Vous êtes sur la page 1sur 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat dalam jiwa, maka suatu perbuatan baru dapat disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat, antara lain : 1. Perbuatan tersebut dilakukan secara kontinyu atau berkesinambungan. Kalau perbuatan dilakukan hanya sekali saja maka tidak disebut sebagai akhlak. Contoh, pada orang yang jarang berinfaq, tiba-tiba memberikan uang kepada orang lain dengan alasan tertentu. Dengan tindakan tersebut tidak dapat disebut murah hati atau berakhlak dermawan, karena hal tersebut tidak melekat dalam jiwanya 2. Perbuatan tersebut timbul secara tiba-tiba, bukan sebab difikirkan atau direncanakan dahulu. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau detelah difikirkan secara matang, maka tidak dapat disebut akhlak. B. Tujuan Diharapkan manusia bisa membiasakan perilaku terpuji, supaya dapat mengendalikan diri untuk tidak berbuat maksiat kepada Allah SWT, serta dapat mendorong manusia untuk menunaikan kewajiban beribadah kepada Allah SWT.

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengertian Akhlakul Karimah Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika hal tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pertimbangan Akal dan Syari, maka disebut akhlak yang baik.Sedangkan sebaliknya jika yang timbul adalah kemungkaran maka disebut akhlak yang buruk. Jadi akhlakul karimah dapat diartikan sebagai akhlak yang baik yang daripadanya terdapat unsur dan sifat-sifat kebaikan. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata Al-Khulq yang artinya : Tabiat atau budi pekerti Kebiasaan atau adat Keperwiraan. Akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat dalam jiwa, maka suatu perbuatan baru dapat disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat, antara lain: Perbuatan tersebut dilakukan secara kontinyu atau berkesinambungan. Kalau perbuatan hanya dilakukan sekali saja maka tidak dapat disebut dengan akhlak. Contoh, pada suatu saat orang yang jarang berinfak tiba-tiba memberikan uang kepada orang lain dengan alasan tertentu. Dengan tindakan tersebut tidak dapat disebut murah hati atau berakhlak dermawan, karena hal tersebut tidak melekat dalam jiwanya. Perbuatan tersebut timbul secara tiba-tiba, bukan sebab dipikirkan atau direncanakan terlebih dahulu. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau setelah dipikirkan secara matang, maka tidak dapat disebut akhlak. Akhlak Nabi Muhammad SAW dapat disebut dengan akhlak Islam. Karena akhlak tersebut bersumber dari Al-Quran dan Al-Quran datangnya dari Allah SWT, maka akhlak Islam mempunyai ciri-ciri tertentu yang berbeda dengan perbuatan yang diatur manusia. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut : Kebaikan bersifat mutlak, yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam adalah murni baik untuk individu maupun masyarakat. Kebaikannya bersifat menyeluruh, yaitu kebaikan yang selalu berlaku secara universal. Tetap, artinya kebaikannya tidak mengalami perubahan. Kewajiban yang harus dipenuhi, yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus dilaksanakan sehingga ada sangsi hukum tertentu bagi yang tidak melaksanakan. Pengawasan yang menyeluruh, karena akhlak dari Allah maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak buatan manusia.

1. 2. 3.

1.

2.

1. 2. 3. 4.

5.

B. Tawadhu Tawadhu berarti rendah hati.Kata tawadhu lawan kata takabur.Sikap tawadhu disukai dalam pergaulan sehingga menimbulkan rasa simpatik dan senang.Sikap takabur tidak disukai dalam pergaulan. Orang yang rendah hati tidak akan menurunkan martabatnya, justru mengangkat derajat orang tersebut. Orang yang sombong menginginkan agar dirinya tampak

lebih tinggi dan dihormati orang lain. Namun justru sebaliknya, sikap sombong menghidangkan rasa simpati dan dijauhi dalam pergaulan. Islam memberi tuntunan kepada umatnya untuk memiliki sikap tawadhu dan menjauhi sikap takabur. Seperti pada Al-Quran surat Luqman ayat : 18 - 19.

