Vous êtes sur la page 1sur 57

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. TUJUAN
Peta Tranchis adalah gambaran dari bumi yang direpretasikan dengan sistem proyeksi
dengan skala tertentu. Kemudian merangkai titik-titik dilapangan dan mengetahui elevasi,
maka dapat dibuat garis kontur suatu lokasi.
Gambar situasi adalah sesungguhnya ini merupakan peta-peta yang secara langsung
sangat penting bagi bangunan-bangunan, apakah selaku petunjuk lokasi, maupun untuk
mendapatkan perihal persis dimana akan didirikan suatu bangunan.
1.2. DEFENISI PETA
Peta adalah proyeksi bumi ke dalam sebuah bidang rata ( kertas ) yang disertai skala /
perbandingan, misal 1 : 100.000 ( 1 cm pada kertas = 1 km pada bumi ), yang berisi gambaran
permukaan bumi berupa daratan, lautan gunung, danau, dan lain-lain.
1.3. KEGUNAAN PETA
Kegunaan peta sangat banyak dan beraneka ragam, dilihat dari kegunaannya untuk
merencanakan lebih lanjut dan melaksanakan pekerjaan teknis berupa gedung, jalan raya, jalan
kereta api, jembatan, dan lain-lain.
Skala dipilih dan disesuaikan dengan besar kecilnya pekerjaan yang dilakukan menurut
maksud dan kegunaan peta, misalnya :
1. Peta jalan raya untuk keperluan tourism.
2. Peta sungai untuk keperluan pelayaran.
3. Peta geologi untuk menyatakan keadaan geologis suatu daerah.
Sehingga, keberadaan peta sangatlah diperlukan didalam suatu perencanaan dan pelaksanaan
suatu pekerjaan teknis.

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

1.4. ALAT UKUR THEODOLITE, RAMBU UKUR, DAN STATIP


1.4.1.

Alat Ukur Theodolite

Sudut-sudut mendatar dan tegak diukur dengan alat pengukur sudut yang
dinamakan Theodolite, adapun bagian-bagiannya adalah :
1. Sekrup ABC sebagai pengunci pesawat.
2. Nivo kotak sebagai pedoman apakah dalam keadaan imbang.
3. Nivo tabung fungsinya sama dengan nivo kotak.
4. Sekrup pengunci arah horizontal untuk mengunci agar tidak bergerak
horizontal.
5. Sekrup pengunci arah vertical untuk mengunci agar tidak bergerak vertikal.
6. Kaca penerangan untuk penerangan.
7. Kompas untuk penunjuk arah utara.
8. Piringan pembacaan sudut horizontal.
9. Lensa penentu sudut horizontal dan vertical.
10.Lensa objektif.
1.4.2.

Statip

Statif ( kaki tiga ) dibuat dari kayu yang kering dan dicat kuning dihubungkan
dengan alat-alat sambungan besi. Kegunaan dari statip ini yaitu sebagai
penyangga atau kaki pesawat.
1.4.3.

Rambu Ukur

Rambu ukur sangatlah diperlukan dalam pengukuran tanah, sebab rambu ukur
berfungsi sebagai obyek bidikan pada titik yang ditentukan, sehingga kita dapat
mengetahui besarnya nilai Benang Atas, Benang Tengah, dan Benang Bawah dari
pembacaan rambu ukur tersebut. Kemudian dari data yang diperoleh tersebut kita
dapat melakukan analisa data yang diperoleh dari rambu ukur tersebut.

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

BAB II
DASAR TEORI
2.1. PETA TRANCHIS DAN GAMBAR SITUASI
Seperti yang telah disebutkan dalam Bab Pendahuluan, bahwa pengukuran mengenai
letak ( posisi ), elevasi ( ketinggian ), dan konfigurasi dari areal tanah memerlukan beberapa
penunjang yang diantaranya adalah keberadaan peta dan perlengkapan pengukuran yang
lengkap.
Data yang diperoleh dari pekerjaan pengukuran tersebut, kemudian dilukiskan pada
suatu peta yang sering dikenal dengan peta topografi. Menurut Davis dan Foote adalah
menggambarkan simbol-simbol yang spesifik mengenai konfigurasi atau relief tanah yang
dipetakan dan keadaan alami atau buatan, seperti saluran sungai dan lain-lain.
Sedangkan menurut Ayres dan Scoates adalah peta yang menggambarkan sifat
permukaan tanah yang dilengkapi garis-garis kontur yang berbeda-beda ekemennya dan
berbagai keadaan yang terdapat pada areal tanah tersebut dengan menggunakan symbol
tertentu.
Didalam pembuatan peta, pengukuran titik-titik detail untuk penggambaran peta haruslah
berdasarkan pada posisi yang tetap baik arah horizontal maupun vertikal. Dengan demikian,
penggambaran untuk pembuatan peta setidaknya kita harus menguasai teori-teori sebagai
berikut :
1. Teori tetang poligon tertutup.
2. Teori tetang pembuatan titik detail.
3. Teori tentang pengukuran jarak dan beda tinggi secara optis.
4. Teori tentang penggambaran peta.
2.1.1.

POLIGON TERTUTUP

Suatu bentuk pengukuran dimana pengukuran ini dilakukan seterusnya dari titiktitik yang kita tentukan dan akhirnya titik-titik tersebut merupakan suatu daerah
pemetaan. Dan pengukuran ini dilakukan searah jarum jam.
Untuk pengukuran poligon ini kita harus mempunyai beberapa titik-titik
kedudukan sebagai awal pedoman untuk pengukuran selanjutnya. Juga

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

diperlukan sebuah titik sebagai acuan Bench Mark ( BM ), bilamana tidak ada
titik BM pada lokasi yang kita ukur, dapat kita mengambil sembarang benda
untuk kita jadikan BM, dengan catatan benda tersebut tidak berubah
kedudukannya.

F
6

E
5

4
D

2
3

2.1.2.

GARIS KONTUR

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang elevasinya sama.
Garis

kontur

memberikan

informasi

tentang

daerah

peta

dan

tidak

menyembunyikan rincian-rincian peta lainnya yang penting. Garis-garis kontur


juga memperlihatkan elevasi dan konfigurasi permukaan tanah. Elevasi titik-titik
yang tidak terletak diatas garis kontur bias dicari dengan inter polasi antara dua
garis kontur yang terletak pada kedua titik tersebut.
Garis kontur mulai dan berakhir pada tepi peta, atau menutup pada dirinya
sendiri. Garis kontur yang menutup dirinya sendiri akan diperlihatkan oleh
serangkaian garis kontur yang membentuk lingkaran diatas peta. Mereka
menunjukkan sebuah depresi atau sebuah bukit. Sebuah bukit dapat
diidentifikasikan dengan elevasi yang bertambah. Dalam sebuah depresi, garis
kontur tertutup paling dalam akan terletek pada elevasi terendah. Pada garis
kontur terendah, tanda arsiran yang menuju lubang tersebut akan terlihat.ini

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

memastikan bahwa anda melihat sebuah lubang depresi karena tidak ada tanda
arsiran yang digunakan pada bukit.
Garis kontur yang berjarak sama sepanjang garis yang tegak lurus terhadap
kontur tersebut menunjukkan kelandaian ang tetap. Kontur yang lurus, sejajar,
berjarak sama menunjukkan timbunana atau galian buatan manusia. Untuk
memudahkan timbunana atau galian sebuah peta topografi, setiap garis kontur ke
lima dibuat lebih tebal. Garis ini disebut kontur indeks. Kalau interfal kontur
adalah 1 ft, garis-garis kontur yang elevasinya kelipatan 5 ft diperlihatkan dengan
garis tebal.Kalau interfalnya 10 ft, kontur mempunyai elevasi kelipatan 50 ft.
Beberapa aturan-aturan dasar untuk menggambar garis kontur adalah sebagai
berikut :

Garis kontur tidak pernah berakhir atau berpotongan.

Garis-garis kontur harus memiliki kenaikan elevasi sama.

Garis kontur tidak bercabang menjadi dua kontur dengan elevasi sama.

Garis kontur harus tegak lurus terhadap jurusan kelandaian maksimum.

Garis kontur yang tidak teratur menunjukkan daerah yang tidak rata.

2.1.3.

METODE LAPANGAN YANG

DIPAKAI
Faktor-faktor yang mempengaruhi metode lapangan dalam pembuatan peta
topografi adalah :
Skala peta.
Interfal kontur.
Kondisi alamiah tanah.
Jenis proyek.
Peralataan yang tersedia.
Dalam praktikum ini, kami mengunakan metode radiasi dimana radiasi adalah
titik traverse yang diliputi oleh Theodolite. Sudut diukur ke titik yang
dikehendaki, lalu jarak ke titik tersebut diukur dengan pita ukur. Pojok bangunan
maupun obyek lainnya buatan manusia harus dicantumkan. Panjang, lebar dan

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

proyeksi yang merupakan data penting diukur serta digambar didalam buku
lapangan.
2.1.4.

KOREKSI KESALAHAN YANG

TERJADI
Koreksi kesalahan sangatlah diperlukan dalam analisa data, sebab data yang
dianalisa tersebut memerlukan ketelitian. Beberapa hal yang perlu dikoreksi
dalam analisa data yaitu:
1. Kontrol tidak terkoreksi.
2. Jarak titik kontrol terlalu besar.
3. Titik-titik kontrol tidak dipilih.
4. Pemilihan titik-titik untuk penggambaran kontur tidak baik.
5. Kontur yang diambil tidak cukup.
6. Kontur horizontal dan vertikal tidak cukup.
2.2. PENENTUAN TITIK IKAT DAN TITIK DETAIL
Dalam penggambaran polygon titik-titik kontrol,metode-metode yang dipakai untuk
meletakkan posisi detail pada peta tergantung pada prosedur yang dipakai untuk menentukan
lokasinya, dan bentuk dimana data itu berada. Bila catatan lapangan adalah sudut dan jarak,
pusat batas dan titik-titik penting diatas dimana pekerjaan konstruksi sudah terjadi tergantung
padanya, digambar dengan metode koordinat. Sedang untuk jarak digambar dengan skala dari
puncak, untuk menggambar detail jelasnya tentang cara-cara membuat detail dengan busur.
2.3. PENGUKURAN JARAK DAN BEDA TINGGI SECARA OPTIS
Pengukuran dilakukan secara langsung dengan menggunakan pita ukur untuk titik-titik
yang dekat dengan pesawat atau titik-titik yang posisinya akan dicari dengan teliti dan
dikontrol dengan pengukuran menggunakan pesawat Theodolite untuk mendapatkan jarak
optis dan hasilnya digunakan sebagai pembanding.Untuk mendapatkan jarak optis, pesawat
ditempatkan pada titik utama yang telah ditentukan, kemudian dicatat tinggi pesawat. Arahkan
teropong pada pembacaan baak kemudian dicatat ( BA, BT, BB ).

