Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. TUJUAN
Peta Tranchis adalah gambaran dari bumi yang direpretasikan dengan sistem proyeksi
dengan skala tertentu. Kemudian merangkai titik-titik dilapangan dan mengetahui elevasi,
maka dapat dibuat garis kontur suatu lokasi.
Gambar situasi adalah sesungguhnya ini merupakan peta-peta yang secara langsung
sangat penting bagi bangunan-bangunan, apakah selaku petunjuk lokasi, maupun untuk
mendapatkan perihal persis dimana akan didirikan suatu bangunan.
1.2. DEFENISI PETA
Peta adalah proyeksi bumi ke dalam sebuah bidang rata ( kertas ) yang disertai skala /
perbandingan, misal 1 : 100.000 ( 1 cm pada kertas = 1 km pada bumi ), yang berisi gambaran
permukaan bumi berupa daratan, lautan gunung, danau, dan lain-lain.
1.3. KEGUNAAN PETA
Kegunaan peta sangat banyak dan beraneka ragam, dilihat dari kegunaannya untuk
merencanakan lebih lanjut dan melaksanakan pekerjaan teknis berupa gedung, jalan raya, jalan
kereta api, jembatan, dan lain-lain.
Skala dipilih dan disesuaikan dengan besar kecilnya pekerjaan yang dilakukan menurut
maksud dan kegunaan peta, misalnya :
1. Peta jalan raya untuk keperluan tourism.
2. Peta sungai untuk keperluan pelayaran.
3. Peta geologi untuk menyatakan keadaan geologis suatu daerah.
Sehingga, keberadaan peta sangatlah diperlukan didalam suatu perencanaan dan pelaksanaan
suatu pekerjaan teknis.
Sudut-sudut mendatar dan tegak diukur dengan alat pengukur sudut yang
dinamakan Theodolite, adapun bagian-bagiannya adalah :
1. Sekrup ABC sebagai pengunci pesawat.
2. Nivo kotak sebagai pedoman apakah dalam keadaan imbang.
3. Nivo tabung fungsinya sama dengan nivo kotak.
4. Sekrup pengunci arah horizontal untuk mengunci agar tidak bergerak
horizontal.
5. Sekrup pengunci arah vertical untuk mengunci agar tidak bergerak vertikal.
6. Kaca penerangan untuk penerangan.
7. Kompas untuk penunjuk arah utara.
8. Piringan pembacaan sudut horizontal.
9. Lensa penentu sudut horizontal dan vertical.
10.Lensa objektif.
1.4.2.
Statip
Statif ( kaki tiga ) dibuat dari kayu yang kering dan dicat kuning dihubungkan
dengan alat-alat sambungan besi. Kegunaan dari statip ini yaitu sebagai
penyangga atau kaki pesawat.
1.4.3.
Rambu Ukur
Rambu ukur sangatlah diperlukan dalam pengukuran tanah, sebab rambu ukur
berfungsi sebagai obyek bidikan pada titik yang ditentukan, sehingga kita dapat
mengetahui besarnya nilai Benang Atas, Benang Tengah, dan Benang Bawah dari
pembacaan rambu ukur tersebut. Kemudian dari data yang diperoleh tersebut kita
dapat melakukan analisa data yang diperoleh dari rambu ukur tersebut.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. PETA TRANCHIS DAN GAMBAR SITUASI
Seperti yang telah disebutkan dalam Bab Pendahuluan, bahwa pengukuran mengenai
letak ( posisi ), elevasi ( ketinggian ), dan konfigurasi dari areal tanah memerlukan beberapa
penunjang yang diantaranya adalah keberadaan peta dan perlengkapan pengukuran yang
lengkap.
Data yang diperoleh dari pekerjaan pengukuran tersebut, kemudian dilukiskan pada
suatu peta yang sering dikenal dengan peta topografi. Menurut Davis dan Foote adalah
menggambarkan simbol-simbol yang spesifik mengenai konfigurasi atau relief tanah yang
dipetakan dan keadaan alami atau buatan, seperti saluran sungai dan lain-lain.
Sedangkan menurut Ayres dan Scoates adalah peta yang menggambarkan sifat
permukaan tanah yang dilengkapi garis-garis kontur yang berbeda-beda ekemennya dan
berbagai keadaan yang terdapat pada areal tanah tersebut dengan menggunakan symbol
tertentu.
Didalam pembuatan peta, pengukuran titik-titik detail untuk penggambaran peta haruslah
berdasarkan pada posisi yang tetap baik arah horizontal maupun vertikal. Dengan demikian,
penggambaran untuk pembuatan peta setidaknya kita harus menguasai teori-teori sebagai
berikut :
1. Teori tetang poligon tertutup.
2. Teori tetang pembuatan titik detail.
3. Teori tentang pengukuran jarak dan beda tinggi secara optis.
4. Teori tentang penggambaran peta.
2.1.1.
POLIGON TERTUTUP
Suatu bentuk pengukuran dimana pengukuran ini dilakukan seterusnya dari titiktitik yang kita tentukan dan akhirnya titik-titik tersebut merupakan suatu daerah
pemetaan. Dan pengukuran ini dilakukan searah jarum jam.
Untuk pengukuran poligon ini kita harus mempunyai beberapa titik-titik
kedudukan sebagai awal pedoman untuk pengukuran selanjutnya. Juga
diperlukan sebuah titik sebagai acuan Bench Mark ( BM ), bilamana tidak ada
titik BM pada lokasi yang kita ukur, dapat kita mengambil sembarang benda
untuk kita jadikan BM, dengan catatan benda tersebut tidak berubah
kedudukannya.
F
6
E
5
4
D
2
3
2.1.2.
GARIS KONTUR
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang elevasinya sama.
Garis
kontur
memberikan
informasi
tentang
daerah
peta
dan
tidak
memastikan bahwa anda melihat sebuah lubang depresi karena tidak ada tanda
arsiran yang digunakan pada bukit.
