Vous êtes sur la page 1sur 37

ASPEK LAHAN DAN MANAJEMEN NUTRISI DALAM PERTANIAN ORGANIK

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

TUJUAN PERTANIAN ORGANIK


1. Menghasilkan pangan berkualitas tinggi yang bebas residu pestisida, residu pupuk kimia organik sistetik, dan bahan kimia lainnya untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat 2. Melindungi dan melestarikan keragaman hayati agar dapat berfungsi secara alami dalam mempertahankan interaksi di ekosistem pertanian sesuai sistem alami 3. Memasyarakatkan kembali budidaya organik untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan guna menunjang sistem usahatani yang berkelanjutan 4. Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan sarana produksi dari luar yang harganya mahal dan berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan sehingga petani dapat memperhitungkan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan pertanian organik dan pengolahannya 5. Mendorong meningkatnya siklus biologi dalam sistem usahatani dengan melibatkan tanah, tanaman, ternak, flora dan fauna dalam ekosistem 6. Mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang secara berkelanjutan 7. Efisiensi penggunaan air 8. Memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya alam secara lokalita untuk mendukung sistem pertanian organik 9. Mengembangkan keseimbangan yang harmonis antara produksi pertanian dan peternakan
TIm Teaching Pertanian Organik

BASIC CROP REQUIREMENTS SOIL


Must use proper tillage and cultivation practices to

maintain condition of the soil and minimize soil erosion. Must manage fertility and nutrients through crop rotations, cover crops, and plant and animal materials Fertility management must not contaminate crops, soil, or water with plant nutrients, pathogen organisms, heavy metals, or prohibited substances.

What Makes Organic Organic? Practice Based Standards Mandatory Certification Required Organic System Plan Use of only Approved Substances On-Site Inspection

Materi pembahasan........

I. Sifat-sifat tanah: Fisik - Kimia - Biologi II. Bahan organik: Fisikokimia - Biokimia III. Kualitas tanah: Definisi kualitas tanah Evaluasi kualitas tanah Indikator tanah sehat IV. Konversi lahan: Syarat-syarat konversi lahan Fase-fase menuju tanah organik

V. Remediasi lahan: Phytoremediasi Bioremediasi VI. Pupuk organik & hayati: Kualitas & baku mutu Jumlah unsur hara tersedia Hara setara pupuk buatan VII. Manajemen nutrisi & kesuburan tanah: Konsep aksesibilitas unsur hara Manajemen kesuburan tanah Minimalisasi kehilangan hara

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

I.

Sifat-sifat tanah yang paling berpengaruh terhadap proses produksi tanaman

a. Sifat Fisik: 1. tekstur: berkaitan dengan porositas, infiltrasi air & ketersediaan air tanah 2. kedalaman lapisan olah: berhubungan dengan penetrasi akar 3. berat jenis: berkaitan dengan laju infiltrasi, konduktivitas hidraulik & kapasitas
menahan air (water holding capacity, WHC) 4. stabilitas aggregat berhubungan dengan kandungan bahan organik & resistensi tanah terhadap erosi.

b. Sifat Kimia: 1. reaksi tanah (pH): berkaitan dengan ketersediaan unsur hara 2. kapasitas tukar kation: berkaitan dengan koloid organik & koloid anorganik 3. kandungan unsur hara: terutama unsur N, P, dan K. c. Sifat Biologis: 1. Respirasi & aktivitas mikroba di dalam tanah 2. Proses dekomposisi & mineralisasi Karbon (C), Nitrogen (N)
Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

PROFIL TANAH

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

II. BAHAN ORGANIK: BAGIAN TERKECIL PENYUSUN KOMPONEN TANAH KUNCI DINAMIKA KEHIDUPAN & KESUBURAN TANAH

Warna Terang

Warna Gelap

Miskin bahan organik


Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

Kaya bahan organik

PERANAN BAHAN ORGANIK DALAM TANAH:


Meningkatkan:
SIFAT FISIK

Retensi air
Agregasi tanah

Bahan organik

SIFAT KIMIA

KTK tanah Unsur hara

SIFAT BIOLOGI

Sumber C & energi


bagi mikroba Zat pengatur tumbuh Biosida

Tim Tanah_ Pertanian Organik

III. KUALITAS TANAH ???



Definisi kualitas tanah mencakup:
Produktivitas: kemampuan tanah untuk meningkatkan produktivitas tanaman & efektivitas penggunaan air Kualitas nutrisi: kemampuan tanah untuk meminimalkan kontaminan, pathogen & kerusakan-kerusakan setempat dalam lingkungannya, Kesehatan manusia dan ternak: menunjukkan hubungan internal antara kualitas tanah dengan tanaman, produk ternak & kesehatan manusia

