Vous êtes sur la page 1sur 3

Hierarki Perundang undangan Republik Indonesia

UU No. 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

UUD'45

Ketetapan MPR

Undang-Undang (UU) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang (Perpu)

Peraturan Pemerintah (PP)

Peraturan Presiden (Perpres)

Peraturan Daerah (Perda)

Asas hukum merupakan fondasi suatu perundang-undangan. Bila asas tersebut dikesampingkan, maka bangunan undang-undang dan segenap peraturan pelaksananya akan runtuh. Sudikno Mertokusumo, menyatakan bahwa tak semua asas yang tertuang dalam peraturan atau pasal yang kongkrit. Alasannya, adanya rujukan pada asas Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali ( Tiada suatu peristiwa dipidana, kecuali atas dasar peraturan perundangundangan pidana yang mendahulukannya ), dan asas praduga tak bersalah (presumption of innocence). Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa asas hukum tak hanya mempengaruhi hukum positif, namun dalam banyak hal tak menutup kemungkinan asas hukum itu dapat membentuk sistem checks and balance. Dalam artian asas hukum itu sering menunjukkan pada kaidah yang berlawanan. Hal itu menunjukkan adanya sifat saling mengendalikan dan membatasi, yang akan menciptakan keseimbangan. Fuller menyatakan bahwa dengan merujuk pada asas-asas hukum digunakan dalam menilai ada tidaknya suatu sistem hukum. Asas-asas hukum (principles of legality) menurut Fuller adalah sebagai berikut : 1. Suatu sistem hukum harus mengandung per-aturan-peraturan yang dimaksud di sini adalah bahwa ia tidak boleh mengandung sekedar ke-putusan- keputusan yang bersifat ad hoc; 2. Peraturan-peraturan yang telah dibuat itu ha-rus diumumkan; 3. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, oleh karena apabila yang demikian itu tidak dito-lak, maka peraturan itu tidak bisa dipakai untuk menjadi pedoman tingkah laku; membolehkan pengaturan yang berlaku surut berarti merusak integritas peraturan yang ditujukan untuk berla-ku bagi waktu yang akan datang; 4. Peraturan-peraturan harus disusun dalam ru-musan yang bisa dimengerti; 5. Suatu sistem tidak boleh mengandung pera-turan-peraturan yang bertentangan satu sama lain; 6. Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan; 7. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah peraturan, sehingga menyebabkan orang akan kehilangan orientasi; 8. Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan dengan pelaksanaan sehari-hari.

Ada beberapa perbedaan mendasar antara asas dan norma , yaitu : 1. Asas merupakan dasar pemikiran yang umum dan abstrak, sedangkan norma merupakan peraturan yang riil. 2. Asas adalah suatu ide atau konsep, sedangkan norma adalah penjabaran dari ide tersebut. 3. Asas hukum tidak mempunyai sanksi sedangkan norma mempunyai sanksi. Tentu saja keduanya berbeda, karena asas hukum adalah merupakan latar belakang dari adanya suatu hukum konkrit, sedangkan norma adalah hukum konkrit itu sendiri. Atau bisa juga dikatakan bahwa asas adalah asal mula dari adanya suatu norma

ASAS ASAS HUKUM DI INDONESIA Nullum crimen nulla poena sine lege. Tidak ada kejahatan tanpa peraturan perundang undangan yang mengaturnya Lex superiori derogat lege priori. Peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan yang lebih rendah , lihatdalam pasal 7 UU No.10 Tahun 2004 Lex posteriori derogat lege priori. Peraturan yang terbaru mengesampingkan peraturan yang sebelumnya . pahami juga lex prospicit , non res cipit. Lex specialis derogate lege generali. Peraturan yang lebih khusus mengesampingkan peraturan yang bersifat lebih umum ,lihat Pasal 1 KUHD. Res judicata pro veritate habeteur. Putusan hakim dianggap benar sampai ada putusan hakim lain yang mengoreksinya Lex dura set tamen scripta. Undang undang bersifat memaksa , sehingga tidak dapat diganggu gugat Die normatieven kraft des faktischen. Perbuatan yang dilakukan berulang kali memiliki kekuatan normative , lihat Pasal28 UU No.4 tahun 2004 Analisis analisisnya : Nullum crimen nulla poena sine lege. Tidak ada kejahatan tanpa peraturan perundang undangan yang mengaturnya. Bahwa semua kejahatan yang terjadi di indonesia adalah yang melanggar undang undang, karena pernyataan diatas menyatakan bahwa tidak ada kejahatan tanpa peraturan perundang undangan yang mengaturnya, jadi suatu tindak kejahatan dikatakan sebagai perbuatan melanggar hukum apabila melanggar undang undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Lex superiori derogat lege priori. Peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan yang lebih rendah , lihat dalam pasal 7 UU No.10 Tahun 2004 Lex posteriori derogat lege priori. Peraturan yang terbaru mengesampingkan peraturan yang sebelumnya . pahami juga lex pros picit , non res cipit. Lex specialis derogate lege generali. Peraturan yang lebih khusus mengesampingkan peraturan yang bersifat lebih umum ,lihat Pasal 1 KUHD. Res judicata pro veritate habeteur. Putusan hakim dianggap benar sampai ada putusan hakim lain yang mengoreksinya Lex dura set tamen scripta. Undang undang bersifat memaksa , sehingga tidak dapat diganggu gugat Die normatieven kraft des faktischenPerbuatan yang dilakukan berulang kali memiliki kekuatan normative , lihat Pasal28 UU No.4 tahun 2004

Vous aimerez peut-être aussi