Vous êtes sur la page 1sur 12

Kecerdasan Emosional menurut terori -Reuvan Bar-On

Baru-baru ini, dalam buku the millionaire Mind karya Thomas Stanley, suatu jajk pendapat diadakan dengan melibatkan 733 multi milluner dari seluruh Amerika Serikat. Ketika diminta untuk mengurutkan beberapa faktor ( semuanya ada 30 ) yang dianggap paling berperan dalam beberhasilan mereka, ada lima faktoe penting teratas adalah sbb; 1. Jujur kepada semua orang 2. menerapkan disiplin 3. bergaul baik dengan orang lain 4. memiliki suami atau istri yang mendukung 5. bekerja lebih giat daripada kebanyakan orang Sedangkan kecerdasan IQ menempati urutan ke 21 dari daftar itu dan hanya 20% responden yang memilihnya.EQ tidak bersifat tetap. Penelitian terhadap sekitar 4000 orang di Kanada dan Amerika Serikat menyimpulkan bahwa EQ mrningkst drdikit demi sedikit dari rata-rata 95,3 ( ketika masih berumur di penghujung belasan tahun) hingga ratarata 102,7 ( tetap sampai usi 40-an). Ketika kita melampui usia 50, EQ menyusut sedikit, hingga ke rata-rata 101,5, dan ini sama sekali bukan penurunan yang mencolok. Pola yang sama, tetap berlaku baik untuk pria maupun wanita Buat gambar ( hal 36 : Ledakan EQ ) Model Kecerdasan Emosional ( EQ) Versus Reuven Bar-On Reuven Bar-On juga mengemukakan konsep tentang kecerdaasn emosional, yang selanjutnya dekenal dengan dengan model Kecerdasan Emosional Bar On. Dia membagi EQ kedalam lima area atau ranah yang menyeluruh. Adapun secara umum dibagai kedalam lima kelompok besar, sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini

Intrapribadi

Antarpribadi

Pengendalia n Stress

Penyesuaia n diri

Suasana hati umum 1. Ranah Intrapribadi terkait dengan kemampuan kita untuk mengenal
dan mengendalikan diri sendiri. Ada lima skala pada ranah ini yaitu

2. 3.

4.

5.

kesadarn diri, Sikap asertif, Kemandirian, penghargaan diri, aktualisasi diri Ranah Antarpribadi berkaitan dengan ketrampilan bergaulyang kita miliki. Ranah Ini terdiri dari tiga skala Empati, Tanggung jawab sosial dan hubungan antar pribadi Ranah penyesuaian diri, berkaitan dengan kemampuan untuk bersikap lentur dan realistis, dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul. Terdapat tiga skala untuk ranah ini yaitu Uji realita, sikap fleksible, dan pemecahan masalah Ranah pengendalian Stress, terkait dengan kemampuan kita untuk tahan menghadapi stress dan mengendalikan impuls. Ranah Ini terdiri dari dua skala yakni ketahanan menanggung stres dan pengendalian impuls Ranah Suasana hati umum, Ranah Ini juga terdiri dari dua skala yakni Optimisme dan kebahagian

Secara untuk pemahaman yang lebih mendalam maka dapat dipahami dari defenisi berikut ini 1. Ranah Intrapribadi 1) Kesadaran Diri, yaitu Kemampuan untuk mengenal dan memilah-milah perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengapa hal itu kita rasakan , dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut. Kesadaran diri yang sangat rendah dialami penderita alexithymia ( tidak mampu mengungkapkan perasaan secara lisan ). Strategi mengenali kesadaran diri ; Mengenali kesadarn diri kesadaran-diri emosional adalah fondasi tempat dibangunnya hampir semua unsur kecerdasan emosional, langkah awal yang penting untuk menjelajahi dan memahami diri kita, dan untuk berubah. Sudah jelas, kita tindak mungkin bisa mengendalikan sesuatu yang tidak kita kenal. Jika kita tidak menyadai perbuatan kita, alasan kita melakukannya, dan bahwa hal itu bisa merugikan orang lain, kita tidak akan dapat mengubahnya. Jika, dalam pikiran kita yang sempit, hal tersebut bukan masalah, maka tidak perlu dan tidak ada alasan untuk berubah. Inilah alasannya mengapa kesadarn-diri, merupakan kunci dan landasannya. Menguasai ketrampilan untuk meluruskan hal ini akan memperdayakan kita untuk memperbaiki semua aspek kecerdasan emosional lain. Tanpa kesadaran-diri, meskipun bersungguh-sungguh berupaya untuk menyelesaikan permesalahan satu persatu, pada akhirnya kita hanya akan berputar-putar saja dalam lingkaran kemelut Contoh kesadaran diri yang hilang ( ilustrasi ) Jaya, 57 tahun ( 2006 ) seorang pimpinan di suatu perguruan Tinggi, sedang berkunjung ke suatu unit kerja. Dia bermaksud mengontrol apakah bawahan bekerja dengan sungguh-sungguh atau tidak. Sambil berjalan dengan gagahnya dia memasuki rungan dan

