Vous êtes sur la page 1sur 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan di suatu negara. Masa perkembangan tercepat dalam kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa yang paling rentan terhadap serangan penyakit. Terjadinya gangguan kesehatan pada masa tersebut, dapat berakibat negatif bagi pertumbuhan anak seumur hidupnya. Permasalahan kesehatan yang sering dijumpai pada balita yaitu penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis (Widjaja, 2003). Menurut Word Health Organization (WHO), tujuh dari sepuluh kematian anak di negara berkembang dapat disebabkan oleh lima penyebab utama yakni salah satunya adalah gastroenteritis. Di Indonesia, penyakit gastroenreritis merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar, karena sering menimbulkan wabah. Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa angka kejadian gastroenteritis pada anak mencapai 230 342 penderita per 1000 penduduk setiap tahunnya. Sedangkan angka kematian mencapai 4 per seribu anak (DEPKES RI, 2010). Berdasarkan uraian diatas, maka kelompok tertarik untuk membahas tentang Asuhan Keperawatan pada anak dengan Gastroenteritis di Ruang Melati RSUD Kebumen, mengingat peran perawat sangat penting dalam mengatasi masalah keperawatan pada pasien dengan gastroenteritis. Disamping itu, kelompok juga ingin mempelajari lebih dalam tentang konsep tersebut dari segi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, serta penatalaksanaan pada penyakit gastroenteritis.

B. Tujuan: 1. Tujuan Umum: Setelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Asuhan Keperawatan pada anak dengan Gastroenteritis

2. Tujuan Khusus: Setelah penyusunan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu: a. Mengetahui konsep dasar Gastroenteritis b. Melakukan pengkajian pada pasien gastroenteritis c. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada pasien gastroenteritis d. Menentukan intervensi keperawatan pada pasien gastroenteritis e. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien gastroenteritis

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Defenisi Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular, menyerang pada lambung dan usus halus yang ditandai BAB encer lebih dari 3 kali perhari dapat atau tanpa lendir dan darah (Murwani, 2009). Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi dan Yuliani, 2001). Gastroenteritis adalah imflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala ketidakseimbangan elektrolit (Lynn, Betz. 2009) Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular yang menyerang pada lambung dan usus halus, yang ditandai dengan BAB cair lebih dari 3x dan mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit, yang dapat menimbulkan dehidrasi dan gejala ketidakseimbangan elektrolit.

B. Etiologi Menurut Mansjoer, Arif (2002), penyebab gastroenteritis terdiri dari: 1. Faktor Infeksi: Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans). 2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak) 3. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein. 4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kutang matang 5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas

C. Manifestasi Klinis Mula-mula klien cengeng, gelisah atau suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau darah, warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare (Mansjoer, 2009: 470). Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi, BB menurun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput mulut dan bibir terlihat kering. Berdasarkan banyak cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat. Akibat dehidrasi diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila sudah terjadi asidosis metabolik pasien tampak pucat dengan pernafasan yang cepat dan dalam (pernafasan kussmaul) asidosis metabolik terjadi karena: kehilangan Na HCO3 melalui tinja diare. Produk - produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan (karena oliguria atau anuria), berpindahnya ion natrium dari cairan ekstrasel ke cairan intrasel (Ngastiyah, 2005). Derajat dehidrasi dan gejalanya dibagi menjadi tiga: dehidrasi ringan ini biasanya ditandai dengan kesadaran composmentis, nadi kurang dari 120 kali per menit, pernafasan vesikuler, ubun - ubun besar agak cekung, mata agak cekung, turgor kulit elastis, mulut kering, kehilangan cairan 0 5% BB. Dehidrasi sedang ditandai dengan kesadaran gelisah, nadi cepat 120 140 kali per menit, pernafasan agak cepat, ubun - ubun besar cekung, mata tampak cekung, turgor dan tonus agak kurang, kehilangan cairan 5 10%BB. Dehidrasi berat ditandai dengan kesadaran apatis sampai koma, nadi cepat lebih dari 140 kali per menit, pernafasan kussmaul, ubun - ubun besar cekung sekali, turgor dan tonus kurang, mulut kering dan sianosis, kehilangan cairan lebih dari 10 % BB (Ngastiyah, 2005).

D. Patofisiologi Gastroenteritis bisa disebabkan oleh 4 hal, yaitu faktor infeksi (bakteri, virus, parasit), faktor malabsorbsi dan faktor makanan dan faktor makanan dan faktor psikologis.

