Vous êtes sur la page 1sur 12

JURNAL TEKNIKA Fakultas Teknik UNESA, Vol. 6 No.

2, Agustus 2005: 130 - 141

STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA KENDARAAN JENIS VAN YANG MENGGUNAKAN SIDE AIRDAMS
(STUDY OF FLOW CHARACTERISTIC ON VAN TYPED VEHICLE WITH SIDE AIRDAMS)
A. Grummy Wailanduw
Jurusan Teknik Mesin FT UNESA grummy@mitra.net.id

Abstrak
Kendaraan jenis van atau commercial juga dituntut untuk memiliki stabilitas yang baik saat berjalan. Parameter stabilitas ini ditentukan diantaranya oleh harga koefisien lift atau CL yang dimiliki oleh kendaraan tersebut. Selain itu diharapkan pula harga koefisien drag atau CD yang minimal. Harga kedua koefisien ini dapat dijelaskan melalui karakteristik aliran yang terjadi di sekeliling kendaraan. Dalam penelitian ini akan dipelajari karakteristik aliran yang terjadi jika kendaraan van tersebut dipasang side air dams dengan modifikasi hs/l= 0,018; 0,03 dan 0,04 pada samping kiri dan kanan bodi. Model kendaraan jenis van sebagai model eksperimen dengan skala 1 : 8 diuji pada wind tunnel pada kondisi Re= 7 x 105 dan Re= 1,13 x 106. Distribusi tekanan yang terjadi diamati pada center line permukaan model kendaraan bagian atas dan bawah, pada dinding bawah samping kiri dan kanan bodi, dan pada bagian belakang kendaraan atau wake untuk melihat perbedaan tekanan antara model kendaraan dengan dan tanpa side air dams. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan pemasangan side airdams relatif tidak terlalu berpengaruh terhadap distribusi tekanan yang terjadi. Dengan demikian peningkatan stabilitas yang diharapkan juga relatif tidak terjadi. Selain itu pengamatan terhadap distribusi kecepatan atau velocity profile pada bagian wake menunjukkan tidak ada perubahan pada bagian upper, tetapi sedikit ada perubahan pada bagian lower. Dengan demikian efek drag dari pemasangan side airdams relatif terjadi. Kata kunci: Karakteristik aliran, side air dams, koefisien lift, koefisien drag, distribusi tekanan, distribusi kecepatan (velocity profile).

Abstract
Van or commercial vehicles must posses a sufficient stability in riding. Stability parameter was determined by the value of lift coefficient (CL) of vehicle. Besides that, it is also expected to have minimum drag coefficient (CD). The value of both coefficients can be described through flow characteristics around the vehicle. This research studied flow characteristics a van which has been equipped with side airdams of hs/l= 0,018; 0,03 and 0,04 on the right and left side of the body. A model of 1 : 8 scale is tested on wind tunnel under conditions of Re= 7 x 105 and Re= 1,13 x 106. Pressure distribution of the flow was observed at centerline of upper and lower surface of the model, on the right and left bottom side of body. It is also observed in the aft or wakes of the model. The data will be used to determine the pressure difference between models with and without side airdams. The results of this experiment indicated that installment of side airdams did not influence significantly the pressure distribution on the model. Hence, the expectation on increasing of stability was not gained. In addition, the observation of velocity distribution or velocity profile observation in wake indicated that there was no change in upperside, but there was an insignificant change in lowerside. Hence, the drag effect of side airdams was relatively produced. Keywords: flow characteristic, side airdams, lift coefficient, drag coefficient, pressure distribution, velocity distribution (velocity profile).

1. Pendahuluan Sarana transportasi darat me-rupakan salah satu sarana yang memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, yang mana berfungsi sebagai sarana peng-angkutan dari satu tempat ke

tempat yang lain. Akhir-akhir ini jumlahnya semakin meningkat baik dalam segi jenis maupun model atau bentuknya. Peningkatan jumlah sarana transportasi darat ini, khususnya kendaraan mobil semakin membuat padat kendaraan di jalan dan ini