Evaluasi kualitas tanah:


Parameter untuk mengevaluasi kondisi tanah yang terdegradasi/tercemar a.l.:

Reaksi tanah (pH): sangat masam,

sangat alkalis, atau berkadar garam tinggi (salin)


Kandungan unsur hara esensial:

Indikator kualitas tanah:


(FISIK, KIMIA DAN BIOLOGI) Kapasitas adsorbsi tanah Tingkat kejenuhan basa Kandungan koloid organik (bahan

organik) Kandungan koloid anorganik (fraksi liat)

makro maupun mikro yang rendah, Tanah selalu tererosi & drainase buruk, Tanah selalu mengalami cekaman air (water stress) Tanah-tanah padat & tercemar logam berat serta polutan organik

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

Faktor-faktor kesehatan tanah & hubungannya dengan sistem produksi

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

DIAMANA TANAH YANG SEHAT BERADA ???

TANAH HUTAN ALAMI =

TANAH SEHAT

Tanah Konvensional = TANAH tidak SEHAT

Tim Tanah_ Pertanian Organik-NN

TANAH SEHAT = TANAH BERKUALITAS

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

Ciri-Ciri TANAH SEHAT akibat Penambahan Bahan Organik PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK
Peningkatan populasi & aktivitas biologis

Dekomposisi
Mengurangi sumber penyakit dari tanah, parasit, nematoda
Peningkatan aggregasi Memperbaiki struktur pori Humus & zat pengatur tumbuh

Pelepasan unsur hara

Memperbaiki lapisan olah tanah & penyimpanan air

Kontaminan non-toksik

TANAMAN SEHAT

Penambahan bahan organik menghasilkan banyak perubahan. Dimodifikasi dari Oshins &Drinkwater, 1999 dalam Magnof F. & vans Es, H., 2009.

CIRI-CIRI TANAH TIDAK SEHAT


Pengolahan intensif, tanah tererosi, sisa panen tidak dikembalikan

Aggregat tanah rusak Pemadatan lapisan olah tanah Peningkatan erosi oleh angin & air

Bahan Organik berkurang


Hasil Tanaman menurun Kelaparan Tanaman & malnutrisi

Penyimpanan air tanah, unsur hara, biodiversitas berkurang

Tanaman TIDAK sehat

Dimodifikasi dari Topp et al., (1995) dalam Magdoff & van Es, H. (2009)

Degradasi tanah menurun seperti spiral

ALTERNATIF ...??.........

IV. KONVERSI LAHAN


Tanah Pertanian Organik (Organik)

Tanah tidak Sehat (konvensional)

Meminimalkan kandungan sisa-sisa bahan kimia yang terdapat di dalam tanah Memulihkan unsur flora dan fauna tanahnya Lamanya masa konversi tergantung dari intensitas pemakaian input bahan kimia & jenis tanaman sebelumnya Masa konversi dapat diperpanjang/diperpendek tergantung kepada legenda/sejarah lahan tsb. Bila kurang dari masa tsb. = Lahan Konversi menuju organik
Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

lanjutan konversi lahan .......

Syarat-syarat konversi menuju lahan organik


Untuk tanaman semusim diperlukan masa konversi minimal 2 (dua) tahun, sedangkan untuk tanaman tahunan (tidak termasuk padang rumput) diperlukan masa konversi minimal 3 (tiga) tahun. Prinsip-prinsip budidaya pertanian organik seperti tercantum dalam SNI Sistem Pangan Organik harus telah diterapkan pada lahan yang sedang dalam masa konversi & dianjurkan tanah tetap diusahakan untuk budidaya tanaman. Lahan yang telah atau sedang dikonversi ke lahan untuk produksi pertanian organik tidak diperbolehkan untuk diubah bolak-balik antara lahan pertanian organik dan non-organik (konvensional) Perlu adanya batasan yang jelas mengenai lahan yang diusahakan secara organik dan lahan nonorganik (konvensional). Lamanya masa konversi tergantung dari sejarah penggunaan lahan, intensitas pemakaian input kimiawi (pupuk, pestisida) dan jenis tanaman sebelumnya (semusim atau tanaman tahunan). Masa konversi dapat diperpanjang atau diperpendek tergantung pada sejarah lahan tersebut, namun tidak boleh kurang dari 12 bulan. Bila masa konversi telah lewat, lahan tersebut merupakan lahan organik, namun bila kurang dari rentang waktu tersebut, maka lahan tersebut masih merupakan lahan konversi menuju organik. Keputusan penambahan/pengurangan masa konversi tersebut dibuat oleh Lembaga Sertifikasi dengan mengacu pada ketetapan Otoritas Kompeten Pangan Organik (OKPO) berdasar masukan dari pakar yang kompeten.

