Vous êtes sur la page 1sur 19

TUGAS INDIVIDU

PROMOSI KESEHATAN LANJUTAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu yang di bimbing oleh : mbing ole

Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D & Team.

Oleh: Heniyuniarti, S.Kep 12 / 338450/PKU/13153

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2012

PROMOSI KESEHATAN TOPIK I : PROMOSI KESEHATAN PADA BEBERAPA AREA

1. PENDAHULUAN Promosi kesehatan adalah suatu proses pemberdayaan / memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan sehat. Promosi kesehatan mencakup aspek prilaku, yaitu upaya untuk memotvasi, mendorong dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu mencakup aspek lingkungan yang mempengaruhi perkembangan prilaku yang berkaitan dengan social budaya, pendidikan, ekonomi dan politik.

2. TATANAN PROMOSI KESEHATAN Area / tatanan dalam memberikan promosi kesehatan ada di berbagai sektor, yang meliputi: a. Promosi kesehatan di Rumah sakit b. Promosi kesehatan di tempat praktek umum / pribadi c. Promosi kesehatan di sekolah d. Promosi kesehatan di tempat kerja e. Promosi kesehatan di masyarakat

Pada tatanan Promosi kesehatan yang akan saya bahas adalah pada tatanan Rumah sakit dan praktek umum / pribadi

SAKIT------- PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT---A. PENDAHULUAN Rumah sakit dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan setiap orang agar bisa mengendalikan dan memperbaiki kesehatannya diri sendiri serta menjadikan rumah sakit sebagai tempat kerja yang sehat, yang bertujuan untuk menjamin dan menjaga keselamatan hidup pasien, staf, pengunjung dan masyarakat Fungsi rumah sakit adalah melakukan upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat, dimana promosi kesehatan adalah merupakan salah satu yang harus dilaksanakan (Spiros and Sol 1991). Promosi kesehatan di rumah sakit berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam upaya penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu promosi kesehatan di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program pelayanan kesehatan di rumah sakit. B. PENGERTIAN PKRS ( PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT ) Promosi kesehatan di rumah sakit adalah upaya rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan klien, pasien, keluarga, pengunjung rumah sakit dan kelompok kelompok masyarakat agar berperan aktif dalam upaya penyembuhan dan pencegahan penyakit melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama merea sesuai dengan budaya mereka serta didukung kebijakan public yang bermawasan kesehatan.

C. TUJUAN PKRS ( PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT ) Tujuan dari penyuluhan kesehatan Rumah sakit adalah : a. Terciptanya masyarakat rumah sakit yang mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan prilaku pasien rumah sakit serta pemeliharaan lingkungan rumah sakit. b. Meningkatkan edukasi masyarakat rumah sakit termasuk pasien, keluarga, pengunjung tentang pentingnya menjaga kesehatan.

D. SASARAN PKRS ( PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT ) Sasaran promosi kesehatan di rumah sakit adalah masyarakat rumah sakit, yang meliputi : 1. Petugas / pegawai rumah sakit 2. Pasien / klien baik yang rawat jalan / rawat inap

3. Keluarga pasien 4. Pengunjung rumah sakit 5. Masyarakat yang tinggal / berada di sekitar rumah sakit. Kelima sasaran di atas adalah komunitas yang cukup efektif untuk menjadi target dalam pelaksanaan promosi kesehatan. Ketika pasien rawat jalan sedang menunggu gilirannya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, ini adalah kesempatan yang baik untuk memberikan promosi kesehatan. Pasien yang dirawat di RS seharusnya tidak hanya dirawat untuk disembuhkan sakitnya, namun juga dapat dimanfaatkan situasi sakitnya sebagai celah mempromosikan kesehatan yang terkait dengan proses percepatan pemulihan sakitnya. Selain itu, karyawan di RS juga adalah sasaran yang tidak boleh terlupakan dalam pelaksanaan promosi kesehatan di RS. Karena meskipun mereka adalah orang yang sehat namun pekerjaan mereka berhubungan dengan melayani orang sakit, yang mana sangat rentan juga untuk tertular sakit dari pasien yang dirawat. Sehingga sangat disayangkan bila ketiga sasaran ini terabaikan dari promosi kesehatan RS. E. PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT (PKRS) SECARA NYATA DIPENGARUHI OLEH TIGA HAL YANG DAPAT MENGUBAH KESADARAN SESEORANG TERHADAP PENTINGNYA PROMOSI KESEHATAN DI RS YAITU: 1. Kebijakan Politik yang ada Penerapan promosi kesehatan di RS diawali dengan adanya tekanan dari NHS and ommunity Care Act yang menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab dalam meningkatkan kesehatan masyarakatnya dan menjamin keamanan pelayanan kesehatan setiap individu. 2. Tekanan dari konsumen pengguna RS itu sendiri Pasien ataupun konsumen pengguna jasa layanan RS semakin baik keasadarannya terhadap peran RS untuk mempromosikan kesehatan. Konsumen secara sadar menuntut RS untuk memberikan hak mereka untuk mendapatkan informasi yang lebih tentang hal-hal apa saja yang dapat mereka lakukan untuk mempercepat proses pemulihan sakitnya nanti. 3. Tekanan Tenaga profesional di pelayanan kesehatan itu sendiri

