga tiga lima sembilan. (menunggu). Asrama Batalyon Lima disini? Minta bicara dengan tuan kapten Suherman.- sudah pergi? o, tidak, tidak penting. Katakana saja dari Ani, dari rumah makan Sambara.- ya.- terima kasih. (telpon diletakkan). ADEGAN 8 ANI : (merenung bersandar kepada meja tulis) PEMUDA PEGAWAI KANTORAN (masuk berdua) PEMUDA 1 : Selamat pagi! ANI : Selamat pagi. PEMUDA 1 : (kepada kawannya). Kau mau minum apa? PEMUDA 2 : Kita mau minum? Apa tidak akan terlambat ke kantor nanti? PEMUDA 1 : Ah, masih pagi. (duduk di kursi). Susu saja ya? PEMUDA 2 : Terserah. PEMUDA 1 : (kepada Ani). Minta susu dua gelas nona. ANI : (pergi ke belakang). PEMUDA 2 : Kau bilang dia menggembirakan. Mana menggembirakannya? PEMUDA 1 : Aku juga tidak mengerti, mengapa dia sekarang sedingin itu. Kemarin dia lain lagi kelihatannya. PEMUDA 2 : Rupanya harus kita yang memulai. PEMUDA 1 : Tapi sedingin itu aku tak sanggup.

PEMUDA 2 : Dia malu, masih kanak-kanak. PEMUDA 1 : Ah, masa sebesar itu kanak-kanak. ADEGAN 9 ISKANDAR : (masuk, melihat kepada tamu-tamu, lalu duduk di kursi). ANI : (tampil membawa baki diisi dua gelas susu; melihat kepada Iskandar, lantas mempercepat langkah menuju meja yang dihadapi pemuda-pemuda). Kuenya apa, saudara? Tartyes atau lapis legit? PEMUDA 1 : Mana yang lebih enak? ANI : Yang lebih enak tentu yang lebih mahal harganya. PEMUDA 1 : Tapi anehnya saya ini tidak suka kepada yang enak. ANI : Mengapa? PEMUDA 2 : Sebab dia bukan manusia biasa, nona. Keluarbiasaannya ialah, kalau nona sudah satu kali kenal dengan dia, maka dia. PEMUDA 1 : Ya, nanti saya akan menelpon kesini. Asal saya sudah diberi tahu nama nona dan nomor telpon di sini. ANI : Tapi saya hanya mau menerima, bila yang dibicarakan dalam telpon itu sungguhsungguh penting. PEMUDA 2 : Itulah pula keanehan nona! (kepada kawannya). Tinggal kau tanyakan saja apa yang ditafsirkan penting oleh nona itu. ISKANDAR : (pergi keluar). ANI : (memperhatikan Iskandar). PEMUDA 1 : Ya, apa gerangan, nona, yang penting untuk nona itu? ANI : Ah, saya tidak tahu. (mengundurkan diri, pergi ke belakang). PEMUDA 2 : Jinak-jinak merpati! PEMUDA 1 : Dan itulah yang menggembirakan hatiku. PEMUDA 2 : Hendak kau telpon kesini nanti? PEMUDA 1 : Ah, jangan dulu. Jangan tergesa-gesa. PEMUDA 2 : Engkau masih takut. PEMUDA 1 : (minum gembira). ADEGAN 10 SUHERMAN : (masuk). An! PEMUDA-PEMUDA (memandang kepada yang datang). ANI : (tampil). Oh, mas Herman. (gembira mendapatkan). Barusan tadi saya telpon mas ke asrama. SUHERMAN : O, ya? ANI : Saya tak sabar menunggu, mas, padahal susu untukmu sudah lama kusediakan. Saya takut kalau-kalau mas tidak akan datang. SUHERMAN : Kapan aku dusta padamu, bungaku? ANI : Sampai sekarang belum pernah. SUHERMAN : Tapi setelah aku datang disini, tak hendak aku kau beri minum, agar jasmaniku segar menghadapi engkau? ANI : Ah, maaf, mas. Hampir saja lupa karena kesangatan gembira. Tapi karena sudah sejak tadi disediakan, mas tak akan lama menunggu. (pergi kebelakang). PEMUDA 1 : (berisyarat kepada kawannya menyuruh lekas menghabiskan susu). PEMUDA 2 : (minum menghabiskan susu). SUHERMAN : (duduk di kursi). ANI : (tampil membawa baki diisi gelas susu). PEMUDA 1 : (mencegat). Berapa nona? ANI : Oh! Apa yang telah dimakan, saudara? PEMUDA 1 : Hanya minum susu dua gelas. ANI : Satu rupiah. PEMUDA 1 : (memberikan uang). ANI : (menerima uang). Terima kasih.

PEMUDA 1 : Terima kasih kembali (kepada kawannya). Mari! PEMUDA 2 : (berjalan mengiringkan kawannya keluar). ADEGAN 11 ANI : (mendapatkan Suherman). Ini saya sendiri yang bikin, mas, bukan koki. SUHERMAN : (hendak menyalakan api untuk rokok). Bagus! ANI : Bolehkah saya menyalakan api, mas? SUHERMAN : Tentu, saja, bungaku. ANI : (menyalakan api, membakar rokok di bibir Suherman). SUHERMAN : Tak bosan aku memandang wajahmu. ANI : Tapi kapan mas akan menepati janji mengajak saya jalan-jalan? SUHERMAN : (minum dulu). Janji seorang tentara adalah janji yang tidak kosong. Tapi waktunya belum mengijinkan. ANI : Banyak pekerjaan, mas? SUHERMAN : Ya, dan pekerjaan tentara diikat oleh disiplin. ANI : Tapi, mas gembira saja ya? Barangkali karena sudah banyak yang dilihat. (duduk didepan Suherman). Jika mas belum sempat membawa saya jalan-jalan, dapatkah mas sekarang bercerita kepada saya sebagai gantinya jalan-jalan? SUHERMAN : Bercerita? Tapi cerita tentang apa? ANI : Tentang.. ya, misalnya tentang tempat-tempat yang sudah mas datangi, yang menggembirakan mas. Biar saya turut gembira karena mendengarkan. SUHERMAN : Tempat yang menggembirakan? Hm, ya, aku sudah pergi ke utara sampai ke pantai, ke selatan memasuki rimba, ke barat, ke timur, dan mendapat tempat yang paling menggembirakan di.. coba terka! Di mana? ANI : Di mana, mas? SUHERMAN : Di sini, sebab disini ada engkau! ANI : Jika begitu, tidak usah saja pergi dari sini? SUHERMAN : Pergi dari sini bagaimana? ANI : Ah, mas, seringkali saya ingin pergi, sebab seringkali saya merasa kesal. (menundukkan kepala). Bagaimana, mas, supaya saya tidak kesal? SUHERMAN : (memegang dagu Ani, menegakkan mukanya). Sekarang kesal juga berhadapan dengan aku? ANI : Ti.. tidak. SUHERMAN : Tersenyumlah, supaya akupun tidak kesal memandanginya. ANI : (tersenyum). SUHERMAN : Hm, siapa bilangengkau tidak indah? Segar rohaniku menghadapi engkau. ANI : Tapi. Akan sering mas menengok saya? SUHERMAN : Sudah pasti, bungaku! ANI : Dan janji tentara adalah. SUHERMAN : (berdiri) janji yang tidak kosong. ANI : Saya percaya. SUHERMAN : Tapi pula tentara mesti selalu berdisiplin. Sekarang juga aku tak akan lama diam disini. (minum menghabiskan susu). ANI : Nanti datang lagi disini? SUHERMAN : (memberikan uang). Tentu. ANI : Jam berapa? SUHERMAN : Takkan sampai menjelang satu jam. Asal kewajibanku sekarang selesai dilakukan, aku datang lagi dan ada lagi dihadapanmu. ANI : Dan janji tentara adalah. SUHERMN : (memegang dagu Ani). Janji yang tidak kosong. (berjalan, di pintu berdiri memandang Ani). Kutinggalkan dikau bungaku. Segarlah, jangan layu sebelum dipetik! (keluar). ANI : (mengikut sampai pintu). ADEGAN 12 ANI : (menyimpan gelas bekas susu kebelakang, masuk lagi membersihkan meja dan kursi

sambil tidak berhenti-henti menyanyi). RUKAYAH : (masuk). Gembira sekali pagi ini, An! ANI : Apa tidak boleh manusia bergembira lantaran ada harapan? RUKAYAH : Oh, engkau rupanya hendak mengajak aku berfilsafat. Tapi harapan dari mana, An? ANI : Dari orang, Ruk. Dari orang yang mengerti kepada keinginanku. RUKAYAH : O, ya? Siapa gerangan orangnya? ANI : Tak usah kau tahu. RUKAYAH : Oi, agak degil pula engkau ini, ya? ANI : Degil atau tidak degil, tapi aku tak akan mengatakannya. Walaupun begitu, namun keteranganmu sebagai kawanku sangat kubutuhkan. RUKAYAH : Keterangan apa? ANI : Apa artinya, Ruk, bila perempuan ingin menyerahkan segenap raga dan jiwanya kepada laki-laki? RUKAYAH : Oh, engkau sudah sampai kesana? Itu sama saja dengan dua kali dua yaitu empat, perempuan ingin menyerahkan raga dan jiwanya kepada laki-laki, yaitu cinta..! patut mkemerah-merahan. ANI : Betul kemerah-merahan? RUKAYAH : Sangkamu engkau dapat menyembunyikan isi hati? ANI : Ah, kukira kebahagiaanku hanya impian, takkan sampai kelihatan orang lain. RUKAYAH : Siapa laki- lakinya, An? ANI : Tidak akan kusebutkan. Belum waktunya. RUKAYAH : Cantik? Jantan? ANI : Itu bukan soal untukku. Yang membahagiakan aku ialah lantaran dia mengerti kepada keinginanku. RUKAYAH : Aku mengiri juga padamu. Tapi ANI : Tapi apa? RUKAYAH : Ah, tidak. ANI : Katakan, Ruk. Katakan! RUKAYAH : Ingin aku bertanya, apa kehendak menyerahkan raga dan jiwa kepada lakilaki itumenurut perasaan saja, atau juga menurut pikiran. Sebaba menurut pendapatku cinta itu baru benar, jika pikiran turut menghitungnya.tapi ini hanya pendapatku saja. An, pendapat seorang perempuan yang tak mau dipandang lebih rendah oleh laki-laki, oleh umat yang umumnyamemandang hidup dengan pikiran. Kalau aku menghadapi laki-laki dengan perasaan saja, alamat akan celakalah aku sebagai perempuan. ANI : Jadi menurut engkau, laki-laki itu dianggap. RUKAYAH : Musuh tapi kawan! ANI : Aku belum kesana,Ruk RUKAYAH : Tak usah, nanti seperti aku, sukar mendapat tunangan, sehingga sekarang juga.. ya sekarang aku mengiri padamu. Sungguh, aku mengiri. An, aku takut, kalaukalau engkau sejak sekarang takkan lagi jadi kawanku. ANI : Ah, masa, Ruk. Aku sekarang masih juga aku yang kemarin. RUKAYAH : Bohong! Engkau sekarang sudah jadi kepunyaan laki-laki itu. (berjalan). Sudahlah! Nanti kita bersua lagi. ANI : Nanti dulu! Engkau mau kemana? Tergesa-gesa benar. RUKAYAH : Hendak menegok dulu tempat untuk rapat nanti. ANI : Nanti kesini lagi? RUKAYAH : Selama engkau disini, belum dibawa laki-laki itu, tentu aku kesini.(terus berjalan keluar). ADEGAN 13 ANI : (merenung). ISKANDAR : (masuk, berdiri memandang Ani). ANI : (terkejut, tegak memandang Iskandar). O, engkau yang selalu datang disini bukan untuk belanja? ISKANDAR : (duduk di atas meja). Ya, aku datang disini bukan untuk belanja, tapi untuk. Menengok, melihat engkau.

ANI : Untuk menakutkan aku! ISKANDAR : (tersenyum pahit). Terima kasih. ANI : Apa terima kasih? ISKANDAR : Karena aku kau takut. Aku tahu bagimu aku memang bukan seperti laki-laki yang banyak. ANI : Ya, tidak seperti yang banyak, tidak tahu adat kesopanan, duduk bukan ditempatnya duduk. ISKANDAR : (merokok).Aku manusia merdeka. ANI : Tapi disini rumah makan, bukan kebun tempat pelancong berbuat semaunya. ISKANDAR : Pelancongan? Hm, orang boleh berkata sesuka hatinya. Tapi bagiku, lebih baik aku disebut pelancongan daripada seperti engkau diam disini untuk bermain sandiwara, mendagangkan kecantikan, menipu laki-laki, supaya mau belanja kesini. ANI : Berani pula engkau menghina aku! ISKANDAR : Maunya engkau hanya dipuji saja. ANI : Perduli apa untukmu? ISKANDAR : Sangkamu aku seperti mereka, datang disini untuk minum karena ditipu oleh kecantikanmu? ANI : Tutup mulutmu! ISKANDAR : Tidak! Selama bibirku melekat pada badanku, aku berhak berkata kepadamu. ANI : Hak? Hak apa? Memangnya aku ini kerabatmu yang boleh kau hina? Memangnya rumah makan ini rumahmu, tempat engkau berkata dan berbuat semaunya terhadap orang lain? Ya, aku tahu, engkau menaruh dendam kepadaku, sebab kau cinta kepadaku, tapi tak sanggup mengatasi laki-laki lain, lantaran engkau tidak bekerja, kecuali mondar-mandir mengukur jalan. ISKANDAR : (bangkit berdiri). Apa? Aku cinta padamu? Hh, memangnya aku ini buta? Sangkamu aku suka melihat kecantikanmu? Bah! Apa arti wajahmu. ANI : Lekas pergi! Tak sudi aku melihat mukamu. Dasar lancongan. Tak tahu adat. Gampang saja membuka mulut. ISKANDAR : Engkau yang gampang membuka mulut memainkan bibir. Kau sangka bibirmu itu dipandang bagus oleh semua orang? ANI : Pergi! Pergi! ISKANDAR : Tidak! TELPON (berbunyi). ANI : (cepat mengangkat telpon). Ya, disin rumah makan Sambara. Tidak ada tuan, belum datang (telpon diletakkan, terus kepada Iskandar). Ayo pergi! Aku benci melihat kau. ISKANDAR : (diam memandang). ANI : Engkau tak akan pergi? ISKANDAR : Tidak, sebelum aku sendiri yang mau. ANI : Engkau rupanya bukan pelancongan saja, tapi setengah matang. Kau kira siapa yang lebih berkuasa disini, engkau atau aku? ISKANDAR : Hh, mentang-mentang jadi pelayan, hendak mengaku berkuasa. Engkau tidak berkuasa disini, tapi engkau disini dibelenggu, diperbudak. Cis! Katanya saja manusia itu merdeka, tak tahunya kecantikannya sendiri jadi kedok yang membelenggu, menyuruh dia disini mendustai diri sendiri dan menipu orang lain ADEGAN 14 KARNAEN : (masuk). Ada apa, An? Kedengarannya ribut. ANI : Dia orang setengah malang, mas. Datang disini untuk menghina mengejek saja. KARNAEN : Suruhlah dia pergi dari sini. ANI : Sudah, tapi dia tak mau pergi. KARNAEN : (kepada Iskandar). Saya minta dengan sangat, supaya saudara pergi meninggalkan tempat ini. ISKANDAR : Perlu apa saudara turut campur? KARNAEN : Saya orang disini. ISKANDAR : Tapi saya tidak berurusan dengan saudara. Saya berurusan dengan dia. KARNAEN : Dari itu, kalau saudara berurusan dengan dia, berarti saudara berurusan pula