Garis kontur yang berjarak sama sepanjang garis yang tegak lurus terhadap
kontur tersebut menunjukkan kelandaian ang tetap. Kontur yang lurus, sejajar,
berjarak sama menunjukkan timbunana atau galian buatan manusia. Untuk
memudahkan timbunana atau galian sebuah peta topografi, setiap garis kontur ke
lima dibuat lebih tebal. Garis ini disebut kontur indeks. Kalau interfal kontur
adalah 1 ft, garis-garis kontur yang elevasinya kelipatan 5 ft diperlihatkan dengan
garis tebal.Kalau interfalnya 10 ft, kontur mempunyai elevasi kelipatan 50 ft.
Beberapa aturan-aturan dasar untuk menggambar garis kontur adalah sebagai
berikut :
Garis kontur tidak bercabang menjadi dua kontur dengan elevasi sama.
Garis kontur yang tidak teratur menunjukkan daerah yang tidak rata.
2.1.3.
DIPAKAI
Faktor-faktor yang mempengaruhi metode lapangan dalam pembuatan peta
topografi adalah :
Skala peta.
Interfal kontur.
Kondisi alamiah tanah.
Jenis proyek.
Peralataan yang tersedia.
Dalam praktikum ini, kami mengunakan metode radiasi dimana radiasi adalah
titik traverse yang diliputi oleh Theodolite. Sudut diukur ke titik yang
dikehendaki, lalu jarak ke titik tersebut diukur dengan pita ukur. Pojok bangunan
maupun obyek lainnya buatan manusia harus dicantumkan. Panjang, lebar dan
proyeksi yang merupakan data penting diukur serta digambar didalam buku
lapangan.
2.1.4.
TERJADI
Koreksi kesalahan sangatlah diperlukan dalam analisa data, sebab data yang
dianalisa tersebut memerlukan ketelitian. Beberapa hal yang perlu dikoreksi
dalam analisa data yaitu:
1. Kontrol tidak terkoreksi.
2. Jarak titik kontrol terlalu besar.
3. Titik-titik kontrol tidak dipilih.
4. Pemilihan titik-titik untuk penggambaran kontur tidak baik.
5. Kontur yang diambil tidak cukup.
6. Kontur horizontal dan vertikal tidak cukup.
2.2. PENENTUAN TITIK IKAT DAN TITIK DETAIL
Dalam penggambaran polygon titik-titik kontrol,metode-metode yang dipakai untuk
meletakkan posisi detail pada peta tergantung pada prosedur yang dipakai untuk menentukan
lokasinya, dan bentuk dimana data itu berada. Bila catatan lapangan adalah sudut dan jarak,
pusat batas dan titik-titik penting diatas dimana pekerjaan konstruksi sudah terjadi tergantung
padanya, digambar dengan metode koordinat. Sedang untuk jarak digambar dengan skala dari
puncak, untuk menggambar detail jelasnya tentang cara-cara membuat detail dengan busur.
2.3. PENGUKURAN JARAK DAN BEDA TINGGI SECARA OPTIS
Pengukuran dilakukan secara langsung dengan menggunakan pita ukur untuk titik-titik
yang dekat dengan pesawat atau titik-titik yang posisinya akan dicari dengan teliti dan
dikontrol dengan pengukuran menggunakan pesawat Theodolite untuk mendapatkan jarak
optis dan hasilnya digunakan sebagai pembanding.Untuk mendapatkan jarak optis, pesawat
ditempatkan pada titik utama yang telah ditentukan, kemudian dicatat tinggi pesawat. Arahkan
teropong pada pembacaan baak kemudian dicatat ( BA, BT, BB ).
Pada pengukuran titik tinggi, beda tinggi, maupun jarak pada umumnya dilakukan
secara optis.
GAMBAR PENGUKURAN DENGAN SUDUT MIRING ( ) POSITIF
a)
b)
Dimana ;
c)
d)
Perhitungan Jarak ( D )
D = 100 ( BA BB ) Cos2
Dimana ;
AB = misal A ( Awal )
BC = AB + ( 180 2 )
CD = BC + ( 180 3 )
DE = CD + ( 180 4 )
EF = DE + ( 180 5 )
FA = EF + ( 180 6 )
Chek : AB = FA + ( 180 1 )
e)
f)
g)
Beda Tinggi ( H )
H = TP +
BB = benang bawah
BT = benang tengah
Sebelum titik poligon digambar diatas kertas, terlebih dahulu harus diperiksa
apakah kesalahan yang terjadi telah memenuhi syarat. Apabila ternyata kesalahan
terlalu besar, maka kita berusaha untuk melokalisir kesalahan tersebut.
Menggambar titik-titik poligon pada kertas dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
1)
Dengan koordinat
2)
Garis tinggi adalah garis yang menghubungkan titik yang sama elevasinya. Dari
garis kontur ini kita dapat membayangkan keadaan medan yang sebenarnya.
Besarnya kontur interval tergantung dari skala peta, kelanmdaian, atau menurut
kebutuhan.
Untuk menggambarkan garis kontur harus dicari dulu titik-titik yang elevasinya
sama. Untuk itu perlu diadakan interpolasi dari titik-titik yang tersedia dengan
menggunakan perbandingan jarak.
10
2.4.4.
Skala Peta
Pemilihan skala untuk sebuah peta pada ukuran proyek, presisi yang dikehendaki
dan kegunaannya peta tersebut didesain. Skala peta diberikan menurut tiga cara
yaitu :
1)
2)
3)
Grafik.
Skala peta diklasifikasikan sebagai besar, sedang, ataupun kecil. Sebuah skala
besar 1 inc = 100 ft ( 1 : 200 ) atau lebih besar. Sebuah skala sedang misalnya :
1 inc = 100 ft sampai 1000 ft ( 1 : 200 ) sampai ( 1 : 12000 ). Sebuah skala kecil
misalnya : 1 inc = 100 ft ( 1 : 12000 ) atau lebih kecil. Dalam penggambaran
garis kontur nanti kami mengunakan skala 1 : sesuai perhitungan.
2.4.5.
Finishing
Ketelitian peta topografi ditentukan dari tujuan penggunaan peta, skala peta,
peralatan yang digunakan dalam pembuatan peta. Disamping hal-hal tersebut,
peta harus dilengkapi hal-hal berikut, yang merupakan finishing dari pembuatan
antara lain :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Bila hal tersebut diatas sudah dilakukan, maka peta sudah siap digunakan sesuai
keperluan.
11
BAB III
JALANNYA PRATIKUM
3.1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
3.1.1.