F. BENTUK-BENTUK PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Pelaksanaan promosi kesehatan di RS tidak hanya dilakukan dengan terencana maupun secara informal. Tetapi hendaknya promosi kesehatan bisa dilakukan diseluruh lingkungan yang ada di RS dan diseluruh kesempatan yang ada. Karena pada dasarnya promosi kesehatan di RS memiliki cakupan yang luas.

Bentuk Promosi kesehatan dirumah sakit, yaitu : 1. Tempat praktek yang aman Sebagai sebuah sarana pelayanan kesehatan, rumah sakit hendaknya mampu memberikan jaminan keamanan tidak hanya untuk pasien tetapi juga terutama sekali untuk para karyawan rumah sakit itu sendiri. Hal ini dikarenakan rumah sakit sangat rentan terhadap penularan penyakit untuk orang-orang sehat yang ada di dalamnya. Sehingga tempat praktek yang aman sebagai bentuk promosi kesehatan di rumah sakit mutlak diperlukan agar semua komponen yang berada di rumah sakit dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman. 2. Lingkungan praktek kerja yang bersahabat Lingkungan rumah sakit yang terjaga merupakan salah satu bentuk pelaksanaan promosi kesehatan di rumah sakit. Misalnya ada banyak sampah yang berasal dari rumah sakit. Baik sampah medis dan sampah non medis. Penanganan yang tidak tepat bagi kedua jenis sampah tersebuh mengakibatkan ketidaknyamanan orang-orang yang berada di rumah sakit. Sehingga diperlukan perencanaan yang baik terhadap penanganan kedua sampah tersebut. Rumah sakit harus menjamin bahwa sudah dilakukan penanganan yang tepat untuk kedua sampah tersebut sehingga tidak menimbulkan dampak buruk dikemudian hari. Termasuk juga didalamnya adalah bagaimana rumah sakit mengelola limbah rumah sakit sehingga tidak mengganggu habitat dan masyarakat yang tinggal disekitar rumah sakit. 3. Kebijakan untuk mempromosikan gaya hidup yang sehat Tingginya aktivitas yang terjadi di rumah sakit merupakan kesempatan yang harusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mempromosikan kesehatan. Akan sangat disayangkan bila kesempatan ini tidak mampu dimanfaatkan dengan baik. Sehingga kebijakan yang berwawasan promosi kesehatan mutlak diterapkan di rumah sakit. Agar semakin banyak orang yang mendapatkan informasi tentang gaya hidup sehat. Seperti buruknya merokok, pentingnya berolahraga, pola makan yang sehat, dan sebagainya. 4. Ketersediaan informasi kesehatan yang bisa dibaca oleh pasien : Contohnya adalah poster, lealet dan sebagainya, Penerapan promosi kesehatan di rs dapat diperkuat dengan tersedianya media-media informasi kesehatan seperti leaflet, poster, brosur, dan sebagainya. Melalui media-media informasi ini, masyarakat bisa mendapatkan keterangan yang lebih jelas mengenai masalah kesehatan tertentu. 5. Kesempatan dari karyawan untuk meningkatkan kesehatannya Sebagai pemberi layanan di rumah sakit yang sangat rentan untuk tertular penyakit dari pasien, karyawan yang ada di rumah sakit hendaknya memiliki kesadaran untuk bisa memacu dirinya

bergaya hidup sehat. Karyawan di rumah sakit hendaknya mampu memotivasi diri untuk meningkatkan kesehatannya sehingga tidak mudah tertular penyakit dari pasien. 6. Kelompok dukungan pasien Ketersedian kelompok-kelompok dukungan bagi pasien hendaknya dapat membantu pasien untuk bisa mempercepat proses penyembuhannya. Kelompok-kelompok ini biasanya juga berperan untuk memberi informasi yang lebih banyak dan luas tentang penyakit tertentu yang harapannya dapat membuat pasien lebih mudah untuk sembuh dari penyakitnya. Dan rumah sakit sangat berperan untuk dapat membuat kelompok-kelompok ini.

