Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Brnsted
Asam Basa
= =
proton =
pH = - log [H+]
[H+] = kadar ion H+ dalam satuan mol/l ( 1 nmol = 10-9 mol/l )
contoh :
1. larutan dengan ion H+ = 100 nmol/l (100 x 10-9 mol/l ) pH = log (100 x 10-9 mol/l ) = ( log 100 + log 10-9 ) = (2 9) = 7 2. Larutan dengan ion H+ = 40 nmol/l ( 40 x 10-9 mol/l) pH = log (40x 10-9) = ( log 40 + log 10-9 ) = (1, 6 9 ) = 7,4
pH CAIRAN TUBUH
pH darah arteri : normal 7,35 7,45
pH terendah orang hidup = 6,80 pH tertinggi orang hidup = 7,80 pH darah vena : normal 7,32 7,38
pH cairan intraseluler :
bervariasi antara satu organ dengan organ lain. pada pH 7,4 (CES) , pH sel otot rata-rata 7, 06
PENGENDALIAN
PENYANGGA
1. PENYANGGA BIKARBONAT ( EKSTRASELULER ) 2. PENYANGGA FOSFAT ( INTRASELULER , URINE ) 3. PENYANGGA PROTEIN ( INTRASELULER , PLASMA) 4. PENYANGGA HEMOGLOBIN ( PLASMA ) HCO3H2CO3 HPO42H2PO3PROTEINPROTEIN HbHHb
PERNAFASAN
CO2
o2
HIPERVENTILASI
c.a
HCO38
PUSAT NAFAS
( medula oblongata )
hiperventilasi
pH darah
PUSAT NAFAS
( medula oblongata )
hipoventilasi
10
GINJAL
REABSORPSI HCO3 SEKRESI H+ (equimolar)
H+
H+
di TUBULUS GINJAL
11
HENDERSON - HASSELBALCH
[ A] pH = pK + log [ H A]
UNTUK BIKARBONAT
:
[ HCO3 ]
pH = 6,1 + log
[ H2CO3 ]
12
H2CO3 : kadarnya
[ HCO3- ]
pH = 6,1 + log 0,03 X pCO2
KOMPONEN RESPIRATORIK
Nilai pCO2
ditentukan oleh faktor respiratorik Hiperventilasi ------------- pCO2 Hipoventilasi ----------- pCO2
memasukkan
data normal
ke dalam rumus
Ratio pembilang ( HCO3- ) dan penyebut (pCO2) menentukan nilai
24 24 pH = 6,1 + log = 6,1 + log 0,03 X 40 1,2 = 6,1 + log 20 = 6,1 + 1,3 = 7,4
pH
15
KOMPENSASI
Proses mengatasi gangguan asam-basa primer oleh gangguan asam-basa sekunder, yang bertujuan membawa pH darah mendekati pH normal Kompensasi dilakukan oleh : penyangga, respirasi, dan ginjal Kompensasi tidak pernah membawa pH ke rentang normal
16
1. Gangguan fungsi pernafasan 2. Gangguan fungsi ginjal 3. Tambahan beban asam/basa dalam tubuh secara abnormal 4. Kehilangan asam/basa dari dalam tubuh secara abnormal
17
7,35
pCO2 HCO3-
18
1. klinik
Contoh : penderita muntah-muntah berat, diare, gagal ginjal, gagal jantung, COPD, keracunan alkohol,aspirin, sepsis, dsb.
