Vous êtes sur la page 1sur 9

PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Menurut survey kesehatan nasional 2011 sekitar 27,6% bayi meninggal karena penyakit yang menjadi nomor 2 paling ganas di Indonesia. Pneumonia adalah infeksi (inflamasi / radang) pada paru. Pnemoni dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, maupun jamur. Infeksi virus merupakan penyebab pneumonia paling sering pada anak. meskipun pneumonia sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus, pneumonia sebaiknya tidak dianggap ringan. Karena tidak mudah membedakan antara pneumonia virus dan pneumonia bakteri. Selain itu, pneumonia baik virus maupun bakteri yang berat apabila tidak ditangani dengan tepat dan segera, dapat menyebabkan kematian. 1. Definisi Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang terjadi pada anak. Pneumoni adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agen infeksi. Infeksi virus merupakan penyebab yang paling sering. 2. Etiologi Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti : a. Bakteri : stafylokokus, streptokokus, aeroginosa, enterobakter. b. Virus : virus influenza, adenovirus. c. Mycoplasma pnemonia d. Jamur : candida albicans e. Aspirasi benda asing.

Table 1. Penyebab pneumonia pada anak berdasarkan usia Usia 3 minggu 3 bulan Penyebab Virus : respiratory syncytial Virus (RSV), parainfluenza. Bakteri : streptokokus pneumonia, Bordetella pertusis, Chlamydia trachomatis Virus : RSV, parainfluenza, influenza, rhinovirus Bakteri : S. pnemoniae, Mycoplasma pnemoniae Bakteri : Mycoplasma pnemoniae, Chlamydophila pnemoniae, S. pnemoniae, M. tuberculosis (TBC)

3 bulan 4 tahun

5 tahun keatas

3. Macam- macam Pneumonia a. Pneumonia Lobaris; yang terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari lobus paru dan bila kedua lobus paru terkena bisa dikatakan pnemonia lobaris. b. Pneumonia Interstisial ; yang dapat terjadi di dalam dinding alveolar dan jaringan perinbrokhial serta interlobaris. c. Bronkopneumonia ; yang terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak

konsolidasi dalam lobus. 4. Manifestasi klinis a. Serangan akut dan membahayakan. b. Demam tinggi. c. Batuk. d. Rales ( ronkhi ) e. Wheezing f. Sakit kepala, malaise, myalgia ( pada anak )

g. Nyeri abdomen.

Adapun range normal frekuensi nafas anak berdasarkan usia adalah : 1. Usia < 2 bulan : < 60 x/ menit 2. Usia 2-11 bulan : < 50x/menit 3. Usia 1-5 tahun : < 40x/menit 4. Usia > 5 tahun : < 20x/menit Table 2. sindrom klinis pneumonia pada anak-anak Sindrom Pneumonia bacteria Penyebab Kelompok usia Pnemococcus, Semua usia anak : dll anak < 6 tahun lebih sering Gejala klinis Onset cepat, demam tinggi, tampak sakit sedang-berat (toxic apperence), hasil pemeriksaan dada bersifat fokal/local, hasil foto thorak infiltrate fokal. Takipnea, hipoksemia ringan, tidak demam, wheezing, foto thorak infiltrate interstisial Gradual onset, lowgrade fever, hasil pemeriksaan fisik dada bersifat difus, foto thoraks infiltrate difus Gejala ISPA dominan, subfebris atau tidak demam, pemeriksaan fisik : wheezing difus, foto thorak infiltrate interstisial difus

Pneumonia atipik (bayi)

Chlamydia trachomatis

Usia < 3 bulan

Pneumonia atipik (anak)

Mycplasma

Usia > 5 tahun

Pneumonia viral

virus

Semua usia, usia 3 bulan 5 tahun lebih sering

5. Klasifikasi pneumonia Kalsifikasi pneumonia berdasarkan derajat penyakit (WHO) Klasifikasi Pneumonia sangat berat Gajala atau tanda Batuk atau sesak nafas, dengan salah satu dari : 1. Sianosis sentral 2. Distress penafasan berat 3. Tidak bisa minum, atau muntah-muntah 4. Kejang, letargis atau tidak sadar Pneumonia berat Batuk atau sesak nafas, dengan salah satu dari : 1. Lower chest drawing 2. Nafas cuping hidung 3. Grunting Tidak ada tanda pneumonia sangat berat Pneumonia ringan Batuk atau sesak nafas disertai nafas cepat. Tidak ada tanda pneumonia berat/ sangat berat

6. Patofisiologi Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh mikroorganisme patogen yaitu virus staphylococus aureus, H.

influenzue dan stretococus pnemoneae bakteri. Terdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multiple lobus. Terjadinya destruksi sel dengan menanggalkan debris cellular ke dalam lumen yang mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas. Pada anak kondisi ini dapat akut dan kronik misalnya; AIDS, Cystic Fibrosis, aspirasi benda asing dan konginetal yang dapat meningkatkan resiko pnemonia.