G. PROMOSI KESEHATAN BAGI KARYAWAN DI RUMAH SAKIT Pelaksanaan promosi kesehatan di rumah sakit tidak hanya ditujukan untuk pasien saja, tetapi juga untuk seluruh masyarakat rumah sakit yang didalamnya terdapat karyawan rumah sakit. Alasan mengapa promosi kesehatan bagi karyawan rumah sakit itu penting? 1. Karyawan yang sehat berarti karyawan yang produktif. Dan ini sangat berkaitan erat dengan performa rumah sakit. Bayangkan saja bila karyawan yang ada di rumah sakit memiliki angka absent yang tinggi akibat sakit, pelayanan di rumah sakit sedikit banyak akan terganggu karena kekurangan SDM. 2. Karyawan di rumah sakit adalah orang yang akan menjadi promotor kesehatan bagi pemakai jasa layanan rumah sakit sehingga bila karyawan di rumah sakit tidak berpikir bahwa mempromosikan kesehatan itu penting, pengguna jasa layanan rumah sakit pun akan enggan untuk melaksanakan apa yang dipromosikan. Sehingga program promosi kesehatan rumah sakit akan berjalan dengan tidak efektif.

H. HAMBATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Pelaksanaan promosi kesehatan bukannya tanpa halangan. Dulu, promosi kesehatan dilaksanakan secara sembarangan tanpa perencanaan yang baik. Dalam mengajarkan pasien, tenaga promosi kesehatan melakukan tanpa persiapan sehingga mereka kekurangan pengetahuan dan kemampuan untuk mengatasi halangan komunikasi. Kegiatan yang tidak terkoordinasi dengan baik membuat kegiatan tersebut tidak sukses dalam mempertemukan kebutuhan pasien (Jenny,1978; de Haes 1982; Holland 1986). Promosi kesehatan di rumah sakit tidak harus dilakukan oleh tenaga promosi kesehatan saja, tetapi semua tenaga fungsional bisa memberikan penyuluhan kesehatan misalnya, dokter, perawat, sanitarian, nutrisionis, bidan, analis kesehatan maupun tenaga kefarmasian.

I. MENGORGANISASI, MENGKOORDINASI, DAN MENYAMPAIKAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Organisasi dan koordinasi adalah kunci untuk mengatasi banyak halangan dalam menyampaikan promosi kesehatan di rumah sakit. Cara melakukannya adalah : a. Memperbaiki persiapan dari karyawan untuk promosi kesehatan Persiapan adalah bagian yang cukup penting dalam melaksanakan semua program. Termasuk didalamnya program promosi kesehatan di rumah sakit. Dan mempersiapkan SDM sebagai pelaksana promosi kesehatan adalah hal yang cukup penting untuk menjamin pelaksanaan program berjalan dengan lancar. Karyawan rumah sakit dalam menjalankan program promosi kesehatan dengan baik setidaknya membutuhkan kemampuan : - Mencari kebutuhan promosi kesehatan yang dibutuhkan individu maupun kelompok Merencanakan dan mengkoordinasi kegiatan promosi kesehatan Mengenali kemungkinan melaksanakan promosi kesehatan dalam berbagai situasi Mengidentifikasi prioritas masalah Menyampaikan promosi kesehatan untuk individu maupun kelompok Menggunakan berbagai media pengajaran seperti lembar balik, alat peraga, leaflet, poster. Mengevaluasi kegiatan promosi kesehatan Berperan sebagai contoh/ teladan

b. Perencanaan strategis dalam promosi kesehatan dan pendidikan untuk pasien Perencanaan strategis adalah alat yang digunakan dalam manajemen untuk menjamin keberlangsungan program promosi kesehatan baik di rumah sakit maupun di institusi kesehatan lainnya. Perencanaan ini mengikuti siklus proses yang terhubung dalam 4 elemen yaitu : Melihat kembali situasi terakhir (pencarian kebutuhan)

Hasil evaluasi

Modifikasi

Menciptakan tujuan akhir untuk dampak yang maksimal dalam pendidikan untuk pasien

Perencanaan aksi untuk mencapai tujuan akhir

PROMOSI KESEHATAN DALAM PRAKTEK UMUM A. PENGERTIAN Promosi kesehatan di dalam praktek umum adalah sesuatu yang penting, dimana kebanyakan orang datang ke Dokter praktek agar mendapatkan pelayanan kesehatan.

