Vous êtes sur la page 1sur 5

ASAL USUL MANUSIA/MARIFATUL INSAN

ASAL USUL MANUSIA/MARIFATUL INSAN

A. Pendahuluan. Manusia mampu memikirkan alam raya ini, dari mikrobiologi hingga yang sifatnya makro, semisal benda-benda angkasa. Namun semuanya belum mampu terpecahkan oleh manusia. Sehingga rahasia alam dapat disingkap manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya di dunia ini. Prestasi ini dapat kita lihat dalam berbagai jurnal ilmiyah atau tayangan discovery di televise. Sungguh suatu penemuan yang menakjubkan dan mengagumkan. Miskipun ia sanggup menyingkap berbagai rahasia alam yang begitu mengagumkan, namun sesungguhnya manusia belum mampu menguak misteri terbesar bagi dirinya yakni mengenal dirinya sendiri.

Berangkat dari sini maka pemahaman mengenai jatidiri menjadi sangat penting, tulisan ini sedikit banyak mengungkap hal tersebut yakni berkaitan proses penciptaan manusia dari perpektif ayat-ayat al Quran, hubungan antara Khaliq (Pencipta) dan makhluq (yang diciptakan), konsekuensi sebagai makhluq. Mengenai tugas ataupun fungsi manusia di bumi ini, hal ini berkaitan dengan pertanyaan untuk apa ia diciptakan . Juga mengenai dari mana ia berasal dan akan ke mana ia pergi. Kecenderungan-kecenderungan manusia.

B. Penciptaan manusia secara fisik (at takwin al khalqi) Ada beberapa hal yang harus diketahui mengenai penciptaan manusia secara fisik ini. Yakni mengenai materi dari apa ia diciptakan, tahapan-tahapan penciptaan manusia, tahapan perjalanan manusia hingga berakhir pada kematian. Hal tersebut dari dijelaskan sebagaimana berikut ini. Beberapa ayat al quran maupun hadits Rasul dapat dijadikan petunjuk awal untuk mempelajari kisah penciptaan manusia ini. Al muminun (23): 12 14 (penciptaan manusia secara biologis)

12. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. 13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

Assajadah (32): 8 (penciptaan manusia secara biologis)

8. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.

Al Hijr (15): 26 (materi diciptakannya manusia secara fisik)


26. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Qaf (50) : 16 (potensi psikis manusia)


16. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,

Al Insan (76) : 2 (penciptaa secara biologis)

2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur[1535] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat. [1535] Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.

(Al balad (90):4 (proses penciptaan secara biologis


4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.

Attin (95): 4 (potensi manusia secara fisik)

s)s9 $uZ)n=y{ z`|SM}$# `|mr& 5Oq)s?


4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya .

Manusia diciptakan oleh Allah manhaj tarbiyah (system pendidikan) yang diberikan kepadanya harus bersumber dari ajaran Allah, adalah tidak cocok untuk membentuk manusia baik secara pertumbuhan fisiknya atau psikis (cara pandang, aliran pemikirannya) kecuali sesuai dengan yang diturunkan oleh Allah. Perhatikan firman Allah berikut: Al balad (90):10

moYyydur yZ9$#
10. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (yakni jalan kebajikan dan jalan kejahatan).

- potensi fisik manusia potensi inderawi (hissi) yang dimiliki manusia diantaranya adalah gerak, energi, penciuman, perasa/perabaan, pewarnaan sehingga mampu membedakan beragam warna.

C. Penciptaan manusia secara psikis ( at takwin alkhuluqi) Tabiat dasar manusia Sebagaimana disinggung di atas, manusia diciptakan, secara materi, berasal dari sari pati tanah, maka tabit manusia juga cenderung mengadopsi filosofi negative tanah, yang kotor, berlumpur, licin, jorok. Ketika ini semua ada pada manusia maka derajat kemanusian akan meluncur menuju kehinaan. Tetapi secara ruhani manusia memili ruh ketuhanan yang mengusung nilai-nilai luhur kemanusian, misalnya kasih saying, suka keindahan, berkreasi, tolong menolong, sportif, komitmen, berdedikasi. Beberapa ayat al quran berkaitan dengan hal ini misalnya: Siat manusia terhadap harta seperti Allah gambarkan dalam surat al Maarij (70): 19 -25. Merupakan gambaran dua sosok manusia yang kikir dan dermawan. Tetapi Allah menyebutkan sifat kikir dahulu baru kemudian sifat dermawan. Juga terkait dengan sikap menghadapi kehidupan dunia ini satu sifat keluh kesah, di sisi lain ada yang sabar. Periodesasi pembentukan akhlak: 1. periode anak-anak (marhalatu tufulah) 2. Periode remaja/pemuda (marhatu asy syabab) 3. Periode dewasa (marhalatu ar rajulah)

