Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pembimbing : Dr. H. Herry Setya Yudha Sp.B, MHKes, FinaCS Disusun Oleh : Riza Rahmalia (110.2005.228)
Tulang patella
Tulang tibia
Tulang fibula
Diagnosa
Nyeri, bengkak, deformitas, false movement, crepitasi haemathros limitasi ROM Perhatian gannguan vaskuler & neuro
Komplikasi
Gangguan neurovaskuler, delayed/non union, mal union, joint kontraktur, instability knee, infeksi, arthritis post trauma
Terapi
Fracture impacted atau nondisplace well molded cast brace long lengan aligment yang baik Frakture supracondylar skeletal traksi cast brace Frakture intracticular displace ORIF bone graft
Rehabilitasi
Quadriceps exercise, exercise extensi knee & dorso flexi kaki Posisi post op : dengan CPM 4-5 hari Latihan berdiri (toe touch) NWB hari 5-7 dengan cruth PWB bertahab (bervariasi sesuai bentuk & implant yang di pasang)
Fraktur Patella
Klasifikasi
Undiplace Transverse Pole atas atau bawah Communitiva Vertikal
Diagnosa Klinis
Nyeri, bengkak, creptasi, defect antar fragmen, haemathros Gangguan extensor mechanisme lutut
Komplikasi
Infeksi, sparasi fragmen Kelemahan quadricep
Rehabilitasi
Post op sebaiknya dengan immobilisasi cast minimal 3 mg Quadricep exercise, flexi exercise aktif supported PWB mg ke-4 PWB mg ke-8 Floor contact hari ke-5
Diagnosa
Nyeri, bengkak, crepitasi, defect antar fragmen, haemathros, gangguan ROM knee
Komplikasi
deformitas varus/valgus, stiff knee, arthritis
Terapi
Rehabilitasi
GE supported aktive knee flexi 20-60 Floor contact hr. 9-8 Post op tanpa fixatie, CPM PWB mg 10 14 FWB mg 16 18
1+ 2+ 3+ 4+
Diagnosa
Klinis : Nyeri, bengkak, haemathros, sagging, limitasi ROM Test stabilitas lutut (dengan anesthesi lokal atau general)
Drawer test Lachman test Quadricep test
Komplikasi :
Osteoarthritis, limitasi ROM lutut
Post rekonstruksi :
infeksi, kekakuan otot, gangguan nerovaskular, nekrosis kulit
Rehabilitasi / konservasi
phase I (inflasi) selama 5 hari
anti inflasi kompres es immoblisasi
hari ke-5 dilanjutkan QE isometris phase II : QE isometris (stengthening sleve type brace aktifitas lari jongkok, bersepeda, berenang) phase III : mulai minggu 6 12 (aktifitas normal) skeve brace dipakai s/d 1 tahun
OSTEOARTHRITIS
Definisi
Osteoarthritis merupakan suatu penyakit degeneratif (ketuaan) yang bersifat progresif yang biasanya menyerang pada cartilage sendi diartrosis kemudian timbul pembentukkan tulang baru pada pinggir tulang
Etiologi
Pada umumnya penderita Osteoarthritis lutut ini, etiologinya tidak diketahui. Namun beberapa faktor yang disebut-sebut mempunyai peranan atas timbulnya Osteoarthritis antara lain:
Umur Jenis kelamin Pekerjaan Kegemukan Suku bangsa Genetik Trauma Faktor lain
Klasifikasi
Sehubungan dengan dengan penyebabnya Osteoarthritis mempunyai dua bentuk yaitu :
Osteoarthritis primer / Idiopatik Osteoarthritis primer jenis ini paling sering ditemukan dimana faktor predisposisinya belum diketahui. Osteoarthritis sekunder Osteoarthritis sekunder merupakan jenis osteoarthritis pada sendi yang sebelumnya sudah ditemukan kerusakan atau kelainan pada sendinya. Misalnya dysplasia sendi arthritis.
Patofisiologi
Pada Osteoarthritis lutut yang pertama kali mendapat serangan adalah kartilago sendi. Kelainan Osteoarthritis berawal dari berkurangnya atau tidak terbentuknya substansi kartilago. Terjadilah perlunakan kartilago, sehingga fungsi dari kartilago menjadi hilang. Lamakelamaan akhirnya kartilago mengalami pengikisan dan menjadi menipis. Setelah itu pada tepi persendian terjadi pertumbuhan tulang baru yang lebih rapuh dan mempunyai duri (osteofit).
Osteofit ini semakin lama bertambah dan menekan struktur-struktur disekitar kartilago, membrana synovial. Jika ada gerakan persendian, osteofit dapat lepas dan masuk kedalam ruang sendi (cavum sendi), sehingga pada permukaan persendian kasar dan tidak rata. Kejadian ini dapat menimbulkan reaksi pada membrana synovial lebih banyak, maka terlihat sendi lutut bengkak. Akhirnya terjadilah fibrosis dan kontraktur pada kapsul sendi.
Pemeriksaan penunjang
Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah:
Penyempitan celah sendi yang sering asimetris (lebih berat pada bagian yang menanggung beban) Peningkatan densitas (sklerosis) tulang subkondral) Kista tulan Osteofit pada pinggir sendi Perubahan struktur anatomi sendi
Terapi
Obat-obatan Obat-obatan anti inflamasi non steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi viskositas\ Perlindungan sendi Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit misalnya dengan modifikasi tempat duduk dan mengurangi aktivitas jongkok dan berlutut.
Diet Penurunan berat badan seringkali mengurangi timbulnya keluhan. Dukungan psikososial Dukungan psikososial diperlukan oleh pasien OA karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuan yang ditimbulkan. Fisioterapi dapat berupa terapi panas dan dingin serta program latihan yang tepat.
Operasi Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien OA dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyeri menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dapat dilakukan adalah osteotomi untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidak sesuaian, debridemen sendi untuk mengghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pembersihan osteofit, artroplasti parsial dan total, artrodesis dan kondroplasti
~ Terima Kasih ~