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Pada pengukuran titik tinggi, beda tinggi, maupun jarak pada umumnya dilakukan
secara optis.
GAMBAR PENGUKURAN DENGAN SUDUT MIRING ( ) POSITIF

GAMBAR PENGUKURAN DENGAN SUDUT MIRING( ) NEGATIF

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

a)

Menentukan Sudut Dalam ( )


1) 1 = AF - AB
2) 2 = BA - BC
3) 3 = CB - CD
4) 4 = DC - DE
5) 5 = ED - EF
6) 6 = FE - EA

b)

Koreksi Sudut Untuk Poligon Tertutup ( f )


f = ( n 2 ) 180 +

Dimana ;

n = jumlah titik yang dibidik


= jumlah sudut

c)

Koreksi Masing-masing Sudut


f/n

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

d)

Perhitungan Jarak ( D )
D = 100 ( BA BB ) Cos2

Dimana ;

= 270 pembacaan vertical


P erhitungan Azimuth ( )

AB = misal A ( Awal )
BC = AB + ( 180 2 )
CD = BC + ( 180 3 )
DE = CD + ( 180 4 )
EF = DE + ( 180 5 )
FA = EF + ( 180 6 )
Chek : AB = FA + ( 180 1 )
e)

Menghitung Panjang Proyeksi Sisi Poligon Pada Sumbu-X


Fx = di . Sin

f)

Menghitung Panjang Proyeksi Sisi Poligon Pada Sumbu-Y


Fy = di . Cos

g)

Beda Tinggi ( H )
H = TP +

100( BA BB ) Sin(2 vertikal )


BT
2

Dimana, TP = tinggi pesawat


BA = benang atas

BB = benang bawah

BT = benang tengah

2.4. PENYAJIAN PETA


2.4.1.

Menggambar Titik Poligon

Sebelum titik poligon digambar diatas kertas, terlebih dahulu harus diperiksa
apakah kesalahan yang terjadi telah memenuhi syarat. Apabila ternyata kesalahan
terlalu besar, maka kita berusaha untuk melokalisir kesalahan tersebut.

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Menggambar titik-titik poligon pada kertas dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
1)

Dengan koordinat

2)

Dengan cara grafis

Pada penggambaran titik poligon dengan cara koordinat akan menghasilkan


posisi yang lebih teliti dibandingkan cara grafis.
2.4.2.

Menggambar Titik Detail

Penggambaran titik detail dapat dilakukan dengan menggunakan busur derajat


dan mistar skala. Pusat diletakkan pada titik tempat pesawat dan skala busur
diarahkan ke sumbu-O pada sumbu-Y ( Utara ), sudut yang sudah dibaca berupa
azimuth, maka bacaan ke titik poligon harus disesuaikan dengan sudut pada busur
derajat.
Sedangkan titik-titik detail yang lainnya dapat digambar sesuai dengan
pembacaan sudut horizontal dan jaraknya.
2.4.3.

Menggambar Garis Tinggi

Garis tinggi adalah garis yang menghubungkan titik yang sama elevasinya. Dari
garis kontur ini kita dapat membayangkan keadaan medan yang sebenarnya.
Besarnya kontur interval tergantung dari skala peta, kelanmdaian, atau menurut
kebutuhan.
Untuk menggambarkan garis kontur harus dicari dulu titik-titik yang elevasinya
sama. Untuk itu perlu diadakan interpolasi dari titik-titik yang tersedia dengan
menggunakan perbandingan jarak.

10

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

2.4.4.

Skala Peta

Pemilihan skala untuk sebuah peta pada ukuran proyek, presisi yang dikehendaki
dan kegunaannya peta tersebut didesain. Skala peta diberikan menurut tiga cara
yaitu :
1)

Bentuk pecahan atau perbandingan, seperti 1 / 2000 atau 1 : 2000

2)

Persamaan, seperti 1 inc = 200 ft.

3)

Grafik.

Skala peta diklasifikasikan sebagai besar, sedang, ataupun kecil. Sebuah skala
besar 1 inc = 100 ft ( 1 : 200 ) atau lebih besar. Sebuah skala sedang misalnya :
1 inc = 100 ft sampai 1000 ft ( 1 : 200 ) sampai ( 1 : 12000 ). Sebuah skala kecil
misalnya : 1 inc = 100 ft ( 1 : 12000 ) atau lebih kecil. Dalam penggambaran
garis kontur nanti kami mengunakan skala 1 : sesuai perhitungan.
2.4.5.

Finishing

Ketelitian peta topografi ditentukan dari tujuan penggunaan peta, skala peta,
peralatan yang digunakan dalam pembuatan peta. Disamping hal-hal tersebut,
peta harus dilengkapi hal-hal berikut, yang merupakan finishing dari pembuatan
antara lain :
1)

Panah tanda petunjuk arah utara.

2)

Skala peta, areal peta.

3)

Keterangan, macam peta, kegunaan peta.

4)

Keterangan areal yang dipetakan.

5)

Interval kontur yang digunakan.

6)

Tanggal, bulan, tahun pembuatan peta.

7)

Nama pemeta ( pelaksana ).

Bila hal tersebut diatas sudah dilakukan, maka peta sudah siap digunakan sesuai
keperluan.

11

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

BAB III
JALANNYA PRATIKUM
3.1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
3.1.1.

Penentuan Titik Bench Mark

Hal yang pertama kali dilakukan adalah melakukan survei lapangan untuk
melihat dari batas-batas lokasi yang akan dipetakan. Barulah akan ditentukan titik
yang berfungsi sebagai titik tetap atau Bench Mark ( BM ). Karena pada waktu
praktikum tidak ada Bench Mark, maka kami menggunakan BM palsu yang kami
tempatkan pada lapangan parkir depan gedung A.
3.1.2.

Membuat Patok Titik Ikat

Setelah ditentukan titik Bench Mark nya, kemudian ditentukan jumlah titik
utamanya sebanyak 6 buah titik, dan dilakukan pengukuran secara manual
dengan mengunakan baak ukur pada titik-titik utama yaitu titik A, B, C, D, E, F,
yang mana keenam titik utama tersebut ditandai dengan cat pilox untuk
menghindari kelupaan.
3.2. PELAKSANAAN PENGUKURAN
1)

Menentukan titik detail utama, titik BM, dan titik detail tambahan.

2)

Mendirikan statip tepat diatas patok dititik detail utama dengan cara

meluruskan unting-unting jatuh tepat diatas patok.


3)

Menempatkan Theodolite diatas statip, lalu kait dengan baut dimana salah

seorang di statip bagian atas dan seorang lagi di Theodolite bagian bawah sampai
kencang.
4)

Sebelum kita melakukan segala penyetelan, segala pengunci horizontal dan

vertikal pada Theodolite harus bebas semua.


5)

Menyetel nivo bawah ( nivo bulat ) yaitu menempatkan gelembung yang ada di

nivo bulat agar tepat di tengah-tengah lingkaran, dengan cara memutar sekrup
penyetel A, B, C dengan cara memutar sekrup dengan arah berlawanan sehingga
gelembung terletak tepat di lingkaran.

12

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

6)

Menyetel nivo atas ( nivo tabung ) yaitu menempatkan gelembung nivo yang

ada di nivo tabung agar tepat di tengah-tengah tanda dengan jalan memutar salah satu
sekrup penyetel nivo tabung sampai gelembung jatuh tepat di tengah-tengah tanda.
Dengan catatan bahwa gelembung di nivo bulat tidak boleh berpindah tempat
( keluar dari lingkaran ). Jadi kedua gelembung nivo harus tepat di tengah-tengah.
7)

Mengenolkan detik yang ada di teropong pada lensa sebelah kanan dengan

memutar sekrup penyetel menit detik yang terletak pada sebelah kanan teropong.
8)

Memutar lempeng yang terletak pada bagian bawah Theodolite yang bertujuan

untuk mengenolkan horizontalnya. Sambil memutar lempeng kita melihat teropong


pada lensa sebelah kanan, apakah sudah horizontal atau belum. Apabila sudah
horizontal lalu putar pengunci horizontal dengan cara memutar searah jarum jam.
Penguncinya terletak diatas lempeng, maka horizontal sudah terkunci.
9)

Mengutarakan kompas dengan melihat kompas yang ada dibagian atas pesawat.

Bila garis putih sudah tepat atau masuk tanda, maka pesawat sudah menghadap utara.
Kemudian dikunci dengan pengunci arah utara, dengan cara memutar searah jarum
jam. Penguncinya terletak di bawah lempeng, maka arah utara sudah terkunci.
10) Menyetel pesawat agar membentuk sudut 270 terhadap sudut vertikal dengan
cara menaik turunkan teropong sambil melihat pada lensa sebelah kanan, apakah
sudah 270 atau belum. Apabila sudah tepat 270 lalu kunci dengan pengunci
vertikal, dengan cara memutar searah jarum jam. Pengunci terletak disamping
teropong, maka arah vertikal sudah terkunci.
11) Menempatkan baak atau rambu ukur pada titik detail tambahan, titk BM, dan
kedelapan titik yang mengapit.
12) Membuka kunci horizontal, untuk memutar pesawat sampai baak kelihatan
pada lensa. Setelah terlihat lalu kunci kembali pengunci horizontal.
13) Membaca BA, BT, BB pada baak dengan melihat pada teropong lensa sebelah
kiri, apabila pembacaan kurang jelas, kita harus memutar penyetel diagfragma lensa
sampai baak bias terbaca dengan jelas.
14) Membaca sudut vertikal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan,.
Dengan cara memuter penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada tengahtengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik sampai derajat.

