Vous êtes sur la page 1sur 45

MAKALAH KONSEP DASAR KELUARGA DAN PARADIGMA KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh :

ANDRI KURNIAWAN ARGANATA SURYA P. DWI DESI SETIANINGTIAS EDI HARTONO EKO PRAYUGO SAPUTRO ELIS IKA PRIMADIANTI

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN KRIKILAN-GLENMORE 2012-2013

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang K O N S E P DASAR KELUARGA DAN PARADIGMA KONSEP KEPERAWATAN K E L U A R G A yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Krikilan, 10 April 2013

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Keperawatan kesehatan masyarakat pada tingkat keluarga, pembahasaannya akan dibagi menjadi 3 bagian, bagian 1 akan membahas tentang konsep keluarga, bagian 2 akan membahas tentang keperawatan kesehatan keluarga, dan bagian 3 membahas tentang proses keperawatan keluarga. Maksudnya adalah untuk memberikan gambaran dapat membedakan dengan jelas antara konsep keluarga, keperawatan keluarga dan aplikasinya dalam proses keperawatan dan keterkaitan diantara ketiganya. Salah satu aspek terpenting dalam keperawatan keluarga adalah pemberian asuhan pada unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok, dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Secara empiris disadari bahwa kesehatan paea anggota keluarga sudah ditanggulangi secara insidental, tetapi keluarga belum dilihat sebagai klien dari keperawatan. sebenarnya, keluarga sebagai unir asuhan keperawatan sangat besar pengaruhnya terhadap individu dan kelompik. Oleh karena itu penetapan keluarga sebagai klien atau sasaran asuhan keperawatan adalah hal yang tepat. Keluarga dalam hal ini tidak dipandang dari jumlah anggotanya, tetapi Kesatuannya yang unik dalam menghadapi mengahadapi masalah. Keunikannya terlihat dari cara berkomunikasi, mengambil keputusan, sikap, niali, cita-cita, hubungan dengan masy luas dan gaya hidup yang tidak sama antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh lingkungan, jaman, dan geografis. Keluarga didesa sangat berbeda dengan dikota dalam hal besarnya keluarga, struktur, nilai, dan juga gaya hidupnya. TUJUAN Mampu menjelaskan pengertian keluarga Mampu menjelaskan type keluarga Mampu menjelaskan struktur keluarga

Mampu menjelaskan perkembangan keluarga Mampu menjelaskan peran keluarga Mampu menjelaskan fungsi keluarga Mampu menjelaskan pengertian keperawatan keluarga Mampu menjelaskan urgensi keperawatan keluarga dalam konteks pembangunan kesehatan Mampu menjelaskan paradigma keperawatan keluarga sebagai system sosiologi Mampu menjelaskan dan membedakan paradigma keperawatan keluarga dengan keperawatan diklinik Mampu menyebutkan fungsi keperawatan keluarga Mampu menjelaskan peran dan fungsi keperawatan komunitas : pemberi asuhan, pendidik, konselor, advokasi, kolaborasi, fasilitator dan peneliti

RUMUSAN MASALAH Apa pengertian keluarga? Apa saja type keluarga? Bagaimana struktur keluarga? Bagaimana perkembangan dalam keluarga? Bagaiman peran keluarga? Apa sajakah fungsi keluarga? Apakah pengertian keperawatan keluarga? Jelaskan urgensi keperawatan keluarga dalam konteks pembangunan kesehatan? Jelaskan paradigma keperawatan keluarga sebagai system sosiologi? Apakah perbedaan paradigma keperawatan keluarga dengan keperawatan diklinik? Apakah fungsi keperawatan keluarga? Apa sajakah peran dan fungsi keperawatan komunitas : pemberi asuhan, pendidik,

konselor, advokasi, kolaborasi, fasilitator dan penelitian

BAB II PEMBAHASAN

1. DEFINISI KELUARGA Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988). Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.(Sayekti 1994). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Effendy, 1998). Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : 1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi 2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik 4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. 2. STRUKTUR KELUARGA Struktur keluarga bermacam-macam, diantaranya : a) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ayah. b) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.

c) Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri d) Patrilokal, sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. e) Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 3. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga. a. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing. b. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota kelurga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. (Jhonson R, 2010 : 22) 4. CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA 1.Suami sebagai pengambil keputusan 2.Merupakan suatu kesatuan yang utuh 3. Berbentuk monogram 4. Bertanggung jawab 5.Pengambil keputusan 6.Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa 7.Ikatan kekeluargaan sangat erat 8. Mempunyai semangat gotong-royong 5. MACAM-MACAM STRUKTUR / TIPE / BENTUK KELUARGA 1. TRADISIONAL : a. The nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak. b. The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam saturumah c. Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri d. The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita e. The extended family (keluarga luas/besar) Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll) f. The single-parent family (keluarga duda/janda) Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan) g. Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end) h. Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah i. Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll) j. Blended family Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya k. The single adult living alone / single-adult family Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati 2. NON - TRADISIONAL : a. The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah

b. The stepparent family Keluarga dengan orangtua tiri c. Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama. d. The nonmarital heterosexual cohabiting family Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan e. Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suamiistri (marital partners) f. Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu g. Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya h. Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya i. Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya j. Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental k. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya. 6. PERANAN KELUARGA Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1. Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya 2. Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual. 7. Fungsi Keluarga (Friedman, 1998) a. Fungsi Afektif Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit TBC

akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita. c. Fungsi Reproduksi Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting. d. Fungsi Ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. 8. TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 1998) : 1. Pasangan baru (keluarga baru) Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing : a. Membina hubungan intim yang memuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial c. Mendiskusikan rencana memiliki anak 2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan : a. Persiapan menjadi orang tua b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan 3. Keluarga dengan anak pra-sekolah Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun : a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman b. Membantu anak untuk bersosialisasi c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot) f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak 4. Keluarga dengan anak sekolah Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk : a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga 5. Keluarga dengan anak remaja Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 67 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa : a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga 6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua : a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga 7. Keluarga usia pertengahan Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

a. Mempertahankan kesehatan b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak c. Meningkatkan keakraban pasangan 8. Keluarga usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal : a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya). 9. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga Menurut Duval adalah : Tahap pembentukan keluarga Tahap menjelang kelahiran anak Tahap menghadapi bayi Tahap menghadapi anak pra sekolah Tahap menghadapi anak sekolah Tahap menghadapi anak remaja Tahap melepaskan anak ke masyarakat Tahap berdua kembali Tahap masa tua

10. Tugas-tugas keluarga Ada 8 (delapan) tugas pokok keluarga, yaitu : Pemeliharaan fisik keluarga dan anggota-anggotanya. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannnya masingmasing.

Sosialisasi antar anggota keluarga Pengaturan jumlah anggota keluarga Pemeliharaan ketertiban anggota-anggota keluarga Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarganya.(Padila : 2012). 11. Paradigma konsep keperawatan keluarga Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku. (Adam Smith, 1975, cit Gaffar, 1997). Komponen paradigm keperawatan keluarga: rawatan kesehatan

manusia

Lingkungan Paradigma keperawatan terdiri atas 4 konsep dasar : Manusia Keperawatan Sehat-sakit Lingkungan 1. Konsep Manusia Manusia adalah makhluk bio psiko social spiritual, kesatuan dari aspek jasmani dan rohani, dan mempunyai karakter yang unik. Manusia dimasyarakat dipandang sebagai klien yaitu individu, kelompok, masyarakat dalam suatu sistem. Manusia sebagai individu yaitu sasaran dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia berupa kebutuhan fisiologis, keamanan, kenyamanan, cinta, harga diri dan aktualisasi diri. Klien sebagai keluarga

Dalam pemberian asuhan keperawatan harus memandang askep keluarga dapat diketahui factor yang mempengaruhi masalah kesehatan keluarga meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah (tugas) kesehatan secara mandiri. Klien yang bersifat masyarakat Melalui masyarakat, kemampuan individu dapat dipengaruhi dengan adanya fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat rekreasi, transport, komunikasi. Klien sebagai sistem Sistem terbuka Sitem adaptif : dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan : akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungan

Sistem personal, interpersonal, social (holistik) : memiliki persepsi, pola kepribadian, tumbuh kembang, kemampuan interaksi, peran, komunikasi,dan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat yaitu : (pengambilan keputusan) yang berbeda.

2. Konsep Keperawatan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. (Lokakarya, 1983). Bentuk asuhan keperawatan yang diberikan : Askep pada klien yang tidka mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia: diberikan untuk memulihkan kebutuhan fisiologis. Askep pada klien yang tidak mau memenuhi kebutuhan dasar manusia : diberikan melalui Yankep berupa motivasi. Askep pada klien yang tidak tahu dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia: diberikan melalui yankep berupa penkes (individu, keluarga, dan masyarakat). 3. Konsep kesehatan Kesehatan manusia dapat dilihat dalam rentang sehat sakit. Dimana rentang sehat sakit ini digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian status kesehatan yang dinamis dan dapat menjadi batasan oleh seseorang perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang jelas. Rentang sehat sakit (WHO, 1947):