Hal yang pertama kali dilakukan adalah melakukan survei lapangan untuk
melihat dari batas-batas lokasi yang akan dipetakan. Barulah akan ditentukan titik
yang berfungsi sebagai titik tetap atau Bench Mark ( BM ). Karena pada waktu
praktikum tidak ada Bench Mark, maka kami menggunakan BM palsu yang kami
tempatkan pada lapangan parkir depan gedung A.
3.1.2.
Setelah ditentukan titik Bench Mark nya, kemudian ditentukan jumlah titik
utamanya sebanyak 6 buah titik, dan dilakukan pengukuran secara manual
dengan mengunakan baak ukur pada titik-titik utama yaitu titik A, B, C, D, E, F,
yang mana keenam titik utama tersebut ditandai dengan cat pilox untuk
menghindari kelupaan.
3.2. PELAKSANAAN PENGUKURAN
1)
Menentukan titik detail utama, titik BM, dan titik detail tambahan.
2)
Mendirikan statip tepat diatas patok dititik detail utama dengan cara
Menempatkan Theodolite diatas statip, lalu kait dengan baut dimana salah
seorang di statip bagian atas dan seorang lagi di Theodolite bagian bawah sampai
kencang.
4)
Menyetel nivo bawah ( nivo bulat ) yaitu menempatkan gelembung yang ada di
nivo bulat agar tepat di tengah-tengah lingkaran, dengan cara memutar sekrup
penyetel A, B, C dengan cara memutar sekrup dengan arah berlawanan sehingga
gelembung terletak tepat di lingkaran.
12
6)
Menyetel nivo atas ( nivo tabung ) yaitu menempatkan gelembung nivo yang
ada di nivo tabung agar tepat di tengah-tengah tanda dengan jalan memutar salah satu
sekrup penyetel nivo tabung sampai gelembung jatuh tepat di tengah-tengah tanda.
Dengan catatan bahwa gelembung di nivo bulat tidak boleh berpindah tempat
( keluar dari lingkaran ). Jadi kedua gelembung nivo harus tepat di tengah-tengah.
7)
Mengenolkan detik yang ada di teropong pada lensa sebelah kanan dengan
memutar sekrup penyetel menit detik yang terletak pada sebelah kanan teropong.
8)
Memutar lempeng yang terletak pada bagian bawah Theodolite yang bertujuan
Mengutarakan kompas dengan melihat kompas yang ada dibagian atas pesawat.
Bila garis putih sudah tepat atau masuk tanda, maka pesawat sudah menghadap utara.
Kemudian dikunci dengan pengunci arah utara, dengan cara memutar searah jarum
jam. Penguncinya terletak di bawah lempeng, maka arah utara sudah terkunci.
10) Menyetel pesawat agar membentuk sudut 270 terhadap sudut vertikal dengan
cara menaik turunkan teropong sambil melihat pada lensa sebelah kanan, apakah
sudah 270 atau belum. Apabila sudah tepat 270 lalu kunci dengan pengunci
vertikal, dengan cara memutar searah jarum jam. Pengunci terletak disamping
teropong, maka arah vertikal sudah terkunci.
11) Menempatkan baak atau rambu ukur pada titik detail tambahan, titk BM, dan
kedelapan titik yang mengapit.
12) Membuka kunci horizontal, untuk memutar pesawat sampai baak kelihatan
pada lensa. Setelah terlihat lalu kunci kembali pengunci horizontal.
13) Membaca BA, BT, BB pada baak dengan melihat pada teropong lensa sebelah
kiri, apabila pembacaan kurang jelas, kita harus memutar penyetel diagfragma lensa
sampai baak bias terbaca dengan jelas.
14) Membaca sudut vertikal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan,.
Dengan cara memuter penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada tengahtengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik sampai derajat.
13
15) Membaca sudut horizontal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan.
Dengan cara memutar penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada tengahtengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik pada arah
horizontal.
16) Setelah selesai di titik detail utama A, kemudian memindahkan pesawat ke titik
detail B, begitu seterusnya untuk titik detail utama C, D, E, F.
17) Melakukan hal yang sama pada nomor 2 sampai pada dengan nomor 10 untuk
penyetelan alat.
Catatan :
14
BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA
4.1. TABEL HASIL PENGUKURAN DILAPANGAN
Titik Yang
Titik/Tinggi
Pesawat
Dibidik
Titik
Titik
Ikat
Detail
BM
B
F
1
2
3
4
5
6
7
8
A
( 1,570 )
C
A
B
( 1,400 )
1
2
3
4
5
6
7
8