13

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

15) Membaca sudut horizontal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan.
Dengan cara memutar penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada tengahtengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik pada arah
horizontal.
16) Setelah selesai di titik detail utama A, kemudian memindahkan pesawat ke titik
detail B, begitu seterusnya untuk titik detail utama C, D, E, F.
17) Melakukan hal yang sama pada nomor 2 sampai pada dengan nomor 10 untuk
penyetelan alat.
Catatan :

Disetiap titik detail utama selalu dilakukan pekerjaan nomor 2 sampai

dengan nomor 10 untuk penyetelan alat dan sebelum membidik baak.

Memutar pesawat selalu searah jarum jam, agar tidak kesalahan

pembacaan pada sudut horizontal.

Pada waktu pembidikan ( pembacaan baak ), pengunci yang terbuka

hanyalah pengunci horizontalnya saja.

Apabila pada pembacaan sudut horizontal maupun vertikal, dimana

derajatnya tidak jatuh di tengah-tengah ( pembacaan sudut yang dibaca terlebih


adalah sudut vertikal baru sudut horizontal ). Maka pembacaan sudut vertikal
diputar pengunci vertikal pada penggerak halus sampai derajat vertikal tepat
ditengah-tengah, kemudian dibaca. Dan untuk pembacaan sudut horizontal
diputar pengunci horizontal pada penggerak halus sampai derajat horizontal tepat
ditengah-tengah, kemudian dibaca besarnya derajat, menit, dan detik.
3.3. PENYELESAIAN LAPORAN SEMENTARA
Setelah pratikum selesai dilakukan dimana data-data ukur sudah dibukukan ke dalam
buku ukur, maka barulah dapat dilakukan penyelesaian buku ukur yaitu perhitungan
sementara dari data yang ada untuk dilakukan pengecekan kembali, apakah data yang
kita peroleh dari hasil pengukuran sesuai dengan keadaan dilokasi.

14

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA
4.1. TABEL HASIL PENGUKURAN DILAPANGAN
Titik Yang
Titik/Tinggi
Pesawat

Dibidik
Titik
Titik
Ikat

Detail

BM
B
F
1
2
3
4
5
6
7
8

A
( 1,570 )

C
A

B
( 1,400 )

1
2
3
4
5
6
7
8

Pembacaan Benang
Sudut Horisontal
Atas

Tengah

Bawah

1,270
0,815
1,026
1,390
1,215
1,310
0,950
0,790
1,115
1,240
1,400
1,265
1,089
1,910
1,670
1,670
1,800
1,490
1,615
1,450
1,970

1,125
0,6525
0,8125
1,335
1,115
1,100
0,765
0,595
0,925
1,065
1,330
1,0825
0,9065
1,765
1,5425
1,490
1,490
1,320
1,4675
1,3275
1,8325

0,980
0,460
0,617
1,280
1,015
0,890
0,580
0,400
0,735
0,890
1260
0,900
0,724
1,680
1,415
1,400
1,180
1,150
1,320
1,205
1,690

15

782100
1432020
2192320
302420
502240
912120
1552120
1842140
2402120
2802120
2902120
1782020
3322040
182100
292100
1532040
1662090
1912040
2102040
2922040
3402040

Sudut
Vertikal

2701040
2702020
2702120
2702224
2702220
2702100
2702100
2702120
2702120
2702120
2702120
2702020
2702020
2702040
2702040
2702040
2702040
2702020
2702120
2702020
2702020

Keterangan

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

D
B
1
2
3
4
5
6
7
8

C
( 1,430 )

E
C

D
( 1,510 )

1
2
3
4
5
6
7
8

1,550
1,089
1,519
1,718
1,550
1,639
1,479
1,530
1,345
1,511
1,168
1,050
1,125
1,040
1,240
0,862
1,460
1,130
1,035
1,245

1,455
0,907
1,431
1,630
1,431
1,526
1,366
1,418
1,251
1,395
1,033
0,958
1,020
0,949
1,135
0,687
1,355
1,025
0,865
1,150

1,360
0,724
1,342
1,541
1,312
1,412
1,252
1,306
1,157
1,279
0,898
0,866
0,915
0,858
1,030
0,512
1,250
0,920
0,695
1,055

16

2180100
3390140
00020
370320
1000320
1370100
1860100
2400200
2710240
3030202
2760140
530140
300140
720140
1150140"
1520140
1950140
2380140
3050140
3360140

2700040
2700140
2700000
2700300
2700300
2700040
2700040
2700220
2700200
2700200
2700120
2700120
2700120
2700120
2700120
2700120
2700120
2700120
2700120
2700120

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

F
D
1
2
3
4
5
6
7
8

E
( 1,520 )

A
E

F
( 1,530 )

1
2
3
4
5
6
7
8

0,990
1,190
2,068
1,280
1,045
1,230
1,010
2,000
2,200
1,980
1,430
1,030
1,575
1,270
1,135
1,300
2,110
1,250
1,780
1,600

0,758
1,055
1,963
1,183
0,932
1,138
0,890
1,965
2,068
1,830
1,226
0,795
1,440
1,165
1,043
1,210
2,010
1,160
1,690
1,485

0,525
0,920
1,858
1,086
0,819
1,045
0,770
1,930
1,935
1,680
1,021
0,560
1,305
1,060
0,950
1,120
1,910
1,070
1,600
1,370

17

3480200
950200
250200
520200
1150000
1420200
1980100
2290200
2970200
3370200
480200
1710200
220200
700200
1120200
1400200
1940200
2170200
2960200
3390340

2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2703200

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

a)
A

Perhitungan Sudut Dalam () :


= AF - AB
= 2192320 1432020

= A - C
= 3222040" 782020

= 1440020

= CB - CD
= 3390140 2180100

= 1210040

= DC + ( 360- DE )
= 530140 + ( 360 2760140 )

= 1370000

= ED + ( 360- EF )
= 98 0200 + ( 360 3480200 )

763000

= 1463000

= FE - FA
= 1710200- 480200

= 1230000
= 7110400

Syarat rataan sudut

= 180 ( n 2 )
= 180 ( 6 2 ) = 72000'00"

Koreksi sudut dalam

= ( n 2 ) 180
= 7110400 720

Rataan tiap sudut

= 85600
=

856'00"
6

= 12920

Perhitungan Sudut dalam terkoreksi :

A = 760300 + 12920

= 77 32 20

B = 1440020 + 12920

= 1452940

C = 1210040 + 12920

= 1223000

D = 1370000 + 12920

= 1382920

= 1100000 + 12920

= 1112920

= 1230000 + 12920

= 1242920

18

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

b)

= 7200000

Perhitungan Azimuth Terkoreksi :

'AB = 1432020
'BC = 1432020 + 180 1452940

= 1775040

'CD = 1775040 + 180 1223000

= 2352040

'DE = 2352040 + 180 1382920

= 2765120

'EF = 2765120 + 180 1112920

= 3452200

'FA = 3452200 + 180 1242920

= 4005240 +

AB

Kontrol Azimuth
= FA + 180 A

1432020 = 4005240 + 180 773220


1432020 = 1432020 ( cocok )
c)

Mencari Jarak Optis

Rumus : d= ( BA BB ) 100 cos ( 270 )