Diare karena infeksi seperti bakteri, berawal dari makanan atau minuman yang masuk kedalam tubuh manusia. Bakteri tertelan masuk sampai lambung, yang kemudian bakteri dibunuh oleh asan lambung. Namun jumlah bakteri terlalu banyak maka, ada yang beberapa lolos sampai keduodenum dan berkembang biak. Pada kebanyakan kasus gastroenteritis, organ tubuh yang diserang adalah usus. Didalam usus tersebut bakteri akan memproduksi enzim yang akan mencairkan lapisan lendir yang menutupi permukaan usus, sehingga bakteri dapat masuk kedalam membran epitel, dimembran ini bakteri mengeluarkan toksik yang merangsang sekresi cairan-cairan usus dibagian cripta villi dan menghambat absorbsi cairan. Sebagian akibat dari keadaan ini volume cairan didalam lumen usus meningkat yang mengakibatkan dinding usus menggembung dan tegang sebagian dinding usus akan mengadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitas untuk mengalirkan cairan diusus besar. Apabila jumlah cairan tersebut melebihi kapasitas absorbsi usus maka akan terjadi diare. Diare yang diakibatkan malabsorbsi makanan akan menyebabkan makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Tertelannya makanan yang beracun juga dapat menyebabkan diare karena akan mengganggu motilitas usus. Iritasi mukosa usus mengakibatkan hiperperistaltik sehingga terjadi berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehinggan timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula. Adanya iritasi mukosa usus dan peningkatan volume cairan dirongga usus menyebabkan klien mengeluh abdomen terasa sakit. Selain karena 2 hal itu, nyeri abdomen atau kram timbul karena metabolisme karbohidrat oleh bakteri diusus yang menghasilkan gas H2 dan C02 yang menimbulkan kembung dan flatus berlebihan. Biasanya pada keadaan ini klien akan merasa mual bahkan muntah serta nafsu makannya menurun. Karena terjadi ketidakseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila keadaan ini terus berlanjut dan klien tidak mau makan maka, akan menimbulkan gangguan nutrisi sehingga klien lemas.

Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan akan menyebabkan klien terjatuh dalam keadaan dehidrasi. Yang ditandai dengan berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun bisa jadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Tubuh yang kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan membuat cairan ekstraseluler dan intraseluler menurun. Dimana selain air, tubuh juga kehilangan Na, K dan Ion Karbonat. Bila keadaan ini berlanjut terus, maka volume darah juga berkurang. Tubuh mengalami gangguan sirkulasi, perfusi jaringan terganggu dan akhirnya dapat menyebabkan syok hipovolemik dengan gejala denyut jantung meningkat, nadi cepat tapi kecil, tekanan darah menurun klien sangat lemah kesadaran menurun. Akibat lain dari kehilangancairan ekstrasel dan intrasel yang berlebihan, tubuh akan mengalami asidosis metabolik dimana klien akan tampak pucat dengan pernapasan yang cepat dan dalam (pernapasan kussamul) Faktor psikologis juga dapat menyebabkan diare. Karena faktor psikologis (stres, marah, takut) dapat merangsang kelenjar adrenalin dibawah pengendalian siste, pernapasan simpatis untuk merangsang pengeluaran hormon yang kerjanya mengatur metabolisme tubuh. Sehingga bila terjadi stres maka, metabolisme akan terjadi peningkatan dalam bentuk peningkatan mortalitas usus. (Ngastiyah, 2005) E. Pathway (terlampir)

F. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien Gastroenteritis antara lain: 1. Pemeriksaan Feses Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman untuk mencari kuman penyebab, tes resistensi terhadap berbagai antibiotik serta untuk mengetahui pH dan kadar gula jika diduga ada sugar intolerance. Karakteristik hasil pemeriksaan feses sebagai berikut: feses berwarna pekat/putih kemungkinan disebabkan karena adanya pigmen empedu (obstruksi empedu), feses berwarna hitam disebabkan karena efek dari obat seperti Fe dan diit tinggi buah merah dan sayur

hijau tua seperti bayam, feses berwarna pucat disebabkan karena malabsorbsi akibat diare yang penyebabnya adalah bakteri, feses seperti tepung berwarna putih disebabkan karena diare yang penyebabnya adalah virus, feses seperti ampas disebabkan karena diare yang penyebabnya parasit, feses yang didalamnya terdapat unsur mukus disebabkan karena bakteri, darah jika terjadi peradangan pada usus, terdapat lemak dalam feses jika disebabkan karena malabsorbsi lemak dalam usus halus (Suprianto, 2008). 2. Pemeriksaan Darah Pemeriksaan darah pada pasien diare meliputi: Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na, Ca, K dan P serum pada diare yang disertai kejang), peningkatan sel-sel darah putih. 3. Pemeriksaan elektrolit tubuh Bertujuan untuk mengetahui terutama kadar natrium, kalium, kalsium, bikarbonat terutama pada penderita diare yang mengalami muntah-muntah, pernafasan cepat dan dalam, kelemahan otot-otot. 4. Endoskopi Bertujuan untuk melihat langsung kelainan mukosa pada sel pencernaan. 5. Pemerikasaan kadar ureum kreatinin darah untuk mengetahuai faal ginjal. 6. Duodenal intubation Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik (Mansjoer, 2009: 470).