Artinya : "Dan janganlah kamu memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.Seburuk-buruk suara adalah suara keledai". Dari ayat di atas dapat diambil pelajaran : 1. Memalingkan muka saat berbicara dengan orang lain adalah suatu sikap tidak bersahabat dan menimbulkan rasa kecewa pada lawan bicara. 2. Mengeraskan suara adalah hal yang kurang terpuji. Allah menyatakan seburuk-buruk suara adalah suara keledai. Maksud pernyataan itu adalah orang yang suka berbicara dengan keras, padahal jika lirih saja sudah terdengar maka Allah mengibaratkannya seperti tingkah keledai C. Taat Yang dimaksud taat adalah sifat atau laku yang mampu untuk menjalankan semua perintah terutama perintah yang didasarkan atas perintah Allah SWT serta Rasulullah SAW serta menjaga harga diri, nama baik, serta kredibilitas bagi pelakunya. Baik di hadapan Allah maupun sesama manusia. Orang memiliki sifat taat tidak akan dipandang nista di hadapan Allah dan juga dalam pergaulan di masyarakat. Allah memerintahkan Kepada manusia untuk berusaha dengan sunguh-sunguh dan bekerja keras, dengan bekerja keras manusia sudah melaksanakan perintah Allah untuk taat dan tunduk kepada hukum-hukum Allah, dengan taat kepada Allah dan Rasulnya, manusia akan mampu mempertahankan hidup serta mengembangkan kehidupan dirinya dan lingkungannya. Firman Allah SWT Q.S. Ar Ra'du : 11:

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. D. Qanaah Arti Qana'ah adalah rela menerima apa adanya. Rela menerima apa adanya dalam hal ini, adalah menerima atas hasil usaha. Jika seseorang sudah berusaha dengan sebaik-baiknya, namun hasilnya belum sesuai dengan apa yang diharapkan, maka dengan rela hati ia menerima hasil tersebut dengan syukur dan lapang dada atau bersabar. Rela menerima apa adanya bukan berarti merasa cukup dengan apa yang ada sambil bermalas-malasan, tidak mau berusaha meningkatkan kesejahteraan hidup. Qana'ah merupakan sikap yang ditiru dari para sufi, Karena qana'ah dapat menjauhkan dan ajakan nafsu terhadap berbagai tipu daya kehidupan dunia yang membuatnya lupa kepada Allah. Akibat godaan nafsu, seseorang tidak merasa takut atas ancaman yang diterimanya, sehingga sikap dan perilakunya melampaui batas-batas norma ilahiah. Untuk menghindari hal itu, seorang muslim dituntut bersikap qana'ah dalam hidupnya. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwa.yatkan Jabir yang artinya "qana'ah adalah perbendaharaan yang tidak akan musnah".Adapun yang dimaksud dengan perbendaharaan adalah sesuatu yang mempunyai nilai yang amat berharga dan bermanfaat. Bagi seorang muslim, harta benda seperti inah yang harus dicari walaupun memerlukan pengorbanan dan perjuangan untuk memperolehnya.

Qana'ah diibaratkan dengan harta benda itu tidak akan hidang dan musnah jika dipelihara dengan iman yang kuat. Hal ini berbeda dengan perbendaharaan harta benda dunia yang mudah hidang atau musnah karena bersifat fana dan sementara.Harta benda dunia tidak membawa kebaikan dan bahkan membawa kemadharatan. Seseorang yang memilki sifat qana'ah, maka ia akan merasa cukup dengan harta atau rizki yang ada pada dirinya. Pikirannya tidak berangan-angan pada hal-hal yang lain. Ia berpendirian, bahwa apa yang diperoleh atau apa yang ada pada dirinya semua sudah menurut kadar ketentuan Allah SWT. Wahyu Allah SWT. Surat Huud : 6

