Vous êtes sur la page 1sur 6

ASUHAN KEPERAWATAN CEPHALO PELVIK DISPROPORTION

CPD ( Cephalo Pelvik Disproportion )

1. Pengertian CPD adalah tidak ada kesesuaian antara kepala janin dengan bentuk dan ukuran panggul. 2. Mekanisme Persalinan a. Kesempitan pada pintu atas panggul ( PAP ) - Pintu atas panggul dianggap sempit apabila Konjugata Vena kurang dari 10 cm atau diameter transversa urang dari 12 cm. oleh karena pada panggul sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala tertahan oleh PAP maka dalam hal ini serviks uteri kurang mengalami tekanan kepala. Hal ini dapat mengakibatkan inersia uteri serta lambannya pendataran dan pembukaan serviks. Apabila pada panggul sempit pintu atas panggul tidak tertutup dengan sempurna oleh kepala janin, ketuban bias pecah pada pembukaan kecil dan ada bahaya pula terjadinya prolapsus funikuli. b. Kesempitan panggul tengah - Pengukuran yang pasti dengan pelvimetri rontgenologik. Yang diukur adalah Distansia Interspinarum. Apabila ukuran ini kurang dari 9,5 cm, perlu kita waspada terhadap kemungkinan pada perushaan, apalagi bila diameter Sagiblis Osterior pendek pula. Pada panggul tengah yang sempitlebih sering ditemukan posisi okspitalis posterior persister / presentasi kepala dalam posisi lintang tetap ( transverse arrest ) c. Kesempitan pintu bawah panggul - Pintu bawah panggul tidak merupakan bidang yang datar, terdiri dari atas segitiga depan dan segitiga belakang yang mempunyai dasar yang sama yakni distansia tuberum. Apabila ukuran yang terakhir ini lebih kecil dariada biasa maka sudut arkus publis mengecil pula ( < dari 80O ). Agar supaya dalam hal ini kepala janin dapat lahir diperlukan ruangan yang lebih besar pada bagian belakang pintu bawah panggul. Dengan diameter segitalis posterior yang cuup panjang persalinan pevaginaan dapat dilaksanakan, walaupun dengan perlukaan luas pada perineum. Dengan distansia tuberum bersama dengan diameter sagitalis posterior kuran dari 15 cm, timbul kemacetan pada kelahiran janin ukurn biasa. 3. Prognosis Apabila persalinan dengan CPD dibiarkan berlangsung sendiri, apabila pengambilan tindakan yang tidak tepat timbul bagi ibu dan janin. a. Bahaya pada ibu - Partus lama yang seringkali disertai ketuban pada pembukaan kecil dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis dan infeksi intrapartum - Dengan His yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan, dapat timbul regangan segmen bawah uterus dan pembentukan lingkaranretransi patologik ( Bandl ). Keadaan ini dinamakan Ruptur Uteri mengancam, apabila tidak segera mengambil tindakan untuk mengurangi regangan maka akan timbul rupture uteri - Dengan perselisihan tidak maju kanan CPD, jalan lahir pada suatu tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan tulang panggul Hal ini menimbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya iskenia dan kemudian rekrosis pada tempat tersebut. Beberapa hari Post Partum akan terjadi Fistula Vesiko

Servikalis atau Fistula Vesiko Vaginalis atau Fistula Rekto Vaginalis. b. Bahaya pada janin - Partus lama dapat meningkatkan kemtian perinatal, apalagi jika ditambah dengan infeksi intra partum - Prolapsus Funinuli, apabila terjadi mengandung bahaya yang sangat besar bagi janin dan memerlukan kelahirannya dengan seger apabila ia masih hidup - Dngan adanya CPD kepal janin dapat melewati rintangan pada panggul dengan mengadakan Movlage - Selanjutnya tekanan oleh promontorium / kadang-kadang oleh simfisi pada panggul pican menyebabkan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala, malahan dapat pula menimbulkan fraktur pada OS parietalis. 4. Penanganan a. Sectio Sesarea - Secara elektif sebelum persalinan mulai / pada awal persalinan, direncanakan lebih dahulu dan dilakukan pada kehamilan cukup buln karena kesempitan pinggul yang cukup berat / karena terdapat CPD yang nyat. Selain ini section tersebut diselenggarakan pada kesempitan ringan apabila ada faktor-faktor lain yang merupakan komplikasi pada wanita yang mengalami masa infeetilitas yang lama, penyakit jantung, dll. - Secara sekunder yakni sesudah persalinan berlangsung selama beberapa waktu, dilakukan karena mungkin, sedang syarat-syarat untuk persalinan pervaginaan tidak atai perlu dipenuhi. b. Persalinan percobaan Setelah dicapai kesimpulan bahwa ada harapan bahwa persalinan dapat berlangsung pervaginaan dengan selamat, dapat diambil keputusan untuk menyelenggarakan persalinan percobaan. Dengan demikian persalinan ini merupakan suatu test terhadap kekuatan His dan daya akomodasi termasuk kepala janin. Kedua faktor ini tidak dapat diketahui sebelum persalinan berlangsung selama beberapa waktu. Mengenai penanganan khusu pada persalinan percobaan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : - Perlu diadakan pengawasan yang seksama terhadap keadaan ibu dan janin - Kualitas dan turunnya kepala janin dalam rongga panggul harus terus diawasi - Sebelum ketuban pecah, kepala janin pada umumnya tidak dapat masuk ke dalam rongga panggul dengan sempurna, namun pada CPD ketuban tidak jarang pecah pada permulaan persalinan. - Masalah yang penting tidak menentukan berapa lama partus percobaan boleh berlangsung.