Pembacaan Benang
Sudut Horisontal
Atas
Tengah
Bawah
1,270
0,815
1,026
1,390
1,215
1,310
0,950
0,790
1,115
1,240
1,400
1,265
1,089
1,910
1,670
1,670
1,800
1,490
1,615
1,450
1,970
1,125
0,6525
0,8125
1,335
1,115
1,100
0,765
0,595
0,925
1,065
1,330
1,0825
0,9065
1,765
1,5425
1,490
1,490
1,320
1,4675
1,3275
1,8325
0,980
0,460
0,617
1,280
1,015
0,890
0,580
0,400
0,735
0,890
1260
0,900
0,724
1,680
1,415
1,400
1,180
1,150
1,320
1,205
1,690
15
782100
1432020
2192320
302420
502240
912120
1552120
1842140
2402120
2802120
2902120
1782020
3322040
182100
292100
1532040
1662090
1912040
2102040
2922040
3402040
Sudut
Vertikal
2701040
2702020
2702120
2702224
2702220
2702100
2702100
2702120
2702120
2702120
2702120
2702020
2702020
2702040
2702040
2702040
2702040
2702020
2702120
2702020
2702020
Keterangan
D
B
1
2
3
4
5
6
7
8
C
( 1,430 )
E
C
D
( 1,510 )
1
2
3
4
5
6
7
8
1,550
1,089
1,519
1,718
1,550
1,639
1,479
1,530
1,345
1,511
1,168
1,050
1,125
1,040
1,240
0,862
1,460
1,130
1,035
1,245
1,455
0,907
1,431
1,630
1,431
1,526
1,366
1,418
1,251
1,395
1,033
0,958
1,020
0,949
1,135
0,687
1,355
1,025
0,865
1,150
1,360
0,724
1,342
1,541
1,312
1,412
1,252
1,306
1,157
1,279
0,898
0,866
0,915
0,858
1,030
0,512
1,250
0,920
0,695
1,055
16
2180100
3390140
00020
370320
1000320
1370100
1860100
2400200
2710240
3030202
2760140
530140
300140
720140
1150140"
1520140
1950140
2380140
3050140
3360140
2700040
2700140
2700000
2700300
2700300
2700040
2700040
2700220
2700200
2700200
2700120
2700120
2700120
2700120
2700120
2700120
2700120
2700120
2700120
2700120
F
D
1
2
3
4
5
6
7
8
E
( 1,520 )
A
E
F
( 1,530 )
1
2
3
4
5
6
7
8
0,990
1,190
2,068
1,280
1,045
1,230
1,010
2,000
2,200
1,980
1,430
1,030
1,575
1,270
1,135
1,300
2,110
1,250
1,780
1,600
0,758
1,055
1,963
1,183
0,932
1,138
0,890
1,965
2,068
1,830
1,226
0,795
1,440
1,165
1,043
1,210
2,010
1,160
1,690
1,485
0,525
0,920
1,858
1,086
0,819
1,045
0,770
1,930
1,935
1,680
1,021
0,560
1,305
1,060
0,950
1,120
1,910
1,070
1,600
1,370
17
3480200
950200
250200
520200
1150000
1420200
1980100
2290200
2970200
3370200
480200
1710200
220200
700200
1120200
1400200
1940200
2170200
2960200
3390340
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2700140
2703200
a)
A
= A - C
= 3222040" 782020
= 1440020
= CB - CD
= 3390140 2180100
= 1210040
= DC + ( 360- DE )
= 530140 + ( 360 2760140 )
= 1370000
= ED + ( 360- EF )
= 98 0200 + ( 360 3480200 )
763000
= 1463000
= FE - FA
= 1710200- 480200
= 1230000
= 7110400
= 180 ( n 2 )
= 180 ( 6 2 ) = 72000'00"
= ( n 2 ) 180
= 7110400 720
= 85600
=
856'00"
6
= 12920
A = 760300 + 12920
= 77 32 20
B = 1440020 + 12920
= 1452940
C = 1210040 + 12920
= 1223000
D = 1370000 + 12920
= 1382920
= 1100000 + 12920
= 1112920
= 1230000 + 12920
= 1242920
18
b)
= 7200000
'AB = 1432020
'BC = 1432020 + 180 1452940
= 1775040
= 2352040
= 2765120
= 3452200
= 4005240 +
AB
Kontrol Azimuth
= FA + 180 A
dA F
dA 1
dA 2
dA 3
dA 4
dA 5
dA 6
dA 7
dA 8
19
Titik B
dB C
dB A
dB 1
dB 2
dB 3
dB 4
dB 5
dB 6
dB 7
dB 8
Titik C
dC D
dC B
dC 1
dC 2
dC 3
dC 4
dC 5
dC 6
dC 7
dC 8
Titik D
dD E
dD C
dD 1
dD 2
dD 3
dD 4
20
dD 5
dD 6
dD 7
dD 8
Titik E
dE F
dE D
dE 1
dE 2
dE 3
dE 4
dE 5
dE 6
dE 7
dE 8
Titik F
dF A
dF E
dF 1
dF 2
dF 3
dF 4
dF 5
dF 6
dF 7
dF 8
21
37,49 m
dBC =
36,49 m
dCD =
18,69 m
dDE =
26,99 m
dEF
46,74 m
dFA
40,89 m
= 207,29 m
Rumus : X = d Sin
XBM A = dBM - A . sin BM A
= 28,99 . sin 782100
XA B
= dA - B . sin 'A - B
= 37,49 . sin 1432020
XB C
= 26,797
= dE - F . sin 'E - F
= 46,74 . sin 3452200
XF A
= 15,374
= dD - E . sin 'D - E
= 26,99 . sin 2765120
XE F
= +1,372
= dC - D . sin 'C - D
= 18,69 . sin 2352040
XD E
= +22,385
= dB - C . sin 'B - C
= 36,49 . sin 1775040
XC D
= +28,393
= 11,808
= dF - A . sin 'F - A
= 40,89 . sin 4005240
x
= +26,760
=
22
3,462
Koreksi X = d Sin
Kesalahan (fx)= -d.sin
= 3,462
Rumus : X = x fx .(d d)
XA B = +22,385 + 3,462 . (37,49 / 207,29) =
+23,011
+1,982
15,062
26,346
11,028
+27,443 +
X '
= +10,000
XA
= +10,000 + 28,393
38,393
XB
= 38,393 + 23,011
61,400
XC
= 61,400 + 1,982
63,386
XD
= 63,386 15,062
48,324
XE