Artinya : Tiada sesuatu yang melata di bumi, melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya. Sifat qana'ah merupakan dasar atau dandasan dalam menghadapi hidup, menumbuhkan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, menimbulkan energi atau semangat kerja untuk meraih rizki. Jadi, manusia harus berikhtiar dibarengi dengan percaya akan takdir yang diperoleh sebagai hasilnya. Selain itu, sifat qana'ah menjadikan orang tidak tamak. Seseorang bekerja bukan karena apa yang dimiliki itu belum cukup kemudian mengejar yang lainnya, tetapi orang bekerja karena dalam hidup ini manusia tidak boleh bermalasan-malasan serta menyadari bahwa bekerja adalah bagian dari ibadah kepada Allah SWT. Qana'ah tidak bertentangan dengan penguasaan harta, selama harta itu tidak menghilangkan ketentraman hati, sebab qana'ah merupakan tangga ketentraman hati.Harta bahkan sangat diperlukan selagi masih diikat dengan niat yang suci yakni untuk mendukung segala keperluan hidup, berhubungan dengan sesama manusia dan beribadah kepada Allah SWT. Sahabat Ali bin Abi Thalib pernah berkata, "Walaupun seseorang menyimpan semua harta benda yang ada di bumi ini, tetapi dengan niat hendak menghadap Allah SWT, maka tidaklah Allah SWT akan berpaling darinya". Sikap qana'ah dapat diterapkan dalam kondisi lapang maupun kondisi sempit.Bersyukur ketika mendapat kelapangan dan kenikmatan yang banyak (bukan lupa daratan) dan bersabar ketika menerima kesempitan (bukan putus asa). E. Sabar Arti sabar adalah menahan diri dalam menanggung suatu penderitaan atau cobaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak diingini atau dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi.Imam AI Ghozali mengatakan "Sabar adalah suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuhnya atas dorongan ajaran agama" karena sabar merupakan salah satu tingkatan yang harus dijalani oleh seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.Di dalam suatu tingkatan yang harus dilalui oleh manusia biasanya tingkatan sabar diletakkan sesudah zuhud.Karena orang yang dapat mengendalikan dirinya dalam menghadapi kelezatan duniawi berarti dia telah berusaha menahan diri dari kelezatan tersebut. Keberhasilan dalam tingkatan zuhud akan membawanya ke dalam tingkatan sabar. Dalam tingkatan sabar orang tidak lagi tergoncang oleh penderitaan dan hatinya sudah betul-betul teguh dalam menghadap Allah SWT. 1. Pengertian Sabar Dalam bahasa Arab, sabar sering didefinisikan yang Artinya : Menahan diri sejalan dengan tuntutan akal dan agama Menurut Imam Ghozali, hakekat sabar ialah tahan menderita gangguan dan tahan menderita ketidaksenangan orang. Siapa yang mengeluh dari buruknya kelakuan orang lain hal yang demikian menunjukkan atas buruknya kelakuan sendiri, karena budi pekerti yang baik adalah sanggup menderita yang tidak disenangi. Beliau berkata, sabar itu kokohnya dorongan agama dalam menghadapi dorongan hawa nafsu. Sabar artinya tahan terhadap setiap penderitaan atau sesuatu yang tidak disenangi dengan sikap ridha dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT Ada juga yang mengartikan sabar adalah keteguhan hati dalam menghadapi berbagai kesulitan dan bahaya.. Kata sabar memang kedengarannya sangat sederhana, akan tetapi pada prakteknya tidak semua orang mampu melakukannya, dan sudah tidak menjadi rahasia lagi di lingkungan kita banyak orang sering kehilangan kesabaran.

