Vous êtes sur la page 1sur 17

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG Tipologi Kepribadian yang tahan uji dan lama sekali mempengaruhi para ahli dalam bidang tipologi adalah tipologi yang dimulai oleh Hippocrates yang kemudian disempurnakan oleh Galenus. Tipologi kepribadian merupakan cara awal menentukan kepribadian dengan mengklasifikasikannya menurut tipologitipologi kepribadian awal. Walaupun sekarang, pengklasifikasian ini, tidak dapat dibuktikan secara ilmih, tetapi sangat besar pengaruhnya dalam menuntun perkembangan psikologi dikemudian hari. Bahkan banyak istilah-istilah pada masa itu masih dipakai hingga sekarang. Terpengaruh oleh Kosmologi Empedokles, yang menganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun atas empat unsur pokok, yaitu tanah, air, udara, dan api, yang masing-masing mendukung sifat tertentu, yaitu tanah mendukung sifat kering, air mendukung sifat basah, udara mendukung sifat dingin dan api mendukung sifat panas, maka Hippocrates (460 370) berpendapat, bahwa juga di dalam tubuh manusia terdapat sifat-sifat tersebut yang didukung oleh cairancairan yang ada di dalam tubuh. Hippocrates Galenus berpendapat, bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan pokok, yaitu chole, melanchole, phlegma, dan sanguis. Sifat kejiwaan tertentu yang khas ini, yang adanya tergantung kepada dominasi cairan dalam tubuh itu oleh Gelenus disebut temperamental. Ajaran Hippocrate yang kemudian disempurnakan oleh Galenus itu tahan uji sampai berabad-abad; pendapatnya lama sekali diikuti oleh para ahli, hanya dengan variasi yang berbeda-beda. Bahkan sampai dewasa ini pun pengaruh itu masih terasa. Lama-kelamaan latar belakang kefilsafatannya, yaitu adanya kesatuan dalam seluruh kosmos, ditinggalkan, dan sebagaiakibatnya terdapat adanya dua garis perkembangannya, yaitu: 1. Yang menekankan pentingnya kejasmaniaan, yaitu teori-teori konstitusional 2. Yang menekankan pentingnya segi kejiwaan, yaitu teori-teori temperamen

1.2 TUJUAN

-sifat khas kepribadian manusia.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI TIPOLOGI KEPRIBADIAN Tipologi Kepribadian yang tahan uji dan lama sekali mempengaruhi para ahli dalam bidang tipologi adalah tipologi yang dimulai oleh Hippocrates yang kemudian disempurnakan oleh Galenus. Tipologi kepribadian merupakan cara awal menentukan kepribadian dengan mengklasifikasikannya menurut tipologi-tipologi kepribadian awal. Walaupun sekarang, pengklasifikasian ini, tidak dapat dibuktikan secara ilmih, tetapi sangat besar pengaruhnya dalam menuntun perkembangan psikologi dikemudian hari. Bahkan banyak istilah-istilah pada masa itu masih dipakai hingga sekarang.Dari berbagai pandangan / teori tentang kepribadian ini, berkembanglah berbagai teori tentang tipologi / tipe kepribadian. Tipologi semacam ini adalah usaha untuk menggambarkan kepribadian manusia dengan melakukan kategorisasi dan penyederhanaan terhadap berbagai kemungkinan kombinasi kepribadian. Karena salah satu sifatnya adalah penyederhanaan, maka apapun tipologi kepribadian sebenarnya tidak mampu untuk menggambarkan seluruh kemungkinan kepribadian.Namun, dengan tetap berpegang pada pemahaman bahwa setiap manusia itu unik, tipologi kepribadian bagaimanapun dapat membantu siapapun untuk lebih memahami kepribadian diri maupun orang lain. 2.2 TIPOLOGI MAZHAB ITALIA Tipologi konstitusi mashab Italia berkembang mulai perempat ketiga abad ke-19, karya akademiknya meriset variasi tubuh atau konstitusi manusia. Dua tokohnya yang cukup terkenal ialah De Giovani dan Viola. 1. De Giovani menerbitkan buku Morfologia del Corpo Umano (1880)

Morfologi badan manusia. Ia mengklasifikasi bentuk tubuh manusia (konstitusi) menjadi tiga macam tipe atau golongan :

Orang dengan sosok tubuh (togok, dalam bahasa Jawa : gembung, fostur, bahsa Inggris : trunk) cenderung tubuhnya panjang, dan mempunyai hubungan dengan habitus phthisis.