Titik A
dA-BM = (1,270 0,980).100 .cos . (2702040-270) = 28,99 m
dA B

= (0,845 0,460).100 .cos . (2702020-270) = 38,49 m

dA F

= (1,026 0,617).100 .cos . (2702120-270) = 40,89 m

dA 1

= (1,390 1,280).100 .cos . (2702420-270) = 10,99 m

dA 2

= (1,215 1,015).100 .cos . (2702240-270) = 19,99 m

dA 3

= (1,310 0,890).100 .cos . (2702100-270) = 41,99 m

dA 4

= (0,950 0,580).100 .cos . (2702100-270) = 36,99 m

dA 5

= (0,790 0,400).100 .cos . (2702120-270) = 38,99 m

dA 6

= (1,115 0,735).100 .cos . (2702120-270) = 37,99 m

dA 7

= (1,240 0,890).100 .cos . (2702120-270) = 34,99 m

dA 8

= (1,400 1,260).100 .cos . (2702120-270) = 13,99 m

19

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Titik B
dB C

= (1,265 0,900).100 .cos . (2702020-270) = 36,49 m

dB A

= (1,089 0,724).100 .cos . (2702020-270) = 36,49 m

dB 1

= (1,910 1,620).100 .cos . (2702040-270) = 28,99 m

dB 2

= (1,620 1,415).100 .cos . (2702040-270) = 20,49 m

dB 3

= (1,580 1,400).100 .cos . (2702040-270) = 17,99 m

dB 4

= (1,800 1,180).100 .cos . (2702040-270) = 61,99 m

dB 5

= (1,490 1,150).100 .cos . (2702020-270) = 33,99 m

dB 6

= (1,615 1,320).100 .cos . (2702120-270) = 29,49 m

dB 7

= (1,450 1,205).100 .cos . (2702020-270) = 24,49 m

dB 8

= (1,970 1,695).100 .cos . (2702020-270) = 27,49 m

Titik C
dC D

= (1,550 1,360).100 .cos . (2700040-270) = 18,99 m

dC B

= (1,089 0,724).100 .cos . (2700130"-270) = 36,49 m

dC 1

= (1,519 1,342).100 .cos . (2700000-270) = 17,70 m

dC 2

= (1,718 1,541).100 .cos . (2700300-270) = 17,69 m

dC 3

= (1,550 1,312).100 .cos . (270 0300-270) = 23,79 m

dC 4

= (1,639 1,412).100 .cos . (270 0040-270) = 22,69 m

dC 5

= (1,479 1,252).100 .cos . (270 0040-270) = 22,69 m

dC 6

= (1,530 1,306).100 .cos . (270 0200-270) = 22,39 m

dC 7

= (1,345 1,157).100 .cos . (270 0200-270) = 18,79 m

dC 8

= (1,511 1,279).100 .cos . (270 0200-270) = 23,19 m

Titik D
dD E

= (1,168 0,898).100 .cos . (2700120-270) = 26,99 m

dD C

= (1,050 0,866).100 .cos . (2700120-270) = 18,39 m

dD 1

= (1,125 0,915).100 .cos . (2700140-270) = 20,99 m

dD 2

= (1,040 0,858).100 .cos . (2700140-270) = 18,19 m

dD 3

= (1,240 1,030).100 .cos . (2700140-270) = 20,99 m

dD 4

= (0,862 0,576).100 .cos . (2700140-270) = 28,59 m

20

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

dD 5

= (1,460 1,250).100 .cos . (2700140-270) = 20,99 m

dD 6

= (1,130 0,920).100 .cos . (2700140-270) = 20,99 m

dD 7

= (1,035 0,695).100 .cos . (2700140-270) = 33,99 m

dD 8

= (1,245 1,055).100 .cos . (2700140-270) = 18,99 m

Titik E
dE F

= (0,990 0,525).100 .cos . (2700140-270) = 46,49 m

dE D

= (1,190 0,920).100 .cos . (2700140-270) = 26,99 m

dE 1

= (2,098 1,858).100 .cos . (2700140-270) = 23,99 m

dE 2

= (1,280 1,086).100 .cos . (2700140-270) = 19,39 m

dE 3

= (1,045 0,815).100 .cos . (2700140-270) = 22,99 m

dE 4

= (1,230 1,040).100 .cos . (2700140-270) = 18,99 m

dE 5

= (1,010 0,770).100 .cos . (2700140-270) = 23,99 m

dE 6

= (2,100 1,930).100 .cos . (2700140-270) = 16,99 m

dE 7

= (2,120 1,935).100 .cos . (2700140-270) = 18,49 m

dE 8

= (1,980 1,680).100 .cos . (2700140-270) = 29,99 m

Titik F
dF A

= (1,430 1,021).100 .cos . (2700140-270) = 40,89 m

dF E

= (1,030 0,560).100 .cos . (2700140-270) = 46,99 m

dF 1

= (1,575 1,395).100 .cos . (2700140-270) = 17,99 m

dF 2

= (1,270 1,060).100 .cos . (2700140-270) = 20,99 m

dF 3

= (1,135 0,950).100 .cos . (2700140-270) = 18,49 m

dF 4

= (1,300 1,120).100 .cos . (2700140-270) = 17,99 m

dF 5

= (2,110 1,910).100 .cos . (2700140-270) = 19,99 m

dF 6

= (1,250 1,070).100 .cos . (2700140-270) = 17,99 m

dF 7

= (1,780 1,600).100 .cos . (2700140-270) = 17,99 m

dF 8

= (1,600 1,370).100 .cos . (2700140-270) = 22,99 m

21

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

d rata-rata titik utama


dAB =

37,49 m

dBC =

36,49 m

dCD =

18,69 m

dDE =

26,99 m

dEF

46,74 m

dFA

40,89 m

= 207,29 m

Mencari X pada titik utama

Rumus : X = d Sin
XBM A = dBM - A . sin BM A
= 28,99 . sin 782100
XA B

= dA - B . sin 'A - B
= 37,49 . sin 1432020

XB C

= 26,797

= dE - F . sin 'E - F
= 46,74 . sin 3452200

XF A

= 15,374

= dD - E . sin 'D - E
= 26,99 . sin 2765120

XE F

= +1,372

= dC - D . sin 'C - D
= 18,69 . sin 2352040

XD E

= +22,385

= dB - C . sin 'B - C
= 36,49 . sin 1775040

XC D

= +28,393

= 11,808

= dF - A . sin 'F - A
= 40,89 . sin 4005240
x

= +26,760
=

22

3,462

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Koreksi X = d Sin
Kesalahan (fx)= -d.sin
= 3,462
Rumus : X = x fx .(d d)
XA B = +22,385 + 3,462 . (37,49 / 207,29) =

+23,011

XB C = +1,3725 + 3,462 . (36,49 / 207,29) =

+1,982

XC D = 15,374 + 3,462 . (18,69 / 207,29) =

15,062

XD E = 26,797 + 3,462 . (26,99 / 207,29) =

26,346

XE F = 11,808 + 3,462 . (46,74 / 207,29) =

11,028

XF A = +26,760 + 3,462 . (40,89 / 207,29) =

+27,443 +

X '

Koordinat titik utama X


XBM

= +10,000

XA

= +10,000 + 28,393

38,393

XB

= 38,393 + 23,011

61,400

XC

= 61,400 + 1,982

63,386

XD

= 63,386 15,062

48,324

XE

= 48,324 26,346

21,978

XF

= 21,978 11,028

10,950

XA = 10,950 + 27,443

= 38,393

Mencari Y pada titik utama


Y
=
d Cos
Rumus :
YBM A = dBM - A . cos BM A
= 28,99 . cos 782100
YA B

+5,854

= dA - B . cos 'A - B
= 37,49 . cos 1432020

YB C

= 30,074

= dB - C . cos 'B - C
= 36,49 . cos 1775040

= 36,464

23

0,000

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

YC D

= dC - D . cos 'C - D
= 18,69 . cos 2352040

YD E

= dD - E . cos 'D - E
= 26,99 . cos 2765120

YE F

+3,222

= dE - F . cos 'E - F
= 46,74 . cos 3452200

YF A

= 10,628

= +45,224

= dF - A . cos 'F - A
= 40,89 . cos 4005240
y

= +30,917
=

+2,197

Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = - d Cos = - 2,197
Rumus : Y =y fy . (d /d)
YA B = -30,074 2,197 . (37,49 / 207,29)

= 30,471

YB C = -36,464 2,197 . (36,49 / 207,29)

= 36,851

YC D = -10,628 2,197 . (18,69 / 207,29)

= 10,826

YD E = +3,222 2,917 . (26,99 / 207,29)

= + 2,936

YE F = +45,224 2,917. (46,74 / 207,29)

= + 44,729

YF A = +30,917 2,917. (40,89 / 207,29)

= + 30,484 +

Y '
Koordinat titik utama Y
YBM

= +10,000

YA

= +10,000 + 5,854

YB

= +15,854 30,471

= 14,617

YC

= -14,617 36,851

= 51,468

YD

= -51,468 10,826

= 62,294

YE

= -62,294 + 2,936

= 59,358

YF

= -15,358 + 44,729

= 14,629

YA = -14,629 + 30,484

= +15,854

15,854

24

0,000

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

TABEL HASIL PERHITUNGAN TITIK UTAMA KOORDINAT BM (10.10)


TITIK
BM

+28,393

+5,854

A
+23,011

-30,471

+1,982

-36,851

-15,062

-10,826

-26,346

+2,936

B
C
D
E
-11,028

Perhitungan Titik Detail

Titik A

dA-1 =

10,99 m

dA-2 =

19,99 m

dA-3 =

41,99 m

dA-4 =

36,99 m

dA-5 =

38,99 m

dA-6 =

37,99 m

dA-7 =

34,99 m

dA-8 =

13,99 m

= 235,92 m

Mencari X Pada Titik Detail

x = d .sin
XA 1

= 10,99 . sin 202120

3,832

XA 2 = 19,99 . sin 502740

15,416

XA 3

41,978

= 41,99 . sin 912120

+38,393

+15,854

+61,40

-14,617

+63,386

-51,468

+48,324

-62,294

+21,978

-59,358

+10,95

-14,629

+38,393

+15,854

+30,484

d)

Y
+10,00

+44,729

F
+27,443

X
+10,00

25

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

XA 4

= 36,99 . sin 1552120

15,424

XA 5

= 38,99 . sin 1842140

2,961

XA 6

= 37,99 . sin 2402120

= 33,017

XA 7

= 34,99 . sin 2802120

= 34,420

XA 8

= 13,99 . sin 2982120

= 13,116

6,864

Koreksi X = d Sin
Kesalahan (fx)= -d.sin = 6,864
Rumus : X = x fx .(d d)
XA 1 = 3,832

+ 6,864 . (10,99 / 235,92)

= + 4,152

XA 2 = 15,416 + 6,864 . (19,99 / 235,92)

= + 15,998

XA 3 = 41,978 + 6,864 . (41,99 / 235,92)

= + 43,199

XA 4 = 15,424 + 6,864 . (36,99 / 235,92)

= + 16,500

XA 5 = -2,961

+ 6,864 . (38,99 / 235,92)

1,827

XA 6 = -33,017 + 6,864 . (37,99 / 235,92)

= 31,912

XA 7 = -34,420 + 6,864 . (34,99 / 235,92)

= 33,402

XA 8 = -13,116 + 6,864 . (13,99 / 235,92)

= 12,708 +

X '

26

0,000

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Koordinat Titik Detail XA


XA

= +38,393

XA 1 = +38,393 +15,998

42,545

XA 2 = +38,393 + 15,39

54,391

XA 3 = +38,393 + 43,199

81,592

XA 4 = +38,393 + 16,500

54,893

XA 5 = +38,393 1,827

36,566

XA 6 = +38,393 31,912

6,481

XA 7 = +38,393 33,402

4,991

XA 8 = +12,568 12,708

25,685

Mencari Y Pada Titik Detail

Y = d cos
YA 1

= 10,99 . cos 202120

10,304

YA 2

= 19,99 . cos 502740

12,717

YA 3

= 41,99 . cos 912120

0,993

YA 4

= 36,99 . cos 1552120

= 33,621

YA 5

= 38,99 . cos 1842140

= 38,878

YA 6

= 37,99 . cos 2402120

= 18,790

YA 7

= 34,99 . cos 2802120

YA 8

= 13,99 . cos 2982120

= 4,866

6,289

= 58,096

Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = -d.cos =58,096
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YA 1 = 10,304 + 58,096 . (10,990 / 235,92) =