Dalam mengarungi samudra kehidupan, kita tidak akan terlepas dari ujian dan cobaan yang datang menjemput setiap waktu, baik cobaan yang menimpa terhadap kehidupan diri sendiri, kelompok ataupun bencana yang menimpa terhadap bangsa. Perjalanan hidup yang penuh liku itu kadang naik kadang turun, berbelok.penuh onak dan duri. Itu semua tidak mungkin kita atasi jika tidak didasari dengan kesabaran. 2. Macam-macam Sabar Sabar mempunyai dua macam pengertian berbeda, yaitu Sabar yang berarti lapang dada dan tabah menghadapi segala kasus, problematika, musibah dan ujian yang menimpa diri sendiri. Mushabarah yang berarti tabah dan teguh menghadapi persaingan dalam memperjuangkan suatu cita-cita. Dalam hal ini kita diuji apakah kita mampu menghadapi persaingan, teguh mempertahankan prinsip dan lebih tabah dan teguh dalam menjalaninya atau tidak.

3. Secara garis besar Sabar itu dikelompokan menjadi dua yaitu : a. Jasmani, seperti menderita kesukaran dalam beramal dan beribadah. b. Rohani, ialah sabar menahan hawa nafsu dan keinginan tabi'at manusiawi dan ajakan hawa nafsu. Misalnya : 1) Sabar menahan syahwat (nafsu) perut dan kemaluan namanya "iffah" (perwira) 2) Tahan menerima musibah dan penderitaan, nama istilahnya adalah "sabar" (tabah). 3) Sabar menahan diri dari hidup berlebih-lebihan, namanya Zuhud" (sederhana). 4) Sabar menahan diri ketika mendapat kekayaan yaitu Dhabtum nafsi. 5) Sabar menerima bagian atau pemberian yang sedikit, dikenal denyan istilah "Qona'ah" (rela dengan yang telah ada). 6) Sabar dalam menghadapi peperangan yaitu : "syaja'ah" (berani). 7) Sabar dalam menahan amarah, disebut : "hilmi" (lapang dada). Sabar pada Kenyataannya dapat Dikelompokan Menjadi tiga macam, yaitu : 1. Sabar atau menahan diri dari segala perbuatan jahat (maksiat) Sabar merupakan dandasan yang kokoh untuk mewujudkan apa saja yang kita inginkan. Sabar di sini termasuk di dalamnya menghindarkan diri dari perbuatan maksiat yang dapat menjerumuskan. Karena kita sudah mengetahui bahwa perbuatan maksiat itu perbuatan yang termasuk pembangkangan yaitu suatu perbuatan jahat yang menurut hawa nafsu syaithaniyah juga suatu perbuatan yang bisa menjerumuskan diri sendiri maupun orang lain sehingga mengakibatkan orang lain yang dirugikan. Ketika iman kita tergoda karena nafsu syaithaniyah, orang tersebut senantiasa ingin melampiaskannya walapun sudah mengerti bahwa perbuatan yang dilakukan itu termasuk perbuatan yang dilarang Allah SWT. Keinginan atau dorongan nafsu itu apabila tidak terlampiaskan, seringkali membuat kita semakin tertekan. Apabila iman kita goyah karena nafsu yang tidak terbenduny maka akan berarti telah hilang pula rasa kesabaran kita dalam menghalang perbuatan jahat. Jadi, sabar dalam hal ini merupakan suatu pertahanan yang dapat mencegah berbagai dorongan nafsu yang setiap saat menggoda iman manusia. Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : "Surga itu dikelilingi dengan kebencian-kebencian hawa nafsu, sedangkan neraka itu

dikelilingi oleh kesenangan-kesenangan hawa nafsu." (H. R. Muslim) Hadits di atas menjelaskan betapa sulitnya meraih jalan ke surga. Karena dikelilingi oleh hawa nafsu yang setiap saat mengintai kita agar terjerumus ke lembah dosa. Rasulullah SAW mengingatkan kita bahwa ke jalan surga penuh dengan hal-hal yang tidak disenangi hawa nafsu. Sedangkan jalan ke neraka justru dipenuhi dengan kesenangankesenangan hawa nafsu. Menjauhkan diri dari godaan-godaan hawa nafsu tidaklah gampang kecuali bagi orang-orang yang sabar. Sabar disini adalah pengaruh dari keyakinan yang mendalam dan tujuan yang bulat mencari ridha Allah. Dengan demikian hanya shabarlah yang dapat membendung semuanya. Dan inilah hiasan yang menjadikan seorang muslim itu ke tingkat derajat yang mulia, yang menjuhkan seorang mukmin dari kehinaan dan tipu daya kejahatan. Untuk memperoleh derajat itulah kita harus berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Al-Quran yaitu :