dengan saya, sebab saya pelindung dia. ISKANDAR : Patut! KARNAEN : Apa? ISKANDAR : Patut jadi pelindung dia, sedap muka saudara tak sedap di mata. KARNAEN : Engkau di sini rupanya mencari perselisihan ya? Kalau begitu, atas nama ketertiban rumah makan ini, engkau kuusir, mesti pergi sekarang juga. Jika tidak, nanti kupanggil polisi. ISKANDAR : Panggilah polisi, supaya kian jelas, bahwa orang-orang disini dibelenggu, menggantungkan diri kepada orang lain. KARNAEN : Sekali lagi aku bertanya, mau pergidari sini, tidak? ISKANDAR : Tidak! KARNAEN : (cepat mengangkat telpon). Minta kantor polisi! ya, ini kantor polisi? di sini rumah makan Sambara. saya minta bantuan polisi , supaya lekas mendatangi kamidisini.-ada yang mengganggu ketertiban, datangdisini mencari perselisihan. dia mengejek, menghina kepada kami. boleh jadi dia gila. sudah, tapi dia tak mau pergi. ya, sekarang masih ada di sini. terima kasih! (telpon diletakkan). ISKANDAR : Itukah keberanianmu, keberanian pelindung? KARNAEN : Aku manusia beradab, tahu aturan, bukan karena takut menghadapi engkau. ISKANDAR : Hh, manusia itu pakainnya saja yang bagus, tak tahu ia, bahwa itu hatinya lebih kotor dari kakus. (berjalan hendak keluar). KARNAEN : (menghampiri seraya mengepalkan tangan). Jangan lari pengecut! ISKANDAR : Aku manusia merdeka, tiada seorang juga yang berhak menyuruh dan menahan aku. (terus berjalan). KARNAEN : (menjangkau bahu Iskandar). Diam! ISKANDAR : (cepat memutar badan, meninju Karnaen). KARNAEN : (jatuh terlentang). ISKANDAR : (menjunjung kursi hendak membanting Karnaen). ANI : (menjerit). ISKANDAR : (melepaskan kursi dari pegangan, pergi keluar). ADEGAN 15 ANI : (cepat mendapatkan Karnaen, menolong membangunkan). Sakit, mas? KARNAEN : (bangkit memijit-mijit tangan kiri). Ya. ANI : Oh, apa yang mesti kulakukan? KARNAEN : Tariklah oleh kedua belah tanganmu. (mengulurkan tangan kiri). ANI : (memegang tangan Karnaen dan menariknya). KARNAEN : (menyeringai). Aduh! Sudah, An sudah dulu! ANI : (melepaskan tangan Karnaen). KARNAEN : (memalingkan muka Ani dan memijit-mijit tangan). Dapatkah selamanya engkau mengulurkan tangan kepadaku, mengindahkan suara hatiku, An? ANI : Saya tidak mengerti, mas. KARNAEN : (terkulai). Ya, engkau tak tahu menaruh kasihan kepadaku. (berjalan perlahan-lahan). Hanya jika aku memakai baju tentara, baru engkau mau mengindahkan cintaku. ANI : Ah, mas, saya kian tidak mengerti. KARNAEN : (duduk di kursi, membelakangi Ani). Bukankah orang seperti Suherman yang kau indahkan dankkau anggap laki-laki yang patut kau serahi baktimu? ANI : (tertunduk). Mengapa mas sampai kesana pula?engkau kusayangi, mas, kusayangi sebagai adik terhadap abang. Tak nyana bila Suherman mas anggap sebagai saingan. KARNAEN : (diam merengut memijit-mijit tangan). ANI : (mengulaikan kepala). ADEGAN 16 POLISI : (masuk). Tadi ada telpon dari sini ke kantor polisi. KARNAEN : (bangkit). Benar, saya yang telpon. POLISI : Mana orangnya yang mengadakan keonaran itu? KARNAEN : Sudah pergi setelah meninju saya pula. Tapi kalu dicari, dia belum jauh

larinya. Dia mesti tertangkap, tuan. Mesti, sebab tangan saya sampai sakit begini. POLISI : Sebelum dia meninju tuan, apa yang dilakukannya disini, sampai tuan tadi menelpon kami? KARNAEN : Menghina nona itu. Saya tidak tahu bagaimana menghinanya, Cuma ketika saya datang disini, kedapatan mereka sedang bertengkaran kata. Sebagai orang disini, saya lalu menyuruh orang itu pergi meninggalkan tempat ini. Tapi membatu, sampai terpaksa saya menelpon polisi. POLISI : (kepada Ani). Nona dihina bagaimana oleh orang itu? ANI : Sebenarnya orang itu sudah sering datang disini, tapi tidak selalu datang untuk belanja. Begitu pula tadi, datangnya hanya untuk duduk di atas meja. Ketika saya cela perbuatannya, dia malah terus mencela pekerjaan saya, caranya seperti di rumah sendiri terhadap bujangnya, dengan mengeluarkan kata-kata yang tak patut dikatakan. POLISI : Apa katanya kepada nona? ANI : Bahwa saya disini menjual kecantikan, bahwa saya disini jadi pendusta, penipu. Lagipula ia berkata dengan marah-marah. POLISI : Nona tidak bersikap apa-apa terhadap dia? ANI : Saya usir, tapi dia membatu. POLISI : Tidak ada sangkaan, kalau-kalau orang itu gila? KARNAEN : Boleh jadi dia setengah matang, sebab pakaiannya juga sudah tak keruan, rambutnya kusut, mukanya seram. POLISI : Tidakkah orang itu memakai celana hitam, bajunya putih sudah kotor disebelah punggungnya? KARNAEN : Ya, betul dia. POLISI : Badannya tinggi kurus? KARNAEN : Ya. POLISI : Pelancongan! Tapi dia mudah dicari. ADEGAN 17 SUDARMA : (masuk diiringkan Usman). Who, ada apa? KARNAEN : Pelancongan membikin keonaran disini. SUDARMA : Lantas? KARNAEN : Ya, polisi ini hendak menguruskannya. SUDARMA : Mana orangnya sekarang? Kok, berani benar membikin keonaran di rumah makanku. Apa yang dilakukannya disini? KARNAEN : Dia menghina Ani, meninju saya dan terus lari, karena itu (kepada polisi) akan tuan cari bukan?. Sebab saya tidak merasa puas. POLISI : Kalau betul orang itu sebagaimana yang saya lukiskan tadi, niscaya saya dapat mencarinya. Kami dari pihak polisi sudah tahu dimana dia sering ada. KARNAEN : Saya rasa, betul, tak salah lagi dialah orangnya. POLISI : Baik, tuan, saya akan menjalankan kewajiban. Jika ia sudah diketemukan, nanti tentu dibawa kemari. Dalam satu jam ini, jangan tuan dan nona pergi dulu dari sini, sebab bagaimanapun juga, dalam satu jam ini saya akan datang lagi kesini memberi kabar. ( melangkah hendak keluar). SUDARMA : Nanti dulu! Sebagai yang punya rumah makan , saya memberatkan pengaduan anak saya itu, sebabbagaimanapun juga, orang yang membikin keonaran disini berarti hendak merugikan perusahaan saya, bukan? POLISI : Betul. SUDARMA : Nah, dari itu saya sangat mengharap, supaya dia lekas tertangkap, inign segera kulihat batang hidungnya. POLISI : (terus pergi keluar). SUDARMA : (berjalan menuju meja tulis). Ada-ada saja, rumah makanku mau dijadikan tempat adu tinju. (kepada Karnaen). Tapi tidak engkau yang salah? KARNAEN : Kalau saya yang salah, saya tidak akan berani menelpon polisi. USMAN : Bagaimana sih, asalnya? KARNAEN : Dia orang setengah matang, paman. Mulanya datang disini mendapatkan Ani, waktu saya tidak ada. Ketika saya datang disini, kedapatan Ani dan dia sedang

bertengkaran kata. USMAN : O, begitu? (kepada Ani). Apa yang ditengkarkannya, An? ANI : Dia mnghina saya, mengganggu saya. USMAN : Tapi begitulah selama engkau tidak kawin. Engkau akan selalu diganggu orang, akan selalu merasa tidak aman. Karena itu kunasihatkan, supaya lekas saja kawin. Orang kawin nyata mendekati keselamatan, menjauhi kecelakaan. Tidak sia-sia Tuhan mengadakan aturan mesti kawin kepada umatnya. ANI : Tetapi itu bukan lantaran saya tidak kawin, paman. Orang itu tidak sopan saja , boleh jadi setengah matang. USMAN : Kalau engkau punya suami, kan tidak akan ada lagi laki-laki yang mau mengganggu engkau. SUDARMA : (menghitung uang di atas meja tulis). Tapi kalau dia sudah kawin, berarti akan meninggalkan pekerjaan disini. Itu tak hendak kuijinkan. USMAN : Apa alangannya setelah kawin dia tetap bekerja disini? Dengan begitu malah memberi kesucian kepada rumah makan ini, sebab nanti tidak akan ada lagi laki-laki yang datang disini dengan maksud hanya main-main dengan Ani. Betul tidak, An? ANI : Betul juga, paman. USMAN : Nah, kawinlah! Jangan jauh mencari suami, kawinlah dengan Karnaen. KARNAEN : Tidak, paman. Dia sudah ada mempunyai pemuda yang diidam-idamkannya. USMAN : Lho, siapa? KARNAEN : Suherman, kapten tentara. USMAN : Ah, kukira dia akan kawin dengan kamu. SUDARMA : Mentang-mentang engkau kyai, engkau dimana-mana terus saja menganjurkan kawin kepada orang yang belum kawin. Seperti engkau saja yang nanti hendak membelanjai ongkos rumah tangga suami isteri itu. USMAN : Aku bicara atas nama pagar keselamatan. SUDARMA : Nanti dulu, jangan membicarakan kawin. Kawin perkara gampang, asal si laki-laki sudah ada uang, tinggal jadi (kepada Ani). Tapi, An, tadi tidak ada telpon untukku? ANI : Ada. SUDARMA : Dari siapa? ANI : Saya lupa menanyakan dari siapa-siapanya. SUDARMA : Kok lupa! Kan tadi aku berat berpesan supaya yang menanyakan aku, mesti kau catat dan ditanya apa keperluannya. Jika begitu, sia-sia saja aku menggaji orang disini. ANI : (menundukkan kepala). SUDARMA : Itu berarti melalukan keuntungan. Sebab orang yang menelpon itu sudah pasti berurusan dagang. ANI : Saya tadi sedang kacau ingatan+. SUDARMA : Ah, kacau ingatan! Hanya yang sakit rohani, kacau ingatan. USMAN : Memang sudah biasa, kacau ingatan itu jadi penyakit orang yang belum kawin. ANI : (menyapu-nyapu mata). USMAN : Mengapa engkau menangis, An? (menghampiri). ANI : Saya saya ingat kepada nasib, paman. USMAN : Tapi mengapa mendadak sekali? ANI : Saya ini sendiri di dunia, tak ibu, tak bapa. (sedih). Dan orang yang saya anggap tempat menumpangkan diri, ternyata tidak sayang. (mengisak). USMAN : (menyapu-nyapu rambut Ani). Sabar, nak, sabar. Orang sabar dikasihani Tuhan. KARNAEN : (pergi kearah pintu keluar). SUDARMA : (tercengang memandang Ani). ADEGAN 18 SUHERMAN : (masuk heran memandang). KARNAEN : (melihat kepada Ani, melihat kepada Suherman). Dia menunggu saudara, kapten Suherman. SUHERMAN : Menuggu saya bagaimana? Ada apa sih yang terjadi di sini? Ada apa yang terjadi, An?

ANI : (menyapu mata). Tidak tidak ada apa-apa. SUHERMAN : Saya tidak mengerti. (kepada Karnaen). Apa maksud saudara dengan dia menunggu saya itu? KARNAEN : Bukankah saudara cinta kepadanya? SUHERMAN : Tapi apa salahnya saya mencintai dia? KARNAEN : Cinta saudara tentu tidak hanya cinta saja. SUHERMAN : Ya, lantas? KARNAEN : (memandang kepada Usman). USMAN : Begini, anak muda. Menurut kebiasaan, cinta itu adalah bunga dari perkawinan. Jadi ANI : (menyembunyikan muka dibelakang kedua belah tangan). Sudah! Sudah! Jangan aku terus diombang-ambingkan. (mengisak). SUHERMAN : Rupanya saya datang disini sangat tidak kebetulan. Lebih tidak kebetulan lagi, karena baru sekali ini saya mendengar orang hendak turut campur dengan cinta saya. Dalam cita-cita saya, saya datang disini akan menemui kebahagiaan, tapi tenyata malah disambut dengan hendak didikte, bahkan rupanya hendak disuruh kawin. Saya bantah perkataan yang menyatakan, bahwa cinta itu bunga dari perkawinan, saya tentang anggapan saudara-saudara yang memandang saya rendah, menyamakan saya kepada anak kecil yang dimestikan menelan segala yang disuapkan kedalam mulutnya. USMAN : Ah, kamipun tidak memandang rendah kepada tuan. SUHERMAN : Orang menyuruh saya kawin itu tidak memandang rendah, tidak menganggap saya ini orang tolol yang tidak tahu arti cinta kepada perempuan? Tidak, saya tidak merasa senang dengan perkataan saudara. Saya malah merasa dihina. USMAN : Saya juga tidak hendak menyuruh kawin. SUHERMAN : Habis? Sangka saudara, saya mencintai perempuan itu untuk kawin? USMAN : Maksud kami tidak begitu, tapi ANI : Sudah! Sudah! Saya tahu bahwa orang hanya suka kepada senyumanku, tidak suka kepada air mataku. (menangis pergi ke belakang). SUHERMAN : Betul-betul datang saya disini sial! (melangkah). SUDARMA : Nanti dulu, tuan. Duduk-duduklah dulu. Minum kopi susu atau susu coklat? Nanti Ani melayani tuan. SUHERMAN : Tidak, saya tak mau minum apa-apa dan tak akan datang lagi di sini. Selamat tinggal! (terus berjalan keluar). SUDARMA : (kepada Usman). Engkau juga yang mengacaukan. Engkau menghendaki keselamatan, tapi sikapmu mengacaukan, merugikan rumah makanku. (mengeluarkan surat-surat dari dalam tas, duduk menghadap meja tulis). Rumah makanku mau dijadikan tempat tukang gado-gado. Seperti tiada lagi soal yang lebih penting dari perkara kawin! (menyusun surat-surat). Hh, kawin! Kawin! USMAN : (mengambil botol limun dari lemari, menuangkan isinya kedalam gelas, lalu duduk, minum). ADEGAN 19 POLISI : (masuk mengiringkan Iskandar). KARNAEN : (berdiri menyambut). POLISI : (kepada Karnaen). Betul ini, orang yang tuan maksudkan itu? KARNAEN : Ya, betul. POLISI : Tapi, mana nona yang tadi? KARNAEN : Ada di dalam (kepada Usman). Coba panggil dia, paman. USMAN : An! Ini polisi datang! Kesini kau sebentar. ANI : (tampil dengan perangai kusut). POLISI : (kepada Ani). Inikah orang yang tadi menghina nona itu? ANI : (hampir tak kedengaran). Ya. POLISI : (kepada Iskandar). Tadi engkau sudah datang di sini dan mengadakan keonaran di sini. Engkau sudah menghina nona itu dan meninju tuan ini. Betul tidak? ISKANDAR : Saya meninju dia, sebab dia hendak menahan saya di sini. POLISI : Menahan bagaimana? ISKANDAR : Saya mau pergi dari sini, tapi mengapa dia memegang bahu saya?

