Vous êtes sur la page 1sur 15

Laporan Kelompok PBL Sistem Neuropsikiatri

MODUL 1

NYERI KEPALA

Disusun Oleh : KELOMPOK 2

Tutor : dr. Zida Maulina Aini

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012

Nama nama Kelompok 2 BAPTISTA APRIYANA (K1A1 11 003) HENNY HASTUTI (K1A1 11 008) NUR RIDHA AYUNI (K1A1 11 015) TENRI ANUGRAWATI (K1A1 11 019) KRISMAYANTY (K1A1 11 027) AFDALIA NARJIANTI (K1A1 11 037) SAM INDRA PRASTA ( ENHA MUTHIA F MUH SURIYAWAL RIANSE DWI WULANDARI SIDRATUL AKBAR AGUNG HARYADI SULISTYANINGSIH BUNGASARI

Scenario 1B Seorang perempuan 28 tahun, sekretaris pada sebuah perusahaan swasta, datang ke puskesmas dengan keluhan sering nyeri kepala sejak 4 tahun yang lalu. Hilang timbul, terutama pada siang hari. Kata Kunci : Perempuan 28 tahun Sekretaris pada perusahaan swasta Sering nyeri kepala sejak 4 tahun yang lalu Nyeri kepala hilang timbul Nyeri terutama pada siang hari

Pertanyaan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bagaimana anatomi organ yang terkait? Apa yang dimaksud dengan nyeri kepala , klasifikasi serta mekanisme nyeri kepala? Apakah ada hubungan nyeri kepala dengan pekerjaan penderita sebagai sekretaris? Mengapa nyeri hanya timbul pada siang hari? Apa differential diagnosis dari skenario? Bagaimana langkah-langkah diagnosisnya? Bagaimana penatalaksanaan dari differential diagnosis sementara? Bagaimana prognosis dan komplikasi dari diagnosis sementara?

1. Anatomi dan fisiologi organ terkait ANATOMI Otak disusun menjadi beberapa daerah yang berbeda. Bagian-bagian otak dapat secara bebas dikelompokkan ke dalam berbagai cara berdasarkan perbedaan anatomis, spesialisasi fungsional, dan perkembangan evolusi. Otak terdiri dari (1) batang otak terdiri atas otak tengah, pons, dan medulla, (2) serebelum, (3) otak depan (forebrain) yang terdiri atas diensefalon dan serebrum. Diensefalon terdiri dari hipotalamus dan talamus. Serebrum terdiri dari nukleus basal dan korteks serebrum. Masing-masing bagian otak memiliki fungsi tersendiri. Batang otak berfungsi sebagai berikut: (1) asal dari sebagian besar saraf kranialis perifer, (2) pusat pengaturan kardiovaskuler, respirasi dan pencernaan, (3) pengaturan refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan dan postur, (4) penerimaaan dan integrasi semua masukan sinaps dari korda spinalis, keadaan terjaga dan pengaktifan korteks serebrum,