Artinya : " Ya Allah Tuhan kami, Iimpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepadamu)," ( Q. S. Al Araf: 126) 2. Sabar dalam melakukan ibadah Sabar dalam melaksanakan agama Allah, baik dalam menjalankan perintah-Nya, maupun menjauhi larangan-Nya.Sabar digini merupakan sikap menahan diri dari berbagai kesulitan dan rasa berat dalam menjalankan ibadah. Dalam ibadah tidak hanya dituntut memenuhi syarat dan rukunnya secara lengkap, tapi harus dilakukan secara khusuk dan penyerahan diri secara total. Di dalam AI Quran banyak kita jumpai tentang perintah beribadah kepada Allah diantaranya yaitu surat Adz Dzariyaat ayat : 56 yang berbunyi :

Artinya : "Tidaklah sekali-kali kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah" (Q. S. Adz Dzariyaat : 56) Dalam beribadah pasti banyak ditemukan berbagai rintangan dan halangan yang berupa godaangodaan yang selalu menghantui pikiran sehirigga shalat kita tidak khusuk atau hendak memulainya terasa berat dan kadang ditunda-tunda. Padahal sudah kita ketahui bahwa diantara fungsi ibadah adalah meninggikan kualitas nilai kemanusiaan artinya dengan ibadah diharapkan manusia akan dapat mengembangkan fungsinya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. Dengan berfungsinya manusia sebagai hamba dan khalifah Allah, maka manusia akan mencapai kebahagiaan hakiki dan ketinggian derajat dan martabat sebagai manusia. Akan tetapi untuk mewujudkan fungsi manusia sebagai kalifah di muka bumi ini jelas tidak mudah, banyak halangan, rintangan dan cobaan yang senantiasa menghadang. Seperti perasaan malas, merasa tidak mendapatkan manfaat apa-apa setelah menjalankan ibadah, padahal pengamalan ibadah

shalat itu jika dilaksanakan secara sesungguhnya kita disiplin dan berkesinambungan akan dapat meningkatkan kesucian jiwa, ketenangan batin dan bahkan menjaga kesehatan fisik dan mental. Hal ini telah diketemukan oleh para ahli di bidang ilmu kesehatan.Oleh karena itu pengamalan ibadah ini sangat memerlukan kesabaran. Ada beberapa dalil-dalil yang berkaitan dengan perintah beribadat dengan sabar dan khusu' diantaranya adalah : A1 Qur'an surat Thahaa ayat : 132

Artinya : "Dan perintahkan kepada keluargamu mendirikan shalat, dan bershabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu.Dan Akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa. (Q.S. Thahaa : 132) Al Qur'an surat Al Baqarah ayat : 45

Artinya : "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu". (Q. S. Al Baqarah : 45) Demikian pula ibadah-ibadah yang bersifat umum seperti melakukan perbuatan-perbuatan baik dan bermanfaat bagi dirinya lebih-lebih bagi orang banyak. Semakin besar manfaat yang dapat diberikan kepada orang lain, maka semakin tinggi pula nilainya. Untuk dapat memberikan manfaat tentu harus memiliki ilmu dan ketrampilan, maka kita harus banyak belajar dengan tekun dan disiplin, untuk dapat tekun dan disiplin dalam bela)ar kita memerlukan kesabaran yang tinggi, tanpa memiliki rasa kesabaran kita tidak dapat menguasainya, sebab penguasaan ilmu dan keterampilan itu memerlukan waktu yang cukup lama. 3. Sabar karena menghindari kemunduran Sabar karena menghindari kemunduran maksudnya adalah menahan diri dari berbagai macam godaan yang menyebabkan kita tidak berani dalam melakukan sesuatu yang baik seperti ; membela keadilan, membela harga diri kita atau orang lain, berjuang demi masyarakat, bangsa dan sebagainya. Hidup ini adalah perjuangan yang kadang tidak luput dari ujian dan cobaan yang diberikan Allah.Ujian itu bisa berupa ketakutan, musibah sakit, kelaparan dan kekurangan harta benda atau bahkan kematian. Sikap pantang mundur dalam menghadapi berbagai rintangan dan cobaan ini seperti yang digambarkan oleh para sahabat nabi ketika diperintahkan untuk hijrah ke Madinah