Periode yang menentukan adalah pada masa kanak-kanak. Beberapa hal yang penting adalah 1) anak harus mendapatkan asuhan yang baik (al hadhanah ash sholihah), 2) pengasuh/ibu yang bergama bagus (almurdhi al mutadayyinah). 3) Nama yang bagus

Ada sebuah hadits riwayat al Baihaqi yang bersumber dari Ibn Abbas:


hak anak yang harus dipenuhi orang tua adalah memberinya nama yang bagus dan sopan santun Orang tua harus senantiasa mendampingi, memantau perkembangan anak sehingga dapat mengarahkan dan membimbing anak karena anak merupakan amanat bagi orang tua dan orang tua wajib melaksanakan amanat ini. Yakni dengan terus membimbing, mengajari. Rasulullah mengajarkan bahwa: hak seorang anak yang harus ditunaikan orang tua adalah hendaknya orang tua mengajari anak tentang tulis menulis, renang, memanah dan tidak memberinya materi apapun kecuali yang baik, demikian menurut hadits riwayat al Baihaqi.

( )
Setelah masa kanak kanak, ia kemudian menginjak masa remaja atau pemuda yang berlanjut pada masa dewasa. Pada masa ini seluruh potensi fisik manusia mengalami perkembangan yang pesat. Semua indernya mulai berfungsi. Pertumbuhan fisiknya nampak secara jelas, tampan atau kurang tampan, tinggi besar atau pendek kecil, dan seterusnya. Maka pendidikan secara fisik juga harus tetap mendapatkan perhatian juga makanan yang halal thayib. Secara umum memang manusia harus mendapatkan pendidikan, lingkungan, pengasuhan yang baik. Namun secara khusus setiap tingkat kehidupan, manusia perlu mendapatkan hal-hal yang memang harus didapatkan pada setiap tingkatan kehidupannya. Lingkaran hidup manusia berkisar pada tiga periode di atas yakni masa kanakkanak (kelahiran), masa remaja/muda ( pernikahan )dan masa dewasa/tua (kematian). Masa remaja anak harus mendapatkan bimbingan bagaimana menghadapi kehidupan ini, menyiapkan mental dan fisik untuk menanggung sebuah keluarga dan masyarakat. Sedangkan pada masa dewasa, manusia telah siap secara fisik dan mental untuk menghadapi perjalanan panjang setelah kehidupan di dunia setelah menyiapkan generasi penerus sejarah kehidupannya. Maka alngkah indahnya ketika di masa tua seseorang meninggalkan pertanyaan kepada generasi penerusnya seperti dinyatakan Yaqub: apa yang akan kalian sembah sepeningglku kelak ? Kami akan menyembah .Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu. Al baqarah :133
133. Adakah kamu hadir ketika Ya qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: Apa yang kamu sembah sepeninggalku? mereka menjawab: Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.

- Potensi-potensi ruhani manusia Manusia dikarunia beragam potensi maknawi (qalbu, intelektual,spiritual) semua ini agar manusia dapat tetap hidup di dunia ini. Dalam misi Islam tentu potensi ini berbeda fungsi dan manfaatnya dibanding manusia lain. Karena konsep manusia di bumi adalah konsep Adam sebagai khalifah atau wakil Allah di dunia. Maka semua potensi ini dimaksudkan untuk merealisir semua ajaran Allah yakni rahmatan lil alamin dalam kerangka ibadah kepada Allah swt. Dan tiadalah Aku ciptakan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu. Adzariayt: 56
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat pula. Mendidik akal agar sehat adalah dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan iman. Sedangkan pendidikan fisik/badan adalah dengan rizki yang halal dan baik olah raga yang dapat memacu pertumbuhan fisik maupun mentalnya menjadi sportif. http://zulfa4wliya.wordpress.com/2007/02/09/asal-usul-manusiama %E2%80%99rifatul-insan/

Vous aimerez peut-être aussi