Vous êtes sur la page 1sur 2

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2009 Putri Emilia Efek merokok terhadap kondisi periodontal pada

tukang becak di kelurahan Tanjung Rejo kota Medan xii + 47 halaman Latar belakang : Merokok sudah menjadi kebiasaan yang meluas di masyarakat tetapi kebiasaan merokok ini jarang diakui orang sebagai kebiasaan yang buruk. Merokok mempunyai resiko terkena penyakit periodontal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perokok mempunya kondisi kesehatan periodontal yang lebih buruk dibandingkan kelompok yang tidak merokok terutama dalam hal tingginya skor plak, meningkatnya prevalensi gingivitis dan periodontitis serta rendahnya pendarahan gingiva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan merokok terhadap kondisi periodontal pada tukang becak di kelurahan Tanjung Rejo. Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan menggunakan teknik kuesioner dan pemeriksaan terhadap 85 sampel merokok dan tidak merokok pada tukang becak di Kelurahan Tanjung Rejo Kota Medan. Setelah itu dilakukan pengukuran terhadap pengukuran terhadap Indeks Periodontal (IP), Oral Hygiena Indeks Simplified (OHIS), dan Indeks Pendarahan Papila Dimodifikasi (IPPD).

Universitas Sumatera Utara

Hasil : Pada penelitian ini terdapat perokok 79% dan tidak perokok 21%. Perokok memiliki skor IPPD yang lebih sedikit daripada sampel tidak merokok. Perokok memiliki skor OHIS yang lebih tinggi daripada sampel tidak merokok tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada IP. Lama dan jumlah rokok memiliki hubungan yang signifikan terhadap kondisi periodontal dalam hal skor OHIS dan IPPD namun memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap skor IP. Jenis rokok yang paling banyak digunakan adalah rokok kombinasi. Kesimpulan : Ada hubungan merokok terhadap kondisi periodontal pada tukang becak di kelurahan Tanjung Rejo kota Medan. Kebiasaan merokok, jumlah rokok dan lama merokok berhubungan secara signifikan terhadap skor OHIS dan skor IPPD namun memberikan pengaruh yang tidak signifikan dengan skor IP. Pengguna rokok kombinasi memiliki persentase terbesar mengalami penyakit periodontal daripada rokok kretek dan rokok putih.

Daftar Rujukan : 22 (1985-2008)

Universitas Sumatera Utara

Vous aimerez peut-être aussi