Orang dengan tubuh besar, cenderung mempunyai bentuk tubuh pendek, yang mempunyai bentuk tubuh pendek, yang mempunyai hubungan dengan habitus apoplectis.

Orang yang mempunyai sosok tubuh normal cenderung memiliki proporsi badan yang normal.

Pandangan Giovani tersebut menjadi inspirasi Krteschmer dalam riset seterusnya. 2. Tipologi Viola : dengan dasar pandangan Giovani dan riset-riset yang

dilakukan Viola sendiri, akhirnya ia mengajukan tiga golongan bentuk tubuh manusia, ialah :

Tipe microsplanchnis, adalah bentuk tubuh yang ukuran vertikalnya lebih daripada perbandingan biasa, akibatnya tubuhnya kelihatan tinggi jangkung.

Tipe macrosplanchnis, adalah bentuk tubuh yang ukuran horisontalnya lebih daripada perbandingan biasa, akibatnya tubuhnya menjadi nampak pendek.

Tipe normosplanchnis, adalah bentuk tubuh yang ukuran vertikal dan horisontalnya selaras, lalu bentuk tubuhnya menjadi selaras atau harmonis

Rava sebagai pendukung mashab Italia menemukan dua hal, yakni :

Pada penderita neurasthenia dan psycasthenia kebanyakan terdapat pada orang-orang golongan bentuk tubuh microsplanchnis.

Pada penderita manis-depresif pada umumnya terdapat pada individu golongan macrosplanchnis.

2.3 TIPOLOGI PERANCIS Tokoh terkenal dari mashab Perancis adalah Sigoud, yang riset-risetnya mencari hubungan antara dasar-dasar tubuh dengan alam sekitar tempat individu hidup. Sigoud berpendapat bahwa organisme manusia dengan segala anomalinya (penyimpangan), harus dipahami sebagai fungsi dari dasar (jasmani) dan sekitarnya (lingkungan hidupnya), jadi ada kerja sama antara dasar dan sekitar, antara manusia dan alam fisik. Sigoud mengajukan empat golongan alam sekitar, yakni :

Alam sekitar dengan udara menjadi sumber reaksi-reaksi pernapasan (respiratoris), maka hidung dan paru-parunya menjadi berkembang dan membesar, sehingga rongga dadanya juga membesar.

Ada sekitar yang berwujud makanan-makanan yang menyebabkan reaksireaksi digestif (pencernaan makanan) menjadi sangat berkembang, sehingga usus, lambung, dan hatinya membesar. Misalnya daerah-daerah yang subur.

Ada alam sekitar yang menyebabkan reaksi-reaksi otot-otot (maskuler) dan tulang-tulang menjadi kuat, misalnya daerah-daerah yang keras, sukar, pengunungan yang terjal.

Ada alam sekitar yang berupa masyarakat sosial yang memberikan rangsangan-rangsangan untuk reaksi-reaksi selebral (otak, berpikir). Misalnya daerah kota-kota besar.

Dengan dasar empat macam alam sekitar tersebut di atas, Sigoud kemudian mengajukan tipe-tipe manusia sebagai tertera dalam tabel di bawah ini. Fungsi yang dominan Pernafasan Pengaruh sekitar jelas Udara daerah pegunungan dan pertanian Pencernaan MakananAlat Digestif segar, Pernafasan Respiratoris Fungsi yang Tipe yang berkembang manusia Sifat bagian manusia Rongga dada khas tubuh

dan leher, muka tampak dan lebam Thorax leher dan besar, besar

makanan (daerah pencernaan subur makmur) makanan

pinggang besar, rahang besar,

mata kecil, leher pendek

Motorik

Alam keras.

