Vous êtes sur la page 1sur 4

A. Batu Granit Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan.

Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi.Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum. Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat (Coordinate Measuring Machine).

Meja granit sebagai bidang acuan dalam proses pengukuran

B. Batu Kapur Batu kapur (bahasa Inggris: limestone) (CaCO3) adalah

sebuah batuan

sedimenterdiri

dari mineral calcite (kalsium

carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalahorganisme laut.

Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagic ooze (lihat lysocline untuk informasi tentangdissolusi calcite). Calcite di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit danstalaktit. sekunder juga dapat terdeposi oleh

air meteorik tersupersaturasi (air

tanahyang presipitasi material

Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen. Batu kapur dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya. Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur adalah aragonit (CaCO3), yang merupakan mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3). Mineral lainnya yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3), ankarerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3). Penggunaan batu kapur sudah beragam diantaranya untuk bahan kaptan, bahan campuran bangunan, industri karet dan ban, kertas, dan lain-lain.

Contoh batu kapur dengan fosil

BAB 3 KESIMPULAN

Setelah membaca makalah di atas, kita tahu bahwa banyak sekali batu-batuan alam yang ada di muka bumi ini. Kesemuanya itu dapat kita golongkan menjadi 3 jenis, yaitu batuan beku, batuan sediment, dan batuan metamorf.

Lalu dapat juga kita tarik kesimpulan bahwa jenis-jenis batuan yang banyak terdapat di kta Surakarta yaitu jenis batuan beku dan sediment. Contoh-contohnya adalah batu andesit, batu apung, batu gamping, batu granit, batu kapur. Demikian makalah tentang ini penulis susun sedemikian rupa. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mulai dari awal penulisan sampai dengan selesainya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, namun penulis berharap semoga makalah ini masih dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini.

Vous aimerez peut-être aussi