Vous êtes sur la page 1sur 10

ABDUL AZIS RANTISSI Banyak dokter di muka bumi dengan berbagai macam keahlian dan spesialisasinya, tetapi sedikit

sekali di antara mereka yang hafal Al-Quran dan merindukan syahid di jalan Allah, di antara yang sedikit itu adalah dokter Abdul Aziz Rantisi. Dokter Abdul Aziz Rantisi lahir pada tanggal 23 Oktober 1947 di desa Bina, terletak di antara Askalan dan Yafa. Memiliki nama lengkap Abdul Aziz Ali Abdul Hafidz Ar Rantisi merupakan seorang dokter spesialis anak yang pernah bertugas di Rumah Sakit Naser, di lingkungan Kamp Khan Yunis, Jalur Gaza pada tahun 1976. Beliau aktif disejumlah organisasi dintaranya sebagai anggota Komite Islam, Organisasi Kedokteran Arab di Jalur Gaza. Menjadi dosen di Universitas Islam Gaza sejak dibuka pada tahun 1987 dengan memberikan mata kuliah Ilmu Genetik dan Parasit. Abdul Aziz Rantisi merupakan murid dari Syekh Ahmad Yasin, tokoh spiritual, qiyadah/ pemimpin pejuang Palestina melawan penjajah Zionis Israel di abad modern ini. Di bawah bimbingan Syekh Yasin, Abdul Aziz Rantisi dapat memahami arti kehidupan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan/ keberuntungan yang sesungguhnya, tegar dalam menghadapi cobaan, tidak terbuai dengan godaan dunia dan yang lebih penting lagi adalah bercita-citanya untuk mati syahid. Beliau pernah dipenjara ditahanan Kaffar Yunah bersama Sang Guru, Syekh Ahmad Yasin dan beberapa pejuang Palestina lainnya dari Hamas. Di penjara tersebut Abdul Aziz Rantisi melakukan murajaah (mengulang) Al-Quran yang sudah hafal diluar kepalanya sejak tahun 1990. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Untuk merealisasikan cita-citanya untuk mati syahid, selain berdoa, beliau berjuang dengan ikhlas, tidak cinta dunia, tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah, tidak mau kompromi dengan Zionis Israel, penjajah yang akan menghancurkan masjid AlAqsha, kiblat umat Islam pertama. Ketika Syekh Ahmad Yasin syahid, Senin, 22 Maret 2004 karena dirudal penjajah Zionis Israel. Maka estafeta/ kelanjutan tampuk qiyadah/ kepemimpinan Hamas diembannya dengan penuh tanggung jawab dan amanah. Beliau sebagai qiyadah/pemimpin pengganti Syekh Ahmad Yasin sangat hati-hati terhadap uang atau materi dan amanah merupakan bagian dari hidupnya, sehingga beliau ditsiqahi (dipercaya) oleh pengikut dan pendukungnya. Ada kata-kata hikmah yang menjelaskan Tiada Tsiqah Tanpa Amanah, artinya bagaimana mungkin seseorang akan tsiqah (percaya) kalau orang yang diberi amanah apalagi sebagai qiyadah/ pemimpin dalam bermuamalah dengan anggota atau umat tidak amanah, berbohong, bersilat lidah untuk memperkaya diri atau menyelamat diri sendiri.

