Vous êtes sur la page 1sur 13

Jenifer Jill S.

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS (DIARE)

KONSEP DASAR Pengertian Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal atau cair (Hipocrates) Diare adalah buang air besar yang tida nomral dan cair, dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Neonatus > 4 kali dan bayianak > 3 kali dalam sehari) (Lab IKA FKUI, 1988). Etiologi Penyebab diare (Lab IKA FKUA, 1984) Infeksi Infeksi enteral : Bakteri : Vibrio, entamoeba coli, salmonella, shigela Virus : enterovorus, adenovirus, rotavirus, asatrovirus Parasit : cacing, protozoa, jamur Infeksi parenteral Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan (ISPA, saluran kemih dan OMA-otitis media akut) Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat; disakarida (intoleransi laktosa, maltose, sukrosa) monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) Malabsorbsi protein Malabsorbsi lemak Faktor makanan; karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu Faktor psikologis Manifestasi Klinis Muntah Demam Nyeri abdomen Membran mukosa mulut dan bibir kering Fontanel cekung Kehilangan berat badan Tidak nafsu makan Lemah

D. Patofisiologi (Lab IKA FKUI 1988 dan Lab IKA FKUA 1984) Faktor penyebab : - Infeksi enteral * Bakteri * Virus * Parasit - Infeksi parenteral Fecal-oral GI Tract Gangguan Villi Usus OSMOTI K - Over feeding Malabso rbsi KH bahan makana n yang tak berserat SEKRESI - Infeksi interopatoge n Interotro pik hormon secreting faktor OVERGROW TH BACTERI ABSORBSI ABNORMAL KERUSAKAN MUKOSA MOTILITA S INTESTINAL ABNORMAL Hipomotilit y Hipermotil i -ty - Short bowel syndrom Faktor penyebab : - Faktor malabsorbsi - Faktor makanan - Faktor psikologis

Usus halus terkontamin asi

Ion aktif klorida abnormal

Inflamatory Bowel DEsease

DIARE
DEHIDRASI Deraj at Ringa n Seda - BJ Urine ng Mata cekung Berat Kulit kering/ Tonisistas plasma - Hipotoni - Isotoni - HIpertoni HIPOGLIKEMIA Persediaa n glikogen menurun Kadar glukosa Menurun - < 40 mg % (bayi) GANGGUA N GIZI GANGGUAN SIRKULASI Tekanan koloid osmotik Volume plasma Intake menurun Imballance air dan elektrolit Syok hipovolumia - Kerusakan sel - perfusi jaMETABOLIC ASIDOSIS - Kehilangan Na-bic bersama faeces - Ketosis kelaparan - Produksi GANGGUAN KESEIMBANGA N ASAMA BASA

Kelemaha n, Aktivitas

Jenifer Jill S.

tidak elastis

- < 50 mg % (anak) - <100mg % (Dewasa)

menurun

ringan menurun

metabolisme berisfat asam - Perpindahan ion Na dari ekstra sel ke intra sel

E. Derajat Dehidrasi (Lab IKA FKUI, 1988) Kehilangan berat badan 2,5 % tidak ada dehidrasi 2,5-5% Dehidrasi ringan 5-10 % dehidrasi sedang > 10% dehidrasi berat Skor Maurice King Bagian Tubuh Yang Diperiksa Keadaan Umum Turgor Mata UUB Mulut Denyut Nadi 0 Sehat Normal Nomral Normal Normal Kuat < 120 NILAI 1 Gelisah cengeng, apatis, ngantuk Sedikit, kurang Sedikit cekung Sedikit cekung Kering Sedang (120-140) 2 Mengigau, koma/syok Sangat kurang Sangat cekung Sangat cekung Kering, sianosis Lemah > 140

KETERANGAN: Skor : 0-2 dehidrasi ringan 3-6 dehidrasi sedang 7-12 Dehidrasi berat Pada anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutup Untu k kekenyalan kulit : - 1 detik : dehidrasi ringan - 1-2 detik : dehidrasi sedang - > 2 detik : dehidrasi berat PENGKAJIAN Identitas Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak, frekuensi diare untuk neonatus > 4 kali/hari sedangkan untuk anak > 3 kali/hari dalam sehari. Status ekonomi yang rendah

