Vous êtes sur la page 1sur 3

BAB I PENDAHULUAN Kontrasepsi merupakan suatu cara yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan.

Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar mendukung program kontraspesi untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk meningkatkan kesejahteraaan keluarga. Dalam hal ini pemerintah Indonesia menyelenggarakan program Keluarga Berencana atau KB melalui pengaturan kelahiran. Pembangunan Gerakan Keluarga Berencana Nasional ditujukan terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keluarga sebagai kelompok sumber daya manusia terkecil yang mempunyai ikatan batiniah dan lahiriah. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. (Sarwono, 2003). Berbicara tentang kesehatan reproduksi banyak sekali yang harus dikaji, tidak hanya tentang organ reproduksi saja tetapi ada beberapa aspek, salah satunya adalah kontrasepsi. Saat ini tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi IUD, suntik, pil, implant, kontap, kondom. (BKKBN,2004). Maka untuk mewujudkan semua ini, yang bisa dilakukan adalah program kontrasepsi.

II.2.

PATOLOGI Siklus Menstruasi Siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari ke-1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon Follicle Stimulating Hormone (FSH). Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya Luteinizing Hormone (LH) dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.

BAB II PEMBAHASAN

II.1.

DEFINISI Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang berarti mencegah, melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Menurut kamus besar Dorland, kontrasepsi secara umum diartikan sebagai cara untuk mengurangi kemungkinan atau mencegah konsepsi, atau juga dapat berarti agen yang mencegah kons epsi. Kontrasepsi adalah segala sesuatu yang dilaksanakan untuk mencegah atau melawan pembuahan yang akan terjadi baik yang dilakukan secara sementara atau permanen. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma. Terdapat beberapa macam metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak ada satu pun yang menyeluruh. Meskipun begitu, beberapa metode ada yang lebih efektif bila dibandingkan dengan metode lainnya. Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian pengguna dengan instruksi. Perbedaan keberhasilan metode juga tergantung pada tipikal pengguna yang kadang tidak konsisten dan pengguna sempurna (mengikuti semua instruksi dengan benar dan tepat).

Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali. Sistem Hormonal Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah: FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin 1.

2.

3.

Pada siklus ini, dimulai dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi) 3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim) Masa Subur Masa subur adalah masa dimana akan terjadi kehamilan pada saat fertilisasi. Pada masa itulah, sel telur yang dihasilkan berada dalam keadaan siap untuk dibuahi. Masa subur diperoleh dari :

Masa subur = awal mens + rata-rata mens 14 hari


II.3. EPIDEMIOLOGI Kontrasepsi umumnya melakukan pencegahan kehamilan dengan cara mencegah sperma yang datang menghampiri sel telur matang (yaitu, metode yang bertindak sebagai hambatan atau mencegah ovulasi) atau dengan mencegah ovum dari pertumbuhan endometrium (yaitu, mekanisme yang menciptakan lingkungan rahim yang tidak menguntungkan). Perkembangan teknologi kontrasepsi dan peningkatan penjualan dari kontrasepsi yang efektif dan aman, menjarangkan keha milan menjadi isu kesehatan yang secara signifikan mempengaruhi Amerika Serikat. Lebih dari 2,5 juta atau sekitar 49 % kehamilan yang tidak diharapkan terjadi dari seluruh kehamilan yang ada. Metode yang umum digunakan kontrasepsi reversibel termasuk oral, transdermal, dan cincin vagina kontrasepsi, suntik dan implan progestin, intrauterine device (IUD), kondom, spermisida, diafragma, tudung serviks, spons, penarikan, dan periodik abstinence.3-5, metode ini saling berbeda dalam efektivitas yang relatif, keselamatan, dan jenis pasiennya. Keefektifitas dari setiap metode kontrasepsi sulit untuk ditentukan karena banyak faktor yang mempengaruhi kegagalan kontrasepsi. Dalam sebuah survei terhadap wanita yang melakukan aborsi pada tahun 2000 hingga 2001, 46% tidak melaksanakan metode kontrasepsi karena dianggap resiko kehamilan rendah (sekitar 33%) dan kekhawatiran tentang penggunaan kontrasepsi (sekitar 32%) . Kondom laki-laki adalah metode yang paling umum digunakan (sekitar 28%). Kontrasepsi oral yang digunakan oleh 14% dari wanita, dan 76% diantaranya melaporkan penggunaannya menghasilkan kehamilan. II.4. PENYAJIAN KLINIK Bagi banyak wanita muda, alasan utama untuk mengunjungi seorang dokter adalah untuk memperoleh kontrasepsi. Dokter dapat menggunakan kesempatan ini untuk menyediakan pemeliharaan kesehatan / pencegahan

1.

Tiga Siklus Utama Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu: Masa menstruasi Pada masa ini, berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah Masa proliferasi

2.

penyakit dengan konseling tentang kesehatan reproduksi dan Penyakit Menular Seksual (PMS). Pemeliharaan kesehatan harus mencakup penilaian dan konseling tentang kesehatan reproduksi. Secara tradisional kontrasepsi, hormonal diberikan setelah adanya pemeriksaan ke klinis payudara dan tulang pinggang. Namun, kebutuhan untuk pemeriksaan fisik mungkin menunda akses ke kontrasepsi, sehingga menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan dan risiko kesehatan lainnya.Oleh karena itu, Amerika College of Obstetri dan Ginekologi (ACOG) dan organisasi nasional lainnya memungkinkan untuk membuat penyediaan kontrasepsi hormonal setelah adanya sejarah medis sederhana dan ukuran tekanan darah. Lain halnya dengan tindakan pencegahan, seperti pemeriksaan tulang pinggang dan payudara, penyediaan dari vaksin papillomavirus, skrining penyakit manusia, untuk serviks, neoplasia, dan konseling untuk pencegahan PMS, dapat dicapai selama konseling rutin. II.5. PENGOBATAN Tujuan yang jelas dari pengobatan dengan adanya semua metode kontrasepsi dimaksudkan untuk mencegah kehamilan. Namun, banyak manfaat kesehatan yang terkait dengan metode kontrasepsi, termasuk pencegahan PMS (dengan kondom), perbaikan dalam keteraturan siklus menstruasi (dengan hormonal kontrasepsi), pencegahan penyakit berbahaya dan kondisi kesehatan lainnya (dengan kontrasepsi oral), dan siklus primenopause.

Vous aimerez peut-être aussi