B. TUJUAN TUJUAN UMUM Mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengatur,

mengkoordinasikan dan memberikan promosi kesehatan di Praktek umum. TUJUAN KHUSUS Mengidentifikasi peluang untuk memberikan promosi kesehatan dalam praktek umum. Menjelaskan proses pemeriksaan kesehatan dalam praktek umum Mengenali ruang lingkup pemeriksaan kesehatan oleh perawat & manajemen pada praktek umum Mengakui pentingnya kerjasama dalam tim perawatan primer. Membahasa potensi keuntungan dan kerugian di dalam pelayanan kesehatan.

C. PELUANG PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM Praktek umum adalah langkah awal dimana kebanyakan orang melakukan kontak pertama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Banyak kelompok yang diuntungkan di dalam kita memberikan promosi kesehatan, misalnya, kelompok anak anak, ibu ibu muda, dan kelompok lansia. Orang datang ke tempat praktek umum ketika mereka khawatir akan kondisi kesehatannya dan mereka juga sadar akan pentingnya kesehatan. Dengan alas an inilah maka praktek umum adalah tempat / peluang yang baik untuk memberikan promosi kesehatan ( fowler, 1986 ) Promosi kesehatan di tempat umum sebenarnya tidak terbatas pada issu gaya hidup saja. Anggota tim perawatan primer adalah bagian yang baik untuk bisa menyampaikan penyuluhan tentang akibat pengaruh lingkungan terhadap kesehatan dan itu bias dijadikan sebagai advokasi yang efektif, selain itu juga mengenai keberlihan lingkungan dan bagaimana lingkungan yang aman. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dengan membuat nasihat tentang manfaat di dalam praktek umum terbukti sangat sukses / berhasil ( paris & player, 1993 ).

D. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN DI PRAKTEK UMUM Ruang lingkup promosi kesehatan di praktek umum mencakup banyak hal, yang meliputi seluruh aspek kehidupan, dimulai dari tahap pra konsepsi (sebelum kehamilan) bahkan sampai kematian.

E. EFEKTIFITAS PROMOSI KESEHATAN DI PRAKTEK UMUM Promosi kesehatan di tempat praktek umum sangat efektif untuk dilakukan. Dimana proses untuk menyampaikan mengenai bagaimana gaya hidup yang seharusnya dilakuakan, dan sering kali mendorong pasien untuk bias berubah ( skinner, 1985 ). Penelitian yang pernah dilakukan secara acak menunjukkan bahwa konsultasi di tempat praktek lebih bisa focus didalam memberikan materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan intervensi secara singkat. Dan ini sangat direkomendasikan di dalam promosi kesehatan di tempat praktek.

F. EMPAT KEGIATAN YANG BISA DILAKUKAN DI DALAM PERAWATAN PRIMER 1. Manajemen penyajian masalah 2. Manajemen masalah berkelanjutan 3. Modifikasi perilaku mencari bantuan / pertolongan 4. Oportunistik promosi kesehatan

G. KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DIDALAM PRAKTEK UMUM 1. Nasehat mengenai pre konsepsi 2. Nasehat tentang perawatan selama kehamilan, pentingnya imunisasi 3. Nasehat tentang makanan bayi yang aman, dll 4. Nasehat tentang pencegahan kecelakaan anak 5. Nasehat untuk perilaku sex yang aman dan kontrasepsi 6. Screening / deteksi dini kelainan serviks 7. Nasehat untuk Perawatan diri untuk pasien asma, diabetes,dll 8. Nasehat tentang minum yang aman 9. Nasehat untuk manajemen stress dan mental 10. Nasehat untuk berhenti merokok 11. Pengkajian terhadap Factor resiko jantung koroner Referensi: Kemm J. And Close K. (1995). Health Promotion: Theory and Practice. London: Macmillan Press LTD Standar Promosi Kesehatan Rumah Sakit, kementrian kesehatan RI, 2011.