Jika lahan pertanian tidak dapat dikonversi secara bersamaan, maka perlu adanya batas yang tegas dan cukup antara lahan yang sedang dalam masa konversi dengan lahan lainnya, sehingga terhindar dari kontaminasi.

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

lanjutan konversi lahan .......

3 Fase konversi menuju lahan organik:


1.

Fase penyesuaian (adjustment phase):

= Sistem pengurangan ketergantungan tanaman terhadap pupuk kimia. Selama fase ini berlangsung, akan terjadi penurunan hasil panen akibat konversi/ perubahan dari sistem kimiawi ke sistem biologis. Tanaman dipaksa mengalami kelaparan nutrisi akibat nutrisi yang berasal dari pupuk kimia tidak lagi tersedia. Lamanya masa awal fase penyesuaian tanah organik ini tergantung kepada kondisi historis tanah & pemupukan awal

2. Fase nyaman (comfort phase): Fase ini berlangsung secara bersamaan dengan terjadinya peningkatan aktivitas biologis & berkaitan dengan terjadinya pelepasan unsur hara yang awalnya tidak tersedia menjadi tersedia. Selama fase ini hasil tanaman akan optimal

3. Fase pemeliharaan (maintenance phase):


Sistem tanah organik setelah periode waktu yang lama akan mengalami penurunan cadangan unsur hara yang ada di dalam tanah. Hal ini identik dengan terjadinya penurunan kandungan hara akibat pemanenan & kehilangan secara alami akibat pencucian (leaching).

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

V. REMEDIASI LAHAN
Faktor-faktor remediasi:
1. Tingkat/level kontaminan 2. Jenis & konsentrasi kontaminan
a. PHYTOREMEDIASI sistem dimana jenis-jenis tanaman tertentu bekerjasama dengan mikroba tanah dalam membersihkan kontaminan sehingga menjadi berkurang/non toksik, bahkan menjadi senyawa yang berguna. Phytoremediasi berlangsung secara alami melalui 6 tahapan proses secara berurutan yang dilakukan tanaman terhadap kontaminan yang berada di sekitarnya.

3. Luas area & zone kedalaman


kontaminan dalam tanah, 4. Jenis tanah & penggunaan tanah 5. Jumlah & jenis tanaman (untuk Phytoremediasi)

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

Rhizofiltrasi Phytostabilisasi

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

From Pilon-Smits (2005) Annu Rev Plant Biol 56: 15-39

Herbicides, TNT, MTBE, TCE

Phytodegradation

Mercury Selenium TCE, PCE Heavy metals Se, As Radionuclides TCE/PCE...

Organics (PCBs, PAHs)

Nonbiological remediation technologies and bio/phytoremediation are not mutually exclusive.

Hyperaccumulator plants
Alyssum serpyllifolium Brassica juncea

Thlaspi caerulescens

Pteris vittata

From Pilon-Smits (2005) Annu Rev Plant Biol 56: 15-39

b. BIOREMEDIASI
BIOREMEDIASI = proses remediasi menggunakan mikroba: bakteri, jamur, algae atau sekresi yang dihasilkannya untuk menghilangkan kontaminan, terutama kontaminan organik di dalam tanah, seperti: tumpahan minyak, oli dll. Mikroba menghancurkan ikatan -CH & merubahnya menjadi CO2, H2O dan asam amino. Bioremediasi (in-situ): dilakukan langsung di tempat kontaminasi Bioremediasi (ex-situ): dilakukan penggalian tanah tercemar, diangkut & akan dibersihkan oleh mikroba dalam kondisi terkendali
Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

Bioremediasi lahan tercemar senyawa Hydrokarbon(-CH):

Tahapan proses: I. Transformasi senyawa toksin senyawa non toksin II. Akumulasi antrophogenik lebih cepat memasuki siklus biogeokimia alami.
Tim Tanah_ Pertanian Organik