(5) pusat tidur. Serebellum berfungsi untuk memelihara keseimbangan, peningkatan tonus otot, koordinasi dan perencanaan aktivitas otot volunter yang terlatih. Hipotalamus berfungsi sebagai berikut: (1) mengatur banyak fungsi homeostatik, misalnya kontrol suhu, rasa haus, pengeluaran urin, dan asupan makanan, (2) penghubung penting antara sistem saraf dan endokrin, (3) sangat terlibat dalam emosi dan pola perilaku dasar. Talamus berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk semua masukan sinaps, kesadaran kasar terhadap sensasi, beberapa tingkat kesadaran, berperan dalam kontrol motorik. Nukleus basal berfungsi untuk inhibisi tonus otot, koordinasi gerakan yang lambat dan menetap, penekanan pola-pola gerakan yang tidak berguna. Korteks serebrum berfungsi untuk persepsi sensorik, kontrol gerakan volunter, bahasa, sifat pribadi, proses mental canggih misalnya berpikir, mengingat, membuat keputusan, kreativitas dan kesadaran diri. Korteks serebrum dapat dibagi menjadi 4 lobus yaitu lobus frontalis, lobus, parietalis, lobus temporalis, dan lobus oksipitalis. Masing-masing lobus ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Nyeri kepala dipengaruhi oleh nukleus trigeminoservikalis yang merupakan nosiseptif yang penting untuk kepala, tenggorokan dan leher bagian atas. Semua aferen nosiseptif dari saraf trigeminus, fasial, glosofaringeus, vagus, dan saraf dari C1 - 3 beramifikasi pada grey matter area ini. Nukleus trigeminoservikalis terdiri dari tiga bagian yaitu pars oralis yang berhubungan dengan transmisi sensasi taktil diskriminatif dari regio orofasial, pars interpolaris yang berhubungan dengan transmisi sensasi taktil diskriminatif seperti sakit gigi, pars kaudalis yang berhubungan dengan transmisi nosiseptif dan suhu. Terdapat overlapping dari proses ramifikasi pada nukleus ini seperti aferen dari C2 selain beramifikasi ke C2, juga beramifikasi ke C1 dan C3. Selain itu, aferen C3 juga akan beramifikasi ke C1 dan C2. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya nyeri alih dari pada kepala dan leher bagian atas. Daerah sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi menjadi yaitu 1. intrakranial dan ekstrakranial. Intrakranial yaitu sinus venosus, vena korteks serebrum, arteri basal, duramater bagian anterior, dan fossa tengah serta fossa posterior. 2. Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan otot dari kulit kepala, bagian dari orbita, membran mukosa dari rongga nasal dan paranasal, telinga tengah dan luar, gigi, dan gusi. 3. daerah yang tidak sensitif terhadap nyeri adalah parenkim otak, ventrikular ependima, dan pleksus koroideus.

FISIOLOGI Nyeri alih biasanya terdapat pada oksipital dan regio fronto orbital dari kepala dan yang jarang adalah daerah yang dipersarafi oleh nervus maksiliaris dan mandibularis. Ini disebabkan oleh aferen saraf tersebut tidak atau hanya sedikit yang meluas ke arah kaudal. Lain halnya dengan saraf oftalmikus dari trigeminus. Aferen saraf ini meluas ke pars kaudal. Saraf trigeminus terdiri dari 3 yaitu V1, V2, dan V3. V1 , oftalmikus, menginervasi daerah orbita dan mata, sinus frontalis, duramater dari fossa kranial dan falx cerebri serta pembuluh darah yang berhubungan dengan bagian duramater ini. V2, maksilaris, menginervasi daerah hidung, sinus paranasal, gigi bagian atas, dan duramater bagian fossa kranial medial. V3, mandibularis, menginervasi daerah duramater bagian fossa cranial medial, rahang bawah dan gigi, telinga, sendi temporomandibular dan otot menguyah. Selain saraf trigeminus terdapat saraf kranial VII, IX, X yang innervasi meatus auditorius eksterna dan membran timfani. Saraf kranial IX menginnervasi rongga telinga tengah, selain itu saraf kranial IX dan X innervasi faring dan laring. Servikalis yang terlibat dalam sakit kepala adalah C1, C2, dan C3. Ramus dorsalis dari C1 menginnervasi otot suboccipital triangle - obliquus superior, obliquus inferior dan rectus capitis posterior major dan minor. Ramus dorsalis dari C2 memiliki cabang lateral yang masuk ke otot leher superfisial posterior, longissimus capitis dan splenius sedangkan cabang besarnya bagian medial menjadi greater occipital nerve. Saraf ini mengelilingi pinggiran bagian bawah dari obliquus inferior, dan balik ke bagian atas serta ke bagian belakang melalui semispinalis capitis, yang mana saraf ini di suplai dan masuk ke kulit kepala melalui lengkungan yang dikelilingi oleh superior nuchal line dan the aponeurosis of trapezius. Melalui oksiput, saraf ini akan bergabung dengan saraf lesser occipital yang mana merupakan cabang dari pleksus servikalis dan mencapai kulit kepala melalui pinggiran posterior dari sternokleidomastoid. Ramus dorsalis dari C3 memberi cabang lateral ke longissimus capitis dan splenius. Ramus ini membentuk 2 cabang medial. Cabang superfisial medial adalah nervus oksipitalis ketiga yang mengelilingi sendi C2-3 zygapophysial bagian lateral dan posterior.