TOPIK 2 : PROMOSI KESEHATAN BERBASIS BUKTI Seperempat abad yang lalu wacana praktik medis berbasis bukti telah digulirkan, walaupun dengan pelbagai nama seperti epidemiologi klinik, critical appraisal, atau kajian sistematik. Para dokter dituntut untuk memberikan pelayanan klinis berdasarkan bukti (evidence), yakni mengambil keputusan dalam pelayanan terhadap pasien atas dasar bukti yang terbaik, melalui pertimbangan masak, eksplisit dan cermat. Dalam jaminan kesehatan dengan sistem managed care, bukti bahwa cara diagnosis maupun pengobatan lebih memberikan manfaat dibandingkan mudarat menentukan apakah tindakan medis tersebut ditanggung atau tidak oleh pihak asuransi. Bukti klinis yang baik diperoleh dari penelitian klinis yang ketat, dilandasi kaidah-kaidah penelitian ilmiah. Rentang kekuatan bukti ilmiah tersebut berkisar dari pendapat ahli (expert judgment) sebagai bukti yang dianggap paling lemah, sampai hasil uji klinik dengan randomisasi (randomized controlled trial) sebagai bukti paling kuat, khususnya setelah dilakukan kajian sistematik atas beberapa uji klinik yang dilakukan. Pelbagai instrumen telah digunakan untuk menilai kajian efektivitas intervensi terapi atau pencegahan, hubungan sebab-akibat, perumusan pedoman klinik, dan program promosi kesehatan. Dengan demikian bukti-bukti klinis terutama bersumber pada populasi pasien atau fenomen penyakit secara agregat. Bukti semacam ini tidak asing bagi praktisi kesehatan masyarakat yang melakukan intervensi kesehatan di masyarakat atas dasar bukti pada tingkat populasi, yang dikenal sebagai metode dan substansi epidemiologi.

Promosi Kesehatan

berbasis bukti

mengacu pada pengembangan

tersebut,

implementasi, dan evaluasi tentang kebijakan dan efektifitas program kesehatan masyarakat juga berbasis bukti, termasuk penilaian riset yang sistematis dan penggunaan perencanaan program yang sesuai model. Dari perspektif ini, praktek promosi kesehatan secara langsung dihubungkan dengan bukti yang mempertunjukkan efektivitas. Evektifitas praktek dan kebijakan kesehatan yang bermutu tinggi tergantung pada ketersediaan informasi dari riset ada dan evaluasi, data statistik dan pengetahuan ahli. Praktek evidence base bersandar pada penemuan riset evaluasi serta untuk menentukan apakah suatu intervensi efektif atau tidak efektif.

TEORI PERILAKU DAN PERUBAHAN PERILAKU INDIVIDU

A. PENDAHULUAN Prilaku adalah respon individu terhadap rangsangan, baik dalam diri sendiri maupun dari luar termasuk didalamnya adalah factor social.

B. MACAM MACAM TEORI PERILAKU MANUSIA Teori prilaku manusia dibagi menjadi 3 yang meliputi : 1) Teori prilaku intrapersonal ( dari dalam individu ) Macam Macam teori perilaku individu : a. HBM ( Health Belief Model ) b. TRA ( Teori Reason action ) c. TPB ( Teori Plan of Behafior ) d. TTM ( Transteoritical teori model )

2) Teori prilaku interpersonal Macam macam teori perilaku interpersonal : a. SCT ( social cognitive theory ) b. Social network dan social support

3) Teori prilaku social Macam macam teori prilaku social : a. Community building dan community organization b. Diffusi inovasi c. Mobilisasi organisasi d. Komunikasi teori

Theory Health Believe Model (HBM)


( a guides for health promotion practice, at a glance )

Teori Kepercayaan Kesehatan ( HBM) adalah salah satu teori perilaku kesehatan yang pertama, dan salah satu teori yang secara luas dikenal dalam bidang kesehatan. Teori ini telah dikembangkan sejak tahun 1950 oleh suatu kelompok yang berkecimpung di bidang Kesehatan Masyarakat, termasuk psikolog dimana ingin menjelaskan mengapa sangat sedikit orang-orang memutuskan mengambil suatu tindakan yang berhubungan upaya mencegah dan mendeteksi penyakit serta meramalkan perilaku yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan.