memandangi para bawahannya. Dengan peraaan agak tegang bawahannya berucap, Selamat pag Pak, sapa bawahannya. Dengan perasaan sambil menyengir Pak Jaya menjawab Pagi, tak berselang lama pimpinan, sebut saja Amri, unit kerja tersebut datang, dengan rasa agak gugup Pak Amri menghampiri Pak Jaya untuk menyalaminya.Dengan membungkuk Pak Amri menyalami Pak Jaya. Dengan spontan pak Jaya menyapa, sing begini kok baru nongol, Pak Amri menjawab dengan muka agak memerah,Saya dari rungan teman Pak!, tanpa menanya kan terlebih dahulu untuk urusan apa Pak Amri ke rungan temannya, Pak Jaya melanjutkan pertanyaannya,bagaiman pekerjaan pengadaan barang unit kerjamu?, beres Pak, jawab Pak Amri, lebih lanjut Pak jaya menanyakan tentang panitia pengadaan barang tersebut, dengan sedikit agak gugup Pak Amri menjawab saya dan teman-teman Pak!, pak Jaya meneruskan ocehannya,Kok tidak dikunsultasikan pada saya?, kalau terjadi pemeriksaan yang babak belur adalah saya, pada hal hal tersebut sebenarnya sudah dikonsultasi kepada Pak Jaya, namun karena rasa gugup pak Amri seakan kehilangan argumen, yang ada hanya perasaan kesal. Kesadaran diri Pak Jaya begitu rendah, dia tidak menyadari betapa kurang tepatnya sikapnya ketika menegur bawahannya di depan yang lain dan menanyakan hal-hal yang sebenarnya harus ditanyakan secara empat mata. Ketidak pedulian Pak Jaya kepada Perasaan bawahannya bukanlah hal yang baru dan hampir kepada semua bawahannya, hal ini sering menjadikan Pak Jaya sebagai objek gunjingan dikalangan bawahannya. Manfaat mengenali dirii? Orang yang naluri-dirinya kuat bisa mengetahui saat mereka merasa kurang bersemangat, mudah kesal, sedih, ataupun bergairah dan menyadari bagaimana berbagai perasaan tersebut bisa mengubah prilaku mereka sehingga menyebabkan orang lain menjauhi mereka Kerugian tidak mengenali kesadarn diri Orang yang lepas kendali selalu merugikan kita. Jika kita marah, bersikap sarkatik, dan suka mencemooh, namun sama sekali tidak menyadarinya, dua hal pasti akan terjadi. Dari sisi psikologis yang pertama ada resiko tekanan darah kita meninggi dan muncul tukak lambung.Kedua kita membuat orang lain membenci kita tanpa kita mengetahui alasannya ( Ledakan EQ, hal. 75-77 Menyadari reaksi orang lain akan prilaku kita Menyadari reaksi orang lain akan prilaku kita adalah salah satu aspek yang sangat penting bagi seseorang dalam mengasah kesadaran diri emosionalnya. Anros seorang dosen di sebuah Perguruan Tinggi. Dia seorang yang mudah tertarik dengan wanita cantik. Dia selalu mencari akal untuk dapat mendekati wanita yang ia senangi. Vini adalah seorang

2.)