dengan meninggalkan sanak saudara, harta kekayaan dan sejumlah posisi lain yang sudah mapan. Hijrah tersebut dilakukan tak lain karena mengharapkan ketentraman dalam beribadah dan memenuhi panggilan Allah semata. Ayat-ayat Al-Quran yang memberikan petunjuk kepada kita agar senantiasa sabar dalam menghadapi beruagai macam ujian dan cobaan adalah sebagai berikut : Al Qur'an surat A' Ahqaaf ayat : 35

Artinya : "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dan rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. (Q,S. Al Ahqaaf ayat : 35) Begitu tingginya nilai orang yang bersabar itu, sampai-sampai Syayidina Ali Bin Abu Thalib berkata : "Orang yang bersabar itu pasti mendapat kemenangan walaupun terlambat hasilnya".

Al Qur'an surat Muhammad ayat : 31

Artinya : "Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu, agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bershabar diantara kamu, dan kami menyatakan (baik buruknya) hal ikhwalmu.(Q.S. Muhammad :"31)

AI-Qur'an Surat Az Zumar : 10

Artinya : "Katakanlah (hai Muhammad, Allah berfirman) hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertaqwalah kepada Tuhanmu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia (menaati) diberikan kebaikan (pahala di akhirat) dan bumi Allah itu luas. Sesungguhnya orang-orang yang sabar (menaati) akan diberi pahala tanpa hitungan. " (Q. S. Az Zumar : 10) Ayat tersebut memerintahkan kepada nabi Muhammad SAW, agar menyeru umatnya untuk

bertaqwa dan bersabar. Dengan kesabaran tersebut Allah akan melimpahkan anuyrahnya berupa segala kemudahan dan kesuksesan di dunia dan pahala di akhirat kelak. Menurut Imam AI Ghazali, kondisi manusia dalam kehidupan ini ada dua macam, yaitu : 1. Kehidupan yang sesuai dengan kehendak hati. 2. Kehidupan atau perjalanan hidup yang tidak sesuai dengan kehendak hati. Kedua kondisi di atas pasti akan dilalui oleh setiap manusia yang mana jika menemui salah satu kondisi tersebut harus disikapi dengan sabar, baik pada perjalanan hidup yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. 4. Sabar Menahan Derita Sabar menahan derita maksudnya adalah sabar dalam menerima cobaan dan musibah. Orang yang sabar, jika ditimpa musibah tidak akan mengeluh dan putus asa, tetapi mengembalikan semuanya kepada Allah. Ia tetap tabah menerima musibah itu karena yakin bahwa yang memberikan musibah itu adalah Allah SWT. Firman, Allah :