Terdapat enam hal yang

bepengaruh pada seseorang mengapa memutuskan untuk mulai

bertindak untuk mencegah, mendeteksi, dan mengendalikan penyakit. Mereka berasumsi bahwa orang-orang akan melakukan suatu tundakan jika mereka: 1. Percaya dimana mereka adalah peka / beresiko terhadap kondisi tertentu. ( sudah mulai peka terhadap apa yang dirasakan). ( Perceived Of Sucsecibility ) 2. Percaya bahwa kondisi tersebut mempunyai konsekwensi serius ( sudah mulai merasa bahwa yang dirasakan bias menjadi lebih serius) ( Perceived Of Severity ) 3. Percaya bahwa Pengambilan tindakan tersebut akan mengurangi kepekaan / resiko mereka kepada kondisi atau keseriusannya ( mulai merasakan manfaat terhadap apa yang dilakukan) ( Perceived Of Benefit ) 4. Percaya bahwa mengambil tindakan tersebut dapat menekan biaya dari pada seseorang harus mengeluarkan banyak uang yang dikarenakan mengalami suatu penyakit tertentu. ( Perceived Of Barrier ) 5. Cues to action : factor factor lain yang bias menggerakkan sehingga seseorang bersiap untuk berubah, misalnya suatu iklan televisi atau suatu saran dari melakukan mammogram. 6. Percaya bahwa seseorang akan sukses melaksanakan suatu tindakan ( Self Efikasi ) karena adanya suatu motivasi tentang perubahan prilaku kesehatan yang disampaikannya. dokter untuk

HBM adalah suatu teori yang baik untuk menujukan perilaku yang berhubungan dengan masalah kesehatan , misalnya resiko tinggi terhadap PSK yang beresiko mengalami HIV. Atau pentingnya melakukan deteksi dini terhadap suatu penyakit kronis tertentu, misalnya mamografi, papsmear, dll. Secara teoritis, HBM tidak terlalu baik karena didasarkan lebih pada penelitian terapan dalam permasalahan pendidikan kesehatan daripada penelitian akademis. 1. HBM didasarkan atas beberapa asumsi yang dapat diragukan: 2. Setiap pilihan perilaku selalu berdasarkan pertimbangan rasional 3. HBM tidak memberikan spesifikasi yang tepat terhadap kondisi dimana orang-orang membuat pertimbangan tertentu. 4. HBM hanya memperhatikan keyakinan kesehatan 5. Problem lainnya berkaitan dengan ukuran dari komponen-komponen HBM

TTM (TRANSTEORICAL MODEL ) / STAGES OF CHANGE


( A Guides For Health Promotion Practice, At A Glance ) Langkah-Langkah Perubahan perilaku social pada Transtheoretical Model yang dikembangkan Oleh Prochaska dan Diclemente yang menggambarkan bahwa seseorang diangap berhasil dan permanen mengadopsi suatu perilaku apabila telah melalui 5 langkah / tahapan sebagai berikut: 1. Precontemplation ( pra perenungan )

Tahap dimana seseorang tidak peduli untuk melakukan aksi terhadap masa depan yang dapat diperkirakan, biasanya diukur dalam 6 bulan berikutnya. Pada tahap ini orang tidak tahu / kurang tahu mengenai konsekuensi suatu perilaku atau mereka mereka telah patah semangat karena gagal mencoba untuk berubah.
2.

Contepelation ( perenungan ) Tahap manakala seseorang peduli untuk berubah pada enam bulan berikutnya. Mereka lebih peduli kemungkinan perubahan tetapi seringkali peduli terhadap konsekuensi secara akut. Keseimbangan antara biaya dan keuntungan perubahan dapat menimbulkan kebingungan, sehingga dapat menahan seseorang dalam tahap ini dalam waktu yang lama

3.

Preparation ( persiapan ) Tahap manakala seseorang peduli melakukan aksi dengan segera dimasa mendatang, biasanya diukur pada bulan berikutnya. Mereka telah secara khusus melakukan beberapa aksi yang signifikan pada tahun sebelumnya.

4.

Action ( tindakan ) Tahap manakala seseorang telah membuat modifikasi yang spesifik dan jelas pada gaya hidupnya selama enam bulan terakhir. Karena aksi ini dapat diamati, perubahan perilaku sering disetarakan sebagai aksi. Dalam TTM aksi hanya satu dari lima tahap, tidak semua modifikasi perilaku disebut sebagai aksi.

5.

Maintenance ( pemeliharaan ) Tahap manakala seseorang berupaya untuk mencegah kambuh tetapi mereka tidak menerapkan proses perubahan sesering aksinya. Mereka tidak tergiur untuk kembali dan meninggatkan dengan lebih percaya diri untuk melanjutkan perubahannya.

