Vous êtes sur la page 1sur 4

Terapi pada Gangguan Sistem Muskuluskeletal Terapi Medis 1 .

.Obat analgetik Analgesic yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g/hari atau profoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek samping pada saluran cerna dan ginjal. 2. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) fenofrofin, piroksikam,ibuprofen 3. Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs (DMARD) 4. Kortikosteroid sistemik dan suntikan intra-artikuler 5. Operasi/pembedahan Terapi Nonmedis 1. Perlindungan sendi ,tulang dan otot dengan koreksi postur tubuh yang buruk, penyangga untuk lordosis lumbal, menghindari aktivitas yang berlebihan pada bagian yang sakit , dan pemakaian alat-alat. 2. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan 3. Dukungan psikososial 4. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin serta program latihan yang tepat 5. Terapi konservatif mencakup : Terapi panas, Pemakaian terapi panas untuk mengurangi nyeri pada artritis telah lama dikenal. Panas akan mengurangi nyeri; mengurangi spasme otot, mengurangi kekakuan sendi, menambah ekstensibilitas tendon. Terapi dingin, Kompres dingin pada sendi rheumatoid akan menghambat aktivitas kolagenase di dalam sinovium. Dinginjuga mengurangi spasme otot Terapi listrik, Terapi listrik TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) digunakan untuk mengurangi nyeri melalul kerjanya menaikkan ambang rangsang nyeri. Terapi air, Air sebagai terapi digunakan terutama dalam memberikan latihan. Daya apung air akan membuat nngan bagian atau ekstremitas yang direndam sehingga sendi lebih muda digerakkan. Selain itu, suhu air yang hangat membantu mengurangi rasa nyeri. Terapi laser, Terapi laser pada dekade terakhir ini mulai populer digunakan pada artritis untuk mengurangi nyeri. Sedangkan untuk kasus fraktur pengobatan yang biasanya dilakukan: 1. Terapi konservatif : Pembidaian Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian. Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah. Di bawah ini adalah beberapa macam teknik penyembuhan patah tulang dengan pembidaian. a. Bidai keras : umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan. Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum. b. Bidai traksi : bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha. Contoh : bidai traksi tulang paha c. Bidai improvisasi : bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong. Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain. d. Gendongan/Belat dan bebat : pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya

dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera. Contoh : gendongan lengan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan bebat: Pemasangan gips: yaitu berupa bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah. Jenis-jenis gips: Gips lengan pendek.Memanjang dari bawah siku sampai lipatan telapak tangan, melingkar erat didasar ibu jari.bil ibu jari dimasukkan dinamakan spika ibu jari atau gips gauntlet. Gips lengan panjang.memanjang setinggi lipat ketiak sampai disebelah proksimal lipatan telapak tangan.siku biasanya diimobilisasi dalam posisi tegak lurus. Gips tungkai pendek.memanjang dari bawah lutut sampai dasar jari kaki.kaki dalam sudut tegak lurus pada posisi netral. Gips tungkai panjang.Memanjang dari perbatasan sepertiga atas dan tengah paha sampai dasar jari kaki.Lutut harus sedikit fleksi. Gips berjalan.Gips tungkai panjang atau pendek yang dibuat lebih kuat.Bisa disertai telapak untuk berjalan. Gips tubuh.melingkar dibatang tubuh. Gips spika.Melibatkan sebagian batang tubuh dan satu atau dua ekstremitas (gips spika tunggal atau ganda) Gips spika bahu.Jaket tubuh yang melingkari tubuh ,bahu dan siku. Gips spika pinggul.Melingkari batang tubuh dan satu ekstremitas bawah.dapat gips spika tunggal atau ganda. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: Peningkatan mobilitas.Sendi yang tidak diimobilisasi harus dilatih dan gerakkan sesuai kisaran geraknya geraknya untuk mempertahankan fungsinya. Perawatan diri maksimal.Kurangnya perawatan diri dapat terjadi bila sebagian tubuh diimobilisasi mengakibatkan berkurangnya kemampuan perawatan diri Penyembuhan abrasi kulit. Sebelum pemasangan gips, laserasi dan abrasi kulit harus dirawat dahulu agar sepat sembuh.kulit harus dicuci dengan saksama sesuai perintah dokter.Bila luka sangat ekstensif ,dapat dipilih alternatif lain misalnya fiksator eksternal vuntuk mengimobilisasi anggota tubuh. Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat .pembengkakan dan edema adalah respon alami jaringan terhadap trauma dan pembedahan.Insufiensi pembuluh darah atau penekanan serabut sarafyang berkaitan dengan pembengkakan yang tak ditangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstremitas dan mengakibatkan kerusakan saraf perifer. Immobilisasi saja tanpa reposisi Traksi Traksi adalah pemasangan gaya tarikan ke bagian tubuh .Traksi digunakan untuk meminimalkan spasme otot, untuk mereduksi dan mengimobilisasi fraktur, untuk mengurangi deformitas, dan untuk menambah ruangan diantara kedua permukaan patahan tulang. Jenis-jenis traksi: Traksi lurus atau traksi langsung Memberikan gaya tarikan dalam satu garis lurus dengan bagian tubuh berbaring di tempat tidur.Contoh Traksi ini adalah traksi ekstensi Buck dan traksi pelvis. Traksi suspensi seimbang Memberi dukungan pada ekstremitas yang sakit di atas tempat tidur sehingga memunginkan

