Vous êtes sur la page 1sur 12

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Elemen mikro memiliki konsentrasi yang sangat rendah di laut karena elemen mikro memiliki sifat yang sangat reaktif sehingga dengan cepat akan segera berikatan dengan senyawa kimia yang lain saat mencapai laut dan mengendap di dasar perairan dalam bentuk sedimen. Selain itu, ada pula elemen mikro yang memang memiliki konsentrasi sangat kecil dari sumbernya. Misalnya: batuan kristal dan gas yang berasal dari dalam perut bumi. Riley dan Chester (1971), menyatakan bahwa unsur N, P dan Si adalah merupakan mikro elemen esensial terpenting yang dibutuhkan oleh organisme laut. Ketiga elemen tersebut berperan penting dalam metabolisme, proses fisiologis dan reaksi biokimiawi dalam tubuh.

2. Rumusan Masalah 1) Apa pengertian dari nutrient? 2) Apa sebenarnya manfaat dari mikro elemen di laut? 3) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nutrient?

3. Tujuan 1) Untuk mengetahui apa itu nutrient 2) Untuk mengetahui manfaat mikro elemen di laut 3) Untuk mengetahui factor-faktor yang dapat mempengaruhi nutrien

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrien Nutrien adalah semua unsur dan senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuh tumbuhan melalui proses fotosintesis dan berada dalam material organic. Nutrien sendiri dibagi menjadi 2 yaitu :

Makronutrien adalah nutrient yang tersebar dilautan dan konsentrasinya melebihi 1 ppm dengan kata lain nutrient jenis ini melimpah dilautan. Contoh : C, N, P, O, Si, Mg, K, Na.

Mikronutrien adalah nutrient yang tersebar dilaut dan konsentrasinya kurang dari 1 ppm dengan kata lain nutrient jenis ini penyebrannya terbatas atau sedikit dilaut. Contoh : Fe,Cu, Mn, Ze.
Senyawa Fe dibutuhan oleh makhluk hidup namun jika berlebihan mengakibatkan

blooming alga. Elemen makro esensial adalah C. Elemen mikro esensial adalaha N, P, Si. Fitoplankton mendapatkan nutrien dari air laut yang sudah mengandung nutrien yang cukup lengkap. Namun pertumbuhan fitoplankton dengan kultur dapat mencapai optimum dengan mencampurkan air laut dengan nutrien yang tidak terkandung dalam air laut tersebut. Nutrien tersebut dibagi menjadi makronutrien dan mikronutrien, makronutrien meliputi nitrat dan fosfat. Makronutrien yang berupa nitrat dan fospat merupakan pupuk dasar yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. Nitrat adalah sumber nitrogen yang penting bagi fitoplankton baik di air laut maupun di air tawar. Bentuk kombinasi lain dari nitrogen seperti amonia, nitrit, dan senyawa organik dapat dapat digunakan apabila kekurangan nitrat. Mikronutrien organik merupakan kombinasi

dari beberapa vitamin yang berbeda-beda. Vitamin tersebut antara lain B12, B1 dan Biotin. Mikronutrien tersebut digunakan fitoplankton untuk berfotosintesis Disamping cahaya, fitoplankton juga sangat tergantung dengan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhannya. Nutrisi-nutrisi ini terutama makronutrisi seperti nitrat, fosfat atau asam silikat, yang ketersediaannya diatur oleh kesetimbangan

antara mekanisme yang disebut pompa biologis dan upwelling pada air bernutrisi tinggi dan dalam. Akan tetapi, pada beberapa tempat di Samudra Dunia seperti di Samudra bagian Selatan, fitoplankton juga dipengaruhi oleh ketersediaan mironutrisi besi. Dalam daur fosfor, banyak interaksi yang terjadi antara tumbuh-tumbuhan dan hewan, antara senyawa organik dan anorganik, dan antara kolom air dan permukaan serta substrat. Misalnya, beberapa jenis hewan membebaskan sejumlah besar fosfor terlarut dalam kotorannya. Fosfor ini kemudian terlarut dalam air sehingga tersedia bagi tumbuh-tumbuhan.
dari beberapa vitamin yang berbeda-beda. Vitamin tersebut antara lain B12, B1 dan Biotin. Mikronutrien tersebut digunakan fitoplankton untuk berfotosintesis Disamping cahaya, fitoplankton juga sangattergantung dengan ketersediaan nutrisi

