Vous êtes sur la page 1sur 13

BAB II TINJAUAN TEORI

A. KONSEP TEORI BLIGHTED OVUM 1. Pengertian Blighted Ovum (BO) adalah kehamilan tanpa janin (anembryonic pregancy), jadi cuma ada kantong gestasi (kantong kehamilan) dan air ketuban saja. kehamilan anembryonic mengacu pada kehamilan di mana kantung kehamilan berkembang di dalam rahim, namun kantung kosong dan tidak mengandung embrio. Penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa embrio berhenti berkembang pada tahap yang sangat awal dan itu kembali diserap. Kehamilan Anembryonic" berarti kehamilan tanpa embrio. (http://www.americanpregnancy.org) dikenal sebagai "kehamilan anembryonic" terjadi ketika telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim, tetapi embrio tidak berkembang.Sel berkembang untuk membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak embrio itu sendiri. (http://www.miscarriageassociation.org) blighted ovum adalah jenis umum keguguran. Ini terjadi ketika telur dibuahi di dalam rahim tetapi embrio yang dihasilkan berhenti berkembang sangat awal atau tidak terbentuk sama sekali. (Dr Umesh Jindal) (http://doktersehat.com) Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada janin di dalam kandungan. Blighted ovum (kehamilan anembrionik) merupakan kehamilan patologik, dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal. Di samping mudigah, kantong kuning telur juga tidak ikut terbentuk. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif. Blighted ovum (anembryonic pregnancy) terjadi pada saat ovum yang sudah dibuahi menempel ke dinding uterus, tapi embrio tidak berkembang. Sel-sel berkembang membentuk kantong kehamilan, tapi tidak membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi pada trimester pertama sebelum wanita tersebut mengetahui tentang kehamilannya. 2. Etiologi Kelainan kromosom pada saat proses pembuahan sel telur dan sel sperma (kualitas sel telur yang tidak bagus. Blighted ovum merupakan penyebab sekitar 50% keguguran trimester pertama dan biasanya merupakan akibat dari masalah kromosom. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tidak mencoba untuk melanjutkan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi yang sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel abnormal, atau kualitas sperma yang buruk atau telur.

(http://www.miscarriageassociation.org) Infeksi dari torch, kelainan imunologi dan penyakit diabetes dapat ikut menyebabkan terjadinya blighted ovum Faktor usia:semakain tinggi usia suami atau istri, semakin tinggi pula peluang terjadinya blighted ovum. Meskipun prosentasenya tidak terlalu besar, infeksi rubella, infeksi TORCH, kelainan imunologi, dan sakit kencing manis/diabetes melitus yang tidak terkontrol.pada ibu hamil dapat menjadi menyebabkan terjadinya kehamilan kosong. Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sperma. Tubuh ibu mengenali adanya kromosom yang abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak melanjutkan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal yang sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau telur yang kurang baik.Infeksi TORCH dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun. 3. Patogenensis Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu sperma. Namun dengan berbagai penyebab (diantaranya kualitas telur/sperma yang buruk atau terdapat infeksi torch), maka unsur janin tidak berkembang sama sekali. Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam didalam rahim lalu rahim yang berisi hasil konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan bahawa sudah terdapat hasil konsepsi didalam rahim. Hormon yang dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah dan lainya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya hal ini disebabkan Plasenta menghasilkan hormon hCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon hCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan. 4. Manifestasi Klinis Pada awal kehamilan berjalan baik dan normal tanpa ada tanda-tanda kelainan Kantung kehamilan terlihat jalas, tes kehamilan urin positif Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan USG pada usia kehamilan memasuki 6-7 minggu. kemungkinan memiliki kram perut ringan, dan atau perdarahan bercak ringan. Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan tanda-tanda mungkin termasuk:

o Periode menstruasi terlambat o Kram perut o Minor vagina atau bercak perdarahan o Tes kehamilan positif pada saat gejala o Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan o Hampir sama dengan kehamilan normal o Gejala tidak spesifik (perdarahan spotting coklat kemerah-merahan, kram perut, bertambahnya ukuran rahim yang lambat) o Tidak sengaja ditemukan dengan USG 5. Diagnosa Anamnesis (tanda - tanda kehamilan) Pemeriksaan fisik diagnosis pasti dengan pemeriksaan penunjang (USG) Diagnosis kehamilanan embrionik bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilan anembriogenik dapat ditegakkan bila pada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong kuning telur.