Teori ini biasanya digunakan pada kasus seseorang yang akan berhenti merokok, perilaku gangguan mental, penyalahgunaan alcohol, seseorang dengan kepribadian pemarah, panic, kenakalan, obesitas, pengelolaan diet rendah lemak, dan perubahan gaya hidup sehat serta pencegahan HIV/ AIDS.

TEORI PERILAKU SOCIAL : DIFFUSI INOVASI


( Health behavior and health education theory and research and practice, karen glenz, barbara k. Rimer, ik. Vismanath )

A. PENGERTIAN Diffusi inovasi menurut Roger Clarke ( 1999) adalah teori mengenai suatu cara ide terkait dengan tehnologi baru, artefek atau teknik, atau pemakaian baru dari tehnologi lama berpindah dari penciptaan ke penggunaan. Berdasarkan teori difusi inovasi teknologi dikomunikasikan melalui saluran khusus, terus menerus, diantara anggota system social.

B. TAHAPAN INOVASI TEHNOLOGI Tahapan inovasi tehnologi yang dilalui meliputi : 1. Pengetahuan ( knowledge ) Tahap ketika seseorang menjadi peduli terhadap inovasi dan ide dapat berfungsi. 2. Persuasi ( persuasion ) Tahap ketika seseorang membentuk suatu sikap yang digemari atau tidak digemari terhadap inovasi 3. Keputusan ( decision ) Tahap ketika seseorang menyatakan dalam aktifitasnya yang mengarah kepada suatu pilihan untuk mengadopsi untuk menolak inovasi. 4. Penerapan ( implementasion ) Tahap ketika seseorang mengambil untuk menggunakan sustu inovasi 5. Konfirmasi ( confirmation ) Tahap ketika seseorang mengevaluasi hasil keputusan untuk inovasi yang telah dibuat.

C. KARAKTERISTIK INOVASI Roger Clarke ( 1999)menggambarkan bahwa suatu inovasi akan diadopsi oleh seseorang atau organisasi bila memiliki kareakteristik penting sebagai berikut : 1. Keuntungan relative ( relative advantage ) Yakni bila inovasi konsisten dengan nilai yang ada serta kebutuhan dan pengalaman yang lalu.

2. Kesesuaian ( compability ) Yakni bila inovasi konsisten dengan nilai yang ada serta kebutuhan dan pengalaman masa lalu. 3. Kerumitan ( complexity ) Yakni bila tingkat kesulitan dalam mengerti dan menggunakan inovasi dapat teratasi dengan baik 4. Keterujian ( trialability ) Yakni bila keadaan akibat adanya inovasi dapat diteliti dengan segala keterbatasannya 5. Keteramatan ( observability ) Yakni bila dengan adanya suatu inovasi terlihat dengan jelas hasilnya.

D. TOKOH DALAM INOVASI Beberapa pemeran / tokoh penting yang terlibat didalam proses inovsi menurut Roger Clarke ( 1999 ) antara lain adalah : 1. Pemimpin opini ( opinion leaders ) Yakni tokoh yang terlibat didalam proses inovasi sering mempengaruhi perilaku yang lain. 2. Agen perubahan ( change agents ) Yakni tokoh yang mempengaruhi secara positif keputusan inovasi memalui mediasi antara agen perubahan dan system social yang relevan. Fungsi agen perubahan ini meliputi : a. Untuk menyususn kebutuhan perubahan sebagai bagian dari klien b. Menetapkan sustu hubungan pertukaran informasi c. Untuk mendiagnosa masalah klien d. Untuk menumbuhkan niat perubahan terhadap klien e. Untuk menerjemahkan niat menjadi aksi f. Untuk menstabilkan adopsi dan mencegah ketidakberlanjutan g. Untuk merubah klien dari kepercayaan terhadap agen perubahan menjadi kepercayaan diri.