130

Studi Karakteristik Aliran pada Kendaraan Jenis Van yang Menggunakan Side Airdams (A. Grummy Wailanduw)

akan membawa dampak pada kemacetan lalu-lintas. Untuk mengatasi keadaan tersebut, maka sekarang ini banyak dibangun jalanjalan bebas hambatan (tol). Pada kondisi jalan seperti ini kendaraan-kendaraan yang melewatinya diharuskan berjalan dengan kecepatan tinggi (tertentu), implikasinya performan atau unjuk kerja kendaraan dituntut untuk memiliki kestabilan tinggi. Artinya, jika kendaraan tersebut berjalan dengan kecepatan tinggi ia tidak melayang. Indikasi melayang pada kendaraan mobil dapat diketahui dari besar kecilnya koefisien lift atau lift coefficient (CL). Jika kendaraan tersebut memiliki koefisien lift yang besar maka sifat melayangnya besar atau cenderung tidak stabil saat berjalan, sebaliknya koefisien lift kecil maka sifat melayangnya kecil atau cenderung stabil saat berjalan. Selain koefisien lift, setiap kendaraan juga memiliki koefisien drag atau drag coefficient (CD) yang berbeda. Koefisien drag adalah bilangan yang menunjukkan besar kecilnya tahanan angin yang diterima oleh kendaraan. Harga koefisien drag yang kecil menunjukkan hambatan angin yang diterima kendaraan saat berjalan kecil, dan sebaliknya jika koefisien drag besar menunjukkan hambatan angin yang diterima kendaraan juga besar. Koefisien drag yang dimiliki suatu kendaraan mempunyai pengaruh pada aspek ekonomi bahan bakarnya. Artinya, pemanfaatan energi yang di-hasilkan dari pembakaran bahan bakar dan udara tidak sepenuhnya dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan tetapi juga harus digunakan untuk mengatasi tahanan angin yang diterima kendaraan saat berjalan. Oleh karena itu diharapkan harga koefisien ini tidak besar agar dapat diperoleh pemanfaatan bahan bakar yang se-maksimal mungkin. Untuk mengontrol beban aerodinamik yang diderita atau diterima kendaraan, maka saat ini banyak kendaraan yang telah dilengkapi dengan berbagai macam peralatan aerodinamik, seperti: airdam, rear spoiler, roof spoiler atau side airdams. Pada penelitian ini akan diteliti pengaruh pemasangan side air dams pada kendaraan

jenis van atau commercial vehicle. Perlu diketahui bahwa selama ini mekanisme aerodinamik dari alat-alat ini terutama side air dams tidak dipelajari secara detail, karena mudahnya pemasangan alat-alat tersebut pada bodi kendaraan dan penentuan konfigurasi optimum dengan perubahan ukuran parameter. Mengingat dimensi optimum tergantung pada bentuk bodi kendaraan maka penelitian secara individual diperlukan. Side air dams yang dipasang pada kendaraan jenis sedan dapat menambah maupun mengurangi CL apabila konfigurasinya tidak cocok (Ohno dan Kohri, 1991). Bila sudut yaw kecil dan aliran udara longitudinal yang dominan di bawah lantai, maka side air dams dapat mempercepat aliran dan akhirnya mengurangi CL. Sebaliknya bila angin silang atau crosswind yang mengalir masuk dan keluar dari sisi bawah lantai yang dominan, maka side air dams memutuskan aliran udara bawah lantai sehingga CL bertambah. Tetapi untuk sudut yaw yang besar dapat diperoleh juga hasil CL rendah melalui optimalisasi bentuk bawah dari side air dams. Sesuai dengan hasil penelitian tersebut pada dasarnya pemasangan side air dams dapat mengubah koefisien lift (CL) yang dimiliki kendaraan tersebut. Benda uji yang digunakan adalah model kendaraan van skala 1 : 8 dengan dimensi: Panjang (l) : 479,4 mm Lebar (w) : 195 mm Tinggi (h) : 232,5 mm Perbandingan tinggi side airdams dengan panjang (hs/l): 0,018; 0,03; 0,04 Udara adalah fluida yang memiliki densitas dan viskositas. Densitas () didefinisikan sebagai massa persatuan volume. Properti ini tergantung pada tekanan (p) dan temperatur (T). Kendaraan di jalan pada umumnya berjalan dengan kecepatan di bawah sepertiga dari kecepatan suara. Pada batas kecepatan tersebut harga variasi tekanan dan temperatur dalam aliran dengan harga free stream sangat kecil, oleh karena itu perubahan pada densitas dapat diabaikan. Dengan demikian aliran udara yang mengalir disekeliling kendaraan dapat dikategorikan sebagai aliran fluida