Syekh Abu Bakar Al-Awawidah, anggota Rabithah Ulama Palestina di Suriah ketika berkunjung ke Indonesia, tepatnya hari Jumat, 28 September 2007/17 Ramadhan 1428H bercerita kepada penulis tentang saat-saat terakhir kehidupan dr. Abdul Aziz Rantisi setelah dihantam roket penjajah Zionis Israel, Ketika badannya dipenuhi darah, kondisi sudah mulai agak lemah, beliau (Abdul Aziz Rantisi) menunjuk ke kantong celananya, pengawalnya tidak paham apa maksudnya, setelah tangan pengawalnya dimasukkan ke kantong celana dr. Abdul Aziz Rantisi tampaklah beberapa uang, dr. Abdul Aziz Rantisi dengan kondisi tubuh yang sudah lemah meyampaikan pesan kepada pengawalnya, berikan uang tersebut kepada si fulan, Subhanallah, Allah memberikan kesempatan dan peluang kepada dr. Abdul Aziz Rantisi untuk meninggalkan dunia tanpa beban dan hutang serta menunaikan amanah untuk disampaikan kepada yang berhak. Bahkan sehari sebelum dihantam roket penjajah Zionis Israel, beliau sudah mengambil uang tabungan gajinya selama mengajar di Universitas Islam Gaza dan menghitung hutang yang akan dilunasinya. Termasuk beliau memberikan bantuan untuk biaya pernikahan anaknya, Ahmad. Setelah itu beliau berkata, Sekarang, jika saya menemui Tuhanku, maka aku dalam keadaan bersih. Saya tidak memiliki apa-apa dan tidak ada tanggungan apa-apa. Pada hari Sabtu, 25 Shafar 1425/ 17 April 2004, dokter yang rindu syahid, dr. Abdul Aziz Rantisi dihantam rudal zionis Israel, Innalillahi wainna ilaihi rajiun (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali), QS: Al-Baqarah/ 2: 156, maka tercapailah keinginannya seperti kalimat yang pernah dia ucapkannya: Kita akan mati suatu hari nanti, tiada apa yang dapat mengubahnya. Jika maut disebabkan Apache (helikopter tempur buatan Amerika) atau serangan jantung, saya lebih rela memilih Apache..." Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.(QS: Ali Imran/3: 169). H. (Ferry nur S.Si/ Sekjen KISPA ferryn2006@yahoo.co.id/rz)

Abdel Aziz al-Rantissi


From Wikipedia, the free encyclopedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Jump to: navigation , search Langsung ke: navigasi, cari

Abdel Aziz Al-Rantissi Abdel Aziz Al-Rantissi

October 23, 1947 23 Oktober 1947 Born Dilahirkan Yibna Yibna April 17, 2004 (aged 56) April 17, Died Meninggal Cause of death Penyebab kematian Ethnicity Ethnicity Alma mater Almamater Known for Terkenal Religious beliefs Kepercayaan agama 2004 (umur 56) Gaza City Gaza City Helicopter attack Serangan helikopter Arab Arab Alexandria University Universitas Iskandariyah Hamas leader Hamas pemimpin Islam Islam

Spouse(s) Pasangan (s)

Jamila Abdallah Taha al-Shanti Taha Abdallah Jamila al-Shanti

Dr. Abdel Aziz al-Rantissi ( Arabic : ( ) October 23, 1947 April 17, 2004) was the co-founder of the militant Palestinian Islamist organization Hamas with Sheikh Ahmed Yassin . Dr Abdel Aziz al-Rantissi (Arab: 23) ( Oktober 1947 - 17 April 2004) adalah pendiri dari organisasi militan Islam Palestina Hamas dengan Sheikh Ahmed Yassin. Rantissi was Hamas's political leader and spokesman in the Gaza Strip following the Israeli assassination of Hamas spiritual leader Sheikh Ahmad Yassin in March 2004. [ 1 ] Like most Hamas members, Rantissi opposed any compromise with Israel and called for the creation of a state of Palestine (including the whole of the State of Israel) through military exertion against the Jewish state. Rantisi adalah pemimpin politik Hamas dan juru bicara di Jalur Gaza Israel setelah pembunuhan pemimpin spiritual Hamas Syekh Ahmad Yassin pada Maret 2004. [1] Seperti kebanyakan anggota Hamas, Rantissi menentang kompromi dengan Israel dan menyerukan pembentukan negara Palestina (termasuk seluruh Negara Israel) melalui tenaga militer terhadap negara Yahudi. In addition, Rantissi was the most vocal of Hamas leaders to deny the Holocaust , claiming that the Holocaust never occurred as described by Western historians and that Zionists at one time supported and funded Nazi activities. [ 2 ] Selain itu, Rantissi adalah yang paling vokal para pemimpin Hamas untuk menolak Holocaust, mengklaim bahwa Holocaust tidak pernah terjadi seperti yang digambarkan oleh sejarawan Barat dan bahwa pada suatu waktu Zionis didukung dan didanai aktivitas Nazi. [2] He was considered a terrorist by the United States , the European Union , and Israel for advocating suicide bombings of civilians . Dia dianggap sebagai teroris oleh Amerika Serikat, maka Uni Eropa, dan Israel untuk mendukung bom bunuh diri terhadap warga sipil. Rantissi was quoted by the Chicago Tribune as saying, "We will kill Jews everywhere. There will be no security for any Jews, those who came from America, Russia or anywhere." [ 3 ] Rantissi dikutip oleh Chicago Tribune yang mengatakan, "Kami akan membunuh orang-orang Yahudi di mana-mana. Tidak akan ada keamanan bagi setiap orang Yahudi, orang-orang yang datang dari Amerika, Rusia atau mana-mana." [3]