Sejahtera sehat sekali

sehat

normal

sakit sakit kronis

mati

Sehat adalah keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, social, serta tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan akan tetapi mampu hidup produktif. (WHO, 1947). Karakteristik sehat : Marefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia Berpandangan terhadpa sehat dalam konteks lingkungan (baik internal maupn eksternal) Kreatif dan produktif. perkembangan

Lingkungan

sosiokultural

Status kesehatan

Keturunan Pelayanan kesehatan 4. Konsep Lingkungan

Pengalaman masa lalu Harapan tentang diri

Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu : Lingkungan dalam terdiri dari: - Lingkungan fisik (physical enviroment)

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi. - Lingkungan psikologi (psychologi enviroment) F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman. - Lingkungan sosial (social environment) Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar datadata yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu

lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya ) Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien. Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit penyakit. 1. Prinsip dasar dalam praktek perawatan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut: a) Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat b) Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. c) Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bkerja untuk masyarakat. d) Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya pomotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif. e) Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan. f) kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah dimasyarakat dan bukan di rumah sakit. g) Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat. h) Perawatan kesehatan masyarakat ditkankan kepada pembinaan perilaku hidup sehat masyarakat. i) Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin. j) Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara team. k) Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.

l) Home visite sangat penting. m) Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama. n) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada sistem pelayanan kesehatan yang ada. o) Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit pelayanan. Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur. Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan : 1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat 2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya 3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya 4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya 5.Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga 1. Tujuan umum : Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya 2. Tujuan khusus : a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga

b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) : 1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat 3.Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu muda 4.Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga 5.Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada. Peran Perawat Keluarga : 1. Pendidik Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar : a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga 2. Koordinator

Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan 3. Pelaksana Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit 4. Pengawas kesehatan Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga 5. Konsultan Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. 6. Kolaborasi Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal 7. Fasilitator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll) 8. Penemu kasus Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah. 9. Modifikasi lingkungan Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat. Doheny ( 1982 )mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat profesional, meliputi : 1. Care Giver (pemberi asuhan keperawatan perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien, dengan menggunakan proses keperawatan meliputi : Pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi), 2. 3. 4. 5. 6. Client Advocate (pelindung klien), Counsellor (pembimbing), Educator (pendidik klien), Collaborator (bekerja sama dengan tim), Coordinator (perawat memanfaatkan semua sumber dan potensi yang ada baik materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun tumpang tindih), 7. 8. Change Agent (sebagai pembaharu), Consultant (sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien). Dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan, perawat memperhatikan individu sebagai makhluk yang holistic dan unik.

Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien meliputi treatmen keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan dan menjalankan treatment medical sesuai dengan pendelegasian yang diberikan Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga : 1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan 2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama 3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga 4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya 5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif 6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga 7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan 8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan 9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah 10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi. Urgensi dan Kontribusi keperawatan keluarga dalam konteks pembangunan kesehatan. 1. Urgensi keperawatan keluarga. - Keluarga sebagai seluruh sistem juga membutuhkan pelayanan kesehatan seperti halnya individu agar ia dapat memenuhi tugasnya dalam setiap fase perkembangan. - Tingkat kesehatan individu berkaitan erat dengan tingkat kesehatan keluarga begitu pun sebaliknya.

- Tingkat fungsional keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas dapat mempengaruhi derajat kesehatan sistem atasnya. 2. Kontribusi keperawatan keluarga dalam konteks pembangunan kesehatan. Bersinergi dengan program pemerintah yang ada: - MDGs. - Tujuan depkes. - Puskesmas. - Tujuan askep keluarga itu sendiri. 1. Asuhan keperawatan keluarga Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien diberbagai tatanan nyata pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Sedangkan asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Secara umum tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam : Mengenal masalah kesehatan keluarga Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan/atau keluarga yang membutuhkan bantuan sesuai dengan kemampuan keluarga

Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan sosial) sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan kesehatan, yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik individu maupun keluarga itu sendiri. Berikut ini, beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat : 1. Menetapkan keluarga yang menjadi sasaran kunjungan serta menentukan kasus-kasus yang perlu ditindaklanjuti di rumah, melalui seleksi kasus di puskesmas sesuai prioritas 2. Membuat kesepakatan dengan keluarga tentang waktu kunjungan dan kehadiran anggota keluarga pengambil keputusan 3. Menyiapkan perlengkapan lapangan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan, antara lain : o Mempelajari riwayat penyakit klien dari rekam kesehatan keluarga (family folder) di puskesmas dan pencatatan lain yang ada kaitannya dengan klien tersebut o Membuat catatan singkat mengenai masalah klien dan keluarga sebagai dasar kajian lebih lanjut di keluarga o Formulir atau catatan pengkajian keluarga dan catatan lain yang diperlukan o Kit Primary Health Nursing (PHN) yang berisikan peralatan dan obat-obatan sederhana o Alat bantu penyuluhan Metodologi proses asuhan keperawatan keluarga merupakan metodologi

penyelesaian masalah kesehatan klien secara ilmiah berdasarkan pengetahuan ilmiah serta menggunakan teknologi kesehatan dan keperawatan, meliputi tahap : PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa yang lazim digunakan, lugas dan sederhana.

