Vous êtes sur la page 1sur 12

ARITMATIKA BINER 4.1. Tanda Bilangan 4.1.1.

Menyatakan Tanda Bilangan Biner Pada kegiatan pembelajaran sebelumnya kita hanya mengenal bilangan biner positif atau bilangan biner tak bertanda. Sebagai contoh bilangan biner 8-bit dapat mempunyai nilai antara 0000 00002 = 010 dan 1111 11112 = 25510 yang semuanya bernilai positif. Untuk menyatakan bilangan desimal negatif diberi tanda - yang diletakkan di sebelah kiri, misalnya -25510. Dalam sistem bilangan biner, tanda bilangan negatif disandikan dengan cara tertentu yang mudah dikenal oleh sistem digital. Bilangan negatif pada bilangan biner, dinyatakan dengan bit yang dikenal dengan bit tanda bilangan (sign bit) diletakkan di sebelah kiri MSB. Bit tanda bilangan positif diberi tanda 0, dan tanda bilangan negatif diberi tanda 1. Tabel 4.1. menyatakan bilangan biner bertanda yang terdiri dari 8-bit, bit yang paling kiri menunjukkan tanda bilangan dan bit-bit besarnya bilangan. Tabel 4.1.
Nomor Bit

berikutnya menyatakan

6 26 (64)

5 25 (32)

4 24 (16)

3 23 (8)

2 22 (4)

1 21 (2)

0 20 (1)

Tanda Bit

Bobot nilai besarnya bilangan

Contoh 0110 0111 = +(64+32+4+2+1) = +10310 1101 0101 = -(+64+16+4+1) = - 8510 1001 0001 = -(16 + 1) = -1710 0111 1111 = +(64+32+16+8+4+2+1) = +12710 1111 1111 = -(64+32+16+8+4+2+1) = - 12710 1000 0000 = -0 = 0 Page 1 of 12

0000 0000 = +0 = 0 Dari contoh diatas dapat dilihat, karena besarnya bilangan hanya tujuh bit maka bilangan terkecil dan terbesar yang ditunjukan bilangan biner bertanda yang terdiri dari 8-bit adalah :[1]111 11112 = - 12710 dan [0]111 11112 = + 12710 bit dalam kurung menunjukkan bit tanda bilangan. Secara umum, bilangan biner tak bertanda yang terdiri dari n-bit mempunyai nilai maksimum M = 2n 1. Sementara itu, untuk bilangan bertanda yang terdiri dari n-bit mempunyai nilai maksimum M = 2n-1 1. Sehingga, untuk register 8-bit di dalam mikroprosesor yang menggunakan sistem bilangan bertanda, nilai terbesar yang bisa disimpan dalam register tersebut adalah : M = 2(n-1) 1 = 2(8-1) 1 = 27 - 1 = 12810 1 = 12710 sehingga +12710. 4.1.2. Menyatakan Tanda Bilangan Biner Negatif. Ada tiga bentuk yang digunakan menyatakan besarnya bilangan biner negatif yaitu: bentuk true-magnitude form atau bentuk besaran komplemen 1 dan bentuk komplemen 2. 4.1.2.1. Bentuk True-magnitude form. Bentuk true-magnitude form ditunjukkan pada tabel 4.1. Bit paling kiri selalu mempresentasikan sign bit (tanda bit) dan bit-bit berikutnya menyatakan besarnya bilangan. Contoh bentuk true-magnitude form: 101110012 menyatakan bilangan -57 dan 001110012 menyatakan bilangan 57. 4.1.2.2. Bentuk Komplemen 1. sebenarnya, bentuk register 8-bit mikroprosesor mempunyai jangkauan 12710 sampai dengan

Page 2 of 12

Bentuk komplemen 1 dari setiap bilangan biner diperoleh dengan cara mengubah setiap 0 pada bilangan biner tersebut menjadi 1 dan setiap 1 pada bilangan biner tersebut menjadi 0. Contoh: Komplemen1 dari 1 0 1 1 0 1 adalah 0 1 0 0 1 0, hasil ini diperoleh dengan cara mengubah setiap 0 pada bilangan biner menjadi 1 dan setiap 1 pada bilangan biner menjadi 0 sebagai berikut, 101101 010010 bilangan asli dalam bentuk true-magnitude form hasil perubahan ke bentuk komplemen 1.

Dengan cara yang sama komplemen1 dari 011010 adalah 100101. Untuk menyatakan bilangan biner negatif dalam bentuk komplemen1 sign bit tidak dikomplenkan, jadi sign bitnya tetap 1, yang dikomplenkan hanya besaran bilangannya. Contoh: komplemen1 dari -5710 adalah: Bilangan -5710 dinyatakan dalam bentuk true-magnitude form= 1 0 1 1 1 0 0 1 Bilangan -5710 dinyatakan dalam bentuk komplemen 1 =11000110 Sign bit tetap Dengan cara yang sama komplemen1 dari -1410 adalah Bilangan -1410 dinyatakan dalam bentuk true-magnitude form= 1 0 0 0 1 1 1 0 Bilangan -1410 dinyatakan dalam bentuk komplemen 1 =11110001 Sign bit tetap

4.1.2.3. Bentuk Komplemen 2. Bentuk komplemen 2 dari setiap bilangan biner diperoleh dari bentuk komplemen 1 dan menambah 1 pada posisi LSB nya. Contoh: Bilangan -5710 dinyatakan dalam bentuk true-magnitude form= 1 0 1 1 1 0 0 1 Page 3 of 12

Bilangan -5710 dinyatakan dalam bentuk komplemen 1

=11000110 + 1

Bilangan -5710 dinyatakan dalam bentuk komplemen 2

= 11000111 Sign bit tetap

4.2. Penjumlahan Biner Penjumlahan bilangan biner serupa dengan penjumlahan pada bilangan desimal. Dua bilangan yang akan dijumlahkan disusun secara vertikal, digit-digit yang mempunyai signifikansi (bobot) sama ditempatkan pada kolom yang sama. Digit-digit ini kemudian dijumlahkan dan jika jumlahnya lebih besar dari bilangan basisnya (10 untuk desimal, dan 2 untuk biner), maka ada bilangan yang disimpan. Bilangan yang disimpan ini kemudian dijumlahkan dengan digit di sebelah kirinya, dan demikian seterusnya. Dalam penjumlahan bilangan biner, penyimpanan akan terjadi jika jumlah dari dua digit yang dijumlahkan adalah 2 atau lebih. 4.2.1. Penjumlahan Biner Pada Sistem True-magnitude form. Penjumlahan biner pada sistem true-magnitude form mempunyai aturan dasar untuk penjumlahan sebagai berikut, 0+0=0 0+1=1 1+0=1 1 + 1 = 0, simpan 1 untuk ditambahkan pada posisi berikutnya Tabel 4.2.a. dan tabel 4.2.b. menunjukkan perbandingan antara penjumlahan pada sistem bilangan desimal dan sistem bilangan biner true-magnitude form, tabel 4.2.a. contoh penjumlahan bilangan desimal 82310 + 23810 dan tabel 4.2.b. contoh penjumlahan bilangan biner true-magnitude form 110012 + 110112. Tabel 4.2.a. Penjumlahan sistem bilangan desimal.
103 (1000) 102 (100) 8 2 Jumlah 1 0 101 (10) 2 3 6 100 (1) 3 8 1

Page 4 of 12

Simpan

Dari tabel 4.2.a. diperoleh hasil penjumlahan bilangan desimal 82310 + 23810 = 106110 Tabel 4.2.b. Penjumlahan sistem bilangan biner
25 (32) 24 (16) 1 1 Jumlah Simpan 1 1 1 23 (8) 1 1 0 1 22 (4) 0 0 1 21 (2) 0 1 0 1 20 1 1 1 0 1

