Vous êtes sur la page 1sur 3

Apakah Gaya Bercinta Dapat Tentukan Jenis Kelamin Anak Anda?

Banyak mitos tentang seks dan kehamilan yang berkembang di masyarakat dan bahkan seringkali dianggap sebagai kebenaran.Karena dianggap benar maka perilaku seksu al juga dipengaruhi dan mengikuti informasi yang salah sesuai dengan mitos itu. Salah satu mitos yang sering beredar adalah yang mengaitkan posisi hubungan seks ual dengan jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan. Konon kalau posisi lelaki ketika melakukan hubungan seksual dimulai dari kiri da n diakhiri di sebelah kanan, maka bayi laki-laki yang akan dilahirkan. Sebalikny a, bila hubungan seksual dimulai dari sisi kanan dan diakhiri di sisi kiri, maka bayi perempuan yang akan dilahirkan. Tentu saja informasi ini salah dan tidak b enar. Masih banyak mitos lainnya, misalnya jenis kelamin anak pertama tergantung pada siapa yang jatuh cinta lebih dulu. Bila si ayah yang duluan jatuh cinta pa da ibu maka pasangan tersebut akan dikaruniai anak laki-laki. Mitos tersebut terdengar lucu, tapi itulah mitos-mitos yang berkembang tentang c ara mendapatkan anak dengan jenis kelamin yang kita inginkan. Sebenarnya yang pa ling menentukan dalam penentuan jenis kelamin anak adalah sperma dari pria. Sper ma pria mengandung kromosom X dan kromosom Y, sedangkan sel telur wanita hanya m engandung kromosom X. Jadi untuk mendapatkan anak laki-laki, diperlukan pasangan kromosom X dan Y, sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan dibutuhkan kromoso m X dan X. Sperma X berukuran lebih besar dan mempunyai daya hidup yang lebih lama (5-6 har i), namun bergerak lebih lambat. Sedangkan sperma Y berukuran lebih kecil, lebih cepat mati, namun bergerak lebih cepat. Jadi pada dasarnya, untuk mendapatkan a nak perempuan lakukan posisi hubungan seks yang dapat memperlambat sperma masuk ke rahim dan saluran telur sedangkan untuk mendapatkan anak laki-laki, hubungan seks diarahkan agar penis mencapai vagina secara penuh dimana posisi tersebut da pat mempercepat masuknya sperma ke dalam vagina, rahim, dan saluran telur sehing ga sperma Y akan melewati lingkungan asam di vagina dan dapat secara cepat menca pai sel telur. Perlu diketahui, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelahiran anak dengan jenis kelamin laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih tinggi, yait u mencapai 51%. Ada beberapa metode ilmiah yang bisa kita terapkan untuk mendapatkan jenis kelam in anak sesuai dengan yang kita inginkan. Teori Akihito Teori ini menegaskan pada kapan waktu berhubungan seksual. Hasil penelitian menu njukkan masing-masing kromosom memiliki karakter sendiri-sendiri. Sperma Y berbe ntuk bundar, ukurannya lebih kecil atau sekitar sepertiga kromosom X, bersinar t erang, jalannya lebih cepat, dan usianya lebih pendek serta kurang tahan dalam s uasana asam. Sedangkan sperma X ukurannya lebih besar, berjalan lamban, bentukny a lebih panjang, dan dapat bertahan hidup lebih lama serta lebih tahan suasana a sam. Dari data itu bisa disimpulkan jika ingin memperoleh anak laki-laki maka hu bungan intim harus dilakukan bertepatan atau segera setelah terjadi ovulasi (saa t keluarnya sel telur dari indung telur atau masa subur). Dengan begitu, sperma Y yang masuk ke dalam rahim dapat langsung membuahi sel telur. Sedangkan untuk m endapatkan anak perempuan, hubungan intim sebaiknya dilakukan sebelum ovulasi te rjadi. Misalnya, ovulasi diperkirakan terjadi pada tanggal 10. Oleh karena itu, hubungan intim sebaiknya dilakukan 3 hari sebelumnya, sehingga pada saat ovulasi terjadi tinggal sperma X yang masih hidup dan membuahi sel telur. Metode ini me mang tidak praktis karena pasangan harus tahu saat tepat berlangsungnya ovulasi. Padahal untuk mengetahui hal itu seorang wanita harus mengukur suhu tubuhnya se lama 3 bulan berturut-turut. Proses pengukurannya pun tidak boleh salah, yakni d engan meletakkan termometer khusus di mulut setiap pagi sebelum turun dari tempa t tidur. Hasil pengukuran itu dicatat dalam sebuah tabel. Bila suatu hari, suhu tubuh menunjukkan peningkatan, berarti saat itulah ovulasi sedang terjadi.

