Vous êtes sur la page 1sur 7

Tugas Analisis Tanah dan Udara

Nama : M. Yogi Irawan Nim : 1007035031 Prodi : Kimia

Sampling kualitas udara dilihat dari lokasi pemantauannya terbagi dalam dua kategori yaitu sampling udara emisi dan udara ambien. Sampling udara emisi adalah teknik sampling udara pada sumbernya, seperti cerobong pabrik dan saluran knalpot kendaraan bermotor. Sampling kualitas udara ambien adalah sampling kualitas udara pada media penerima polutan udara/emisi udara. Teknik pengambilan sampel udara ambien ini terbagi dalam dua macam, yaitu pemantauan kualitas udara secara aktif (konvensional) dan secara pasif. Dari sisi parameter yang akan diukur, pemantauan kualitas udara terdiri dari pemantauan gas-gas berbahaya dan partikulat/ debu. Teknik tangkapan (captures techniques) Teknik sampling dengan menangkap sejumlah volume contoh udara yang ditarik ke dalam kontainer khusus, contoh udara kemudian dianalisis di laboratorium dengan instrumen analisis : GC, GC-MSD, HPLC dsb. Teknik ini mampu mengumpulkan sampel dalam jumlah besar dengan frekuensi berulang, sehingga cocok untuk sampling udara emisi. Beberapa jenis kontainer yang sering digunakan yaitu : inert flexible bags, steel canister dan glass bombs. Prosedur sampling dengan teknik tangkapan dapat dilakukan secara sesaat, pasif dan aktif. Pada sampling sesaat, contoh diambil secara simultan dalam rentang waktu sesaat dengan membuka katup pada kontainer atau dengan menambahkan tabung resistor berupa kolom kapiler untuk mengendalikan laju alir sampel. Pada kapiler untuk mengendalikan laju sampel. Pada sampling pasif, sampel diambil dalam waktu lebih lama tanpa bantuan pompa udara namun laju alir dikendalikan dengan alat pengendali aliran mekanis. Pada sampling aktif, sampling dilakukan dengan bantuan pompa udara dan dilengkapi dengan alat pengendali laju alir mekanis. Kekurangan pada teknik ini adalah kemungkinan

adanya interaksi antar senyawa dalam sampel atau antar sampel dengan kontainer pengumpul. Untuk menetapkan kadar gas-gas berbahaya secara konvensional, digunakan alat yang disebut air sampler impinger. Peralatan impinger secara keseluruhan terdiri dari :

Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi. Kecepatan hisap stabil dan dapat diatur dengan potensiometer

Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan larutan penangkap. Dapat lebih dari satu tabung.

Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap air (desikan) untuk melindungi pompa dari korosi.

Flow meter, yaitu alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metoda bubble flow.

PRINSIP DASAR

Sampling udara dengan impinger pada hakikatnya terdiri dari beberapa langkah yaitu:

Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang berisi larutan penangkap.

Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan penangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental.

Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara yang dipompa dan hasil pengukuran.

LOKASI SAMPLING Dalam penentuan lokasi pengambilan contoh uji, yang perlu diperhatikan adalah bahwa data yang diperoleh harus dapat mewakili daerah yang sedang dipantau, yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Titik

pemantauan

kualitas

udara

ambien

ditetapkan

dengan

mempertimbangkan : Faktor meteorologi (arah dan kecepatan angin), Faktor geografi seperti topografi, dan tata guna lahan. Kriteria berikut ini dapat dipakai dalam penentuan suatu lokasi pemantauan kualitas udara ambien: 1. Area dengan konsentrasi pencemar tinggi. Daerah yang didahulukan untuk dipantau hendaknya daerah-daerah dengan konsentrasi pencemar yang tinggi. Satu atau lebih stasiun pemantau mungkin dibutuhkan di sekitar daerah yang emisinya besar.