Pada kegiatan pengkajian ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain : o Membina hubungan yang baik Hubungan yang baik antara perawat dan keluarga merupakan modal utama pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Hubungan yang baik dapat terbentuk dengan menerapkan komunikasi terapeutik yang merupakan strategi perawat untuk memberikan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya. Untuk membina hubungan yang baik tersebut, maka beberapa hal perlu diperhatikan perawat saat melaksanakan pengkajian seperti berikut ini : a. Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah b. Menjelaskan tujuan kunjungan c. Menyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga d. Menjelaskan secara rinci kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan e. Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan perawat Pengkajian awal terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan (puskemas) Pengkajian lanjutan (tahap kedua) Pengkajian tahap lanjutan dilaksanakan untuk memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Saat ini juga merupakan saat yang tepat perawat mengungkapkan keadaan keluarga apa penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar. 1. Macam sumber data Pengumpulan data/informasi dari keluarga dapat menggunakan metode

wawancara, observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga yang merupakan data primer. Sedangkan data sekunder dapat berupa hasil pemeriksaan laboratorium, foto rontgen, rekam medik, dll. Berikut ini, data-data yang perlu didapatkan perawat dalam tahap pengkajian antara lain : Data umum a. Mencakup kepala keluarga (KK), alamat lengkap, pekerjaan, pendidikan dan komposisi keluarga dan selanjutnya komposisi keluarga dibuat genogramnya.

N o

Jenis Nama kela min

Hub. Dgn KK

Status immunisasi Um Pendid ur ikan BC G Polio DPT Hep Cam K et

1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 pak

Aturan yang harus dipenui dalam pembuatan genogram : Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan Tahun dan penyebab kematian ditulis di sebelah simbol laki-laki atau perempuan

b. Tipe keluarga c. Suku bangsa d. Agama e. Status sosial ekonomi keluarga penghasilan seluruh anggota keluarga f. Aktifitas rekreasi keluarga Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh usia anak tertua di keluarga inti 2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi 3. Riwayat kesehatan keluarga inti meliputi riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan penyakit, upaya dan pengalaman keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan 4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (generasi di atasnya) meliputi riwayat penyakit keturunan, upaya penanggulangannya dan upaya kesehatan yang dipertahankan sampai saat ini Data lingkungan a. Karakteristik rumah meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, peletakan perabot rumah tangga, sarana pembuangan air limbah dan kebutuhan mck (mandi, cuci dan kakus), sarana air bersih dan minum yang digunakan disertai dengan denah rumah

b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya meliputi kebiasaan, nilai atau norma serta aturan/kesepakatan penduduk setempat dan budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan c. Mobilitas geografis keluarga d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat e. Sistem pendukung keluarga meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga yang menunjang kesehatan, fasilitas fisik dan fasilitas sosial yang ada disekitar keluarga yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan upaya kesehatan Struktur keluarga a. Struktur peran b. Nilai dan norma keluarga c. Pola komunikasi keluarga meliputi siapa pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi d. Struktur kekuatan keluarga menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan Fungsi keluarga a. Fungsi ekonomi bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah untuk meningkatkan penghasilan keluarga b. Fungsi mendapatkan status sosial c. Fungsi pendidikan d. Fungsi sosialisasi e. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan, meliputi : 1. Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan, yang terdiri dari sejauhmana keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan faktor yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialami keluarga

2. Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, yang terdiri dari : sifat dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan oleh keluarga, dampak psikologis terhadap masalah dalam keluarga, sikap negatif terhadap upaya kesehatan, kemampuan menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan, kepercayaan terhadap tenaga kesehatan dan informasi yang diperoleh tentang masalah kesehatan yang dialami 3. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, perlu dikaji pengetahuan keluarga tentang penyakit,

perawatannya, pemanfaatan sumber pelayanan kesehatan dan sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan bantuan kesehatan 4. Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat, perlu dikaji pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar rumah, keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan, sikap terhadap sanitasi lingkungan yang hygienis, pengetahuan tentang pencegahan penyakit, peningkatan dan pemeliharaan lingkungan rumah yang menunjang kesehatan keluarga 5. Mengetahui kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat, perlu dikaji : pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau, keuntungan yang diperoleh, tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas kesehatan, pengalaman yang kurang menyenangkan dengan fasilitas pelayanan kesehatan f. Fungsi religius g. Fungsi rekreasi h. Fungsi reproduksi i. Fungsi afektif meliputi gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan anggota keluarga, hubungan psikososial dalam keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai Stress dan koping keluarga

a. Stressor jangka pendek stressor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu penyelesaian lebih kurang 6 bulan b. Stressor jangka panjang stressor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan c. Koping keluarga kemampuan keluarga berespon terhadap stressor yang ada. Strategi koping yang digunakan (mekanisme pembelaan) untuk menyelesaikan masalah atau sumber stress yang ada dalam keluarga. Disfungsi strategi adaptasi menyebabkan perilaku keluarga tidak adaptif dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga Pemeriksaan kesehatan Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga dilaksanakan tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan pada klien di klinik (rumah sakit) yang meliputi pengkajian kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan pada setiap individu yang tinggal dalam satu rumah keluarga. Harapan keluarga Perlu dikaji sejauhmana harapan keluarga terhadap perawat/petugas kesehatan dalam membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Pengelompokan data Kegiatan ini sama dengan analisa data pada asuhan keperawatan klinik. Perawat mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif, kemudian menganalisa masalah (problem) dan penyebab (etiologi) timbulnya masalah.

Perumusan diagnosa keperawatan Komponen diagnosa keperawatan keluarga sama dengan pada asuhan keperawatan klinik, yang meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan sign/symptom (tanda/gejala). Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri atas : a. Masalah (problem) pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga. b. Penyebab (etiologi) suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu kepada 5 tugas keluarga. c. Tanda/gejala (sign/symptom) sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung, yang mendukung masalah dan penyebab. Tipologi masalah Tipologi diagnosa keperawtan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu : a. Diagnosa aktual masalah keperawatan yang sedang dialami keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. b. Diagnosa resiko tinggi masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat. c. Diagnosa potensial suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan. Contoh perumusan diagnosa keperawatan : Aktual

Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada Ibu B keluarga Bapak Am yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang nyaman untuk istirahat dan tidur.

Perubahan peran menjadi orangtua tunggal pada Bapak I yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran orangtua tunggal setelah istrinya meninggal.

Gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas gerak pada Anak De keluarga Bapak Rm yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi (menata) lingkungan yang aman untuk latihan berjalan bagi Anak De. High risk (resiko tinggi)

Resiko tinggi (resti) terjadinya serangan ulang yang berbahaya pada lansia Er keluarga Bapak Li yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas) yang dekat dengan tempat tinggal keluarga.

Resti gangguan perkembangan balita Yi keluarga Bapak Ni yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulus pada balita.

Resti konflik antara orangtua dan anak remaja keluarga Bapak Kar yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi yang tepat bagi anak remajanya.

3.

Potensial

Potensial peningkatan kesejahteraan Ibu Ju yang sedang hamil di keluarga Bapak Man. Potensial peningkatan status kesehatan balita di keluarga Bapak Xi. Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak An di keluarga Bapak Im.

Berikut ini, daftar masalah keperawatan untuk keadaan wellness/sejahtera menurut Asosiasi Perawat Amerika (NANDA) yang dapat digunakan, antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Gangguan proses keluarga Gangguan pemeliharaan kesehatan Perubahan kebutuhan nutrisi : kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh Gangguan peran menjadi orangtua Gangguan pola eliminasi Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan

7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.

Gangguan penampilan peran Gangguan pola seksual Ketidakmampuan antisipasi duka berkepanjangan Konflik pengambilan keputusan Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional Potensial berkembangnya koping keluarga Koping keluarga tidak efektif Gangguan manajemen pemeliharaan rumah Hambatan interaksi sosial Defisit pengetahuan tentang Tidak diizinkannya .. (contoh : anak remaja keluar rumah) Konflik peran keluarga Resiko perubahan peran orangtua Resiko terjadi trauma Resiko tinggi perilaku kekerasan Ketidakberdayaan .. Terjadinya isolasi sosial, etc. Penilaian (skoring) diagnosa keperawatan Skoring dilakukan perawat apabila diagnosa keperawatan yang dirumuskan lebih dari satu dengan menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978), dengan ketentuan sebagai berikut :

1. 2. 3.

