Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
By :
Dila Amalina
Usus halus adalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal. Untuk sekresi dan absorbsi, usus halus dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian atas disebut duodenum, bagian tengah disebut jejunum, bagian bawah disebut ileum. Rektum berlanjut pada anus, jalan keluar anal diatur oleh jaringan otot lurik yang membentuk baik sfingter internal dan eksternal.
Disimpulkan bahwa gastroenteritis adalh peradangan yang terjadi pada lambung dan usus dengan gejalanya diare dengan atau tanpa adanya muntah dan bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dan disebabkan oleh bermacam-macam bakteri, virus dan parasit yang patogen. Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh mikroorganisme yang merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh permukaan bumi.
Empat jenis klinis diare antara lain: Diare akut bercampur air (termasuk kolera) yang berlangsung selama beberapa jam/hari: bahaya utamanya adalah dehidrasi, juga penurunan berat badan jika tidak diberikan makan/minum. Diare akut bercampur darah (disentri): bahaya utama adalah kerusakan usus halus (intestinum), sepsis (infeksi bakteri dalam darah) dan malnutrisi (kurang gizi), dan komplikasi lain termasuk dehidrasi. Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih lama): bahaya utama adalah malnutrisi (kurang gizi) dan infeksi serius di luar usus halus, dehidrasi juga bisa terjadi. Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor): bahaya utama adalah infeksi sistemik (menyeluruh) berat, dehidrasi, gagal jantung, serta defisiensi (kekurangan) vitamin dan mineral.
Berdasarkan onset terjadinya, diare dibedakan menjadi: Diare Akut: merupakan peningkatan frekuensi BAB dan perubahan dalam konsistensi feses yang terjadi secara tiba-tiba, seringkali diakibatkan oleh agen infeksius dalam saluran pencernaan. Diare Kronik: didefinisikan sebagai peningkatan dalam frekuensi BAB dan air dalam feses dengan durasi lebih dari 14 hari, biasanya disebabkan oleh kondisi kronis seperti sindrom malabsorbsi, penyakit inflamasi saluran cerna, penuruna imunitas, alergi makanan, intoleransi laktosa, diare non spesifik (Whaley & Wong, 1994).
Etiologi Makanan dan Minuman. Infeksi atau Investasi Parasit Jamur (Candida Albicans) Infeksi. Perubahan udara. Faktor Lingkungan
Manifestasi Klinik Gejala awal adalah suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan menurun kemudian timbul diare tinja cair, mungkin mengandung darah atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu, anus dan sekitarnya menjadi lecet karena tinja menjadi asam akibatnya, banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus
Gejala klinis sesuai tingkat dehidrasi adalah sebagai berikut : Dehidrasi ringan (kehilangan 2,5% BB) Kesadaran komposmentis, nadi kurang dari 120 kali per menit, pernafasan biasa, ubun-ubun besar agak cekung, mata agak cekung, turgor dan tonus biasa, mulut kering. Dehidrasi sedang (kehilangan 6,9 % BB) Kesadaran gelisah, nadi 120-140 kali per menit, pernafasan agak cepat, ubun-ubun besar cekung, mata tampak cekung, turgor dan tonus agak kurang, mulut kering Dehidrasi berat (kehilangan > 10 % BB) Kesadaran apatis sampai koma, nadi lebih dari 140 kali permenit, pernafasan kusmaul, ubun-ubun besar cekung sekali, turgor dan tonus kurang sekali, mulut kering dan sianosis
Pemeriksaan fisik Kepala ubun-ubun ( pada infant ) tampak cekung, gangguan pertumbuhan rambut, rambut kusam, tidak mengkilap dan rontok. Mata Palpebra tampak cekung, konjungtiva anemis Mulut Warna dan kelembaban, adanya lesi, bersisik / mengelupas dan kering Abdomen Nyeri tekan, abdomen tegang, distensi, hipertimpani, peristaltik meningkat, berat badan menurun. Kulit Warna kulit, hidrasi, kering,turgor kulit menurun, keringat banyak. TTV Suhu meningkat, nadi cepat, respirasi meningkat, TD meningkat atau menurun.
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan feses konsistensi, peningkatan leukosit, darah, lendir dan mikroorganisme Pemeriksaan darah pemeriksaan elektrolit ( Na meningkat / menurun, K menurun ) hematokrit meningkat, asidosis metabolik pemeriksaan urin warna, jumlah, berat jenis (Doenges,2000; 473-475)
Komplikasi
Kehilangan air (dehidrasi) Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis) Hipoglikemia Gangguan gizi Gangguan sirkulasi
WOC
PENGKAJIAN GORDON
Persepsi diri/konsep diri : pasien mengalami gangguan konsep diri karena kebutuhan fisiologis nya terganggu sehingga aktualisasi diri tidak tercapai pada fase sakit. Seksual/reproduksi : mengalami penurunan libido akibat terfokus pada penyakit. Peran hubungan : pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan peran pasien pada kehidupan sehari-hari mengalami gangguan. Manajemen koping/stress : pasien mengalami kecemasan yang berangsur-angsur dapat menjadi pencetus stress. Pasien memiliki koping yang adekuat. Keyakinan/nilai : pasien memiliki kepercayaan, pasien jarang sembahyang karena gejala penyakit.
Pemerikasaan fisik. Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering,berat badan menurun,anus kemerahan. Perkusi : adanya distensi abdomen. Palpasi : Turgor kulit kurang elastis Auskultasi : terdengarnya bising usus. Pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif.
Evaluasi Volume cairan tubuh bisa tercukupi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kubutuhan nutrisi tubuh tercukupi. Elektrolit dalam tubuh bisa seimbang sebagaimana mestinya. Klien bisa nyaman dan tidak terganggu karena nyeri Komplikasi dapat dihindari.
MOKASIH YOOOO