Artinya : "Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan beritakanlah berita gembira ini kepada yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Inna lillahi wainna ilaihi raaji'uun. (Q. S. Al Baqaarah :155- 156) 5. Sabar Menahan Marah Sabar menahan amarah artinya tidak mudah emosi, berarti mampu dan sanggup mengendalikan emosi. Sabar menahan marah harus dilatih. Orang yang mampu menahan amarah adalah termasuk ciri-ciri orang yang bertaqwa. Dan termasuk golongan orang yang kuat. Contoh Prilaku Orang-orang yang Sabar a. Contoh Konkret Sabar adalah Seorang Petani yang menunggu panen padi. Sebelum ia dapat memanen padinya, dengan tekun ia menjaga dan memelihara tanamannya. Sebelum padi menguning, ia senantiasa dengan teratur mengairi, memberi pupuk, dan menyiangi tanamannya. Dia juga selalu menghadapi gangguan-gangguan yang menimpa padinya seperti diserang hama, tikus, banjir atau angin ribut. Semua itu ia hadapi dengan tabah dan rela, walaupun pada akhirnya panennya mengalami kegagalan. b. Contoh Mushabarah adalah misalnya anak-anak bersaing dalam memperoleh kemajuan belajar. Bila teman-temannya mendapatkan nilai B, sedang dia ingin memperoleh nilai A maka ia berusaha keras meningkatkan belajarnya. Jadi, mushabarah adalah upaya (kerja keras). Hikmah Sabar : 1. Manusia akan memperoleh kesuksesan dalam meraih cita-cita. 2. Dapat mendorong manusia untuk menunaikan kewajiban beribadah kepada Allah SWT.

3. Dapat mengendalikan diri untuk tidak berbuat maksiat kepada Allah SWT. 4. Manusia akan selalu teguh menerima cobaan yang manimpanya.

F. Akhlakul Karimah Dalam Kehidupan Modern Saat ini kita berada di tengah pusaran hegemoni media, revolusi iptek tidak hanya mampu menghadirkan sejumlah kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia modern, melainkan juga mengundang serentetan permasalahan dan kekhawatiran. Teknologi multimedia misalnya, yang berubah begitu cepat sehingga mampu membuat informasi cepat didapat, kaya isi, tak terbatas ragamnya, serta lebih mudah dan enak untuk dinikmati. Namun, di balik semua itu, sangat potensial untuk mengubah cara hidup seseorang, bahkan dengan mudah dapat merambah ke bilik-bilik keluarga yang semula sarat dengan norma susila . Mencermati Fenomena aktual di tengah masyarakat kita dapat memperoleh kesimpulan sementara bahwa sebagian hegemoni media secara umum, hegemoni televisi terasa lebih memunculkan dampak negatif bagi kultur masyarakat kita. Tidak dipungkiri adanya dampak positif dalam hal ini, meski terasa belum seimbang dengan pengorbanan yang ada. Televisi yang sarat muatan hedonistis menebarkan jala untuk menjaring pemirsa dengan berbagai tayangan yang seronok penuh janji kenikmatan, keasyikan, dan kesenangan. Belum lagi penayangan film laga yang berbau darah, atau iklan yang mengeksploitasi aurat. Adanya sekatsekat kultur dipandang tidak relevan di era global ini, sehingga sensor dipandang sebagai sesuatu yang aneh dan tidak diperlukan lagi.Menghadapi fenomena seperti ini hanya satu tumpuan harapan kita, yakni pendarahdagingan akhlak melalui keluarga, sekolah, dan masyarakat. Adanya fenomena sosial yang muncul dalam beberapa tahun belakangan ini membutuhkan terapi yang harus dipikirkan bersama. Banyaknya mall, maraknya hiburan malam, beredarnya minuman keras dan obat terlarang, munculnya amukan massa merupakan fenomena yang harus dicermati dan dicarikan solusi. Munculnya mall di kota-kota besar, satu sisi membuat orang betah berbelanja di ruang-ruang sejuk yang sarat dengan dagangan tertata rapi dan warnawarni, tetapi disisi lain sebagian mall mulai difungsikan untuk mejeng bagi ABG dan mencari sasaran pasangan sesaat dengan imbalan materi maupun kepuasan badani. Menghadapi kenyataan ini gerakan bina moral serentak untuk menanamkan akhlakul karimah serasa tidak dapat ditunda lagi. Belum lagi munculnya tempat hiburan malam yang dilengkapi dengan minuman keras serta peredaran obat-obat terlarang yang banyak menimbulkan korban-korban generasi muda. Menghadapi persoalan ini di samping perlunya pengawasan orang tua terhadap putera-puterinya di rumah disertai contoh yang baik dalam berakhlakul karimah, juga diperlukan tindakan represif dari aparat terkait. Upaya menumbuhkan-kembangkan akhlakul karimah merupakan taggung jawab bersama, yakni keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Keempat institusi tersebut memiliki tanggung jawab bersama untuk mendarah-dagingkan akhlakul karimah, terutama di kalangan generasi muda. Hampir setiap hari melalui media masa kita disuguhi munculnya fenomena amukan massa di beberapa kota besar yang ditandai dengan pembakaran pusat pertokoan, penghancuran tempat ibadah, bahkan perusakan kantor polisi maupun berbagai kalangan. Untuk menghindari terulangnya serangkaian peristiwa amukan tersebut, di samping perlu dicari akar masalahnya dan diselesaikan, fenomena tersebut hendaknya dijadikan pemicu gerakan pendidikan moralitas bangsa, dengan menjadikan akhlakul karimah sebagai acuan utama.

