ABSTRAK Bali sebagai daerah tujuan wisata berdampak besar terhadap terjadinya perubahan tata guna lahan.

Hal ini berkaitan dengan pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata seperti hotel, vila, restoran dan fasilitas lainnya yang dilakukan pada daerah strategis objek pemandangan alam yang menarik. Kawasan tersebut pada umumnya terdapat pada daerah pegunungan yaitu kawasan hulu sampai hilir sungai dan daerah pantai. Akibat aktivitas pembangunan ini peruntukan kawasan yang semula merupakan daerah terbuka dengan fungsi lahan sebagai area resapan air kemudian berubah menjadi area pemukiman yang bersifat impermeable (tidak tembus air). Kondisi tersebut berdampak terhadap terjadinya peingkatan limpasan permukaan yang secara langsung berpengaruh terhadap debit banjir yang terjadi di sungai. Dalam perhitungan debit banjir terhadap perubahan tata guna lahan digunakan metode Rasional dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (GIS) dalam analisis spasial (ruang) tata guna lahan. Perhitungan dengan metode Rasional dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu koefisien pengaliran (C), Intensitas hujan (I), dan luas daerah aliran sungai (A). Nilai koefisien pengaliran (C) berdasarkan kondisi tata guna lahan ditentukan dari hasil penelitianterdahulu. Dari hasil penelitian debit banjir terhadap perubahan tata guna lahan periode tahun 1992 sampai tahun 2000 pada salah satu Sub-DAS Ayung (DAS Tampus) dihasilkan trend penurunan debit banjir sebesar 30,36%. Kontribusi penurunan debit banjir yang terjadi pada masing-masing tata guna lahan adalah pada lahan sawah irigasi terjadi penurunan debit banjir sebesar 94,53% akibat dari penurunan luas lahan sebesar 94,39%, tegalan/ladang/tanah kosong terjadi penurunan debit banjir sebesar 64,28% akibat dari penurunan luas lahan sebesar 63,25%, pemukiman terjadi kontribusi peningkatan debit banjir sebesar 172,86% akibat peningkatan luas lahan sebesar 64,37%. Pada semak belukar terjadi perubahan tata guna lahan yang tidak teratur dengan kontribusi perubahan debit banjir yaitu menjadi sawah tadah hujan sebesar 0,08762 m 3/dt, kebun/perkebunan sebesar 0,004433 m3/dt, sawah irigasi sebesar 0,03404 m 3/dt, dan pemuiman sebesar 0,01369 m3/dt.

ABSTRACT Bali as tourist destination has great impact to the change of land use. This is related to the development of tourism supporting infrastructure such as hotel, villa, restaurant and other facilities which happen at strategicarea with beautiful landscape. The area commonly exist at mountainous area that is from upper course area todownstream and beach area. The impact of this development activity is that the need of the area which is originally used as open area with land function as water absorption are, then changed into impermeability residential area. This condition has great impact toward the increaseof surface run off which directly influences the flood discharge in the river. In analyzing the discharge of flood toward the change of land use Rational method which is supported with Geographic Information System (GIS) in analyzing spatial land use. Analyzewith Rational methodis influenced by three components such as coefficient run off (C), rainfall intensity (I), and area of basin (A). The score of coefficient run off (C) thats based on the condition of land uses determined with the result of former research. The result of flood discharge research toward the change of land use period of 1992 up to 2000, at one of Sub Basin Ayung (Basin Tampus) is resulted the trend of decrease of flood discharge 30,36%. The contributionof the decrease of flood discharge which happens in each of land use is that in irrigated ricefield there is decrease of flood discharge 94,53% as the result of the decrease of land area 94,39%, in plant/plantation/ empty area there isdecrease of flood discharge 64,28% as result of the decrease of land area 63,25% in residential area there is contribution of the change of flood discharge into unrrigated ricefield 0,08762 m3/s, plant/plantation/empty area 0,04433 m3/s, irrigated ricefield 0,03404 m 3/s, and residential area as0,01369 m3/s.