131

JURNAL TEKNIKA Fakultas Teknik UNESA, Vol. 6 No. 2, Agustus 2005: 130 - 141

incompressible. Untuk kondisi standar, p= 1 atm dan T= 288 K, harga densitas atau = 1,2250 kg/m3. Properti lainnya dari udara adalah viskositas. Properti ini disebabkan oleh gesekan molekuler antara partikel-partikel fluida. Gesekan ini berhubungan dengan fluks momentum karena gradien kecepatan. Untuk fluida incompressible properti ini bergantung pada temperatur. Pada kondisi standar viskositas = 1,7894x10-5 Ns/m2 dan = 1,4607x10-5 m2/s. Viskositas yang dimiliki oleh fluida ini menyebabkan terjadinya friction drag sehingga timbul gradien kecepatan pada dinding. Side airdam adalah peralatan aerodinamik yang dipasang pada bagian samping kanan dan kiri bawah dari bodi kendaraan. Istilah side air dam ber-macammacam, menurut Kohri dkk. (1989) menyebutnya dengan strake atau large strake. Dijelaskan lebih lanjut bahwa pemasangan strake berfungsi untuk mereduksi profile drag pada bagian bawah atau under floor khususnya ban, di mana ia akan men-cegah terpaan langsung udara pada permukaan ban. Dengan profil yang

sesuai maka peralatan ini dapat membuat udara mengalir secara halus dan meminimalkan separasi yang terjadi disekeliling ban. Sementara untuk bentuk large strake dapat mengatur vortices disekeliling ban. Dijelaskan lebih lanjut bahwa besar sudut yang dibentuk oleh strake bagian belakang akan berpengaruh terhadap harga koefisien drag, di mana jika besar maka koefisien dragnya juga besar. Hucho (1986) mengistilahkan side air dam dengan side skirt. Dijelaskan bahwa pemasangan peralatan ini dapat menimbulkan ground effect. Berdasarkan teori bahwa bagian bawah kendaraan akan membentuk ventury nozzle yang menghasilkan daerah tekanan rendah, sehingga menciptakan gaya lift yang negatif. Aliran udara yang mengalir pada kendaraan terbagi sebagian di atas dan lainnya di bawah kendaraan. Hucho (1986) menggambarkan aliran udara yang terjadi pada kendaraan komersial seperti gambar berikut ini.

Gambar 1: Aliran udara pada kendaraan komersial

Dijelaskan lebih lanjut oleh Hucho, bahwa proses aliran pada kendaraan yang bergerak dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu: aliran udara disekeliling kendaraan, aliran udara menembus bodi, dan proses aliran dalam mesin. Aliran udara pertama dan kedua saling berhubungan, sebagai contoh aliran udara yang menembus kabin mesin atau engine compartment bergantung langsung pada medan aliran disekeliling kendaraan.

Aliran di sekeliling kendaraan ini menimbulkan gaya-gaya dan momenmomen yang sangat mempengaruhi unjuk kerja dan stabilitas kendaraan. Dari pola aliran pada gambar (1) di atas ditunjukkan bahwa terjadi streamline yang mengikuti kontur bodi kendaraan, tetapi aliran udara ini akan terpisah atau separasi pada bagian ujung belakang kendaraan dan membentuk wake.

132

Studi Karakteristik Aliran pada Kendaraan Jenis Van yang Menggunakan Side Airdams (A. Grummy Wailanduw)

Udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah ber-tekanan rendah atau favourable pressure gradient akan dipercepat alirannya oleh karena perbedaan tekanan tersebut, dan sebaliknya akan diperlambat alirannya jika dari tekanan rendah ke tekanan tinggi atau adverse pressure gradient. Sejumlah aliran pada bodi kendaraan diatur oleh hubungan antara kecepatan dan tekanan yang diekspresikan dengan persamaan Bernoulli. Persamaannya adalah: pstatik + pdinamik = konstan = ptotal atau ps + V2 = konstan = pt (1) Di mana: = densitas udara V = kecepatan udara (relatif terhadap kendaraan) Persamaan di atas mempunyai arti bahwa dalam aliran udara kenaikan tekanan akan diimbangi dengan turunnya kecepatan, atau sebaliknya. Tetapi perlu diketahui bahwa asumsi yang digunakan untuk persamaan ini adalah perbedaan ketinggian diabaikan, tidak ada perbedaan densitas (aliran incompressible), aliran steady, aliran sepanjang stream line, dan aliran tanpa gesekan. Tekanan statik atau pstatik adalah tekanan udara pada setiap titik, sedangkan tekanan dinamik atau pdinamik menunjukkan energi kinetik tiap satuan volume. Tekanan dinamik ini yang berpengaruh langsung terhadap gaya-gaya aerodinamik yang terjadi pada kendaraan tersebut, seperti gaya drag, gaya lift. Pada setiap titik dalam aliran di mana kecepatannya sama dengan nol, atau mempunyai harga tekanan yang terbesar, maka kondisi tersebut disebut stagnan dan tekanan pada kondisi ini disebut dengan tekanan stagnasi. Perbedaan antara tekanan lokal statik pada setiap titik dalam aliran dengan tekanan statik pada free stream bergantung langsung dengan tekanan dinamik pada free stream, dan perbandingan ini yang disebut dengan koefisien tekanan atau pressure coefficient (Cp) . Atau

di mana p: tekanan lokal statik atau tekanan pada kontur p: tekanan statik free stream V: kecepatan free stream Timbul atau tidaknya gaya lift dapat dilihat secara langsung dari distribusi tekanan atau Cp pada permukaan atas dan permukaan bawah profil. Jika selisih distribusi tekanan pada permukaan atas bernilai negatif, maka gaya lift yang timbul akan menyebabkan profil terangkat, sedang bila yang terjadi adalah sebaliknya, maka gaya lift akan menyebabkan profil tertekan ke bawah. Selain distribusi tekanan, besar kecilnya gaya lift maupun drag juga ditentukan oleh gaya gesek dalam bentuk skin friction coefficient atau Cf. 2. Metode Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah model jenis kendaraan komersial atau van dengan dan tanpa side airdams. Di sini jenis kendaraan yang akan diuji, dibuatkan modelnya dengan mempergunakan skala yaitu 1 : 8. Penentuan besar skala ini masih dalam batas yang dikemukakan oleh Pope dan Harper (1966), bahwa dalam pengujian automobil di wind tunnel luas frontal model kendaraan uji tidak boleh lebih dari 10 % luas test section wind tunnel. Juga dengan besarnya skala tersebut bentuk dari pada peralatan aerodinamis dapat dianggap flat. Selanjutnya untuk menggambarkan kondisi seperti pada kenyataannya bahwa tidak terjadi boundary layer pada jalan, maka sebagai landasan model uji dipasang fixed ground board. Metode ini masih dimungkinkan karena model jenis kendaraan uji yang dipergunakan pada penelitian ini mempunyai ground clearance yang relatif besar. Seperti yang dikemukakan oleh Barnard (1996), bahwa metode fixed ground board masih dapat memberikan hasil yang baik (akurat) untuk jenis kendaraan commercial vehicles, tetapi hasil yang tidak akurat untuk jenis kendaraan balap (racing maupun kendaraan sport.

CP =

p p .. 1 V2 2

(2)

133

JURNAL TEKNIKA Fakultas Teknik UNESA, Vol. 6 No. 2, Agustus 2005: 130 - 141

Gambar 2: Fixed ground board Pengambilan data dilakukan pada bilangan Reynold (re) > 105, yaitu Re= 7 X 105 (V=23,43 m/s) dan 1,13 x 106 (V = 37,85 m/s) dengan perbandingan tinggi side airdams terhadap panjang kendaraan (hs/l) = 0,018, 0,03, dan 0,04.