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare pada nak ditinjau dari pola makan, kebersihan dan perawatan. Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk mengetahui tingkat perlaku kesehatan dan komunikasi dalam pengumpulan data melalui wawancara atau interview. Alamat berhubungan dengan epidemiologi (tempat, waktu dan orang) ( Lab. FKUI, 1988). Keluhan utama Keluhan yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang tidaknomral/cair lebih banyak dari biasanya (LAN IKA, FKUA, 1984) Riwayat Penyakit Sekarang Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare dapat disebabkan oleh karena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis. Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan, badan terasa lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari . Regonal,perut teras mules, anus terasa basah. Skala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahan tubuh dan aktivitas sehari-hari. Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang terjadi karena infeksi atau faktor lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare kronis > 14 hari (Lab IKA FKUA, 1984) Riwayat Penyakit sebelumnya Infeksi parenteral seperti ISPA, Infeksi Saluran kemih, OMA (Otitis Media Acut) merupakan faktor predisposisi terjadinya diare (Lab IKA FKUA, 1984) Riwayat Prenatal, Natal dan Postnatal Prenatal Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilan semester pertama, penyakti selama kehamilan yang menyertai seperti TORCH, DM, Hipertiroid yang dapat mempengaruhi pertunbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Natal Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yangdapat mempengaruhi fungsi dan maturitas organ vital. Post Natal Apgar skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau hiperbilirubinemia. BErat badan dan panjang badan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekelompoknya. Pemberian ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan tubuh alami dan imunisasi buatan yang dapat mengurangi pengaruh infeksi pada tubuh.

Jenifer Jill S.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena setiap individu mempunyai ciri-ciri struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan pengkajian fisik dan tindakan haruys disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan (Robert Priharjo, 1995) Riwayat Kesehatan Keluarga Penyakit Apakah ada anggota keluarga yangmenderita diare atau tetangga yang berhubungan dengan distribusi penularan. Lingkungan rumah dan komunitas Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yang kurang mudah terkena kuma penyebab diare. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan BAB yang tidak pada tempat (sembarang)/ di sungai dan cara bermain anak yangkurang higienis dapat mempermudah masuknya kuman lewat Fecal-oral. Persepsi keluarga Kondisi lemah dan mencret yang berlebihan perlu suatu keputusan untuk penangan awal atau lanjutan ini bergantung pada tingkat pengetahuan dan penglaman yang dimiliki oleh anggota keluarga (orang tua). Pola Fungsi Kesehatan Pola Nutrisi Makanan yang terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygiene berpengaruh terjadinya diare, sehingga status gizi dapat berubah ringan samapai jelek dan dapat terjadi hipoglikemia. Kehilangan Berat Badan dapat dimanifestasikan tahap-tahap dehidrasi. Dietik pada anak < 1tahun/> 1tahun dengan Berat badan < 7 kg dapat diberikan ASI/ susu formula dengan rendahlaktosa, umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg dapat diberikan makananpadat atau makanan cair. Pola eliminasi BAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah dapat mendukung secara makroskopis terhadap kuman penyebab dan cara penangana lebih lanjut. BAK perlu dikaji untuk output terhadap kehilangan cairan lewat urine. Pola istirahat Pada bayi, anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat terganggu karena frekuensi diare yang berlebihan, sehingga menjadi rewel. Pola aktivitas Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemeriksaan Fisik (Robert Priharjo, 1995). Sistem Neurologi Subyektif, klien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejang.

Inspeksi, Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan klien. Keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit. Keadaran diamati komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma. Palpasi, adakah parese, anestesia, Perkusi, refleks fisiologis dan refleks patologis. Sistem Penginderaan Subyektif, klien merasa haus, mata berkunang-kunang, Inspeksi: Kepala, kesemitiras muka, cephal hematoma (-), caput sucedum (-), warna dan distibusi rambut serta kondisi kulit kepala kering, pada neonatus dan bayi ubun-ubun besar tampak cekung. Mata, Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syok hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong. Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis metabolik sehingga kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan mengambil O2, nampak adanya pernafasan cuping hidung. Telinga, adakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruh pada kemungkinaninfeksi parenteal yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya diare (Lab. IKA FKUA, 1984) Palpasi: Kepala, Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering, sedangkan untuk anak-anak ubun-ubun besar sudah menutup maximal umur 2 tahun. Mata, tekanan bola mata dapat menurun, Telinga, nyeri tekan, mastoiditis. Sistem Integumen Subyektif, kulit kering Inspeksi, kulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosa kering Palpasi, tidak berkeringat, turgor kulit (kekenyalan kulit kembali dalam 1 detik = dehidrasi ringan, 1-2 detik = dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat (Lab IKA FKUI, 1988). Sistem Kardiovaskuler Subyektif, badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa dingin Inspeksi, pucat, tekanan vena jugularis menurun, pulasisi ictus cordis (-), adakah pembesaran jantung, suhu tubuh meningkat. Palpasi, suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun, heart rate meningkat karena casodilatasi pemuluh darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac output meningkat. Kaji frekuensi, irama dan kekuatan nadi. Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara

Jenifer Jill S.