KARNAEN : Sebab dia hendak lari meninggalkan dosa, mencela mengejek perbuatan saya menelpon polisi. Dikatakannya bahwa hati saya lebih kotor daripada kakus. POLISI : (kepada Iskandar). Betul engkau pernah berkata begitu? ISKANDAR : Ya, sebab saya merasa sebal, mengapa setelah dia turut campur dengan urusan saya dan perempuan itu, lalu membawa-bawa polisi pula. KARNAEN : Tapi saya menelpon polisi, setelah dia takmau diusir, setelah saya peringatkan pula, bahwa bila dia tidak mau pergi, saya akan minta bantuan polisi. Saya menelpon polisi sebagai orang yang tak mau berselisih, sekalipun dia sudah seakan-akan menantang berkelahi dengan mengejek menyebut tak sedap melihat muka saya. ISKANDAR : (tajam menatap mata polisi). Saya akan ditahan? POLISI : Ya. ISKANDAR : (dalam mulut). Akibat perempuan pendusta, penipu. POLISI : Jangan ngomel lagi. Ayo, kita pergi! ANI : (bangkit dari duduk). Nanti dulu! POLISI : Ada apa lagi, nona? ANI : Mengapa dia disalahkan? POLISI : Who, kan kata nona tadi dia menghina nona. Itulah salah satu dari kesalahannya. ANI : Tidak! (maju ke depan). Dia tidak salah. Sayalah yang salah. Kalau harus ditahan, sayalah yang mesti ditahan. Jangan dia, sebab dia tidak bersalah. POLISI : Salah bagaimana? ANI : Saya tadi tidak terus terang, bahwa saya sesungguhnya.. sesungguhnya dia tidak menghina saya. Sebaliknya, saya yang menghina dia. POLISI : (memandang orang lain). Jadi. Jadi perkataan nona tadi, bahwa dia menghina nona itu tidak benar? ANI : Ya. POLISI : Tidak benar dia sudah melahirkan ejekan, menyebut penipu dan sebagainya kepada nona? ANI : Betul dia berkata begitu, tapi tadi saya dungu, tidak mau terus terang, bahwa sebenarnya sebenarnya apa yang dikatakannya itu mengandung kebenaran, bahwa sebenarnya saya sudah dusta kepada diri sendiri dan kepada orang lain. POLISI : Jadi nona sekarang merasa puas, sehingga urusan ini tidak perlu dilanjutkan? ANI : Ya. KARNAEN : Tapi saya belum puas dan minta supaya perkara ini dilanjutkan. ANI : Boleh dilanjutkan juga, dan saya sedia masuk bui. POLISI : (kepada Karnaen). Soal ini jadi soal remeh yang tidak perlu dibawa keatas, tuan. Asal antara tuan dan dia tidak ada lagi perasaan apa-apa (kepada Iskandar). Engkau masih dendam kepada tuan ini? ISKANDAR : Buat apa dendam kepadanya, terikat oleh lolongan anjing di tepi jalan hidupku? POLISI : Maksudku, mau engkau dantuan ini maaf-memaafkan? ISKANDAR : Sejak saya meninggalkan dia tadi, dia sudah kumaafkan. POLISI : (kepada Karnaen). Dia sudah mengatakan begitu, tuan. Tinggal pihak tuan. KARNAEN : (melihat kepada orang lain). POLISI : Tuan mau memaafkan dia atau tidak? KARNAEN : (perlahan-lahan). Ya, saya maafkan. RUKAYAH : (masuk, heran memandang). POLISI : Perkara ini sudah beres, (kepada Iskandar). Engkau boleh pergi, tapi perhatian polisi kepadamu lebih daripada waktu yang lalu, terutama sebelum engkau mengubah laku sebagai pemalas, engkau akan terus diperhatikan polisi. SUDARMA : Awas! Sejak sekarang, engkau tak boleh datang lagi disini. Sekali lagi engkau berani melancong kesini mendekati nona itu, akan kau tahu rasanya nanti. ISKANDAR : (melangkah hendak keluar). ANI : Nanti dulu! ISKANDAR : (berhenti berjalan memandang Ani). ANI : Tunggu dulu! (pergi ke belakang). KARNAEN : (berdiri memandang Ani). POLISI : Dia mau apa lagi?

SUDARMA : (tercengang). Entahlah! RUKAYAH : (menghampiri Usman). Ada kejadian apa, paman? USMAN : Walahualam. Kita lihat saja. ADEGAN 20 ANI : (tampil membawa koper). USMAN : Mau kemana, An? ANI : Saya mau keluar dari sini. SUDARMA : Nanti dulu! Nanti dulu! Jangan tergesa-gesa begitu, An. Siapa yang menyuruh engkau keluar dari sini? Aku sayang kepadamu dan berjanji akan menaikkan gajimu, asal jangan pergi dari sini. ANI : Tidak! Saya tak hendak diikat lagi. Saya mau hidup merdeka. SUDARMA : Ah, merdeka, merdeka bagaimana? Nanti engkau sukar mencari lagi pekerjaan, mencari kesenangan seperti di sini. ANI : Saya tidak senang di sini, karena itu saya mau pergi. Saya harus jauhi segala kepalsuan dalam rumah makan ini, dan akan pergi bersama orang jujur. SUDARMA : Orang jujur? Siapa? ANI : (menunjuk Iskandar). Dialah yang jujur. ISKANDAR : (tegak memandang Ani). SUDARMA : Dia jujur katamu? Dia pelancongan, An! Jangan matamu melek, tapi tidak melihat. ANI : Mata saya melek dan melihat, bahwa kebenaran ada padanya. Dia betul tidak bekerja, tapi (kepada Iskandar). Jika engkau sudah tidak merasa sendiri lagi di dunia, akan mau engkau bekerja? ISKANDAR : Ya, tentu. ANI : Mau engkau hidup bersama aku? ISKANDAR : Mengapa tidak? ANI : (kepada Sudarma). Gaji saya yang belum dibayar, saya minta supaya dihadiahkan kepada fakir miskin. (kepada Karnaen). Mas, saya doakan, mudah-mudahan mas segera mendapatkan istri yang cakap mengurus rumah tangga. (pada Rukayah). Ruk, aku akan pergi! RUKAYAH : (memegang tangan Ani). Tak salah kiranya kataku tadi, An. ANI : Bukan, Ruk, aku yang sekarang bukan lagi aku yang tadi kau sindir. Aku akan berhenti main sandiwara dan akan pergi bersama musuh-tapi-kawanku, mengawani dia sebagai perempuan yang akan berjuang berdampingan. RUKAYAH : Engkau berkata lain dari tadi. Jika tadi aku mengatakan iri padamu untuk menyindir belaka, sekarang aku mengiri padamu dengan sesungguh-sungguhnya. ANI : Tapi, Ruk, apa yang mesti kau irikan, kalau aku sekarang masih juga aku yang tadi? Marilah kita pergi bersama.(melangkah). ISKANDAR : Kopermu, tidak berat? ANI : Mau kau bawa? ISKANDAR : Ya, sebagai laki-laki. ANI : (menyerahkan koper). POLISI : Nah, jika begitu engkau tidak malas, tidak lagi dicurigai polisi. USMAN : Nanti dulu! Kamu berdua akan kawin? ANI : Bisa jadi, paman. USMAN : Jika demikian, kusampaikan doa, moga-moga kamu berdua dilindungi dan dikaruniai Tuhan selalu. ANI : Mari, Ruk, kita pergi! (berjalan keluar disampingi Rukayah, diiringkan Iskandar). ADEGAN 21 POLISI : (menepuk dahi). Bingung juga kepalaku memikirkan mereka! (pergi keluar). SUDARMA : (kepada Usman). Engkau juga yang jadi gara-gara semuanya ini. Engkau dengan anjuranmu : kawin! Kawin! USMAN : Tapi aku menganjurkan kawin, tadinya aku mau menolong anakmu. SUDARMA : Bah! Menolong apa? USMAN : Anakmu sudah lama ada cita-cita mau memperistrikan Ani. Dia minta tolong

kepadaku supaya Ani mau kawin dengan dia. SUDARMA : (kepada Karnaen). Betul, Karnaen? KARNAEN : Ya, saya yang sial

Contoh Teks Dialog Drama : PETUALANGAN KELUARGA OL ! (Part 2)"

Lanjutan PETUALANGAN KELUARGA OL PART 1 ... Cek Ki Dot haha..


Rizal : Jangan kita sepedaan aja! Fendol : Jangan ribut! Kiat keliling villa dulu baru sepedaan, adilkan! Setelah anak-anak sarapan, mereka segera mengganti baju mereka dengan baju hangat dan segera berjalan-jalan. Fendol : Wah, seneng ya. Setelah capek mikir di sekolah, akhirnya kita liburan juga! Tiwol : Iya, ya aku juga seneng. Iya kan, Dit? Ditol : Pastinya! Rizal : Aku juga! Tetapi, semua itu tidak selalu menyenangkan. Si empat bersaudara sebentar lagi pastikan mengalami petualangan yang sangat menegangkan. Panjol : Gimana udah? Sandal : Ya, udah donk!!! Panjol : Oke kita buntutui mereka! Tapi jangan sampai ketahuan dan jangan terlalu dekat! Sandal : Ok bos! Saat empat bersaudara sedang jalan-jalan di kebun teh. Tiba-tiba Fendol ingin pipis. Fendol : Aduh! Payah aku kepingin pipis nih, Zal? Rizal : Aduh be parah! Ya udah kita cari sungai. Fendol : Oke deh, tapi aku tunggu ya! Rizal : Lh, masa aku suruh nungggu kamu! Fendol : Yang penting kamu gak liat aku! Rizal : Ya, deh! Saat Fendol kecing, inilah saatnya bagi Panjol dan Sandal menangkap Fendol. Panjol : Saat yang bagus, Ndal! Sandal : Ya, kita sergap dia dan kita bawa lari. Panjol : Tapi, kamu ya! Aku kan cewek, jadi malu donk liat cowok pipis. Sandal : Malu apa mau,ha? (menggoda) Panjol : Udah deh! Lakukan tugasmu dan langsung ke sini, dan inget jangan sampe ketahuan. Sandal : Ok! Saat Fendol sedang asyiknya pipis, dia kaget setengah mati. Saat itu dia disergap oleh seorang penculik, dan Fendol ingin berontak tapi tidak bisa. Karena dia dibekap oleh penculik tersebut. Tetapi Rizal juga tidak menyadari bahwa Fendol hilang dari sungai itu. Rizal : Dah belom to, Fend. Dah ngoyot nih nunggu kamu lama banget (saat ditunggu kok gak ada jawaban, Rizal balik badan, kaget) Fendol kok gak ada? Waduh mana sih dia, Ndol, Fendol! Selagi Rizal mencari Fendol dua penculik itu sudah mendekap Fendol. Dan Fendol sudah tidak bisa berkutik lagi. Panjol : Diam kau, atau kalau kamu tidak bisa diam. Kusumpal nanti mulutmu. Fendol : Lepaskan, kamu siapa? Ha! Sandal : Diam, kamu anak ingusan! Fendol : Aku bukan anak ingusan tau! Panjol : Sudah! Heh kamu, Dimana sertifikat villa itu disimpan? Hah! Fendol : Mau ka apakan itu? Sandal : Ya, dijual lah! Panjol : Sudah kamu diem aja disitu! (menunjuk pojok) Rizal mencari teman-temannya untuk memberitahukan kalu Fendol menghilang.