mahasiswi yang paling diincar Pak Anros, namun kurang simpati dengan sikap sang Dosen. Suatu hari Vini sedang asyik membaca buku di sebuah rungan, tiba-tiba Anros mendekatinya. Tanpa basa basi Anros duduk di kursi yang ada di samping Vini. Lalu Anro memancing Vini untuk diskusi. Dengan perasaan sedikit jengkel Vini mempersilahkan sang Dosen memulai pembicaraan. Hanya beberapa menit saja Vini sudah minta izin pada sang dosen untuk kelauar ruangan karena ada keperluan. Kejadian seperti berlangsung tiga kali. Untuk kali keempat Sang Dosen melihat lagi Si Vini duduk membaca di sebuah pojok rungan, namun kali ini Anros tidak lagi mendekati sang Mahasiswi. Anros akhirnya memahami reaksi Vini tentang sikapnya yang kurang disenangi oleh sang mahasiswi, lalu ia memutuskan untuk tidak lagi mendekati sang mahasiswi. (3.) Menyadari cahaya batiniah dan tahu apa yang dibutuhkan untuk membuat cahaya itu bersinar Kesadarn-diri emosional dapat berkembang melampaui kemampuan untuk melacak perasaan kita yang spontan dan berjangka pendek. Cara lain untuk memahami kesadaran diri adalah dengan merasakannya sebagai cahaya batiniah yang dimiliki semua orang. Sebagian orang sdar akan adanya cayaha itu dan tahu apa yang dibutuhkan untuk membuat cahaya itu bersinar lebih terang, sementara sebagaian orang lainnya mengabaikan cahaya batiniah yang ada dalam diri mereka, dan justru memburu tujuan hidup duniawi yang ditetapkan orang lain untuk mereka, bisa dalam bentuk pekerjaan yang bagus, uang atau gaya hidup tertentu. Mereka sering bekerja sangat keras untuk mencapai sasaran itu sengan sukses, tetapi ternyata malah berakhir dengan kekecewaan, dan ini mengejutkan orang lain Andri adalah seorang anak yang sedang bersekolah di suatu SLTA swasta, dia bercita-cita ingin jadi orang yang mahir bahasa inggris, hal itu terlihat dari usahanya setiap hari melahap koran-korang bahasa inggris. Pokoknya nanti setelah saya tamat SLTA, saya akan melanjutkan studi ke bahasa inggris, gumamnya dalam hati. Disisi lain Dafri, kakak Andri, menginginkan Andri menjadi seorang yang mahir bahasa Arab dan Inggris, sehingga kelak setelah selesai kuliah dapat menjadi seorang pemikir yang handal dalam bidang keislaman. Keinginan Dafri terhadap adiknya begitu mengebu-ngebu sehinggan tidak sempat mengkonsultasikan maksdunya itu kepada adiknya. Akhirnya Andri kuliah disebuah Perguruan Tinggi dengan mengambil jurusan bahasa Arab. Hal ini dimaksudkan oleh kakaknya bahwa adiknya agak lemah dalam bahasa Arab, sementara bahasa inggrisnya sudah bagus. Kondisi ini membuat Andri kecewa, dia berpikir bahwa cita-citanya dibajak oleh sang kakak. Hal ini menyebabkan Andri melakoni kuliahnya setengah hati dan rasa jengkel yang tak berkesudahan. Sebenarnya sang kakak menyadari bahwa adiknya tidak begitu berselera kuliah dengan mengambil jurusan bahasa Arab, namun demi sebuah cita-cita yang mulia, sang kakak tetap saja tak mendiskusikannya dengan sang adik, menurut Dafri dalam hati ,