Tentukan skorenya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat Selanjutnya skore yang diperoleh dibagi skore tertinggi dan kemudian dikalikan dengan bobot Jumlahkan skore untuk semua kriteria (skore maximal adalah 5)

Berikut ini, scoring diagnosa keperawatan keluarga menurut Bailon dan Maglaya (1978) No 1 Kriteria Sifat masalah Tidak/kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera 3 2 1 Score Bobot 1

2. 3. 4.

Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah Sebagian Tidak dapat Potensial masalah untuk dicegah Tinggi Cukup Rendah Menonjolnya masalah Masalah berat harus segera ditangani Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani Masalah tidak dirasakan 2 1 0 3 2 1 2 1 0

Prioritas masalah Penentuan prioritas sesuai kriteria skala dengan pertimbangan pembenaran yang beralasan seperti berikut ini : 1. Sifat masalah Prioritas masalah utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari anggota keluarga. 2. 3. 4. Kemungkinan masalah dapat diubah, perlu diperhatikan : Pengetahuan yang ada sekaran meliputi teknologi dan tindakan untuk mengatasi masalah Sumber daya keluarga fisik, keuangan, tenaga Sumber daya perawat pengetahuan, ketrampilan, waktu Sumber daya lingkungan fasilitas, organisasi dan dukungan Potensial masalah untuk dicegah, perlu diperhatikan : Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak menjadi aktual dan menjadi parah Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan tersebut.

Penyusunan prioritas diagnosa keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skore tertinggi dan disusun berurutan sampai ke skore terendah. Namun, perawat perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera.

Berikut ini, contoh salah satu scoring diagnosa keperawatan keluarga. Resiko terjatuh (terpeleset) pada lansia yang tinggal di keluarga Bapak An yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menyediakan lingkungan yang aman bagi lansia.

No 1

Kriteria Sifat masalah Ancaman kesehatan

Score

Pembenaran Bila keadaan tersebut tidak segera

2/3 x 1 = 2/3

diatasi akan membahayakan lansia yang tinggal bersama keluarga, karena lansia setiap hari di rumah tanpa pengawasan.

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah Potensial dicegah Cukup masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 2/2 x 2 = 2

Penyediaan sarana yang murah dan mudah di dapat oleh keluarga, misalnya sandal karet. Keluarga mempunyai kesibukan yang cukup tinggi, tetapi merawat orangtua yang telah lansia merupakan

3.

penghormatan dan pengabdian anak yang perlu dilakukan.

4.

Menonjolnya masalah Masalah tidak dirasakan 0/2 x 1 = 0

Keluarga merasa keadaan tersebut telah berlangsung lama dan tidak pernah ada kejadian yang mengakibatkan lansia mengalami suatu cidera (terjatuh) di rumah akibat lantai yang licin.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, perawat menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga (family nursing care) dalam bentuk perencanaan keperawatan keluarga (family care plan).

Berikut ini, petunjuk sederhana dalam menyusun rencana asuhan keperawatan : o Masalah/Problem digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus atau jangka pendekpanjang. o Penyebab/ Etiologi digunakan untuk merumuskan kriteria/standar yang diharapkan sebagai tolak ukur suatu keberhasilan o Tanda-gejala/Sign-symptom digunakan untuk mendukung perumusan rencana

tindakan/intervensi keperawatan keluarga dengan berorientasi pada kriteria dan standar.

Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan yang bertujuan : 1. Menstimulus kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara : a. b. c. 2. a. b. c. 3. a. b. c. 4. Memberikan informasi yang tepat Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara : Mengidentifikasi konsekwensinya bila tidak melakukan tindakan Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar keluarga Mendiskusikan tentang konsekwensi tipe tindakan Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara : Mendemonstrasikan cara perawatan Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah Mengawasi keluarga melakukan perawatan Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :

a. b. 5.

Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya, dengan

cara : a. b. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan keluarga Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada Hal yang penting diperhatikan perawat dalam menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga yaitu : 1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi keluarga 2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi panca indera perawat dengan objektif 3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi Berikut ini, contoh rencana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah pada lansia! Tujuan jangka panjang : Lansia selama tinggal bersama keluarga Bapak An tidak

terjatuh Tujuan jangka pendek : Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang ke-5

melalui kunjungan kerumah, keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia Kriteria hasil

