Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
CREATED BY
GITO FERNANDO RUDI HANDESCHAN EGIDIUS UMBU NDETA DEDE MAIDA F Dedi damianus Vinsensius ewalo Theresia marsiana Welson mandala Isman fauzi Angga BP Amsyah romi Beatrix puryatno
DEFINISI
Bahasa Yunani terengah-engah
Penyakit inflamatori kronis saluran nafas yang ditandai dengan simtom variabel dan berulang, obstruksi aliran udara reversibel dan bronkos spasme.
PENGELOMPOKAN ASMA
a. Atopik ( ekstrinsik ) b. Non atopik ( Intrinsik )
EKSHALASI
ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti, namun asma disebabkan oleh peradangan pada saluran udara. Para ilmuan mencoba mencari gen penyebabnya, faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut
Lingkungan Gaya hidup Iklim Psikologis Kelelahan Refluk asam lambung/GERD ( gas Troesop hageal refluk disease ) Obat-obatan ( aspirin dan ensaid )
Darurat
Bibir dan wajah tanpak kebiruan Penurunan tingkat kewaspadaan Kesulitan bernafas yang ekstrim Denyut nadi meningkat Berkeringat
tanda utama yang menjadi sinyal serangan asma : Mengi Sesak nafas Dada sesak Batuk Kesulitan berbicara
Melihat tanda utama yang menjadi sinyal serangan asma Melakukan tindakan keperawatan darurat Menghubungi pelayanan kesehatan
meskipun asma adalah penyakit reversibel dan treetment yang diperlukan telah tersedia, akan tetapi masih ada kemungkinan bgi pengidapnya sampai meninggal dunia.
PATOGENESIS
Berdasarkan sistem imun Alergen masuk ke sal. Nafas ------- SS Imun ---- IgE IgE menempel di sel mast saluran nafas dan kulit Ikatan alergen dengan IgE melepaskan mediator kimia : Histamin, leukotrin, prostaglandin, eusinofil
Bronko kontriksi, Edema, hipersekresi kelenjar2 sub mikosa dan infiltrasi sel radang di dal nafas Asma akut / kronik
PATOFISIOLOGI
Faktor Alergen Faktor psikologis Kontraksi otot polos meningkat Meningkatkan sekresi abnormal mukus pada bronkiolus Kontraksi trakea dan meningkatnya produksi mukus di jalan nafas
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin timbul adalah
1. Status asmatikus 2. Atelektasis 3. Hipoksemia 4. Pneumothoraks 5. Emfisema 6. Deformitas thoraks 7. Gagal nafas
ASKEP
Anamnesa : KU, RKS (PQRST), RKD Pemeriksaan fisik : Head to toe, I P P A
Pengkajian
PENGKAJIAN
Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan. Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur. Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu, melebarkan hidung. Adanya bunyi napas mengi. Adanya batuk berulang.
Pernapasan
SIRKULASI
Sirkulasi
Adanya peningkatan tekanan darah. Adanya peningkatan frekuensi jantung. Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis. Kemerahan atau berkeringat.
Aktivitas
Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas. Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari. Tidur dalam posisi duduk tinggi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi mukus yg berlebihan. 2. Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan suplai oksigen (spasme bronkus) 3. Pola Nafas tidak efektif b/d bronkospasme. 4. Intoleransi aktivitas dlm melakukan perawatan diri b/d sesak dan kelemahan fisik
TUJUAN PENATALAKSANAAN
Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma Mencegah serangan akut Meningkatkan fungsi paru mendekati normal dan mempertahankan keadaan tersebut Mengupayakan tercapainya tingkat aktivitas normal Menghindari efek samping obat Mencegah penyempitan bronkus yang irreversibel Mencegah kematian karena asma
PENGOBATAN
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
1. Pengobatan non farmakologik
Memberikan penyuluhan Menghindari faktor pencetus Pemberian cairan Fisiotherapy
2. Pengobatan farmakologik
O2 s/d saturasi O2 > 95% Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Agonis beta 2 inhalasi
Dianjurkan untuk semua penderita Inhalasi setiap 20 menit s.d 3x
Adrenalin 0,3 cc SC interval 20 menit s.d 3 x (jika tidak ada agonis beta 2 inhalasi)
Tidak dianjurkan : toksik Dosis awal 5 mg/kgbb bolus IV bila sebelumnya tidak pernah mendapatkan aminofilin Dosis pemeliharaan 0,5 0,6 mg/kgBB per drip
Aminofilin
TERIMA KASIH