Contents Isi
[hide]

1 Personal life 1 Kehidupan pribadi 2 Origins of Hamas 2 Origins of Hamas 3 Expulsion and return 3 Pemecatan dan kembali 4 Failed Assassination Attempt Pembunuhan 4 Gagal Attempt 5 Leadership of Hamas spent in hiding 5 Kepemimpinan Hamas dihabiskan dalam persembunyian 6 Selected timeline Dipilih 6 timeline

7 Death by missile 7 Death by rudal 8 Quotations 8 Kutipan 9 See also 9 Lihat pula 10 References 10 Referensi 11 External links 11 Pranala luar

[ edit ] Personal life [Sunting] Kehidupan pribadi


Rantissi was born in Yibna near Jaffa . Rantissi dilahirkan di Yibna dekat Jaffa. Following the 1948 Arab-Israeli War , his family fled to the Gaza Strip . Setelah ArabIsrael 1948 Perang, keluarganya melarikan diri ke Jalur Gaza. He studied pediatric medicine and genetics at Egypt's Alexandria University , graduating first in his class. Ia belajar kedokteran pediatrik dan genetika di Mesir's Alexandria University, lulus pertama di kelasnya. He was a certified physician , although he did not have a practice. Dia adalah seorang bersertifikat dokter, meskipun ia tidak punya praktek. In his time in Egypt he became a deeply convicted member of the Muslim Brotherhood . Dalam waktu di Mesir, ia menjadi sangat bersalah anggota Ikhwanul Muslimin. In 1976 he returned to Gaza to teach parasitology and genetics at the Islamic University. [ 4 ] Pada tahun 1976 ia kembali ke Gaza untuk mengajar Parasitologi dan genetika di Universitas Islam. [4] Rantissi was married to Jamila Abdallah Taha al-Shanti , who was elected to the Palestinian Legislative Council in 2006. Rantissi menikah dengan Jamila Abdullah Taha al-Shanti, yang terpilih menjadi anggota Dewan Legislatif Palestina pada tahun 2006. He was also the father of six children. Dia juga ayah dari enam orang anak.

[ edit ] Origins of Hamas [Sunting] Asal Hamas


In 1987, four Palestinian civilians of the Jabalya refugee camp were killed in a traffic accident that involved Israeli settlers and soldiers. [ 5 ] According to Rantissi, he joined with Sheikh Ahmad Yassin , ' Abdel Fattah Dukhan , Mohammed Shama ', Dr. Ibrahim al-Yazour , Issa al-Najjar , and Salah Shehadeh in instructing people to exit the mosques chanting Allahu Akbar ("God is great"). Pada tahun 1987, empat warga sipil Palestina dari kamp pengungsi Jabalya tewas dalam kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pemukim dan tentara Israel. [5] Menurut Rantissi, ia bergabung dengan Syekh Ahmad Yassin, 'Abdel Fattah Dukhan, Mohammed Shama', Dr Ibrahim al-Yazour, Issa al-Najjar, dan Salah Shehadeh di menginstruksikan orang untuk keluar dari masjid melantunkan Allahu Akbar ( "Allah Maha Besar"). This was the start of the First Intifada , according to Rantissi, under whose leadership the organization that would subsequently come to be known as Hamas was formed later that year. Ini adalah awal Intifadah pertama, menurut Rantissi, di bawah kepemimpinan yang organisasi yang akan datang kemudian dikenal sebagai Hamas terbentuk pada tahun itu. "Intifada" is the Arabic word for "uprising", in this case an uprising against the Israeli occupation. "Intifadah" adalah kata Arab untuk "pemberontakan", dalam hal ini suatu pemberontakan melawan pendudukan Israel. In Hamas' version of the start of the Intifada, the rival PLO later joined forces with them,

and a united leadership was formed. Dalam Hamas versi awal Intifadah, saingan PLO kemudian bergabung dengan mereka, dan kepemimpinan bersatu terbentuk. Historians dispute the Hamas-led version of the launching of the uprising. Sejarawan sengketa yang dipimpin Hamas versi peluncuran pemberontakan.