Rizal : Hei, teman-teman. (ngos-ngosan) Ditol : Heh, lama banget sih kamu! Dimana aja sih? Tiwol : Iya nih Rizal. Lho Fendol mana? Rizal : Iya itu, aku mau bilang kalau Fendol menghilang! Tiwol dan Ditol : Apa menghilang! (kaget) Tiwol Ditol Rizal : Kamu bercanda kan, Zal? : Iya, nih. Rizal ada-ada aja. : Ya ampun betulan! Tadi pas aku nagnter Fendol ke sungai, ia kebelet pipis dan pengen pipis. Terus waktu aku liat kebelakang, Fendol dah gak ada! Terus aku kesini deh. Tiwol : Terus, gak kamu cari dimana Fendol? Rizal : Ya gak lah, aku kan panik. Terus aku kesini. Ditol : Dasar tolol! Kenapa gak kamu cari dulu, baru kemari! Selagi teman-teman Fendol ribut, Fendol sudah disekap disuatu rumah. Rumah itu berada tidak jauh dari Villa Owl Hill. Panjol : Nah, kamu disini aja ya anak ingusan! Sandal : Jangan coba-coba kabur ya! Awas kamu! Fendol : (diem aja, sambil melotot) Sandal : He, apa kamu liat-liat! Panjol : Sudah, jangan ribut terus! Di satu sisi Rizal, Ditol, dan Tiwol mencari Fendol. Rizal : Ayo, kita cari petunjuk tentang keberadaan Fendol. Ditol : Lebih baik kita berpencar, tapi jangan jauh-jauh! Nanti ketemu disini lagi ya. Tiwol : Eapz! Ku cari sebelah sini, Ditol kamu cari sebelah sana, dan Rizal kamu sebelah situ! Ditol dan Rizal : Sipp, bos!!! Tiwol bersama anjingnya berjalan menyusuri jalan dengan seksama! Tiba-tiba! Tiwol : Binggo, ada apa? Kamu nemuin apa? Binggo mengendus sesuatu di semak-semak. Dan Tiwol segera mendekat i benda tersebut. Tiwol : (mengambil satu buah sepatu) inikan sepatunya, Fendol. Yupa, tidak salah lagi. Pasti melewati jalan ini. Tiwol dan Binggo melanjutkan perjalanan menyelusuri jalan, hingga sampailah ke sebuah rumah tua. Tiwol dan Binggo segera menghampiri rumah itu sambil menyelinap. Tiwol : Binggo, aku akan menyelamatkan Fendol. Tolong kamu beritau ke Ditol sama Rizal. Cepat lari! Binggo segera meninggalkan Tiwol. Tapi sayangnya saat Tiwol membalikkan badan dihadapannya sudah nampak satu orang. Panjol : Mau ngapain kamu disini? Siapa kamu? Tiwol : Aku temennya Fendol. Panjol : Jadi kamu kesini mau nyelametin Fendol ya? Tidak akan kubiarkan! Sandal cepat bawa anak ini kedalam! Fendol : Tiw, kok kamu bisa ada disini? Tiwol : Ceritanya panjang! Ayo cepet, kita harus nglepasin tali ini. Sementara itu, saat Ditol sedang berjalan. Dia terpeleset ke jurang yang tidak terlalu tinggi, untung saja dia masih bisa berpegangan dengan akar-akar. Saat itu juga, Binggo melihat kejadian itu. Ditol : Tolong!!! Help me, please! Siapa aja tolonglah diriku ini! Tolong!!! Binggo hanya bisa menggonggong berharap ada sesorang yang mendengar. Tiba-tiba Rizal mendengar teriakan seseorang minta tolong dan gonggongan anjing yang tak jauh dari situ. Rizal : Bukannya itu suaranyaDitol, dangonggongan itu si Binggo. Jangan-jangan mereka dalam bahaya. Aku harus segera kesana. Trikitikkitik... (mengI kuti gaya Ceking) Akhirnya Rizal menemukan Binggo. Akhirnya Rizal menemukan Binggo. Rizal : Binggo, ada apa? Mana Tiwol sama Ditol?

LATAR BELAKANG BERDIRINYA MASYARAKAT SEPAKBOLA INDONESIA (MSBI) Suatu langkah besar dan berani telah dilakukan oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) pada awal tahun 2009 ini, yaitu dengan mengirimkan proposal kepada FIFA, bahwa Indonesia akan turut serta menjadi salah satu negara peserta bidding untuk penyelenggaraan FIFA WORLD CUP 2022. PSSI dalam mengambil langkah ini tentunya sudah atas pertimbangan yang cukup matang, dengan kata lain hal-hal pokok yang disyaratkan oleh FIFA tentunya dari pandangan PSSI hal tersebut sudah terpenuhi. Hal ini berkaitan erat dengan hasil bidding nanti yang tentunya kita ingin Indonesia ditunjuk oleh FIFA sebagai pemenangnya. Terdorong oleh terobosan besar yang telah dilakukan oleh PSSI tersebut, maka kami dari bagian masyarakat Indonesia yang menggemari olahraga sepakbola melihat bahwa rencana ini merupakan suatu langkah besar yang dapat mengangkat citra dan sekaligus sebagai bagian dari solusi akan masalah sosial,ekonomi dan politik bangsa ini. Untuk itu kami merasa terpanggil untuk turut serta berperan aktif dalam upaya mensosialisasikan dan mengkampanyekan rencana Indonesia tersebut kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia khususnya dan dunia internasional pada umumnya. Oleh karena itu maka kami pada tanggal 14 Maret 2009, di Jakarta mendeklarasikan berdirinya suatu wadah komunitas sepakbola yang kami beri nama MASYARAKAT SEPAKBOLA INDONESIA (MSBI), dengan wadah inilah nantinya kami akan gunakan untuk melakukan aktifitas dalam upaya turut serta mendukung rencana Indonesia menjadi tuan rumah FIFA WORLD CUP 2022. Dari sejak dideklarasikannya dan hingga saat ini MSBI telah melakukan beberapa aktifitas awal dalam rangka sosialisasi MBSI itu sendiri yang selalu dikaitkan dengan FIFA WORLD CUP 2022, aktifitas-aktifitas tersebut antara lain: 1. Mensosialisasikan slogan FIFA tentang sepakbola untuk satu bumi, dengan aktifitas penanaman pohon keras untuk penyelamatan bumi. 2. Melakukan sosialisasi Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia 2022 di beberapa kampus nasional. 3. Melakukan kunjungan kepada perhimpunan pelajar Indonesia di Malaysia untuk sosialisasi rencana besar tersebut dan sebagai embrio untuk link dengan perhimpunan pelajar Indonesia di seluruh dunia. 4. Melakukan peninjauan langsung ke Afrika Selatan untuk studi banding pada turnamen Piala Konfederasi FIFA 2009 beberapa waktu lalu, sekaligus mengkampanyekan Indonesia sebagai calon tuan rumah Piala Dunia tahun 2022.

Misi Masyarakat Sepakbola Indonesia. Untuk lebih mensosialisasikan dan memaksimalkan peran dari MSBI untuk mendukung langkah yang diambil oleh PSSI ini, maka pada tanggal 22 Juli 2009, bertempat di Kantor PSSI Senayan Jakarta, kami telah menggelar jumpa pers untuk menjelaskan kepada masyarakat Indonesia tentang posisi kami dan cita-cita kami sebagai wadah komunitas sepakbola yang independen dan diakui yang mempunyai rencana dan agenda kegiatan yang jelas dan kongkrit dalam upaya mensosialisasikan dan mengkampanyekan Indonesia

sebagai calon tuan rumah Piala Dunia 2022, yang tentunya disinergiskan dengan agenda PSSI yang secara tehnis menjalani prosedural pencalonan tersebut. Dengan tenggang waktu yang tidak terlalu lama, sekitar 11 bulan lagi sebelum FIFA mengumumkan penyelenggara FIFA WORLD CUP 2022. Maka banyak agenda yang harus kami kerjakan untuk menjadi bagian yang positif dan bernilai sebagai bahan pertimbangan FIFA menunjuk Indonesia sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022 nantinya. Agenda-agenda MSBI yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Pemasangan 1000 (seribu) spanduk di daerah-daerah wilayah Indonesia dalam rangka sosialisasi pencalonan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022. 2. Menyelenggarakan Turnamen Sepakbola Piala Dunia Mini, yang pesertanya adalah Kantor Kedutaan Besar Asing di Jakarta, dengan tujuan untuk sosialisasi dan meminta dukungan Indonesia sebagai Tuan rumah Piala Dunia sekaligus kampanye bahwa Indonesia sebagai negara yang aman. 3. Melakukan kunjungan ke beberapa negara yang memiliki tradisi sepakbola untuk meminta dukungan terhadap Indonesia, seperti Brasil, Jerman dan sebagainya. 4. Melakukan kunjungan ke 10 Kota di Indonesia yang akan ditunjuk PSSI sebagai calon penyelenggara pertandingan-pertandingan sepakbola piala dunia 2022, sekaligus sosialisasi kepada masyarakat daerah tersebut. 5. Mensosialisasikan serta meminta dukungan Perhimpunan Pelajar Indonesia di seluruh Dunia dan meminta peran aktif mereka mengkampayekan Indonesia sebagai calon tuan rumah Piala Dunia 2022 di negara domisili merekamasing-masing. 6. Melakukan research untuk mengetahui dampak sosial-ekonomi bahkan politik yang timbul dengan penyelenggaraan piala dunia 2022 di Indonesia. 7. Melaporkan seluruh hasil agenda sosialisasi yang MSBI lakukan kepada FIFA bahwa rakyat Indonesia menginginkan FIFA WORLD CUP 2022 diselenggarakan di Indonesia, tentunya dengan dukungan pemerintah dan negara-negara lain yang mendukung event tersebut berlangsung di Indonesia. Selain dari agenda di atas, MSBI juga telah mengirimkan surat untuk meminta audiensi dan melaporkan rencana kerja tersebut kepada :

Kementrian Luar Negeri RI Komisi X DPR RI Presiden Republik Indonesia

Demikianlah latar belakang serta misi dan visi dari MSBI, yang semuanya berdasarkan pada keiginan kami dan juga keinginan seluruh rakyat Indonesia untuk memperjuangkan tekad Indonesia untuk merebut tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Indonesia.

Sepak bola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti ilmiah yang bisa didapat adalah adanya permainan semacam sepak bola di negeri Cina. Kala itu, dinasti Han melatih tentara menggunakan tsu-chu untuk latihan fisiknya, yaitu latihan menendang bola kulit memasukkan ke dalam jaring kecil yang diikatkan pada batangbatang bambu panjang. Pemain membidikkan bola ke dalam jaring kecil menggunakan kaki, dada, punggung, serta bahu sambil berusaha menahan serangan dari lawan. Di Jepang dikenal pula permainan semacam tsu-chu sekitar 500 600 tahun kemudian yang bernama Kemari, meskipun tidak kompetitif seperti di Cina. Yunani dengan episkyros, Romawi (Italia) dengan haspartum, dan Perancis dengan choule bisa memperpanjang daftar yang membuktikan sepakbola adalah olah raga yang berusia sangat tua. Ada dugaan bahwa orang-orang Romawi membawa permainan itu ke Inggris. Tapi masih disangsikan apakah haspartum merupakan pendahulu sepak bola yang sekarang dikenal ini, sebab penduduk Celtic di Cronwall juga sudah mengenal permainan yang serupa yang disebut hurling. Waktu itu jelas belum ada peraturan yang baku. Orang boleh bermain tanpa jumlah yang pasti dan bukan hanya kaki, tetapi tanganpun boleh ikut memainkan bola. Bahkan boleh menendang tulang kering serta membawa lari bola. Banyak teori tentang siapa yang mula-mula melaksanakan permainan sepak bola ini, tetapi yang pasti, Inggrislah yang mulai menyempurnakan sehingga perkembangannya halus seperti sekarang ini. Prakarsanya di mulai pada tahun 1863, tepatnya pada tanggal 26 Oktober, ketika sebelas perkumpulan di London mengadakan pertemuan untuk menjernihkan kekacauan dengan membuat serangkaian peraturan fundamental untuk mengatur pertandingan-pertandingan selanjutnya. Pertemuan ini berhasil membentuk Football Association (FA) yang pertama walaupun berbuntut keluarnya kelompok Rugby dalam rapat karena menolak peraturan yang melarang penginjakan, penendangan tulang kering dan melarikan/membawa bola. Akhirnya pada tanggal 8 Desember 1863, Rugby resmi mengurdurkan diri dan keduanya berjalan sendiri-sendiri. Setelah 6 tahun Football Association berjalan, permainan sepak bola semakin mendekati kesempurnaan, terutama setelah adanya keputusan yang melarang setiap pemegangan bola (bukan hanya melarikan). Di tahun kedelapannya (baca: FA), selain anggota yang bertambah menjadi 50 perkumpulan, kompetisi sepak bola yang pertama juga mulai digelar di bawah naungannya. Pertumbuhan sepak bola melaju begitu pesat di seantero jagat bahkan pada tahun 1879 sudah dikenal langkah-langkah sepakbola profesional di Darwin, yaitu dua pemainnya: John Love dan Fergus Suter, dilaporkan sebagai orang-orang pertama yang menerima bayaran dari bakatnya bermain sepakbola. Setelah Football Association, segera menyusul di Nederland, the Scottisch FA (1873), The TA of Wales (1875), dan The Irish FA di Belfast, Selandia Baru (1891), Argentina (1893), Chili (1895), Swiss dan Belgia (1895) Italia (1898), Jerman dan Uruguay (1900), Hongaria (1901), dan Finlandia pada tahun 1907. Pada tahun 1907, berdirilah Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) di Paris, Perancis atas prakarsa 7 negara, yaitu Perancis, Denmark, Belanda, Spanyol, Swedia dan Swiss. Dari tujuh anggota berkembang menjadi 36 pada tahun 1925, dan setelah diselingi Perang Dunia II, FIFA sudah diikuti oleh 73 anggota pada perebutan Piala Dunia II. Saat ini FIFA mempunyai anggota sebanyak 146.300.000 klub, 200.000 di antaranya berada di Eropa dengan sekitar 680.000 tim dan 22 juta pemain yang aktif. Karena peminat olahraga ini sangat banyak (bahkan terbanyak di seluruh dunia), maka pengembangan olahraga ini dilakukan sangat pesat agar bisa menjadi olahraga yang sempurna, tidak ada kecurangan dan frekuensi cedera pemain kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Karena ada yang bilang bahwa sepak bola adalah olahraga teraman ke-5.

latar belakang sepak bola

Dribbling Sebagai Salah Satu Teknik Dasar Sepakbola


PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Sepakbola adalah permainan yang sangat populer, karena permainan sepakbola sering dilakukan oleh anak-anak, orang dewasa maupun orang tua. Saat ini perkembangan permainan sepakbola sangat pesat sekali, hal ini ditandai dengan banyaknya sekolah-sekolah sepakbola (SSB) yang didirikan. Tujuan dari permainan sepakbola adalah masing-masing regu atau kesebelasan yaitu berusaha menguasai bola, memasukan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang memerlukan dasar kerjasama antar sesama anggota regu, sebagai salah satu ciri khas dari permainan sepakbola. Untuk bisa bermainan sepakbola dengan baik dan benar para pemain menguasai teknikteknik dasar sepakbola. Untuk bermain bola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik, pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain sepakbola dengan baik pula. Teknik-teknik dasar dalam permainan sepakbola ada beberapa macam, seperti stop ball (menghentikan bola), shooting (menendang bola ke gawang), passing (mengumpan), heading (menyundul bola), dan dribbling (menggiring bola). Khusus dalam teknik dribbling (menggiring bola) pemain harus menguasai teknik tersebut dengan baik, karena teknik dribbling sangat berpengaruh terhadap permainan para pemain sepakbola. Teknik dribbling (menggiring bola) terbagi menjadi tiga macam : 1. Teknik dribbling dengan kura-kura bagian dalam. 2. Teknik dribbling dengan kura-kura penuh (punggung kaki). 3. Teknik dribbling dengan kura-kura bagian luar. Disamping itu, kecepatan dalam dribbling (menggiring bola) sangat dibutuhkan untuk menunjang penguasaan teknik tersebut. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berurut-urut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. B. Rumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini penulis rumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana sejarah permainan sepakbola ? 2. Apa saja teknik dasar permainan sepakbola ? 3. Apa yang dimaksud dribbling ? 4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dribbling ? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini antara lain untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman penulis mengenai masalah yang dibahas dalam makalah ini. Disamping itu, tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Telaah Artikel. D. Teknik Dasar Permainan Sepakbola Pada dasarnya permainan sepakbola merupakan suatu usaha untuk menguasai bola dan untuk merebutnya kembali bila sedang dikuasai oleh lawan. Oleh karena itu, untuk dapat bermain sepakbola harus menguasai teknik-teknik dasar sepakbola yang baik. Untuk dapat menghasilkan permainan sepakbola yang optimal, maka seorang pemain harus dapat menguasai teknik-teknik dalam permainan. Teknik dasar bermain sepakbola adalah merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepakbola. Adapun mengenai teknik dasar sepakbola dapat penulis jelaskan sebagai berikut :

