Vous êtes sur la page 1sur 7

Promotif, Vol.2 No.

1 Okt 2012 Hal 1-7

Artikel I

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN RUMAH TANGGA DAN DISEKOLAH DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG Firdaus J. Kunoli, Putu Candriasih. Bagian Keperawatan POLTEKES Kementerian Kesehatan Palu ABSTRAK

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Menerapkan Pelaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan langkah ampuh untuk menangkal penyakit. Tidak hanya itu, beberapa pakar juga berpendapat bahwa penerapan konsep PHBS juga mampu membebaskan pemerintah dari masalah kesehatan dan ekonomi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada tatanan Rumah Tangga Dan Sekolah Di Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2012 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan studi Survey Deskripftif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk yang ada di wilayah Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong dan siswa SD dengan jumlah sampel 98 dan siswa SD 85 sampel. Tehnik pengambilan sampel yaitu Random sampling dengan menggunakan Analisis univariat. Hasil penelitian Hasil penelitian penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga sebagian besar sudah melaksanakan, Masih ada beberapa kepala keluarga yang tidak menerpakan PHBS di rumah tangga seperti masih banyak keluarga yang buang air besar di sembarang tempat, masih ada keluarga yang merokok dalam rumah dan pemberantasan jentik yang masih kurang dan Penerapan PHBS di sekolah sebagian besar siswa sudah menerpakan PHBS disekolah. Saran bagi pihak Puskesmas, khususnya bagian Promosi Kesehatan untuk lebih mensosialisasikan program PHBS kepada masyarakat sehingga masyarakat mendapatkan informasi tentang penting dan manfaat PHBS dan kerjasama lintas sektor termasuk pihak sekolah dalam menerapkan PHBS di sekolah dan Bagi pihak sekolah untuk lebih aktif dalam pengawasan dalam memantau siswa dan lingkungan sekolah seperti keberihan, kebersihan dan sanitasi makanan dan minuman dalam kantin sekolah. Kata Kunci Daftar Pustaka : Penerapan PHBS : 11 (1997-2010). mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang (Depkes, R.I.,2009) Word Health Organization (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School (Sekolah yang mempromosikan kesehatan). Health Promoting School adalah sekolah yang telah melaksanakan 1

PENDAHULUAN Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal 1-7

Artikel I

UKS dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat (Wastuwibowo, 2008) Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan dan juga dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah, serta berbagai kecenderungan pembangunan kesehatan ke depan, maka Kementrian Kesehatan menetapkan visi tentang Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Dalam hal ini, derajat kesehatan masyarakat ditingkatkan melalui pemberdayaan masyarakat itu sendiri sehingga masyarakat dapat dengan mandiri meningkatkan derajat kesehatannya. Selain itu, upaya ini juga didukung dengan meningktakan pelayanan kesehatan yang bermutu dam berkeadilan (Depkes R.I., 2010) Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat serta memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi dan menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengan promosi kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka bekerja (Depkes RI, 2007). 2

Dalam mewujudkan PHBS secara terencana, tepat berdasarkan situasi daerah maka diperlukan pemahaman dan tahapan Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit diare melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat secara meluas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui, diinginkan, dan dilakukan masyarakat. Perencanaan suatu program promosi hygiene untuk masyarakat dilakukan berdasarkan jawaban atau pertanyaan diatas atau bekerjasama dengan pihak yang terlibat, untuk itu diperlukan pesan-pesan sederhana, positif, menarik yang dirancang untuk dikomunikasikan lewat sarana lokal seperti poster, leaflet (Depkes RI, 2007). Masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak usia SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, buang sampah pada tempatnya, jajan yang sehat, membersihkan kuku dan rambut, kebiasaan membuang sampah serta kegiatan memberantas jentik nyamuk secara rutin. Dengan menerapkan PHBS di sekolah oleh murid, guru dan masyarakat lingkungan sekolah, maka akan membentuk muridmurid untuk memiliki kemampuan dan kemandirian dalam mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat (Depkes R.I.,2009). Kajian penelitian ini Untuk mengetahui penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada tatanan Rumah Tangga Dan Sekolah Di Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2012. Mafaat penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi Dinas kesehatan Kabupaten Parigi