[ edit ] Expulsion and return [Sunting] Pengusiran dan kembali


In December 1992, Rantissi was deported to southern Lebanon , as part of the expulsion of 416 Hamas and Palestinian Islamic Jihad operatives, and emerged as the general spokesman of the expellees. Pada Desember 1992, Rantissi dideportasi ke selatan Libanon, sebagai bagian dari pengusiran 416 Hamas dan Jihad Islam Palestina koperasi, dan muncul sebagai juru bicara umum expellees. Upon his return in 1993, he was arrested, but later released. Setelah kembali pada 1993, ia ditangkap, namun kemudian dibebaskan. He was also detained many times over longer periods by the Palestinian Authority , for his criticism of the PA and of Arafat , most recently in mid-1999. Ia juga ditahan beberapa kali lebih dari periode panjang oleh Otoritas Palestina, karena kritik terhadap PA dan Arafat, yang paling baru pada pertengahan tahun 1999. When Rantissi returned to his public position as "right hand" to Yassin, he remained one of the main opponents to any cease-fire and cessation of attacks inside Israel. Saat Rantissi kembali ke posisi umum sebagai "tangan kanan" untuk Yassin, ia tetap salah satu lawan utama untuk setiap gencatan senjata dan penghentian serangan di dalam wilayah Israel. During talks among the Hamas leadership both in Gaza and abroad and in its constant contact with the PA regarding terror activity, Rantissi, together with Ibrahim Macadma , controlled the tone of the Hamas leadership. Selama pembicaraan di antara kepemimpinan Hamas baik di Gaza dan luar negeri dan dalam konstan kontak dengan PA tentang kegiatan teror, Rantissi, bersama dengan Ibrahim Macadma, menguasai nada kepemimpinan Hamas. After the return of Sheikh Yassin to the Gaza Strip in October 1997 in a prisoner exchange following a failed Israeli attempt to assassinate Hamas's Jordanian branch chief Khaled Mashal , Rantissi worked closely with Yassin to restore hierarchic command and to reinforce cadre uniformity within a reorganized Hamas. Setelah kembalinya Syekh Yassin ke Jalur Gaza pada bulan Oktober 1997 di sebuah pertukaran tahanan setelah gagal usaha pembunuhan Israel Hamas di Yordania kepala cabang Khaled Mashal, Rantissi bekerja sama dengan hierarki Yassin untuk mengembalikan perintah dan untuk memperkuat keseragaman kader dalam reorganisasi Hamas. Following the assassination of Salah Shehadeh and Ibrahim Macadma, he became the political head and also acclaimed spiritual leader of Hamas, remaining its principal spokesman. Menyusul pembunuhan Salah Shehadeh dan Ibrahim Macadma, ia menjadi kepala politik dan juga diakui pemimpin spiritual Hamas, jurubicara utamanya tersisa.

[ edit ] Failed Assassination Attempt [Sunting] Gagal Pembunuhan Attempt

Shortly after the failed assassination attempt of June 2003, George Bush 's envoy, John Wolf visited Mohammed Dahlan . Tak lama setelah upaya pembunuhan yang gagal bulan Juni 2003, George Bush 's utusan, John Wolf mengunjungi Mohammed Dahlan. During the meeting the Israeli policy of Targeted extra judicial killing was linked to the dysfunction of the "Road Map" to peace process. [ 6 ] In the wake of the attempted assassination an upsurge in violence left 70 people dead. [ 6 ] Selama pertemuan kebijakan Israel Target pembunuhan ekstra yudisial dikaitkan dengan disfungsi dari "Road Map" untuk proses perdamaian. [6] Sebagai akibat dari percobaan pembunuhan yang Meningkatnya kekerasan kiri 70 orang tewas. [6]

[ edit ] Leadership of Hamas spent in hiding [Sunting] Kepemimpinan Hamas dihabiskan dalam persembunyian
Rantissi's four week tenure as leader of Hamas was spent in hiding, once the public funeral for Ahmed Yassin , attended by large crowds, ended. Rantissi empat minggu jabatannya sebagai pemimpin Hamas dihabiskan dalam persembunyian, sekali pemakaman umum Ahmed Yassin, dihadiri oleh banyak orang, berakhir. On the day of his death, April 17, he came out of hiding to visit his family in Gaza City, arriving before dawn and staying till the evening. Pada hari kematiannya, 17 April, ia keluar dari persembunyian untuk mengunjungi keluarganya di Kota Gaza, datang sebelum fajar dan tinggal sampai malam. Shortly after he left the house he was killed. [ 7 ] Tak lama setelah ia meninggalkan rumah ia terbunuh. [7]