Gambar 3: Geometri dan dimensi model kendaraan van Sebelum pengujian dilakukan, maka terlebih dahulu model uji dan landasannya (fixed ground board) dipasang pada pemegang atau penyangganya. Kedudukan landasan terhadap dinding test section bagian bawah mempunyai jarak 9,5 cm. Pengambilan jarak ini berdasarkan pendapat Barnard (1996) bahwa fixed ground board

harus terpasang bebas dari lapisan batas atau boundary layer dinding test section. Sementara kedudukan model uji terhadap landasannya dipasang pada center line sesuai arah longitudinal aliran, dan berjarak 18,5 cm dari ujung depan (leading edge) landasan. Hal ini dilakukan dengan suatu asumsi bahwa untuk bagian down stream masih memenuhi syarat > lebar model uji, dan bagian depan boundary layer landasan yang terbentuk relatif masih kecil. Pengikatan antara model uji dan landasan adalah pada rodanya, sehingga bagian bawah dari model uji benar-benar bebas dari gangguan. Gambar dan dimensi detail dari setting model uji dan landasannya dapat dilihat pada Gambar (4). Sesudah dilakukan pemasangan model uji pada landasan dan diikat pada penyangga, maka berikutnya adalah pemeriksaan kondisi aliran yang masuk ke test section pada setiap kecepatan. Hal ini dapat diketahui melalui pembacaan manometer yang dihubungkan dengan pressure tap yang terpasang pada setiap sisi dari keluaran atau output nosel. Dengan pembacaan h yang sama untuk setiap sisi menunjukkan bahwa kondisi aliran masuk yang parallel atau uniform. Langkah berikutnya adalah pengambilan data, baik data tentang distribusi tekanan pada center line atas dan bawah, dan pada samping bodi dari model uji. Juga data tentang velocity profil pada center line atas, melalui boundary layer thickness. Untuk mengetahui pengaruh pemasangan side airdam terhadap gaya drag, maka dilakukan pengukuran pada daerah wake. Pengukuran ini dilakukan pada satu titik x/l = 0,065. Di mana x = 0 adalah daerah tepat pada bagian belakang dari model uji. Ketiga macam pengambilan data dilakukan pada masing-masing perubahan ketinggian side airdam, dari tanpa menggunakan sampai menggunakan dengan dua macam variasi.

134

Studi Karakteristik Aliran pada Kendaraan Jenis Van yang Menggunakan Side Airdams (A. Grummy Wailanduw)

Gambar 4: Setting model uji dan landasan pada terowongan angin

3. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil eksperimen tersebut diperoleh beberapa grafik dari hasil pengukuran, yaitu grafik pressure coefficient. 3.1. Distribusi tekanan pada center line atas dan bawah, dan side body Dari trend grafik perbandingan Cp= f(x/L) pada center line bagian atas maupun bawah secara umum menunjukkan bahwa distribusi tekanan yang terjadi relatif hampir sama antara model uji standard dan model uji yang dipasang side air dams dengan modifikasi hs/l= 0,018; 0,03; dan 0,04 pada model kendaraan van. (Lihat Gambar 5 dan Gambar 6) Aliran yang mengalir pada suatu kendaraan sebenarnya merupakan aliran tiga dimensi, artinya ada sebagian aliran yang ke atas, ke bawah dan ke samping. Aliran yang ke samping umumnya memiliki tekanan berkisar atau sedikit lebih rendah dari tekanan atmosfir (perhatikan data distribusi tekanan pada kondisi standard di side body). Sementara untuk aliran yang ke atas umumnya memiliki tekanan yang lebih rendah (perhatikan distribusi tekanan pada kondisi standard di upper surface). Kondisi yang sama juga terjadi pada aliran yang ke bawah umumnya memiliki tekanan yang

lebih rendah (perhatikan distribusi tekanan pada kondisi standard di lower surface). Oleh karena itu pada kondisi standard akan terjadi aliran dari samping yang menuju ke atas dan ke bawah. Dengan pemasangan side airdams maka pada bagian lower surface dengan ground akan membentuk semacam venturi, sehingga di sini aliran akan dipercepat atau dengan kata lain ada penambahan momentum dalam aliran. Sesuai dengan persamaan Bernoulli maka di sini terjadi penurunan tekanan. Selain itu side airdams dapat mengurangi aliran dari samping yang mengalir ke lower surface (perhatikan distribusi tekanan antara side body dan lower surface setelah dipasang dengan side airdams, di sini tekanan di side body lebih rendah dari tekanan di lower surface). Sementara itu dengan pemasangan side airdams aliran dari samping masih ada yang ke upper surface, karena tekanan di side bodi masih lebih besar dari tekanan upper surface. Kondisi di atas terjadi pada ketiga macam variasi hs/l. Dengan masih adanya aliran yang ke atas maka masih terjadi lift positif, atau dengan kata lain efek peningkatan stabilitas yang diharapkan dari pemasangan side airdams belum terjadi.