2. laboratorium
-
analisis pH dan gas darah ( pH , pCO2 ,HCO3- ) pem. kadar elektrolit ( anion gap )
parameter lain : base excess total CO2 standard bicarbonate
pH
pCO2
pO2
SPE
ELEKTRODA
- DARAH ARTERI - ANAEROB - HEPARIN
suhu konstan
370 C
20
Base excess ( BE )
Base excess = Buffer base pasien Buffer base normal Buffer base = jumlah semua buffer ( bikarbonas, fosfat, protein, hemoglobin )
* jumlah asam atau basa yang ditambahkan kedalam 1 liter darah/cairan ekstraseluler , agar pH kembali ke 7,4 pada pCO2 40 mmHg , SO2 100% , suhu 370 C Nilai BE : + atau ( BE = -------- BD/base difisit ) Nilai rujukan : 2 sampai + 2 Standard Base Excess ----- BE CES menggunakan Hb 5 g/dl
Total CO2
Jumlah HCO3- + H2CO3 + CO2 yang larut + senyawa karbamino dalam plasma/serum dalam satuan mmol/l Nilai rujukan : 23 - 30 mmol/l Kadar bikarbonat plasma pada pCO2 40 mmHg , SO2 100% , suhu 370 C
Standard bicarbonate
Nilai rujukan : 22 28 mmol/l
Cara mendapatkan nilai HCO3CO2 total , Base excess dengan Nomogram Sigaard - Andersen
contoh : pH : 7,4 pCO2 : 40 mmHg HCO3: 24 mmol/l BE darah : 0 BE CES : 0 ( untuk semua kadar Hb )
Data normal
22
Cara mendapatkan nilai HCO3- , CO2 total , Base excess dengan Nomogram Sigaard - Andersen
contoh :
pH pCO2 : 7,12 : 30 mmHg
HCO3: 9,2 mmol BE darah : - 20 mmol/l (Hb 15g/dl) BE CES : -18,5 mmol/l (Hb 5g/dl)
23
ANION GAP
Kation (meq/l) Anion (meq/l) -------------------------------------------------------------------------------Na+ 140 Cl104 K+ 4 HCO324 Ca++ 5 Mg ++ 2 * HPO422 * SO421 * protein 15 * anion organik 5 ________________________________________________
jumlah
151
jumlah
151
* ion yang tidak diperiksa anion organik : laktat, salisilat, asetat, keton,
24
Anion gap digunakan di klinik untuk mengetahui peningkatan (atau penurunan) Ion-ion yang tidak diperiksa, seringkali digunakan untuk mengetahui penyebab asidosis metabolik
25
Delta Ratio = peningkatan AG / penurunan HCO3< 0,4 0,4-0,8 1-2 asidosis metabolik AG normal, hiperkloremik asidosis metabolik AG normal/tinggi asidosis metabolik pada gagal ginjal biasa pada asidosis metabolik dgn AG tinggi asidosis asam laktat rata2 1,6 DKA mendekati 1 (o.k. adanya ketonuria) HCO3- meningkat alkalosis metabolik atau kompensasi asidosis respiratorik
>2
interpretasi
pH pCO HCO3- STATUS ASAM-BASA : ---------> ASIDOSIS /ASIDEMIA ---------> ALKALOSIS RESPIRATORIK ( sekunder ) ----------> ASIDOSIS METABOLIK (primer)
interpretasi
pH pCO2 HCO3STATUS ASAM-BASA : ---------> ALKALOSIS /ALKALEMIA ---------> NORMAL
29
interpretasi
pH pCO HCO3STATUS ASAM-BASA : ---------> ALKALOSIS / ALKALEMIA ---------> ALKALOSIS RESPIRATORIK ( pimer ) ----------> ASIDOSIS METABOLIK ( sekunder )
interpretasi
pH pCO HCO3---------> ALKALOSIS / ALKALEMIA ---------> ALKALOSIS RESPIRATORIK ( primer ) ----------> NORMAL
STATUS ASAM-BASA :
interpretasi
pH pCO HCO3- ---------> NORMAL ---------> ALKALOSIS RESPIRATORIK ( primer ) ----------> ASIDOSIS METABOLIK ( primer )
STATUS ASAM-BASA :
interpretasi
pH pCO HCO3- ---------> ASIDOSIS /ASIDEMIA ---------> ASIDOSIS RESPIRATORIK ( primer ) ---------> ASIDOSIS METABOLIK ( primer )
STATUS ASAM-BASA :
interpretasi
pH pCO HCO3- ---------> ---------> ---------> ALKALOSIS / ALKALEMIA ALKALOSIS RESPIRATORIK ( primer ) ALKALOSIS METABOLIK ( primer )
STATUS ASAM-BASA :
keadaan klinik
Metabolik alkalosis
Muntah-muntah / gastric suction Contraction alkalosis Post hypercapnic alkalosis Hiperreninisme Hipokalemia Sirosis dengan asites Ekses kortikosteroid Massive blood transfusion
Asidosis respiratorik
Penyakit paru obstruktif Depresi pusat nafas ( obat2an, anestesi ) Pickwickian / sleep apnea syndrome Kyphoscoliosis End state restrictive polmonary disease
Alkalosis respiratorik
Ketegangan / nyeri Aspirin Panas badan Sepsis Hipoksemia Kehamilan Insufisiensi hepar Ventilator Diffuse interstitial fibrosis
gangguan primer dan respon kompensasi pada gangguan asam basa sederhana
Gangg. primer Asidosis metabolik pH < 7,35 HCO3 menurun primer p CO2 menurun kompensasi
kompensasi
p CO2 menurun 1,2 mm Hg setiap HCO3 menurun 1 mmol/l Atau : p CO2 = (1,5 x HCO3 )+8( 2) (formula Winter)
Alkalosis metabolik
> 7,45
meningkat primer
meningkat kompensasi
p CO2 meningkat 0,6-0,75 mm Hg setiap HCO3 meningkat 1 mmol/l ( tidak akan meningkat > 55 mmHg)
Akut: HCO3 meningkat 1-2 mmol/l setiap p CO2 meningkat 10 mmHg Kronis: HCO3 meningkat 3-4 mmol/l setiap p CO2 meningkat 10 mmHg
Asidosis respiratorik
< 7,35
Alkalosis respiratorik
> 7,45
Akut: HCO3 menurun 1-2 mmol/l setiap p CO2 menurun 10 mmHg Kronis: HCO3 menurun 4-5mmol/l setiap p CO menurun 10 mmHg
Contoh kasus 1 :
Pasien peminum alkohol, datang dengan muntah-muntah, tampak sakit
Hasil lab : pH = 7,40 pCO2 = 41 mmHg HCO3 = 22 mmol/l Na = 137 mmol/l K = 3,8 mmol/l Cl = 90 mmol/l Bagaimana gangguan asam-basa ?