Gambar 1 : Blighted Ovum

Gambar 2 : Kehamilan Normal

Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan. Selain blighted ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus. 6. Penanganan Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil

sungguhan.(http://doktersehat.com) Lebih penting adalah trauma mental untuk pasangan. Hal ini membutuhkan konseling dan meyakinkan mereka bahwa proses ini sangat umum. Hal ini lebih baik untuk menghindari kehamilan selama 2 bulan dan dapat mencoba lagi. Tidak perlu menunggu sangat lama. Umumnya sel telur blighted adalah kejadian acak dan kemungkinan pengulangan cukup kurang.(http://doktersehat.com) 7. Pencegahan Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita. Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat. Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.( http://doktersehat.com)

B. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN I. Pengkajian Tanggal Jam Tempat : tanggal dilakukan pengkajian : jam dilakukan pengkajian : tempat dilakukan poengkajian

A. Data Subyektif 1) Biodata Nama Istri / Suami Umur : Untuk mengetahui identitas. : Untuk mengetahui umur pasien, menentukan konseling dan resiko. Kurun reproduksi sehat antara 20-30 tahun. Pada kasus blighted ovum semakain tinggi usia suami atau istri, semakin tinggi pula peluang terjadinya blighted ovum. Agama : Untuk memudahkan bidan dalam melakukan pendekatan dalam memberikan asuhan Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang digunakan sebagai dasar dalam memberikan asuhan. Pekerjaan Alamat : Untuk menggetahui status ekonomi dan aktifitas ibu. : Untuk mengetahui tempat tinggal pasien sehingga

memudahkan kunjungan rumah. 2) Keluhan Utama Apa yang dikeluhkan pasien saat pengkajian. Pada kasus blighted ovum kemungkinan mengalami kram perut ringan, dan atau perdarahan bercak ringan. Keluhan padaTrimester I:Chloasma gravidarum, mual dan muntah (akanhilang pa da kehamilan 12-14 minggu) seringkencing, pusing, ngidam, obstipasi. 3) Riwayat Kesehatan yang Lalu Untuk mengetahui apakah klien pernah atau tidak pernah menderita penyakit menular (seperti TBC, kusta), penyakit menurun (DM, HT, asma, dll) serta serta penyakit infeksi seperti TORCH. Infeksi dari torch, kelainan imunologi dan penyakit diabetes dapat ikut menyebabkan terjadinya blighted ovum. 4) Riwayat Kesehatan Sekarang Untuk mengetahui bagaimana keadaan kesehatan klien saat ini, apakah klien sedang menderita menular (seperti TBC, kusta), penyakit menurun (jantung, Diabetes, hipertensi, asma, dll) serta penyakit infeksi seperti TORCH. Infeksi dari torch, kelainan imunologi dan penyakit diabetes dapat ikut menyebabkan terjadinya blighted ovum. 5) Riwayat Kesehatan keluarga

Untuk mengetahui apakah dalam keluarganya/keluarga suaminya ada atau tidak yang mempunyai penyakit menurun (seperti DM, HT, asma, dll), penyakit menular (TBC, Kusta) serta ada atau tidak yang mempunyai keturunan kembar, bila ada siapa. Perlu dikaji untuk mengetahui penyakit yang diderita keluarga yang dapat menurun atau menular pada ibu sehingga mempengaruhi masa kehamilan 6) Riwayat Riwayat pernikahan Menikah :...kali

