Vous êtes sur la page 1sur 3

ANALISIS VARIABEL Pendidikan Keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan pengolahan sampah Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan

n sampah dibutuhkan untuk mengukur sejauh mana pemahaman masyarakat berkaitan pengelolaan sampah, terutama dalam hal melakukan pemilahan sampah. Hasil yang diperoleh ini jika dihubungkan dengan proses atau tingkatan pendidikan dan hasil belajar sangatlah berkaitan. Dimana tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar berpendidikan setingkat SD (29,7%), sehingga tingkat pengetahuan warga Desa Ampel Gading sebagian besar pada level rendah (28,13%). Hal ini dapat dilihat dari praktik pengolahan sampah yang meliputi : a) Pemilahan sampah organik & anorganik (.....%) tidak dilakukan pemilahan antara sampah organik dan anorganik. b) Pewadahan sampah ...% menunjukkan tempat sampah tidak tertutup. c) Sistem penanganan sampah ....% sistem penanganan sampah secara individu yaitu dengan di bakar maupun dibuang ke sungai . hal ini menunjukkan tingkat kesadaran terhadap lingkungan rendah.Sampah yang dibuang ke sungai mengakibatkan aliran sungai akan tersumbat, berpotensi banjir dan timbulnya penyakit. Sedangkan sampah yang di bakar dapat mengakibatkan polusi udara serta mengubah komposisi udara. Keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan SPAL Tingkat pendidikan juga turut mempengaruhi sistem pengolahan air limbah. Hal ini dapat dilihat dari : a) Kepemilikan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) kepemilikan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) dimana kondisinya yang tergolong masih buruk. Kondisi ini terlihat dari pembuangan yang berakhir di sungai secara langsung tanpa di olah terlebih dahulu. b) Frekuensi pengurasan /penyedotan septic tank Praktek pengurasan / penyedotan septic tank tidak dilakukan sama sekali. Sehingga mengakibatkan penimbunan limbah ekskreta di area septic tank, apalagi

di dukung oleh tingkat peresapan tanah yang buruk serta menimbulkan sumber air sekitar tercemar karena jarak antara letak septic tank dengan sumber air kurang dari 10 meter. Jumlah anggota keluarga Keterkaitan jumlah anggota keluarga dengan pengolahan sampah Jumlah anggota keluarga turut mempengaruhi penanganan sampah. Semakin banyak jumlah anggota keluarga, jumlah sampah yang dihasilkan dalam rumah tangga tersebut semakin banyak. Dari hasil survey 20 rumah di desa ampelgading menunjukkan volume sampah yang berbeda-beda,yang disebabkan oleh perbedaan jumlah anggota di setiap rumah. Dalam 1 rumah yang terdapat 1 anggota keluarga volume yang dihasilkan lebih sedikit dari 1 rumah yang jumlah anggota keluarganya 4 orang. Hal ini dipengaruhi oleh konsumsi anggota keluarga yang meliputi : pengolahan bahan makanan dan bahan-bahan lainnya. Keterkaitan jumlah anggota keluarga dengan SPAL Selain itu jumlah anggota keluarga juga mempengaruhi limbah.semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin banyak pembuangan air air limbah yang

dihasilkan. Sumber air limbah meliputi : penggunaan air untuk mandi,cuci, dan kakus. Hal ini akan mempengaruhi kapasitas sistem pembuangan air limbah dan septic tank di masingmasing rumah. Ketersediaan lahan kosong di sekitar rumah Keterkaitan kepemilikan lahan kosong dengan pengolahan sampah Ketersediaan lahan kosong di sekitar rumah turut mempengaruhi pengolahan sampah. Rumah yang memiliki lahan kosong disekitar rumah memudahkan dalam pengolahan sampah dari pada yang tidak mempunyai lahan kosong di sekitar rumah. Pengolahan sampah tersebut meliputi penampungan sampah sementara,penimbunan sampah dan proses pembakaran sampah yang memerlukan lahan yang cukup. Dari hasil survey 20 rumah terdapat 12 rumah yang memiliki lahan kosong sedangkan 7 diantaranya tidak memiliki lahan kosong. Sebagian besar warga desa ampel gading mengolah sampah dengan membakar maupun menimbun daripada mengolah sampah secara kolektif swadaya ataupun kolektif DPU/ Dinas Kebersihan. Rumah yang Sistem penanganan

sampahnya dilakukan secara individu sejumlah 14 rumah sedangkan sistem penanganan sampah secara kolektif sejumlah 4 rumah dan sistem penanganan sampah secara swadaya sejumlah 1 rumah. data menunjukkan keterkaitan antara kepemilikan lahan kosong dengan sistem pengolahan sampah. Kepemilikan lahan kosong pada pemukiman tersebut lebih banyak daripada yang tidak memiliki lahan kosong sehingga sebagian besar warga menggunakan sistem pengolahan sampah secara individu dari pada sistem pengolahan sampah secara swadaya maupun kolektif DPU. Keterkaitan kepemilikan lahan kosong dengan SPAL Ketersediaan lahan kosong di sekitar rumah turut mempengaruhi sistem pembuangan air limbah. Banyaknya lahan kosong yang dimiliki warga dapat dijadikan sebagai tempat pembuangan air limbah. Hasil survey menunjukan warga yang memiliki SPAL sejumlah 12 rumah, sedangkan warga yang tidak memiliki SPAL sejumlah 7 rumah. Hal ini menunjukan adanya keterkaitan antara kepemilikan lahan kosong dengan kepemilikan SPAL. Dimana warga yang memiliki lahan kosong sejumlah 12 rumah dan yang tidak memilki lahan kosong sejumlah 7 rumah. Dari data tersebut dapat disimpulkan warga yang memiliki lahan kosong juga mempunyai SPAL, sedangkan warga yang tidak memiliki lahan kosong tidak mempunyai SPAL.

Vous aimerez peut-être aussi