2. Definisi, klasifikasi dan mekanisme dari nyeri o Definisi : Secara umum, nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman yang mnyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala. dan daerah wajah. Definisi menurut IASP (International Assosiation for the Study of Pain), nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan.

o Klasifikasi nyeri : Nyeri kepala dapat dibagi menjadi : Nyeri kepala dengan dasar patofisiologi yang jelas (nyeri kepala sekunder) : - Peningkatan tekanan intracranial - Hipertensi intracranial idiopatik (benigna) - Iritasi meningeal (meningismus) - Arteritis sel raksasa/giant cell arteritis (arteritis kranial, arteritis temporalis) Nyeri kepala dengan patogenesis yang belum jelas (sindrom nyeri kepala primer) : - Migren : 1. Migren dengan aura (migren klasik) 2. Migren tanpa aura (migren umum) 3. Migren basilaris (varian Bickerstaff) 4. Migren hemiplegia dan oftalmoplegia - Nyeri kepala klaster/cluster headache (neuralgia migrenosa) Menurut : The Internatinal Headache Society (1988) 1. Nyeri kepala tegang episodik a. Berhubungan dengan gangguan otot perikranial b. Tak berhubungan dengan gangguan otot perikranial 2. Nyeri kepala tegang otot kronis a. Berhubungan dengan gangguan otot perikranial b. Tak berhubungan dengan gangguan otot perikranial 3. Nyeri kepala tegang otot yang tidak terklasifikasikan Menurut : The Internatinal Headache Society (2004) 1. Infrequent Episodic Tension Type Headache (IETTH) Minimal terdapat 10 episode serangan dalam <1 hari /bulan (<12 hari tahun) Nyeri kepala berakhir dalam 30 menit - 7 hari Bilateral, menekan, mengikat, tidak berdenyut Sifat nyeri ringan sampai sedang Tidak ada mual / muntah

2.

Mungkin ada fonofobia / fotofobia Tidak ada hubungan dengan penyakit nk lain Probable Tension Type Headache (PTTH) Memenuhi kriteria tth akan tetapi kurang satu kriteria untuk tth bercampur dengan salah satu kriteria probable migren

Menurut HIS 1988 : 1. Migrain 2. Nyeri kepala tension (Tension type headache) 3. Nyeri kepala cluster dan hemicrania kronik paroksismal 4. Nyeri kepala yang tidak berhubungan lesi structural 5. Nyeri kepala berhubungan dengan cedera kepala 6. Nyeri kepala berhubungan dengan gangguan vaskuler 7. Nyeri kepala berhubungan denagn gangguan intrakranial non vaskuler 8. Nyeri kepala berhubungan dengan zat-zat atau putus zat obat 9. Nyeri kepela berhubunggan dengan infeksi non cephalic 10. Nyeri kepala berhubungan dengan gangguan metabolic 11. Nyeri kepala atau nyeri wajah dengan gangguan tengkorak, leher, mata, hidung, gigi, 12. Mulut, atau struktur-struktur wajah kranium 13. Neuralgia cranialis, nyeri batang syaraf dan nyeri deafness 14. Nyeri kepala yang terklasifikasi Nyeri terdiri dari: Nyeri perifer Nyeri sentral (nyeri di aferens, nyeri konduktif) Nyeri perseptif

o Mekanisme terjadinya nyeri : Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terdapat empat proses terdiri dari transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi. Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik direseptor nyeri. Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat transduksi melewati saraf perifer samapi keterminal medulla spinalis dan jaringan neuron-neuron pemancar yang naik dari medula spinalis ke otak. Modulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf descendens dari otak yang dapat memengaruhi transmisi nyeri setinggi medulla spinalis. Modulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan aktivitas direseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi nyeri adalah pengalaman subjektif nyeri yang bagaimana pun juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf. 3. Apakah ada hubungan nyeri kepala dengan pekerjaan penderita pada scenario ? Jawab : Nyeri kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bagian tubuh diwilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bukan hanya masalah fisik semata sebagai sebab nyeri kepala tersebut namun masalah psikis juga sebagai sebab dominan. Untuk nyeri kepala yang disebabkan oleh factor fisik lebih mudah didiagnosis karena pada pasien akan ditemukan gejala fisik lain yang menyertai sakit kepala, namun tidak begitu halnya dengan nyeri kepala yang disebabkan oleh factor psikis. Salah satu faktor yang dapat menyimbulkan nyeri psikis adalah faktor psikologi. Pada scenario didapatkan bahhwa penderita adalah seorang sekretaris pada sebuah perusahaan swasta. Diduga salah satu factor pemicu nyeri kepala yaitu factor stres. Karena aktivitas yang berlebihan menyebabkan kontraksi otot-otot leher yang berlebihan sehingga menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah sehingga terjadi iskemik pada otot dan menyebabkan peningkatan metabolisme sehingga merangsang nyeri.
4. Mengapa nyerinya hanya timbul pada siang hari ? Nyeri yang timbul pada siang hari, dimana perempuan tersebut bekerja disebuah perusahaan swasta sebagai seorang sekretaris, sekretaris biasa dihadapkan pada pekerjaan yang berkaitan dengan komputer yang pekerjaannya biasa menumpuk pada siang hari dan menyebabkan kurangnya perubahan posisi duduk ketika mengetik. Kurangnya perubahan posisi duduk dan selalu terfokus pada computer disertai stress akibat pekerjaan yang menumpuk bisa menjadi alasan terjadinya kontraksi otot-otot leher yang berlebihan sehingga menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah dan kontraksi otot yang berlebihan disekitar leher. Karena terjadi vasokontriksi dari pembuluh darah maka terjadi iskemik pada otot. Iskemik pada otot oleh karena hipoksia memicu terjadinya peningkatan metabolisme anaerob yang menyebabkan nyeri kepala.