CPD ASUHAN KEBIDANAN PADA CPD LANGKAH I Data Subjektif a. Biodata b. Riwayat kehamilan sekarang - HPHT - Gerak janin - Tanda bahaya - Keluhan umum - Kecemasan c. Riwayat kehamilan persalinan yang lalu - Jumlah kehamilan ( GPA ) - Jumlah anak hidup - Jumlah kelahiran premature - Jumlah keguguran - Jumlah persalinan dengan tindakan - Riwayat pedarahan - Riwayat kehamilan dengan hypertensi - Berat badan bayi lahir d. Riwayat kesehatan / penyakit yang diderita sekarang / yang lalu - Masalah Cardio Vaskuler - Hypertensi - DM - HIV / AIDS - TBC, dll e. Riwayat KB f. Riwayat socsial ekonomi - Status perkawinan - Respon ibu / keluarga terhadap kehamilan - Lingkungan keluarga - Pengambilan keputusan dalam keluarga - Pola makan

- Kebiasaan hidup - Beban kerja dan kegiatan sehari-hari - Tempat / petugas kesehatan yan diinginkan untuk membantu persalinan g. Riwayat hidup Data Objektif / Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan Umum - Tanda-tanda vital ( keadaan umum, TD, Temp, Pols ) - Pengukuran TB dan BB b. Pemeriksaan Khusus - Instansi - Kepala dan leher - Payudara - Abdomen - Tangan dan kaki - Pemeriksaan genetalia ( vulva oeden / tan ) - Palpasi ( kepold I, II, III, IV ), TBJ - Auscultasi ( DJJ ) - VT - Vagina - Portio - Pembukaan, ketuban - Ukuran panggul dalam c. Pemeriksaan Penunjang - Laboratorium ( HB, CT, BT, golongan drah ) - USG - Catatan terbaru dan sebelumnya LANGKAH II : INTERPRESTASI DATA DASAR Diagnosa kebidanan : Primipara / multi hami aterm dengan CPD Data dasar : 1. HPHT 2. Inspeksi - Tinggi badan kurang dari 145 cm - Bentuk / ukuran panggul abnormal - Tinggi fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan 3. Polpasi - Fundus uteri lebih tinggi dari umur kehamilan - Bagian terbawah janin belum masuk PAP 4. PD - Bagian terbawah belum termasuk PAP - Ukuran panggul lebih kecil dari lingkaran kepala ( abnormal )

Masalah : Kecemasan OS untuk operasi secsio sesaria Dasar : Kurang pengetahuan tentang CPD Kebutuhan : Penjelasan prosedur tindakan Secsio Sesari LANGKAH III : UNTUK MENDAPATKAN MASALAH POTENSIAL DAN MENGGANTI SIPASI PENANGANANNYA Potensial 1. Ruptur Uteri 2. Gawat Janin Antisipasi - Monitor His, DJJ, kemajuan persalinan ( Partograf ) - KU ibu, vital sign - Monitor ring bandle - Keluhan ibu ( nyeri perut hebat ) LANGKAH IV : MENETAPKAN KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA KOLABORASI DENGAN DOKTER OBGIN LANGKAH V : MENYUSUN RENCANA ASUHAN MENYELURUH 1. Monitor tanda vital 2. Monitor DJJ, His, menentukan tafsiran berat janin, menentukan kemajuan persalinan dengan partograf 3. Bila DJJ tidak normal beri O2 4. Monitor ring bandle 5. Monitor keluhan ibu ( nyeri perut ) 6. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya 7. Persiapan untuk tindakan SS 8. Lakukan semua advis dokter 9. semua tindakan dan hasil pemeriksaan di dokumentasikan LANGKAH VI : PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN DENGAN EFISIEN DAN AMAN LANGKAH VII : EVALUASI S = OS mengatakan tidak cemas lagi = OS mau dioperasi O = KU ibu naik = DJJ normal = Tidak ada tanda-tanda rupture A = Operasi SS a/I CPD = Pengobatan dan perawatan ibu dan bayi dilaksanakan dan didokumentasikan

P = Perawatan ibu dan bayi dilanjutkan = Anjurkan ibu dan bayi untuk control ulang = Home visit dijadwalkan

CPD (Cephalo Pelvik Disproportion)

A. Definisi CPD (Cephalo Pelvik Disproportion) adalah tidak ada kesesuaian antara kepala janin dengan bentuk dan ukuran panggul. Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.

B. 1.

Anatomi Panggul

Bentuk Panggul Panggul menurut morfologinya dibagi menjadi 4 jenis pokok, yaitu:

a.

Ginekoid: Pintu atas panggul yang bundar, atau dengan diameter transversa yang lebih panjang sedikit dari pada diameter anteroposterior dan dengan panggul tengah serta pintu bawah panggul yang cukup luas. Paling ideal, panggul perempuan : 45%.

b.

Android: Pintu atas panggul yang berbentuk segitiga berhubungan dengan penyempitan ke depan, dengan spina iskiadika menonjol ke dalam danarkus pubis menyempit, panggul pria, diameter transversa dekat dengan sacrum : 15%.

c.

Antropoid: Diameter anteroposterior yang lebih panjang dari pada diameter transversa, dan arkus pubis menyempit sedikit, agak lonjong seperti telur. Platipeloid: Diameter anteroposterior yang lebih pendek dari pada diameter transversa pada pintu atas panggul dan arkus pubis yang luas, menyempit arah muka belakang : 5%.

Vous aimerez peut-être aussi