untuk pertumbuhannya. Nutrisi-nutrisi ini terutama makronutrisi seperti nitrat, fosfat atau asam silikat, yang ketersediaannya diatur oleh kesetimbangan antara mekanisme yang disebut pompa biologis dan upwelling pada air bernutrisi tinggi dan dalam. Akan tetapi, pada beberapa tempat di Samudra Dunia seperti di Samudra bagian Selatan, fitoplankton juga dipengaruhi oleh ketersediaan mironutrisi besi.
Dalam daur fosfor, banyak interaksi yang terjadi antara tumbuh-tumbuhan dan hewan, antara senyawa organik dan anorganik, dan antara kolom air dan permukaan serta substrat. Misalnya, beberapa jenis hewan membebaskan sejumlah besar fosfor terlarut dalam kotorannya. Fosfor ini kemudian terlarut dalam air sehingga tersedia bagi tumbuh-tumbuhan. Sebagian senyawa fosfat anorganik mengendap sebagai mineral ke dasar laut.

B. Manfaat Mikro Elemen di Laut a. Nitrogen Nitrogen dalam air laut umumnya terlarut dalam bentuk nitrat (NO3), nitrit (NO2) dan Amoniak (NH4). Bentuk-bentuk senyawa dari nitrogen tersebut diabsorbsi oleh organisme laut untuk memenuhi kebutuhan akan nitrogen sebagai salah satu komponen utama pembentukan asam amino yang menjadi cikal bakal terbentuknya protein. b. Fosfor Senyawa Fosfor seperti ATP (adenosine tri-fosfat) dan ko-enzim nukleotida, memiliki peran yang penting dalam fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan. Fitoplankton umumnya memenuhi kebutuhan fosfor melalui asimilasi secara langsung dalam bentuk ortho-fosfat. Absorbsi dan konversi menjadi senyawa fosfor organik terjadi saat kondisi gelap. c. Silikon Sebagian besar tumbuhan dan hewan laut yang memanfaatkan silikon terdiri dari kelompok diatom, radiolaria, pteropoda dan sponges. Umumnya, kelompok organisme tersebut memiliki struktur kerangka yang mengandung silika dalam jumlah tinggi. Sisa-sisa tubuh yang telah mati terutama dari kelompok diatom akan tenggelam ke dasar perairan membentuk deposit endapan silikat yang spesifik. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti bagaimana silika terlarut diabsorbsi oleh diatom, kemudian diubah menjadi hidrat silikat dan digunakan untuk membentuk cangkang dengan pola yang indah.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Nutrien Kesuburan dalam suatu perairan sangat ditentukan oleh parameter parameter berikut : Cahaya Cahaya yang mencapai permukaan bumi dan permukaan perairan terdiri atas cahaya langsung (direct) berasal dari matahari dan cahaya yang disebarkan (diffuse) oleh awan (yang sebenarnya juga berasal dari cahaya matahari). Jumlah radiasi yang mencapai permukaan perairan sangat dipengaruhi oleh awan, ketinggian dari permukaan air laut, letak geografis, dan musim. Penetrasi cahaya ke dalam air sangat di pengaruhi oleh intensitas dan sudut datang cahaya, kondisi permukaan air, dan bahan-bahan tersuspensi di dalam air. Cahaya matahari mencapai permukaan perairan tersebut sebagian di serap dan sebagiannya direfleksikan kembali. Beberapa jenis molekul, misalnya O2, O3, H2O, dan CO2
dapat menyerap cahaya matahari , dan mengubahnya menjadi energi panas.

Suhu Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan air, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan , dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu berpengaruh terahadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu yang di sukai bagi pertumbnuhannya. Kecerahan Dan Kekeruhan Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula. kecerahan dan kekeruhan merupakan parameterparameter yang saling terkait satu sama lain. Peningkatan konsentrasi padatan tersuspensi sebanding dengan peningkatan konsentrasi kekeruhan dan berbanding

terbalik dengan kecerahan. Ketiga parameter tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam produktivitas perairan. D. Mikro Elemen di Laut Elemen adalah unsur, materi atau bahan dasar (fundamental kinds of matter) yang menyusun seluruh benda di alam semesta. Elemen ini tersusun dari atom-atom yang berasal dari elemen yang sama secara kimiawi dan memiliki sifat yang identik. Hingga saat ini telah dikenal sekitar 116 elemen atau unsur. Secara garis besar, elemen dapat dibagi menjadi 2, yaitu : elemen organik dan inorganik. Miessler dan Tarr (2000) menyatakan bahwa elemen organik berkaitan dengan senyawa hidrokarbon dan derivatnya yang sebagian besar menjadi elemen utama yang menyusun makhluk hidup. Asam amino, protein dan lemak yang menyusun organism hidup umumnya tersusun dari elemen organik (unsur atau senyawa yang terdiri dari C , H dan O). Sedangkan elemen inorganik mencakup keseluruhan elemen yang terdapat dalam tabel periodik unsur termasuk Hidrogen dan Karbon itu sendiri. Namun, menurut

Manahan (2001), elemen, bahan atau materi organik adalah semua senyawa yang mengandung karbon termasuk substansi yang dihasilkan dari proses hidup (kayu, kapas, wol), minyak bumi, gas alam (metan), cairan pelarut/pembersih, fiber sintetik dan plastik. Sedangkan elemen atau bahan inorganik adalah semua substansi yang tidak mengandung Karbon seperti logam, batuan, garam, air, pasir dan beton. Elemen inorganik ada yang bersifat terlarut (dissolved) dan ada yang padat (solid atau insoluble). Millero (2006) membagi elemen (organik dan inorganik) menjadi 3 kelompok berdasarkan rata-rata konsentrasinya di alam, yaitu: 1. elemen makro (0,05 750 mM) (Na, Cl, Mg) 2. elemen mikro (0,05 50 M) (P dan N) 3. elemen trace atau kelumit (0,05 -50 nM) (Pb, Hg, Cd) Sedangkan berdasarkan sifatnya, elemen (inorganik)dibedakan menjadi

1. jenis logam logam (metal) bersifat padat, memiliki kilap, dapat dibentuk menjadi lempengan tanpa mengalami kerusakan (malleable) serta mampu menghantarkan listrik dengan baik. Seluruh logam (metal) kecuali raksa (Hg) berbentuk padat pada suhu kamar. 2. non logam memiliki sifat buram dan tidak semuanya dapat dibentuk dengan mudah. Sedangkan elemen non logam ada yang bersifat cair dan gas. Oksigen, klorin, cairan bromine coklat tergolong non metal.

E. Penyebaran (Variasi Musiman) a. Nitrogen Variasi musiman dari nitrit, nitrat dan ammonia terjadi pada lapisan permukaan laut sebagai hasil dari aktifitas biologi. Perubahan konsentrasi Nitrogen secara musiman sebagian besar terjadi di perairan dangkal daerah lintang sedang atau lintang tinggi. Saat musim semi, terjadi peningkatan intesitas cahaya dan durasi (lama penyinaran) yang menyebabkan peningkatan populasi fitoplankton. Hal ini menimbulkan perpindahan Nitrogen anorganik terlarut dari daerah eufotik. Populasi fitoplankton kemudian dimangsa oleh zooplankton dan ikan. Nitrogen kemudian dikembalikan ke perairan dalam bentuk excrete (kotoran), urine (amoniak dan urea) atau partikel feses yang akan didekomposisi oleh bakteri sebelum dikembalikan ke perairan. Pada musim semi, proses percampuran vertical (vertical mixing) memiliki konstribusi mengangkat nutrien dari perairan bawah ke zona eufotik. Akibatnya populasi fitoplankton bertambah dengan cepat dan mulai menurun saat terbentuk zona termoklin yang menghalangi suplai Nitrogen ke lapisan

permukaan. Nutrien yang dominan pada waktu ini adalah amoniak yang diekskresikan oleh Zooplankton dan selanjutnya dimanfaatkan oleh algae dalam proses fotosintesis. Pada beberapa lokasi, terjadi penurunan konsentrasi Nitrogen terlarut hingga mencapai taraf yang dapat mematikan organisme. Ekskresi Nitrogen oleh zooplankton mencapai tingkat maksimum saat populasi fitoplankton jarang. Hal ini terjadi karena kemungkinan pemanfaatan protein sebagai sumber energi menurun saat makanan (fitoplankton) berlimpah. Saat organisme mati atau dikonsumsi dan dikeluarkan dalam bentuk feses oleh zooplankton, maka bakteri akan melakukan regenerasi Nitrogen.Regenerasi nitrat seringkali menyebabkan blooming algae pada akhir musim panas. Konsentrasi nitrat akan meningkat hingga mencapai titik maksimum pada musim gugur dan kemudian menurun. Nitrifikasi akan selesai saat bulan Januari saat permukaan mendingin dan badai membongkar lapisan termoklin, menyebabkan nirat dapat terdistribusi kembali ke kolom air dan dasar perairan. Kondisi yang berbeda terjadi pada daerah perairan yang