5. Jelaskan differential diagnosisnya ! 1. TENSION HEADACHE (NYERI KEPALA TIPE TEGANG) a. Definisi Merupakan sensasi nyeri pada daerah kepala akibat kontraksi terus-menerus otot-otot kepala dan tengkuk (M. splenius kapitis, M.temporalis, M. maseter, M. sternokleidomastoid, M. trapezius, M. servikalis posterior, M. levator scapula). b. Etiologi Stress, depresi, bekerja dalam posisi yang menetap dalam waktu yang lama, kelelahan mata, kontraksi otot yang berlebihan, berkurangnya aliran darah, dan ketidakseimbangan neurotransmitter seperti dopamine, serotonin, norepinefrin, dan enkephalin. Tension headache ini lebih banyak mengenai wanita yaitu sebesar 71% sedangkan pada pria sebanyak 56% dan biasanya mengenai usia 20-40 tahun. c. Patomekanisme Kontraksi terus menerus pada otot (bahu, kepala, otot) menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah pada otot. Vasokontriksi ini mengakibatkan iskemik pada otot yang menyebabkan pasokan O2 didalam pembuluh darah berkurang. Iskemik pada otot yang kemudian meningkatkan metabolisme yang merangsang nyeri. d. Gejala Klinis Berupa nyeri ringan-sedang-berat Tumpul seperti ditekan atau diikat Tidak berdenyut Menyeluruh Nyeri lebih hebat pada daerah kulit kepala, occipital, dan belakang leher Terjadi spontan Memburuk oleh stress Insomnia Kelelahan kronis Gangguan konsentrasi Rasa tidak nyaman pada bagian leher, rahang, serta temporomandibular. 2. MIGRAN a. Definisi

Migrain adalah nyeri kepala berdenyut yang disertai mual dan muntah yang biasanya menyerang di pagi hari sehingga dapat mengganggu aktivitas,penderita juga biasanya menjadi lebih sensitif terhadap cahaya,suara dan bau. b. Patomekanisme Migrain Migrain atau nyeri kepala sebelah adalah salah satu penyakit yang diperkirakan di derita oleh 25% wanita dan 10% pria diseluruh dunia.secara statistik wanita tiga kali lebih sering terkena migrain dibanding laki-laki dan lebih banyak di derita orang dewasa di usia 20 hingga 50 tahun.seiring pertambahan usia tingkat keparahan dan frekuensinya pun ikut menurun,migrain juga banyak yang menimpa remaja dan anak-anak terutama mereka yang memiliki keluarga dengan riwayat penderita migrain. Sakit kepala dan migrain agak sulit dibedakan dengan sakit kepala akibat sinusitas atau otot leher tegang. Meski sering dirasakan disalah satu sisi kepala namun nyerinya bisa berpindah atau mengenai kedua sisi sekaligus. Migran juga timbul akibat adanya penyakit lain seperti asma dan depresi atau penyakit berat seperti tumor atau infeksi. Namun kejadian ini sangat jarang. Belum diketahui secara pasti penyebab dari migran, diperkirakan penyebab migran terjadi akibat adanya hiperaktivitas impuls listrik ke otak yang meningkatkan aliran darah di otak dan mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi. Peleberan dan inflamasi menyebabkan timbulnya nyeri dan gejala lain seperti mual, semakin berat inflamasi yang terjadi dan semakin berat pula migran yang diderita. Faktor genetik umumnya sangat berperan dalam timbulnya migran. c. Klasifikasi Migran terbagi dalam empat golongan yaitu : 1) Migran biasa Sebagian besar penderita migran umumnya menderita migran golongan ini, dengan gejala seperti nyeri berdenyut disalah satu sisi kepala dengan intensitas sedang hingga berat bila sudah parah penderita tidak dapat beraktivitas karena merasa selalu mual, muntah, fotophobia, suara dan bau. Sakitnya akan hilang sendiri dalam waktu 4-72 jam. 2) Migran klasik Migran golongan ini umumnya didahului dengan gejala yang dinamakan aura. Dimana aura merupakan gangguan penglihatan seperti melihat garis bergelombang, cahaya terang, bintik gelap atau tidak dapat melihat benda dengan jelas. 3) Migran haid