13,010

YA 2 =12,717

+ 58,096 . (19,990 / 235,92) =

17,649

YA 3 = -0,993 + 58,096 . (41,990 / 235,92) =

9,347

YA 4 = -33,621 + 58,096 . (36,990 / 235,92) = 24,512

27

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

YA 5 = -38,878 + 58,096 . (38,990 / 235,92) = 29,275


YA 6 = -18,790 + 58,096 . (-18,790 / 235,92) =
YA 7 = 6,289

+ 58,096 . (34,990 / 235,92) =

YA 8 = 4,866

+ 58,096 . (13,990 / 235,92) =

Y '
Koordinat Titik Detail YA
YA

= +15,854

YA 1 = +15,854 + 13,010

28,864

YA 2 = +15,854 + 17,649

= 33,503

YA 3 = +15,854 + 9,347

25,201

YA 4 = +15,854 24,512

-8,658

YA 5 = +15,854 29,275

= -13,421

YA 6 = +15,854

9,435

6,419

YA 7 = +15,854 + 14,905

30,759

YA 8 = +15,854 + 8,311

= 24,165

Titik B
dB-1 =

28,99 m

dB-2 =

20,49 m

dB-3 =

17,99 m

dB-4 =

61,99 m

dB-5 =

33,99 m

dB-6 =

29,49 m

dB-7 =

24,49 m

dB-8 =

27,49 m

d =

244,92 m

28

9,435
14,905
8,311 +
0,000

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Mencari X Pada Titik Detail

x = d .sin
XB 1

= 28,99 . sin 182000

9,129

XB 2

= 20,49 . sin 292100

10,043

XB 3

= 17,99 . sin 1552040

7,499

XB 4

= 61,99 . sin 1662040

14,635

XB 5

= 33,99 . sin 1912040

6,686

XB 6

= 29,49 . sin 2102040

= 14,898

XB 7

= 24,49 . sin 2822040

= 23,924

XB 8

= 27,49 . sin 3482040

5,554

9,758

X
Koreksi X = d Sin

Kesalahan (fx) = -d.sin = 9.758


Rumus : X = x fx .(d d)
XB 1 = 9,129

+ 9,758 . (28,99 / 244,92)

10,282

XB 2 = 10,043

+ 9,758 . (20,49 / 244,92)

1,859

XB 3 = 7,499

+ 9,758 . (17,99 / 244,92)

8,216

XB 4 = 14,635

+ 9,758 . (61,99 / 244,92)

17,104

XB 5 =6,686

+ 9,758 . (33,99 / 244,92)

5,332

XB 6 =14,898 + 9,758 . (29,49 / 244,92)

= 13,723

XB 7 =23,924 + 9,758 . (24,49 / 244,92)

= 22,948

XB 8 = 5,554 + 9,758 . (27,49 / 244,92)

4,458 +

0,000

X '

29

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Koordinat Titik Detail XB

XB

+61,40

XB 1

+61,40 +10,282

71,682

XB 2

+61,40 +1,859

72,259

XB 3

= +61,40 + 8,216

69,616

XB 4

= +61,40 + 17,104

78,504

XB 5

= +61,40 5,332

56,068

XB 6

= +61,40 13,723

47,677

XB 7

= +61,40 22,948

38,452

XB 8

= +61,40 4,458

56,942

Mencari Y Pada Titik Detail

Y = d .cos
YB 1

= 28,99 . cos 182000

27,516

YB 2

= 20,49 . cos 292100

17,859

YB 3

= 17,99 . cos 1552040

= 16,351

YB 4

= 61,99 . cos 1662040

= 60,238

YB 5

= 33,99 . cos 1912040

= 33,3125

YB 6

= 29,49 . cos 2102040

= 25,449

YB 7

= 24,49 . cos 2822040

5,236

YB 8

= 27,49 . cos 3482040

26,923

= 57,810

Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = -d.cos = 57,81
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YB 1 = 27,516 + 57,81 . (28,99 / 244,92)

34,369

YB 2 = 17,859 + 57,81 . (20,49 / 244,92)

22,695

YB 3 =16,351 + 57,81 . (17,99 / 244,92)

= 12,105

YB 4 =60,238 + 57,81 . (61,99 / 244,92)

= 45,606

30

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

YB 5 =33,3125 + 57,81 . (33,99 / 244,92)

= 25,289

YB 6 = 25,449 + 57,81 . (29,49 / 244,92)

= 18,488

YB 7 = 5,236 + 57,81 . (24,49 / 244,92)

YB 8 = 26,923 + 57,81 . (27,49 / 244,92)

Y '

Koordinat Titik Detail YB


YB

= -14,617

YB 1

= -14,617 +34,369

28,864

YB 2

= -14,617 +22,695

33,503

YB 3

= -14,617 12,105

25,201

YB 4

= -14,617 45,606

8,658

YB 5

= -14,617 25,289

= 13,421

YB 6

= -14,617 18,488

6,419

YB 7

= -14,617 + 11,012

30,759

YB 8

= -14,617 + 33,412

= 24,165

Titik C
dC-1 =

17,70 m

dC-2 =

17,69 m

dC-3 =

23,79 m

dC-4 =

22,69 m

dC-5 =

22,69 m

dC-6 =

22,39 m

dC-7 =

18,79 m

dC-8 =

23,19 m

d =

168,93 m

31

11,012
33,412
0,000

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Mencari X Pada Titik Detail

x = d .sin
XC 1

= 17,70 . sin 00 0020

= 0,00172

XC 2

= 17,69 . sin 37 0320

10,659

XC 3

= 23,79 . sin 100 0320

23,424

XC 4

= 22,69 . sin 137 0120

15,468

XC 5

= 22,69 . sin 186 0100

2,378

XC 6

= 22,39 . sin 240 0200

= 19,397

XC 7

= 18,79 . sin 271 0240

= 18,787

XC 8

= 23,19 .sin 303 0220

= 19,440

= 10,449

Koreksi X = d Sin
Kesalahan (fx)= -d.sin = 10,449
Rumus : Y = Y fy .(d d)
XC 1 =0,00172 + 10,449 . (17,70 / 168,93)

1,096

XC 2 = 10,659 + 10,449 . (17,69 / 168,93)

11,753

XC 3 = 23,424 + 10,449 . (23,79 / 168,93)

24,895

XC 4 = 15,468 + 10,449 . (22,69 / 168,93)

16,872

XC 5 = 2,378 + 10,449 . (22,69 / 168,93)

XC 6 =19,397 + 10,449 . (22,39 / 168,93)

= 18,012

XC 7 =18,787 + 10,449 . (18,79 / 168,93)

= 17,625

XC 8 =19,440 + 10,449 . (23,19 / 168,93)

= 18,005

X '

32

0,974

0,000

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Koordinat Titik Detail XC

XC

= +63,386

XC 1

= +63,386 + 1,096

64,482

XC 2

= +63,386 + 11,753

75,139

XC 3

= +63,386 + 24,895

88,281

XC 4

= +63,386 + 16,872

80,258

XC 5

= +63,386

0,974

62,412

XC 6

= +63,386 18,012

45,374

XC 7

= +63,386 17,625

45,761

XC 8

= +63,386 18,005

45,381

Mencari Y Pada Titik Detail

Y = d .cos
YC 1

= 17,70 . cos 000020

17,699

YC 2

= 17,69 . cos 370320

14,117

YC 3

= 23,79 . cos 1000320

4,154

YC 4

= 22,69 . cos 1370120

= 16,600

YC 5

= 22,69 . cos 1860100

= 22,565

YC 6

= 22,39 . cos 2400200

= 11,184

YC 7

= 18,79 . cos 2710240

0,342

YC 8

= 23,19 . cos 3030220

12,643

9,702

Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = -d.cos = 9,702
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YC 1 = 17,699

+ 9,702 . (17,70 / 168,93)

18,715

YC 2 = 14,117 + 9,702 . (17,69 / 168,93)

15,133

YC 3 = 4,154 + 9,702 . (23,79 / 168,93)

YC 4 =16,600 + 9,702 . (22,69 / 168,93)

= 15,297

33

2,787

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

YC 5 = 2,565 + 9,702 . (22,69 / 168,93)

= 21,262

YC 6 =11,184 + 9,702 . (22,39 / 168,93)

9,898

YC 7 = 0,342 + 9,702 . (18,79 / 168,93)

1,421

YC 8 = 12,643 + 9,702 . (23,19 / 168,93)

Y '

Koordinat Titik Detail YC


YC

= 14,617

YC 1

= 14,617 +18,715

= 32,753

YC 2

= 14,617 +15,133

= 36,335

YC 3

= 14,617 2,787

= 54,255

YC 4

= 14,617 15,2976 = 66,765

YC 5

= 14,617 21262

= 72,730

YC 6

= 14,617 9,894

= 61,366

YC 7

= 14,617 + 1,421

= 50,047

YC 8

= 14,617 + 13,975

= 37,497

Titik D
dD-1 =

20,99 m

dD-2 =

18,19 m

dD-3 =

20,99 m

dD-4 =

28,59 m

dD-5 =

20,99 m

dD-6 =

20,99 m

dD-7 =

33,99 m

dD-8 =

18,99 m

= 183,72 m

34

13,975
0,000

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Mencari X Pada Titik Detail

x = d .sin
XD 1

= 20,99 . sin

30140

10,504

XD 2 = 18,19 . sin 720140

17,302

XD 3

= 20,99 . sin 1150140

19,019

XD 4

= 28,59 . sin 1520140

13,490

XD 5

= 20,99 . sin 1950140

5,442

XD 6

= 20,99 . sin 2380140

= 17,806

XD 7

= 33,99 . sin 3050140

= 27,834

XD 8

= 18,99 . sin 3360140

= 7,715

1,437

Koreksi X = d Sin
Kesalahan (fx) = -d.sin = - 1,437
Rumus : X = x fx .(d d)
XD 1 =10,504