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal 1-7

Artikel I

Moutong khususnya petugas Puskesmas Kecamatan parigi bagi penyediaan data serta dapat dijadikan menambah refernasi atau bahan bacaan di perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu

BAHAN DAN METODE Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian survey Deskriptif dengan pendekatan observasional Lokasi penelitian dilaksanakan di 5 Kelurahan Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong dan 2 Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan parigi pada bulan September s/d Oktober tahun 2012. Populasi Dan sampel 1. Populasi Yang menjadi Populasi dalam penelitian ini adalah sumua penduduk yang berdomisili di Kecamatan Parigi Kota yang terdiri dari 5 kelurahan Kabupaten Parigi Moutong dengan jumlah 5.480 Kepala Keluarga dan semua siswa SD yang berada di Kecamatan Parigi sebanyak 17 Sekolah Dasar. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari penduduk yang berdomisili di Kecamatan Parigi Kota yang terdiri dari 5 HASIL 1. PHBS Pada tatanan Rumah Tangga Tabel 1 DISTRIBUSI FREKWENSI DARI SETIAP VARIABEL INDIKATOR PHBS PADA TATANAN RUMAH TANGGA Variabel Pertolongan Persalinan Nakes Non Nakes Pemberian ASI Esklusif Memberikan Tidak Memberikan Penimbangan Balita Menimbang Tidak Menimbang 3 86 12 81 17 86 12 Frekwensi

kelurahan Kabupaten Parigi Moutong dengan jumlah sampel 98 responden dengan menggunakan Proporsional Random Sampling dimana sampel setiap kelurahan diambail sampel sebagai berikut. untuk pengambilan sampel siswa Sekolah Dasar diambil dengan menggunakan teknik random sampling yang diambil 2 Sekolah Dasar dari 17 Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Parigi yaitu SD Inti 3 Parigi dan SDN Pembolowo Parigi, untuk pengambilan sampel di setiap sekolah diambil dengan menggunakan Random Sampling, Hasil perhitungan sampel adalah 85 siswa dari 501 siswa SDN inti 3 Parigi sebsnyak 65 siswa dan SDN Pembolowo 20 siswa. Hasil perhitungan sampel PHBS menggunakan rumus Slovin : . N n= 1 + N ( d ) Dimana : n = Sampel N = Populasi d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (digunakan 0,1)

Prosentase

87.7 12.3 82,7 17,3 87,7 12,3

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal 1-7

Artikel I

Lanjutan Tabel 1 distribusi frekwensi dari setiap variabel indikator PHBS pada tatanan rumah tangga Variabel Frekwensi Prosentase Penggunaan Air Bersih Menggunakan air bersih Tidak menggunakan Mencuci Tangan Menggunakan sabun Tidak Menggunakan Penggunaan Jamban Sehat Menggunakan Jamban Sehat Tidak Menggunakan Pemberantasan Jentik Seminggu sekali Lebih dari seminggu Konsumsi Sayur Dan Buah Setiap hari Jarang Melakukan Aktifitas Fisik Teratur Tidak teratur Merokok Merokok dalam rumah Tidak merokok dalam rumah Sumber : Data primer tahun 2012 2. HBS Di Sekolah Dasar Tabel 2 Istribusi Frekwensi Dari Setiap Variabel Indikator PHBS di Sekolah Dasar Variabel Mencuci Tangan Menggunakan air mengalir dan sabun Tidak Menggunakan air mengalir dan sabun Kantin Sekolah Kantin Sehat Kantin tidak sehat 4 80 5 81 4 94 6 95 5 Frekwensi Persentase 97 1 92 6 53 45 59 39 69 29 36 62 51 47 99 1 93.9 6.1 54,1 45,9 60,2 39,8 70,4 29,6 36,7 63,3 52 58