[ edit ] Selected timeline [Sunting] Dipilih timeline


On June 6, 2003, Rantissi broke off discussions with PA Prime Minister Mahmoud Abbas , who had called for an end to "armed resistance". Tanggal 6 Juni 2003, Rantissi memutuskan diskusi dengan PA Perdana Menteri Mahmoud Abbas, yang telah menyerukan diakhirinya "perlawanan bersenjata". On June 8, 2003 , Rantissi was responsible for directing the Hamas-led attack in which four Israeli soldiers were killed at the Erez Checkpoint in the Gaza Strip. Pada tanggal 8 Juni 2003, Rantissi bertanggung jawab untuk mengarahkan serangan yang dipimpin Hamas di mana empat tentara Israel tewas di Checkpoint Erez di Jalur Gaza. On June 10, 2003, Rantissi survived an Israeli helicopter attack on a car in which he was traveling. Pada tanggal 10 Juni 2003, Rantissi selamat dari helikopter Israel menyerang sebuah mobil di mana ia sedang bepergian. He was lightly wounded in the attack, which killed two civilians and wounded around thirty more, including 15 children under the age of 12. Dia terluka ringan dalam serangan, yang menewaskan dua warga sipil dan melukai sekitar tiga puluh lebih, termasuk 15 anak-anak di bawah usia 12 tahun.

On January 26, 2004, Rantissi offered "a 10-year truce in return for withdrawal and the establishment of a state". Pada tanggal 26 Januari 2004, Rantissi menawarkan "seorang 10 tahun gencatan senjata sebagai imbalan bagi penarikan dan pembentukan sebuah negara". There had earlier been some rumored talks within Hamas about doing this but this time Rantissi announced that "the movement has taken a decision on this". Sebelumnya telah ada beberapa rumor berbicara dalam Hamas tentang melakukan hal ini tetapi kali ini Rantissi mengumumkan bahwa "gerakan telah mengambil keputusan ini". On March 23, 2004, Rantissi was named leader of Hamas in the Gaza Strip, following the assassination of Ahmed Yassin by Israeli forces. Pada tanggal 23 Maret 2004, Rantissi diangkat sebagai pemimpin Hamas di Jalur Gaza, setelah pembunuhan Ahmed Yassin oleh pasukan Israel. Reuters: Rantissi named Hamas chief for Gaza - official Reuters: Hamas Rantissi bernama kepala untuk Gaza - official On March 27, 2004, Rantissi addressed 5,000 supporters in Gaza . Pada 27 Maret 2004, Rantissi dialamatkan 5.000 pendukung di Gaza. He declared US president George W. Bush to be an " enemy of Muslims ". Ia mendeklarasikan presiden AS George W. Bush untuk menjadi seorang "musuh Muslim". " America declared war against God. Sharon declared war against God and God declared war against America, Bush and Sharon. The war of God continues against them and I can see the victory coming up from the land of Palestine by the hand of Hamas. " "Amerika menyatakan perang melawan Allah. Sharon mendeklarasikan perang melawan Allah dan Allah mendeklarasikan perang melawan Amerika, Bush dan Sharon. Perang dari Allah berlanjut melawan mereka dan aku dapat melihat kemenangan muncul dari tanah Palestina oleh tangan Hamas." CNN: New Hamas leader: Bush is 'enemy of Muslims' CNN: Baru pemimpin Hamas: Bush adalah 'musuh Islam'