yang Otot-otot Sulit,

Muskuler Muka

penuh

padat, anggotaanggota badan

membutuhkan kekuatan fisik

kuat-kokoh, otot-otot tumbuh baik, bagian bagiantubuh

(gunung kidul)

berkembang selaras Susunan syaraf Masyarakat luas, Susunan kesosialan kota-kota di syaraf sentral (otak kolumna spinalis) dan Serebral Dahi menonjol

ke depan, botak, mata telinga bersinar, lebar,

kaki dan tangan kecil

2.3 TIPOLOGI KONSTITUSI NAL DI JERMAN Sebelum abad ke-18 di Jerman telah muncul tokoh Beneke yang mengajukan ada dua macam tipe postur tubuh manusia, yaitu : 1. Ada segolongan orang yang mempunyai jantung dan limpa yang kecil, pembuluh darah yang sempit, usus pendek, tetapi kakinya panjang. 2. Ada segolongan orang laninnya berhabitus quadratus (aploplecticus

arthriticus), mereka mempunyai sifat-sifat yang berlawanan dengan golongan pertama di atas. Artinya jantung dan limpanya besar, pembuluh darah lebar, usus panjang, kaki pendek. Kretschmer meriset 260 subyek, kemudian ia mengajukan klasifikasi konstitusi jasmaniah dengan ciri-ciri sebagai berikut

a.Tipe-tipe manusia menurut keadaan jasmaninya Kretschmer menggolong-golongkan atas dasar bentuk tubuhnya menjadi empat : 1. Tipe piknis: Sifat-sifat khas tipe ini ialah : - Badan agak pendek, - Dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar -Leher pendek dan kuat - Lengandan kaki lemah - Kepala agak merosot ke muka diantara keuda bahu, sehingga bagian atas dari tulang punggung kelihatan sedikit melengkung - Banyak lemak, sehingga urat-urat dan tulang tulang tak kelihatan nyata. Tipe ini memperoleh bentuknya yang nyata setelah orang berumur 40tahun.

2.Tipe Leptosom Orang yang bertipe leptosom ukuran-ukuran menegaknya lebih dari keadaan biasa, sehingga orangnya kelihatan tinggi jangkung, sifat-sifat khas tipe ini ialah: - badan langsing/kurus, jangkung - perut kecil, bahu sempit - lengan dan kaki lurus - tengkorak agak kecil, tulang-tulang di bagian muka kelihatan jelas - muka bulat telur - berat relatif kurang 3. Tipe Atletis Pada orang yang bertipe atletis ukuran-ukuran tubuh yang menegak dan mendatar dalam perbandingan yang seimbang, sehingga tubuh kelihatan selaras; tipe mini dapat dipandang sebagai sintesis dari tipe piknis dan tipe leptoson. Sifat-sifat khas tipe ini ialah: - tulang-tulang serta otot dan kulit kuat - badan kokoh dan tegap- tinggi cukupan - bahu lebar dan kuat- perut kuat - panggul dan kaki kuat, dalam perbandingan dengan bahu dan kelihatan agak kecil- tengkorak cukup besar dan kuat,kepala dan leher tegak -muka bulat telur,lebih pendek dari tipe lepsotom.
7

4. Tipe Displatis Tipe ini merupakan penyimpangan dari ketiga tipe yang telah dikemukakan itu, tidak dapat dimasukan ke dalam salah satu diantara ketiga tipe itu, karena tidak memiliki ciri-ciri yang khas menurut tipe-tipe tersebut. Bermacam-macam bagian yang seolah-olah bertentangan satu sama lain ada bersama-sama. Kretschmer sendiri menganggap tipe displastis ini menyimpang dari kosntitusi normal.

b. Tipe-Tipe Manusia Menurut Temperamennya 1. Tipe schizothym Orang yang bertemperament schizothym, sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan para penderita schizoprenia, hanya sangat tidak jelas, ada kecenderungan ke arah autisme: menutup diri sendiri, hidup dengan dirinya sendiri

2. Tipe cyklothy Orang yang bertemperament cyklothym, sifat-sifat jiwanya bersesuain dengan para penderita manisdefresif, hanya sangat tidak jelas. Golongan ini juga mudah untuk ikut merasakan suka dan duka orang lain

. Hubungan Antara Keadaan Jasmani Dan

Temperament

1. orang yang konstitusi piknis kebanyakan bertemperament cyklothym, atau orang-orang yang bertemperament cyklothym kebanyakan berkonstiusi piknis 2. orang-orang yang berkonstitusi leptosom, atletis, dan displastis kebanyakan bertemperament schizothyum, atau orang-orang yang bertemperament schizothym kebanyakan berkonstitusi leptosom, atau atletis atau displastis.

2.5 PSIKOLOGI KONSTITUSIONAL DI AMRERIKA ( W.H Sheldon) W.H Sheldon, nama lengkapnya adalah William H. Sheldon, PhD, MD, dilahirkan pada tahun 1899 di Warwick, Rhode Island. W.H Sheldon dibesarkan dalam keluarga pertanian, tetapi dalam sejarah, dia tercatat dan memiliki pengaruh besar tentang padangan-pandangan terhadap manusia Pokok-Pokok Teori Seldon

STRUKTUR TUBUH (JASMANI) Sheldon menentukan dan memberikan ukuran-ukuran daripada komponenkomponen jasmaniah manusia. Sheldon tidak hanya ngin mendapatkan kategori untuk klasifikasi dan deskripsi tubuh manusia saja, tetapi tujuannya untuk mendapatkan apa yang disebut biological identification tag. Sheldon berpendapat bahwa factor-faktor genetis memiliki peran untuk perkembangan individu dan orang mungkin mendapatkan representasi daripada faktor-faktor tersebut melalui sejumlah pengukuran yang didasarkan pada jasmani. Dalam pandangan Sheldon ada suatu struktur biologis hipotesis , yaitu morphogenotipe yang menjadi dasar jasmani yang Nampak, dan yang memainkan peranan penting tidak saja dalam menentukan perkembangan jasmani tetapi juga dalam pembentukan tingkah laku. Somatotipe merupakan suatu usaha untuk mengukur morphogenotipe itu walaupun harus bekerja dengan cara tidak langsung terutama bersandar kepada pengukur jasmaniah.

DIMENSI-DIMENSI JASMANIAH Sheldon membuat foto-foto tubuh dari depan dan dari samping dengan cara yang di standarisasikan , cara ini disebutnya somatotype performance test. Pertama-tama Sheldon mengumpulkan 4000 foto mahasiswa laki-laki. Foto tersebut diperiksa dan diteliti oleh sejumlah penilai yang ingin mendapatkan variable pokok yang merupakan dasar daripada variasi jasmani. Apabila suatu sifat di anggap merupakan komponen pokok, maka dinilai dengan criteria berikut ini: 1. Mungkinkah menentukan kedudukan keempat ribu orang dengan sifatsifat tersebut? 2. Dapatkah penilai-penilai tersebut mencapai persesuaian dalam

menentukan kedudukan jasmani atas dasar sifat-sifat tersebut? 3. Mungkinkah mempertimbangkan variable itu dalam kombinasi dengan variable lain yang telah ditentukan terlebih dahulu?

Komponen jasmani primer Setelah dinilai dan diteliti, Sheldon dan para pembantunya menyimpulkan bahwa ada 3 komponen atau dimensi jasmaniah yang menjadi inti dari teknik pengukuran struktur tubuh yaitu:

Endomorphy Mesomorphy Ectomorphy

Istilah tersebut dihubungkan dengan 3 lapisn pembentuk foetus manusia yaitu endoderm,mesoderm dan ectoderm. Dengan demikian maka Sheldon

menguraikan 3 pokok jasmani manusia yaitu: 1. Endomorph (komponen endomorph dominant) 2. Mesomorph (komponen mesomorphy dominant) 3. Ectomorph (komponen ectomorphy dominant) Tipe endomorph Ditandai dengan alat-alat dalam dan seluruh disgetif memegang peranan terpenting. Nampaknya keluar : lembut, gemuk, berat badan relative rendah Tipe mesomorph Ditandai dengan otot-otot, pembuluh darah, jantung dominant. Nampaknya dari luar kokoh, keras, otot kelihatan bersegi-segi, tahan sakit. Tipe ectomorph Ditandai dengan kulit, system syaraf memainkan peranan penting. Nampaknya dari luar : jangkung, dada kecil, pipi, lemah,otot2 hampir tidak berkembang. Keempat ribu orang tersebut diukur dengan teliti di atas dasar ketiga komponen pokok. Kemudian sematotipe individu menggambarkan keadaan tubunya dengan angka 3 deret yang menunjukkan 3 komponen tadi. Angka-angka tersebut bergerak dari angka 1 sampai 7, angka 1 merupakan nilai paling rendah dan angka 7 menjadi angka yang paling tinggi. Jika hasilnya 711 maka itu berarti individu tersebut memiliki komponen endomorph tinggi dibanding 2 komponen lainnya. Sheldon mengatakan bahwa apabila orang mau benar-benar memperoleh perkiraan yang sebaik-sebaiknya tentang morphogenotipesecara ideal, dia tidak

