Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh: Amanda Nafisyah Ana Richana Andhika Yudha P Dika Chrisna Irzandi 170610100012 170610100130 170610100126 170610080088
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Jatinangor 2012
Arus Nilai
Arus nilai terdiri atas semua aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah yang dibutuhkan untuk membawa sekelompok produk atau jasa dari titik awalnya (contohnya;
pesanan pelanggan atas suatu produk baru) ketahap produk jadi ditangan pelanggan. Ada beberapa arus nilai, pertama arus nilai yang paling umum adalah arus nilai pemenuhan pesanan. Arus nilai pemenuhan pesanan berfokus pada pemberian produk yang ada ketangan pelanggan yang ada. Jenis arus nilai yang kedua adalah arus nilai mencerminkan semua hal yang dilakukan, baik yang buruk maupun yang bagus yang dibawa kepelanggan. Jadi, menganalisis arus nilai akan memungkinkan pihak manajemen untuk mengidentifikasi buangan. Aktivitas didalam arus nilai adalah arus bernilai tambah atau tidak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah sumber buangan. Aktivitas ini terdiri atas dua jenis: 1. Aktivitas yang dapat dihindarkan dalam jangka pendek 2. Aktivitas yang tidak dapat dihindarkan dalam jangka pendek karena teknologi atau metode produksi saat ini. Aktivitas yang termasuk dalam jenis pertama adalah aktivitas yang dapat ditiadakan dengan sangat cepat, sedangkan jenis kedua membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha.
Pull Value
Sebagian besar perusahaan berproduksi untuk persediaan, kemudian mencoba menjual barang yang telah mereka produksi. Berbagai usaha dilakukan untuk menciptakan permintaan atas barang yang berlebih, tetapi barang tersebut yang mungkin tidak diinginkan oleh pelanggan. Lean manufacturing menggunakan system demand-pull. Tujuan lean manufacturing adalah meniadakan buangan dengan menghasilkan produk hanya jika dibutuhkan melalui proses produksi. Tiap operasi hanya menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan dari operasi sebelumnya. Tidak ada produksi yang dilakukan sampai ada tanda dari proses sebelumnya yang menunjukkan kebutuhan untuk memproduksi. Permintaan pelanggan bermula dari rantai nilai dan mempengaruhi cara produsen berhubungan dengan pemasok juga merupakan hal yang vital dalam lean manufacturing. Pembelian JIT mengharuskan pemasok untuk mengirim berbagai suku cadang dan bahan baku secara tepat waktu untuk digunakan dalam produksi.
Mengejar Kesempurnaan
Waktu penyetelan nol, tingkat kecacatan nol, persediaan nol, tingkat buangan, produksi berdasar permintaan, peningkatan tariff produksi sel, meminimalisasi biaya dan memaksimalkan nilai pelanggan adalah berbagai hasil ideal yang dicari dari lean
manufacturing. Sejalan dengan mulai jelasnya lean dan mencapainya perbaikan, kemungkinan mencapai kesempurnaan menjadi lebih memungkinkan. Sejalan dengan peningkatan arus dan perbaikan berbagai proses, buangan cenderung tampak lebih banyak. Tujuannya adalah menghasilkan produk berkualitas tinggi dan berbiaya rendah dengan jumlah waktu paling minimum. Untuk mencapai tujuan ini, produsen lean harus mengidentifikasi dan meniadakan berbagai bentuk buangan. Buangan menghabiskan berbagai sumber daya tanpa menambah nilai. Buangan adalah segala sesuatu yang tidak memiliki nilai bagi pelanggan. Peniadaan buangan mengharuskan identifikasi berbagai bentuk dan sumebrnya. Berikut delapan sumber yang umumnya dianggap sebagai bentuk dari sumber buanga. Produk cacat Produk berlebih barang yang tidak dibutuhkan Persediaan barang yang menunggu diproses atau digunakan Pemrosesan yang tidak dibutuhkan Perpindahan karyawan yang tidak perlu Transportasi barang yang tidak perlu Waktu tunggu Desain barang dan jasa yang tidak memenuhi kebutuhan pelanggan
Produksi lean membutuhkan banyak penekanan pada kualitas manajemen. Suku cadang yang cacat akan menghentikan produksi. Produksi lean tidak dapat diimplemantasikan tanpa komitmen atas pengendalian kualitas total ( Total Quality ControlTQC). TQC adalah usaha tidak berkesudahan untuk menyempurnakan kualitas; keinginan keras untuk mencapai proses desai dan produksi produk bebas cacat.