Dari informasi klinik, memang pasien menderita asidosis metabolik karena ketosis alkoholik , kombinasi dengan alkalosis metabolik karena muntah-muntah
Contoh kasus 2 :
Wanita 55th datang di IRD dengan keluhan muntah-muntah berat, sebelumnya merasa sehat. Pemeriksaan fisis : postural hipotensi, takikardia, turgor kulit menurun. Data lab. : Na 140 K 3,4 Cl 77 Kreatinin 2,1 pH 7,23 pCO2 22 HCO3 9
2. Interpretasi asam-basa
pH= 7,23 Asidosis pCO2 dan HCO3 - menurun searah ( keduanya turun) mengesankan kalau bukan gangguan campuran. HCO3 - = 9 mmol/l (rendah) asidosis metabolik pCO2 = 22 mmHg (rendah) kompensasi respiratorik formula Winter : pCO2 = 1,5 x HCO3 -+82 = 1,5x9+82= 19,5 23,5 pCO2 22 mmHg -------- kompensasi pernafasan adekwat
3. Anion gap
Anion gap : Na ( Cl + HCO3) = 134 (77+9) = 48 lebih besar dari 16 meningkat jadi ada asidosis metabolik
4. Delta ratio :
delta AG AG 12 36 -------------- = ----------- = ------ = 2,6 delta HCO3 24 - 9 14
lebih besar dari 2 -------- alkalosis metabolik
Kesimpulan :
Gangguan asam basa campuran, antara asidosis metabolik dengan peningkatan anion gap karena peningkatan as. Laktat , disertai alkalosis metabolik karena muntah
Contoh kasus 3 :
Laki-laki 70 th dengan riwayat gagal jantung kongestif (CHF), datang di RS dengan sesak nafas dan pembengkakan tungkai. Lab.: pH 7,24 pCO2 60 mmHg pO2 52 mmHg HCO3 27 mmol/l Bagaimana gangguan asam- basa ?
1. Klinis : asidosis respiratorik akut karena oedema paru akut 2. Analisis asam-basa : pH rendah asidosis pCO2 dan HCO3 meningkat keduanya ( abnormal searah) Jadi tidak nampak adanya gangguan campuran, tapi masih harus dibuktikan.
Penurunan pH sesuai dengan peningkatan pCO2 , dan peningkatan HCO3 adalah kompensasi.
3. Untuk melihat apakah asidosis respiratorik, akut atau kronis? Pada proses akut , hitungan kompensasi HCO3 adalah: setiap pCO2 meningkat 10 mmHg, HCO3 meningkat 1 mmol/l, disini : peningkatan pCO2 = 60-40 =20 mmHg penigkatan HCO3 = 20/10 x 1mmol/l = 2 jadi peningkatan HCO3 seharusnya 24 + 2 = 26 hasil pemeriksaan HCO3 27 mmol/l ( ----- sesuai)
Contoh kasus 4 :
Wanita 50 th, penderita IDDM, dibawa ke IRD o.k tidak sadarkan diri ( semi comatouse ), dia telah sakit beberapa hari sebelumnya. Obat-obat yang telah diminum adalah digoxin dan HCT untuk gagal jantung kongestif yang diderita. Lab.: Na 132 mmol/l K 2,7 mmol/l Cl 79 mmol/l Glukosa 815 mg/dl pH 7,41 pCO2 32 mmHg HCO3 19 mmol/l pO2 82 mmHg
3. Anion Gap
AG = Na ( Cl + HCO3 ) = 132 ( 79+ 19 ) = 34
AG tinggi ---------- asidosis metabolik dengan AG tinggi mengapa pH normal ? Kemungkinan ada alkalosis? hitung Delta ratio delta AG AG 12 34 12 22 4. Delta ratio = --------------- = ---------------- = ------------ = ----- = 4,4 delta HCO3 24 HCO3 24 19 5 Delta ratio > 2 ------------- ada alkalosis metabolik sangat mungkin o.k. HCT, kemungkinan lain adalah kompensasi dari asidosis respiratorik kronis ( alasan kurang kuat)
Kesimpulan :
Gangguan asam-basa campuran: asidosis metabolik dengan peningkatan AG karena DKA (ketoasidosis diabetika) dan alkalosis metabolik karena Thiazide (HCT)
Contoh kasus 5 :
Laki-laki glandangan 60 th dibawa ke RS karena mual, muntah, dan sudah dua hari tidak makan.Tiga hari sebelum ini , pasien dilaporkan banyak minum alkohol
Labotatorium : Na 132 K 5,0 Cl 104 BUN 25 kreat. 1,3 glukosa 75 Albumin 1,0 pH 7,30 pCO2 29 HCO3 16 pO2 92
Bagaimana AG , gangguan asam basa ?
Analisis :
Klinis : bikarbonat dan pCO2 rendah mengesankan
asidosis metabolik. Pasien menderita hiponatremia, ada riwayat mual , muntah, dan asupan makanan yang rendah. Dari pemikiran ini maka asidosis metabolik dapat disertai AG yang normal akibat dari muntah , dan/atau asidosis asam laktat , keto asidosis akibat kehilangan cairan serta kurang makan .
Anion Gap : Na (Cl+ HCO3 ) = 132 ( 104+16) = 12 AG normal -------- > nampak bukan asidosis asam laktat, tetapi pasien menderita hipoalbuminemia ( Alb = 1 g/dl)
koreksi albumin :
hipoalbuminemia menyebabkan AG rendah palsu setiap kadar albumin turun 1 g/dl AG turun 2,5 ( formula ) Pada pasien ini : Alb 1 , turun 3 dari normal 4 g/dl jadi seharusnya AG 12 + 3 x 2,5 = 19,5 tinggi
Kesimpulannya :
Pasien menderita asidosis metabolik dengan AG tinggi akibat peningkatan asam laktat dan/atau ketoasidosis
Contoh kasus 6 :
Laki-laki 72 th dengan riwayat penyakit paru kongestif menahun ( COPD ), datang di RS karena ketoasidosis alkoholik Laboratorium : Na 136 K 5,1 Cl 85 BUN 28 Kre. 1,4 pH 7,20 pCO2 60 HCO3 25 pO2 75 ketonuria +2 Klinis : Tampak seperti asidosis respiratorik akut, karena pCO2 tinggi sedangkan HCO3 meningkat sedikit.
Karena ada riwayat ketoasidosis alkoholik, tentu AG meningkat Ini suatu asidosis metabolik dengan AG tinggi, yang seharusnya berakibat pada HCO3 yang sangat rendah, tetapi kenyataanya tidak. Hal ini mengesankan adanya alkalosis metabolik, atau HCO3 sebelumnya memang sudah tinggi sebelum terjadi asidosis metabolik. Pasien tidak muntah-muntah atau minum diuritika, jadi tidak ada alasan untuk mencurigai alkalosis metabolik karena ini . COPD biasanya memang disertai asidosis repiratorik kronis, yang pada pasien ini menyebabkan HCO3 nya sangat tinggi karena kompensasi ginjal.
Oleh karena itu HCO3 yang tinggi pada pasien ini diduga karena
HCO3 memang tinggi sebelum terjadinya ketoasidosis alkoholik; dan asidosis metabolik inilah yang akhirnya menyebabkan HCO3 turun sampai level normal.
AG = Na - ( Cl + HCO3 ) = 136 (85+25) = 26 AG yang tinggi meyakinkan adanya asidosis metabolik dengan AG tinggi.
Kalau AG sebelumnya 12, kemudian berubah menjadi 26, perubahannya 26-12 = 14 maka perubahan HCO3 juga harus 14, jadi HCO3 sebelumnya diperkirakan 25 + 14 = 39 mmol/l
Your Best Partner For Critical Care Testing The Most Advanced Analyzers Available
Stat Profile Critical Care Xpress: Mid to High Test-Menu Needs
pH pCO2 pO2 Hb Hct SO2% Na+ K+ Ca++ Mg++ ClGlucose BUN Creatinine Lactate
Confidential
B-229
Welcome
to nova biomedical
Terima kasih