135

JURNAL TEKNIKA Fakultas Teknik UNESA, Vol. 6 No. 2, Agustus 2005: 130 - 141

GRAFIK Cp= f(x/L) UPPER SURFACE Re = 7 x 100000


1.2 STANDARD 1.0 0.8 0.6 0.4 hs/l = 0,018 hs/l = 0,03 hs/l = 0,04

Cp

0.2 0.0 0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

x/L

GRAFIK Cp= f(x/L) LOWER SURFACE Re = 7 x 100000


1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 STANDARD hs/l = 0,018 hs/l = 0,03 hs/l = 0,04

Cp

0.2 0.0 0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

x/L

Gambar 5: Grafik Cp = f(x/L) Upper dan lower surface pada Re= 7 x 105
GRAFIK Cp= f(x/L) UPPER SURFACE Re= 1,13 x 1000000
1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 STANDARD hs/l = 0,018 hs/l = 0,03 hs/l = 0,04

Cp

0.2 0.0 0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

x/L

136

Studi Karakteristik Aliran pada Kendaraan Jenis Van yang Menggunakan Side Airdams (A. Grummy Wailanduw)

GRAFIK Cp= f(x/L) LOWER SURFACE Re= 1,13 x 1000000


1.0 STANDARD 0.8 hs/l = 0,018 hs/l = 0,03 0.6 hs/l = 0,04

0.4

0.2

Cp
0.0 0 -0.2 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 -0.4 -0.6 -0.8

x/L

Gambar 6: Grafik Cp = f(x/L) Upper dan lower Surface pada Re= 1,13 x 106 3.2. Distribusi kecepatan atau velocity profile Distribusi kecepatan pada center line atas model uji dapat dijelaskan melalui harga eksponen power of law atau n yang dimiliki. Pada profil kecepatan yang bertambah gemuk harga n akan bertambah besar, sedang bila terjadi sebaliknya maka harga n akan berkurang. Dengan harga n yang besar, maka kemampuan mengatasi gaya geser pada permukaan kontur semakin besar. Profil kecepatan pada bagian dekat dengan leading edge menunjukkan profil kecepatan yang kurus, hal mana dikarenakan pada kedudukan itu lapisan batas yang terjadi adalah laminer dan selanjutnya mulai berkembang saat ia mengikuti kontur model uji yang menanjak. Pada bagian leading edge partikel fluida akan mengalami percepatan yang menyebabkan ke-cepatan mengalami perlambatan oleh adanya gaya geser. Keadaan ini akan berlangsung sampai momentum aliran sudah tidak mampu lagi mengatasi gaya geser, dan juga akibat adanya kenaikan tekanan (adverse pressure gradient) yang akhirnya menyebabkan aliran tersebut akan mengalami separasi.