Akuntansi Lean
System manajemen biaya tradisional juga tidak bekerja dengan baik dalam lingkungan lean. Bahkan, pendekatan perhitungan biaya tradisional dan pengendalian operasional mungkin tidak akan benar-benar berjalan dalam lingkungan lean. Variansi perhitungan biaya standard dan variansi anggaran departemen cenderung mendorong produksi berlebih dan tidak sesuai dengan system permintaan pull yang dibutuhkan dalam lean manufacturing.
Studi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menjelaskan bahwa penggunaan tariff overhead kelseluruhan pabrik dalam pabrik yang memiliki multiple produk dapat menghasilkan biaya produk yang menyesatkan jika dibandingkan dengan pembebanan produksi terfokus atau pembebanan berdasarkan aktivitas. Biaya produk yang menyesatkan dapat menandakan kegagalan dalam lean manufacturing walaupun ada perbaikan yang signifikan.
Arus Nilai
Pemeliharaan
Lain-lain
Ukuran objektif adalah ukuran yang bisa langsung dihitung dan diversifikasi (contoh: pangsa pasar). Sedangkan ukuran subjektif lebih sulit dihitung dan lebih bersifat praduga (contoh: kemampuan karyawan). Ukuran keuangan adalah ukuran yang dinyataan dalam istilah moneter, sedangkan ukuran nonkeuangan menggunakan unit-unit nonmoneter (contoh: biaya per unit dan jumlah pelanggan yang tidak puas). Ukuran eksternal berkaitan dengan pelanggan dan pemegang saham (contoh: kepuasan pelanggan dan pengembalian atas investasi). Ukuran internal adalah ukuran yang berkaitan dengan proses dan kemampuan yang menciptakan nilai bagi pelanggan dan pemegang saham (contoh: efisiensi proses dan kepuasan karyawan).
Selain ukuran dan tujuan utama, ukuran-ukuran juga diperlukan untuk menggerakkan penciptaan nilai pelanggan guna menggerakkan hasil utama. Keandalan berartioutput dikirim tepat waktu. 3. Perspektif Proses; proses adalah sarana menciptakan nilai pelanggan dan pemegang saham. Jadi, perspektif proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan dan keuangan. Untuk memberikan kerangka kerja yang diperlukan perspektif ini, rantai nilai proses didefinisikan. Rantai nilai proses terdiri atas tiga proses: proses inovasi, proses operasional, proses pascapenjualan. Proses inovasi: Tujuan dan ukuran Tujuannya meliputu peningkatan jumlah produk baru, peningkatan persentase pendapatan dari produk baru, peningkatan persentase pendapatandari produk yang dimiliki, dan penurunan waktu untuk mengembangkan produk baru. Waktu Siklus dan Velositas Waktu untuk merespon suatu pesanan pelanggan disebut responsiveness. Waktu siklus dan velositas adalah dua ukuran operasional untuk responsiveness. Efisiensi Siklus Manufaktur (Manufacturing Cycle Efficiency-MCE), ukuran operasional berdasarkan waktu Laporan takt time dan hari berdasar jam Salah satu tujuan laporan tersebut adalah menjaga agar para pekerja berfokus pada kegiatan memproduksi produk yang dibutuhkan pelanggan ketika pelanggan menginginkannya. Proses pelayanan pasacapenjualan: Tujuan dan ukuran. Peningkatan efisiensi, dan penurunan waktu pemrosesan juga merupakan tujuan yang dibutuhkan pada proses pelayanan pasca penjualan. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan; adalah sumber kemampuan yang memungkinkan penyelesaian atau pencapaian tujuan 3berikut. Kemampuan karyawan Tiga pengukuran hasil utama bagi kemampuan karyawan adalah tingkat kepuasan karyawan, persentase pergantian karyawan, dan produktivitas karyawan. Motivasi, pemberdayaan, dan pelibatan karyawan Karyawan seharusnya tida hanya memiliki keterampilan yang diperlukan, tetapi juga memiliki kebebasan motivasi, dan inisiatif untuk menggunakan keahlian nya tersebut secara efektif.
Kemampuan Sistem Informasi Peningkatan kemampuan system informasi berarti memberikan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu pada karyawan sehingga mereka dapat memperbaiki proses dan melaksanakan produk baru secara efektif.