1. Teknik tanpa bola, yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola terdiri dari : a. Lari cepat dan mengubah arah. b. Melompat dan meloncat. c. Gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan. d. Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang. 2. Teknik dengan bola, yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola, terdiri dari : a. Mengenal bola b. Menendang bola (shooting) c. Menerima bola : menghentikan bola dan mengontrol bola d. Menggiring bola (dribbling) e. Menyundul bola (heading) f. Melempar bola (throwing) g. Gerak tipu dengan bola h. Merampas atau merebut bola. i. Teknik-teknik khusus penjaga gawang. Dalam penulisan makalah ini penulis mengambil salah satu teknik dasar sepakbola yaitu teknik menggiring bola (dribbling), karena teknik ini dapat dilakukan dengan berbagai variasi dalam melakukannya, antara lain menggiring bola menggunakan kaki bagian luar, bagian dalam, dan punggung kaki. E. Teknik Menggiring Bola (Dribbling) Sepakbola modern dilakukan dengan keterampilan lari dan operan bola dengan gerakangerakan yang sederhana disertai dengan kecepatan dan ketepatan. Aktivitas dalam permainan sepakbola tersebut dikenal dengan nama dribbling (menggiring bola). Menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus di atas tanah. Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Tujuan menggiring bola antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. Menggiring bola (dribbling) memiliki beberapa kegunaan yaitu sebagai berikut : 1. Untuk melewati lawan 2. Untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat. 3. Untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan segera memberikan operan kepada teman. Untuk bisa menggiring bola dengan baik harus terlebih dahulu bisa menendang dan mengontrol bola dengan baik. Dengan kata lain, seorang pemain tidak akan bisa menggiring bola dengan baik apabila belum bisa menendang dan mengontrol bola dengan baik. F. Kelebihan dan Kurangan Teknik Menggiring Bola (Dribbling) Tidak setiap teknik dasar dalam permainan sepakbola akan selalu berhasil dilakukan dalam setiap pelaksanaan pertandingan. Akan tetapi, teknik-teknik dasar tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal dan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak terkecuali pada teknik dasar menggiring bola (dribbling). Berikut ini dapat penulis jelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan teknik menggiring bola (dribbling) : 1. Kelebihan dribbling menggunakan kaki bagian luar yaitu bila menggunakan kaki kanan dapat mengecoh ke sebelah kiri lawan atau sebaliknya. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah kanan bila menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya. 2. Kelebihan dribbling menggunakan kaki bagian dalam adalah dapat mengecoh lawan ke sebelah kanan lawan apabila menggunakan kaki kanan atau sebaliknya. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah kiri bila menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya. 3. Kelebihan dribbling menggunakan bagian punggung kaki adalah dapat menggiring bola dengan arah lurus apabila tidak ada lawan yang menghalangi. Sedangkan kelemahannya

adalah kurang efektif untuk mengecoh lawan ke sebelah kiri atau sebelah kanan. DAFTAR PUSTAKA Luxbacher, Joseph A., 2004, Sepakbola, edisi kedua, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. Soekatamsi, 1997, Permainan Besar I Sepakbola, Jakarta, Universitas Terbuka. Sudjarwo, Iwan dan Nurdin, Enur, 2005, Permainan Sepakbola, Diktat, Tasikmalaya, PJKR FKIP Universitas Siliwangi. JURUS PINTAR MAIN SEPAK BOLA

Antara Passing, Dribbling, dan Running


Nopember 19, 2007 Karakteristik passing: 1.waktu tempuh lebih cepat, 2.perpindahan bola tidak selalu disertai perpindahan pemain, konfigurasi posisi para pemain di lapangan relatif terjaga, 3.hemat tenaga. Adapun karakteristik dribbling: 1.waktu tempuh lebih lambat, 2.terjadi perpindahan bola dan pemainnya sekaligus, terjadi overlap ataupun switch posisi pemain, 3.boros tenaga. Kapan passing dan kapan dribbling? Pertama: utamakan passing. Lakukan dribbling hanya jika Anda tidak mungkin untuk melakukan passing, yakni jika belum ada teman yang bisa atau bagus untuk diberi umpan. Kedua: silakan dribbling, tapi jika bola yang Anda bawa terancam terebut (ada hadangan pemain lawan atau ada pressing dari lawan) maka umpankan bola kepada teman yang bisa diumpani. Ingat, berusaha melewati hadangan atau pressing lawan belum tentu menyelamatkan bola, tetapi mengumpankannya kepada teman sudah pasti menyelamatkan bola. Jangan gambling dan jangan berspekulasi! Cari aman! Ketiga: lakukan dribbling untuk menarik lawan ke arah Anda dan pada saat yang sama menciptakan ruang yang bagus untuk teman Anda. Keempat: untuk striker: 1) jika satu-satunya peluang passing berarti offside maka giring saja bolanya. 2) jika dribbling lebih prospektif untuk mencetak gol daripada mengumpankan bolanya, it doesnt matter to dribble and then score! Pemain belakang jangan banyak giring. Adalah berbahaya jika pemain belakang bermain-main dengan bola di daerah pertahanannya. Alirkan terus bolanya! Meski tim Anda tidak sedang di-press, tim Anda harus terus mengalirkan bola dari kaki ke kaki, dalam rangka: 1.mencari-cari celah yang bisa dimasuki untuk melakukan penyerangan. 2.menghargai setiap detik yang berjalan dalam waktu 2 x 45 menit. Pergerakan tanpa bola (running). 1.Para pemain harus terus bergerak agar selalu ada yang siap untuk diberi umpan dalam jarak passing (Ini namanya support). Ciptakan selalu formasi segitiga passing ketika tim Anda menguasai bola. Lakukan terus hal itu sepanjang pertandingan. (Tentang jarak passing: jangan terlalu dekat jika tidak ada lawan yang berusaha memotong, dan jangan pula terlalu jauh karena umpan akan bisa dipotong lawan). 2.Lakukan pergerakan untuk menciptakan ruang bagi teman Anda. MENGUMPAN Mengumpan dan menerima bola : yang terpenting dari sepakbola. Siapa tidak bisa passing, ia tidak bisa bermain sepakbola. Mengapa umpan? Karena mengumpan lebih efisien daripada menggiring. Camkan pula bahwa pembawa bola yang baik selalu mengumpan bola sebelum ia habis. Jadi jangan kalau sudah habis baru mengumpankan bolanya. Sebab jika demikian, bolanya pasti bola yang tidak enak. Beberapa kesalahan dalam mengumpan: 1.Laju bola tidak sesuai dengan jarak passing (terlalu keras atau terlalu lembek). Jika terlalu keras, bola tak terjangkau teman. Jika terlalu lembek, bola terpotong lawan. 2.Umpan tidak akurat. 3.Mengumpan padahal waktunya menembak Jangan pernah asal tendang bola (kecuali dalam keadaan genting didepan gawang : sapu bersih). Lihat situasi lalu ambil keputusan yang terbaik. Soal visi, posisikan diri selalu memiliki pandangan terbuka pada lapangan (open to the field). Mengumpan tidak harus pas ke orangnya. Contoh : 1.Jika teman kita sedang berlari, kita memberinya umpan pada ruang kosong didepannya. 2.Jika kita ingin teman kita

merangsek ke depan dalam waktu yang lebih cepat, kita memberinya umpan pada ruang kosong didepannya sehingga ia berlari kedepan untuk mengejar bola tersebut. 3.Umpan terobosan. Menerima bola tidak selalu harus menghentikannya: 1.Bisa langsung diarahkan pada teman. 2.Diarahkan ke arah kita akan berlari membawa bola (sehigga lebih hemat waktu). 3.Diarahkan ke arah kosong menjauh dari lawan terdekat (untuk mengurangi pressing pada diri kita) Beberapa macam passing: umpan 1-2 (wall pass), umpan terobosan (through pass), umpan silang (crossing), dan umpan diagonal. KUNCI MEMBANGUN TIM YANG KUAT Kunci pertama adalah kerja keras dan militansi. Ingat-ingatlah bahwa tim yang skillful bisa kalah oleh tim yang ngoyo. Sebaliknya, tim yang diatas kertas dinyatakan lebih unggul bisa kalah jika ia bermain tanpa daya juang. Kunci kedua: tidak ada prestasi tanpa berlatih. Practice makes perfect! Itulah mengapa tim-tim besar yang sudah kesohor sekalipun masih saja terus berlatih. Meski pemain-pemainnya sudah hebat kemampuannya, terus berlatih adalah hal mutlak yang tidak bisa ditinggalkan. Itu pulalah yang menjadi alasan mengapa pemain profesional yang sering mangkir latihan pasti tidak akan dimasukkan dalam squad inti sebuah tim. Kunci ketiga: percayalah kepada diri sendiri (self confidence). Percayalah, kemampuan dan keterampilan akan berkurang dan bahkan hilang ketika kepercayaan diri telah hilang. Sebaliknya, performa akan memuncak ketika kepercayaan diri juga memuncak. Kunci keempat, disamping kita percaya kepada diri sendiri, kita juga harus memberikan kepercayaan kepada teman-teman kita. Jangan pernah bersikap pilih kasih. Kelima, Anda harus bekerjasama dan tidak boleh egois. Sepakbola adalah olahraga tim. Kekuatannya akan hilang jika orang-orang yang ada dalam tim bermain sendiri-sendiri, meski bersamasama. BEKAL BERMAIN SEPAK BOLA Apa saja yang kita butuhkan untuk bisa bermain sepakbola dengan baik? Pertama-tama adalah keunggulan fisik, yang meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed). Ketahanan berarti kita kuat bermain selama waktu yang cukup panjang tanpa tersengal-sengal alias kehabisan nafas (ketahanan aerobik) ataupun ngilu-ngilu (ketahanan otot). Kekuatan berarti otot-otot tubuh kita cukup kuat untuk menendang dengan keras, melempar bola cukup jauh, melakukan body charge dengan kuat, dan sebagainya. Adapun kecepatan bermakna kita bisa berlari dengan cepat (sprint) baik ketika membawa bola ataupun ketika tidak membawa bola. Bekal kedua adalah ketrampilan (skill). Yang disebut dengan skill disini terutama adalah fundamen (teknik-teknik dasar) sepakbola, yang meliputi mengumpan dan menerima (passing and receiving), menembak (shooting), mengontrol bola dengan berbagai anggota badan, melindungi bola, dan menggiring (dribbling). Ketiga, kita membutuhkan kerjasama (teamwork). Sebuah tim akan bermain dengan baik jika semua pemain saling bekerjasama dengan jalinan komunikasi yang baik. Tidak ada yang egois. Semuanya bermain untuk tim. Keempat, taktik dan strategi yang baik. Jika dua tim sama-sama memiliki materi pemain yang kuat fisiknya, terampil mengolah bola, dan bisa bekerjasama, maka faktor strategi dan taktik akan menentukan tim mana yang akan menang. Tim yang bermain dengan strategi dan taktik yang lebih cerdas pastilah yang akan menang. Dan selain keempat hal itu, yang tidak boleh ketinggalan adalah mental yang positif. Semua pemain harus memiliki kepercayaan diri, optimisme dan semangat. MENEKAN DAN DITEKAN Jangan biarkan tim lawan menguasai bola. Jika tim lawan memegang bola, lakukan pressing sesegera dan seketat mungkin. Begitu seorang pemain lawan diberi umpan, segera hampiri dan press! Tapi ingat, yang lainnya harus menutup kemungkinan pemain yang

dipress tadi untuk melakukan passing kepada temannya. Jika yang lain tidak menutup, ya sama aja bohong. Kasihan dong teman kita yang melakukan pressing. Dia bakal sia-sia. Bagaimana jika Anda di-press ? 1.Berikan segera bolanya kepada teman Anda yang posisinya lebih bagus (yang tidak sedang di-press). 2.Giringlah bola terlebih dahulu ke ruang kosong yang ada untuk lepas dari press. Ambil visi, pikirkan secepat mungkin yang mesti Anda perbuat, dan segera lakukan. 3.Jika Anda hanya di-press 1 orang lawan dan Anda yakin bisa mengalahkannya, kalahkan dia. Tapi jika Anda tidak yakin, jangan memaksakan diri. Cari aman! Ingat juga: hindari berduel dengan cara gaprakan. Itu gambling besar. Kalahkan dia dengan manuver yang cantik dan cerdas. [Catatan penting: Untuk tahap awal, lebih baik jika Anda melakukan langkah 1 & 2 diatas] SEMUA MENYEBAR Ketika bermain sepakbola, sadarilah bahwa Anda sedang bermain di lapangan sepakbola, bukan lapangan futsal. Manfaatkan luas lapangan. Ketika tim Anda memegang bola, berpencarlah diatas luas lapangan! Mengapa? Untuk mengurangi pressing tim lawan terhadap tim Anda. Tim Anda akan lebih leluasa untuk melakukan umpan-umpan dan mengontrol bola, juga punya waktu yang cukup untuk mengambil visi terhadap lapangan dan berpikir apa yang akan diperbuat terhadap bola. Jangan bikin ruwet permainan akibat semua pemain ngruwel di sekitar bola. Jangan main sepakbola seperti anak-anak! Tahu bagaimana itu? Dimana ada bola disitu semua bergerombol. Kemana bola berhembus kesitu semua berebutan. Tahu nggak, sangat tidak enak untuk ditonton. Kalau ada 1 pemain lawan membawa bola, paling banyak 2 orang saja yang berusaha melakukan pressing terhadapnya. Yang lainnya bergerak untuk menutup kemungkinan pemain lawan tersebut melakukan passing kepada teman-temannya. Ingat: TUTUP! BERLARI TANPA BOLA Dalam sepakbola, Anda tidak hanya bergerak dan berlari ketika membawa bola. Para pemain harus terus bergerak meski tidak sedang membawa bola. Inilah salah satu hal yang membedakan sepakbola anak-anak dengan sepakbola orang dewasa. Ini pula yang membedakan sepakbola orang dewasa yang ngerti sepakbola dengan orang dewasa yang seperti anak-anak. Namun perlu diingat, bergerak disini tidaklah asal bergerak atau asal berlari. Semuanya harus dilakukan dalam bingkai strategi dan taktik. Berlari tanpa bola (run) ada dua macam : 1.run untuk menciptakan ruang bagi yang lain. Lakukan run ini secara berisik (kentara) dan melewati depan lawan untuk menarik perhatiannya agar mengikuti Anda. 2.run untuk siap diberi umpan. Lakukan run ini secara sunyi (tidak kentara) agar tidak menarik perhatian lawan. Secara umum, jangan terlalu dini melakukan run ini agar lawan tidak sempat untuk mengantisipasinya. antara-passing-dribbling-dan-running Karakteristik passing: 1.waktu tempuh lebih cepat, 2.perpindahan bola tidak selalu disertai perpindahan pemain, konfigurasi posisi para pemain di lapangan relatif terjaga, 3.hemat tenaga. Adapun karakteristik dribbling: 1.waktu tempuh lebih lambat, 2.terjadi perpindahan bola dan pemainnya sekaligus, terjadi overlap ataupun switch posisi pemain, 3.boros tenaga. Kapan passing dan kapan dribbling? Pertama: utamakan passing. Lakukan dribbling hanya jika Anda tidak mungkin untuk melakukan passing, yakni jika belum ada teman yang bisa atau bagus untuk diberi umpan. Kedua: silakan dribbling, tapi jika bola yang Anda bawa terancam terebut (ada hadangan pemain lawan atau ada pressing dari lawan) maka umpankan bola kepada teman yang bisa diumpani. Ingat, berusaha melewati hadangan atau pressing lawan belum tentu menyelamatkan bola, tetapi mengumpankannya kepada teman sudah pasti menyelamatkan bola. Jangan gambling dan jangan berspekulasi! Cari aman! Ketiga: lakukan dribbling untuk menarik lawan ke arah Anda dan pada saat yang sama menciptakan ruang yang bagus untuk teman Anda. Keempat: untuk striker: 1) jika satu-satunya peluang passing berarti offside maka giring saja bolanya. 2) jika dribbling