kasar pada kausus diare akut masih dalam batas normal (batas kiri umumnya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada ruang interkostalis ke 4,5 dan 8. Auskultasi, pada dehidrasiberat dapat terjadi gangguansirkulasi, auskulatasi bunyi jantung S1, S2, murmur atau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah. Sistem Pernafasan Subyektif, sesak atau tidak Inspeksi, bentuk simetris, ekspansi, retraksi interkostal atau subcostal. Kaji frekuensi, irama dan tingkat kedalaman pernafasan, adakah penumpukan sekresi, stridor pernafas inspirasi atau ekspirasi. Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan, kesemitrisan ekspansi, tacti vremitus (-). Auskultasi, dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas, nada dan durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta seperti broncho pnemonia atau infeksi lainnya. Sistem Pencernaan Subyektif, Kelaparan, haus Inspeksi, BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensilebih dari 3 kali dalam sehari, adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi (-) dankesemitrisan abdomen. Auskultasi, Bising usus (dengan menggunakan diafragma stetoskope), peristaltik usus meningkat (gurgling) > 5-20 detik dengan durasi 1 detik. Perkusi, mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien tidak membesar suara tymphani. Palpasi, adakahnyueri tekan, superfisial pemuluh darah, massa (-). Hepar dan lien tidak teraba. Sistem Perkemihan Subyektif, kencing sedikit lain dari biasanya Inspeksi, testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor menutupi labio minor, pemebesaran scrotum (-), rambut (-). BAK frekuensi, warna dan bau serta cara pengeluaran kencing spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam atau sesuai ketentuan. Palpasi, adakah pemebesaran scrotum, infeksi testis atau femosis. Sistem Muskuloskletal Subyektif, lemah Inspeksi, klien tampak lemah, aktivitas menurun Palpasi, hipotoni, kulit kering, elastisitas menurun. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, kekuatan otot. Riwayat Kesehatan Keluarga

Laboratorium (Lab IKA FKUI, 1988) Faeces lengkap Makroskopis dan mikroskopis (bakteri (+) mis. E. Coli) PH dan kadar gula Biakan dan uji resistensi Pemeriksaan Asam Basa Analisa Gas Darah dapat menimbulkan Asidosis metabolik dengan kompensasi alkalosis respiratorik. Pemeriksaan kadar ureum kreatinin Untuk mengetahui faali ginjal Serum elektrolit (Na, K, Ca dan Fosfor) Pada diare dapat terjadi hiponatremia, hipokalsemia yang memungkinkan terjadi penuruna kesadaran dan kejang. Pemeriksaan intubasi duedenum Terutama untuk diare kronik dapat dideteksi jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif. Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit atau penyakit penyerta seperti bronchopnemonia dll seperti foto thorax AP/PA Lateral. Penatalaksanaan Rehidrasi Jenis cairan cara rehidrasi oral : Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti oralit, pedyalit setiap kali diare. Formula sederhana (NaCl dan Sukrosa/KH lain) seperti LGG, tajin cairan parenteral : Usia 0-2 hari dengan BB < 2500 D5%, BB > 2500 (aterm) D10%. Usia 2 hari-3 bulan d100,18 NS Usia 3 bulan- 3 tahun D51/4 NS Usia > 3 tahun D51/2NS HSD (Half Strength Darrow) D1/2 2,5 NS cairan khusus untuk diare > usia 3 bulan. Jalan pemberian Oral (dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi, anak mau minum serta kesadaran baik) Intragastrik (dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi, anak tidak mau makan dan kesadaran menurun). IV line bila dehidrasi berat Jumlah cairan Jumlah cairan yang diberikan tergantung pada: Defisit (derajat dehidrasi) Kehilangan sesaat (concurent loss) Rumatan (maintenance)

Jenifer Jill S.

Jadwal/kecepatan Jadwal atau kecepatan pemeberian cairan tergantung pada tingkat dehidrasi dan umur. Untuk defisit diberikan 3 jampertama dan dilanjutkan maintenance. Obat-obatan Obat anti sekresi Asetosal, 25 mg/hr dengan dosisminimal 30 mg Klorpromasin, 0,5-1 mg/ kg BB/hr Obat antispasmotilitik Papaverin, opium, loperamid Antibiotik Penyebab jelas Ada penyakit penyerta Diet Anak < 1 tahun atau > 1 tahun denga BB < 7 kg Susu ASI/ susu formula dengan laktosa rendah Makanan setengah padat (bubur susu), makana padat Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg Makanan padat/ maknan caiR/susu Dalam keadaan malabsorbsi berat serta allergi protein susu sapi dapat diberikan elemental/semi elemental formula. Supportif a. Vitamin A 200.000 iu IM b. Vitamin A 100.000 iu IM c. Vitamin A 5000 iu d. Vitamin A 2.500 iu po e. Vitamin A 5.000 iu po f. Vitamin B kompleks, vit C usia < 1 tahun usia 1-5 tahun usia > 5 tahun usia < 1 tahun usia > 1 tahun