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal 1-7

Artikel I

Lanjutan Tabel 2 Distribusi Frekwensi Dari Setiap Variabelindikator PHBS di Sekolah Dasar Variabel Persentase Frekwensi Pemberantasan Jentikdi sekolah Seminggu sekali Lebih dari seminggu Membuang Sampah Pada tempatnya Tidak pada tempatnya Kegiatan Olah Raga Mengikuti Tidak mengikuti Menimbang BB Dan Mengukur TB Menimbang dan mengukur Tidak menimbang dan mengukur Merokok Merokok Tidak merokok BAK Dan BAB Di jamban sekolah Sembarang tempat Sumber : Data primer tahun 2012 PEMBAHASAN 1. Distribusi Pelaksanaan PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga. Hasil penelitian univariat memperlihatkan bahwa menurut distribusi pertolongan persalinan yang terbanyak adalah pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan dimana sebagian masyarakat sudah memiliki kesdaran akan pentingnya kesehatan ibu dan anak, akan tetapi masih ada pertolongan persalinan oleh non nakes (dukun) oleh karena kecamatan Parigi masih sebagian besar adalah daerah pedesaan dan masyarakatnya masih ada yang mempercayai dukun dalam melakukan persalinan. Hasil penelitian distribusi pemberian ASI Esklusif yang terbanyak adalah responden yang memberikan ASI Esklusif, masyarakat di kecamatan Parigi 5 65 20 84 1 82 3 69 16 85 78 7 76 24 99 1 96.5 3.5 81 19 100 91.8 8.2

terutama ibu nifas sudah memiliki kesadaran akan pentingnya ASI, kesadaran ini didapatkan dari pengetahuan dan informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan sehingga ibu mau memberikan ASI, masih ada pula masyarakat (ibu nifas) tidak memberikan ASI Esklusif oleh karena alasan kesibukan terutama pada ibu yang memiliki pekerjaan rutin dan menyita waktu. Hasil penelitian distribusi penimbangan balita yang terbanyak adalah responden yang menimbang balita di posyandu selain memiliki kesadaran kader maupun posyandu aktif dalam melaksanakan tugas. Hasil penelitian penggunaan air bersih yang terbanyak adalah responden yang menggunakan air bersih. Di kecamatan Parigi sumber air minum sangat mudah didapatkan dan dari segi kualitas belum tercemar baik secara fisik, kimia dan

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal 1-7

Artikel I

biologis. Begitu pula ketika mau makan masyarakat sudah sebagian besar memiliki kesadaran untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Hasil penelitian penggunaan jamban hanya 53% responden yang menggunakan jamban sehat oleh karena selain faktor ekonomi faktor lingkungan sangat mempengaruhi masyarakat untuk tidak menggunakan jamban terutama masyarakat yang berada di daerah dekat pantai yang lingkungannya mendukung masyarakat untuk buang air besar dipantai karena sangat mudah, praktis dan tidak memerlukan biaya. Pemberntasan jentik nyamuk juga hanya 60.2% yang memberantas jentik oleh karena faktor lingkungan yang mendukung. Secara geografis Parigi memiliki struktur tanah yang datar sehingga memungkinkan air lebih banyak tertampung sehingga masyarakat untuk memberantas jentik oleh karena pasrah dengan keadaan geografis lingkungannya. Distribusi konsumsi sayur dan buah masyarakat Parigi sebagian besar sudah mengkonsumsi sayur dan buah oleh karena masih sangat mudah danmurah untuk didapatkan akan tetapi masih ada masyarakat yang belum memiliki kesadaran utnuk mengkonsumsi sayur dan buah terutama anak dan remaja. Sedangkan distribusi melakukan aktifitas fisik (olah raga) yang teratur masish rendah oleh karena kesibukan pekerjaan berat seperti bercocok tanam dan burh pelabuhan sehingga tidak memiliki waqktu yang cukup untuk berolah raga. Distribusi merokok dalam rumah di kecamatan Parigi cukup tinggi oleh karena masyarakat terutama perokok belum memiliki kesadaran walaupun sudah mendapatkan informasi dari media 6