10

hanya cukup hanya menyelidiki individu itu sepanjang sejarah hidupnya, melainkan juga nenek moyang dan keturunannya. Selanjutnya foto individu tersebut harus dibuat berturut-turut secara periodic. Tentu saja apa yang pernah di capai bukanlah sematotipe yang ideal itu. Komponen jasmani sekunder Tiga komponen jasmani sekunder adalah: 1. Dysplasia = istilah ini di pakai Sheldon untuk menunjukkan setiap ketidaktepatan dan ketidak lengkapan campuran ketiga komponen primer itu pada berbagai daerah pada tubuh 2. Gynandromorphy = adalah komponen jasmani sekunder yang kedua. Komponen ini menunjukkan sejauh manakah jasmani memiliki sifat yang biasanya terdapat pada jenis kelamin lawannya. 3. Texture = komponen jasmani sekunder yang ketiga dan barangkali terpenting , ialah tampang (texture) yang dimaksudkan dengan bagaimana individu itu nampaknya keluar. Konstansi Somatotipe Hal yang membedakan ahli psikologi konstitusional satu sama lain adalah sejauh mana klasifikasi dan pecandraan yang didasarkan atas ukuran-ukuran obyektif daripada tubuh itu diharapkan tetap. Sheldon berpendapat konstansi somatotipe itu membutuhkan adanya konstansi dalam makanan dan tak adanya hal-hal yang patologis.

ANALISIS TINGKAH LAKU (KEPRIBADIAN) Walaupun telah memiliki alat tetap untuk menilai aspek jasmaniah pada manusia, namun ahli-ahli psikologi konstitusional harus membuat atau meminjam metode lain untuk menilai tingkah laku apabila dia akan benar-benar menyelidiki hubungan antara jasmania dan tingkah laku atau kepribadian. Sheldon menduga bahwa meskipun nampaknya ada banyak dimensi atau variable dalam tingkah laku namun pada dasarnya hanya ada sejumlah kecil komponen dasar yang diharapkan akan menjadi dasar tingkah laku yang Nampak kompleks itu.

11

Dimensi temperamen Cara kerja Sheldon 1. Sheldon mengumpulkan sifat-sifat yang telah terdapat di dapalam kepustakaan mengenai kepribadian. Dari penelitiannya ia mendapatkan 650 macam sifat. Kemudian sifat tersebut di reduksikan menjadi 50 sifat yang merupakan representasi dari semua sifat tersebut. 2. Kemudian dicari kelompok sifat dengan pedoman : untuk masuk kedalam kelompok harus punya angka koreksi serendah-rendahnya 0,60 dan untuk masuk kedalam kelompok yang berbeda harus punya angka korelasi setinggi-tingginya 0,30. Dari cara tersebut didapat 3 kelompok komponen primer tempramen. Komponen primer pada tempramen 1. Kelompok primer tempramen yang pertama disebut viscerotonia, karena kelompok sifat yang dicakupnya berhubungan dengan fungsi dan anatomi alat visceral/digestif. Sifat-sifatnya: sikapnya tidak tegang, suka hiburan, gemar makan-makan, tidurnya nyenyak, bila menghadapi kesukaran membutuhkan orang lain. 2. Komponen primer kedua aadalah somatotonia, karena sifat-sifatyang dicakupnya berhubungan dengan dominasi dan anatomi struktur somatic. Sifat-sifatnya: sikapnya gagah, perkasa, kebutuhannya bergerak besar, suka berterus terang, suara lantang, nampaknya lebih dewasa dari sebenarnya. 3. Komponen primer ketiga adalah cerebrotonia. Karena dikirakanbahwa aktivitas pokok adalah perhatian dengan sadar, serta inibisi teeerhadap gerakan-gerakan jasmaniah. Sifat-sifatnya: sikapnya kurang gagah atau ragu-ragu, reaksinya cepat, kurang berani bergaul dengan orang banyak, kurang berani berbicara didepan orang banyak, kebiasaannya tepat,hidup teratur, suara kurang bebas, tidur kurang nyenyak.

