Vous êtes sur la page 1sur 4

Aneurisme arteri intrakranial

Defenisi Aneurisma adalah pelebaran diameter arteri lebih dari 50 % dibandingkan arteri normal, terjadi karena melemahnya dinding arteri. Aneurisma terjadi pada 3 lapisan arteri (intima, media dan adventisia). Etiologi Etiologi dari aneurisme ateri intracranial tidak diketahui secara pasti. Factor utama yang dihubungkan dengan kejadian ini adalah stres hemodinamik, perubahan degenerative pada dinding pembuluh darah, dan factor genetic moleculer. Angka kejadian kebanyakan aneurisma terjadi pada umur dewasa. Gejala klinis mulai tampak antara usia 40 dan 60 tahun. Intrakranial aneurisme adalah fenomena langka pada anak-anak, dan terjadi pada kurang dari 2% dari semua kasus aneurisme. Aneurisme arteri intrakranial tunggal terlihat pada 1% dari seluruh autopsy, dan 7% dari semua pasien yang mendapatkan angiografi digital yang tidak berhubungan dengan perdarahan subarahnoid (Nakagawa 1994; Osbom 1994; Schumacher 2000, 2002). Angka kejadian aneurisme arteri intracranial multiple bervariasi dari 14- 45% dari seluruh observasi. 75 % diantaranya memiliki dua lokasi aneurisme, 15 % memiliki tiga aneurisme, dan 10% memiliki lebih dari tiga aneurisme. Untuk menyatakan suatu aneurisme adalah multipel tergantung pada kualitas alat angiografi, lokasi pembuluh darah yang diperiksa, serta kualifikasi dan pengalaman radiologis. Multiple aneurisme lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria. Multipel aneurisme sering didapatkan pada penderita

vasculopathy, fibromuscular dysplasia and polycystic renal disease.

Lokasi Berdasarkan data statistic, 90% dari seluruh Aneurisme arteri intracranial berlokasi di segmen anterior sirkulus Willisi dan hanya 10% di posterior sirkulus willlisi. 20%- 30% dari kejadian didapatkan pada area anterior cerebral anterior communicating arteries, 1020% pada posterior communicating artery descends dari internal carotid artery, 510% pada internal carotid artery bifurcation, and 1530% pada bi- atau trifurcation di tengah arteri serebral. 3- 15% dari seluruh aneurysme berlokasi pada intracranial segment (siphon) pada internal carotid artery hingga bifurcasio, pada kedudukan bifurkasio arteri basilar dalam tidak lebih dari 38% dari seluruh aneurisme, 25% dari aneurisme posterior cranial fossatitik paling sering yang terkena di posterior inferior cerebellar arteri.

klasifikasi klasifikasi yang dipakai adalah bedasarkan anatomisurgical one (Yasargil 1984) yang berasal dari the Burdenko Neurosurgical Institute. Terdapat lima macam pembagian yaitu: 1.Aneurisme pada internal carotid arteri, terbagi atas: a. Intracavernous b. aneurysms dinding medialophthalmic c. Aneurysms pada dinding atas d. Aneurysms pada dinding bawah. e. Aneurysms pada pada dinding lateral pada ostium posterior communicating artery, pada ostium anterior choroid artery f. Bifurcation area 2. Aneurysms pada middle cerebral artery a. Proximal (M1) b. Bifurkasio area c. Distal 3. Aneurysms pada anterior cerebral artery a. Proximal (A1) b. Area anterior artery communicating

c. Pericallosal 4. Aneurysms vertebral artery a. pada ostium posterior inferior cerebellar artery b. pada distal segment dari posterior inferior cerebellar artery c. pada batang vertebral artery d. Fusiform dilatasi vertebral artery 5. Basilar artery a. area bifurcatio b. Area superior arteri cerebellar dan posterior arteri cerebral c. Area segments tengah arteri basilar d. dilatasi fusiform pada segmen tengah arteri basilar e. posterior cerebral arteri: area peduncular (P1), area circumferential sistern (P1 P2), P2 segment,distal (P3), the superior cerebellar artery (distal segments)

Berdasarkan ukurannya, , aneurysms dibagi menjadi empat yaitu: - ukuran kecil (26 mm) - intermediate (615 mm) - besar(1525 mm) - sangat besar (lebih dari 25 mm).

Manifestasi klinis Biasanya, gambaran klinis pertama dari penyakit ini adalah tanda- tanda perdarahan subarahnoid. Berdasarkan pendapat ahli, 80- 90 % perdarahan subarahnoid nontraumatik dihubungkan dengan rupture aneurisme intracranial. Bagaimanapun, pada kasus aneurisme intracranial yang besar, klinis akan menjadi pseudotumoral. oleh karena itu aneurisme internal carotidposterior

communicating arteries memperlihatkan paresis nervus oculomotor (cranial tiga), jika aneurysms berlokasi di sinus cavernous akan melibatkan nervus cranial III VI. Kadang- kadang sakit kepala dan kejang akan terjadi., yang bisa bersamaan dengan serangan iskemik dan stroke. Penyebab disability dan kematian setelah ruptur aneurisme adalah perdarahan otak dan iskemik karena spasme arteri. Perdarahan primer dari rupture aneurisme berakibat fatal pada sepertiga dari

seluruh pasien, dan 20-5-% dari yang bertahan mengalami perdarahan berulang, tidak terdapat dat statistic tentang hubungan antara besar aneurime dengan risiko untuk terjadinya rupture, walaupun dipercaya bahwadengan peningkatan ukuran aneurisme, risiko untuk terjadi rupture akan semakin besar.

Vous aimerez peut-être aussi