TEORI PERILAKU, PERUBAHAN DAN PENERAPAN PADA PROMOSI KESEHATAN

Langkah awal dalam intervensi pada promosi kesehatan 1. Assessment awal analisis kebutuhan untuk pelaksanaan promosi kesehatan, latar belakang permasalahan yang ada. 2. Dinamika psikologi (mapping permasalahan utama) sehingga penilaian terhadap target promosi

kesehatan, sehingga muncul kemungkinan masalah yang muncul. Didalam diagnose medis disebut diferensial diagnose / diagnose banding. 3. Perencanaan intervensi perencanaan program promosi kesehatan sesuai dengan permasalahan yang ada. 4. Pelaksanaan intervensi implementasi program promosi kesehatan, kalau didalam ilmu kedokteran adalah pemberian therapy. 5. Evaluasi evaluasi / penilaian terhadap promosi kesehatan yang dilakukan dan melakukan peninjauan ulang terhadap hasil yang sudah dilakukan.didalam kedokteran disebut sebagai follow up therapy. PENDEKATAN UNTUK MERUBAH PERILAKU: 1. Informasi : menyampaikan informasi dengan berbagai macam cara, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Pemasaran : didalam mempromosikan hendaknya penggunakan tehnik dan prinsip


pemasaran yang menarik untuk mengenalkan ide / mengubah perilaku seseorang. Factor yang menentukan keberhasilan pemasarannya adalah : segmentasi pasar itu sendiri serta bagaimana manfaatnya untuk konsumen.
3.

Ada 4 P di dalam pemasaran yaitu, prosuk, price, place dan promosi

4. Insentif : dengan pemberian insentif bisa merubah prilaku seseorang 5. Restriksi 6. Indoktrinasi : memberikan doktrinasi terhadap prilaku yang diharapkan 7. Peraturan : dengan suatu peraturan yang tegas, mampu mengubah perilaku seseorang.

TEORITEORI-TEORI SOSIAL DAN EKOLOGI, SERTA PERUBAHAN PERILAKU KOMUNITAS & ORGANISASI Perspektif Ekologi : Merupakan Suatu Pendekatan Yang Interaktif Promosi Kesehatan jaman ini lebih dari sekedar mendidik individu tentang perilaku sehat. perilaku tersebut meliputi usaha untuk berubah, perilaku kemasyarakatan, seperti halnya fisik dan lingkungan social masyarakat. Selain itu tentang bagaimana mengembangkan dan mendukung untuk kebijakan yang mempengaruhi kesehatan, serta ekonomi. Perspektif yang ekologis menekankan interaksi diantaranya, dan saling ketergantungan antara lingkungan fisik dan lingkungan social kultural Untuk menjelaskan konsep utama pengaruh perspektif yang ekologis, menurut Mcleroy Dan Para rekan kerja ( 1988) dikenal lima tingkatan pengaruh untuk kondisi-kondisi dan perilaku terkait dengan kesehatan, tingkatan ini meliputi: ( 1) intrapersonal atau faktor individu; ( 2) faktor hubungan antar pribadi; ( 3) faktor organisatoris atau kelembagaan; ( 4) faktor masyarakat ( 5) faktor kebijakan publik.

Pendekatan Multilevel terhadap epidemiologi. 1. Status kesehatan individu / masyarakat 2. Pathofisiologi permasalahan kesehatan 3. Factor genetic / konstitusional factor 4. Factor resiko suatu individu 5. Sisoal relationship 6. Kondisi tempat tinggal 7. Kondisi tetangga dan komunitas social llain 8. Kebijakan politik dan sosial

Kebijakan lingkungan di dalam organisasi: 1. Advocacy Pengertian advocacy : Advocacy adalah upaya-upaya yang difokuskan pada perubahan kebijakan, program dan lingkungan dalam skala besar serta mobilisasi sumber daya dan opini untuk mendukungnya (Rice, 1999) Advocacy adalah suatu upaya untuk meningkatkan kekuatan masyarakat atau kelompok dan membuat institusi yang dituju lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat (Walack et al., 1993) Strategi untuk mempengaruhi policy maker pada saat mereka membuat aturan, mendistribusikan sumber daya/kebijakan lain yg berdampak pd masyarakat banyak Proses yang disengaja untuk mempengaruhi pengambil kebijakan

Kata kunci didalam kita melakukan advocacy : Mempengaruhi / influencing Proses yang disengaja / deliberate process Policy makers Affect the well being of many people

Pesan didalam melakukan advocacy : Apa yang harus dilakukan oleh sasaran jelas, dan kepada siapa melakukan advokasi Didasasi argumentasi dan didukung data yang akurat dan kuat Keuntungan yang akan diperoleh jelas Kalimat yang digunakan saat advokasi jelas dan singkat

2. Environmental change 3. Legislation 4. Policy mandates, regulations 5. Resource development 6. Social support 7. Financial support 8. Community development 9. Organizational development

Vous aimerez peut-être aussi