adiknya pasti sudah paham maksud kakaknya. Dengan tertatih- tatih Andri akhirnya tamat juga dari kuliahnya, setelah sang kakak mengingatkan dan mendorong Andri terus menerus agar segera menamatkan kuliahnya. Hal terpenting lagi bahwa kejengkelan Andri tak pernah diungkap secara lisan, namun diungkapkan dengan cara lain. Sang adik mencari kompensasi dengan melakukan hal-hal yang tidak disenangi oleh sang kakak. Misalnya, dengan mem-pacari banyak wanita, membawa perempuan untuk niat tak benar, terkadang Andri juga mengumbar cinta palsunya kepada murid-muridnya di Sekolah Menengah Pertama. Sang Kakak selalu mengingatkan bahwa maksiat akan membuat orang malas beribadah dan menjauhkan diri dari Tuhan. Tapi nasihat sang kakak seakan tak digubris. Andri, seakan , tidak memahami perasaan sang kakak yang sedang jengkel atau sedih. Seakan dia puas telah melukai hati sang kakak. Reaksi Dafri terkadang begitu keras, berupa kata-kata, terhadap prilaku Andri. Namun kebiasaan jelek sang adik terus berlanjut, anjing menggonggong, kafilah berlalu. Sebenarnya beberapa kali Andri diingatkan oleh bisikan yang muncul dari dalam dirinya untuk segera berbenah diri. Bisikan tersebut seringkali menggelitiknya untuk segera menjadi orang yang tercerahkan. Sayang sang adik tidak mengindahkan bisikan tersebut Jika Andri adalah orang yang menyadari cahaya bathinnya tentu bisikan baik tersebut ditindak lanjutinya menjadi sikap nyata dalam kehidupan sehari-hari. (4.) Mengetahui titik aduh Sasaran kesadaran diri emosional bukanlah untuk menganalisis emosi kita habis-habisan, menekannya secara tidak wajar, atau menghilangkannya sama sekali.Kita semau ada kalanya bersikap tidak pantas. Kita juga tidak akan pernah terbebas dari perasaan yang tidak menyenang; semua itu wajar saja setelah kita mengalami kekecewaan, mendapat teguran, atau kehilangan. Hanya saja kita harus berusaha dengan sebaik-baiknya untuk tetap menyadari perasaan kita dan mengapa kita merasakannya sehingga tidak mudah dikemudikan oleh kekuatabn internal atau terperosok dalam prilaku yang merusak diri Jika belajar menafsirkan secara tepat berbagai kejadian yang membangkitkan percakapan bathin ini, kita bisa, dengan berlatih, belajar, mengubah-ubah ucapan kita bisikan pada diri kita sendiri saat kita melihat peristiwa pemicunya Mengetahui titik aduh yaitu titik menyakitkan di bawah sadar yang tidak sengaja ditohok orang lain. Atau bisa saja hal itu dilakukan orang dengan sengaja karena ada keuntungn-keuntungan yang hendak diambil misalnya seringkali kita lihat pada agenda pemilihan Kepala daerah di Indonesia. Ada cara-cara yang tidak baik dilakukan oleh lawan politik untuk menjatuhkan pesainngya, misalnya dengan menampilkan photo

mesum lawan, walau mungkin itu hasil rekayasa. Atau membesarbesarkan kesalahannya dimasa lalu agar pemilih tidak simpati kepadanya. Seorang ang memilki kesadaran diri dia seharusnya menyadari titik aduh ini baik pada diri orang lain maupun pada dirinya sendiri. Sehingga tidak akan menyulitkannya dikemudian hari. Namun perlu juga disari bahwa titik aduh ini tentu akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh seseorang, misalnya nilai budaya dan agama Pengetahuan adalah kekuatan dan mengetahui diri sendiri adalah kekuatan terbaik untuk mewujudkan keberhasilan dalam mengendalikan emosi