1,437 . (20,99 / 183,72)

10,339

XD 2 = 17,302

1,437 . (18,19 / 183,72)

17,159

XD 3 = 19,019

1,437 . (20,99 / 183,72)

18,855

XD 4 = 13,409

1,437 . (28,59 / 183,72)

13,185

XD 5 = 5,442

1,437 . (20,99 / 183,72)

5,606

XD 6 =17,806 1,437 . (20,99 / 183,72)

= 17,970

XD 7 =27,834 1,437 . (33,99 / 183,72)

= 28,099

XD 8 = 7,715

7,863

0,000

1,437 . (18,99 / 183,72)

X '

35

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Koordinat Titik Detail XD

XD

= +48,324

XD 1

= +48,324 + 10,339

58,663

XD 2

= +48,324 + 17,159

65,483

XD 3

= +48,324 + 18,855

67,179

XD 4

= +48,324 + 13,185

61,509

XD 5

= +48,324 5,606

42,718

XD 6

= +48,324 17,997

30,354

XD 7

= +48,324 28,099

20,225

XD 8

= +48,324 7,863

40,461

Mencari Y Pada Titik Detail

Y = d .cos
YD 1

= 20,99 . cos

30140

18,173

YD 2 = 18,19 . cos 720140

5,613

YD 3

= 20,99 . cos 1150140

= 8,8799

YD 4

= 28,59 . cos 1520140

= 25,249

YD 5

= 20,99 . cos 1950140

= 20,272

YD 6

= 20,99 . cos 2380140

= 11,114

YD 7

= 33,99 . cos 3050140

19,509

YD 8

= 18,99 . cos 3360140

17,352

4,867

Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = -d.cos = 4,867
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YD 1 = 18,173 4,867 . (20,99 / 183,72)

18,729

YD 2 = 5,613 4,867 . (18,19 / 183,72)

6,095

YD 3 = 8,874 4,867 . (20,99 / 183,72)

8,323

YD 4 =25,249 4,867 . (28,59 / 183,72)

= 24,492

36

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

YD 5 =20,272 4,867 . (20,99 / 183,72)

= 19,716

YD 6 =11,114 4,867 . (20,99 / 183,72)

= 10,557

YD 7 = 19,509 1,437 . (33,99 / 183,72)

20,409

YD 8 = 17,352 1,437 . (18,99 / 183,72)

17,855

Y '

0,000

Koordinat Titik Detail YD


XD

= 62,294

XD 1

= 62,294 + 18,729

= 43,565

XD 2

= 62,294 + 6,095

= 56,199

XD 3

= 62,294 8,323

= 70,617

XD 4

= 62,294 24,492

= 86,786

XD 5

= 62,294 19,716

= 88,012

XD 6

= 62,294 10,557

= 72,851

XD 7

= 62,294 20,409

= 41,885

XD 8

= 62,294 + 17,855

= 44,439

Titik E
dE-1 =

23,99 m

dE-2 =

19,39 m

dE-3 =

22,99 m

dE-4 =

18,99 m

dE-5 =

23,99 m

dE-6 =

16,99 m

dE-7 =

18,49 m

dE-8 =

29,99 m

= 174,82 m

37

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Mencari X Pada Titik Detail

x = d .sin
XE 1

= 23,99 . sin 250200

10,151

XE 2

= 19,39 . sin 520200

15,286

XE 3

= 22,99 . sin 1150200

20,830

XE 4

= 18,99 . sin 1420200

11,683

XE 5

= 23,99 . sin 1880200

3,352

XE 6

= 16,99 . sin 2290200

= 12,829

XE 7

= 18,49 . sin 2970200

= 16,469

XE 8

= 29,99 . sin 3370200

= 11,702

13,598

Koreksi X = d Sin
Kesalahan (fx) = -d.sin = 13,596
Rumus : X = x fx .(d d)
XE 1 = 10,151 13,596 . (23,99 / 174,82)

8,285

XE 2 = 15,286 13,596 . (19,39 / 174,82)

13,778

XE 3 = 20,830 13,596 . (22,99 / 174,82)

19,041

XE 4 = 11,683 13,596 . (18,99 / 174,82)

10,205

XE 5 = 3,352 13,596 . (23,99 / 174,82)

XE 6 =12,829 13,596 . (16,99 / 174,82)

= 14,150

XE 7 =16,469 13,596 . (18,49 / 174,82)

= 17,907

XE 8 =11,702 13,596 . ( 29,99 / 174,82)

= 14,034

X '

38

5,218

0,000

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Koordinat Titik Detail XE

XE

= +21,978

XE 1

= +21,978 + 8,285

30,263

XE 2

= +21,978 + 13,778

35,756

XE 3

= +21,978 + 19,041

41,019

XE 4

= +21,978 + 10,205

32,183

XE 5

= +21,978

5,218

16,760

XE 6

= +21,978 14,150

7,828

XE 7

= +21,978 17,905

4,071

XE 8

= +21,978 14,034

7,944

Mencari y Pada Titik Detail

Y = d .cos
YE 1

= 23,99 . cos 250200

21,736

YE 2

= 19,39 . cos 520200

11,929

YE 3

= 22,99 . cos 1150200

9,728

YE 4

= 18,99 . cos 1420200

= 14,971

YE 5

= 23,99 . cos 1880200

= 23,754

YE 6

= 16,99 . cos 2290200

= 11,139

YE 7

= 18,49 . cos 2970200

8,440

YE 8

= 29,99 . cos 3370200

27,613

10,090

Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = -d.cos = - 10,09
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YE 1 = 21,736

10,09 . (23,99 / 174,82)

20,351

YE 2 = 11,929 10,09 . (19,39 / 174,82)

10,809

YE 3 =9,728

10,09 . (22,99 / 174,82)

= 11,155

YE 4 =14,971 10,09 . (18,99 / 174,82)

= 16,066

39

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

YE 5 =23,754 10,09 . (23,99 / 174,82)

= 25,139

YE 6 =11,139 10,09 . (16,99 / 174,82)

= 12,119

YE 7 = 8,404 10,09 . (18,49 / 174,82)

7,337

YE 8 = 27,613 10,09 . (29,99 / 174,82)

25,882

Y '

0,000

Koordinat Titik Detail YE


YE

= 59,358

YE 1

= 59,358 + 20,351

= 39,007

YE 2

= 59,358 + 10,809

YE 3

= 59,358 11,055

= 70,413

YE 4

= 59,358 16,066

YE 5

= 59,358 25,139

= 84,497

YE 6

= 59,358 12,119

YE 7

= 59,358 + 7,337

= 52,021

YE 8

= 59,358 + 25,882

= 33,476

8,549
5,424
1,477

Titik F
dF-1 =

17,49 m

dF-2 =

20,39 m

dF-3 =

18,49 m

dF-4 =

17,99 m

dF-5 =

19,99 m

dF-6 =

17,99 m

dF-7 =

17,49 m

dF-8 =

22,99 m

= 153,92 m

40

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Mencari X Pada Titik Detail

x = d .sin
XF 1

= 17,49 . sin 220200

6,561

XF 2

= 20,99 . sin 700200

19,728

XF 3

= 18,49 . sin 1100200

17,371

XF 4

= 17,99 . sin 1400200

11,556

XF 5

= 19,99 . sin 1940200

= 4,847

XF 6

= 17,99 . sin 2170200

= 10,835

XF 7

= 17,49 . sin 2960200

= 16,165

XF 8

= 22,99 . sin 3390340

= 8,216

15,153

Koreksi X = d Sin
Kesalahan (fx) = -d.sin = 15,153
Rumus : X = x fx .(d d)
XF 1 = 6,561

15,153 . (17,49 / 153,92)

4,838

XF 2 = 19,728

15,153 . (20,99 / 153,92)

17,662

XF 3 = 17,371 15,153 . (18,49 / 153,92)

15,551

XF 4 = 11,556 15,153 . (17,99 / 153,92)

9,785

XF 5 = 4,847

6,815

15,153 . (19,99 / 153,92)

XF 6 =10,835 15,153 . (17,99 / 153,92)

= 12,606

XF 7 =16,165 15,153 . (17,49 / 153,92)

= 17,936

XF 8 = 8,216 15,153 . (22,99 / 153,92)

= 10,479

X '

41

0,000

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Koordinat Titik Detail XF

XF

+10,95

XF 1

= +10,95 + 4,838

15,788

XF 2

= +10,95 + 17,662

28,612

XF 3

= +10,95 + 15,551

26,501

XF 4

= +10,95 + 9,789

20,735

XF 5

= +10,95

4,135

XF 6

= +10,95 12,606

= 1,656

XF 7

= +10,95 17,936

= 6,986

XF 8

= +10,95 10,479

= 0,471

6,815

Mencari Y Pada Titik Detail

Y = d .cos
YF 1

= 17,49 . cos 220200

16,213

YF 2

= 20,99 . cos 700200

7,167

YF 3

= 18,49 . cos 1100200

= 6,3341

YF 4

= 17,99 . cos 1400200

= 13,788

YF 5

= 19,99 . cos 1940200

= 19,393

YF 6

= 17,99 . cos 2170200

= 14,361

YF 7

= 17,49 . cos 2960200

7,896

YF 8

= 22,99 . cos 3390340

21,472

1,128

Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = -d. cos = 1,128
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YF 1 = 16,213

+ 1,128 . (17,49 / 153,92)

16,341

YF 2 = 7,167

+ 1,128 . (20,99 / 153,92)

7,321

YF 3 = 6,331

+ 1,128 . (18,49 / 153,92)

6,198

YF 4 = 13,78

+ 1,128 . (17,99 / 153,92)

= 13,656

42

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

YF 5 = 19,39

+ 1,128 . (19,99 / 153,92)

19,247

YF 6 =14,361 + 1,128 . (17,99 / 153,92)