mobilisasi pasien sampai batas tertentu tanpa terputusnya garis tarikan. Traksi kulit Traksi yang dapat langsung dipasang pada kulit yang terjadi akibat beban menarik tali,spon karet, atau bahan kanvas. Komplikasi yang dapat terjadi: 1. Kerusakan kulit.pada pemasangan traksi kulit dapat terjadi kerusakan kulit seperti iritasi.Kulit sensitif dan rapuh pada lansia harus diidentifikasi pada pengkajian awal.reaksi kulit yang berhubungan langsung dengan plester dan spon harus dipantau dengan ketat.Boot spon harus diambil untuk melakukan inspeksi tiga kali sehari dan perawatan khusus pada punggung diberikan pada pasien paling tidak tiap dua jam untuk mencegah ulkus dekubitus dan pemberian kasur khusus yang diisi udara dapat diapasang untuk mengurangi ulkus kulit. 2. Tekanan saraf.Traksi kulit dapat menyebabkan tekanan pada saraf perifer.Bila memasang traksi,ekstremitas bawah,harus dilakukan perawatan untuk mencegah adanya tekanan pada saraf peroneus pada titik ketika ia melintasi sekitar leher fibula tepat dibawah lutut.tekanan pada titik ini dapt menyebabkan footdrop.Bila dipasang dilengan,daerah sekitar siku dimana saraf ulnaris berada tidak boleh dibalut terlalu kuat. 3. Kerusakan sirkulasi.Setelah traksi kulit terpasang, kaki atau tangan diinspeksi mengenai adanya gangguan peredaran darah dalam beberapa menit sampai 1- 2 jam. Traksi skelet Traksi yang langsung dipasang ke skelet tubuh.Metode in paling sering digunakan untuk menangani fraktur femur,tibia, Humerus dan tulang leher.Traksi ini dipasang langsung ketulang menggunakan pin metal atau kawat. Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1. Pemberian posisi.Kesejajaran tubuh pasien harus dijaga sesuai aturan agar garis tarikannya efektif.kaki diposisikan untuk mencegah terjadinya footdrop, dan rotasi kedalam. 2. Perawatan kulit.Pada titik tekanan tekanan khusus perlu diperiksa adanya kemerahan dan luka kulit.Daerah yang biasanya rentan adalah tuber isiadikum,rongga poplitea,tendi aschiles, dan tumit. 3. Status neurovaskuler 4. Tempat penusukan pin.luka pada tempat penusukan perlu perhatian khusus.pada permulaan ditutup dengan kasa steril.perawatan selanjutnya disesuaikan dengan keadaan,dan area tersebut harus terjaga kebersihannya. Traksi manual Traksi yang dipasang dengan tangan.Merupakan traksi sementara yang bisa digunakan pada saat pemasangan gips, memberikan perawatan kulit dibawah boot busa ekstensi Buck, atau saat menyesuaikan dan mengatur alat traksi Prinsip Traksi Efektif Pada pemasangan traksi,harus diperhatikan adanya kontratraksi. Kontratraksi adalah gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan.Traksi harus berkesinambungan agar reduksi dan imobilisasi fraktur efektif. Traksi kulit pelvis dan serviks sering digunakan untuk mengurang spasme otot dan biasanya diberikan sebagai traksi intermiten. Faktor yang dapat mengurangi tarikan atau mengubah garis resultanta tarikan adalah: Tubuh Pasien yang tidak sejajar dngan pusat tempat tidur ketika traksi dipasang Tali traksi macet Pemberat harus tergantung bebas dan tidak boleh terletak pada tempat tidur atau lantai Simpulpada tali menyentuh atau telapak kaki menyentuh katrol atau kaki tempat tidur.

Fiksasi Fiksasi bisa berupa fiksasi luar, fiksasi dalam, penggantian dengan prostesis dan lain-lain. Contoh fiksasi luar adalah penggunaan pin baja yang ditusukkan pada fragmen tulang untuk kemudian disatukan dengan batangan logam di luar kulit. fiksasi interna yang biasa dipakai berupa pen dalam sumsum tulang panjang atau plat dengan sekrup di permukaan tulang. Keuntungan cara ini adalah terjadi reposisi sempurna, tidak perlu dipasang gips serta bisa bergerak dengan segera. Namun mempunyai risiko infeksi tulang. Prostesis biasa digunakan untuk penderita patah tulang pada manula yang sukar menyambung kembali. 2. Terapi operatif ORIF Indikasi ORIF : - Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avasculair necrosis tinggi - Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup - Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan - Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan operasi Excisional Arthroplasty Membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi Excisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis Dilakukan eksisi caput femur dan pemasangan endoprosthesis Moore

Vous aimerez peut-être aussi