Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika ( Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193 ). BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat yang dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan urine (urethra).
Penyebab
yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui Ada beberapa factor kemungkinan penyebab antara lain :
Dihydrotestosteron Perubahan keseimbangan hormon estrogen testoteron Interaksi stroma - epitel Berkurangnya sel yang mati Teori sel stem
Gejala
Obstruktif yaitu :
Hesitansi Intermitency Terminal dribling Pancaran lemah Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil dan terasa belum puas.
Gejala
Iritasi yaitu :
1.
Rectal Grading, yaitu dengan cara rectal toucher diperkirakan berapa cm prostat yang menonjol kedalam lumen rectum yang dilakukan sebaiknya pada saat buli-buli kosong. Gradasi ini adalah : 0-1 cm : grade 0 1-2 cm : grade 1 2-3 cm : grade 2 3-4 cm : grade 3 4 cm : grade 4 Pada grade 3-4 batas prostat tidak teraba. Prostat fibrotik, teraba lebih kecil dari normal.
2. Clinical Grading, dalam hal ini urie menjadi patokan. Pada pagi hari setelah bagun pasien disuruh kencing sampai selesai, kemudian dimasukan kateter ke dalam buli-buli untuk mengukur sisa urine. - Sisa urine 0 cc : normal - Sisa urine 0-50 cc : grade 1 - Sisa urine 50-150 cc : grade 2 - Sisa urine > 150 cc : grade 3 - Tidak bisa kencing : grade 4
3.
Intra Uretral Grading, dengan alat perendoskope dengan diukur / dilihat beberapa jauh penonjolan lobus lateral kedalam lumen uretra. - Grade I : Clinical grading sejak berbulan-bulan, bertahun-tahun, mengeluh kalau kencing tidak lancar, pancaran lemah, nokturia. - Grade II : Bila miksi terasa panas, sakit, disuria. -Grade III : Gejala makin berat - Grade IV : Buli-buli penuh, disuria, overvlow inkontience. Bila overflow inkontience dibiarkan kdengan adanya infeksi didapat dengan adanya infeksi dapat terjadi urosepsis berat. Pasien menggigil, panas 40-41 * C, kesadaran menurun.
Observasi
Medikamentosa Pembedahan Terapi
Obstruksi akut / kronis berhubungan dengan obstruksi mekanik, pembesaran prostat,dekompensasi otot destrusor dan ketidakmapuan kandung kemih unmtuk berkontraksi secara adekuat. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan iritasi mukosa buli buli, distensi kandung kemih, kolik ginjal, infeksi urinaria. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan pasca obstruksi diuresis.. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan atau menghadapi prosedur bedah Kurang pengetahuan tentang kondisi ,prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi