Vous êtes sur la page 1sur 6

2.8 Asuhan keperawatan 1.

Pengkajian Anamnesa 1) Identitas / Data demografi Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan keterangan lain mengenai identitas pasien. 2) Keluhan utama Sesak napas, ada beberapa macam sesak napas yang biasanya dikeluhkan oleh klien, antara lain : Ortopnea terjadi karena darah terkumpul pada kedua paru pada posisi terlentang, menyebabkan pembuluh darah pulmonal mengalami kongesti secara kronis dan aliran balik vena yang meningkat tidak diejeksikan oleh ventrikel kiri. Dyspnea nocturnal paroximal merupakan dispnea yang berat. Klien sering terbangun dari tidurnyaatau bangun, duduk atau berjalan menuju jendela kamar smabil terengah-engah. Hal ini terjadi karena ventrikel kiri secara mendadak gagal mengeluarkan curah jantung, sehingga tekanan vena dan kapiler pulmonalis meningkat menyebabkan transudasi cairan kedalam jaringan interstisial yang meningkatkan kerja pernapasan. 3) Riwayat penyakit dahulu penyakit jantung rematik penyakit jantung korone trauma 4) Riwayat kesehatan keluarga Apakah ada riwayat penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular lainnya. 5) Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum

Inspeksi : bentuk tubuh, pola pernapasan, emosi/perasaan. Palpasi : suhu dan kelembaban kulit, edema, denyut dan tekanan arteri Perkusi : batas-batas organ jantung dengan sekitarnya. Auskultasi : 1. Bising yang bersifat meniup (blowing) di apeks, menjalar ke aksila dan mengeras pada ekspirasi 2. Bunyi jantung I lemah karena katup tidak menutup sempurna 3. Bunyi jantung III yang jelas karena pengisian yang cepat dari atrium ke ventrikel pada saat distol. 6) Tanda tanda vital : Pemeriksaan tanda vital secara umum terdiri atas nadi, frekuensi pernapasan, tekanan darah, dan suhu tubuh. Pemeriksaan persistem 1. B1 (Breath) 2. B2 (Blood) : Dyspnea, Orthopnea, Paraxymal nocturnal dyspnea : Thrill sistolik di apeks, hanya terdengar bising sistolik di apeks,

bunyi jantung 1 melemah. 3. B3 (Brain) : pucat, sianosis.

4. B4 (Bladder) : output urin menurun. 5. B5 (Bowel) 6. B6 (Bone) : nafsu makan menurun, BB menurun. : lemah

7) Elektrokardiogram

: Menilai derajat insufisiensi

2. Pemeriksaan Diagnostik : Menilai ada/tidaknya penyakit penyerta

: Gambaran P mitral dengan aksis dan kompleks QRS yang normal : Axis yang bergeser ke kiri dan adanya hipertrofi ventrikel kiri : Ekstra sistol atrium 1. foto thorax : Pembesaran atrium kiri dan ventrikal kiri : Bendungan paru, bila ada dekompensasi kordis : Perkapuran pada anulus mitral 2. Fonokardiogram : Menilai gerakan katup, ketebalan dan perkapuran serta menilai

derajat regurgitasi insufisiensi mitral 3. Pemeriksaan Laboratorium : Mengetahui ada/tidaknya reuma aktif/reaktivasi

3. Intervensi Keperawatan No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil 1. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan ketidakmampuan ventrikel kiri untuk memompa darah. Klien melaporkan penurunan episode dyspnea, berperan dalam aktivitas mengurangi beban kerja jantung, tekanan darah dalam batas normal, tidak terjadi aritmia, denyut jantung, dan irama jantung teratur. Tujuan : dalam waktu 3x24 jam penurunan - Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker - Meningkatkan sediaan sesuai indikasi - Kolaborasi pemberian cairan intervena, pembatasan jumlah - Karena adanya oksigen untuk kebutuhan miokardium untuk melawan efek hipoksi/iskemia Intervensi - Kaji dan lapor tanda penurunan curah jantung Rasional - Kejadian mortalitas dan morbiditas sehubungan dengan infark miokardium yang lebih dari 24 jam pertama

curah jantung dapat teratasi dan menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang dan bebas gejala gagal jantung misalnya parameter hemodinamika dalam batas normal, output urine adekuat)

total cairan sesuai dengan indikasi, hindari cairan dan natrium - Kolaborasi pemberian obat diuretik - Kolaborasi pemberian obat vasodilator seperti nitrat

peningkatan tekanan ventrikel kiri, klien tidak dapat menoleransi peningkatan volume cairan(preload) klien juga mengeluarkan sedikit natrium yang menebabkan retensi cairan dan meningkatkan kerja miokardium - Penurunan preload paling banyak digunakan dalam mengobati klien dengan curah jantung relative normal ditambah dengan gejala kongesti deuritik blok reabsorbsi diuretic sehingga mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air - Vasodilator digunakan untuk meningkatkan curah jantung, menurunkan volume sirkulasi(vasodilator) dan tahanan vasikuler sistemis (arteridilator) juga kerja ventrikel

2.

Pola napas tidak

Klien tidak sesak napas, - Auskultasi bunyi -

Indikasi edema paru,

efektif berhubungan dengan perembesan cairan, kongesti paru akibat sekunder dari perubahan member kapiler alveoli dan retensi cairan intertestial.

frekuensi pernapasan normal (16-20 x/menit), respon batuk berkurang, output urin 30ml/jam

napas - Kaji adanya edema - Pertahankan pemasukan total cairan 2000ml/24jam dalam toleransi kardiovaskuler

akibat sekunder dekompensasi jantung - Waspadai adanya gagal kongestif/kelebihan volume cairan - Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa tetapi memerlukan pembatasan dengan adanya

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam pola napas kembali efektif - Kolaborasi pemberian diet tanpa garam - Kolaborasi pemberian diuretik

dekompensasi jantung - Natrium meningkatkan retensi cairan dan meningkatkan volume plasma yang berdampak terhadap peningkatan beban kerja jantung dan akan meningkatkan kerja miokardium - Diuretic bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinya edema paru

3.

Gangguan aktivitas sehari hari yang berhubungan dengan penurunan curah jantung ke jaringan.

Klien menunjukkan peningkatan kemampuan

- Catat frekuensi -

Respon klien

jantung, irama, dan terhadap aktivitas dapat perubahan TD mengindikasikan

beraktivitas/mobilisasi selama dan sesudah penurunan oksigen ditempat tidur, frekuensi aktivitas pernapasan normal - Tingkatkan istirahat, batasi Menurunkan kerja miokardium/konsumsi oksigen Aktivitas yang maju miokardium

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan meningkatnya kemampuan beraktivitas

aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat - Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas,contoh bangun dari kursi, bila tak ada nyri, ambulasi, dan istirahat selama 1 jamsetelah makan - Berikan waktu istirahat diantara waktu aktivitas

memberikan control jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan Untuk mendapatkan

cukup waktu resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja jantung

Vous aimerez peut-être aussi