elektronik dan penyuluhan kesehatan dari petugas kesehatan. 2. Distribusi Pelaksanaan PHBS Di Sekolah. Hasil mencuci tangan memperlihatkan bahwa responden yang mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mencuci tangan oleh karena selain mendapatkan informasi dari pihak petugas kesehatan dari puskesmas melalui kegiatan UKS, siswa selalu diingatkan oleh guru ketika mengajar dan pendidikan dari keluarga. Hasil penelitian jajan di kantin sehat yang terbanyak adalah responden jajan di kantin sehat, dimana pihak sekolah sudah melaksanakan pengawasan terhadap tempat jajanan siswa walaupun masih ada beberapa tempat jajanan siswa yang belum menjamin higiene dan sanitasi makanan. Distribusi pemberanatsan jentik yang terbanyak adalah responden yang memberantas jentik seminggu sekali oleh karena pihak setiapo minggu terjadwal kerja bakti rutin termasuk pembersihan toilet dan bak kamar mandi. Distribusi hasil penelitian yang terbanyak adalah responden yang membuang sampah pada tempatnya selain kerja bakti yang terjadwal juga kebersihan kelas selalu terjaga termasuk pembuangan sampah dimana setiap siswa mendapatkan giliran dalam tugas kebersihan kelas. Distribusi kegiatan olah raga hasil penelitian yang terbanyak adalah responden yang mengikuti kegiatan olah raga dimana setiap hari setiap kelas terjadwal matra pelajaran olah raga selain rutin setiap jumat olah raga bersama. Distribusi penimbangan BB dan pengukuran TB dari hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal 1-7

Artikel I

menimbang BB dan mengukur TB terutama pada saat kegiatan UKS. Distribusi merokok semua siswa tidak merokok oleh karena selain faktor umur yang belum cukup faktor lingkungan dan keluarga masih terkontrol termasuk pihak sekolah dalam pengawasan pada setiap siswanya. AB di jamban sekolah sebagian besar sudah melaksanakan akan tetapi masih ada siswa yang melaksanakan di sembarang tempat terutama BAK karena bagi setiap anak kesadasaran untuk BAK di kamar kecil masih rendah, yang terjadi adalah spontanitas ketikan berkemih. KESIMPULAN 1. Hasil penelitian penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga sebagian besar sudah melaksanakan. 2. Masih ada beberapa kepala keluarga yang tidak menerpakan PHBS di rumah tangga seperti masih banyak keluarga yang buang air besar di sembarang tempat, masih ada keluarga yang merokok dalam rumah dan pemberantasan jentik yang masih kurang. 3. Penerapan PHBS di sekolah sebagian besar siswa sudah menerpakan PHBS disekolah. SARAN 1. Diharapkan bagi pihak Puskesmas, khususnya bagian Promosi Kesehatan untuk lebih mensosialisasikan program PHBS kepada masyarakat sehingga masyarakat mendapatkan informasi tentang penting dan manfaat PHBS dan kerjasama lintas sektor termasuk pihak sekolah dalam menerapkan PHBS di sekolah. 2. Bagi pihak sekolah untuk lebih aktif dalam pengawasan dalam memantau siswa dan lingkungan 7

sekolah seperti keberihan, kebersihan dan sanitasi makanan dan minuman dalam kantin sekolah. DAFTAR PUSTAKA Depkes R.I. 2009. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Rumah Tangga. Jakarta. Depkes R.I. 2010, Visi Depkes 2010 2010 http://dinkeslampung.blogspot.co m/ 2009/12/visi-misi-depkes-ri2014. html. diakses tanggal 10 April 2012 Dekes RI, 2007, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat, Jakarta. Enjang I, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Citra Aditya Bakti, Bandung Feri, Anton, 2008, Rumah Tangga Sehat, socialmedia phbs, www.google.com, diakses tanggal 10 April 2012 Lameshow, H., 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Gajah Mada University Press Notoatmodjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta. ----------------, 2005, Promosi Kesehatan teori dan aplikasi, PT. Rineka Cipta, Jakarta Sugiyono, 2002, Statistik Untuk Penelitian, Cetakan ke tiga, Alfabeta, Bandung. Thary, 2009, PHBS Wujud Awal Bangsa Sehat, Majalah Dokter Kita Edisi IV, http//www.goggle.co.id, diakses tanggal 10 April 2012 Wastuwibowo. 2008. 15 Masalah Kesehatan Anak Di Sekolah dan PHBS http//dinkes.bontangkota.go.id/in dex.php/informasi-kesehatan/15 masalah kesehatan -anaksekolah-dan-phbs.html. diakses tanggal 10 April 2012

Vous aimerez peut-être aussi