Vous êtes sur la page 1sur 19

ANALISA SEMEN DAN UJI FUNGSI SPERMA

DR.Restu Syamsul Hadi,M.Kes

Tujuan Analisa Semen


untuk mengetahui tingkat kesuburan dan pengenalan cara penilaian kesuburan pada semen seorang pria

Hull et.al 1985. British Medical Journal 1693-1697 ..gangguan fungsi sperma merupakan penyebab terbesar infertilitas pada manusia dan dijumpai sekurangnya 50% kasus infertilitas klinis

Analisa Dasar Semen


MAKROSKOPIK SEMEN Volume Warna Bau pH Viskositas MIKROSKOPIK SEMEN Motilitas Viabilitas Morfologi Densitas

Sampel semen
Abstinensi (tidak dikeluarkan) min. 2 hari max.7 hari Transportasi < 1 jam Suhu simpan 20-40 oC Semen mengalami likuifaksi (mencair 15-20 menit

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK

Berdasarkan volume semen :


Aspermia, jika dia tidak mengeluarkan semen sewaktu ejakulasi. hipospermia, jika volume semennya kurang dari 1 mL. hiperspermia, jika volume semn lebih dari 6 mL. Rata-rata volume semen pria Indonesia, sekitar 2-5 mL.

Warna Semen Semen yang normal berwarna putih keruh/putih mutiara. Adanya warna putih kekuning-kuningan kemungkinan adanya leukosit -infeksi Warna kemerah-merahan dapat disebabkan adanya pendarahan saluran reproduksi pria.

pH Semen Semen normal : pH antara 7,2 8. pH > 7,8 dicurigai adanya infeksi. pH < 7 pada semen azoospermia, kemungkinan terjadi disgenesis pada vas deferens, vesika seminalis atau epididimis.

VISKOSITAS SEMEN Semen dengan konsistensi tinggi, kecepatan gerak sperma akan terhambat. Semen yang terlalu encer, jumlah spermanya rendah. Kedua-duanya dapat menyebabkan kesuburan pria berkurang.

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK SEMEN Motilitas Sperma -Katagori a, spermatozoa bergerak cepat dan lurus ke depan. -Katagori b, gerak lambat/sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus -Kategori c, tidak bergerak maju (bergerak ditempat) -Kategori d, spermatozoa tidak bergerak sama sekali

DENSITAS/JUMLAH SPERMA
konsentrasi spermatozoa : Jumlah sperma terhitung dalam bidang 5 X 10.000 (faktor multiplikasi) X faktor pengencer Jika sperma terhitung 40 maka konsentrasi sperma adalah : 40 x 10.000 x 20 = 8 juta/ml

Interpretation - WHO Criteria (1999)


Seminal parameter Volume pH Sperm concentration Motility Morphology ASAB White blood cells Normal Value > 2 ml > 7.2 20 million / ml 50 % a+b 15 % (10 %) < 50 % < 1million / ml

Interpretation - Terminology Sperma dapat dikelompokkan menjadi :


Polyzoospermia : konsentrasi sperma sangat tinggi Oligozoospermia : jumlah sperma < 20 juta / mL Hypospermia Hyperspermia Aspermia : volume semen < 1,5 mL : volume semen > 5,5 mL : tidak ada semen

Pyospermi : semen ditemukan adanya leukosit Hematospermia : semen ditemukan eritrosit Asthenozoospermia: motilitas sperma < 40% Teratozoospermia : > 40% sperma abnormal Necrozoospermia : tidak ada sperma yang hidup Oligoasthenozoospermia: motilitas < 8 juta sperma / mL

Oligoasthenoteratozoospermia (OATS)

Pemeriksaan fisik pertumbuhan penis abnormal abnorma cryptorchidism (3-6%), kista, tumor, varicocele (30 % pasien OAT) Periksan hormon : LH, FSH, Testosterone, Prolactin Ultrasound (skrotum, trans-rectal): 5% incidental tumours Genetic screen : <5x106/ml Chromosomes (1-2%) kromosom Y delesi (7-10%)

Analisis Semen uji tambahan


HOS Test
Hypo-osmotic swelling of viable (non-motile) sperm Epithelial / Germinal / WBCs / RBCs Pathogens Microbiological assessment

Other cells types

Retrograde ejaculation

Consider cryopreservation

Analysis of postorgasmic urine

Uji Integritas Membran Uji integritas membran dilakukan dengan menggunakan Hypoosmotic Swelling Test / uji HOS, yaitu suatu uji untuk menilai integritas membran sperma yang terpapar dalam suatu larutan (medium) hipotonik.

Hasil uji HOS yang menunjukkan HOS (+) lebih dari 60% di dalam semen, memberikan petunjuk akan kelangsungan hidup sperma akan lebih lama di banding dengan semen pada hasil uji HOS (+) kurang dari 60%.

Terimak asih

Vous aimerez peut-être aussi