memiliki up-welling yang membawa nutrient dari perairan bawah ke lapisan permukaan. Kondisi perairan di daerah up-welling sangat subur dan mendukung kehidupan fitoplankton yang melimpah. Dengan demikian

nutrient bukan merupakan faktor pembatas di daerah ini. Perubahan konsentrasi nutrient di lautan terbuka yang jauh dari daratan juga dipengaruhi oleh produktifitas fitoplankton dan hanya terbatas di lapisan permukaan. Namun, proses regenerative terjadi di seluruh kolom perairan. Organisme mati dan detritus organik akan diuraikan oleh bakteri saat tenggelam dari permukaan air. Partikel organik akan tenggelam dengan lambat karena ukuran partikel mengalami penyusutan dan densitas air laut yang lebih tinggi pada perairan yang lebih dalam. Oksidasi partikel menyebabkan berpindahnya oksigen dari dalam air, demikian pula dengan karbondioksida dan ion nitrat yang menjadi produk akhir dari oksidasi senyawa organik akan terakumulasi di daerah perairan yang lebih dalam. Konsentrasi nitrogen di seluruh samudera di dunia memiliki konsentrasi yang konstan mulai dari kedalaman di daerah pertengahan hingga dasar perairan. b. Fosfor Di perairan dangkal daerah temperate, variasi musiman ditemukan pada fosfat dan konsentrasi fosfor organik terlarut. Pada musim dingin, sebagian besar fosfor berada dalam bentuk orthofosfat. Namun, hal ini akan menurun dengan cepat pada bulan maret saat fosfat digunakan oleh fitoplankton. Zooplankton dan ikan akan memakan fitoplankton dan mengembalikan fosfat ke dalam perairan melalui feses/buangan metabolisme dalam bentuk fosfat dan fosfor organik terlarut. Pada bulan mei-Juni, konsentrasi fosfat akan menurun di daerah eufotik sehingga konsentrasi fosfor organik terlarut lebih dominan. Setelah fitoplankton mengalami blooming, regenerasi fosfat dari

fitoplankton, detritus dan fosfor organik terlarut akan kembali meningkat dengan cepat.

c. Silika Silikon terlarut di daerah perairan pantai umumnya cukup tinggi karena

efek run-off dari daratan. Pada musim semi, ledakan populasi fitoplankton dengan cepat menyebabkan menurunnya konsentrasi silikon. Regenerasi silikon akan dimulai kembali pada musim panas saat pertumbuhan fitoplankton menjadi lambat dan terus berlanjut hingga mencapai puncaknya pada awal musim dingin. Pada beberapa daerah, ledakan populasi fitoplankton pada musim gugur dapat menyebabkan terhambatnya regenerasi silikon untuk sementara waktu. Konsentrasi silikon terlarut di permukaan laut umumnya rendah, kecuali di daerah yang mengalami up-welling. Pada lapisan yang lebih dalam, ditemukan peningkatan yang tajam dari konsentrasi silikon. Pola distribusi silikon berbeda dari satu samudera ke samudera lainnya dan ditentukan oleh pola sirkulasi air dan oleh suplai silikon terlarut dari Antartik dan dari diatom terlarut yang jatuh dari permukaan. Proses absorbsi oleh organisme juga berpengaruh terhadap pola distribusi silikon.

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan Simpulan yang dapat di ambil yaitu : 1. Makronutrien adalah nutrient yang tersebar dilautan dan konsentrasinya melebihi 1 ppm dengan kata lain nutrient jenis ini melimpah dilautan. Mikronutrien adalah nutrient yang tersebar dilaut dan konsentrasinya kurang dari 1 ppm dengan kata lain nutrient jenis ini penyebrannya terbatas atau sedikit dilaut.

2.

Makronutrien yang berupa nitrat dan fospat merupakan pupuk dasar yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. Nitrat adalah sumber nitrogen yang penting bagi fitoplankton baik di air laut maupun di air tawar.

3.

Faktor yang mempengaruhi Kesuburan paerairan diantaranya parameter Fisika yaitu cahaya, kdalaman, Suhu.Kecerahan dan kekeruhan dan Unsur Hara Esensial yaitu Unsur hara Mikro dan makro.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadi,Mukhlis. 2006. Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia Hermawan, Beni. 2007. Dari http://www.chem-istry.org/artikel_kimia Oxtoby,David W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga Sudarmo, Unggul. 2006. KIMIA SMA. Jakarta: Erlangga http://www.cosmoeng.co.jp http://www.diveholidayisle.com

Vous aimerez peut-être aussi