lebih prospektif untuk mencetak gol daripada mengumpankan bolanya, it doesnt matter to dribble and then score! Pemain belakang jangan banyak giring. Adalah berbahaya jika pemain belakang bermain-main dengan bola di daerah pertahanannya. Alirkan terus bolanya! Meski tim Anda tidak sedang di-press, tim Anda harus terus mengalirkan bola dari kaki ke kaki, dalam rangka: 1.mencari-cari celah yang bisa dimasuki untuk melakukan penyerangan. 2.menghargai setiap detik yang berjalan dalam waktu 2 x 45 menit. Pergerakan tanpa bola (running). 1.Para pemain harus terus bergerak agar selalu ada yang siap untuk diberi umpan dalam jarak passing (Ini namanya support). Ciptakan selalu formasi segitiga passing ketika tim Anda menguasai bola. Lakukan terus hal itu sepanjang pertandingan. (Tentang jarak passing: jangan terlalu dekat jika tidak ada lawan yang berusaha memotong, dan jangan pula terlalu jauh karena umpan akan bisa dipotong lawan). 2.Lakukan pergerakan untuk menciptakan ruang bagi teman Anda. beberapa-catatan-seputar-umpan-mengumpan
Perbandingan antara umpan bawah dan umpan lambung. Karakteristik umpan bawah: 1.biasanya dilakukan dengan foot inside (kaki bagian dalam), 2.akurasi lebih tinggi, 3.untuk umpan jauh, waktu tempuh lebih lama, akibat gesekan bola dengan rumput, 4.lebih mudah diterima (dikontrol), 5.bisa dipotong lawan, 6.bisa untuk umpan jauh, tetapi tidak bisa untuk umpan yang sangat jauh. Adapun karakteristik umpan lambung: 1.dilakukan dengan foot instep (punggung kaki bagian dalam), 2.akurasi lebih rendah, bola sering fifty-fifty, 3.untuk umpan jauh, waktu tempuh lebih cepat, 4.lebih sulit diterima (dikontrol), 5.tidak bisa dipotong lawan, 6.cocok untuk umpan yang sangat jauh. Bagaimana mengumpan? Mengumpan tidak harus diarahkan persis ke kaki teman kita. Dalam mengumpan, bola juga bisa diarahkan ke ruang kosong di sekitar teman kita. Contohnya, jika teman kita sedang berlari, arahkan bola didepannya, sehingga semuanya berjalan lebih cepat. Mengumpan balik dan mengumpan ke belakang: seringkali sangat mujarab! Lakukan umpan balik kepada pengumpan jika Anda di-press hebat sementara tidak ada teman lain yang lebih prospektif untuk Anda umpani. Tentu saja si pengumpan juga harus memungkinkan untuk Anda beri umpan balik (tidak sedang di-press). Jika tidak ada satupun yang bisa Anda beri umpan, termasuk mengumpan balik kepada pengumpan, maka Andalah yang harus berjuang keras untuk menyelamatkan bola. Mengumpan ke belakang dilakukan jika densitas pemain lawan di daerah mereka sangat rapat sehingga tidak ada celah untuk menusuk ke depan. Dengan mengumpan ke belakang, beberapa dari pemain lawan akan terpancing meninggalkan daerah mereka sehingga terbukalah celah bagi kita untuk masuk ke depan. Beberapa cara menerima bola : 1.menghentikan bola, 2.memantulkan ke ruang kosong, 3.langsung diumpankan kepada teman, 4.biarkan lewat dan kejar, 5.biarkan lewat untuk teman. Umpan dari kiper: 1.Tendangan langsung ke depan. Langsung kearah pertahanan lawan, hanya saja tidak menjamin penguasaan bola. Pada menit-menit terakhir, tim yang tertinggal hampir selalu memakai umpan kiper jenis ini. 2.memberikan bola kepada pemain belakang. Lebih menjamin penguasaan bola. Dilakukan kearah samping kiri atau kanan lapangan. Dilakukan jika ada pemain belakang yang kosong.

pelanggaran-dan-tendangan-bebas
Ada dua macam tendangan bebas : tendangan bebas langsung (direct free kick) dan tendangan bebas tidak langsung (indirect free kick). Tendangan bebas langsung adalah tendangan bebas yang bisa langsung menjadi gol meskipun belum menyentuh pemain yang lain. Sedangkan tendangan bebas tidak langsung hanya bisa menjadi gol jika terlebih dulu menyentuh pemain lain (termasuk kiper). Jika tendangan bebas langsung dilesakkan kedalam gawang lawan sebelum menyentuh pemain yang lain maka tim lawan mendapatkan tendangan gawang. Untuk menunjukkan bahwa tendangan bebas adalah tidak langsung, wasit harus mengangkat salah satu tangannya sampai bola ditendang. Tendangan bebas langsung diberikan karena pelanggaran-pelanggaran berikut ini : 1.menendang atau berusaha menendang lawan, 2.mengganjal atau berusaha mengganjal lawan, 3.menabrak lawan, 4.memukul atau berusaha memukul lawan, 5.mendorong lawan, 6.melompat kepada lawan, 7.menarik anggota tubuh atau pakaian lawan, 8.membuat kontak dengan lawan sebelum menyentuh bola saat melakukan tackling, 9.meludahi lawan, 10.hand-ball. Perlu diketahui, wasit bisa memutuskan tendangan penalti jika pelanggaran-pelanggaran tersebut dilakukan didalam kotak penalti. Tendangan bebas tidak langsung diberikan karena pelanggaran-pelanggaran berikut ini : Pertama, yang berlaku untuk semua pemain : 1.cara bermain yang berbahaya yakni membahayakan diri sendiri ataupun lawan - (seperti : menendang terlalu tinggi didekat lawan,

menyundul bola yang terlalu rendah yang akan ditendang oleh lawan, dsb), 2.menghalangi pergerakan lawan dengan badan, sementara ia jauh dari bola (lebih dari 3 feet), 3.menghalangi kiper mengambil bola, 4.ketika kartu kuning atau kartu merah diberikan, sementara wasit tidak memberikan tendangan bebas langsung. Kedua, yang hanya berlaku untuk kiper : 1.memegang bola lebih dari enam detik, 2.memegang bola yang diumpan balik dengan kaki oleh teman sendiri (namun jika bola tersebut diumpan balik oleh teman tidak dengan kaki, boleh dipegang oleh kiper), 3.memegang bola yang dilempar kedalam oleh teman sendiri, 4.secara sengaja mengambil kembali bola yang telah dilepas. Tentang hand-ball, perlu diketahui bahwa bukanlah hand ball jika seorang pemain menyentuh bola karena : 1.secara refleks berusaha melindungi dirinya dari cedera, atau 2.bukan dia yang menyentuh bola tetapi bola yang mengarah kepada dirinya sementara lengannya dalam keadaan pasif.

tips-singkat-tendangan-pojok
Tendangan pojok (corner kick, kadang juga disebut sepak pojok) merupakan salah satu jenis set piece (bola mati) dalam permainan sepakbola. Bisa dibilang tiga puluh persen gol tercipta dari tendangan pojok. Jika demikian, kita harus menaruh perhatian yang besar terhadap tendangan pojok, baik sebagai tim yang mendapatkan tendangan pojok ataupun sebagai tim yang bertahan dari tendangan pojok. 1.Tendangan pojok biasanya diterima dengan sundulan keras ke gawang lawan (attacking header). Bertahan dari tendangan pojok biasanya juga dilakukan dengan sundulan jauh ke arah depan samping menjauhi gawang (defensive header). 2.Tendangan pojok biasa dilakukan dengan bola lambung ke depan gawang. Jangan terlalu tinggi karena kiper pasti akan memenangkan bola karena ia boleh menggunakan tangannya. 3.Kadangkala, tendangan pojok bisa diarahkan ke tiang jauh gawang jika ada teman satu tim yang bersiaga disana. 4.Hendaknya ada satu atau dua orang teman yang berdiri bebas untuk mengantisipasi bola mental. 5.Bertahan dari tendangan pojok biasanya dilakukan dengan mengawal lawan satu persatu (manto-man marking). 6.Bagi tim bertahan, hendaknya ada satu atau dua orang yang berdiri membantu kiper menjaga gawang. 7.Menghadapi tendangan pojok, kiper biasanya berdiri di bagian belakang gawang karena berlari kearah depan lebih mudah daripada berlari ke belakang. 8.Tendangan pojok juga bisa dilakukan dengan umpan pendek kepada teman satu tim, lalu biasanya dilanjutkan dengan umpan lambung langsung ke depan gawang.

Diposkan oleh zally asoy di 20:59 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

teknik dasar sepak bola


Passing adalah mengumpan atau mengoper bola kepada teman. Passing yang baik dan benar sangat dibutuhkan dalam permainan sepak bola, karena.. dengan menguasai tehnik ini maka akan mempermudah teman kita untuk menerima bola. Seperti halnya menendang , passing juga bisa dilakukan dengan kaki bagian luar dan bagian dalam atau bisa dengan kepala, dada ( kalau kita memang sudah benar-benar menguasai tehnik ini ). shotting Adalah tendangan kearah gawang. Tehnik ini kelihatannya gampang, tapi sebenarnya dibutuhkan konsentrasi dan waktu yang tepat agar shooting yang kita lakukan mengarah ke gawang atau menjadi sebuah gol. Latihan ini bisa dilakukan dengan mengharuskan penendang berlari.. mengejar bola sebelum melakukan shooting. Sebagai contoh : pemain A dan B berhadap-hadapan, pemain A mengumpan bola kepada pemain B, setelah mengumpan pemain A berlari 90 derajat kearah belakang pemain B, setelah pemain A berlari.. pemain B segera berputar 90 derajat dan memberi umpan pada pemain A untuk kemudian di shooting oleh pemain A. Umpan yang diberkan pemain B harus pada waktu yang tepat agar pemain A dapat melakukan shooting dengan sempurna. Jika sudah semakin bagus, peran pemain A bisa digantikan pemain B. Dengan cara ini berati kita sudah melakukan 2 latihan tehnik sekaligus, yaitu tehnik passing (oleh pemain B) dan tehnik shooting (oleh pemain A). Dribel atau menggiring bola adalah menguasai bola dengan berlari dan tetap menjaga posisi bola agar tetap berada dekat dan dalam penguasaan kita. Teknik drible ini biasanya digunakan untuk.. melewati/mengecoh lawan. Kita bisa melakukan latihan drible dengan cara yang bervariasi, contoh : buatlah 4 sampai 5 penghalang berjarak sama, kemudian mulailah mendrible bola (menggiring)melewati penghalang tersebut dengan gerakan zig-

zag. Usahakan bola jangan sampai menyentuh penghalang. Pada awal latihan, penghalang bisa dibuat dengan jarak yang agak lebar. Jika sudah merasa lancar jarak penghalang bisa dipersempit. Kontrol adalah menghentikan bola yang sedang bergerak agar berada dalam penguasaan kita. Salah satu faktor lancar dan tidaknya permainan sepak bola juga ditentukan oleh tehnik ini. Karena jika kita tidak menguasai teknik ini, bola akan.. mudah lepas dari penguasaan kita dan itu berarti akan mempermudah lawan untuk merebut bola dari penguasaan kita. Kontrol bisa dilakukan dengan kaki, dada dan paha. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melatih teknik ini adalah dengan cara membatasi pengontrol bola dengan lingkaran. Diameter lingkaran kira-kira 1 meter. Batas lingkaran bisa menggunakan bendera kecil atau benda lainnya. Kemudian, buat pemain berpasang-pasangan untuk melatih kontrol bola. Sebagai contoh pasangan pemain A dan B, serta pemain C dan D. Pemain A dan C bertugas melemparkan bola kepada pemain yang berada dalam lingkaran ( B dan D ). Pemain yang berada dalam lingkaran harus mengontrol bola dengan sebaikbaiknya dan bola tidak boleh keluar dari lingkaran. Usahakan kontrol dilakukan secara variatif dan harus sempurna. Pengontrol bisa menggunakan dada, paha atau kaki untuk mengontrol bola. Bagi pemain yang bertugas melempar bola juga harus variatif dalam melempar bola kearah yang berbeda-beda. Jika bola keluar dari lingkaran, maka harus berganti peran dengan pelempar. Latihan ini tampaknya sederhana, tapi akan sangat bermanfaat. Jika sudah semakin bagus, lemparan bola bisa dipercepat. Karena, dalam permainan sebenarnya, datangnya bola terkadang lambat, sering pula sangat cepat

MAKALAH ORGANISASI PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA (PSSI)


