Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Anamnesa Anamnesa adalah metode pengumpulan data dengan wawancara baik langsung pada pasien maupun pada keluarga pasien. Anamnesa umum mencakup identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit, serta tindakan medis yang pernah dilakukan sedangkan anamnesis khusus yaitu mengenai jenis, ketepatan waktu dan durasi nyeri; lokasi dan distribusi nyeri; provokasi sikap posisi dan gerak yang menimbulkan nyeri. a. Pemeriksaan a) b) - Inspeksi 0 1 2 3 4 5 Palpasi Pemeriksaan kekuatan otot Tidak ada tonus (dengan palpasi). Ada kontraksi tapi tidak ada gerakan. Ada gerakan dengan ROM penuh, tidak melawan gravitasi. Ada gerakan ROM penuh, dapat melawan gravitasi. Gerakan ROM penuh, dengan melawan tahanan. Gerakan ROM penuh, melawan tahanan maksimal. Pemeriksaan balance 1. Sitting to standing. 2. Standing unsupported. 3. Sitting with back unsupported but feet supported on flor or on a stool. 4. Standing to sitting. 5. Transfers. 6. Standing unsupported with eyes close. 7. Standing unsupported with feet together. Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Khusus
8. Reaching forward with utstretched arm while standing. 9. Pick up onject from the floor from a standing. 10. Turning to look behind over left and right shoulder while standing. 11. Turn 360 degrees. 12. Placing alternate foot on step or stool while standing unsupported. 13. Standing unsupported one foot in front. 14. Standing on one leg. a. Biceps refleks. b. Triceps refleks. c. Patella refleks. d. Achilles refleks. e. Babinsky refleks. Pemeriksaan antropometri PEMERIKSAAN EKSPANSI THORAKS Pemeriksaan lingkar dada atas. Pemeriksaan lingkar dada tengah. Pemeriksaan lingkar dada bawah. PEMERIKSAAN LINGKAR SEGMEN Pemeriksaan lingkar lengan atas. Pemeriksaan lingkar lengan bawah. Pemeriksaan lingkar tungkai atas. Pemeriksaan lingkar tungkai bawah. 0 1 1+ Pemeriksaan tonus otot Tidak ada peningkatan tonus. Ada sedikit peningkatan tonus yang ditandai dengan Ada sedikit peningkatan tonus yang ditandai dengan ROM. adanya adanya SKALA ASHWORTH Pemeriksaan refleks
tahanan minimal pada akhir gerakan. tahanan minimal setelah melewati setengah
Ada tahanan yang kuat sehingga sangat sulit peningkatan tonus yang sangat tinggi. Terjadi rigiditas dan tidak dapat digerakan. Pemeriksaan lingkup gerak sendi
LGS adalah serangkaian gerakan yang terjadi pada persendian dari awal Instrumen yang dapat digunakan adalah goniometer 2. Problem fisioterapi Fase I Independent Tahap I Karakteristik pasien : a.Kelemahan yang ringan b. d. Kekakuan ADL Mandiri c.Berjalan Tahap II Karakteristik pasien : a.Moderat, kelemahan bagian tubuh tertentu b. d. Penurunan ringan kemandirian ADL Kesulitan mengangkat lengan c.Kesulitan naik turun tangga e.Kesulitan mengancingkan baju f. Kesulitan berjalan Tahap III Karakteristik pasien : a.Kelemahan yang berat pada daerah tertentu seperti ankle, pergelangan tangan tangan dan
b. d.
