Vous êtes sur la page 1sur 2

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Pentingnya Pancasila Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari hari sesuai dengan sila sila pancasila. Era reformasi pancasila menyelamatkan bangsa dari ancaman disintegrasi masa bung karno pancasila dengan paradigma USDEK sedangkan masa orba disebut dengan P4 yang hasilnya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan penghormatan di dunia Internasional. 1.2 Lemahnya Konsistensi Arus globalisasi dan demokratisasi yang sangat keras membuat pancasila hanya sebatas pernyataan politik. Kita saling menghancurkan Negara sendiri karena campur tangan secara halus pihak asing yang tanpa tanpa kita sadari terbukti dengan mudahnya kita dibeli dengan dollar yang tidak memikirkan kepentingan bangsa. 1.3 Pemilihan Idiologi Pancasila Indonesia terdapat berbagai macam suku, adat istiadat, hingga bermacam agama dan aliran kepercayaan. Kondisi sosiokultur yang begitu heterogen inilah dibutuhkan idiologi yang netral dan mengayomi berbagai perbedaan tersebut yaitu Pancasila. 1.4 Idiologi Pancasila Milik Semua Warga Negara Pancasila harus terus dimaknai secara terbuka dan dinamis berkembang sesuai konteks kehidupan modern bagi bangsa kepulauan dengan masyarakat semajemuk Indonesia tanpa harus meninggalkan nilai nilai dari sila Pancasila. 1.5 Pancasila Karya Anak Bangsa Untuk Jati Diri Bangsa Pancasila dibuktikan dengan kenyataan sejarah bahwa Pancasila merupakan sumber kekuatan perjuangan yang mempersatukan berbagai golongan dan kelompok yang ada di Indonesia untuk mencapai kemerdekaan sehingga sangat pantas Pancasila menjadi jati diri bangsa karena sudah ada sejak dahulu tanpa disadari nilai pancasila tertanam pada nenek moyang kita dahulu. 1.6 Relevansikah Pancasila sebagai Idiologi ? Era globalisasi membuat Indonesia diterpa krisis moneter ekonomi politik sampai runtuhnya Orba dan membuat Pancasila sebagai basis Ideologis bagi bangsa dan Negara. Semakin kehilangan relevansinya, sekarang Pancasila seharusnya kembali menjadi suatu milik bersama mulai dari Pengkajian sebagai wacana bersama, Pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus sampai merumuskan paradigma baru pemikiran dan Pemaknaan Pancasila sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa dan negara yang sesuai dengan perkembangan zaman tanpa harus melenceng dari nilai sila sila pancasila.

PANCASILA
HISTORIS KULTURAL DAN YURIDIS KENEGARAAN 2.1 Pemikiran Awal Pendekatan untuk memperoleh pemahaman secara utuh dan menyeluruh mengenai Pancasila ada dua yaitu Pendekatan Yuridis Konstitusional guna meningkatkan kesadaran peranan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, karenanya mengikat seluruh bangsa dan negara untuk melaksanakannya. Sedangkan Pendekatan Komprehensif untuk memahami aneka fungsi dan kedudukan Pancasila yang didasarkan pada nilai historis dan yuridis konstitusional Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, serta ajaran tentang nilai nilai budaya dan pandangan hidup suatu bangsa. Landasan Historis Bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat bukan karena kekuasaan atau keanekaragaman melainkan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berakar pada sejarah bangsa yang terkandung dalam setiap sila pancasila yang sudah melekat dan berasal dari bangsa. Pendalaman Arti Pancasila Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yang dapat diartikan lima dasar peraturan tingkah laku yang baik. Selain itu masyarakat juga mengenal lima larangan moralitas atau Ma Lima yaitu Mateni ( Membunuh ), Maling ( Mencuri ), Madon ( Berzina ), Mendem ( Mabuk ), dan Main ( berjudi ). Secara historis perumusan pancasila dimulai dalam siding BPUPKI pertama hingga diputuskan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI Landasan Kultural Pancasila sebagai landasan kultural karena nilai nilai pancasila diambil dari kearifan lokal budaya bangsa sendiri melalui proses refleksi para pendiri negara. Landasan Yuridis Ditinjau dari segi historis dan yuridis konstitusional, Pancasila yang otentik sebagaimana tercantum

2.2

2.3

2.4

2.5

Vous aimerez peut-être aussi