Pengetahuan : o o o Keluarga dapat menyebutkan bahaya lingkungan yang mungkin terjadi akibat lantai yang licin Keluarga dapat menyebutkan akibat yang dapat diderita lansia bila jatuh Keluarga dapat menyebutkan cara mencegah lansia jatuh akibat lantai yang licin Sikap : o Keluarga mengkomunikasi lingkungan yang membahayakan lansia dengan anggota keluarga lainnya o Keluarga mampu memutuskan untuk menyediakan sarana yang aman bagi lansia Psikomotor :

o o o o o o o

Keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia Keluarga dapat memodifikasi lingkungan rumah yang aman bagi lansia Rencana tindakan (intervensi keperawatan) Mendiskusikan tentang bahaya lantai yang licin Mendiskusikan akibat bila lansia terjatuh Mendiskusikan cara mencegah lansia terjatuh Mengajarkan kepada keluarga cara untuk menyelesaikan masalah lansia dengan keluarga Tanpa waktu yang disepakati dengan keluarga, perawat melaksanakan observasi terhadap lansia selama dalam rumah dan diluar rumah

Bersama keluarga memodifikasi lingkungan yang aman di dalam dan di luar rumah Catatan : Rencana tindakan sebaiknya diarahkan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap dan tindakan keluarga, sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarganya dengan bantuan minimal dari perawat. Saat menyusun rencana tindakan, sebaiknya perawat melibatkan keluarga secara aktif karena keluarga mempunyai tanggung jawab akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri dan merupakan cara untuk menghormati dan menghargai keluarga. Efektifitas dari rencana tindakan yang akan diperoleh perawat, tergantung kepada efek positif terhadap interaksi dengan keluarga, keluarga tidak menentang karena telah dilibatkan sebelumnya dan keluarga cenderung bertanggung jawab. Berikut contoh tabel diagnosa keperawatan dan rencana tindakan : Tujuan Setelah Kriteria dilakukan Pengetahuan1. Hasil / Standar Keluarga .................. 2. Keluarga ................ 3. Keluarga ................... 4. Keluarga dapat dapat 1. 2. mampu 3. 4. Intervensi Diskusikan ........ Diksusikan ........ Diskusikan ........ Bersama keluarga

tindakan keperawatan ................................... ................................... Tindakan

dapat .................

memodifikasi ................

IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pada tahap ini, perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara terintegrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah. Peran perawat yang dilaksanakan dalam tahap implementasi ini adalah sebagai koordinator. Namun, bila keluarga tidak mampu atau tidak memungkinkan, perawat juga dapat mengambil peran sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Yang perlu diperhatikan bahwa pada tahap implementasi perawat perlu melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosa keperawatan) meliputi kapan

dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, materi/topik yang didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota keluarga yang perlu mendapat informasi (sasaran langsung implementasi) dan peralatan yang perlu disiapkan keluarga (bila perlu). Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan secara fisik dan psikis saat pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan. Langkah kebih lanjut adalah pelaksanaan implementasi sesuai dengan rencana dengan didahului perawat mengingatkan keluarga bahwa akan dilakukan implementasi sesuai kontrak sebelumnya. Dan implementasi keperawatan sebaiknya dapat dilakukan oleh klien atau keluarga dengan bantuan minimal dari perawat atau anggota tim kesehatan lainnya. Berikut ini contoh format catatan implementasi : No. Tanggal & Waktu Diag . Kep 23 2005 15.0016.00 Mar 1 Pendidikan kesehatan tentang dan dengan keluarga Bapak An yang dihadiri Kontrak selanjutnya tanggal .............................. jam ............... untuk kegiatan ................................... Implementasi

Apabila dalam perencanaan kegiatan (tahap intervensi) direncanakan untuk dilaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan, maka perawat sebaiknya sebelum melaksanakannya

mempersiapkan dengan seksama sesuai dengan prinsip belajar mengajar pada tingkat keluarga, meliputi persiapan : 1. 2. Materi hendaknya persiapan materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan Media media yang disiapkan sesuai dengan kriteria pada rencana asuhan keperawatan keluarga agar diperoleh efektifitas yang maksimal, misalnya dengan menyiapkan brosur/leaflet yang dibuat sendiri oleh perawat, poster, rekaman AVA, dsb. Berikut ini contoh format rencana kegiatan : Sasaran Hari/Tanggal Waktu : Keluarga Bapak An : Minggu, 23 Maret 2005 : 60 menit (jam 15.00-16.00)