GRAFIK n= f(x/L) Re= 7 x 100000


10.0 9.0 8.0 7.0 6.0

STA NDA RD hs/l= 0,01 8 hs/l= 0,03 hs/l= 0,04

5.0 4.0 3.0 2.0 1.0 0.0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

x/L

137

JURNAL TEKNIKA Fakultas Teknik UNESA, Vol. 6 No. 2, Agustus 2005: 130 - 141

GRAFIK n= f(x/L) Re= 1,13 x 1000000


10.0 9.0 8.0 7.0 6.0

STANDARD hs/l= 0,018 hs/l= 0,03 hs/l= 0,04

5.0 4.0 3.0 2.0 1.0 0.0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

x/L

Gambar 7: Grafik perbandingan n= f(x/L) untuk model uji tanpa dan dengan menggunakan side airdams Dari grafik perbandingan n= f(x/L) antara modifikasi hs/l= 0,018 dan 0,03 tampak model uji yang standar dan yang profil kecepatan tanpa dimensi untuk bagian menggunakan side airdams untuk ketiga upper dan lower relatif sama. Perbedaan macam variasi di atas, tampak bahwa harga hanya terletak pada profil kecepatan bagian n relatif sama. Hal ini berarti bahwa dengan lower, di mana profil kecepatan pada model adanya pemasangan side airdams tidak uji yang dimodifikasi sedikit lebih pendek mempengaruhi profil kecepatan pada center dibandingkan dengan yang standard. line atas. Ini sesuai dengan hasil pengukuran Sedangkan untuk kedua modifikasi masingdistribusi tekanan pada upper surface di masing memiliki profil yang relatif sama.. depan yang relatif sama untuk model uji Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan yang standard maupun yang dipasang semakin sedikitnya aliran udara dari dengan side airdams. samping yang masuk ke kontur bawah, maka Selanjutnya dari grafik di atas tampak momentum aliran yang mengalir bahwa harga n mengalami kenaikkan yang longitudinal yang digunakan untuk lebih tajam pada x/L= 0,049 sampai x/L= mengatasi aliran dari samping juga semakin 0,18. Hal ini dikarenakan pada jarak tersebut kecil.. aliran udara mengikuti kontur model uji Berdasarkan profil kecepatan tanpa yang melengkung (convex surface) sehingga dimensi tersebut juga dapat disimpulkan harga n besar, sedangkan untuk harga x/L > bahwa pemasangan side airdams pada model 0,26 kontur model uji berbentuk datar kendaraan van sedikit dapat menambah lebar sehingga perkembangan harga n relatif lebih wake yang terjadi. Dengan bertambahnya kecil. lebar wake tersebut maka gaya drag yang terjadi juga lebih besar. Dengan demikian 3. Profil kecepatan di daerah wake dapat dikatakan bahwa pemasangan side airdams dapat juga menambah gaya drag. Berdasarkan perbandingan /y= f(u/U) antara model uji standard dan model uji yang dipasang side airdams dengan

138

Studi Karakteristik Aliran pada Kendaraan Jenis Van yang Menggunakan Side Airdams (A. Grummy Wailanduw)

GRAFIK y/H= f(u/U) Re= 7 x 100000


1.2 1.0

0.8
STANDARD
y/H

0.6

hs/l= 0,018 hs/l= 0,03

0.4

0.2

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6


u/U

0.8

1.0

1.2

1.2

GRAFIK y/H= f(u/U) Re= 1,13 x 1000000

1.0

0.8
STANDARD
y/H

0.6

hs/l= 0,018 hs/l= 0,03

0.4

0.2

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6


u/U

0.8

1.0

1.2

Gambar 8: Grafik y/h= f(u/U) pada Re= 7 x 105 dan Re= 1,13 x 106

4. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil pengujian dan analisa data dapat disimpulkan: 1. Pemasangan side airdams pada kendaraan jenis van relatif kurang berpengaruh terhadap distribusi tekanan yang terjadi, baik itu pada modifikasi 0,018; 0,03 dan 0,04. Hal ini dapat diketahui dari distribusi tekanan pada upper surface dan lower surface center line. Kecilnya pengaruh pemasangan side airdams terhadap distribusi tekanan pada lower surface dapat diketahui juga dari distribusi tekanan pada side body. Dengan demikian pemasangan side airdams terhadap pengurangan gaya lift relatif kecil, atau dengan kata lain peningkatan stabilitas kendaraan relatif kecil. 2. Pemasangan side airdams pada kendaraan jenis van juga tidak berpengaruh terhadap velocity profile pada upper surface center line. Hal ini

dapat diketahui dari exponent power of law atau n yang terjadi. 3. Pada bagian wake tampak bahwa pemasangan side airdams dengan modifikasi 0,018 dan 0,03 relatif tidak mempengaruhi distribusi kecepatan atau velocity profile yang terjadi pada bagian upper dan lower. Pada bagian lower hanya terjadi sedikit perubahan velocity profile, di mana dengan pemasangan side airdams dapat memperpendek velocity profile. Dengan demikian pemasangan side airdams dapat berpengaruh terhadap drag yang terjadi, yaitu dengan memperbesar gaya drag. Untuk mendapatkan hasil pengukuran stabilitas yang komprehensif/menyeluruh, disarankan kondisi pengujian dilakukan pada 3 (tiga) macam bilangan Re di mana masing-masing mewakili kondisi aliran laminer, transisi, dan turbulen, sehingga dapat diketahui secara jelas karakteristik aliran yang terjadi.