I.LATAR BELAKANG Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, disingkat PSSI, adalah organisasi induk yang bertugas mengatur kegiatan olahraga sepak bola di Indonesia. PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930 dengan nama awal Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Ketua umum pertamanya adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo. PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisa lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terlihat jelas bahwa PSSI lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia yang ikut bergabung. PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta. Di sana beliau merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi, didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, beliau kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut. Setelah berhenti dari Sizten en Lausada, Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, beliau menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda. Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno). Sementara itu, untuk kotakota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda Magelang. Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM Persatuan sepak bola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia sekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umumnya. II.RUMUSAN MASALAH Sampai saat ini,di dalam tubuh PSSI banyak sekali permasalahan yang terjadi,seperti adanya liga tandingan atau liga yang bukan di bawah naungan PSSI tersebut. III.LANDASAN TEORI PSSI di masa kepemimpinan Nurdin Halid memiliki beberapa hal

yang dianggap kontroversi, antara lain mudahnya Nurdin Halid memberikan ampunan atas pelanggaran, kukuhnya Nurdin Halid sebagai Ketua Umum meski dia dipenjara, isu tidak sedap yang beredar pada masa pemilihan Ketua Umum tahun 2010, dan reaksi penolakan atas diselenggarakannya Liga Primer Indonesia. Pada 13 Agustus 2007, Ketua Umum Nurdin Halid divonis dua tahun penjara akibat tindak pidana korupsi dalam pengadaan minyak goreng. Berdasarkan standar statuta FIFA, seorang pelaku kriminal tidak boleh menjabat sebagai ketua umum sebuah asosiasi sepakbola nasionalKarena alasan tersebut, Nurdin didesak untuk mundur dari berbagai pihakJusuf Kalla (Wakil Presiden RI saat itu), Ketua KONI, dan bahkan FIFA menekan Nurdin untuk mundur. FIFA bahkan mengancam untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika tidak diselenggarakan pemilihan ulang ketua umum. Akan tetapi Nurdin bersikeras untuk tidak mundur dari jabatannya sebagai ketua PSSI, dan tetap menjalankan kepemimpinan PSSI dari balik jeruji penjara Agar tidak melanggar statuta PSSI, statuta mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal (bahasa Inggris: They, must not have been previously found guilty of a criminal offense.) diubah dengan menghapuskan kata pernah (bahasa Inggris: have been previously) sehingga artinya menjadi harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal (bahasa Inggris: must not found guilty of a criminal offense). Setelah masa tahanannya selesai, Nurdin kembali menjabat sebagai ketua PSSI. Pada Oktober 2010, Liga Primer Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dideklarasikan di Semarang oleh Konsorsium dan 17 perwakilan klub. Kompetisi ini tidak direstui oleh PSSI dan dianggap ilegal. Meski PSSI memaparkan secara panjang lebar alasan mengapa LPI melawan hukum, organisasi ini tidak pernah menjelaskan alasan mengapa mereka tidak merestui LPI, kecuali menyebut LPI sebagai kompetisi ecek-ecek,tarkam,dan banci. LPI akhirnya mendapatkan izin dari pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. Klub anggota yang keluar dari kompetisi PSSI dan mengikuti Liga Primer Indonesia dikenakan sanksi degradasidan tidak diundang dalam Munas PSSI. Padahal klubklub tersebut hanya mengundurkan diri dari Liga Super Indonesia dan bukan dari keanggotaan PSSI, sehingga masih memiliki hak suara dalam kongres. Selain itu, menurut Statuta PSSI, penghapusan keanggotaan klub dari PSSI tidak dapat ditentukan hanya oleh petinggi PSSI, harus melalui kongres dan disetujui minimal 3/4 anggota yang hadir. Kisruh di PSSI semakin menjadi-jadi semenjak munculnya LPI. Ketua Umum Nurdin Halid melarang segala aktivitas yang dilakukan oleh LPI. Pada Kongres PSSI tanggal 26 Maret 2011 di Pekanbaru, Riau, masalah kekisruhan di tubuh PSSI seperti disengaja disembunyikan dari publik dengan cara mengadakan kongres secara tertutup. Kongres tersebut pada akhirnya tidak berhasil diselenggarakan karena terjadi kekisruhan mengenai hak suara Pada 1 April 2011, Komite Darurat FIFA memutuskan untuk membentuk Komite Normalisasi yang akan mengambil alih kepemimpinan PSSI dari komite eksekutif di bawah pimpinan Nurdin Halid. Komite Darurat FIFA menganggap bahwa kepemimpinan PSSI saat ini tidak dapat mengendalikan sepak bola di Indonesia, terbukti dengan kegagalannya mengendalikan LPI dan menyelenggarakan kongres. FIFA juga menyatakan bahwa 4 orang calon Ketua Umum PSSI yaitu Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro, dan George Toisutta tidak dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum sesuai dengan keputusan Komite Banding PSSI tanggal 28 Februari 2011. Selanjutnya, FIFA mengangkat Agum Gumelar sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI. Setelah melalui serangkaian kegagalan, termasuk kembali gagalnya penyelengaraan Kongres tanggal 20 Mei 2011 di Jakarta, akhirnya dalam Kongres Luar Biasa tanggal 9 Juli 2011 di Solo, Djohar Arifin Husin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. IV. PEMBAHASAN Kepengurusan PSSI Periode 2011-2015 : Ketua Umum : Djohar Arifin Husin Wakil Ketua Umum : Farid Rahman Anggota Komite Eksekutif : 1. Sihar Sitorus 2. Tuti Dau 3. Robertho Rouw 4. Tony Aprilani 5. Bob Hippy 6. La Nyalla M. Mattalitti 7. Widodo Santoso 8. Erwin Dwi Budiawan 9. Mawardi Nurdin Sekretaris Jendral : Tri Goestoro Wakil Sekretaris Jendral : 1. Tondo Widodo 2. Hadiyandra Bendahara : Zulkifli Nurdin Wakil Bendahara: Husni Hasibuan Adanya liga tandingan dari PSSI saat era Nurdin Halid

ataupun saat ini yang di pimpin oleh Djohar bisa memecah belah PSSI. CERITAMU.COM Layaknya De javu Liga Super Indonesia musim lalu dimana di tengah musim terbentuk sebuah liga tandingan yaitu Liga Primer Indonesia, di awal musim ini hal tersebut sepertinya bisa terulang kembali. Wacana dibentuknya liga tandingan terjadi usai pertemuan manajer-manajer klub Liga Indonesia yang digelar malam tadi di Hotel Ambhara, Kebayoran Baru, Jakarta. Sebanyak 14 klub menyatakan keberatannya atas beberapa hal keputusan PSSI terkait Liga Indonesia musim depan yang menurut mereka telah melanggar Statuta PSSI. 14 klub tersebut merupakan klub-klub yang ikut serta di Liga Super Indonesia musim lalu yaitu Persiba, Persipura, Persidafon, Persiwa, Persela, PSPS, Pelita Jaya, Semen Padang, Deltras, Mitra Kukar, Sriwijaya, Arema, Persisam dan Persib. Dalam pertemuan tersebut, 14 dari 24 klub peserta yang rencananya akan ikut serta dalam Liga Prima Indonesia musim depan meminta pelaksanaan Liga dikembalikan kepada PT Liga Indonesia karena pengelola saat ini yaitu PT Liga Prima Indonesia Sportindo dianggap tidak kompeten. Selain itu mereka juga mengkritik PSSI yang tetap memaksakan Liga diisi 24 klub, yang mana hal tersebut akan membuat pelaksanaan Liga menjadi sangat panjang dan melelahkan. Selain itu penambahan beberapa klub seperti Persema dan Persibo ikut serta dalam kasta tertinggi Liga Indonesia juga tidak bisa diterima karena kedua klub tersebut harusnya masih dalam hukuman PSSI. Kami juga termasuk memperjuangkan soal 24 klub yang ikut di dalam liga. Karena dalam keputusan kongres Bali itu cuma 18 klub. Kalau di antara 24 klub itu tidak ada Persema dan Persibo itu mungkin tidak masalah. Tapi ini ada, ini kan tidak sesuai statuta. ujar Juru Bicara kelompok 14 klub, Harbiansyah yang juga merupakan General Manager Persisam Samarinda. Kami ini kan menentang Nurdin Halid karena dia tidak berbuat sesuai statuta. Kalau sekarang tidak sesuai statuta juga, apa kata dunia. Kalian pikir saja, 24 klub mati kita. Di Eropa saja yang cuma tinggal pakai kereta cuma 20 klub. Ini kita yang dari Sabang sampai Merauke.lanjutnya. Di akhir, persatuan 14 klub tersebut kemudian menuliskan pernyataan sikap mereka kepada PSSI dan membagikannya kepada seluruh wartawan yang hadir di pertemuan klub. Berikut isi dari pernyataan sikap tersebut : Memperhatikan perjalanan rapat yang tidak sesuai dengan keinginan peserta serta keinginan PSSI yang diwakili oleh Wakil Ketua Umum Farid Rahman dan Exco Sihar Sitorus tidak sesuai dengan statuta. Maka dengan ini kami telah sepaham bahwa: 1.Kami tetap konsisten untuk melanjutkan kompetisi Liga Super Indonesia yang akan dikelola oleh PT Liga Indonesia sesuai dengan amanat dan ketetapan Kongres II PSSI tahun 2011 di Bali. 2. Kami menerima penyerahan hibah saham dari PT Liga Indonesia yang diwakili oleh sdr. Djoko Driyono kepada klub-klub Liga Super Indonesia sejumlah 99% kepada klub-klub dan 1% kepada PSSI, sesuai dengan amanat kongres II PSSI tahun 2011 di Bali. 3. Maka dengan ini kami menerima kepemilikan saham yang kemudian kami tindaklanjuti dengan membentuk dan meneruskan PT Liga Indonesia sampai dengan dijadwalkan kompetisi Liga Super Indonesia 2011-2012. 4. Demikian surat kesepahaman ini kami sepakati bersama tanpa tekanan dari pihak manapun. Okezone Satu problem sepakbola Indonesia selesai. Solo, Jawa Tengah, menjadi saksi awal era baru sepakbola Tanah Air dengan memilih Djohar Arifin dan Farid Rahman sebagai ketua dan wakil ketua umum PSSI, menggantikan Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie. Terpilihnya Djohar jelas menjadi angin segar bagi pecinta olahraga mengolah si kulit bundar. Bagaimana tidak, selama ini masyarakat Indonesia memimpikan pemimpin yang mampu memberikan totalitasnya kepada sepakbola. Selain mereformasi PSSI, Djohar juga diharapkan memiliki target jangka panjang. Apalagi kalau bukan prestasi. Selama ini Indonesia seperti jalan di tempat. Jangankan prestasi dunia, berjaya di kawasan Asia Tenggara saja sulit. Kita tentu masih ingat euforia masyarakat saat Firman Utina dkk berlaga di Piala AFF akhir tahun lalu. Segala lapisan masyarakat melebur menjadi satu, memerahkan Stadion Utama Gelora Bung Karno. Bahkan, ketika tim besutan Alfred Riedl (pelatih Indonesia kala itu) gagal mempersembahkan gelar juara, toh mereka tetap dianggap sebagai pahlawan bangsa. Dukungan moril tetap diberikan kepada Firman cs. Ketika itu, sukses Indonesia menjadi runner-up kompetisi se-Asia Tenggara diharapkan menjadi momentum kebangkitan sepakbola Tanah Air. Kita berharap akan ada prestasi lebih tinggi dari sekadar menjadi tim penggembira di ajang internasional. Ironisnya, usai gelaran Piala AFF, sepakbola kita justru dihantam isu pelik. Tuntutan memberhentikan Nurdin Halid cs sebagai nahkoda PSSI yang kemudian disusul dengan munculnya liga tandingan bentukan

pengusaha Arifin Panigoro, Liga Primer Indonesia. Kehadiran LPI di satu sisi memberi warna tersendiri sebagai kompetisi di Indonesia. Tapi, kegigihan PSSI ketika itu untuk tidak mengakui keberadaan LPI menjadi masalah besar. Dualisme LPI dan Liga Super Indonesia (LSI) ini juga yang memperuncing kemelut induk organisasi tertinggi Tanah Air. LPI muncul lantaran tidak puas dengan kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI. Bahkan, tiga klub anggota liga yang diakui PSSI Persema Malang, Persebaya, dan PSM Makassarmemilih nyebrang ke LPI. Namun sejak bergulir pada Januari silam, LPI seolah jalan ditempat. Bahkan sempat tersiar kabar LPI tak mampu melanjutkan kompetisi ke putaran kedua. Nasib LPI makin tidak jelas ketika FIFA melarang Arifin maju sebagai calon ketua umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa. Namun, kubu Arifin menegaskan LPI akan tetap melanjutkan putaran keduanya, 17 September mendatang. Yang menjadi masalahnya adalah, bagaimana bisa dua kompetisi ini bergulir di Indonesia. Ketidakjelasan format kompetisi LPI ditengarai akan menjadi masalah tersendiri bagi sepakbola Tanah Air, hingg akhirnya peleburan LPI dan LSI pun disebut-sebut menjadi jalan keluar dualisme ini. Sayang, rencana ini pun mendapat respon beragam. LPI dianggap berada di level berbeda dengan LSI. Seperti diketahui, klub-klub LSI butuh perjuangan berat mulai dari Divisi 1 dan Divisi Utama untuk bisa menembus LSI. Lalu, jika LPI begitu saja dileburkan dengan LSI dipastikan akan menimbulkan kecemburuan diantara peserta Divisi 1 dan Divisi Utama. Pasalnya mereka berdarah-darah untuk bisa menembus level tertinggi kompetisi sepakbola Indonesia, sementara klub-klub LPI hampir semuanya baru terbentuk satu tahun terakhir. Belum lagi masalah biaya operasional klub. Dengan bertambahnya jumlah klub, maka dana yang dibutuhkan akan semakin besar. Padahal selama ini klub selalu morat marit mencari dana, terlebih mulai musim depan tak ada lagi aliran dari ABPD. Ini dimaksudkan agar klub mandiri dan sebagai langkah awal menuju sepakbola profesional. Saat ini saja sejumlah klub baik LPI dan LSI masih dihadapkan pada masalah pelik, minimnya aliran dana yang berakibat pada mandeknya gaji pemain. Namun, pada akhirnya bagaimana format kompetisi ke depannya diserahkan kepada PSSI. Yang terpenting tidak membelok dari tujuan utama, yakni memajukan sepakbola Indonesia. V. PENUTUP A.KESIMPULAN PSSI dari era Nurdin Halid hingga saat ini masih banyak masalah di intern PSSI sendiri.PSSI terlihat seperti lebih mementingkan kepentingan individu ataupun kelompok dari pada kemajuan sepak bola Indonesia sendiri.dan terlihat egois sehingga masukan-masukan dari luar tidak didengar oleh mereka.dan wajar saja jika ada liga tandingan yang dibuat oleh pihak lain diI.LATAR BELAKANG Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, disingkat PSSI, adalah organisasi induk yang bertugas mengatur kegiatan olahraga sepak bola di Indonesia. PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930 dengan nama awal Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Ketua umum pertamanya adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo. PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisa lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terlihat jelas bahwa PSSI lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia yang ikut bergabung. PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta. Di sana beliau merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi, didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, beliau kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut. Setelah berhenti dari Sizten en Lausada, Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, beliau menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda. Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin

rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda Magelang. Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM Persatuan sepak bola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia sekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umumnya. II.RUMUSAN MASALAH Sampai saat ini,di dalam tubuh PSSI banyak sekali permasalahan yang terjadi,seperti adanya liga tandingan atau liga yang bukan di bawah naungan PSSI tersebut. III.LANDASAN TEORI PSSI di masa kepemimpinan Nurdin Halid memiliki beberapa hal yang dianggap kontroversi, antara lain mudahnya Nurdin Halid memberikan ampunan atas pelanggaran, kukuhnya Nurdin Halid sebagai Ketua Umum meski dia dipenjara, isu tidak sedap yang beredar pada masa pemilihan Ketua Umum tahun 2010, dan reaksi penolakan atas diselenggarakannya Liga Primer Indonesia. Pada 13 Agustus 2007, Ketua Umum Nurdin Halid divonis dua tahun penjara akibat tindak pidana korupsi dalam pengadaan minyak goreng. Berdasarkan standar statuta FIFA, seorang pelaku kriminal tidak boleh menjabat sebagai ketua umum sebuah asosiasi sepakbola nasionalKarena alasan tersebut, Nurdin didesak untuk mundur dari berbagai pihakJusuf Kalla (Wakil Presiden RI saat itu), Ketua KONI, dan bahkan FIFA menekan Nurdin untuk mundur. FIFA bahkan mengancam untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika tidak diselenggarakan pemilihan ulang ketua umum. Akan tetapi Nurdin bersikeras untuk tidak mundur dari jabatannya sebagai ketua PSSI, dan tetap menjalankan kepemimpinan PSSI dari balik jeruji penjara Agar tidak melanggar statuta PSSI, statuta mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal (bahasa Inggris: They, must not have been previously found guilty of a criminal offense.) diubah dengan menghapuskan kata pernah (bahasa Inggris: have been previously) sehingga artinya menjadi harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal (bahasa Inggris: must not found guilty of a criminal offense). Setelah masa tahanannya selesai, Nurdin kembali menjabat sebagai ketua PSSI. Pada Oktober 2010, Liga Primer Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dideklarasikan di Semarang oleh Konsorsium dan 17 perwakilan klub. Kompetisi ini tidak direstui oleh PSSI dan dianggap ilegal. Meski PSSI memaparkan secara panjang lebar alasan mengapa LPI melawan hukum, organisasi ini tidak pernah menjelaskan alasan mengapa mereka tidak merestui LPI, kecuali menyebut LPI sebagai kompetisi ecek-ecek,tarkam,dan banci. LPI akhirnya mendapatkan izin dari pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. Klub anggota yang keluar dari kompetisi PSSI dan mengikuti Liga Primer Indonesia dikenakan sanksi degradasidan tidak diundang dalam Munas PSSI. Padahal klub-klub tersebut hanya mengundurkan diri dari Liga Super Indonesia dan bukan dari keanggotaan PSSI, sehingga masih memiliki hak suara dalam kongres. Selain itu, menurut Statuta PSSI, penghapusan keanggotaan klub dari PSSI tidak dapat ditentukan hanya oleh petinggi PSSI, harus melalui kongres dan disetujui minimal 3/4 anggota yang hadir. Kisruh di PSSI semakin menjadijadi semenjak munculnya LPI. Ketua Umum Nurdin Halid melarang segala aktivitas yang dilakukan oleh LPI. Pada Kongres PSSI tanggal 26 Maret 2011 di Pekanbaru, Riau,

masalah kekisruhan di tubuh PSSI seperti disengaja disembunyikan dari publik dengan cara mengadakan kongres secara tertutup. Kongres tersebut pada akhirnya tidak berhasil diselenggarakan karena terjadi kekisruhan mengenai hak suara Pada 1 April 2011, Komite Darurat FIFA memutuskan untuk membentuk Komite Normalisasi yang akan mengambil alih kepemimpinan PSSI dari komite eksekutif di bawah pimpinan Nurdin Halid. Komite Darurat FIFA menganggap bahwa kepemimpinan PSSI saat ini tidak dapat mengendalikan sepak bola di Indonesia, terbukti dengan kegagalannya mengendalikan LPI dan menyelenggarakan kongres. FIFA juga menyatakan bahwa 4 orang calon Ketua Umum PSSI yaitu Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro, dan George Toisutta tidak dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum sesuai dengan keputusan Komite Banding PSSI tanggal 28 Februari 2011. Selanjutnya, FIFA mengangkat Agum Gumelar sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI. Setelah melalui serangkaian kegagalan, termasuk kembali gagalnya penyelengaraan Kongres tanggal 20 Mei 2011 di Jakarta, akhirnya dalam Kongres Luar Biasa tanggal 9 Juli 2011 di Solo, Djohar Arifin Husin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. IV. PEMBAHASAN Kepengurusan PSSI Periode 2011-2015 : Ketua Umum : Djohar Arifin Husin Wakil Ketua Umum : Farid Rahman Anggota Komite Eksekutif : 1. Sihar Sitorus 2. Tuti Dau 3. Robertho Rouw 4. Tony Aprilani 5. Bob Hippy 6. La Nyalla M. Mattalitti 7. Widodo Santoso 8. Erwin Dwi Budiawan 9. Mawardi Nurdin Sekretaris Jendral : Tri Goestoro Wakil Sekretaris Jendral : 1. Tondo Widodo 2. Hadiyandra Bendahara : Zulkifli Nurdin Wakil Bendahara: Husni Hasibuan Adanya liga tandingan dari PSSI saat era Nurdin Halid ataupun saat ini yang di pimpin oleh Djohar bisa memecah belah PSSI. CERITAMU.COM Layaknya De javu Liga Super Indonesia musim lalu dimana di tengah musim terbentuk sebuah liga tandingan yaitu Liga Primer Indonesia, di awal musim ini hal tersebut sepertinya bisa terulang kembali. Wacana dibentuknya liga tandingan terjadi usai pertemuan manajer-manajer klub Liga Indonesia yang digelar malam tadi di Hotel Ambhara, Kebayoran Baru, Jakarta. Sebanyak 14 klub menyatakan keberatannya atas beberapa hal keputusan PSSI terkait Liga Indonesia musim depan yang menurut mereka telah melanggar Statuta PSSI. 14 klub tersebut merupakan klub-klub yang ikut serta di Liga Super Indonesia musim lalu yaitu Persiba, Persipura, Persidafon, Persiwa, Persela, PSPS, Pelita Jaya, Semen Padang, Deltras, Mitra Kukar, Sriwijaya, Arema, Persisam dan Persib. Dalam pertemuan tersebut, 14 dari 24 klub peserta yang rencananya akan ikut serta dalam Liga Prima Indonesia musim depan meminta pelaksanaan Liga dikembalikan kepada PT Liga Indonesia karena pengelola saat ini yaitu PT Liga Prima Indonesia Sportindo dianggap tidak kompeten. Selain itu mereka juga mengkritik PSSI yang tetap memaksakan Liga diisi 24 klub, yang mana hal tersebut akan membuat pelaksanaan Liga menjadi sangat panjang dan melelahkan. Selain itu penambahan beberapa klub seperti Persema dan Persibo ikut serta dalam kasta tertinggi Liga Indonesia juga tidak bisa diterima karena kedua klub tersebut harusnya masih dalam hukuman PSSI. Kami juga termasuk memperjuangkan soal 24 klub yang ikut di dalam liga. Karena dalam keputusan kongres Bali itu cuma 18 klub. Kalau di antara 24 klub itu tidak ada Persema dan Persibo itu mungkin tidak masalah. Tapi ini ada, ini kan tidak sesuai statuta. ujar Juru Bicara kelompok 14 klub, Harbiansyah yang juga merupakan General Manager Persisam Samarinda. Kami ini kan menentang Nurdin Halid karena dia tidak berbuat sesuai statuta. Kalau sekarang tidak sesuai statuta juga, apa kata dunia. Kalian pikir saja, 24 klub mati kita. Di Eropa saja yang cuma tinggal pakai kereta cuma 20 klub. Ini kita yang dari Sabang sampai Merauke.lanjutnya. Di akhir, persatuan 14 klub tersebut kemudian menuliskan pernyataan sikap mereka kepada PSSI dan membagikannya kepada seluruh wartawan yang hadir di pertemuan klub. Berikut isi dari pernyataan sikap tersebut : Memperhatikan perjalanan rapat yang tidak sesuai dengan keinginan peserta serta keinginan PSSI yang diwakili oleh Wakil Ketua Umum Farid Rahman dan Exco Sihar Sitorus tidak sesuai dengan statuta. Maka dengan ini kami telah sepaham bahwa: 1.Kami tetap konsisten untuk melanjutkan kompetisi Liga Super Indonesia yang akan dikelola oleh PT Liga Indonesia sesuai dengan amanat dan ketetapan Kongres II PSSI tahun 2011 di Bali. 2. Kami menerima penyerahan hibah saham dari PT Liga Indonesia yang diwakili oleh sdr. Djoko Driyono kepada klub-klub Liga Super Indonesia sejumlah 99% kepada klub-klub dan 1% kepada PSSI, sesuai dengan amanat kongres II PSSI tahun 2011 di Bali. 3. Maka dengan ini kami menerima kepemilikan saham yang kemudian kami tindaklanjuti

dengan membentuk dan meneruskan PT Liga Indonesia sampai dengan dijadwalkan kompetisi Liga Super Indonesia 2011-2012. 4. Demikian surat kesepahaman ini kami sepakati bersama tanpa tekanan dari pihak manapun. Okezone Satu problem sepakbola Indonesia selesai. Solo, Jawa Tengah, menjadi saksi awal era baru sepakbola Tanah Air dengan memilih Djohar Arifin dan Farid Rahman sebagai ketua dan wakil ketua umum PSSI, menggantikan Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie. Terpilihnya Djohar jelas menjadi angin segar bagi pecinta olahraga mengolah si kulit bundar. Bagaimana tidak, selama ini masyarakat Indonesia memimpikan pemimpin yang mampu memberikan totalitasnya kepada sepakbola. Selain mereformasi PSSI, Djohar juga diharapkan memiliki target jangka panjang. Apalagi kalau bukan prestasi. Selama ini Indonesia seperti jalan di tempat. Jangankan prestasi dunia, berjaya di kawasan Asia Tenggara saja sulit. Kita tentu masih ingat euforia masyarakat saat Firman Utina dkk berlaga di Piala AFF akhir tahun lalu. Segala lapisan masyarakat melebur menjadi satu, memerahkan Stadion Utama Gelora Bung Karno. Bahkan, ketika tim besutan Alfred Riedl (pelatih Indonesia kala itu) gagal mempersembahkan gelar juara, toh mereka tetap dianggap sebagai pahlawan bangsa. Dukungan moril tetap diberikan kepada Firman cs. Ketika itu, sukses Indonesia menjadi runner-up kompetisi se-Asia Tenggara diharapkan menjadi momentum kebangkitan sepakbola Tanah Air. Kita berharap akan ada prestasi lebih tinggi dari sekadar menjadi tim penggembira di ajang internasional. Ironisnya, usai gelaran Piala AFF, sepakbola kita justru dihantam isu pelik. Tuntutan memberhentikan Nurdin Halid cs sebagai nahkoda PSSI yang kemudian disusul dengan munculnya liga tandingan bentukan pengusaha Arifin Panigoro, Liga Primer Indonesia. Kehadiran LPI di satu sisi memberi warna tersendiri sebagai kompetisi di Indonesia. Tapi, kegigihan PSSI ketika itu untuk tidak mengakui keberadaan LPI menjadi masalah besar. Dualisme LPI dan Liga Super Indonesia (LSI) ini juga yang memperuncing kemelut induk organisasi tertinggi Tanah Air. LPI muncul lantaran tidak puas dengan kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI. Bahkan, tiga klub anggota liga yang diakui PSSI Persema Malang, Persebaya, dan PSM Makassar- memilih nyebrang ke LPI. Namun sejak bergulir pada Januari silam, LPI seolah jalan ditempat. Bahkan sempat tersiar kabar LPI tak mampu melanjutkan kompetisi ke putaran kedua. Nasib LPI makin tidak jelas ketika FIFA melarang Arifin maju sebagai calon ketua umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa. Namun, kubu Arifin menegaskan LPI akan tetap melanjutkan putaran keduanya, 17 September mendatang. Yang menjadi masalahnya adalah, bagaimana bisa dua kompetisi ini bergulir di Indonesia. Ketidakjelasan format kompetisi LPI ditengarai akan menjadi masalah tersendiri bagi sepakbola Tanah Air, hingg akhirnya peleburan LPI dan LSI pun disebut-sebut menjadi jalan keluar dualisme ini. Sayang, rencana ini pun mendapat respon beragam. LPI dianggap berada di level berbeda dengan LSI. Seperti diketahui, klub-klub LSI butuh perjuangan berat mulai dari Divisi 1 dan Divisi Utama untuk bisa menembus LSI. Lalu, jika LPI begitu saja dileburkan dengan LSI dipastikan akan menimbulkan kecemburuan diantara peserta Divisi 1 dan Divisi Utama. Pasalnya mereka berdarah-darah untuk bisa menembus level tertinggi kompetisi sepakbola Indonesia, sementara klub-klub LPI hampir semuanya baru terbentuk satu tahun terakhir. Belum lagi masalah biaya operasional klub. Dengan bertambahnya jumlah klub, maka dana yang dibutuhkan akan semakin besar. Padahal selama ini klub selalu morat marit mencari dana, terlebih mulai musim depan tak ada lagi aliran dari ABPD. Ini dimaksudkan agar klub mandiri dan sebagai langkah awal menuju sepakbola profesional. Saat ini saja sejumlah klub baik LPI dan LSI masih dihadapkan pada masalah pelik, minimnya aliran dana yang berakibat pada mandeknya gaji pemain. Namun, pada akhirnya bagaimana format kompetisi ke depannya diserahkan kepada PSSI. Yang terpenting tidak membelok dari tujuan utama, yakni memajukan sepakbola Indonesia. V. PENUTUP A.KESIMPULAN PSSI dari era Nurdin Halid hingga saat ini masih banyak masalah di intern PSSI sendiri.PSSI terlihat seperti lebih mementingkan kepentingan individu ataupun kelompok dari pada kemajuan sepak bola Indonesia sendiri.dan terlihat egois sehingga masukan-

masukan dari luar tidak didengar oleh mereka.dan wajar saja jika ada liga tandingan yang dibuat oleh pihak lain di luar PSSI,mungkin dasar pembuatan liga tandingan tersebut didasari rasa ketidak puasan seseorang atau kelompok terhadap peraturan PSSI yang ada saat ini sehingga membuat liga tandingan yang menurut mereka sesuai dengan statuta pada saat Kongres II PSSI tahun 2011 yang di selenggarakan di Bali. B.SARAN Sebaiknya PSSI harus mematuhi peraturan yang telah di musyawarahkan dan telah di mufakatkan pada saat kongres atau mengikuti peraturan FIFA yang ada.dan seharusnya PSSI mendengar aspirasi dari anggotanya.karena,didalam setiap organisasi belum tentu seorang peminpin atau ketua organisasi benar,dan belum tentu jua anggota di bawahnya salah.dan jika masih terjadi masalah seperti ini hendaknya diadakan musyawarah atau kongres kembali.

Vous aimerez peut-être aussi