2) Sikap Asertif, yaitu sikap asertif ( ketegasan, keberanian menyatakan


pendapat ) meliputi taga komponen dasar: (1) Kemampuan mengungkapkan perasaan ( misalnya untuk menerima dan mengungkapkan perasaan marah, hangat dan seksual ); (2) Kemanusiaan mengungkapkan kayakinan dan pemikiran secara terbuka ( mampu manyuarakan pendapat, manyatakan ketidaksetujuan dan bersikap tegas, meskipun secara emosional sulit melakukanini dan bahkan sekalipun kita mingkin harus mengorbankan sesuatu); dan (3) kemampuan untuk mempertahankan hak- hak pribadi ( tidak membiarkan orang lain menggangggu dan memanfaatkan kita ). Orang yang asertif bkan orang yang suka terlalu menahan diri dan juga bukan pemalu mereka bisa mengungkapkan perasaannya ( biasanya secara lansung ) tanpa bertindak agresif ataupun melecehkan. Sikap Asertif, berari kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, spesifik, dan tidak taksa ( multi-tafsir), sambil sekaligus tatap peka terhadap kebutuhan orang lain dan reaksi mereka dalam peristiwa tertentu Aspek budaya sangat berpengaruh dalam konteks ini, misalnya orang Padang akan berbeda dengan orang Batak. Orang Padang cendrung berbicara tidak langsung pada poko permasalahan, tapi sedikit melingkar. Sedangkan orang Batak jika berbicara langsung pada pokok persoalan yang dituju atau to the point . Kembali pada orang Padang. Dalam budaya orang Padang dikenal dengan istilah kato mandaki, kato maleriang, kato mandata, kato manurun. kato mandaki digunakan saat berbicara kepada orang yang lebih tua, kato maleriang dipergunakan kepada ipar atau bisan, kato mandata dipergunakan kepada orang seusia denga kita, sedangkan kato manurun dipergunakan kepada orang yang lebih muda. Kemampuan utnuk bertindak secara asertif yang tepat dapat diuraikan dalam tiga cara. (1.) Kita harus memiliki kesadarn-diri yang memadai sehingga mengenali perasaan sendiri sebelum mengungkapkannya, (2.) Kita harus mampu mengendalikan nafsi sehingga bisa mengungkapkan ketidak setujuan atau kemarahan ( jika

diperlukan) tanpa membiarkannya meningkat secara tepat, dan dengan intesnitas yang tepat. (3.) Kita harus mampu mempertahankan hak-hak pribadi, alasan pribadi, dan nilai-nilai yang sangat kita yakini kebenarannya. Ini berarti mampu untuk tidak sependapat dengan orang lain tanpa menggunakan sabotase dan alasan yang emosional, dan mampu bertahan di jalur yang benar, mempertahankan pendapat sambil sekaligus tetap menghormati pendapat orang lain dan peka terhadap kebutuhan mereka. Sikap seperti ini biasanya menghasilkan kompromi yang membangun biasa disebut dengan istilah win-win solution. Karena jalinan hubugan antara dua pihak menjadi lebih kuat jika masing-masing saling menghormati pendapat lain, maka kedua pihak bisa mengakhiri pertentangan sambil tetap terpenuhinya kebutuhan mereka, setidaknya sebagian. Sikap asertif dan sikap agresif Sikap asertif ditandai oleh satu pernyataan yang jelas tentang keyakinan seseorang, dengan tetap mempertimbangkan pendapat dan perasaan orang lain. Tanpa memperhatikan pendapat dan perasaan orang lain, tentu saja sikap asertif berubah menjadi sikap agresif Orang agresif tidak menghormati pandangan orang lain, dan juga tidak peduli pada kebutuhan atau perasaan orang lain. Mereka memaksakan pendapat atau keinginan mereka supaya diterima dengan cara mencemooh, mengancam dan manipulasi Sikap Pasif dan pasif agresif Orang pasif sulit mengungkapkan perasaan mereka kepada orang lain. Mereka memendam permasalahan dan menghindari situasi yang tidak menyenangkan; mereka menanti orang lain menghampiri merek, siap menyodorkan bantuan Sikap asertif tidak langsung Manfaat sikap asertif

3) Kemandirian , yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan


mengandalikiandiri sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain ssecara emosional. Orang yang mandiri mengandalkan dirinya sendiri dalam merancanakan dan membuat keputusan penting. Kendati demikian, mereka bisa saja meminta dan mempertimbangkan pendapat orang lain sebelum akhirnya membuat keputusan yang tepat bagi mereka sendiri. Ingat, meminta pendapat orang lain jangan jangan selalu dianggap pertanda ketergantungan. Orang yang mandiri mampu bekerja sendiri mereka tadak mau bergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan emosional mereka. Kemampuan untuk mandiri bergantung pada tingkat kepercayaan diri dan kekuatan batin seseorang, dan keinginan

untuk memenuhi harapan dan kewajiban tanpa diperbudak oleh kedua jenis tuntutan itu.