c.Cepat lelah bila berjalan jauh e.Peningkatan ringan usaha untuk bernafas Fase II (mandiri sebagian / Partially Independent) Tahap IV Karakteristik Pasien : a.Sindrom lengan menggantung dengan nyeri bahu dan kadang kadang oedema pada jaringan b. Kelemahan ekstermitas bawah yang mamu melakukan ADL tapi cepat lelah Tahap V Karakteristik pasien : a. b. c. d. e. f. respiratori Fase III Tahap VI Karakteristik pasien a.Berbaring terus b. d. Bergantung penuh ADL obatobatan, suction, operasi Untuk kesulitan bernafas : pembersihan jalan nafas, trakeostomi, respirator dengan HMV Medikasi (obatobatan) untuk menurunkan dispnea 3. Diagnosa Fisioterapi c.Untuk menurunkan aliran akumulasi air ludah : Kelemahan berat ekstermitas bawah Moderat berat ke kelemahan ( ekstermitas atas ) Bergantung pada kursi roda Peningkatan ketergantungan bantuan ADL Kerusakan kulit akibat sekunder dari kurang mobilitas Tempat tidur perawatan elektrik dengan kadar anti penekanan
Jika pasien menggunakan home mechanical Ventilation (HMV) berikan kursi untuk tempat alat
Diagnosa fisioterapi ditegakan dari pemeriksaan dan evaluasi yang merupakan hasil dari alasan-alasan klinis yang dapat menunjukan adanya disfungsi gerak dan dapat mencakup gangguan atau kelemahan (impairment), limitasi fungsi (functional limitations), ketidakmampuan (disabilities), sindroma (syndroms). 4. Program Perencanaan Fisioterapi
Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan biasanya menuntun kepada perkembangan rencana intervensi. Dapat menjadi pemikiran perencanaan alternatif untuk dirujuk kepada pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat untuk fisioterapi. 5. Intervensi Stage Fase I Independent Tahap I Karakteristik pasien : a. Kelemahan yang ringan b. Kekakuan b. Berjalan c. ADL Mandiri a. Lanjutkan aktifitas normal atau tingkatkan aktifitas jika banyak duduk untuk mencegah disease atropi b. Mulai program latihan ROM ( stretching, yoga, taichi ) c. Tambahkan program penguatan dengan latihan tahanan ringan untuk seluruh otot dan perhatikan jangan sampai terlalu lelah d. Berikan dukungan psikologis yang dibutuhkan Treatment
a. Lanjutkan sretching untuk mencegah kontraktur b. Lanjutkan dengan hati hati, perhatikan kekuatan otot dengan MMT di bawah 3 +. c. Pertimbangan suport orthotik seperti AFOs,
bagian tubuh tertentu b. Penurunan ringan kemandirian ADL c. Kesulitan naik turun tangga d. Kesulitan mengangkat lengan e. Kesulitan mengancingkan baju d. Kesulitan berjalan Tahap III Karakteristik pasien : a. Kelemahan yang berat pada daerah tertentu seperti ankle, pergelangan tangan dan tangan b. Penurunan kemandirian ADL c. Cepat lelah bila berjalan jauh d. Berjalan e. Peningkatan ringan usaha untuk bernafas
splint pergelangan tangan, jari d. Gunakan peralatan yang dapat membantu memfasilitasi ADL
a. Lanjutkan program fase 2 sesuai toleransi pasien, perhatikan jangan terlalu kelelahan karena akan menurunkan kemandirian ADL pasien b. Pertahankan kemandirian fisik pasien semampunya berikan aktifitas yang menyenangkan dan menghibur c. Berikan latihan deep breathing, stetching dada, postural drainage bila diperlukan d. Berikan kursi roda standar atau elektrik dengan modifikasi sehingga dapat sewaktu waktu menurunkan sandaran dengan kepala istirahat, tungkai ditinggikan
Fase II (mandiri sebagian / Partially Independent) Tahap IV Karakteristik Pasien : a. Sindrom lengan menggantung dengan nyeri bahu dan kadang kadang oedema pada jaringan b. Kelemahan ekstermitas bawah yang mamu melakukan ADL tapi cepat lelah Tahap V Karakteristik pasien : a. Kelemahan berat ekstermitas bawah b. Moderat berat ke kelemahan ( ekstermitas atas ) c. Bergantung pada kursi roda d. Peningkatan ketergantungan bantuan ADL e. Kerusakan kulit akibat sekunder dari kurang a. Anjurkan keluarga untuk belajar tehnik transfer ( berpindah ) yang baik, prinsip II merubah posisi dan mengatur posisi b. Berikan modifikasi rumah untuk membantu mobilitas pasien dan kemandirian pasien
mobilitas f. Tempat tidur perawatan elektrik dengan kadar anti penekanan Jika pasien menggunakan home mechanical Ventilation (HMV) berikan kursi untuk tempat alat respiratori Fase III Tahap VI Karakteristik pasien a. Berbaring terus b. Bergantung penuh ADL c. Untuk menurunkan aliran akumulasi air ludah : obatobatan, suction, operasi d. Untuk kesulitan bernafas : pembersihan jalan nafas, trakeostomi, respirator dengan HMV e. Medikasi (obatobatan) untuk menurunkan dispnea 6. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah pasien mengalami peningkatan setelah diberikan terapi atau terapi yang diberikan berguna bagi penyembuhan pasien ataukah harus diubah. Meliputi analisa dan sintesa. Untuk disfagia : makanan yang lembut, sendok yang panjang, selang makanan, gerakan gastronomi perkutaneus.