Vous êtes sur la page 1sur 5

Pasien post operatif CABG, manajemen nyeri, terapi titrasi Definisi Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) merupakan

salah satu penanganan intervensi dari Penyakit Jantung Koroner (PJK), dengan cara membuat saluran yang baru melewati bagian arteri koronia yang mengalami penyempitan atau penyumbatan. Secara sederhana, CABG adalah operasi pembedahan yang dilakukan dengan membuat pembuluh darah baru atau bypass terhadap pembuluh darah yang tersumbat sehingga melancarkan kembali aliran darah yang membawa oksigen untuk otot jantung yang diperdarahi pembuluh tersebut. TUJUAN Coronary Artery Bypass Grafting bertujuan untuk revaskularisasi aliran arteri koronari akibat adanya penyempitan atau sumbatan ke otot jantung. INDIKASI Pasien yang dianjurkan CABG adalah pasien dengan kondisi berikut : 1. Angina yang tidak dapat dikontrol dengan terapi medis 2. Angina yang tidak stabil 3. Uji toleransi lantihan positif atau sumbatan yang tidak dapat ditangani dengan PTCA 4. Lesi arteri koroner utama kiri atau penyumbatan lebih dari 60% 5. Pasien yang mengalami komplikasi kegagalan PTCA KONTRAINDIKASI Walaupun usia bukan kontraindikasi, CABG kurang umum dilakukan pada kelompok usia lanjut karena pasien usia lanjut umumnya memiliki harapan hidup lebih pendek dan CABG belum tentu memperpanjang kelangsungan hidup pasien PATOFISIOLOGI Penyakit jantung koroner atau penyakit arteri koroner merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosklerosis pada arteri koroner. Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) atau bedah pintas koroner merupakan salah satu upaya atau tindakan yang di lakukan untuk revaskularisasi pada

penderita penyakit jantung koroner. Dari pembedahan jantung, pasien mengalami nyeri akibat insisi dada atau tungkai, slang dada yang menstimulasi saraf simpatis sehingga meningkatkan tekanan darah dan menngkatkan denyut nadi. Pembedahan CABG juga menyebabkan penurunan curah jantung akibat perubahan preload dan afterload jantung yang disebabkan oleh penggunaan mesin untuk menggantikan tugas jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Setiap proses, termasuk pembedahan memicu proses inflamasi yang disebut SIRS (Systemic Inflamatory Respiratory Sindrome) sehingga menimbulkan gangguan hemodinamika berupa takikardi >90x/menit, respon respirasi RR >20x menit, gangguan termoregulasi sehingga suhu mencapai >380C atau <360C, dan adanya perubahan jumlah leukosit >12.000 sel/m3 atau <4.000 sel/m3. Selain itu luka eksisi dari pembedahan merupakan port de entry masuknya mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi. OPCABG dapat menyebabkan hpotermia karena kehilangan panas sekunder akibat pemajanan yang lama terhadap suhu ruang operasi yang dingin. Manajemen Nyeri Definisi Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual. Etiologi Penyebab nyeri dapat diklasifikasi kedalam dua golongan yaitu penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis. Secara fisik misalnya, penyebab adalah trauma (mekanik, thermal, kimiawi maupun elektrik), neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah dan lain-lain.

Klasifikasi Nyeri Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan berdasarkan pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri dan waktu lamanya serangan.

Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten

Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

Penatalaksanaan Nyeri Penatalaksanaan Non Farmakologi Distraksi Therapy musik Guided Imaginary Relaksasi
-

Penatalaksanaan Farmakologi Tahapan pemberian obat : Tahap I : analgesik non-opiat : AINS Tahap II : analgesik AINS + ajuvan (antidepresan) Tahap III : analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan Tahap IV : analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan

Konsep Titrasi Definisi Titrasi Titrasi merupakan suatu proses pemberian obat atau cairan secara bertahap, step by step, menyesuaikan dengan respon yang dikehendaki. Hal ini karena pasien sakit kritis, dalam hal ini pasien yang berada di ruang ICU mengalami gangguan metabolisme sehingga respon terhadap obat yang diberikan sangat bervariasi antara pasien yang satu dengan pasien yang lainnya.

Alat-Alat Yang Dipakai Dalam Pemberian Obat Secara Titrasi Alat-alat yang bisa digunakan untuk memberikan obat atau cairan secara titrasi diantaranya adalah syringe pump, infus pump, atau dengan modifikasi tetesan infuse. Jenis-Jenis Obat Analgesik Yang Diberikan

Analgetika adalah obat-obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Penggolongan analgesik narkotik adalah sebagai berikut : Alkaloid alam Derivat semi sintesis Derivat sintetik Antagonis morfin : morfin, codein : heroin : metadon, fentanyl : nalorfin, nalokson dan pentazocin

Rumus Pemberian Obat Secara Titrasi Dalam hal ini, diberikan contoh penghitungan obat analgesik (Morphin) melalui infus (Drip) yaitu :

Dosis

10 mcg / kg BB / jam dosis (mcg) x BB

Rumus = _______________ jumlah mcg / cc

cc / jam

Contoh

: - Dosis : 10 mcg morphin - BB : 50 kg

Campuran :

- 1 amp.

= 10 mg morphin in 50 cc D5%

1 cc = _10_ = 0,2 x 1000 mcg = 200 mcg D5% 50

10 mcg x 50 kg = ______________ 200 = 2 , 5 cc / jam

Vous aimerez peut-être aussi