4) Penghargaan Diri, yaitu kemampuan untuk menghormati dan

menerima diri sendiri sebagai pribadi yang pada dasarnya baik. Menghormati diri sendiri intinya adalah menyukai diri sendiri apa adanya. Penghargaan diri adalah kemampuan mensyukuri berbagai aspek dan kemungknan positif yang kita cerap dan juga menerima aspek negatif dan keterbatasan yang ada pada diri kita dan tetap menyukai diri kita. Penghargaan-diri adalah memahami kelebihan dan kekurangan kita, dan menyukai diri sendiri, dengan segala kekurangan dan kelebihannya . Unsur dasar dari kecerdasan emosional ini dikaitkan dengan berbagai perasaan umum, seperti rasa aman, kekuatan batin, rasa percaya diri, dan rasa sanggup hidup mandiri. Perasaan yakin pada diri sendiri ditentukan oleh adanya rasa hormat diri dan harga diri, yang tumbuh akibat kesadaran akan jati-diri _ kesadaran yang berkembang dengan cukup baik. Orang yang memiliki rasa penghargaan diri yang bagus akan merasa puas dengan diri mereka sendiri. Lawan dari penghargaan- diri adalah rasa rendah diri dan rasa tidak puas pada diri sendiri. kemampuan kita yang potensial. Unsur kecerdasan emosional ini diwujudkan dengan ikut serta dalam perjuangan untuk meraih kehidupan yang bermakna,kaya dan utuh. Berjuang mewujudkan potensi kita berarti mengembangkan aneka kegiatan yang dapat menyenangkan dan bermakna, dan bisa juga diartikan sebagai perjuangan seumur hidup dan kebulatan tekad untuk meraih sasaran jangka panjang. Aktualisasi diri adalah suatu proses perjuangan berkesinambungan yang dinamis, dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan bakat kita secara maksimal, dan berusaha dengan gigih dan sebaliknya untuk memperbaiki diri kita secara menyeluruh. Kegairahan terhadap bidang yang kita minati akan menambah semangat dan motivasi untuk terus memupuk minat itu. Aktualisasidiri merupakan bagian dari rasa kepuasan- diri.

5) Aktualisasi Diri, yaitu kemampuan untuk mengejawantahkan

2. Ranah

Antarpribadi berkaitan dengan ketrampilan bergaulyang kita miliki. Ranah Ini terdiri dari tiga skala Empati, Tanggung jawab sosial dan hubungan antar pribadi

1) Empati, yaitu kemampuan untuk menyadari, memahami, dan


menghargai perasaan dan pikiran orang lain. Empati adalah menyelaraskan diri ( peka ) terhadap apa, bagaimana, dan latar belakang perasaan dan pikiran orang lain sebagaimana orang tersebut merasakan dan memikirkannya. Bersikap empati artinya mampu membaca orang lain dari sudut pandang emosi . Orang yang empati peduli pada orang lain dan memperlihatkan minat dan perhatiannya pada mereka.

Ada tiga pandangan yang keliru tentang empati ( ledakan EQ:141-142, Lihat juga tentang empati (1.) Seven Habit of effektive people/ Steven R covey (2.) Danel G. hal 135-139 dan ( 144-147 (3.)

2) Tanggung jawab sosial, yaitu kemampuan untuk menunjukanbahwa


kita adalah anggota kelompok masyarakat yang dapat bekerja sama, berperan, dan konstruktif. Unsur kecerdasan emosional ini meliputi bertindak secara bertanggung jawab, meskipun mungkin kita tidak mendapatkan keuntungan apapun secara pribadi, melakukan sesuatu untuk dan bersama orang lain, bertindak sesuai dengan hati nurani, dan menjunjung tinggi normal yang berlaku dalam masyarakat. Orang yang mempunyai rasa tanggung jawab sosial memiliki kesadaran sosial dan sangat peduli pada orang lain. Kesadaran sosial dan kepedulian ini tanpak dalam kemampuannya memikul tanggung jawab hidup bermasyarakat. Orang yang mempunyai tanggung jawab sosial memiliki kepekaan antarpribadi dan dapat menerima orang lain, serta dapat menggunakan bakatnya demi kebaikan bersama, tidak hanya demi dirinya sendiri. Orang yang tidak mempunyai tanggung jawab sosial akan menunjukan sikap antisosial, bertindak sewenang- wanang pada orang lain, dan memanfaatkan orang lain. 3) Hubungan Antarpribadi, yaitu kemampuan membina dan memelihara hubungan yang saling memuaskan yang ditandai dengan keakraban dan saling memberi serta menerima kasih sayang. Kepuasan bersama ini mencakup antaraksi sosial bermakna yang berpotensi memberikan kepuasan serta ditandai dengan saling memberi dan menerima. Keterampilan menjalin hubungan antarpribadi yang positif dicirikan oleh kepedulian pada sesama. Unsur kecerdasan emosional ini tidak hanya berkaitan dengan keinginan untuk membina persahabatan dengan orang lain, tetapi juga dengan kemampuan merasa tenang dan nyaman berada dalam jalinan hubungan tersebut, serta kemampuan memiliki harapan positif yang menyangkut antaraksi sosial.