2. Area dengan kepadatan penduduk tinggi. Daerah-daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terutama ketika terjadi pencemaran yang berat. 3. Di daerah sekitar lokasi penelitian yang diperuntukkan untuk kawasan studi maka stasiun pengambil contoh uji perlu ditempatkan di sekeliling daerah/kawasan. 4. Di daerah proyeksi. Untuk menentukan efek akibat perkembangan mendatang dilingkungannya, stasiun perlu juga ditempatkan di daerahdaerah yang diproyeksikan. 5. Mewakili seluruh wilayah studi. Informasi kualitas udara di seluruh wilayah studi harus diperoleh agar kualitas udara diseluruh wilayah dapat dipantau (dievaluasi). Beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pemilihan titik pengambilan contoh uji adalah: 1. Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absorpsi, atau adsorpsi (seperti dekat dengan gedung-gedung atau pohon-pohonan). 2. Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar yang akan diukur dapat terjadi: emisi dari kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada saat mengukur ozon, amoniak dari pabrik refrigerant yang dapat mengotori pada saat mengukur gas-gas asam. 3. Hindari tempat dimana pengganggu fisika dapat menghasilkan suatu hasil yang mengganggu pada saat mengukur debu (partikulat matter) tidak boleh dekat dengan incinerator baik domestik maupun komersial, gangguan listrik terhadap peralatan pengambil contoh uji dari jaringan listrik tegangan tinggi 4. Letakkan peralatan di daerah dengan gedung/bangunan yang rendah dan saling berjauhan. 5. Apabila pemantauan bersifat kontinyu, maka pemilihan lokasi harus mempertimbangkan perubahan kondisi peruntukan pada masa datang.

PARAMETER 1. Penetapan Kadar NH3

Prinsip

Amoniak dari udara ambien yang telah diserap oleh larutan penyerap asam sulfat, akan membentuk amonium sulfat. Diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm dengan kisaran konsentrasi 20g/Nm3 sampai 700 g/Nm3 (0,025 ppm sampai 1 ppm).

Reaksi

Sampling : NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4

2. Penetapan Kadar Nitrogen dioksida (NO2)

Prinsip

Gas nitrogen dioksida diserap dalam larutan Griess Saltzman sehingga membentuk suatu senyawa azo dye berwarna merah muda yang stabil setelah 15 menit. Konsentrasi larutan ditentukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm dengan kisaran konsentrasi 0,005 ppm sampai 5 ppm udara atau 0,01 g/L sampai dengan 10 g/L.

Reaksi

3. Penetapan Kadar Sulfur dioksida (SO2)

Prinsip

Gas sulfur dioksida (SO2) diserap dalam larutan penyerap tetrakloromerkurat membentuk senyawa kompleks diklorosulfonatomerkurat. Konsentrasi larutan di ukur pada panjang gelombang 550 nm dengan kisaran konsentrasi 0,01 ppm sampai 0,4 ppm udara atau 25 g/m3 sampai 1000 g/m3.

Reaksi : H2O + H2O HgCl2SO32-+2H++2Cl HOCH2SO3H

Sampling : HgCl42HCHO + + SO2 SO2 +

4. Penetapan Kadar Oksidan

Prinsip

Oksidan dari udara ambien diserap oleh larutan NBKI dan bereaksi dengan ion iodida membebaskan iod (I2) yang berwarna kuning muda, yang kemudian dapat dititar dengan larutan tio dengan indikator kanji hingga TA tak berwarna.

Reaksi : O3 + 2KI K2O + I2 + O2 : I2 + Na2S2O3 Na2S4O6 + 2NaI

Sampling Analisis

5. Penetapan Kadar Karbon monoksida

Prinsip

Karbon monoksida dari udara ambien mereduksi I2O5 membentuk I2 yang larut dalam KI, yang dapat dititar dengan larutan tio dengan indikator kanji hingga TA tak berwarna.

Reaksi : 5CO + I2O5 I2 + 5CO2 : I2 + Na2S2O3 Na2S4O6 + 2Na

Sampling Analisis

Macam-macam larutan penyerap H2S SO2 NO2 NH3 Oksidan (O3) NOx CO2 : Zink asetat : Tetrakloromerkurat : Larutan Saltzman : Larutan asam borat : Larutan KI dalam buffer fosfat : Larutan KMnO4 atau Cr2O4 : Larutan KOH, NaOH, atau Ba(OH)

Vous aimerez peut-être aussi