12

Ketiga komponen tersebut merupakan Scale Of Tempramen, yang juga memiliki skala 1-7. Dari sana dipandang dari segi tipologi Sheldon membedakan adanya 3 tipe pokok tempramen yaitu:

Viscerotonia Somatotonia Cerebrotonia

Hubungan Antara Jasmani dan tingkah laku (tempramen) Selama lima tahun Sheldon mengadakan penelitian pada 200 subjek pria kulit putih, terdiri atas mahasiswa. Subjek ini dinilai menurut berbagai dimensi tempramen, setelah diadakan observasi dalam jangka waktu yang lama. Kemudian somatotipe subjek itu ditetapkan menurut caranya. Dan terbukti bahwa penelitian Sheldon telah berhasil mengukuhkan harapan para psikolog konstitusi bahwa memang ada kontinuitas antara aspek jasmaniah individu atau tingkah laku. Besarnya korelasi yang didapat antara komponen jasmani dan komponen tempramen ukup untuk memperkecil arti korelasi yang dilaporkan dalam penelitian serupa yang berusaha menyelidiki hubungan antara kepribadia dan factor lingkungan dan pengalaman.

Hubungan antara Jasmani dan Gangguan-gangguan Kejiwaan Penyelidikan Sheldon tidak hanya terbatas pada orang-orang yang normal saja, tetapi meluas juga pada masalah-masalah ketidak normalan. Hasil penelitian mengenai ini (bersama-sama dengan with kart) diterbitkan pada tahun 1948. Juga dalam penyelidikan mengenai gangguan-gangguan kejiwaan ini Sheldon terhadap mengemukakan dimensi-dimensi.Sebagai hasil ppenyelidikannya tahun Sheldon

gangguan-gangguan

kejiwaan selama beberapa

mengemukakan konsepsi tentang gangguan kejiwaan yang terdiri dari tiga dimensi primer. Ketiga dimensi ini pada pokoknya berhubungan dengan ketegorikategori yang biasa digunakan dalam diagnosis psikiatris.

13

Adapun komponen-komponen psikistris itu adalah: 1. Affetive, bentuknya yang ekstrem terdapat pada psikosis jenis manis depresif. 2. Paranoid yang bentuk ekstremnya terdapat pada penderita psikosis jenis paranoid. 3. Heboid, yang bentuk ekstrimnya terdapat pada penderita hebephrenia, suatu bentuk dari schizophrenia. Sheldon sendiri menyatakan, bahwa penyelidikan dalam lapangan ini harus masih diuji tetapi cara yang dipakainya memberi harapan yang baik dimasa depan. Hubungan antara Jasmani dan Kenakalan (Delinguency) Dalam lapangan ini Sheldon melakukan penyelidikan selama delapan tahun. Yang diselidiki 400 pemuda (1939 sampai 1942) kemudian untuk penyelidikan lanjutan diselidiki 200 orang diantara mereka. Mereka diselidiki mengenai:

Somatotipenya Komponen-komponen tempramenya Komponen-komponen psikiatrisnya Sejarah hidup, yang meliputi: Keadaan kecerdasan dan pendidikannya, Latar belakang keluarganya, riwayat pengobatan yang dialaminya, Kenakalan- kenakalanya, Tingkah lakunya yang khas.

Dari penyelidikan-penyelidikan itu ternyata, bahwa pemuda-pemuda nakal itu sebagian besar termasuk pada golongan mesomorph yang endomorphis

BEBERAPA PERUMUSAN TEORITIS Perlu sekali diingat, bahwa Sheldon bekerja secara induktif dan tidak begitu mementingkan perumusan-perumusan teoritis dan sistematis. Dan dengan jelas dia mengemukakan, bahwa walaupun dia tidak mempersoalkan faktor lingkungan, itu tidak berarti dia menganggap bahwa lingkungan tidak penting. Dia hanya ingin mengemukakan, bahwa faktor-faktor konstitusional yang biasanya diabaikan dalam psikologi di Amerika Serikat itu juga penting. Dalam hubungan dengan hal-hal diatas itu ada beberapa hal teoritis yang perlu dikemukakan disini:

14

Faktor-faktor yang menjadi perantara dalam hubungan antara jasmani dan tempramen Disini diterima adanya hubungan antara komponen-komponen jasmani dan komponen-komponen tingkah laku. Hubungan ini dapat diterangkan dalam berbagai cara: 1. Individu yang memiliki tipe jasmani tertentu kiranya mendapatkan caracara bertingkah laku tertentu yang efektif, sedangkan individu yang bertipe jasmani lain akan harus menggunakan cara-cara bertingkah laku yang lain supaya dapat efektif. Konsepsi ini menunjukan bahwa sukses yang menyertai suatu cara bertingkah laku itu tidak hanya fungsi lingkungan tempat berlangsungnya tingkah laku itu saja, melainkan fungsi orang yang bertingkah laku itu. 2. Kemungkinan lain ialah, bahwa hubungan antara jasmani dan tempramen diantarai oleh anggapan yang stereotipis yang ada dalam kebudayaan mengenai macam-macam tingkah laku yang seharusnya dilakukan oleh orang yang berbeda-beda tipe jasmaninya itu. 3. Kemungkinan yang lain: pengalaman atau pengaruh lingkungan cenderung untuk menimbulkan tipe tubuh tertentu, ini selanjutnya akan menimbulkan kecendrungan tingkah laku tertentu. 4. Kemungkinan keempat ialah: hubungan antara bentuk jasmani dan tingkah laku itu karna kerjasamanya faktor-faktor genetis. Orientasi biologistis dan genetis Banyak ahli-akli teori kepribadian meletakkan titik berat pendapatnya pada segisegi psikologis tingkah laku manusia, namun tidak banyak yang metodenya menunjukan keselarasan dengan pangkal dugaan ini. Dalam banyak hal, pendapat Sheldon dapat dianggap mementingkan faktor-faktor biologis sebagai dasar tingkah laku manusia, dan ini nampak juga dari usahanya untuk melakukan pengukuran-pengukuran faktor-faktor biologis itu.

15

Tekanan terhadap faktor organisasi dan medan Walaupun sheldon berhasil memisahkan dan mengukur dimensi-dimensi untuk mencari tau tentang jasmani dan tempramen, namundia tidak yakin bahwa penyelidikan dimensi itu satu persatu akan membawa hasil yang baik. Menurut Sheldon pola hubungan antara berbagai variabel itu lebih penting dari pada masing-masing komponen. Perkembangan Individu Sheldon mengatakan bahwa kejadian-kejadian tertentu pada masa kanak-kanak mungkin berpengaruh terhadap penyesuaian diri pada masa dewasa. Tetapi dia tidak menganggap bahwa kejadian-kejadian pada masa kanak-kanak yang demikian itu memainkan peranan sebagai sebab. Menurutnya hubungan antara kejadian-kejadian pada masa kanak-kanak dan tingkah laku pada masa sebelumya itu merupakan refleksi daripada faktor-faktor biologis yang bekerja secara tetap dalam jangka waktu yang sama. Proses tak sadar Menurut Sheldon, jika individu itu lebih mengenal struktur tubuhnya serta fungsifungsi biologisnya ia akan lebih memahami kekuatan-kekuatan yang

menggerakan tingkah lakunya. Sheldon menyatakan bahwa ketidak sadaran adalah tubuh dan sebab mengapa begitu sukar orang menyatakan ketidak sadaranya atau hal-hal yang terjadi didalam tubuhnya karna bahasa tidak disusun secara sistematis untu mengatakan apa yang sedang terjadi di dalam tubuh. Jadi dengan membuat somatotip itu dia ingin mencapai apa yang diinginkan oleh ahliahli psikoanalisis dengan jalan lebih langsung.

16

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Ttipologi ialah suatu cara mengolong-golongkan sejumlah orang yang dipandang memilki tipr ynag hampir bersamaa. Tipologi berdasarkan

konstitusional meliputi: pertama tipologi Mazhab Italia yang meliputi teori DeGiovani denagn hukum deformasi serta tipologi Viola, kedua, tipologi mazhab perancis yanitu morfologi konstitusional, ketiga, morfologi di Jerman yaitu tipologi Kreschemer, kemepat psikologi konstitusional di Amerika Serikat teori W. H.Sheldon. 3.2 KRITIK DAN SARAN Demikianlah makalah ini saya buat untuk menyadar betapa besarnya peran orang tua dalam pendidikan. Dan saya sadar makalah saya jauh dari kesempurnaan. Kepada pembaca saya mohon sarannya untuk membangun makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

17

Vous aimerez peut-être aussi