3. Ranah penyesuaian diri, yaitu

berkaitan dengan kemampuan untuk bersikap lentur dan realistis, dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul. Terdapat tiga skala untuk ranah ini yaitu pemecahan masalah , Uji realita, dan sikap fleksible

1) Pemecahan

Masalah, yaitu kemampuan untuk mengenali dan merumuskan masalah, serta menemukan dan menerapkan pemecahan yang ampuh.Memecahkan masalah besifat multifase dan mensyaratkan kemampuan menjalani proses berikut: (1) memahami masalah dan percaya pada diri sendiri, serta termotivasi untuk memecahkan masalah itu secara efektif, (2) menentukan dan merumuskan masalah sejelas mungkin ( misalnya

dengan mengumpulkan informasi yang relevan ); (3) menemukan sebanyak mungkin alternatif pemecahan ( misalnya curah gagasan ); (4) mengambil keputusan untuk menerapkan salah satu alternatif pemecahan ( misalnya menimbang9 imbang kekuatan dan kelemahan setiap alternatif, kemudian memilih alternatif terbaik ); (5) menilai hasil penerapan alternatif pemecahan yang digunakan, dan (6) mengulang proses di atas apabila masalah tetap belum terpecahkan. Pemecaqhan masalah berkaitan dengan sikap hati- hati, disiplin, dan sistematik dalam menghadapidan memandang masalah. Kemampuan ini juga berkaitan dengan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan menghadapi, bukan menghindari masalah. 2) Uji Realita, yaitu kemampuan menilai kesesuaian antara apa yang dialami dan apa yang secara objektif terjadi. Uji realita adalah menyimak situasi yang ada didepan kita. Uji realita adalah kemampuan melihat hal secara objektif, sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita inginkan atau takutkan, menguji derajat kesesuaian ini mensyaratkan pencarian bukti- bukti objektif untuk menegaskan, membenarkan, dan mendukung perasaan, persepsi, dan pikiran kita. Penekanannya adalah pada kepragmatisan,keobjkektifan, cukupnya persepsi kita, dan keaslian gagasan serta pikiran kita. Aspek penting unsur kecerdasan emosional ini meliputi kemampuan konsentrasi dan memusatkan perhatian ketika berusaha menilai dan menghadapi situasi yang ada di depan kita. Uji realitas ini berkaitan dengan tidak menarik diri dari dunia luar, penyesuaian diri dengan situasi lansung, dan ketenangan serta kejelasan persepsi dan proses berpikir. Secara sedergana, uji- realitas adalah kemampuan untuk secara akurat manilai situasi yang ada di depan kita. 3) Sikap Fleksibel, yaitu kemampuan menyesuaikan emosi, pikiran, dan perilaku dengan perubahan situasi dan kondisi. Unsur kecerdasan emosional ini mencakup seluruh kemampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak biasa, tidak terduga, dan dinamis. Orang yang fleksibel adalah orang yang tangkas, mampu bekerja sama yang menghasilkan sinergi, dan dapat menanggapi perubahan secara luwes. Orang seperti ini bersedia berubah pikiran jika ada bukti yang menunjukan bahwa mereka salah. Pada umumnya mereka terbuka dan mau menerima gagasan, orientasi, cara dan kebiasaan yang berbeda. Kemampuan mereka untuk mengubah pikiran dan perilaku tidaklah semau gue ataupun dibuat- buat, melainkan sesuai dengan umpan balik perubahan yang mereka terima dari lingkungan. Orang yang tidak memiliki kemampuan ini cenderung kaku dan keras kepala. Mereka sulit beradaptasi di lingkungan yang baru dan kurang pintar memanfaatkan peluang baru.