Migran ini umumnya timbul beberapa hari sebelum, selama, atau sesudah haid. Penderita akan tahu bahwa migran yang dia rasakan berhubungan dengan siklus haidnya. Rasa sakit ini dirasakan bisa seperti migran biasa atau klasik. 4) Migran komplikasi Migran dengan golongan ini kerap disertai gangguan sistem saraf seperti mati rasa pada kulit dan geli, kesulitan berbicara atau mengerti pembicaraan, ketidak mampuan menggerakkan lengan atau kaki. Gejala saraf ini dapat tetap tertahan meski migrannya telah sembuh. d. Gejala Klinik Migrain Nyeri pada pagi hari Nyeri kepala berdenyut Fotophobia Mual dan muntah Mengganggu aktivitas Memiliki riwayat keluarga 3. CLUSTER HEADACHE a. Definisi Cluster headache adalah nyeri kepala hebat yang periodik dan paroksimal, unilateral, biasanya terlokalisir di orbita berlangsung singkat ( 15 menit 2 jam ) tanpa gejala prodromal. b. Etiologi Penyebab pastinya belum diketahui tapi kebanyakan pada tetapi serangan nyeri dapat di cetuskan oleh nitrogliserin histamin dan alkohol . perokok berat sering pula mengalami sakit kepalatipe ini. c. Tipe Cluster Headache 1) Tipe Episodik Mengalami masa serangan nyeri selama waktu tertentu ( periode klaster ) kemudian diselingi dengan bebas nyeri ( remisi ) yang lamanya bervariasi. 2) Tipe Kronik Serangan nyeri masih tetap timbul selama sedikitnya 12 bulan. d. Patofisiologi Nyeri kepala klaster timbul karena vasodilatasi pada salah satu cabang arteri karotid eksterna yang diperantarai oleh histamin intrinsik ( teori Horton )

Serangan klaster merupakan suatu gangguan kondisi fisiologi otak dan struktur yang berkaitan dengannya, yang ditandai oleh disfunsi hipothalamus yang menyebabkan kelainan kronobilogis dan fungsi otonom. Ini menimbulkan defisiensi autoregulasi dari vasomotor dan gangguan respon kemoreseptor pada korpus karotikus terhadap kadar oksigen yang turun. Pada, kondisi ini serangan serangan dapat dipicu oleh kadar oksigen yang terus menurun. Batang otak yang terlibat adalah setinggi pons dan medula oblongata serta nervus V, VI, IX, dan X. Perubahan pembuluh darah diperantarai oleh beberapa macam neuropeptida terutama pada sinus kavernosus ( teori Lee Kudrow, 1983 ).

e. Gejala Klinis Nyeri bersifat tajam Hidung tersumbat dan berair Mata berair Serangan mendadak dan hilang timbul Laki laki lebih bbanyak ketimbang wanita Serangan pertama pada usia 20-40 tahun

Tabel Differential Diagnosis Tension Headache Pagi hari Migran Cluster Headache Laki-laki Pagi hari

Wanita Usia 28 tahun Pekerjaan sekretaris Nyeri kepala sejak 4 tahun lalu Hilang timbul Terutama pada siang hari