VI. PUPUK ORGANIK ???


Fungsi utama pupuk organik: Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah dalam menjerap air dan unsur hara, Memperbesar daya ikat tanah berpasir, sehingga memperbaiki struktur tanah, infiltrasi dan aerasi Memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi lebih remah Sumber unsur hara tanaman yang lengkap meskipun kadarnya rendah Sumber energi dan media hidup bagi mikroorganisme tanah
Mampu bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks (khelasi), sehingga ion-ion logam seperti Al, Fe dan Mn yang meracuni tanaman/menghambat penyediaan hara dapat dikurangi. Mengandung berbagai jenis asam-asam organik, seperti asam humik, asam fulvik, hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan & sangat berguna bagi tanaman dan mikroba tanah Tidak merusak lingkungan & aman dipakai meskipun dalam jumlah berlebih. Bila terjadi defisiensi hara Ca dan P pada tanah yang tidak dapat diatasi dengan pupuk organik, dapat menambahkan amelioran (Amelioran yang diizinkan: SNI 01-6729-2002)

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

Tabel 1. Amelioran/Bahan yang Diijinkan Digunakan untuk Penyubur Tanah Sumber: SNI 01-6729-2002 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jenis Bahan Kotoran ternak*) Cairan (slurry) atau urine ternak Kompos dari kotoran ternak Guano Sisa-sisa tanaman, mulsa, pupuk hijau Kompos dari sisa industri jamur, humus dari vermikultur Kompos dari limbah organik rumah tangga Kompos dari residu tanaman Limbah rumah potong hewan, industri perikanan & pengolahan ikan. Produk samping industri pangan dan tekstil Keterangan Diperbolehkan. Diperbolehkan . Sebaiknya digunakan setelah difermentasi dan/atau pengenceran yang tepat. Diperbolehkan. Diperbolehkan. Diperbolehkan. Diperbolehkan. Diperbolehkan Diperbolehkan

Diperbolehkan 10. Diperbolehkan,Syarat tanpa ada perlakukan dengan bahan aditif sintesis 10. Serbuk gergaji, tatal dan limbah kayu. Diperbolehkan. 12. Abu kayu Diperbolehkan. 13. Batu fosfat alam Diperbolehkan . Asalkan Cd tidak lebih dari 90 mg/kg P2O5 14. Basic slag Diperbolehkan. 15. Batu kalium, garam kalium tambang (kainite, sylvinite) Diperbolehkan. Asal Chlorin <60 % 16. Sulfat kalium (patenkali) Diperbolehkan. Asalkan diperoleh dengan prosedur fisik, tidak diperkaya dengan proses kimia untuk meningkatkan solubilitasnya. 17. Kalsium karbonat alami (kapur tulis, batu kapur) ---18. Batuan magnesium ---19. Batuan magnesium (kalkareous) ---20. Garam epsom (magnesium sulfat) ---21. Gipsum (kalsium sulfat) --- Keterangan: Untuk kotoran yang dapat menyebabkan ketidak halalan harus dinyatakan dalam system mutunya. 1,2,3*: Bahan yang berasal dari factory farming tidak diijinkan untuk digunaka n. ----: tidak diatur oleh Negara manapun
Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

No. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.

Jenis Bahan Garam epsom (magnesium sulfat) Gipsum (kalsium sulfat) Stillage dan stillage exstract Natrium klorida Aluminium kalsium fosfat Trace elements (B, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn) Sulfur Stone meal Clay (bentonit, perlit, zeolit) Organisme alami (cacing) Vermiculite Gambut

Keterangan ------Diperbolehkan. Tidak termasuk ammonium Stillage Diperbolehkan. Hanya dari garam tambang. Diperbolehkan. Maksimum 90 mg/kg P2 O5 Diperbolehkan. Diperbolehkan. ----

----

39.

------Diperbolehkan. Tidak termasuk bahan aditif sintesis, diijinkan untuk benih, kompos dalam pot. Humus dari cacing tanah dan serangga ---Zeolit ---Arang kayu ---Chloride of lime (kapur clorida) Diperbolehkan Kotoran manusia Diperbolehkan. Sebaiknya diaerasi atau dikompos. Tidak diterapkan untuk tanaman yang langsung dikonsumsi manusia. Hasil sampingan dari industri gula (vinasse) Diperbolehkan Hasil sampingan dari industri pengolahan kelapa sawit, kelapa dan coklat (termasuk tandan kosong, Lumpur sawit, cocoa peat, dan empty cocoa pods) Diperbolehkan Hasil samping industri pengolahan ingredien dari pertanian organik Diperbolehkan

Sumber: Panduan Penyusunan Cara Budidaya Pertanian Organik (GAP Organik) Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian, 2007
Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

KUALITAS & BAKU MUTU DIDASARKAN PADA:


1. Ukuran partikel kompos (Gradation) 2. Kandungan bahan organik 3. Nisbah Carbon:Nitrogen 4. pH 5. Kandungan Garam Terlarut (EC)