G. Komplikasi Menurut Ngastiyah (2005), komplikasi gastroenteritis yaitu: 1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik) 2. Renjatan hipovolemik 3. Hipokalemia (dengan gejala lemah, bradikardi, dan perubahan elektrokardiogram) 4. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus dan defisiensi enzim laktase 5. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik 6. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama/kronik)

H. Penatalaksanaan a. Pemberian Cairan 1) Cairan rehidrasi oral a) Formula lengkap, mengandung: NaCl, NaHCO3, KCL, Glukosa b) Kadar Na 90 mEq/L : untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang c) Kadar Na 50-60 mEq/L : untuk anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang atau tanpa dehidrasi d) Cairan oral: oralit, larutan gula garam, larutan air tajin, larutan tepung beras 2) Cairan rehidrasi parenteral a) Larutan 3A : NaCl 0,9%, DEX 5 %, Na laktat 1/6 mol b) Larutan 2A : NaCC 0,9 % DEX 5 % c) Cairan parenteral: RL, Asering 3) Cara pemberian cairan: Pemberian cairan diberikan tergantung dari berat/ringannya dehidrasi yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya. a) Oral : untuk semua tekanan dehidrasi b) Intragastrik : dehidrasi ringan-sedang c) Intravena : dehidrasi berat 4) Jadwal kecepatan pemberian cairan a) Belum ada dehidrasi: peroral sebanyak anak mau minum atau segelas setiap kali BAB b) Dehidrasi ringan: 1 jam pertama 25-50 ml/kg BB peroral atau intragastrik selanjutnya 125ml/ kg BB c) Dehidrasi sedang: 1 jam pertama 50-100ml/kg BB peroral atau intragastrik selanjutnya 125 ml/Kg BB d) Dehidrasi berat (untuk anak 1 bulan sampai dengan 2 tahun dengan BB 3-10 kg) : 1 jam pertama 40 ml/kg BB/ jam, 7 jam kemudian 12 ml/kg BB/jam, 16 jam berikut 125 ml/kg BB oralit peroral atau intragastrik.

b. Dietetik (untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan BB 7 kg): 1) Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh) seperti: LLM, amiron, bebelak FL 2) Makanan setengah padat (bubur) c. Obat-obatan 1) Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazim) 2) Antibiotika

I.

Pengkajian Keperawatan Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan dimana data dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu dikaji pada klien dengan gastroenteritis diantaranya adalah: 1. Riwayat Keperawatan: a. Keluhan utama: Perubahan pada buang air besar seperti frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam, berbau khas, konsistensi encer atau cair disertai lendir atau darah dan pemberat dapat disebabkan karena terdapat distensi abdomen, sakit kepala, muntah, demam, dan kejang b. Riwayat penyakit sekarang: Meliputi awal timbulnya keluhan, lamanya keluhan, akibat dari timbulnya keluhan, dan penanganan awal yang dilakukan keluarga c. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat penyakit dahulu yang perlu ditanyakan yaitu riwayat penyakit yang pernah diderita oleh anak maupun keluarga dalam hal ini orang tua. Apakah dalam keluarga memiliki riwayat penyakit keturunan atau pernah menderita penyskit kronis sehingga harus dirawat di rumah sakit. d. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Riwayat kehamilan dan kelahiran yang ditanyakan meliputi keadaan ibu saat hamil, gizi, usia, kehamilan, dan obat-obatan.hal tersebut juga mencakup kesehatan anak sebelum lahir, saat lahir, dan kesehatan anak setelah lahir.

e. Riwayat tumbuh kembang Riwayat tumbuh kembang yang perlu ditanyakan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia anak sekarang yang meliputi motorik kasar, motorik halus, perkembangan kognitif atau bahasa, dan personal sosial atau kemandirian. f. Riwayat imunisasi Imunisasi yang ditanyakan kepada orang tua adalah apakah anak mendapat imunisasi secara lengkap sesuai dengan usianya dan jadwal pemberian serta efek samping dari pemberian imunisasi seperti panas, alergi, dan sebagainya. 2. Pemeriksaan Fisik a. Sistem penglihatan: konjungtiva anemis, mata cekung b. Sistem pernapasan: nafas cepat dan sesak pada keadaan dehidrasi berat c. Sistem kardiovaskuler: nafas cepat dan dalam, tekanan darah menurun, pengisian kapiler lambat pada keadaan dehidrasi sedang d. Sistem saraf pusat: tingkat kesadaran dari composmentis sampai coma tergantung dari tingkat dehidrasi e. Sistem pencernaan: terdapat distensi abdomen, bising usus meningkat, nyeri pada perut, kram, mulut kering, nafsu makan menurun. f. Sistem urogenital: pola buang air kecil dan bisa terjadi anuria g. Sistem muskuloskeletal: tampak lemah h. Sistem integumen: turgor kulit menurun, warna kulit pucat, ekstremitas dingin dan pucat, terdapat iritasi atau kemerahan pada anus/rektal

J.

Diagnosa Keperawatan

Vous aimerez peut-être aussi