4. Ranah pengendalian

Stress, terkait dengan kemampuan kita untuk tahan menghadapi stress dan mengendalikan impuls. Ranah Ini terdiri dari dua skala yakni ketahanan menanggung stres dan pengendalian impuls

1) Ketahanan Menanggung Stres, yaitu kemampuan untuk menghadapi


peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan tanpa menjadi berantakan, dengan secara aktif dan positif mengatasi stres. Kemampuan ini di dasarkan pada (1) kemampuan memilih tindakan untuk menghadapi stres ( banyak akal dan efektif, dapat menemukan cara yang pas, tahu apa yang harus dilakukannya ); (2) sikap optimis menghadapi pengalaman baru dan perubahan pada umumnya dan optimis pada kemampuan sendiri untuk mengtasi masalah yang tengah dihadapi; dan (3) perasaan bahwa kita dapat mengandalikan atau berperan dalam menangani situasi stres dengan tetap tenang dan memegang kendali. Ketahanan menanggung stres berarti memiliki segudang tanggapan yang sesuai untuk menghadapi situasi yang menekan. Katahanan ini berkaitan dengan kemampuan untuk tetap tenang dan sabar, serta kemampuan manghadapi kesulitan dengan kepala dingin, tanpa terbawa emosi. Orang yang tahan menghadapi stres akan menghadapi, bukan menghindari, krisis dan masalah, tidak menyerah pada rasa tidak berdaya atau putus asa. Perasaan cemas, yang sering muncul ketika ketahanan ini luntur, akan berdampak buruk pada kinerja secara umum karena kecemasan akan menurunkan konsentrasi, sulit mengmbil keputusan, dan muncul masalah somatik seperti gangguan tidur. 2) Pengendalian impuls, yaitu kemampuan menolak atau menunda impuls ,dorongan,atau godaan untuk bertindak. Pengendalian impuls ini mencuatkan kemampuan menampung impuls agresif, tetap sabar dan mengendalikan sikap agresif, permusuhan, serta perilaku yang tidak bertanggung jawab. Masalah dalam pengendalian impuls ini akan muncul dalam bentuk sering frustasi, impulsif, sulit mengendalikan amarah, bertindak kasar, kehilangan kendali- diri, menunjukan perilaku yang meledak- ledak dan tak terduga.

5. Ranah Suasana hati umum, Ranah Ini juga terdiri dari dua skala yakni
kebahagian dan Optimisme 1) Kebahagiaan, yaitu yaitu kemampuan untuk merasakan puas dengan kehidupan kita, bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta bersenang senang.kebahagian adalah gabungan dari kepuasan diri, kepuasan secara umum, dan kemampuan menikmati hidup. Orang yang bahagia sering merasa senang dan nyaman , baik selama bekerja maupun pada waktu luang ; mereka menimati hdup dengan bebas, dan menikmati kesempatan untuk bersenang-senang.kebahagiaan berhubungan dengan perasaan riang dan penuh semangat. Kebahagiaan adalah produk sampingan dan / atau barometer yang menunjukan derajat kecerdasan dan kenerja emosional kita. Orang yang derajat kebahagiaannya rendah dapat menderita gejala depresi, seperti cenderung merasa cemas, merasa tidak pasti akan masa depan, menarik diri dari pergaulan, kurang semangat, berpikir murung, merasa bersalah, tidak puas pada hidup dan, dalam kasus yang ekstrem, memikirkan dan berperilaku yang mengarah ke bunuh diri.

Optimis, yaitu kemampuan melihat sisi terang kehidupan dan memelihara sikap positif, sekalipun ketika berada dalam kesulitan. Optimisme mengasumsikan adanya harapan dalam cara orang menghadapi kehidupan. Optimisme adalah pendekatan yang positif terhadap kehidupan sehari- hari. Optimisme adalah lawan pesimisme, yang merupukan gejala umum depresi.

Vous aimerez peut-être aussi