JUMLAH UNSUR HARA TERSEDIA:


Pupuk organik yang dibuat dari berbagai bahan asal yang telah dikomposkan, perlu dianalisis kandungan unsur haranya. Jumlah pupuk organik yang diaplikasikan harus dalam jumlah lebih banyak, karena kandungan unsur hara dalam pupuk organik lebih rendah dibandingkan dengan pupuk anorganik. Perbandingan unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang dari berbagai jenis hewan ditentukan oleh: 1. jenis & jumlah pakan yang diberikan, 2. faktor usia (keadaan & individu hewan), 3. faktor-faktor perlakuan & cara penyimpanan

6. Tingkat kelembaban
7. Kontaminan 8. Tingkat kematangan dan stabilitas 9. Kandungan logam berat

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

lanjutan pupuk organik .......

HARA SETARA PUPUK BUATAN:


Reaksi kerja Nitrogen di dalam pupuk organik reaksi kerja Nitrogen pada pupuk buatan. Perbandingan antara keduanya ditunjukkan dengan faktor kerja (working coefficient) dari Nitrogen dalam pupuk organik terhadap Nitrogen pupuk buatan, dan dinyatakan dalam %. Konversi hara pupuk organik setara hara pupuk buatan mengacu kepada jumlah kandungan N, P2O5, dan K2O pupuk buatan.

Jumlah kandungan hara dalam pupuk buatan adalah Urea = 45% N, SP-18 = 18% P2O5, dan KCl = 55% K2O. Maka: Nilai unsur hara setara pupuk buatan = dihitung dengan mengalikan kontribusi bersih masing-masing unsur, dengan jumlah kandungan unsur pada masingmasing pupuk, kecuali untuk unsur Nitrogen terlebih dahulu harus dikalikan dengan faktor kerja sebesar 40% (Mulyani & Kartasapoetra,1991).

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

VII. MANAJEMEN NUTRISI & KESUBURAN TANAH

a. KONSEP AKSESIBILITAS NUTRISI:


Selain jumlah nutrisi, aksesibilitas akar tanaman ke nutrisi yang ada di dalam tanah akan lebih maksimal bila:

pengadaan (supply) unsur hara di dalam tanah berlangsung secara konstan (terutama dalam konsentrasi rendah)
berada dalam level keseimbangan yang menyehatkan pertumbuhan akses perakaran tanaman ke sumber nutrisi tsb. maksimum (struktur tanah dikelola dengan baik, ditambah atau tanpa ada mulsa).
Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

SIKLUS HARA DALAM PERTANIAN ORGANIK

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

pH dan Ketersediaan hara dalam tanah

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

PRINSIP MANAJEMEN KESUBURAN TANAH:


1. PENGOLAHAN TANAH MINIMUM: pengolahan intensif akan merusak struktur tanah, terbuka & meningkatkan laju perombakan bahan organik, menjadikan tanah menghilangkan mulsa yang telah ada di dalam tanah

2. MEMAKSIMALKAN PRODUKSI BAHAN ORGANIK (sistem intercropping) :


Biomassa residu akan meningkatkan tanaman tsb. jika dibenamkan kembali ke dalam tanah kandungan bahan organik, air & unsur hara

3. MENJAGA PERMUKAAN TANAH SELALU TERTUTUP: meningkatnya suhu tanah menyebabkan hara yang mudah berkurang & percepatan laju dekomposisi bahan organik sehingga unsur menguap banyak yang hilang, laju pertumbuhan tanaman

menyebabkan kematian mikroba

4. MEMAKSIMALKAN KERAGAMAN HAYATI DALAM SISTEM (biodiversitas) 5. Memberikan mulsa: sumbangan nutrisi dari mulsa akan melengkapi tambahan sumber ketersediaan hara meski dalam jumlah sedikit namun konstan & tepat di permukaan tanah
Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

Pengolahan tanah intensif

Pengolahan tanah minimum

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

Tim Tanah_ Pertanian Organik_NN

Tugas
1. 2. 3. 4.

5.
6.

Sebutkan dan jelaskan prinsip dasar hubungan tanah dan tanaman pada pertanian organik Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah konversi tanah pertanian konvensional menjadi pertanian organik Sebutkan dan uraikan managemen kesuburan tanah pada pertanian organik Jelaskan dengan singkat rekayasa untuk meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah pada pertanian organik Sebutkan bahan penyubur tanah yang diperbolehkan, dibatasi dan dan di larang pada pertanian organik (SNI- 2010) Uraikan dengan singkat metoda pembuatan kompos secara aerob pada pertanian organik

Vous aimerez peut-être aussi