Dari tabel 4.1.b.diperoleh hasil penjumlahan bilangan biner 110012+110112.= 1101002. Langkah penjumlahan biner pada tabel 4.1.b. dapat dijelaskan sebagai berikut: Kolom satuan : 1 + 1 = 0, simpan 1 Kolom 2an Kolom 4an Kolom 8an Kolom 16an Kolom 32an : 0 + 1 + 1 (yang disimpan) = 0, simpan 1 : 0 + 0 + 1 (yang disimpan) = 1 : 1 + 1 = 0, simpan 1 : 1 + 1 + 1 (yang disimpan) = 1, simpan 1 : yang disimpan 1 = 1

Jika lebih dari dua buah digit biner dijumlahkan, ada kemungkinan yang disimpan lebih besar dari 1. Sebagai contoh, 1 + 1 = 0, simpan 1 1 + 1 + 1 = 1, simpan 1 Contoh berikut menunjukkan penjumlahan dengan penyimpanan lebih besar dari 1. 1 + 1 + 1 + 1 = (1 + 1) + (1 + 1) = (0, simpan 1) + (0, simpan 1) = 0, simpan 2; 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 1 + (1 + 1) + (1 + 1) = 1, simpan 2 Page 5 of 12

4.2.2. Perbedaan Penjumlahan OR dan Penjumlahan Aritmatik Penjumlahan OR merupakan operasi logika Boolean yang dilakukan oleh OR gate, yang menghasilkan output 1 apabila salah satu input atau semua inputnya 1. Adapun penjumlahan biner adalah suatu operasi aritmatik yang menghasilkan suatu jumlah aritmatik dari dua buah bilangan biner. Perbedaan penjumlahan OR dan penjumlahan Biner adalah sebagai berikut: Penjumlahan OR 1+1=1 1+1+1=1 4.2.3. Penjumlahan Biner Pada Sistem Komplemen 2. Penjumlahan pada sitem komplemen 2 dan sistem komplemen 1 hampir sama, namun pada umumnya yang banyak dipakai adalah sistem komplemen 2 karena mempunyai keuntungan pelaksanaan rangkaiannya lebih mudah. Terdapat beberapa kasus pada penjumlahan biner bentuk sistem komplemen 2 4.2.3.1. Untuk kasus I Penjumlahan dua bilangan posistip. Contoh penjumlahan bilangan +9 dengan +4 dapat dilakukan sebagai berikut: +9 +4 0 1001 0 0100 + 01101 (jumlah = 13) (sign bit) Pada contoh kasus I sign bit dari yang ditambah dan yang menambah keduanya 0 menujukkan keduanya bilangan positif, demikian juga yang ditambah dan yang menambah jumlah kedua bitnya dibuat sama. 4.2.2.2. Untuk kasus II Penjumlahan bilangan posistip dan bilangan negatif yang nilainya lebih kecil. Contoh penjumlahan bilangan +9 dengan -4 dapat dilakukan sebagai berikut, langkah pertama yang harus dilakukan pada kasus ini mengubah +4 (00100) dalam bentuk komplemen 2 menjadi -4 (11011+1)=(11100) +9 0 1001 (yang ditambah) Page 6 of 12 (yang ditambah) (yang menambah) Penjumlahan biner 1 + 1 = 0 + carry 1 1 + 1 + 1 = 1 + carry 1

-4 Carry dibuang

1 1100 + 1 00101

(yang menambah) (jumlah = +5) (sign bit)

