Vous êtes sur la page 1sur 2

BERGURU PADA KRISTEN Saya teruskan obrolan saya tentang berguru kepada Kristen.

Statistik menunjukkan bahwa pengajaran ilmu pengetahuan (dan sekaligus pengetahuan agama Kristen maupun Katolik) di sekolah-sekolah Nasrani tidak mampu membuat anak-anak muslim berubah agama menjadi Kristen. Bahkan jika dijumlah pun seluruh usaha para dai Nasrani untuk menyelamatkan domba-domba yang tersesat menjadi penganut Kristus selama ini juga tidak terlalu sukses. Statistik menunjukkan bahwa jumlah penganut agama Nasrani di Indonesia secara persentase ternyata tidak bertambah secara signifikan. Secara jumlah memang bertambah karena jumlah penduduk Indonesia juga bertambah. Begitu juga dengan jumlah umat Islam. Artinya, apa yang kita begitu kuatirkan tentang gelombang perpindahan agama dari Islam ke agama kristen ternyata lebih berupa mitos ketimbang fakta. Ini tidak berarti bahwa tidak ada usaha Kristenisasi. Tentu saja dimana-mana tetap ada usaha Kristenisasi karena itu memang ajaran mereka, seperti juga sebenarnya Islamisasi adalah juga keharusan bagi umat Islam. Coba simak betapa banyaknya ayat yang meminta kita untuk menyampaikan kebenaran kepada umat lain. Sebenarnya usaha untuk mengajak umat lain untuk masuk ke agama Islam adalah bagian inti dari dakwah Islam. Dan ini adalah tugas setiap muslim. Bukankah kita mesti menyampaikan meskipun hanya satu ayat? Mengajak umat lain masuk Islam haruslah dialkukan dengan usaha dialog, dan bukan dengan cara perang. Termasuk dalam usaha dialog adalah melalui sarana budaya seperti yang dilakukan oleh para wali songo dengan mengenalkan kalimasodo (kalimat syahadat?) dalam media wayang. Jika kita mempelajari agama Islam dan membandingkannya dengan agama-agama lain maka kita akan dengan mudah melihat keunggulan dan kesempurnaan agama kita (meski ada yang mengeluhkan karena too detail). Dan itu juga diakui oleh para pakar dari agama-agama lain. Semestinya kita tidak perlu minder apalagi takut menghadapi dialog dengan agama manapun. Lagipula, bagaimana mungkin kita bisa menunjukkan kehebatan dan kesempurnaan agama kita jka kita tidak pernah berdialog dan mengenalkannya pada umat lain? Bukankah umat lain dengan penuh ghirrah berusaha untuk menjajakan agama mereka kepada saudara-saudara kita meski kita tahu bahwa sebetulnya produk yang ditawarkannya bukan hanya sudah out of date tapi juga menngandung cacat produk. Tapi coba lihat para daI mereka! Meski menjajakan produk yang out of date dan mengandung banyak cacat tapi mereka mampu mengemasnya dengan kemasan yang begitu indah, menarik, dengan public relation yang hebat dan penuh dengan percaya diri. Sebaliknya, meski kita punya agama yang sempurna tapi daI kita kurang berani menawarkan agamanya kepada orang lain dan hanya berani berdakwah ke umat sendiri. Kemasannya pun kurang menarik dan itu-itu saja dan belakangan ini Islam banyak dipakai sebagai bendera oleh orang-orang gila yang mengebom berbagai tempat dan orang-orang tak bersalah di berbagai tempat. Sebagian orang menunjukkan wajah beringasnya kepada umat dari agama lain dengan menghalang-halangi mereka untuk beribadat. Sungguh public relation bagi agama Islam yang buruk. Bagaimana

mungkin kita bisa berharap orang akan membeli Islam jika kita menawarkan kehebatan Islam kepada umat lain dengan cara demikian? Saat ini citra Islam sungguh memprihatinkan dengan banyaknya orang-orang gila yang mengira dirinya sedang menegakkan kalimat Allah dengan mengebomi tempat dan orang-orang tak bersalah (harap dibedakan dengan istilah orang-orang yang tak berdosa). Sementara itu sebagian dari kita juga diam-diam menyetujui tindakan biadab tersebut hanya karena kita marah dan benci pada negara ataupun bangsa orang-orang yang dijadikan target pengeboman tersebut. Di satu pihak kita mengutuk kebiadaban bangsa ataupun negara atas kekejamannya mengebom orang-orang atau bangsa lain yang tak bersalah, tetapi di lain pihak kita menyetujuinya hanya karena si pengebom memakai bendera Islam sehingga kita menganggap diri kita memiliki kepentingan dan persepsi yang identik dengan mereka. Terus terang saya salut dengan sebagian umat agama lain yang memiliki konsistensi dalam besikap dan tetap mengutuk kekejaman dengan mengatasnamakan Tuhan dimanapun berada dan dilakukan oleh umat atau bangsa apapun. Mungkin merekah yang mendapat pujian dari Allah sebagaimana termaktub dalam Surat Ali Imran ayat 113-115. saya kutipkan disini. Tidak (semua) mereka sama. Diantara ahli Al-Kitab ada suatu umat yang teguh pendiriannya. Mereka membacakan ayat-ayat Allah di malam hari dan bersujud. Mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian. Mereka menyuruh melakukan yang benar dan melarang yang mungkar. Dan mereka berlomba-lomba dalam kebaikan. Merekalah orang yang masuk golongan orang yang saleh. Apapun kebaikan yang mereka lakukan, mereka tiada dihalangi menerima pahalanya. Dan Allah tahu benar orang yang takwa kepadaNya. Dari ayat ini saya percaya bahwa orang yang saleh bisa datang dari ahli Al-Kitab dan bukan hanya dari Islam. Sampai disini dulu obrolan saya. Saya masih menunggu pendapat dari saudara-saudara yang lain dengan topik yang sama pada posting ini. Wassalam Satria

Vous aimerez peut-être aussi