= 48,324 26,346
21,978
XF
= 21,978 11,028
10,950
XA = 10,950 + 27,443
= 38,393
+5,854
= dA - B . cos 'A - B
= 37,49 . cos 1432020
YB C
= 30,074
= dB - C . cos 'B - C
= 36,49 . cos 1775040
= 36,464
23
0,000
YC D
= dC - D . cos 'C - D
= 18,69 . cos 2352040
YD E
= dD - E . cos 'D - E
= 26,99 . cos 2765120
YE F
+3,222
= dE - F . cos 'E - F
= 46,74 . cos 3452200
YF A
= 10,628
= +45,224
= dF - A . cos 'F - A
= 40,89 . cos 4005240
y
= +30,917
=
+2,197
Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = - d Cos = - 2,197
Rumus : Y =y fy . (d /d)
YA B = -30,074 2,197 . (37,49 / 207,29)
= 30,471
= 36,851
= 10,826
= + 2,936
= + 44,729
= + 30,484 +
Y '
Koordinat titik utama Y
YBM
= +10,000
YA
= +10,000 + 5,854
YB
= +15,854 30,471
= 14,617
YC
= -14,617 36,851
= 51,468
YD
= -51,468 10,826
= 62,294
YE
= -62,294 + 2,936
= 59,358
YF
= -15,358 + 44,729
= 14,629
YA = -14,629 + 30,484
= +15,854
15,854
24
0,000
+28,393
+5,854
A
+23,011
-30,471
+1,982
-36,851
-15,062
-10,826
-26,346
+2,936
B
C
D
E
-11,028
Titik A
dA-1 =
10,99 m
dA-2 =
19,99 m
dA-3 =
41,99 m
dA-4 =
36,99 m
dA-5 =
38,99 m
dA-6 =
37,99 m
dA-7 =
34,99 m
dA-8 =
13,99 m
= 235,92 m
x = d .sin
XA 1
3,832
15,416
XA 3
41,978
+38,393
+15,854
+61,40
-14,617
+63,386
-51,468
+48,324
-62,294
+21,978
-59,358
+10,95
-14,629
+38,393
+15,854
+30,484
d)
Y
+10,00
+44,729
F
+27,443
X
+10,00
25
XA 4
15,424
XA 5
2,961
XA 6
= 33,017
XA 7
= 34,420
XA 8
= 13,116
6,864
Koreksi X = d Sin
Kesalahan (fx)= -d.sin = 6,864
Rumus : X = x fx .(d d)
XA 1 = 3,832
= + 4,152
= + 15,998
= + 43,199
= + 16,500
XA 5 = -2,961
1,827
= 31,912
= 33,402
= 12,708 +
X '
26
0,000
= +38,393
XA 1 = +38,393 +15,998
42,545
XA 2 = +38,393 + 15,39
54,391
XA 3 = +38,393 + 43,199
81,592
XA 4 = +38,393 + 16,500
54,893
XA 5 = +38,393 1,827
36,566
XA 6 = +38,393 31,912
6,481
XA 7 = +38,393 33,402
4,991
XA 8 = +12,568 12,708
25,685
Y = d cos
YA 1
10,304
YA 2
12,717
YA 3
0,993
YA 4
= 33,621
YA 5
= 38,878
YA 6
= 18,790
YA 7
YA 8
= 4,866
6,289
= 58,096
Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = -d.cos =58,096
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YA 1 = 10,304 + 58,096 . (10,990 / 235,92) =
13,010
YA 2 =12,717
17,649
9,347
27
YA 8 = 4,866
Y '
Koordinat Titik Detail YA
YA
= +15,854
YA 1 = +15,854 + 13,010
28,864
YA 2 = +15,854 + 17,649
= 33,503
YA 3 = +15,854 + 9,347
25,201
YA 4 = +15,854 24,512
-8,658
YA 5 = +15,854 29,275
= -13,421
YA 6 = +15,854
9,435
6,419
YA 7 = +15,854 + 14,905
30,759
YA 8 = +15,854 + 8,311
= 24,165
Titik B
dB-1 =
28,99 m
dB-2 =
20,49 m
dB-3 =
17,99 m
dB-4 =
61,99 m
dB-5 =
33,99 m
dB-6 =
29,49 m
dB-7 =
24,49 m
dB-8 =
27,49 m
d =
244,92 m
28
9,435
14,905
8,311 +
0,000
x = d .sin
XB 1
9,129
XB 2
10,043
XB 3
7,499
XB 4
14,635
XB 5
6,686
XB 6
= 14,898
XB 7
= 23,924
XB 8
5,554
9,758
X
Koreksi X = d Sin
10,282
XB 2 = 10,043
1,859
XB 3 = 7,499
8,216
XB 4 = 14,635
17,104
XB 5 =6,686
5,332
= 13,723
= 22,948
4,458 +
0,000
X '
29
XB
+61,40
XB 1
+61,40 +10,282
71,682
XB 2
+61,40 +1,859
72,259
XB 3
= +61,40 + 8,216
69,616
XB 4
= +61,40 + 17,104
78,504
XB 5
= +61,40 5,332
56,068
XB 6
= +61,40 13,723
47,677
XB 7
= +61,40 22,948
38,452
XB 8
= +61,40 4,458
56,942
Y = d .cos
YB 1
27,516
YB 2
17,859
YB 3
= 16,351
YB 4
= 60,238
YB 5
= 33,3125
YB 6
= 25,449
YB 7
5,236
YB 8
26,923
= 57,810
Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = -d.cos = 57,81
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YB 1 = 27,516 + 57,81 . (28,99 / 244,92)
34,369
22,695
= 12,105
= 45,606
30
= 25,289
= 18,488
Y '
= -14,617
YB 1
= -14,617 +34,369
28,864
YB 2
= -14,617 +22,695
33,503
YB 3
= -14,617 12,105
25,201
YB 4
= -14,617 45,606
8,658
YB 5
= -14,617 25,289
= 13,421
YB 6
= -14,617 18,488
6,419
YB 7
= -14,617 + 11,012
30,759
YB 8
= -14,617 + 33,412
= 24,165
Titik C
dC-1 =
17,70 m
dC-2 =
17,69 m
dC-3 =
23,79 m
dC-4 =
22,69 m
dC-5 =
22,69 m
dC-6 =
22,39 m
dC-7 =
18,79 m
dC-8 =
23,19 m
d =
168,93 m
31
11,012
33,412
0,000
x = d .sin
XC 1
= 0,00172
XC 2
10,659
XC 3
23,424
XC 4
15,468
XC 5
2,378
XC 6
= 19,397
XC 7
= 18,787
XC 8
= 19,440
= 10,449