Hasilnya 00101 = +5

Pada contoh kasus II sign bit yang menambah adalah 1, sama dengan kasus I sign bit juga ikut dalam proses penjumlahan dan pada contoh ini ternyata pada proses terakhir diperoleh carry. Carry ini selalu diabaikan sehingga diperoleh hasil akhir 00101 (+5). 4.2.2.3. Untuk kasus III Penjumlahan bilangan posistip dan bilangan negatif yang nilainya lebih besar. Contoh penjumlahan bilangan +4 dengan -9 dapat dilakukan sebagai berikut, langkah pertama yang harus dilakukan pada kasus ini mengubah +9 (01001) dalam bentuk komplemen 2 menjadi -9 (10110+1)=(10111) +4 -9 0 0100 1 0111 + 1 1011 (jumlah = -5 dalam bentuk komplemen 2) (sign bit) Pada contoh kasus III menghasilkan sign bit 1, hal ini menunjukkan hasilnya adalah bilangan negatif dengan empat bit yang lainnya (1011) yang masih dalam bentuk komplemen 2, sehingga hasil akhirnya perlu diubah ke bentuk komplemen 1 (10111) = (1010) dan ke bentuk true-magnitude form =(0101) ekivalen dengan 5, karena hasil sign bitnya 1, maka diperoleh hasil akhir (1 0101) ekivalen dengan (-5). 4.2.2.4. Untuk kasus IV Penjumlahan 2 bilangan negatif. Contoh penjumlahan bilangan -4 dengan -9 dapat dilakukan sebagai berikut, langkah pertama yang harus dilakukan pada kasus ini mengubah +9 (01001) dalam bentuk komplemen 2 menjadi -9 (10110+1)=(10111) dan mengubah +4(00100) dalam bentuk komplemen 2 menjadi -4 (11011+1)=(11100) -9 1 0111 (yang ditambah) Page 7 of 12 (yang ditambah) (yang menambah)

-4 Carry dibuang

1 1100 + 1 1 0011

(yang menambah) (jumlah = -13 dalam bentuk komplemen 2) (sign bit)

Pada contoh kasus IV menghasilkan sign bit 1, hal ini menunjukkan hasilnya adalah bilangan negatif dengan empat bit yang lainnya (0011) yang masih dalam bentuk komplemen 2, sehingga hasil akhirnya perlu diubah ke bentuk komplemen 1 (00111) = (0010) dan ke bentuk true-magnitude form =(1101) ekivalen dengan 13, karena hasil sign bitnya 1, maka diperoleh hasil akhir (1 1101) ekivalen dengan (-13). 4.2.2.5. Untuk kasus V Penjumlahan bilangan yang sama dengan tanda berlawanan Contoh penjumlahan bilangan +9 dengan -9 dapat dilakukan sebagai berikut, langkah pertama yang harus dilakukan pada kasus ini mengubah +9 (01001) dalam bentuk komplemen 2 menjadi -9 (10110+1)=(10111) +9 -9 0 1001 1 0111 + 1 0000 (jumlah = 0) (sign bit diabaikan) (yang ditambah) (yang menambah)

Pada contoh kasus V proses menunjukkan hasil bilangannya = (0000) ekivalen dengan (0). 4.3. Pengurangan Biner Metode yang digunakan pada pengurangan biner sama dengan metode yang digunakan untuk pengurangan pada bilangan desimal. Dalam pengurangan bilangan biner jika, nilai yang dikurangi lebih kecil dari pengurangnya maka dibutuhkan pinjam 1 dari kolom di sebelah kirinya, yaitu kolom yang mempunyai derajat lebih tinggi. 4.3.1. Pengurangan Biner Pada Sistem True-magnitude form. Aturan umum untuk pengurangan pada bilanagan biner sistem truemagnitude form adalah sebagai berikut : 00=0 Page 8 of 12

10=1 11=0 0 1 = 1, pinjam 1 Contoh : Kurangilah 11112 dengan 01012 Penyelesaian Susunlah dua bilangan di atas ke dalam kolom sebagai berikut : 23 (8) 1 0 Hasil 1 22 (4) 1 1 0 21 (2) 1 0 1 20 (1) 1 1 0 (tidak ada yang dipinjam)

Secara lebih rinci, dimulai dari LSB (20 = 1) Kolom 20 Kolom 21 Kolom 22 Kolom 2
3

11=0 10=1 10=0 10=1

Sehingga, 11112 01012 = 10102 Contoh Kurangilah 11002 dengan 10102 Penyelesaian 23 (8) Pinjam 1 1 0 1 0 0 22 (4) 21 (2) (22) 0 1 1 20 (1) 0 0 0