Urgensi akhlak semakin terasa jika dikaitkan dengan maraknya aksi perampokan, penjambretan, penodongan, korupsi, manipulasi, dan berbagai upaya untuk cepat kaya tanpa kerja keras. Untuk mengatasi semua kenyataan tersebut tidak cukup hanya dilakukan tindakan represif akan tetapi harus melalui penanaman akhlakul karimah. Tanpa upaya prefentif, segala bentuk upaya represif tidak akan mampu menyelesaikan masalah, karena semua pelaku kejahatan selalu patah tumbuh hilang berganti. Serangkaian fenomena miring tersebut merupakan dampak negatif dari modernitas yang ada di tengah-tengah kita. Hidup di era global ini tidak memungkinkan untuk melarikan diri dari kenyataan modernitas. Modernitas tidak perlu dijauhi, karena kesalahannya tidak terletak pada modernitasnya itu sendiri, tetapi pada tingkat komitmen nilai dari moralitas bangsa dan umat dalam merespon arus modernitas yang semakin sulit dibendung. Di dalam menyongsong kemajuan zaman, bangsa Indonesia harus memiliki moral kualitas unggul. Bangsa yang unggul dalam perspektif Islam adalah bangsa yang berakhlakul karimah. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah Artinya: Sesungguhnya yang paling unggul di antara kamu adalah orang yang paling baik akhlaknya (H.R. Bukhari). Bahkan dalam hadits lain Rasulullah bersabda : Artinya: Yang disebut bagus adalah bagus akhlaknya. (H.R. Muslim). Akhirnya, jelas urgensi pendarah-dagingan akhlak bagi bangsa yang mayoritas Muslim seperti bangsa Indonesia ini.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau

penelitian. Jika hal tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pertimbangan akan dan syari maka disebut akhlak yang baik. Sedangkan sebaliknya jika yang timbul adalah kemungkaran maka disebut akhlak yang buruk. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata Al-Khulq yang artinya : 1. Tabiat atau budi pekerti 2. Kebiasaan atau adat 3. Keperwiraan Macam-macam akhlak yaitu : a. Tawadhu (rendah hati)

b. Taat (sifat atau tingkah laku yang mampu untuk menjalankan semua perintah terutama perintah yang didasarkan ataa perintah Allah SWT serta Rasulullah SAW serta menjaga harga diri, nama baik, serta kredibilitas bagi pelakunya). c. d. Qanaah (rela menerima apa adanya atas hasil usahanya sendiri) Sabar (menahan diri dalam menanggung suatu menderitaan atau cobaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak diingini atau dalam bentuk kehilangan suatu yang tidak diingini atau dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi. B. Saran Dari uraian di atas maka alangkah mulianya kita sebagai umat islam untuk menerapkan akhlak-akhlak yang mulia dan meninggalkan perbuatan yang tercela yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Vous aimerez peut-être aussi