Umur pertama menikah :...tahun Lama menikah :...tahun Ditanyakan kawin berapa kali, umur/lama perkawinan, jaral perkawinan dengan kehamilan, perkawinan pada masyarakat pedesaan sering terjadi pada usia muda, yaitu sekitar usia menarche resiko melahirkan BBLR sekitar 2 kali lipat dalam 2 tahun setelah menarche disamping itu akan terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Semua ini akan menyebabkan kebanyakan wanita di negara berkembang mempunyai TB yang pendek. (Soetyningsih, 1995:96) 7) Riwayat Menstruasi Ditanyakan kapan pertama kali klien mendapat haid (menarche), apakah haidnya teratur atau tidak, berapa hari siklus haidnya, berapa lama haidnya, berapa banyak darah haid yang keluar selama haid, bagaimana warna darah haidnya, bagaimana baunya dan konsistensinya. Juga ditanyakan keluhan apa saja yang dialami klien saat haid. Apakah dismenorhoe, bila ya, kapan : apakah klien saat haid, apakah dismenorhoe, bila ya, kapan : apakah klien pernah mengalami flour albus, bila ya kapan, bagaimana warna flour albus, apakah berbau atau gatal, bagaimana konsistensinya dan jumlahnya. Menarche sekitar umur 13-16 tahun Siklus 28-30 hari Lama 3-5 hari Jumlah + 50 cc (Manuaba, 2009) 8) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu Untuk mengetahui adakah penyulit-penyulit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan nifas, serta kelainan pada masa kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Riwayat kehamilan sebelumnya - Apakah da masalah selama persalinan atau kelahiran sebelumnya (bedah caesar, persalinan dengan ekstraksi vakum atau vorseps, induksi oksitosin, hipertensi yang diinduksi oleh kehamilannya, preeklampsi/eklampsia,

perdarahan pasca persalinan)? - Berapa berat badan bayi yang paling besar pernah ibu lahirkan?

- Apakah ibu mempunyai bayi bermasalah pada kehamilan/ persalinan sebelumnya? (Asuhan Persalinan Normal 2008:39) 9) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas sekarang Kehamilan Apakah selama hamil ada penyakit yang menyertai kehamilan seperti hipertensi, anemia , penyakit jantung, asma,TBC, kencing manis.adakah masalah yang diderita ibu selama hamil, misalnya hiperemesis gravidarum yang dapat menyebabkan anemia. Frekuensi ibu ANC ditangani oleh tenaga kesehatan, obat atau vitamin yang dikonsumsi ibu saat hamil Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan USG pada usia kehamilan memasuki 6-7 minggu. Persalinan Ibu melahirkan tanggal dan jam berapa, pada usia kehamilan berapa, dimana, ditolong oleh siapa, jenis kelamin anaknya, berat dan panjangnya, spontan atau tindakan, anak lahir langsung menangis atau tidak, adakah penyulit selama proses persalinan seperti inersia uteri, tetania uteri, perdarahan atau KPD Nifas Bagaimana keadaan nifas ibu saat ini, apakah ibu mengalami demam atau perdarahan, apakah ibu menyusui bayinya 10) Riwayat KB Ditanyakan apakah klien pernah ikut KB atau tidak, jenis atau metode KB apa yang digunakan, berapa lama menggunakan menggunakan metode KB dari apakah klien mengalami efek samping akibat KB tersebut, bila iya, efek samping apa yang dialami, apa yang dilakukan klien terhadap efek samping tersebut, apa rencana KB klien setelah melahirkan. 11) Pola Kebiasaan Sehari-hari selama Hamil a. Pola Nutrisi Sebelum hamil : Berapa kali ibu makan dalam sehari, bagaimana porsi makannya, dan apa saja menunya, serta adakah tambahan makanan selain nasi. Selama hamil : Berapa kali ibu makan dalam sehari, bagaimana porsi makannya, dan apa saja menunya, serta adakah tambahan makanan selain nasi. Jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah 300kalori per hari, dengan komposisi menu seimbang (cukup mengandungkarbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air) Pola Eliminasi

Sebelum hamil

: BAB : Berapa kali sehari, warna tinjanya apa, konsistensinya lunak atau keras, ada keluhan atau tidak saat BAB, kalau ada apa keluhannya. BAK : Frekuensi bagaimana warnanya. BAK berapa kali dalam sehari,