14,229

YF 7 = 7,896

+ 1,128 . (17,49 / 153,92)

8,028

YF 8 =21,472 + 1,128 . (22,99 / 153,92)

21,640

Y '

0,000

Koordinat Titik Detail YF

Polygon

YF

= 14,629

YF 1

= 14,629 + 16,341

1,712

YF 2

= 14,629 + 7,321

7,308

YF 3

= 14,629 + 6,198

= 20,827

YF 4

= 14,629 + 13,656

= 28,285

YF 5

= 14,629 19,247

= 33,876

YF 6

=14,629 14,229

= 28,858

YF 7

= 14,629

8,028

6,601

YF 8

= 14,629 21,640

7,011

Detail

koordinat
X

koordinat
Y

1
2
3
4
5
6
7
8

+4,152
+15,998
+43,199
+16,500
-1,827
-31,912
-33,402
-12,708

+13,010
+17,649
+9,347
-24,512
-29,275
-9,435
+14,95
+8,3111

+42,545
+54,391
+81,592
+54,893
+36,566
+6,481
+4,991
+25,685

+28,864
+33,503
+25,201
-8,658
-13,421
+6,419
+30,759
+24,165

43

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Polygon

Detail

koordinat
X

koordinat
Y

1
2
3
4
5
6
7
8

+10,282
+10,859
+8,216
+17,104
-5,332
-13,723
-22,948
-4,458

+34,369
+22,695
-12,105
-45,606
-25,289
-18,488
+11,012
+33,412

+71,682
+72,259
+69,616
+78,504
+56,068
+47,677
+38,452
+56,942

+28,864
+33,503
+25,201
-8,658
-13,421
+6,419
+30,759
+ 24,165

1
2
3
4
5
6
7
8

+1,096
+11,753
+ 24,895
+16,872
-0,974
-18,012
-17,625
-18,005

+18,715
+15,133
-2,787
-15,297
-21,262
-9,898
+1,421
+13,975

+64,482
+75,139
+88,281
+80258
+62,412
+45,374
+45,761
+45,381

-32,753
-36,335
-54,255
-66,765
-72,730
-61,366
-50,047
-37,497

1
2
3
4
5
6
7
8

+10,339
+17,159
+18,855
+13,185
-5,606
-17,970
-28,99
-70863

+18,729
+6,095
-8,3223
-24,492
-19,716
-10,557
+20,409
+17,855

+58,66
+65,483
+67,179
+61,509
+42,718
+30,354
+20,225
+40,461

-43,565
-56,199
-70,617
-86,786
-82,012
-72,851
-41,885
-44,439

44

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Polygon

Detail

koordinat
X

koordinat
Y

1
2
3
4
5
6
7
8

+8,285
+13,778
+19,041
+10,205
-5,218
-14,150
-17,907
-14,034

+20,351
+10,809
-11,055
-16,066
-25,139
-12,119
+7,337
+25,882

+30,263
+35,756
+41,019
+32,183
+16,76
+7,828
+4,071
+7,944

-39,007
-48,349
-70,413
-75,424
-84,497
-71,477
-52,021
-33,476

1
2
3
4
5
6
7
8

+4,838
+17,662
+15,551
+9,785
-6,815
-12,606
-17,936
-10,479

+16,391
+7,321
-6,198
-13,656
-19,247
-14,229
+8,028
+21,640

+15,788
+28,612
+26,501
+20,735
+4,135
-1,656
-6,986
-0,471

+1,712
-7,308
-20,827
-28,285
-33,876
-28,858
-6,601
+7,011

4.2. PERHITUNGAN BEDA TINGGI DAN ELEVASI


a)

Perhitungan Beda Tinggi

Titik Utama

X = (BA-BB).50 sin2 ( -270)+TP-BT


HA-BM

= (1,270 0.980).50.Sin2 (2702040 270)+1.57-1.1250


= +0.6193

HA - B

= (1,845 0,460).50.Sin2 (2702020 270)+1.57-0.6525


= +1,1452

HB - A

= (1.089 0.724).50.Sin2 (2702020 270)+1.40-0.9070


= +0,709

HB - C

= (1.265 0.900).50.Sin2 (2702020 270)+1.40-1.0825


= +0,533

HC - B

= (1.089 0.724).50.Sin2 (2700140 270)+1.43-0.9065

45

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

= +0.539
HC - D

= (1.550 1.360).50.Sin2 (2700040 270)+1.43-1.4550


= 0.021

HD - C

= (1.050 0.866).50.Sin2 (2700120 270)+1.51-0.9580


= +0.559

HD - E

= (1.168 0.898).50.Sin2 (2700120 270)+1.51-1.0330


= +0.487

HE - D

= (1.190 0.920).50.Sin2 (2690140 270)+1.50-1.0550


= +0.458

HE - F

= (0.990 0.525).50.Sin2 (2700140 270)+1.50-0.7570


= + 0.765

HF - E

= (1.030 0.560).50.Sin2 (2700140 270)+1.53-0.7950


= +0.758

HF - A

= (1.430 1.021).50.Sin2 (2700140 270)+1.53-1.2250


= +0.3248

HA - F

= (1,026 0.617).50.Sin2 (2702120 270)+1.57-0.8215


= +1.00

46

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

H rata-rata
HA-B

1,1452 + 0,9900

=
2

0,9751

HB-C

0,533 + 0,539

=
2

0,5360

HC-D

- 0,021 + 0,559

=
2

= -0,2900

HD-E

0,487 + 0,458

=
2

0,4725

HE-F

0,765 + 0,758

=
2

0,7615

HF-A

0,324 + 1,000

=
2

0,6662

3,0690

Kontrol H
=

3,0690

0,5115

Beda Tinggi Terkoreksi

HA-BM = 0,6193
HA-B

= 0,9270 0,5115

0,4115

HB-C

= 0,5360 0,5115

0,0245

HC-D

= 0,290 0,5115

= 0,8015

HD-E

= 0,4725 0,5115

= 0,0390

HE-F

= 0,7615 0,5115

0,2500

HF-A

= 0,6620 0,5115

0,1505 +

H =

47

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Titik detail A

HA-1 = ( 1,390 1,280 ) 50sin 2( 2702420-270 )+1,57-1,335

0,3100

HA-2 = ( 1,215 1,015 ) 50sin 2( 2702220-270 )+1,57-1,115

0,5868

HA-3 = ( 1,310 0,890 ) 50sin 2( 2702100-270 )+1,57-1,100

0,7265

HA-4 = ( 0,950 0,580 ) 50sin 2( 2702120-270 )+1,57-0,765

1,0346

HA-5 = ( 0,790 0,400 ) 50sin 2( 2702120-270 )+1,57-0,595

1,2169

HA-6 = ( 1,115 0,735 ) 50sin 2( 2702120-270 )+1,57-0,925

0,8538

HA-7 = ( 1,240 0,890 ) 50sin 2( 2702120-270 )+1,57-1,065

0,7221

HA-8 = ( 1,400 1,260 ) 50sin 2( 2702120-270 )+1,57-1,330

0,3269

Titik detail B

HB-1 = ( 1,910 1,620 ) 50sin 2( 2702040-270 )+1,40-1,7650 = 1,90700


HB-2 = ( 1,620 1,415 ) 50sin 2( 2702040-270 )+1,40-1,5425 = 0,00520
HB-3 = ( 1,580 1,400 ) 50sin 2( 2702040-270 )+1,40-1,4900 = 0,01819
HB-4 = ( 1,800 1,118 ) 50sin 2( 2702040-270 )+1,40-1,4900 = 0,28300
HB-5 = ( 1,490 1,150 ) 50sin 2( 2702020-270 )+1,40-1,3200 = 0,28100
HB-6 = ( 1,615 1,320 ) 50sin 2( 2702020-270 )+1,40-1,4675 = 0,10690
HB-7 = ( 1,450 1,205 ) 50sin 2( 2702020-270 )+1,40-1,3275 = 0,21740
HB-8 = ( 1,970 1,695 ) 50sin 2( 2702020-270 )+1,40-1,8325 = 0,26990

Titik detail C

HC-1 = ( 1,519 1,342 ) 50sin 2( 2700000-270 )+1,43-1,4305 = 0,0005


HC-2 = ( 1,718 1,541 ) 50sin 2( 2700300-270 )+1,43-1,6295 = 0,1840
HC-3 = ( 1,550 1,312 ) 50sin 2( 2700300-270 )+1,43-1,4310 =

0,0198

HC-4 = ( 1,639 1,412 ) 50sin 2( 2700040-270 )+1,43-1,5255 = 0,0911


HC-5 = ( 1,479 1,252 ) 50sin 2( 2700020-270 )+1,43-1,4355 = 0,0011
HC-6 = ( 1,530 1,306 ) 50sin 2( 2700200-270 )+1,43-1,4180 =

0,0250

HC-7 = ( 1,345 1,157 ) 50sin 2( 2700220-270 )+1,43-1,2510 =

0,1917

HC-8 = ( 1,511 1,279 ) 50sin 2( 2700200-270 )+1,43-1,3950 =

0,0485

48

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Titik detail D

HD-1 = ( 1,125 0,915 ) 50sin 2( 2700120-270 )+1,51-1,020

0,4981

HD-2 = ( 1,040 0,858 ) 50sin 2( 2700120-270 )+1,51-0,949

0,5680

HD-3 = ( 1,240 1,030 ) 50sin 2( 2700120-270 )+1,51-1,135

0,3831

HD-4 = ( 0,862 0,576 ) 50sin 2( 2700120-270 )+1,51-0,719

0,8021

HD-5 = ( 1,460 1,250 ) 50sin 2( 2700120-270 )+1,51-1,355

0,1631

HD-6 = ( 1,130 0,920 ) 50sin 2( 2700120-270 )+1,51-1,025

0,4931

HD-7 = ( 1,035 0,695 ) 50sin 2( 2700120-270 )+1,51-0,820

0,7032

HD-8 = ( 1,245 1,055 ) 50sin 2( 2700120-270 )+1,51-1,150

0,3674

Titik detail E

HE-1 = ( 2,098 1,858 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,5-1,9780