139

JURNAL TEKNIKA Fakultas Teknik UNESA, Vol. 6 No. 2, Agustus 2005: 130 - 141

Pengukuran profil kecepatan di daerah wake dengan menggunakan pitot tube memiliki beberapa kelemahan, diantaranya tidak dapat mendeteksi arah aliran yang membelakangi alat tersebut ataupun arah aliran yang membentuk sudut dengan alat tersebut, dan juga pitot tube hanya memiliki tingkat keakurasian yang rendah. Disarankan pengukuran profil kecepatan dengan menggunakan five holes probe ataupun hot wire anemometry yang memiliki kemampuan mendeteksinya lebih tinggi. Pengukuran distribusi tekanan hanya menunjukkan efek dari presure, dan ini belum sepenuhnya dapat menjawab tentang besar kecilnya koefisien lift dan drag, karena di sini tegangan geser efek dari viscositas belum diperhitungkan. Disarankan untuk pengujian berikutnya memasukkan variabel tegangan geser. Pengujian dengan mempergunakan model memiliki kelemahan bahwa kecepatan pengujian tidak sepenuhnya dapat menggambarkan kecepatan sebenarnya, sehingga fenomena atau karakteristik aliran yang terjadi kemungkinan dapat berbeda. Oleh karena itu disarankan pengujian berikutnya menggunakan dimensi sebenarnya, atau dengan menaikkan kondisi pengujian (bilangan Re). Stabilitas kendaraan jenis van dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, seperti pemasangan roof spoiler pada bagian atap belakang, pemasangan front spoiler, dan membuat diffuser pada penampang bawah kendaraan. Disarankan untuk dilakukan pengujian dalam rangka meningkatkan stabilitas kendaraan jenis van dengan melakukan pengujian mempergunakan model yang lain.

Ohno, K. dan Kohri, I., Improvement of aerodynamic characteristics of a passenger car by side air-dams, Journal of vehicle design, vol. 12, 1991, p.p. 598-608. Ohshima, Tatsuya, dkk., Influence of the cooling air flow outlet on the aerodynamic characteristics, JSAE Review 19, 1998, p.p. 137-142. Okumura, Kenji, dkk., Development of crosswind spoiler, JSAE Review 17, 1996, p.p. 293-299. Sakakibara, Kenji, dan Tsutsui, Tatsuo, Aerodynamic yaw characteristics of commercial vehicle influenced by front side vortices, JSAE Review 13, 1992, p.p. 54-59. Anderson John D. JR., Fundamentals of aerodynamics: International Edition, Singapore: McGraw-Hill Book Co., 1988. Barnard R.H., Road vehicle Aerodynamic Design: An Introduction, England: Longman, 1996. Clancy L.J., Aerodynamics, London: A Pitman International Text, 1975. Duncan, W.J., Thom, A.S. dan Young, A.D., Mechanics of fluids, London: The English Language Book Society and Edward Arnold Publishers, Ltd., 1980. Fox, Robert W. dan McDonald, Alan T., Introduction to fluid mechanics: Fourth edition, USA: John Wiley & Sons, Inc., 1994. Gillespie, Thomas D., Fundamentals of vehicle dynamics, Warrendale PA: Society of Automotive Engineers, Inc. 1990. Houghton, E.L. dan Brock, A.E., Aerodynamics for engineering students: Second edition, London: Butler & Tunner Ltd., 1980.

Daftar Pustaka Fukuda, Hitoshi, dkk., Improvement of vehicle aerodynamics by wake control JSAE Review 16, 1995, p.p. 151-155. Kohri, Itsuhei, dkk., Aerodynamic development of an experimental car, Paper SAE 890373, 1989.

140

Studi Karakteristik Aliran pada Kendaraan Jenis Van yang Menggunakan Side Airdams (A. Grummy Wailanduw)

Hucho, Wolf-Heinrich, Aerodynamics of road vehicles, London: Butterworth, 1986. Katz, Joseph, Race car aerodynamics: Designing for speed, Cambridge: Robert Bentley, Inc., 1995. Milliken, William F., dan Milliken, Douglas L., Race car: Vehicle dynamics, Warrendale PA: Society of Automotive Engineers, Inc., 1992.

Pope, Alan, dan Harper, John, J.,], Low speed wind tunnel testing, New York: John Wiley & Sons, 1966. Shames, Irving H., Mechanics of fluids: Third edition, Singapore: McGraw Hill, Inc., 1992. Wong, J.Y., Theory of ground vehicles, Canada: John Wiley & Sons, Inc., 1993.

141

Vous aimerez peut-être aussi