Saat hamil

: BAB : Berapa kali sehari, warna tinjanya apa, konsistensinya lunak atau keras, ada keluhan atau tidak saat BAB, kalau ada apa keluhannya. BAK : Frekuensi bagaimana warnanya. Keluhan pada ibu hamil trimester 1 berkaitan dengan pola eliminasi yaitu obstipasi BAK berapa kali dalam sehari,

Pola Aktifitas Sebelum hamil : Aktifitas apa saja yang bisa dikerjakan ibu seharihari. Saat hamil : Aktifitas apa saja yang bisa dikerjakan ibu sehari-hari selama kehamilan ini b. Pola Istirahat/Tidur Sebelum hamil :Bagaimana pola kebiasaan istirahat ibu, baik siang maupun malam. Saat hamil :Bagaimana pola kebiasaan istirahat ibu, baik siang maupun malam pada kehamilan ini. c. Pola Personal Hygiene Saat hamil : bagaimana ibu menjaga hygiennya, ibu mandi berapa kali sehari, gosok gigi berapa kali sehari, keramas berapa kali sehari, gosok gigi berapa kali sehari. 12) Data Psikososial Wanita hamil diharapkan selalu disertai perasaan aman dan tenang dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya yang akan datang. (Perawatan Ibu di Puskesmas, DepKes RI: hal 81) Pada wanita hamil dari golongan sosial ekonomi rendah pada umumnya tergolong kategori resiko besar Adanya pantangan wanita hamil tentang makanan tertentu dapat mengakibatkan kekurangan gizi pada ibu hamil Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, sehingga kurang energi protein (KEP) pada wanita lebih tinggi dengan akibat tingginya angka kematian bayi. (Soetyningsih, 1995:96)

B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum - Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran. - Adanya anemia, cynose, loterus atau dypnoe - Reflek terutama lutut - Tanda-tanda vital Tidak boleh mencapai 140/90 mmHg, perubahan 30 sistole dan 15 diastole diatas tekanan darah sebelum hamil menekankan toxemia gravidarum. Pernafasan normal 80-100 x/menit. Suhu dalam batas normal 36,5-37,5oc.Pernafasan normal orang dewasa adalah 16-20 x/menit. - Berat badan Pada akhir kehamilan pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg.Bila terdapat kenaikan yang berlebih, perlu diperkirakan adanya resiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, atau bayi besar. - Tinggi Badan Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor resiko untuk ibu hamil/bersalin, jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan ibu memiliki panggul sempit.(Manuaba,2009) - LILA Lila kuramng dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang kurang /buruk, ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah. - Pemeriksaan laborat, meliputi air kencing, darah dan feses (Obstetri Fisiologi, Fak Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung:157) 2. Pemeriksaan khusus Inspeksi a. Kepala dan Wajah Meliputi keadaan rambut, apakah ada edema pada wajah , warna pada sklera mata, warna konjungtiva. b. Leher Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesran pembuluh limfe, dan pembesaran vena jugularis. c. Payudara Mengamati bentuk, ukuran, dan kesimetrisannya,puting susu menonjol atau masuk ke dalam. Adanya kolostrum atau cairan lainnya, misalnnya ulkus. retraksi akibat adanya lesi,masa atau pembesaran pembuluh limfe. d. Perut Terdapat linea nigra,striae uvidae/albican,dan terdapat pembesaran abdomen e. Genetalia Apakah terdapat varices pada vulva dan vagina, oedema, condilomatalata,

condylomaacuminata, pembesaran kelenjar skene dan bartholini, keputihan dan ntuk mengetahui adanya kelainan alat reproduksi.

Palpasi a. Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau vena jugularis b. Payudara : apakah ada benjolan abnormal, colostrum keluar atau tidak c. Abdomen : Leopold I Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu). Teknik pemeriksaan Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan untuk meraba fundus. Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri

Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan).

Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.

Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim.

Menentukan usia kehamilan

Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis.

leopold II Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi perut ibu. Teknik pemeriksaan

menghadap ke kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi perut ibu, raba (palpasi) kedua bagian sisi perut ibu.

Menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi perut ibu

bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan.bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.

Leopold III Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah menyentuh pintu atas panggul. Teknik pemeriksaan

Pemeriksa hanya menggunakan satu tangan. Bagian yang teraba, bisa kepala, bisa juga bokong Cobalah apakah bagian yang teraba itu masih dapat digerakkan atau tidak.Apabila tidak dapat digoyangkan, maka janin sudah menyentuh pintu atas panggul.

Leopold IV Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul. Teknik pemeriksaan

pemeriksa menghadap kaki pasien dengan kedua tangan ditentukan bagian janin apa (bokongkah atau kepalakah?) yang terletak di bagian bawah perut ibu.

Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul

Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti baru sedikit janin memasuki pintu atas panggul. Apabila divergen (jarak antara kedua jari pemeriksa jauh), janin (kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas panggul).

Auskultasi Jumlah denyut jantung janin normal antara 120-140 x/menit.(manuaba,2009:116) Perkusi Mengetahui reflek patela 3. Pemeriksaan Penunjang pemeriksaan penunjang (USG) Diagnosis kehamilanan embrionik bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Dx Ds : Ny ... G..P....Ab... UK .... minggu dengan blighted ovum : Ibu mengatakan ini kehamilan yang ....mulai jam ....WIB tanggal... mengeluarkan bercak perdarahan dari jalan lahir Do : TTV: TD N S RR :100/60-140/90 mmHg : 80-100x/menit : 36,5-37,5 C : 16-20x/ menit

Vagina : mengeluarkan darah Leopold I Leopold II : menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus : menentukan batas samping rahim kanan/kiri, letak punggung janin Leopold III : menentukan bagian terbawah janin apakah sudah masuk PAP Leopold IV : menentukan bagian terbawah janin seberapa jauh sudah masuk PAP. Vagina : mengeluarkan darah

Masalah : Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan DS DO :Ibu mengatakan cemas akan kondisi yang dialaminya :Raut wajah ibu tampak cemas

Kebutuhan : - pendekatan dan dukungan emosional - posisi nyaman - observasi TTV III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Mengidentifikasi masalah potensial sesuai dengan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi IV. Identifikasi Kebutuhan Segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk di konsultasikan tau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien. V. Intervensi Dx : Ny ... G..P....Ab... UK .... minggu dengan blighted ovum

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu mengerti dan tidak khawatir dengan keadaannya. Kriteria Hasil : TD : 120/80 mmHg N : 80 100 x/menit S : 36,5 37,4oc RR : 16 24 x/menit Rencana asuhan : 1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu R/ Ibu lebih mengerti dan lebih kooperatif dalam menerima asuhan 2. Jelaskan penyebab dari kondisi yang ibu alami R/ Pengetahuan ibu bertambah, dan dapat beradaptasi dengan kondisi yang dialami 3. Beritahu ibu untuk istirahat R/ Istirahat dapat memulihkan kondisi fisik ibu yang lelah. 4. Konsultasi dan kolaborai dengan dokter spesialis obgyn untuk persiapan kuretase R/memberikan tindakan dan asuhan sesuai masalah pada pasien. 5. Persiapan pasien untuk tindakan kuretase R/ Pasien lebih siap dalam menerima tindakan medis yang diberikan 6. Siapkan alat dan obat-obatan yang dibutuhkan sebelum dan saat tindakan kuretase dilakukan

R/Persiapan alat yang lengkap dan sistematis dapat memperlancar proses tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien. 7. Kolaborasi dengan dokter spesialis obgyn untuk tindakan kuretase R/ Memberikan penanganan medis yang tepat sesuai diagnosa VI. Implementasi Melakukan rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah V VII. Evaluasi Dilakukan evaluasi dari keefektifan dari asuhan yang diberikan - Tanggal/jam - Subjektif : data yang diambil dari pasien - Objektif : hasil pengkajian dari petugas kesehatan - Assesment : merupakan diagnosa dari pemeriksaan subjektif dan objektif - Planning : menentukan rencana tindakan selanjutnya

Vous aimerez peut-être aussi