Dx keperawatan : No.1 Intervensi Kunjungan ke Latar belakang : Lansia yang tinggal di rumah Bapak An adalah ibu dari istrinya yang setiap hari (siang) tinggal sendiri di rumah tanpa pengawas. Keadaan lingkungan (lantai) rumah terbuat dari keramik yang dapat membahayakan lansia terjatuh bila lansia melakukan aktifitas (memenuhi kebutuhan personal hygiene) ke/dari kamar mandi. Peningkatan pengetahuan keluarga merupakan kebutuhan utama sebelum keluarga menyikapi dan menyediakan sarana yang aman bagi lansia di rumah. Tujuan : Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan dalam bentuk pendidikan kesehatan selama 60 menit di keluarga Bapak An, diharapkan keluarga meningkatkan pengetahuannya dengan tolak ukur/kriteria : 1. 2. 3. Keluarga dapat menyebutkan minimal . dari .. bahaya lingkungan (lantai yang licin) Keluarga dapat menyebutkan minimal . dari .. akibat yang diderita lansia bila terjatuh Keluarga dapat menyebutkan minimal . dari .. cara mencegah lansia terjatuh akibat lantai yang licin : No.1, 2 dan 3 :5

Kegiatan : Tahap Waktu Pendahuluan (10 menit) & Kegiatan Perawat Mengucapkan salam kepada keluarga Mengingatkan disepakati kontrak yang Kegiatan Keluarga Menjawab salam Memberikan respons Menjawab tentang

telah

Menanyakan kesiapan keluarga untuk kesiapan kontrak saat ini

Menginformasikan tujuan yang hendak dicapai dalam kunjungan saat ini

memperhatikan

Pelaksanaan (40 menit)

menjelaskan tentang lingkungan rumah yang sehat dan memenuhi syarat kesehatan menjelaskan lantai yang tidak

Memperhatikan

Memperhatikan

membahayakan bagi lansia memberi kesempatan keluarga bertanya terhadap penjelasan yang telah diberikan perawat dan menjawab pertanyaan memberikan penguatan terhadap respons yang telah dilakukan keluarga menjelaskan tentang akibat yang terjadi jika lansia terjatuh menjelaskan cara mencegah lansia terjatuh akibat lantai yang licin memberi kesempatan keluarga bertanya terhadap penjelasan yang telah diberikan perawat dan menjawab pertanyaan memberikan penguatan terhadap respons yang telah dilakukan keluarga Penutup (10 menit) Membuat kesimpulan dengan keluarga Membuat kesimpulan Memperhatikan Bertanya Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Bertanya

tentang materi pendidikan kesehatan yang bersama keluarga telah didiskusikan

Memberikan informasi cara dan tempat memperoleh informasi lanjutan yang

Memperhatikan

berhubungan dengan materi pendidikan kesehatan Membuat kontrak yang akan datang Mengungkapkan tentang kontrak yang akan datang dan kesanggupan menyatakan

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila evaluasi tidak berhasil atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasionalnya dengan pengertian Subjektif, Objektif, Analisis dan Planning/perencanaan selanjutnya. Pada tahap ini ada 2 (dua) evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat meliputi : 1. Evaluasi formatif/respons bertujuan untuk menilai hasil implementasi secadra bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan berdasarkan kontrak pelaksanaan 2. Evaluasi sumatif/hasil akhir bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan, apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi atau dihentikan

Berikut ini contoh format evaluasi sumatif : Tanggal & Waktu 23 2005 jam 16.00 No. Diag. Evaluasi sumatif Kep : Keluarga mengatakan bahwa bahwa masih ada materi minggu lalu yang tidak dipahami tentang Keluarga mengatakan tidak mampu untuk menyediakan sarana bagi lansia sesuai dengan saran perawat. O : Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang . Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang Lansia yang berada di keluarga Bapak An belum mengenakan sandal karet setiap hari selama di rumah. Alat bantu untuk berjalan yang ditempel di dinding belum disediakan keluarga. A P : Diagnosa keperawatan belum teratasi : Lanjutkan intervensi. Rujuk ke lembaga swadaya masyarakat yang menyediakan dana bagi lansia. Ajarkan keluarga membuat sandal karet dari ban bekas.

Mar 1 S

BAB III PENUTUP

1.1 KESIMPULAN Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. 3.2 SARAN Dengan di susunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disampin itu kami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA 1. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar. Jakarta, PT. Rineka Cipta. 2. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung, PT. Citra Aditya Bakti 3. Soekidjo Notoatmojo.2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Ed.2. Jakarta : Rineka Cipta. 4. http://www.docstoc.com/docs/40365020/SEJARAH-KEPERAWATAN-KOMUNITAS_-KONSEP-MODEL-KEPERAWATAN 5. http://soepritjahjono.wordpress.com/2009/11/22/perkembangan-kesehatan-masyarakatdi-indonesia/ diakses tanggal 20 maret 2010 6. http://makalah-pendidikan.com/2011/konsep-keperawatan-kesehatan-masyarakat/

Vous aimerez peut-être aussi