[ edit ] Death by missile [Sunting] Kematian oleh rudal


On April 17, 2004, Rantissi was assassinated by the Israeli Army after they fired hellfire missiles from an Apache helicopter at his car. Pada tanggal 17 April 2004, Rantissi telah dibunuh oleh Angkatan Darat Israel setelah mereka menembakkan api neraka rudal dari sebuah helikopter Apache di mobilnya. Two others, one a bodyguard named Akram Nassar and the other Rantissi's 27-year-old son Mohammed, were also killed in the attack, and four bystanders wounded. Dua orang lain, salah seorang pengawal bernama Akram Nassar dan Rantissi lain-27-tahun putra berusia Mohammed, juga tewas dalam serangan, dan empat pengamat terluka. Along with these deaths a mother and her five year old daughter were killed. Israeli army radio stated that this was the first opportunity to target Rantissi, without significant collateral damage , since he took the leadership of Hamas, alleging that he had surrounded himself with human shields since the assassination of Yassin. [ 8 ] Bersama dengan kematian seorang ibu dan anak perempuannya yang berumur lima tahun tewas. Radio tentara Israel menyatakan bahwa ini adalah kesempatan pertama untuk sasaran Rantissi, tanpa signifikan collateral damage, sejak ia mengambil kepemimpinan Hamas, menyatakan bahwa ia mengelilingi dirinya dengan manusia perisai sejak pembunuhan Yassin. [8]

Israeli Foreign Ministry spokesman Jonathan Peled said: Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Jonathan Peled berkata: "Israel...today struck a mastermind of terrorism , with blood on his hands. As long as the Palestinian Authority does not lift a finger and fight terrorism, Israel will continue to have to do so itself." "Israel ... hari ini menghantam dalang dari terorisme, dengan darah di tangannya. Selama Otorita Palestina tidak mengangkat satu jari dan memerangi terorisme, Israel akan terus harus melakukannya sendiri." British Foreign Minister Jack Straw condemned the action: Menteri Luar Negeri Inggris Jack Straw mengutuk tindakan: "The British government has made it repeatedly clear that so-called 'targeted assassinations' of this kind are unlawful, unjustified and counter-productive." "Pemerintah Inggris telah berulang kali jelas bahwa yang disebut 'pembunuhan target' dari jenis ini adalah haram, tidak berdasar dan kontra-produktif." United States White House spokesman Scott McClellan said: Amerika Serikat Gedung Putih jurubicara Scott McClellan mengatakan: "The United States strongly urges Israel to consider carefully the consequences of its actions..." "Amerika Serikat sangat mendesak Israel untuk mempertimbangkan dengan hati-hati konsekuensi dari tindakan ..." "As we have repeatedly made clear, Israel has the right to defend itself from terrorist attacks." "Seperti yang kami telah berulang kali menegaskan, Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari serangan teroris."

[ edit ] Quotations [Sunting] Kutipan


"The Israelis will not know security. We will fight them until the liberation of Palestine, the whole of Palestine." ( The New York Times , March 22, 2003) "Israel tidak akan tahu keamanan. Kami akan memerangi mereka sampai pembebasan Palestina, seluruh Palestina." (The New York Times, 22 Maret 2003) "All the land of Palestine is a part of the Islamic faith and the Caliph Omar bin alKhattab declared it for all Muslims. Therefore, no individual or group has the right to sell it or give it up." ( Kul al-Arab , January 9, 1998) "Semua tanah Palestina adalah bagian dari iman Islam dan Khalifah Umar bin Khattab menyatakan itu bagi seluruh umat Islam. Oleh karena itu, tidak ada individu atau kelompok memiliki hak untuk menjualnya atau menyerahkannya." (Kul al-Arab , 9 Januari 1998) "If Israel was established in Britain , would you accept compromise?" , to a British journalist, June 1993. "Jika Israel didirikan di Britania, apakah Anda akan menerima kompromi?", Untuk seorang jurnalis Inggris, Juni 1993.

"We know Bush is the enemy of God, the enemy of Islam and the enemy of the Muslim people. America has declared war against God, [Israeli Prime Minister] Sharon declared war against God, and God has declared war against America, Bush and Sharon." "Kita tahu Bush adalah musuh Allah, musuh Islam dan musuh dari orangorang Muslim. Amerika telah menyatakan perang terhadap Allah, [Perdana Menteri Israel] Sharon mendeklarasikan perang melawan Allah, dan Allah telah mendeklarasikan perang melawan Amerika, Bush dan Sharon. " "It's death whether by killing or by cancer; it's the same thing. Nothing will change if it's an Apache (helicopter) or cardiac arrest. But I prefer to be killed by Apache." "Ini kematian apakah dengan pembunuhan atau kanker; itu hal yang sama. Tidak ada yang akan berubah jika Apache (helikopter) atau serangan jantung. Tapi aku lebih suka dibunuh oleh Apache."

Vous aimerez peut-être aussi