7. Pohon Masalah
Bakteri, virus, aspirasi Pneumonia

Infeksi parenkim paru (alveolus & bronkus)

Hipertermi

Eksudat intra alveolus

Deficit volume cairan

Retensi mukus

Oksigen Berkurang

Nyeri

Bersihan jalan nafas tak efekti

Hiperventilasi

Gangguan pertukaran gas / inefektik pola nafas

Cemas

Intoleran aktivitas Hospitalisasi

Kurang pengetahuan

Resiko Infeksi

8. Pemeriksaan Diagnostik a. Foto Rontgen b. WBC ( white blood cell ) biasanya kurang dari 20.000 cellsmm3c. Pemeriksaan kultur sputum d. Pemeriksaan serologi : membantu dallam membedakan diagnosis organisme khusus. e. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan. f. Biopsi paru : untuk menetapkan diagnosis.

g. Spirometric statik : untuk mengkaji jumlaah udara yang diaspirasi. h. Bronkoskopi : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.

9. Penanganan dan Pengobatan Penatalaksanaan bergantung pada usia anak dan keadaan klinis (ringanberatnya pnemonia). Sebagian besar pneumonia pada anak usia 3 bulan sampai 5 tahun disebabkan oleh nfeksi virus. Oleh karena itu pada anak usia tersebut apabila anak tampak sakit ringan, tidak demam, dapat diobati dengan rawat jalan. Namun apabila tidak ada perbaikan dalam 48 jam, atau terdapat penurunan kondisi, anak harus segera dibawa ke rumah sakit. Adapun indikasi rawat inap pada pneumonia adalah : 1. Pneumonia sedang atau berat 2. Usia anak < 3 bulan 3. Dehidrasi 4. Muntah-muntah 5. Kejang, letargis atau tidak sadar 6. Tidak dapat minum obat 7. Tidak berespon dengan pengobatan rawat jalan

Penanganan yang dilakukan di rumah sakit adalah sebagai berikut : 1. Pemberian oksigen bila saturasi oksigen < 92% (terutama pneumonia berat/sangat berat). 2. Antipiretik/penurun panas. Antipiretik yang biasa diberikan paracetamol dan ibuprofen. 3. Pemberian antbiotik. Pada pneumonia sedang-berat antibiotik diberikan melalui IV. Pemilihan antibiotik disesuaikan dengan pola kuman. 4. Pemberian cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Pneumonia ringan dan anak bisa minum, cairan dapat diberikan melalui oral. Sedangkan pada pneumonia sedang berat atau anak susah minum, atau diperlukan antibiotik infuse maka pemasangan infus diperlukan. 5. Pemberian nutrisi yang cukup. 6. Pneumonia berat dan terdapat ancaman gawat nafas/ gagal nafas perlu penanganan intensif care unit (ICU). 10. Komplikasi a. gangguan pertukaran gas b. hipoksemia c. pnemonia kronik d. atelektasis e. obstruksi jalan nafas f. gagal pernafasan Pleural effusion ( bacterial pnemoni ) adalah

g. komplikasi sistem (meningitis)

ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian a. Riwayat kesehatan 1. Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan sebelumnya (batuk, pilek, takpinea, demam). 2. Anoreksia, sukar menelan, muntah. 3. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas, seperti morbili, pertusis, malnutrisi, imunosupresif. 4. Anggota keluarga yang mengalami sakit saluran pernafasan. 5. Batuk produktif, pernafasan cuping hidung, pernafasan cepat dan dangkal, gellisah dan sianosis. b. Pemeriksaan fisik 1. Demam, takipnea, sianosis, cuping hidung. 2. Auskultasi paru ; ronkhi basah, stridor. 3. Laboratorium ; leukositosis, AGD abnormal, LED meningkat. 4. Rontgen dada (bercak konsolidasi yang tersebar pada kedua paru). c. Faktor psikososial / perkembangan 1. Usia, tingkat perkembangan. 2. Toleransi / kemampuan memahami tindakan. 3. Koping. 4. Pengalaman berpisah dengan orang tua dan keluarga. 5. Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya. d. Pengetahuan keluarga, psikososial 1. Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit. 2. Pengalaman keluarga dalam menangani penyakit saluran pernafasan. 3. Kesepian/ kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya. 4. Koping keluarga. 5. Tingkat kecemasan.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tak efektif. 2. Pola nafas tak efektif 3. Kerusakan pertukaran gas 4. Defisit volume cairan 5. Hipertermi 6. Resiko infeksi 7. Kurang pengetahuan 8. Intoleran aktivitas 9. Nyeri 10. Cemas

Vous aimerez peut-être aussi