Hasil

Secara lebih terinci, dimulai dari LSB (20 = 1) Kolom 20 Kolom 21 00 =0 01=1

Dalam kasus ini kita harus meminjam 1 dari bit pada kolom 2 2. Karena datang dari kolom 22, maka nilainya 2 kali nilai pada kolom 21. Sehingga, 1 (bernilai 22) 1 (bernilai 21) = 1 (bernilai 21). Bila meminjam 1 dari kolom di sebelah kiri maka berlaku aturan umum 1 1 = 1. Kolom 22 00=0 Nilai 1 dari kolom 2 diubah menjadi nol karena sudah dipinjam seperti yang ditunjukkan dengan anak panah. Page 9 of 12

Kolom 23

11=0

Sehingga, 11002 10102 = 00102 4.3.2. Pengurangan Biner Pada Sistem Komplemen 2. Operasi pengurangan biner pada sistem komplemen 2 hampir sama dengan operasi penjumlahan biner pada sistem komplemen 2. Untuk melakukan proses pengurangan biner pada sistem komplemen 2 langkah yang harus dilakukan adalah mempertahankan bilangan yang dikurangi ke dalam bentuk aslinya dan mengubah bilangan pengurang menjadi bentuk komplemen 2 termasuk sign bitnya (mengubah tanda + menjadi tanda atau sebaliknya), setelah pengurang diubah menjadi bentuk komplemen 2 langkah selanjutnya adalah menjumlahkan bilangan yang dikurangi dengan bilangan pengurangnya hasil penjumlahannya adalah selisih yang dicari. Contoh mengurangi bilangan +9 dengan bilangan +4 dapat dilakukan sebagai berikut: +9 -4 2) + Carry dibuang 1 00101 (jumlah = +5) (sign bit) Pada kasus proses pengurangan setelah dijumlahkan ternyata diperoleh hasil sgin bit 0 dan proses terakhir diperoleh carry. Carry ini selalu diabaikan sehingga diperoleh hasil akhir 00101 (+5). 4.4. Perkalian Biner Perkalian bilangan biner dapat dilakukan seperti perkalian pada bilangan desimal. Perkalian pada bilangan biner mempunyai aturan sebagai berikut : 0x0=0 1x0=0 0x1=0 1x1=1 Page 10 of 12 0 1001 1 1100 (bilangan yang dikurangi) (bilangan pengurang -4 dalam bentuk komplemen

Sebagai contoh, untuk mengalikan 11102 = 1410 dengan 11012 = 1310 langkah-langkah yang harus ditempuh adalah : Biner 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 -------------- + 1 8 2 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 Desimal 1 1 4 1 4 4 3 2

-----------------------------

----------

----------------------------------- +

Perkalian juga bisa dilakukan dengan menambah bilangan yang dikalikan ke bilangan itu sendiri sebanyak bilangan pengali. Contoh di atas, hasil yang sama akan diperoleh dengan menambahkan 11102 ke bilangan itu senidiri sebanyak 11012 atau tiga belas kali.

4.5. Pembagian Biner Pembagian pada sistem bilangan biner dapat dilakukan sama seperti contoh pembagian pada sistem bilangan desimal. Sebagai contoh: Membagi 10012 (910) (disebut bilangan yang dibagi) dengan 112 (310) (disebut pembagi), dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut, 0 0 11 Pembagi 11 1001 011 011 011 0 Hasil pembagian Bilangan yang dibagi (9 : 3 = 3)

Page 11 of 12

Sehingga 10012 (910) dibagi dengan 112(310) hasilnya adalah 112 (310). Contoh membagi 10102 (1010) dengan 1002 (410) 0 0 1 0.1 Pembagi 100 1010 100 100 100 0 Hasil pembagian Bilangan yang dibagi (10 : 4= 2.5)

Pembagian bisa juga dilakukan dengan cara mengurangkan secara berulang kali bilangan pembagi dengan bilangan yang dibagi sampai jumlahnya sama dengan bilangan yang dibagi.

Page 12 of 12

Vous aimerez peut-être aussi