Koreksi X = d Sin
Kesalahan (fx)= -d.sin = 10,449
Rumus : Y = Y fy .(d d)
XC 1 =0,00172 + 10,449 . (17,70 / 168,93)
1,096
11,753
24,895
16,872
= 18,012
= 17,625
= 18,005
X '
32
0,974
0,000
XC
= +63,386
XC 1
= +63,386 + 1,096
64,482
XC 2
= +63,386 + 11,753
75,139
XC 3
= +63,386 + 24,895
88,281
XC 4
= +63,386 + 16,872
80,258
XC 5
= +63,386
0,974
62,412
XC 6
= +63,386 18,012
45,374
XC 7
= +63,386 17,625
45,761
XC 8
= +63,386 18,005
45,381
Y = d .cos
YC 1
17,699
YC 2
14,117
YC 3
4,154
YC 4
= 16,600
YC 5
= 22,565
YC 6
= 11,184
YC 7
0,342
YC 8
12,643
9,702
Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = -d.cos = 9,702
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YC 1 = 17,699
18,715
15,133
= 15,297
33
2,787
= 21,262
9,898
1,421
Y '
= 14,617
YC 1
= 14,617 +18,715
= 32,753
YC 2
= 14,617 +15,133
= 36,335
YC 3
= 14,617 2,787
= 54,255
YC 4
YC 5
= 14,617 21262
= 72,730
YC 6
= 14,617 9,894
= 61,366
YC 7
= 14,617 + 1,421
= 50,047
YC 8
= 14,617 + 13,975
= 37,497
Titik D
dD-1 =
20,99 m
dD-2 =
18,19 m
dD-3 =
20,99 m
dD-4 =
28,59 m
dD-5 =
20,99 m
dD-6 =
20,99 m
dD-7 =
33,99 m
dD-8 =
18,99 m
= 183,72 m
34
13,975
0,000
x = d .sin
XD 1
= 20,99 . sin
30140
10,504
17,302
XD 3
19,019
XD 4
13,490
XD 5
5,442
XD 6
= 17,806
XD 7
= 27,834
XD 8
= 7,715
1,437
Koreksi X = d Sin
Kesalahan (fx) = -d.sin = - 1,437
Rumus : X = x fx .(d d)
XD 1 =10,504
10,339
XD 2 = 17,302
17,159
XD 3 = 19,019
18,855
XD 4 = 13,409
13,185
XD 5 = 5,442
5,606
= 17,970
= 28,099
XD 8 = 7,715
7,863
0,000
X '
35
XD
= +48,324
XD 1
= +48,324 + 10,339
58,663
XD 2
= +48,324 + 17,159
65,483
XD 3
= +48,324 + 18,855
67,179
XD 4
= +48,324 + 13,185
61,509
XD 5
= +48,324 5,606
42,718
XD 6
= +48,324 17,997
30,354
XD 7
= +48,324 28,099
20,225
XD 8
= +48,324 7,863
40,461
Y = d .cos
YD 1
= 20,99 . cos
30140
18,173
5,613
YD 3
= 8,8799
YD 4
= 25,249
YD 5
= 20,272
YD 6
= 11,114
YD 7
19,509
YD 8
17,352
4,867
Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = -d.cos = 4,867
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YD 1 = 18,173 4,867 . (20,99 / 183,72)
18,729
6,095
8,323
= 24,492
36
= 19,716
= 10,557
20,409
17,855
Y '
0,000
= 62,294
XD 1
= 62,294 + 18,729
= 43,565
XD 2
= 62,294 + 6,095
= 56,199
XD 3
= 62,294 8,323
= 70,617
XD 4
= 62,294 24,492
= 86,786
XD 5
= 62,294 19,716
= 88,012
XD 6
= 62,294 10,557
= 72,851
XD 7
= 62,294 20,409
= 41,885
XD 8
= 62,294 + 17,855
= 44,439
Titik E
dE-1 =
23,99 m
dE-2 =
19,39 m
dE-3 =
22,99 m
dE-4 =
18,99 m
dE-5 =
23,99 m
dE-6 =
16,99 m
dE-7 =
18,49 m
dE-8 =
29,99 m
= 174,82 m
37
x = d .sin
XE 1
10,151
XE 2
15,286
XE 3
20,830
XE 4
11,683
XE 5
3,352
XE 6
= 12,829
XE 7
= 16,469
XE 8
= 11,702
13,598
Koreksi X = d Sin
Kesalahan (fx) = -d.sin = 13,596
Rumus : X = x fx .(d d)
XE 1 = 10,151 13,596 . (23,99 / 174,82)
8,285
13,778
19,041
10,205
= 14,150
= 17,907
= 14,034
X '
38
5,218
0,000
XE
= +21,978
XE 1
= +21,978 + 8,285
30,263
XE 2
= +21,978 + 13,778
35,756
XE 3
= +21,978 + 19,041
41,019
XE 4
= +21,978 + 10,205
32,183
XE 5
= +21,978
5,218
16,760
XE 6
= +21,978 14,150
7,828
XE 7
= +21,978 17,905
4,071
XE 8
= +21,978 14,034
7,944
Y = d .cos
YE 1
21,736
YE 2
11,929
YE 3
9,728
YE 4
= 14,971
YE 5
= 23,754
YE 6
= 11,139
YE 7
8,440
YE 8
27,613
10,090
Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = -d.cos = - 10,09
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YE 1 = 21,736
20,351
10,809
YE 3 =9,728
= 11,155
= 16,066
39
= 25,139
= 12,119
7,337
25,882
Y '
0,000
= 59,358
YE 1
= 59,358 + 20,351
= 39,007
YE 2
= 59,358 + 10,809
YE 3
= 59,358 11,055
= 70,413
YE 4
= 59,358 16,066
YE 5
= 59,358 25,139
= 84,497
YE 6
= 59,358 12,119
YE 7
= 59,358 + 7,337
= 52,021
YE 8
= 59,358 + 25,882
= 33,476
8,549
5,424
1,477
Titik F
dF-1 =
17,49 m
dF-2 =
20,39 m
dF-3 =
18,49 m
dF-4 =
17,99 m
dF-5 =
19,99 m
dF-6 =
17,99 m
dF-7 =
17,49 m
dF-8 =
22,99 m
= 153,92 m
40
x = d .sin
XF 1
6,561
XF 2
19,728
XF 3
17,371
XF 4
11,556
XF 5
= 4,847
XF 6
= 10,835
XF 7
= 16,165
XF 8
= 8,216
15,153
Koreksi X = d Sin
Kesalahan (fx) = -d.sin = 15,153
Rumus : X = x fx .(d d)
XF 1 = 6,561
4,838