Sayangnya, bagi wanita yang siklus haidnya tidak teratur, hal ini tentu sulit di lakukan. Keakuratan metode ini juga rendah karena biar bagaimana pun kita tidak tahu apakah sperma X atau Y yang berhasil membuahi sel telur. Selain cara medis diatas, ada beberapa cara praktis yang diyakini dapat membuat pasangan memperole h anak dengan jenis kelamin yang diidam-idamkan. (MENDAPATKAN ANAK LAKI-LAKI) * Membilas Vagina dengan Air + Soda Larutan untuk membilas dibuat dari campuran 1 gelas air + 2 sendok makan garam s oda (natrium bikarbonat soda). Mengapa harus dibilas seperti itu? Seperti sudah disebutkan, kromosom X bersifat lebih tahan asam sedangan kromosom Y bersifat ku rang tahan asam serta jalannya lebih cepat. Nah, pembilasan vagina dengan laruta n garam soda (bersifat basa) bertujuan menurunkan kadar keasaman vagina, sehingg a sperma Y lebih terjamin hidupnya dan bisa melewati liang vagina menuju rahim u ntuk membuahi sel telur. * Istri Orgasme Lebih Dulu Biarkan istri mencapai orgasme lebih dahulu baru disusul suami. Cairan yang diha silkan saat wanita mengalami orgasme akan lebih mendukung pergerakan sperma Y un tuk lebih cepat sampai ke sel telur. Semakin cepat sampai akan semakin baik, kar ena usia sperma Y lebih pendek. * Posisi Knee-Chest Ada posisi yang diduga bisa membuat sperma Y meluncur cepat melalui liang vagina , rahim, dan sampai ke sel telur, yaitu posisi knee-chest. Posisi dimana suami b ersetubuh dengan istri dari belakang ini disebut juga doggie style. * Penetrasi Dalam Semakin dalam penetrasi, maka semakin dekat jarak yang ditempuh sperma menuju se l telur. Bila suami bisa menekan sedalam-dalamnya saat ejakulasi berlangsung, ha l ini bisa meningkatkan kemungkinan mendapat anak laki-laki. * Puasa Sementara

Untuk meningkatkan kuantitas volume spermanya, suami dianjurkan menabung sperman ya atau tidak melakukan ejakulasi sekitar 7-8 hari. Dengan jumlah sperma yang le bih banyak per mililiternya, kemungkinan mendapatkan anak laki-laki juga meningk at. Puasa seks juga bertujuan menghindari kemungkinan tertinggalnya sperma X dari hu bungan intim yang dilakukan beberapa hari sebelum masa ovulasi. Bila ada sperma X tertinggal dalam organ reproduksi wanita, begitu tiba masa ovulasi, ia dapat l angsung membuahi sel telur. Berarti anak perempuanlah yang akan didapat. Sedangk an jika dalam seminggu sebelumnya puasa seks dijalankan, maka sperma Y memiliki kesempatan yang besar untuk membuahi sel telur. (MEMPEROLEH ANAK PEREMPUAN) * Membasuh Vagina dengan Air + Cuka Untuk meningkatkan kadar keasaman vagina, ba suhlah daerah itu dengan 1 gelas air yang sudah dicampur 2 sendok makan asam cuk a. Lingkungan vagina bersuasana asam diharapkan dapat mematikan sperma Y sehingg a sperma X selamat sampai tujuan. Volume sperma X yang banyak dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan anak perempuan. * Hindari Orgasme Saat melakukan hubungan intim, usahakan agar ejakulasi terjadi sebelum istri men capai orgasme. Tanpa orgasme, sekresi alkalis (pengeluaran substansi yang membua

t daerah vagina bersifat basa) tidak terjadi dan ini akan membuat sperma Y mati sehingga menguntungkan sperma X yang punya daya tahan lebih baik. * Posisi Muka Bertemu Muka Hubungan intim dengan posisi saling berhadapan, istri di bawah dan suami di atas sebetulnya membuat sperma tidak bisa langsung menerobos ke mulut serviks (leher rahim). Dengan begitu waktu yang dibutuhkan sperma pun akan lebih lama dan hal ini lebih menguntungkan sperma X. * Penetrasi Pendek Penetrasi pendek dilakukan dengan cara mengangkat penis hingga ke ujung vagina s aat suami mengalami ejakulasi. Tindakan ini berarti memperpanjang jarak sperma k e sel telur yang diduga akan menambah persentase kesempatan sperma X mengingat d aya tahannya yang lebih kuat dari sperma Y. * Seks Teratur Dengan seks teratur, volume sperma yang keluar otomatis lebih sedikit karena tid ak ada sperma yang ditabung. Hal ini diyakini akan meningkatkan kemungkinan mend apatkan anak perempuan. Kenapa? Sebelum mencapai sel telur, sperma harus melalui perjalanan berat. Sebagian sel sperma akan mati di perjalanan, terutama sperma Y yang berumur pendek. Akhirnya semakin lama jumlahnya akan semakin sedikit. Nah , untuk mendapatkan volume sperma yang sedikit, hubungan intim sebaiknya dilakuk an setelah haid, setiap 2 hari sekali hingga 2-3 hari menjelang ovulasi. Dengan begitu, sperma X yang tahan lebih lama mungkin saja banyak yang masih tertinggal dan akan membuahi sel telur begitu ovulasi terjadi. Hal yang perlu diketahui ad alah semua metode hanya dapat meningkatkan persentase keberhasilan. Tidak ada ya ng bisa menjamin 100 % bahwa nanti yang keluar pasti bayi laki-laki atau bayi pe rempuan.Selamat mencoba!

Vous aimerez peut-être aussi