Rencana Asuhan Keperawatan


Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare. Tujuan: Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal. Kriteria: Tanda-tanda vital dalam batas normal Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran urine terkontrol, mata tidak cowong dan ubunubun besar tidak cekung. Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN dalam batas normal. BGA dalam batas normal Intervensi: Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi) R/ Penurunan volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan pemekatan urine. Deteksi dini

memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit. Pantau intake dan out put R/ Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat haluaran tak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme. Timbang BB setiap hari. R/ Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan. Penatalaksanaan rehidrasi : Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak (LGG, oralit atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret. R/ Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan gelombang udara dan mengurangi distensi. Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit penyerta). R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah hilang. Kolaborasi : Pemeriksaan serum elektrolit (Na, K dan Ca serta BUN) R/ Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN untuk mengetahui faali ginjal (kompensasi). Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan antibiotik) R/ Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal. Antibiotik sebagai antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan diare Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria: Nafsu makan baik BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh Hasil pemeriksaan laborat protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam) Intervensi: Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi, berlemak dan air panas atau dingin) R/ Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus. Timbang BB setiap hari R/ Perubahan berat badan yang menurun menggambarkan peningkatan kebutuhan kalori, protein dan vitamin. Ciptakan lingkungan yang menyenagkan selama waktu makan dan bantu sesuai dengan kebutuhan. R/ Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan. Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai

Jenifer Jill S.

dengan kesehatan dan peningkatan daya tahan tubuh. R/ Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan katabolisme serta peningkatan daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit. Penjelasan yang diterima dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang diketahuinya. Kolaborasi : Diet Anak, 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI atau formula rendah laktosa), makan setengah padat/makanan padat. R/ Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktose inaktif sehingga intoleransi laktose. Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padat R/ Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan. Rehidrasi parenteral (IV line) R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah hilang. Supporatif (pemberian vitamin A) R/ Vitamin merupakan bagian dari kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh terutama pada bayi untuk proses pertumbuhan. Risiko injuri kulit (area perianal) berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare Tujuan: Injuri kulit tidak terjadi Kriteria: Integritas kulit utuh Iritasi tidak terjadi Kulittidak hiperemia,atau iscemia Kebersihan peranal terjaga dan tetap bersih Keluarga dapat mendemonstrasikan dan melakasnakan perawatan perianal dengan baik dan benar Intervensi: Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga kebersihan di tempat tidur . R/ Kebersihan mencegah aktivitas kuman. Informasi yang adekuat melalui metode diskusi dapat memberikan gambaran tentang pentingnya kebersihan dan keadaran partisipasi dalam peningkatan kesehatan. Libatkan dan demonstrasikan cara perawatan perianal bila basah akibat diare atau kencing dengan mengeringkannya dan mengganti pakaian bawah. serta alasnya. R/ Kooperatif dan partisipati sangat penting untuk peningkatan dan pencegahan untuk mencegah terjadinya disintegrasi kulit yang tidak diharapkan. Menganjurkan keluarga untuk mengganti pakaian bawah yang basah.

11

R/ Kelembaban dan keasaman faeces merupakan faktor pencetus timbulnya iritasi. Untuk itu pengertian akan mendorong keluarga untuk mengatasi masalah tersebut. Lindungi area perianal dari irtasi dengan pemeberian lotion. R/ Sering BAB dengan peningkatan keasaman dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan dan pemberian lotion dari iritasi. Atur posisi klien selang 2-3 jam. R/ Posisi yang bergantian berpengaruh pada proses vaskularisasi lancar dan mengurangi penekanan yang lama, sehingga mencegah ischemia dan iritasi. Nyeri (akut) berhubungan dengan hiperstaltik, iritasi fisura perirectal Tujuan: Nyeri berkurang Intervensi: Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi R/ menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri Lakukan aktifitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti massase punggung dan kompres hangat abdomen R/ meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian klien dan meningkatkan kemampuan koping Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan air setelah defekasi dan berikan perawatan kulit. R/ melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi R/ analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikoligernik untuk menurunkan spasme traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis Kaji keluhan nyeri dengan visual analog scale (skala 1-5), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal R/ mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya

Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas, salah iterpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif. Tujuan: Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah Intervensi: Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya. R/ evektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibat

Jenifer Jill S.

terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari. R/ pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dan keluarga dalam proses perawatan klien Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi, dan cara pemberian serta efek samping yang mungkin timbul. R/ meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan Jelaskan dan tunjukan cara perawatan perineal setelah defekasi. R/ meningkatkan kemandirian dan control keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya. EVALUASI Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauh mana tujuan tersebut tercapai. Bila ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh Integritas kulit kembali normal Rasa nyaman terpenuhi Pengetahuan keluarga meningkat

13

Vous aimerez peut-être aussi