XF 2 = 19,728
17,662
15,551
9,785
XF 5 = 4,847
6,815
= 12,606
= 17,936
= 10,479
X '
41
0,000
XF
+10,95
XF 1
= +10,95 + 4,838
15,788
XF 2
= +10,95 + 17,662
28,612
XF 3
= +10,95 + 15,551
26,501
XF 4
= +10,95 + 9,789
20,735
XF 5
= +10,95
4,135
XF 6
= +10,95 12,606
= 1,656
XF 7
= +10,95 17,936
= 6,986
XF 8
= +10,95 10,479
= 0,471
6,815
Y = d .cos
YF 1
16,213
YF 2
7,167
YF 3
= 6,3341
YF 4
= 13,788
YF 5
= 19,393
YF 6
= 14,361
YF 7
7,896
YF 8
21,472
1,128
Koreksi Y = d Cos
Kesalahan (fy) = -d. cos = 1,128
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YF 1 = 16,213
16,341
YF 2 = 7,167
7,321
YF 3 = 6,331
6,198
YF 4 = 13,78
= 13,656
42
YF 5 = 19,39
19,247
14,229
YF 7 = 7,896
8,028
21,640
Y '
0,000
Polygon
YF
= 14,629
YF 1
= 14,629 + 16,341
1,712
YF 2
= 14,629 + 7,321
7,308
YF 3
= 14,629 + 6,198
= 20,827
YF 4
= 14,629 + 13,656
= 28,285
YF 5
= 14,629 19,247
= 33,876
YF 6
=14,629 14,229
= 28,858
YF 7
= 14,629
8,028
6,601
YF 8
= 14,629 21,640
7,011
Detail
koordinat
X
koordinat
Y
1
2
3
4
5
6
7
8
+4,152
+15,998
+43,199
+16,500
-1,827
-31,912
-33,402
-12,708
+13,010
+17,649
+9,347
-24,512
-29,275
-9,435
+14,95
+8,3111
+42,545
+54,391
+81,592
+54,893
+36,566
+6,481
+4,991
+25,685
+28,864
+33,503
+25,201
-8,658
-13,421
+6,419
+30,759
+24,165
43
Polygon
Detail
koordinat
X
koordinat
Y
1
2
3
4
5
6
7
8
+10,282
+10,859
+8,216
+17,104
-5,332
-13,723
-22,948
-4,458
+34,369
+22,695
-12,105
-45,606
-25,289
-18,488
+11,012
+33,412
+71,682
+72,259
+69,616
+78,504
+56,068
+47,677
+38,452
+56,942
+28,864
+33,503
+25,201
-8,658
-13,421
+6,419
+30,759
+ 24,165
1
2
3
4
5
6
7
8
+1,096
+11,753
+ 24,895
+16,872
-0,974
-18,012
-17,625
-18,005
+18,715
+15,133
-2,787
-15,297
-21,262
-9,898
+1,421
+13,975
+64,482
+75,139
+88,281
+80258
+62,412
+45,374
+45,761
+45,381
-32,753
-36,335
-54,255
-66,765
-72,730
-61,366
-50,047
-37,497
1
2
3
4
5
6
7
8
+10,339
+17,159
+18,855
+13,185
-5,606
-17,970
-28,99
-70863
+18,729
+6,095
-8,3223
-24,492
-19,716
-10,557
+20,409
+17,855
+58,66
+65,483
+67,179
+61,509
+42,718
+30,354
+20,225
+40,461
-43,565
-56,199
-70,617
-86,786
-82,012
-72,851
-41,885
-44,439
44
Polygon
Detail
koordinat
X
koordinat
Y
1
2
3
4
5
6
7
8
+8,285
+13,778
+19,041
+10,205
-5,218
-14,150
-17,907
-14,034
+20,351
+10,809
-11,055
-16,066
-25,139
-12,119
+7,337
+25,882
+30,263
+35,756
+41,019
+32,183
+16,76
+7,828
+4,071
+7,944
-39,007
-48,349
-70,413
-75,424
-84,497
-71,477
-52,021
-33,476
1
2
3
4
5
6
7
8
+4,838
+17,662
+15,551
+9,785
-6,815
-12,606
-17,936
-10,479
+16,391
+7,321
-6,198
-13,656
-19,247
-14,229
+8,028
+21,640
+15,788
+28,612
+26,501
+20,735
+4,135
-1,656
-6,986
-0,471
+1,712
-7,308
-20,827
-28,285
-33,876
-28,858
-6,601
+7,011
Titik Utama
HA - B
HB - A
HB - C
HC - B
45
= +0.539
HC - D
HD - C
HD - E
HE - D
HE - F
HF - E
HF - A
HA - F
46
H rata-rata
HA-B
1,1452 + 0,9900
=
2
0,9751
HB-C
0,533 + 0,539
=
2
0,5360
HC-D
- 0,021 + 0,559
=
2
= -0,2900
HD-E
0,487 + 0,458
=
2
0,4725
HE-F
0,765 + 0,758
=
2
0,7615
HF-A
0,324 + 1,000
=
2
0,6662
3,0690
Kontrol H
=
3,0690
0,5115
HA-BM = 0,6193
HA-B
= 0,9270 0,5115
0,4115
HB-C
= 0,5360 0,5115
0,0245
HC-D
= 0,290 0,5115
= 0,8015
HD-E
= 0,4725 0,5115
= 0,0390
HE-F
= 0,7615 0,5115
0,2500
HF-A
= 0,6620 0,5115
0,1505 +
H =
47
Titik detail A
0,3100
0,5868
0,7265
1,0346
1,2169
0,8538
0,7221
0,3269
Titik detail B
Titik detail C
0,0198
0,0250
0,1917
0,0485
48
Titik detail D
0,4981
0,5680
0,3831
0,8021
0,1631
0,4931
0,7032
0,3674
Titik detail E
= 0,4664
0,3264
0,5811
0,3742
0,6216
= 0,4867
= 0,5185
= 0,3158
Titik detail F
0,0537
0,3752
0,4965
0,3287
0,4218
0,3787
= 0,2006
49
0,0673
Titik
1
2
3
4
5
6
7
8
b)
HB
- 1,9070
- 0,0052
+0,01819
+0,28300
+0,28100
+0,10690
+0,21740
- 0,2699
HC
- 0,0005
- 0,1840
+0,0198
- 0,0911
- 0,0011
+0,0250
+0,1917
+0,0485
HD
+0,4981
+0,5680
+0,3831
+0,8021
+0,1631
+0,4931
+0,7032
+0,3674
HE
- 0,4664
+0,3264
+0,5811
+0,3742
+0,6216
- 0,4867
- 0,5185
-0,3158
HF
+0,0537
+0,3752
+0,4965
+0,3287
+0,4218
+0,3787
- 0,2006
+0,0673
Perhitungan Elevasi
Titik Utama
EBM = +10,000
EA
= EBM + HBM A
= +10,000 + (0,6193)