Berdasarkan data di atas dapat simpulkan bahwa diagnosis sementara yang dipilih adalah Tension Headache dan Migrain. 6. Bagaimana langkah-langkah diagnosisnya?
Langkah-langkah penegakan diagnosis : Anamnesis Pemeriksaan Fisik : - Pemeriksaan Tekanan Darah - Pemeriksaan Neurologi - Pemeriksaan nyeri Tekan Kepala - Gerakan kepala ke segala arah - Palpasi Arteri Temporalis - Spasme otot pericranial Pemeriksaan Penunjang - Foto Rontgen Kepala - EEG (Electro Enchpalo Graphy) - CT Scan - MRI - Pemeriksaan Laboratorium - Pemeriksaan Psikologi

7. Bagaimana penatalaksanaan dari differential diagnosis sementara?


a. Langkah umum Perlu menghindari pencetus nyeri, seperti perubahan pola tidur, makanan, stress dan rutinitas sehari-hari, cahaya terang, lelap kelip, dan perubahan cuaca. b. Terapi medikamentosa Prinsip utama untuk mengatasi nyeri kepala adalah obat golongan NSAID: Jenis obat Parasetamol Dosis: 500 1000 mg/6-8 jam Aspirin Dosis: 650 1000 mg / 4-6 jam. Kontra indikasi : gangguan / penyakit perdarahan Ibuprofen Dosis : 400 800 mg / 6 jam. Kotra indikasi : aspirin/NSAID-induced asthma Naproxen sodium Dosis: 275 550 mg/2-6 jam/hari. Kotra indikasi : aspirin induced asthma Ketorolac Dosis: 60 mg IM/ 15-30 menit/ 15-30 menit Dosis maksimal: 120 mg/hr. Tidak lebih dari 5 hari Diclofenac potasium Dosis: 50 100 mg. Kontra indikasi : asthma, gangguan hepar, cardiac, renal. Diuretic Apabila NSAID tidak efektif pada pengobatan nyerinya maka bisa diberikan adjunctive therapy:

Jenis obat Metalclopramide

Prochloperazine

Isometheptene, acetaminophen, Dichloralphenazone.

Dosis: 10 mg IV atau oral 20 30 min sebelum atau bersamaan dengan pemberian analgetik, NSAID, atau ergotamine derivative. Kontra indikasi : seizure disorder, GI bleeding, GI obstruction. Dosis: 25 mg oral atau suppose. Dosis maks 3 dosis per 24/jam Kotra indikasi : CNS depression Dosis : maksimal dosis initial: 2 kapsul, diulang 1 caps/jam sampai maksimal 5 kaps per 12 jam (20 caps perbulan), penggunaan terbatas 2x seminggu. Kontra indikasi : gangguan hepar, renal, diabetes, MAOI hipertensi, glaukoma, penyakit jantung.

Untuk obat migrain spesifik Jenis obat Ergotamine

Caffeine plus ergotamine

Dihydro ergotamine (DHE)

Dosis : 1 2 mg oral/jam, maksimal 3 dosis sehari, gunakan dosis efektif terkecil Kontra indikasi : pengguna triptans, hamil, menyusui, uncontrolled hypertension, sepsis, peripheral vascular disease Dosis : 2 tablet (100 mg caffeine/1 mg ergot) Pada saat onset, kemudian 1 tab (jangan lebih 10 tab perminggunya) Kontra indikasi : idem di atas Dosis : Dosis 1 mg IM, SC max initial dose: 0.5 1.0 mg; dapat diulang tiap jam sampai dosis maksimal 3 mg IM atau 2 mg IV per hari Kontra indikasi : idem

c. Terapi non medikamentosa - Fisioterapi : terapi relaksasi - Yoga, meditasi dan hipnotis

11. Prognosis dan Komplikasi dari diagnosis sementara? TENSION HEADACHE (NYERI KEPALA TIPE TEGANG Tension type headache dapat disebabkan karena nyeri yang dirasakan menyakitkan tetapi tidak membahayakan. Nyeri dapat sembuh dengan perawatan atau dengan menyelesaikan

masalah yang menjadi latar belakangnya jika penyebabnya berupa pengaruh psikis. Penyakit ini biasanya mudah di obati. Prognosisnya baik dan dengan penatalaksanaan yang baik sehingga persentasi kesembuhan pasien >90%.

DAFTAR PUSTAKA
Ginsberg,Lionel. 2008. Lecture Notes Neurologis. Erlangga : Jakarta. Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta. Materi kuliah NYERI KEPALA

Vous aimerez peut-être aussi