Vous êtes sur la page 1sur 4

JOURNAL READING Sumber : Paediatrica Indonesiana, Vol 52, No 2, March 2012 Asairul Hidayat 112011264 Koass Ilmu Kesehatan

Anak Pembimbing : dr. Soekasno Sp.A

AKURASI DIAGNOSIS NEONATAL SEPSIS MENURUT STANDAR PELAYANAN KESEHATAN IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA (IDAI) 2004

Prevalensi kasus neonatal sepsis yang dirawat tinggi. Di Negara maju, sepsis menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada waktu neonatus. Prevalensinya antara 8.8% hingga 30.3% dengan kematian antara 11.5% hingga 49.9%. Diagnosis dini sangat penting karena prognosisnya tergantung dari deteksi dan penanganan dini. Tidak ada gejala atau simptom khas untuk neonatal sepsis menjadikan penyakit ini sukar didiagnosis. Standar diagnosis neonatal sepsis adalah dengan kultur darah. Namun kultur darah membutuhkan waktu lama, mahal dan tidak tersedia di semua fasilitas kesehatan. Pada tahun 2004, IDAI mengusulkan standar pelayanan untuk mendiagnosa neonatal sepsis. Namun tahap akurasinya masih belum terbukti sepenuhnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tahap akurasi diagnosis klinis neonatal sepsis menggunakan standar pelayanan kesehatan IDAI 2004. Teknik Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tahap akurasi diagnosis klinis neonatal sepsis menggunakan standar pelayanan kesehatan IDAI 2004. Subjek adalah neonatus yang dirawat di bangsal perinatal RS Dr. Sardjito, Yogyakarta, Indonesia dari Juni hingga November 2010. Kriteria yang diperkirakan ialah 1. Neonatus dengan gejala dan simptom infeksi seperti kurang sehat, nafsu makan yang kurang, hisapan lemah, letargi, hiper/hipotermia, sesak nafas, muntah dan diare. 2. Tidak ada riwayat penggunaan antibiotik 3. Keluarga yang bersedia ikut serta dalam penelitian

Neonatus yang dikecualikan ialah :1. Anomali kongenital 2. Masalah operasi 3. Pengobatan antibiotik peripartum pada ibu Standar pelayanan ini meliputi 2 kategori yaitu Kategori A I. Masalah pernafasan II. Sesak nafas III. Kejang IV. Penurunan kesadaran V. Suhu tidak stabil VI. Riwayat partus tidak steril VII. Kondisi memburuk Suspek neonatal sepsis jika didapati 2 gejala dari kategori A Kategori B I. Letargi II. Kurang aktif III. Rewel IV. Muntah V. Kembung VI. Munculnya gejala selepas hari ke-4 kelahiran VII. Mekonium dalam cairan amnion VIII. Nafsu makan kurang Neonatal sepsis jika didapati 3 gejala dari kategori B Data dikumpul menurut karakteristik dasar dari subjek seperti jenis kelamin, usia, masa gestasi, berat lahir, penyakit kehamilan pada ibu, demam peripartum dan warna cairan amnion. Usia ditentukan dari hari kelahiran sehingga hari munculnya sepsis. Masa gestasi pula adalah hari pertama haid terakhir hingga masa persalinan. Berat lahir dikategorikan sebagai berat lahir sangat amat rendah ( < 1000g ), berat lahir sangat rendah ( 1000-1499g ), berat lahir rendah ( 1500-2499g ), berat lahir normal ( 2500-3999g ) dan berat lahir lebih ( >4000g ) Penyakit kehamilan yaitu diabetes melitus gestasional jika didapati intoleransi gula darah dengan onset atau dideteksi sewaktu hamil. Hipertensi bila tekanan diastolik 90 mmHg manakala pre-eklampsia ialah hipertensi dan proteinuria yang mulai saat 20 minggu kehamilan dan dipastikan apabila membaik selepas persalinan. Eklampsia adalah onset kejang grand mal atau koma tanpa sebab jelas waktu hamil atau waktu post-partum pada ibu dengan preeklampsia. Demam peripartum ialah demam > 38C pada ibu waktu melahirkan. Warna cairan

amnion dipastikan daripada riwayat sebelumnya sama ada jernih, kekuningan, kental, kehijauan atau kecoklatan. Hasil Diagnosis Kultur Darah Positif Negatif Sepsis ( + ), n 87 78 Sepsis ( - ), n 12 16 Total 99 94 Tabel 2. Hasil kultur darah untuk diagnosa sepsis menurut standar pelayanan kesehatan IDAI 2004

Bakteri Coagulase-negative staphylococci Klebsiella pneumonia Pseudomonas aeruginosa Klebsiella oxytoca Streptococcus fecalis Escherichia coli Acinetobacter calcoacon Enterobacter aerogenes Serratia marcescens Staphylococcus aureus Klebsiella sp

Sepsis onset awal (usia < 72 jam) 18 14 14 8 4 2 1 2 -

Sepsis onset lambat (usia 72 jam) 16 9 5 5 2 1 2 1 1 1

Total (%) 34 (31.2) 23 (21.1) 19 (17.4) 13 (11.9) 6 (5.5) 3 (2.8) 3 (2.8) 3 (2.8) 1 (0.9) 1 (0.9) 3 (2.8)

2 1 Tabel 3. Bakteri ditemukan dalam kultur darah Diskusi

Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan sensitivitas 88%. Sensitivitas ini cukup bagi screening neonatal sepsis. Namun spesifisitasnya hanya 17%. Ini bisa menyebabkan diagnosis positif palsu sehingga neonatus non-sepsis akan didiagnosis sepsis dan akhirnya mendapat rawatan antibiotik yang tidak perlu.

Disebabkan terapi antibiotik pada neonatal sepsis tidak membahayakan justeru adalah lebih baik untuk mendapat kelebihan terapi. Selain itu, pemeriksaan tambahan juga dibutuhkan dikarenakan spesifisitasnya yang rendah. Faktor-faktor yang bisa menjadikan hasil kultur negatif adalah terapi antibiotik peripartum pada ibu, riwayat terapi antibiotik pada neonatus, organisma membutuhkan teknik khas untuk diisolasi dan kesilapan sampling. Kesimpulan Standar pelayanan kesehatan IDAI 2004 menunjukkan sensitifitas yang tinggi. Protokol ini diharap dapat dijadikan pedoman bagi membantu diagnosis dini neonatal sepsis memandangkan ianya murah, dapat dilakukan cukup dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik terutama di daerah dengan fasilitas terbatas. Namun tanpa pemeriksaan tambahan, spesifisitasnya rendah dan terbatas sebagai pembantu diagnosis.

Vous aimerez peut-être aussi