= +9,3807
EB
= EA + HA B
= +9,3807 + (0,4155)
= +9,7962
EC
= EB + HB C
= +9,7962 + (0,0245)
= +9,8207
ED
= EC + HC D
EE
= ED + HD E
EF
= EE + HE F
= +8,9802 + (0,2500)
Check : EA = EF + HF A
50
= +9,2302
Titik detail A
9,3807 + 0,3100
= 9,6907
9,3807 + 0,5868
= 9,9675
9,3807 + 0,7265
= 10,1072
9,3807 + 1,0346
= 10,4153
9,3807 + 1,2169
= 10,5976
9,3807 + 0,8538
= 10,2345
9,3807 + 0,7221
= 10,1028
9,3807 + 0,3269
= 9,7076
Titik detail B
9,7962
+ -1,9070 = 7,8892
9,7962
+ -0,0052 = 9,7910
9,7962
+ 0,01819 = 9,8144
9,7962
+ 0,2830
= 10,0792
9,7962
+ 0,2810
= 10,0772
9,7962
+ 0,1069
= 9,9031
9,7962
+ 0,2174
= 10,0136
9,7962
+ -0,2699 = 9,5263
Titik detail C
9,8207
+ -0,0005 = 9,8202
9,8207
+ -0,1840 = 9,6367
9,8207
+ 0,0198
9,8207
+ -0,0911 = 9,7296
9,8207
+ -0,0011 = 9,8196
9,8207
+ 0,0250
= 9,8457
9,8207
+ 0,1917
= 10,0124
9,8207
+ 0,0485
= 9,8692
= 9,8405
51
Titik detail D
9,0192
+ 0,4981
= 9,5173
9,0192
+ 0,5680
= 9,5872
9,0192
+ 0,3831
= 9,4023
9,0192
+ 0,8021
= 9,8213
9,0192
+ 0,1631
= 9,1823
9,0192
+ 0,4931
= 9,5123
9,0192
+ 0,7032
= 9,7224
9,0192
+ 0,3674
= 9,3866
Titik detail E
8,9802
+ -0,4664 = 8,5138
8,9802
+ 0,3264
= 9,3066
8,9802
+ 0,5811
= 9,5613
8,9802
+ 0,3742
= 9,3544
8,9802
+ 0,6216
= 9,6018
8,9802
+ -0,4867 = 8,4935
8,9802
+ -0,5185 = 8,4644
8,9802
+ -0,3158 = 8,6644
Titik detail F
9,2302
+ 0,0537
= 9,2839
9,2302
+ 0,3752
= 9,6054
9,2302
+ 0,4965
= 9,7267
9,2302
+ 0,3287
= 9,5589
9,2302
+ 0,4218
= 9,6520
9,2302
+ 0,3787
= 9,6089
9,2302
+ -0,2006 = 9,0296
9,2302
+ 0,0673
= 9,2975
52
HA
9,6907
9,9675
10,1072
10,4153
10,5976
10,2345
10,1028
9,7076
HB
7,8892
9,7910
9,8144
10,0792
10,0772
9,9031
10,0136
9,5263
HC
9,8202
9,6367
9,8405
9,7296
9,8196
9,8457
10,0124
9,8692
53
HD
9,5173
9,5872
9,4023
9,8213
9,1823
9,5123
9,7224
9,3866
HE
8,5138
9,3066
9,5613
9,3544
9,6018
8,4935
8,4644
8,6644
HF
9,2839
9,6054
9,7267
9,5589
9,6520
9,6089
9,0296
9,2975
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah kami melaksanakan praktikum pengukuran Ukur Tanah II ini, maka kami dapat
simpulkan sebagai berikut :
1.
Dalam perhitungan yang kami lakukan, kami mendapat hasil perhitungan toleransi
jarak yang tidak memenuhi syarat, yaitu :
Toleransi jarak =
( Fx + Fy )
1
3000
3,462 + 2,197
1
207,29
3000
= 0,02729 3,33333
Sehingga, praktikum yang kami lakukan masih dapat diterima didalam pengukuran.
2.
Sudut Dalam
Beda Tinggi
54
skm ) mm
dengan
4.
Dari hasil pengukuran dilokasi yang kami lakukan ternyata memiliki beda tinggi yang
tidak terlalu tinggi, sehingga dapat dikatakan permukaan tanah datar.
B. SARAN
Dari ketiga jenis pengukuran diatas, kesalahan-kesalahan tersebut seluruhnya dapat
dihindari dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Sudut Dalam
Untuk
menghindari
kesalahn
dalam
pengukuran
sudut
dalam
sebaiknya
Pada pengukuran jarak dan beda tinggi sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini :
Pada saat pengukura dilapangan sebaiknya memperhatikan cuaca, suhu kondisi
dan situasi lapangan.
Diusahakan jarak antara titik-titik utama tidak terlalu berbeda jauh.
55
BAB VI
PENUTUP
Alat ukur Theodolite sangat penting digunakan dalam bidang pengukuran yaitu untuk
menentukan ketinggian permukaan tanah dititik-titik tertentu pada permukaan bumi.
Pengukuran Theodolite dilakukan untuk pengukuran memanjang dan melintang. Alat-alat
yang melengkapi dalam pengukuran selain Theodolite adalah rambu ukur atau baak ukur,
statip, meteran dan payung untuk melindungi Theodolite dari sinar matahari langsung. Prinsip
kerja dalam menggunakan alat waterpass ini adalah membuat garis sumbu teropong
horizontal. Bagian yang membuat berkedudukan horizontal adalah nivo yang berbentuk
sebagai tabung yang berisi cairan dengan gelembung udara didalamnya. Sehingga dengan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
terselesaikannya laporan ini dan semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.
56
DAFTAR PUSTAKA
1.
Grafika, Semarang.
3.
Rais Jacob, 1980, Ilmu Ukur Tanah, Jilid II, Cipta Sari
Grafika, Semarang.
4.
Jakarta.
5.
57