= 0,4664

HE-2 = ( 1,280 1,086 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,5-1,1850

0,3264

HE-3 = ( 1,045 0,815 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,5-0,9300

0,5811

HE-4 = ( 1,230 1,040 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,5-1,1350

0,3742

HE-5 = ( 1,010 0,770 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,5-0,8900

0,6216

HE-6 = ( 2,100 1,930 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,5-2,0150

= 0,4867

HE-7 = ( 2,120 1,935 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,5-2,0275

= 0,5185

HE-8 = ( 1,980 1,680 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,5-1,8300

= 0,3158

Titik detail F

HF-1 = ( 1,575 1,395 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,53-1,485

0,0537

HF-2 = ( 1,270 1,060 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,53-1,165

0,3752

HF-3 = ( 1,135 0,950 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,53-1,042

0,4965

HF-4 = ( 1,300 1,120 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,53-1,210

0,3287

HF-5 = ( 2,110 1,910 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,53-2,010

0,4218

HF-6 = ( 1,250 1,070 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,53-1,160

0,3787

HF-7 = ( 1,780 1,600 ) 50sin 2( 2700140-270 )+1,53-1,735

= 0,2006

HF-8 = ( 1,600 1,370 ) 50sin 2( 2700320-270 )+1,53-1,485

49

0,0673

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

TABEL HASIL PERHITUNGAN BEDA TINGGI TITIK DETAIL


HA
+0,3100
+0,5868
+0,7265
+1,0346
+1,2169
+0,8538
+0,7221
+0,3269

Titik
1
2
3
4
5
6
7
8
b)

HB
- 1,9070
- 0,0052
+0,01819
+0,28300
+0,28100
+0,10690
+0,21740
- 0,2699

HC
- 0,0005
- 0,1840
+0,0198
- 0,0911
- 0,0011
+0,0250
+0,1917
+0,0485

HD
+0,4981
+0,5680
+0,3831
+0,8021
+0,1631
+0,4931
+0,7032
+0,3674

HE
- 0,4664
+0,3264
+0,5811
+0,3742
+0,6216
- 0,4867
- 0,5185
-0,3158

HF
+0,0537
+0,3752
+0,4965
+0,3287
+0,4218
+0,3787
- 0,2006
+0,0673

Perhitungan Elevasi

Titik Utama

EBM = +10,000
EA

= EBM + HBM A

= +10,000 + (0,6193)

= +9,3807

EB

= EA + HA B

= +9,3807 + (0,4155)

= +9,7962

EC

= EB + HB C

= +9,7962 + (0,0245)

= +9,8207

ED

= EC + HC D

= +9,8207 + (-0,8015) = +9,0192

EE

= ED + HD E

= +9,0192 + (-0,0390) = +8,9802

EF

= EE + HE F

= +8,9802 + (0,2500)

Check : EA = EF + HF A

50

= +9,2302

= +9,2302 + (0,1505) = +9,3807 (Cocok)

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Titik detail A

9,3807 + 0,3100

= 9,6907

9,3807 + 0,5868

= 9,9675

9,3807 + 0,7265

= 10,1072

9,3807 + 1,0346

= 10,4153

9,3807 + 1,2169

= 10,5976

9,3807 + 0,8538

= 10,2345

9,3807 + 0,7221

= 10,1028

9,3807 + 0,3269

= 9,7076

Titik detail B

9,7962

+ -1,9070 = 7,8892

9,7962

+ -0,0052 = 9,7910

9,7962

+ 0,01819 = 9,8144

9,7962

+ 0,2830

= 10,0792

9,7962

+ 0,2810

= 10,0772

9,7962

+ 0,1069

= 9,9031

9,7962

+ 0,2174

= 10,0136

9,7962

+ -0,2699 = 9,5263

Titik detail C

9,8207

+ -0,0005 = 9,8202

9,8207

+ -0,1840 = 9,6367

9,8207

+ 0,0198

9,8207

+ -0,0911 = 9,7296

9,8207

+ -0,0011 = 9,8196

9,8207

+ 0,0250

= 9,8457

9,8207

+ 0,1917

= 10,0124

9,8207

+ 0,0485

= 9,8692

= 9,8405

51

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Titik detail D

9,0192

+ 0,4981

= 9,5173

9,0192

+ 0,5680

= 9,5872

9,0192

+ 0,3831

= 9,4023

9,0192

+ 0,8021

= 9,8213

9,0192

+ 0,1631

= 9,1823

9,0192

+ 0,4931

= 9,5123

9,0192

+ 0,7032

= 9,7224

9,0192

+ 0,3674

= 9,3866

Titik detail E

8,9802

+ -0,4664 = 8,5138

8,9802

+ 0,3264

= 9,3066

8,9802

+ 0,5811

= 9,5613

8,9802

+ 0,3742

= 9,3544

8,9802

+ 0,6216

= 9,6018

8,9802

+ -0,4867 = 8,4935

8,9802

+ -0,5185 = 8,4644

8,9802

+ -0,3158 = 8,6644

Titik detail F

9,2302

+ 0,0537

= 9,2839

9,2302

+ 0,3752

= 9,6054

9,2302

+ 0,4965

= 9,7267

9,2302

+ 0,3287

= 9,5589

9,2302

+ 0,4218

= 9,6520

9,2302

+ 0,3787

= 9,6089

9,2302

+ -0,2006 = 9,0296

9,2302

+ 0,0673

= 9,2975

52

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Tabel Perhitungan Elevasi (H) Titik Detail


Titik
1
2
3
4
5
6
7
8

HA
9,6907
9,9675
10,1072
10,4153
10,5976
10,2345
10,1028
9,7076

HB
7,8892
9,7910
9,8144
10,0792
10,0772
9,9031
10,0136
9,5263

HC
9,8202
9,6367
9,8405
9,7296
9,8196
9,8457
10,0124
9,8692

53

HD
9,5173
9,5872
9,4023
9,8213
9,1823
9,5123
9,7224
9,3866

HE
8,5138
9,3066
9,5613
9,3544
9,6018
8,4935
8,4644
8,6644

HF
9,2839
9,6054
9,7267
9,5589
9,6520
9,6089
9,0296
9,2975

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah kami melaksanakan praktikum pengukuran Ukur Tanah II ini, maka kami dapat
simpulkan sebagai berikut :
1.

Jarak optis horizontal

Dalam perhitungan yang kami lakukan, kami mendapat hasil perhitungan toleransi
jarak yang tidak memenuhi syarat, yaitu :
Toleransi jarak =

( Fx + Fy )

1
3000

3,462 + 2,197
1

207,29
3000

= 0,02729 3,33333
Sehingga, praktikum yang kami lakukan masih dapat diterima didalam pengukuran.
2.

Sudut Dalam

Kesalahan pengukuran sudut dalam menggunakan rumus :


i n
dimana : i = bacaan sudut skala terkecil pada alat yang dipakai
n = banyaknya titik utama
3.

Beda Tinggi

Pada pengukuran beda tinggi, batas kesalahan yang diijinkan ditentukan


rumus :
K = ( 2,0 2,0
Dimana : skm = jarak pengukuran km

54

skm ) mm

dengan

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

4.

Kondisi Permukaan Tanah

Dari hasil pengukuran dilokasi yang kami lakukan ternyata memiliki beda tinggi yang
tidak terlalu tinggi, sehingga dapat dikatakan permukaan tanah datar.
B. SARAN
Dari ketiga jenis pengukuran diatas, kesalahan-kesalahan tersebut seluruhnya dapat
dihindari dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.

Sudut Dalam

Untuk

menghindari

kesalahn

dalam

pengukuran

sudut

dalam

sebaiknya

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


Dalam menentukan arah utara, pada setiap titik utama harus benar-benar
menunjukkan arah utara dengan melakukan hal tersebut berulang kali.
Rambu ukur harus diletakkan tegak lurus dan tepat pada titik utama yang dibidik.
Uning-unting harus diletakkan tegak lurus tepat pada titik utama.
Teliti dalam pembacaan sudut horisontal.
2.

Pengukuran Jarak dan Beda Tinggi

Pada pengukuran jarak dan beda tinggi sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini :
Pada saat pengukura dilapangan sebaiknya memperhatikan cuaca, suhu kondisi
dan situasi lapangan.
Diusahakan jarak antara titik-titik utama tidak terlalu berbeda jauh.

55

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

BAB VI
PENUTUP
Alat ukur Theodolite sangat penting digunakan dalam bidang pengukuran yaitu untuk
menentukan ketinggian permukaan tanah dititik-titik tertentu pada permukaan bumi.
Pengukuran Theodolite dilakukan untuk pengukuran memanjang dan melintang. Alat-alat
yang melengkapi dalam pengukuran selain Theodolite adalah rambu ukur atau baak ukur,
statip, meteran dan payung untuk melindungi Theodolite dari sinar matahari langsung. Prinsip
kerja dalam menggunakan alat waterpass ini adalah membuat garis sumbu teropong
horizontal. Bagian yang membuat berkedudukan horizontal adalah nivo yang berbentuk
sebagai tabung yang berisi cairan dengan gelembung udara didalamnya. Sehingga dengan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
terselesaikannya laporan ini dan semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.

56

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

DAFTAR PUSTAKA
1.

Foote, David dan Kelley,1990 Surveying,Theory and

Practice, McGraw Hill Book Company, Amerika.


2.

Rais Jacob, 1980, Ilmu Ukur Tanah, Jilid I, Cipta Sari

Grafika, Semarang.
3.

Rais Jacob, 1980, Ilmu Ukur Tanah, Jilid II, Cipta Sari

Grafika, Semarang.
4.

Soetoma Wongsotjiro, 1995, Ilmu Ukur Tanah, Swada,

Jakarta.
5.

Wali Jatun, Djoko dan Wolf, Brinker, 1996, Dasar dasar

Pengukuran Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta.

57

Vous aimerez peut-être aussi